PEMBINAAN PNS YANG MENDUDUKI
JABATAN FUNGSIONAL SESUAI
UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 2014
S
Oleh:
Kabid Mutasi & Status Kepegawaian Kantor Regional I BKN Yogyakarta
JABATAN
ASN
JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL JPT UTAMA JPT MUDA JPT PRATAMA JAB ADMINISTRATOR JAB PENGAWAS JAB PELAKSANA KEAHLIAN KATERAMPILAN Ahli Pertama Ahli Muda Ahli Madya Ahli Utama Pelaksana Terampil Mahir PenyeliaJABATAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
Definisi
Jabatan Fungsional adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
Pejabat
Fungsional
adalah
Pegawai ASN
yang menduduki
JF pada instansi pemerintah
11/11/2019
UU 5/2014: ASN PP 16/1994 Jo PP 40/2001 : JABFUNG PNS PP 21/2014 : BUP KEPRES 87/1999 Jo 97/2012 : RUMPUN JABFUNG PERPRES TUNJAB PERMENPAN & RB: JABFUNG & AK PERBERS PIMP INSTS PEMBINA &
KA.BKN : JUKLAK
PER PIMP INSTS PEMBINA : JUKNIS
PER PIMP INSTNS PEMBINA : PEDOMAN
PERATURAN PER-UU KEPEGAWAIAN
DASAR PERATURAN JABATAN FUNGSIONAL
Ps 139 UU ASN :
1 2 3 4 5
Regulasi /
Peraturan Per-UU
Peluang
Tantangan
Penerapan /
Implementasi
Kendala /
Permasalahan
Kesenjangan Regulasi & Penerapan
Pembinaan
Jabatan
Fungsional
Peluang,
Tantangan
&
Kendala
Dalam Pembinaan Karier Jabatan Fungsional
Peluang
KP Pindah Gol tanpa Ujian Dinas Tidak perlu KP PI
Kenaikan Pangkat/Jabatan ≥ pangkat atasan langsung Tambahan Jenjang Jabatan BUP lebih panjang
Kendala Internal
Sikap malas, tidak telaten invent keg Tidak tahu cara menyusun DUPAK Tidak tahu mekanisme ajukan DUPAK
Tidak update peraturan jabfung ybs
Tantangan
Tuntutan Profesionalitas Risiko Jabatan
Kendala Eksternal
Konsistensi & Komitmen:
1. Peran Instansi Pembina 2. Peran Instansi Pengguna
Profesionalitas Jabatan 1 2 3 4 Pengisian Formasi Kualifikasi Pendidikan Diklat Fungsional Diklat Penjenjangan Uji Kompetensi
Kesiapan Perangkat: TP/sertifikasi TP Komitmen
PELUANG JABFUNG
1
Tidak perlu ujian dinas untuk kenaikan pangkat yang
pindah golongan.
2
Tidak perlu ujian KP PI apabila memperoleh ijazah yang linier
dan relevan dengan tugas jabatannya.
3
Dimungkinkan kenaikan pangkat dan kenaikan
jabatannya lebih cepat dari pada jabatan yang lain.
4
Dapat melebihi pangkat atasan langsungnya.
5
Penambahan jenjang jabatan sampai dengan
jenjang tertinggi.
1
2
Tuntutan Profesionalitas
•peningkatan terhadap syarat kualifikasi pendidikan,
•penerapan konversi 65% angka kredit untuk alih kelompok jabatan,
•penerapan pengembangan profesi berkelanjutan,
•penerapan diklat fungsional •uji kompetensi
Risiko Jabatan
(sebagai konsekuensi tidak terpenuhinya standar kinerja yang ditentukan dalam jangka waktu tertentu berupa ketidaktercapaian angka kredit):
pembebasan sementara dari jabatan, dan pemberhentian dari jabatan
KESENJANGAN : REGULASI VS PENERAPAN
REGULASI PENERAPAN
Formasi Jabfung Pengangkatan tidak sesuai formasi / tidak dilakukan pengangkatan jabfung sesuai dg formasi
Diklat Fungsional / Diklat Penjenjangan
Instansi Pembina kurang memfasilitasi penyelenggaraan Diklat Fungsional / Penjenjangan
Peningkatan Kualifikasi Pendidikan
Ada kendala akses thd lembaga pendidikan yang terakreditasi minimal B
Tidak jelas lembaga penyelenggara pendidikan lanjut (PPL) Uji Kompetensi Instansi Pembina belum menyiapkan instrumen uji
kompetensi
Tidak jelas lembaga penyelenggara uji kompetensi Tim Penilai Kesiapan sertifikasi Tim Penilai
Belum ada Tim Penilai di wilayah terdekat Pembebasan sementara
dari jabatan (terkait ketidak-tercapaian AK)
Tidak dilakukan peringatan
Tidak dilakukan pembebasan sementara
PENYESUAIAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
1. Utama
2. Madya
3. Muda
4. Pertama
UU NO. 5 TAHUN
2014
1. Ahli Utama
2. Ahli Madya
3. Ahli Muda
4. Ahli Pertama
1. Penyelia
2. Pelaksana Lanjutan
3. Pelaksana
4. Pelaksana Pemula
1. Penyelia
2. Mahir
3. Terampil
4. Pemula
Keppres No. 87 Tahun 1999 jo.
Keppres No. 97 Tahun 2012
PENGEMBANGAN KARIER PEJABAT
FUNGSIONAL
1. Ahli Utama
2. Ahli Madya
3. Ahli Muda
4. Ahli Pertama
1. JPT Utama
2. JPT Madya
3. JPT Pratama
4. Administraor
5. Pengawas
1. Penyelia
2. Mahir
3. Terampil
4. Pemula
1. Administrator
2. Pengawas
JF LAINNYA
Kedudukan dan Tugas JF
Pejabat Fungsional berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF.
JF memiliki tugas memberikan
pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian
dan keterampilan tertentu.
11/11/2019
• Eselon I
• Eselon II
• Eselon III
• Eselon IV
• Eselon v
• Pelayanan fungsional berdasarkan keahlian tertentu yang dimiliki dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi secara berkesinambungan bagi JF keahlian; dan • Pelayanan fungsional
berdasarkan keterampilan
tertentu yang dimiliki dalam rangka peningkatan kinerja organisasi secara berkesinambungan bagi JF keterampilan.
Setiap
pejabat
fungsional
harus
menjamin
akuntabilitas
Jabatan
ORIENTASI
OUTPUT
14
1.
menetapkan standar kompetensi jabatan
2.menyusun kurikulum diklat
3.
menyelenggarakan diklat
4.mensosialisasikan jabatan
5.menyusun pedoman formasi
6.membangun pusat informasi
7.
menfasilitasi pelaksanaan jabatan
8.
menfasilitasi pembentukan organisasi profesi
9.menfasilitasi penyusunan kode etik
10.
monitoring dan evaluasi
15
1.
Menyusun formasi jabatan fungsional
2.
Melaksanakan pengangkatan,
pemindahan, pembebasan sementara,
pemberhentian dari dan dalam jabatan
fungsional
3.
Penyelenggaraan pembinaan karier
Pejabat Fungsional
4.
Memfasilitasi pelaksanaan tugas Pejabat
Fungsional
5.
Berkoordinasi dengan instansi Pembina
1
2
Internal
pada diri pejabat fungsional dalam mengelola akuntabilitas kinerjanya berupa : sikap malas, tidak telaten dalam menginventarisasi kegiatan yang dilakukan; ketidaktahuan bagaimana cara menyusun DUPAK; ketidaktahuan terhadap mekanisme dan prosedur pengajuan DUPAK; kurang berminat dalam mempelajari peraturan mengenai jabatan fungsional yang bersangkutan
Eksternal
komitmen dan konsistensi instansi pembina dan instansi pengguna jabatan fungsional dalam menjalankan perannya, sehingga memunculkan kendala pembinaan jabatan fungsional sbb: a. Kendala dalam pengangkatan jabatan dan kepangkatan adalah terkait dengan
persyaratan kualifikasi pendidikan, ketidakjelasan penyelenggaraan diklat fungsional/uji kompetensi, ketiadaan tim penilai angka kredit di wilayah terdekat.
b. Kendala dalam rangka memenuhi kualifikasi pendidikan adalah terkait dengan kesulitan akses pendidikan yang terakreditasi minimal B, dan ketidakjelasan penyelenggaraan pendidikan lanjut.
KOMPETENSI
& PERSYARATAN
JABATAN
FUNGSIONAL
pengetahuan di bidang
menggunakan metodologi
mengembangkan teknik dan
tertentu
vokasional/kejuruan
vokasional/ kejuruan
dan teknik vokasional/
1. Teknisi profesional dan/atau penunjang profesional dengan pendidikan minimal SLTA dan setinggi-tingginya Diploma III (D-3);
2. Memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan teknis operasional; 3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan
peraturan perundangan.
Jabatan
Fungsional
Keterampilan
1. memiliki pengetahuan 2. mampu melaksanakan kegiatan teknis3. mampu menerapkan prosedur
kejuruan tertentu
1. Profesional dengan pendidikan minimal Sarjana (strata –1) atau D.IV;
2. Memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, pengkajian dan
pengembangan, peningkatan dan penerapan konsep dan teori serta metoda operasional dan penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan fungsional yang bersangkutan;
3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan peraturan perundangan.
Jabatan
Fungsional
Keahlian
1. memiliki kemampuan tertentu 2. memiliki kemampuan3. memiliki kemampuan berfikir analitis dan konseptual
4. Memiliki kemampuan untuk
metoda dalam bidang tugas didasarkan pada keilmuan
• Penetapan JF dilakukan
oleh Menteri berdasarkan
usulan dari pimpinan
Instansi Pemerintah
dengan mengacu pada
klasifikasi dan kriteria JF.
• Dalam hal diperlukan,
Menteri dapat
menetapkan JF tanpa
usulan dari pimpinan
Instansi Pemerintah.
Peraturan
Menteri
PANRB
58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat administrasi, pejabat fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahli pertama, dan pejabat fungsional keterampilan
60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya
65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS
yang memangku pejabat fungsional
ahli utama
Batas Usia Pensiun bagi PNS yang menduduki JF yang ditentukan dalam Undang-Undang, berlaku ketentuan sesuai dengan Batas Usia Pensiun yang ditetapkan dalam Undang-Undang yang bersangkutan
BATAS USIA PENSIUN
• 56
• 58
• 60
• 65
PENGANGKATAN DALAM
JABATAN
INPANSSING/PENYESUAIANPENGANGKATAN
PERTAMA
PENGANGKATAN
PERPINDAHAN DARI
JABATAN LAIN
PROMOSI
11/11/2019 20 PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN INPANSSING/PENYESUAIANPENGANGKATAN
PERTAMA
PENGANGKATAN
PERPINDAHAN DARI
JABATAN LAIN
PENYESUAIAN/INPASSING PERTAMA DARI CPNS PERPINDAHAN DR JAB LAIN
1. berstatus PNS;
2. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
3. sehat jasmani dan rohani; 4. berijazah paling rendah
sarjana atau diploma IV; 5. memiliki pengalaman dalam
pelaksanaan tugas di bidang JF yang akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun; 6. nilai prestasi kerja paling
sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan 7. syarat lainnya yang
ditetapkan oleh Menteri.
• Pengangkatan dalam JF keahlian dapat dilakukan apabila PNS yang bersangkutan pada saat penetapan JF memiliki pengalaman dan masih menjalankan tugas di bidang JF yang akan diduduki berdasarkan keputusan PyB.
• Penyesuaian dilaksanakan 1 (satu) kali untuk paling lama 2 (dua) tahun sejak penetapan JF dengan mempertimbangkan kebutuhan Jabatan.
1. berstatus PNS;
2. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
3. sehat jasmani dan rohani; 4. berijazah paling rendah
sarjana atau diploma IV sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
5. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina;
6. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
7. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
1. berstatus PNS;
2. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
3. sehat jasmani dan rohani;
4. berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
5. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai dengan standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina; 6. memiliki pengalaman dalam
pelaksanaan tugas di bidang JF yang akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun;
7. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
8. berusia paling tinggi: 53 (lima puluh tiga) tahun untuk JF ahli pertama dan JF ahli muda; 55 (lima puluh lima) tahun untuk JF ahli madya; dan 60 (enam puluh) tahun untuk JF ahli utama bagi PNS yang telah menduduki JPT; dan
9. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
PENYESUAIAN/INPASSING PERTAMA DARI CPNS PERPINDAHAN DR JAB LAIN
1. berstatus PNS;
2. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
3. sehat jasmani dan rohani;
4. berijazah paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau setara;
5. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JF yang akan diduduki paling singkat 2 (dua) tahun;
6. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
7. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
• Pengangkatan dalam JF keahlian dapat dilakukan apabila PNS yang bersangkutan pada saat penetapan JF memiliki pengalaman dan masih menjalankan tugas di bidang JF yang akan diduduki berdasarkan keputusan PyB.
• Penyesuaian dilaksanakan 1 (satu) kali untuk paling lama 2 (dua) tahun sejak penetapan JF dengan mempertimbangkan kebutuhan Jabatan.
1. berstatus PNS;
2. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
3. sehat jasmani dan rohani; 4. berijazah paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau setara sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
5. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina;
6. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; 7. syarat lainnya yang
ditetapkan oleh Menteri.
1. berstatus PNS;
2. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
3. sehat jasmani dan rohani;
4. berijazah paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau setara sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan; 5. mengikuti dan lulus uji
Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina;
6. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JF yang akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun;
7. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
8. usia paling tinggi 53 (lima puluh tiga) tahun; dan
9. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
JABATAN FUNGSIONAL INSTANSI PEMBINA INSTANSI PENGGUNA PLUS/MINUS JABFUNG
KEGIATAN Butir Keg:
- U. Utama - Pendidikan - Tugas Pokok - T. Jenjang - T. Limpah - Pengmb Profesi - U. Penunjang JENJANG JABFUNG T/A PENILAIAN KINERJA JABFUNG PAK SKP URAIAN KEGIATAN:
- Target & Realisasi - Aspek KKWB 3 bln sblm periode KP 1 tahun PENGANGKATAN DLM JAB Pertama/Perpindahan/Impasing PEMBEBASAN SEMENTARA PEMBERHENTIAN PENGANGKATAN KEMBALI KP/KJ PERINGATAN
UNSUR UTAMA
• Pendidikan (pend sek/ diklat fung/ diklat prajab)
• Tugas Pokok (tugas jenjang & tugas limpah)
• Pengembangan Profesi (KTKI/ penelitian/ penerjemahan/ buku
pedoman ketlak/nis/ pengemb teknologi tepat guna)
TUGAS JABATAN FUNGSIONAL
UNSUR PENUNJANG
1. Mengajar/Melatih
2. Keikutsertaan seminar/loka karya
3. Keanggotaan Organisasi Profesi
4. Keanggotaan Tim Penilai
5. Penghargaan / Tanda Jasa
6. Gelar kesarjanaan lainnya
7. Keanggotaan Komite
8. Pembimbingan di kelas/lahan praktik
PROSES DUPAK PAK
DUPAK
KENAIKAN JABATAN KENAIKAN PANGKAT INVENTARISASI KEGIATAN APLIKASI FORMAT DUPAK BUKTI FISIK PENDUKUNG ADM SPMK UNSUR UTAMA UNSUR PENUNJANG JUKNIS SATUAN HASIL SPMK PENDIDIKAN SPMK TUGAS POKOK SPMK PENGEMBANGAN PROFESI SPMK PENUNJANG SPMK TUGAS LIMPAH SK KP TERAKHIR SK JABATAN SURAT PENUGASAN PENGANGKATAN PERTAMA/ ALIH JABATAN DLLPAK
Tugas Jenjang Jab. Tugas Limpah
PENGELOLAAN ANGKA KREDIT
• Komposisi AK Unsur Utama – Unsur Penunjang
• AK Pendidikan/Ijazah
• AK Tugas Limpah
• AK Konversi 65% - Alih Terampil – Ahli
• AK Pengembangan Profesi (Berkelanjutan)
28 11/11/2019
KOMPOSISI AK UNSUR & SUB UNSUR KEGIATAN
(Lampiran I Permenpan dan RB JFT bersangkutan)
NO UNSUR SUBUNSUR
I Pendidikan A. Pend. Sekolah dan mendapat ijazah/gelar
B. Diklat fungsional calon JFT dan memperoleh STTPP
atau sertifikat
C. Diklat fungsional dan memperoleh STTPP
II Tugas Pokok A. ... B. ... C. ... D. ... E. ... III Pengemb. Profesi A. Menyusun KTI
B. Menerjemahkan buku bidang tugas JFT C. Membuat karya inovatif
IV Penunjang Tugas JFT
A. Peran serta dlm seminar/lokakarya bidang tugas JFT B. Menjadi anggota organisasi profesi
C. Menjadi anggota Tim Penilai Angka Kredit
D.Perolehan gelar/ijazah diluar bid yg diampunya E. Perolehan penghargaan/tanda jasa
F. Melaksanakan kegiatan yg mendukung tugas JFT
≥80% ≥90%
≤20% ≤10%
PEMENPAN No. 60 / 2005.
ANGKA KREDIT PENDIDIKAN UNTUK TKT TRAMPIL :
SLTA/D I
: 25 Menjadi 25 AK
DIPLOMA II
: 50 Menjadi 40 AK
DIPLOMA III/SARMUD : 50 Menjadi 60 AK
ANGKA KREDIT PENDIDIKAN UNTUK TKT AHLI :
SARJANA (S-1) /D-IV
: 75 Menjadi 100 AK
DOKTER/APOTEKER/
: 100 Menjadi 150 AK
MAGISTER (S-2)
• Apabila ijazah tersebut tidak relevan dengan
tugas pokok dalam jabatan fungsionalnya, maka :
- Ijazah S-1/D-IV dinilai .…….. 5 AK
- Ijazah S-2/sederajat dinilai … 10 AK
- Ijazah S-3/Doktor dinilai …… 15 AK
melakukan tugas satu tingkat
diatas jenjang jabatan dinilai
80 %
dari besaran AK untuk kegiatan
ybs
MADYA
MUDA
PERTAMA
melakukan tugas satu tingkat
dibawah jenjang jabatan dinilai
100 %
dari AK untuk kegiatan ybs
Harus ada surat penugasan dari pimpinan unit kerja
PENUGASAN
Apabila suatu unit kerja tidak terdapat Pejabat Fungsional yang
sesuai
dengan
jenjang
jabatannya
untuk
melaksanakan
kegiatan/tugas pokoknya, maka pejabat fungsional yang berada
pada satu tingkat di atas atau di bawah jenjang jabatannya dapat
melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan tertulis dari
pimpinan unit kerja ybs
Apabila suatu unit kerja dalam situasi kegawatdaruratan tidak
terdapat pejabat fungsional yang sesuai dengan jabatannya untuk
melaksanakan kegiatan/tugas pokok maka pejabat fungsional dapat
melakukan pekerjaan dua tingkat di atas atau di bawah jenjang
jabatannya .
33
TUGAS POKOK
PENDIDIKAN
DAN LATIHAN
PENGEMBANGAN
PROFESI
X 65%
+
ANGKA KREDIT
PENDIDIKAN FORMAL
331. berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
2. Telah lulus diklat fungsional ahli kelompok dr jabfung terampil ke jabfung ahli ;
3. Memenuhi jmlh angka kredit kumulatif yg ditentukan
4. Tersedia formasi untuk jabfung ahli
PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH AK 65% I. UNSUR UTAMA
25 75 100 100 A A. PENDIDIKAN
1. Pendidikan & Memperoleh ijazah 2. Diklat Fungsional Bid ... & Memperoleh STTPP
3 3 6 65%x6
3. Diklat Prajabatan & memperoleh STTPP
1,5 - 1,5 65%x1,5
B TUGAS POKOK 150 15 165 65%x165
C PENGEMBANGAN PROFESI 6 4 10 65%x10
II. UNSUR PENUNJANG
Kegiatan Penunjang Tugas POPT
10 5 15 0
(nihil) JUMLAH
AK Konversi 65%
P/GR
III/b
III/c
III/d
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
GURU 3 3/4 3/6 4/8 4/12 4/12 5/14 5/20 PENGAWAS SEKOLAH - - 6 8 10 12 14 16 PENILIK - 4 6 8 10 12 14 25 PAMONG BELAJAR 2 4 6 8 10 12 - - PRANATA LAB PENDIDIKAN - 2 T=2 4 6 10 12 - - PUSTAKAWAN - 2 4 6 8 10 12 14 WIDYAISWARA - 6 8 10 12 14 16 18 PAMONG BUDAYA - - - - 12 12 - - ... ... ...P/GR
III/b
III/c
III/d
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
DOKTER / DR GIGI - - - - 12 12 12 12 APOPTEKER - - - - 12 12 12 12 ASS. APOTEKER - - - - - - - - PERAWAT - 2 4 6 8 10 20 25 BIDAN - - - - 12 12 - - PRANATA LAB KES - - - - 12 12 - - NUTRISIONIS - - - - 12 12 - - RADIOGRAFER - 2 4 6 8 10 - - TEKNIK ELEKTROMEDIS - 2 4 6 8 - - - PEREKAM MEDIS - 2 4 6 8 10 - - FISIKAWAN MEDIS - - - - 12 12 - - PENGAWAS RADIASI - 2 4 6 8 10 12 14 SANITARIAN - - - - 12 12 - -P/GR
III/b
III/c
III/d
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
ANALIS KEPEGAWAIAN - - - - 12 12 - - ASESSOR SDM - 2 4 6 8 10 12 14 AUDIWAN - 2 4 6 8 10 - - STATISTISI - 2 4 6 8 10 12 14 PRANATA HUMAS - 2 4 6 8 12 - - MEDIK VETERINER - - 4 6 8 10 12 14 ARSIPARIS - - - - 12 12 16 18 PERENCANA - - - 12 12 12 12 12 PENYULUH KB - - - - 12 12 - - PENYULUH PERIKANAN - - - - 12 12 12 12 PENYULUH PERINDAG - - - - 12 12 - - PENGAWAS PENY PEM - - - - 12 12 - -Jumlah
Penulis
Pembagian angka kredit
Penulis utama Penulis
pembantu I Penulis pembantu II Penulis pembantu III
2 orang
60%
40%
-
-
3 orang
50%
25%
25%
-
4 orang
40%
20%
20%
20%
Angka kredit untuk KT/KI yang dilakukan secara bersama
VERSI-1
Jumlah
Penulis
Pembagian angka kredit
Penulis utama Penulis
pembantu I Penulis pembantu II Penulis pembantu III
2 orang
60%
40%
-
-
3 orang
60%
40%
-
4 orang
60%
40%
AK untuk KT/KI yang dilakukan secara bersama
Versi 2 :
AK SEBELUM PANGKAT/JABATAN PUNCAK
CAPAIAN AK UNTUK NAIK PANGKAT/JABATAN > 5 TH
PERINGATAN
PEMBEBASAN SEMENTARA DARI JABATAN
PENGANGKATAN KEMBALI
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
Madya gol ruang IV/c setiap tahun diwajibkan
mengumpulkan angka kredit
20
dari
Tugas Pokok
dan
Pengembangan profesi
Utama gol ruang IV/e setiap tahun diwajibkan
mengumpulkan angka kredit
25
dari
Tugas
Pokok
dan
Pengembangan profesi
Penyelia gol ruang III/d setiap tahun diwajibkan
mengumpulkan angka kredit
10
dari
Tugas Pokok
AK PEJABAT FUNGSIONAL YG TELAH MENDUDUKI
JABATAN DAN PANGKAT PUNCAK
TIM
PENILAI
KOTA
KAB/
PUSAT
UNIT
KERJA
INSTANSI
KAB/KOTA
PROV
AK dari unsur :
- Pelayanan/Pekerjaan
- Pengembangan Profesi
- Pengabdian Masyarakat
- Penunjang
yang diperoleh pada masa penilaian, tetapi belum diusulkan,
sudah tidak dapat diperhitungkan kembali
pada masa
penilaian berikutnya
PENILAIAN AK
YG SUDAH DITETAPKAN SK PAK
Kecuali
: utk penilaian AK dari unsur
Pendidikan & Pelatihan &
sejenisnya
yg memerlukan waktu utk penerbitan ijazah atau
sertifikat
1. Dapat dipergunakan untuk kenaikan jabatan/
pangkat setingkat lebih tinggi
2. Jumlah angka kredit yg telah memenuhi syarat untuk
kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi, yang
bersangkutan dapat diangkat dlm jabatan sesuai dengan
jumlah angka kredit yg dimiliki
2. Pejabat fungsional yg telah mencapai AK untuk kenaikan
jab/pangkat setingkat lebih tinggi pd th pertama dlm
masa jab/pangkat yg didudukinya, pd tahun berikutnya
diwajibkan mengumpulkan AK paling rendah 20 % dr jml
AK yg dipersyaratkan untuk kenaikan jab/pangkat
o
PNS yang menduduki jabatan fungsional dapat dinaikkan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi apabila telah
mencapai angka kredit kumulatif yang ditentukan
dan syarat lain yang ditentukan
o
Kenaikan pangkat dlm jenjang jab yang lebih tinggi
dapat dipertimbangkan apabila kenaikan
jabatannya
telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
46
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN
PROFESIONALISME PEJABAT FUNGSIONAL YANG AKAN
NAIK JENJANG JABATAN LEBIH TINGGI,
HARUS MENGIKUTI DAN LULUS
UJI KOMPETENSI
DIKLAT PENJENJANGAN DAN
UJI KOMPETENSI
1. Tidak Dapat Mengumpulkan Angka Kredit
2. Diberhentikan Sementara Sebagai PNS
3. Ditugaskan Secara Penuh Diluar Jabatan
4. Cuti Diluar Tanggungan Negara
5. Tugas Belajar Lebih Dari Enam Bulan
1. TDK DAPAT MEMENUHI AK YG DISYARATKAN UNTUK NAIK
PANGKAT/JABATAN
2. DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI PNS
3. DITUGASKAN SECARA PENUH DILUAR JABFUNG
4. MENJALANI CUTI DILUAR TANGGUNGAN NEGARA
5. MENJALANI TUGAS BELAJAR LEBIH DARI 6 BLN
Harus dibuat Surat Keputusan
Pembebasan Sementara
1. Telah mengumpulkan angka kredit ditetapkan
2. Berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah
3. Setelah yg bersangkutan dinyatakan selesai melaksanakan tugasnya
4. Telah selesai menjalani CLTN dan diaktifkan kembali sbg PNS
5. Telah selesai menjalani tugas belajarnya
a. Jenjang Jabatan yang terakhir. b. jumlah AK yang terakhir
1. Tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang
ditentukan.
2. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat kecuali
hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 3 thn atau pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat lebih rendah
• Tidak terpenuhi AK Kumulatif
• Tidak terpenuhi AK Pengembangan Profesi / PKB
• Penilaian AK tidak mengacu pada ketentuan
• AK Penunjang > 20%
• AK tidak dikonversi 65% bagi yang alih kelompok Terampil ke Ahli (bagi JF
yang menerapkan)
• Penilaian AK tidak dibreakdown per sub unsur keg (AK glondongan)
• PAK ditetapkan oleh Pejabat yang tidak berwenang sesuai jenjang
• PAK ditetapkan lewat bulan Januari / Juli
• PAK terakhir yang dilampirkan tidak asli (hanya FC)
• PAK tidak ditandatangani & stempel basah
PERMASALAHAN PAK
1.
Permasalahan Teknis PAK :
a. Angka Kredit (AK) dalam SK Jabatan tidak sama dengan AK dalam PAK.
b. Penuangan AK ke PAK berikutnya tidak sinkron/tidak konsisten (meskipun
jumlahnya sama tetapi masing-masing sub unsur AK-nya berbeda).
c. Jumlah AK antara PAK satu dengan PAK lainnya tidak matching.
d. Masa Penilaian PAK tidak runtut secara kronologis.
e. Masa Penilaian PAK tidak ditulis jelas intervalnya (dari kapan sampai kapan).
f. Ralat/Perbaikan PAK tidak menggunakan prosedur mekanisme ralat sehingga
memunculkan duplikasi PAK.
g. Total jumlah AK tidak di-breakdown sesuai dengan sub unsur / Pemindahan
nilai pada kolom jumlah PAK lama ke kolom lama pada PAK berikutnya tidak dituangkan sesuai nilai masing-masing sub unsur (diakumulasikan menjadi satu) sehingga tidak bisa terbaca nilai dari masing-masing sub unsur. (Efeknya akan menyulitkan ketika akan peralihan/peningkatan jenjang jabatan dari Trampil ke Ahli terutama untuk jabatan tertentu seperti Bidan, Penyuluh Pertanian, dan sebagainya).