PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KEDELAI (Glicine max L. Merr)
VARIETAS ANJASMORO PADA TEPUNG CAMPURAN BONGGOL PISANG
BATU (Musa brachycarph) DAN UBI JALAR (Ipomea batatas L.) TERHADAP
BEBERAPA KARAKTERISTIK BISKUIT
Komisi Pembimbing :
Ir. Debby M. Sumanti, M.S.
Ir. Tati Sukarti, M.S.
Komisi Penelaah :
Herlina Marta, STP., M.Si.
Sidang Komprehenshif
Oleh :
Novieka Distiasari
240210070004
Biscuit
Hard
Biscuit
Cracker
Cookies
Wafer
Tenderizing
material
Bahan
Pengembang
Binding
material
Tepung Terigu
Impor
Gandum
Data tahun 2007 : 4.392.166 ton
Data tahun 2009 : 4.649.128 ton
Biskuit Tepung Campuran
Tepung
Bonggol
Pisang
Tepung
Kedelai
Tepung
Ubi
Jalar
Rendah
Protein
Sesuai
dengan
SNI
No Kriteria Uji Persyaratan 1. Keadaan : a. Bau b. Rasa c. Warna d. Tekstur Normal Normal Normal Normal 2. Air (%b/b) Maksimum 5 3. Protein (%b/b) Minimum 9 4. Abu (%b/b) Maksimum 1,5 5. Lemak (%b/b) Minimum 9,5* 6. Karbohidrat (%b/b) Minimum 70* 7. Nilai Kalori (kal) Minimum 400* 5. Bahan Tambahan Makanan
a. Pewarna
b. Pemanis buatan
Yang diizinkan Tidak boleh ada 6. Cemaran logam : a. Tembaga (mg/kg) b. Timbal (mg/kg) c. Seng (mg/kg) d. Mercury (mg/kg) Maksimum 1.0 Maksimum 4.0 Maksimum 0.05 Maksimum 0.5 7. Arsen (mg/kg) Maksimum 0.5 8. Cemaran Mikroba :
a. Angka lempeng total (koloni/g)
b. Coliform (APM/g) c. E. coli d. Kapang (koloni/g) Maksimum 1 x 106 Maksimum 20 Kurang dari 3 Maksimum 10
Syarat Mutu
Biskuit
Menurut SNI
No.
01-2973-1992
Berapakah jumlah tepung kedelai yang
ditambahkan pada adonan tepung campuran
bonggol pisang batu dan ubi jalar sehingga
dihasilkan biskuit yang memiliki beberapa
karakteristik baik ?
Maksud dan
Tujuan Penelitian
Maksud Penelitian :
Mengetahui pengaruh penambahan tepung
kedelai pada tepung campuran bonggol
pisang batu dan ubi jalar terhadap
beberapa karakteristik biskuit yang
Maksud dan
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian :
Menetapkan jumlah tepung kedelai yang
ditambahkan pada tepung campuran bonggol
pisang batu dan ubi jalar terhadap biskuit
sehingga dihasilkan biskuit yang memiliki
karakteristik baik.
1. Tambahan informasi kepada masyarakat
dan industri pengolahan pangan.
2. Meningkatkan nilai gizi dari biskuit
bonggol pisang
Kegunaan Hasil
Penelitian
KERANGKA PIKIRAN
• Pemanfaatan sumber daya alam lokal
• Imbangan tepung campuran bonggol pisang dan ubi jalar sebanyak 55 : 45
Biskuit dengan
kadar protein
3,82%
• Meningkatkan nilai gizi pada biskuit
• Meningkatkan nilai guna kacang kedelai lokal
Tepung
Kedelai
• Penambahan tepung
kedelai pada tepung
campuran bonggol
pisang dan ubi jalar
HIPOTESIS
” Penambahan tepung kedelai sebanyak 12,5%,
15%, 17,5%, dan 20% akan menghasilkan
biskuit tepung campuran bonggol pisang batu
dan ubi jalar dengan kadar protein yang tinggi
Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan pendahuluan :
bulan April 2011 – bulan Oktober 2011
Percobaan utama :
Waktu dan Tempat Percobaan
Tempat :
Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
Unit Pengembangan Sumber Daya Alam Hayati, Fakultas
Pertanian,
Pilot Plan
,
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan,
Laboratorium Kimia Pangan,
Laboratorium Gizi dan Penilaian Indera,
Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Jurusan Teknologi Industri
Pangan,
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Padjadjaran.
Bahan dan Alat Percobaan
 Air,
 Natrium metabisulfit
,
Minyak goreng,
 Kacang kedelai lokal
varietas Anjasmoro,
 Bonggol pisang batu segar,
 Ubi jalar varietas Ase,
 Telur ayam ras sedang,
 Garam,
 Gula tepung,
 Minyak nabati,
 Susu full cream,
 Baking powder,
 Baking soda,
Bahan pembuatan tepung &
biskuit :
 aquades,
pelarut heksana,
HCl 0,01 N,
metil merah 0,2%,
methylen blue 0,2%,
H
3BO
3,
H
2SO
4,
NaOH 30%,
 K
2SO
410%,
AgNO
30.1 N,
 NaCl fisiologis 0,85 %,
alkohol 70%,
media Plate Count Agar.
Bahan dan Alat Percobaan
 sendok,
tusuk gigi,
cetakan biskuit,
 kuas,
pisau,
spatula,
stopwatch,
saringan,
penggaris,
mangkuk,
 baskom,
palstik PP 0,6
mm,
lap katun,
 talenan,
rolling pin,
neraca analitik,
panci,
kompor,
mixer Maspion tipe MT
1150,
oven listrik Kirin tipe
KBO-190RA.
hammer mill tipe FFC-23,
oven blower,
oven cabinet dryer merk YC
SCI & Tech tipe YCLH1012
loyang (24
cm x 15 cm x
0,5 cm),
loyang (28
cm x 23 cm x 2
cm),
toples kedap
udara,
sealer,
grinder,
ember,
ayakan
(sieve) Tyler
(80 mesh, 100
mesh, dan 120
mesh),
Bahan dan Alat Percobaan
kertas lakmus,
kertas saring,
kassa,
kapas,
 tisu,
pipet tetes,
spatula,
cawan petri,
tabung reaksi,
pipet ukur,
pipet volume,
cawan porselin,
 cawan alumunium,
batu didih,
beaker glass 100 ml,
Alat analisis :
labu erlenmeyer,
buret,
gelas piala,
kamera digital,
desikator,
tanur,
neraca analitik,
labu kjedahl,
 alat destilasi protein,
alat ekstraksi soxhlet,
pendingin balik,
penangas air,
colony counter,
kotak CIELAB
inkubator,
oven.
krustang,
bunsen,
mortar,
gelas ukur,
labu ukur,
Percobaan Pendahuluan
• Pembuatan tepung kedelai
(Modifikasi Koswara, 1995).
1
• Pembuatan tepung bonggol
pisang batu (Ardiyanto, 2008)
2
• Pembuatan tepung ubi jalar
(Modifikasi Hanafi, 1999)
3
• Penambahan tepung kedelai terhadap
tepung campuran bonggol pisang dan ubi
jalar 55 : 45 terhadap biskuit sebanyak 5%,
10%, 15%, dan 20%
4
Hasil Percobaan Pendahuluan
Kriteria
Perlakuan
592
(5% tepung
kedelai)
620
(10% tepung
kedelai)
808
(15% tepung
kedelai)
817
(20% tepung
kedelai)
Analisis Pangan :
Kadar Air
2,13 %
2,26 %
2,39 %
3,02 %
Kadar Abu
2,94 %
3,17 %
3,33 %
3,64 %
Kadar Protein
8,23 %
8,74 %
9,06 %
9,44 %
Kadar Lemak
28,07 %
28,58 %
28,82 %
29,13 %
Kadar
Karbohidrat
58,63%
57,25%
56,4%
54,77%
Organoleptik (Berdasarkan Skor Rata-rata):
Warna
2,04
1,94
2,06
1,97
Aroma
1,97
1,99
1,89
1,95
Rasa
2,11
2,17
1,94
2,01
Kerenyahan
1,92
2,08
1,86
1,95
Penampakan
Keseluruhan
2,08
2,08
1,98
1,98
Jumlah
5
6
4
3
Metode Penelitian
Rancangan
Acak
Kelompok
(RAK)
4 Perlakuan
6 Ulangan
D: 20% tepung kedelai (b/b) dari jumlah tepung
C: 17,5% tepung kedelai (b/b) dari jumlah tepung
B: 15% tepung kedelai (b/b) dari jumlah tepung
A: 12,5% tepung kedelai (b/b) dari jumlah tepung
Diagram Proses Pembuatan Biskuit
Tepung Campuran Bonggol Pisang,
Ubi Jalar, dan Kedelai
(Modifikasi Jasmin, 2010)
70 g gula tepung 70 g minyak nabati 0,8 g garam Pencampuran (pengadukan dengan mixer kecepatan medium (posisi 3)) t =4 menit
30 g kuning telur, 40 g susu full cream,
17 g putih telur
Pencampuran secara manual dengan spatula hingga homogen
Tepung kacang kedelai sesuai perlakuan, 55 g tepung bonggol pisang,
45 g tepung ubi jalar, 0,7 g baking soda, 0,5 g baking powder Biskuit Bonggol Pisang Aging (t : 10 menit) Pencetakkan
Pemanggangan dengan oven listrik (T : 160 oC, t : 18 menit)
Pendinginan di atas rak
Pengemasan
Biskuit Bonggol Pisang dalam kemasan
Loyang alumunium (28 cm x 23 cm x 2 cm)
Loyang berlapis minyak Pengolesan Minyak
nabati
Pencampuran Bahan
(pengadukan dengan mixer kecepatan medium (posisi 3)) t = 10 menit
Kriteria Pengamatan
1.
Pengamatan utama dengan uji statistik:
Sifat kimia:
•Kadar air metode gravimetri (AOAC, 1990)
•Kadar abu dengan cara kering (AOAC, 1990)
•Kadar protein metode Kjeldahl-mikro (Apriyantono, dkk., 1989)
•Kadar lemak metode soxhlet (AOAC, 1990)
•Kadar karbohidrat (by difference) (Apriyantono, dkk., 1989)
Sifat organoleptik dengan uji hedonik terhadap warna, aroma, kenampakan
keseluruhan, kerenyakan, dan rasa biskuit dari tepung bonggol pisang dan
tepung ubi jalar dengan penambahan tepung kacang kedelai (Soekarto, 1985)
2.
Pengamatan penunjang tanpa uji statistik:
•Kadar serat kasar biskuit bonggol pisang (Apriyantono, dkk., 1989)
•Kontribusi biskuit terhadap AKG menggunakan perhitungan kandungan zat
gizi bahan makanan (Hardinsyah dan Briawan, 1994)
•Perhitungan nilai kalori (Almatsier, 2005)
•Analisis mikrobiologi, (analisis total bakteridengan metode TPC pada media
agar PCA dan analisis total kapang pada media PDA) (Fardiaz, 1989).
Pengamatan Utama
Sifat Kimia dan
Sifat Organoleptik
Kadar Air
2,51
b
2,58
b
2,61
a
Kadar Abu
2,96
b
2,97
b
2,99
a
Kadar Lemak
41,90
a
42,04
a
42,10
a
Kadar Protein
10,65
b
11,14
b
11,33
a
Kadar Karbohidrat
42,35
a
41,64
a
41,01
b
Warna
3,14
a
3,89
a
4,08
a
Aroma
3,39
a
3,17
a
3,06
a
3,06
a
Rasa
3,56
a
4,00
a
3,39
b
2,72
c
Kerenyahan
3,42
b
3,86
a
3,44
a
3,25
b
Kenampakan Keseluruhan
3,72
a
4,03
a
3,67
a
3,94
a
Karakteristik Perlakuan A B C D Analisis Pangan : Kadar Air 2,51 2,58 2,61 2,76 b b a a Kadar Abu 2,96 2,97 2,99 3,01 b b a a Kadar Lemak 41,90 42,04 42,10 42,28 a a a a Kadar Protein 10,65 11,14 11,33 11,90 b b a a Kadar Karbohidrat 42,35 41,64 41,01 40,22 a a b b Uji Organoleptik : Warna 3,14 3,89 4,08 4,22 a a a a Aroma 3,39 3,17 3,06 3,06 a a a a Rasa 3,56 4,00 3,39 2,72 a a b c Kerenyahan 3,42 3,86 3,44 3,25 b a a b Kenampakan Keseluruhan 3,72 4,03 3,67 3,94 a a a a Total 6 6 3 4
Pengamatan Penunjang
Pengamatan
Hasil
Nilai AKG Protein
2,59%
(% AKG per 12 gram)
21,51%
(% AKG per 100 gram)
Nilai AKG Lemak
11,94%
(% AKG per 12 gram)
99,43%
(% AKG per 100 gram)
Nilai AKG
Karbohidrat
1,74%
(% AKG per 12 gram)
14,51%
Pengamatan Penunjang
Pengamatan
Hasil
Serat Kasar
8,89%
Kalori
70,77 kkal/ 12 gram biskuit
589,44 kkal / 100 gram biskuit
Jumlah kapang
2 koloni
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penambahan tepung kedelai
dalam tepung campuran bonggol pisang dan ubi jalar pada
pembuatan biskuit memberikan pengaruh yang berbeda nyata
terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar
karbohidrat, kesukaan terhadap rasa, dan kerenyahan
biskuit. Kadar lemak, kesukaan terhadap warna, aroma, dan
kenampakan keseluruhan biskuit tidak memberikan pengaruh
yang berbeda nyata. Biskuit dengan penambahan tepung
kedelai 15% memberikan hasil yang terbaik dengan
karakteristik kimia : kadar air 2,58%, kadar abu 2,97%, kadar
protein 11,14%, kadar lemak 42,04%, karbohidrat 41,64%, nilai
kalori 589,44 kkal dan kesukaan terhadap warna, aroma, rasa,
kerenyahan, keremahan dan kenampakan keseluruhan disukai
Saran
Perlu penelitian lebih lanjut untuk menghilangkan rasa
sepat pada tepung bonggol pisang agar
menghasilkan biskui dengan sifat organoleptik yang
lebih baik. Perlu adanya pengkajian dengan
menambahkan bakteri probiotik ke dalam biskuit
tepung campuran bonggol pisang, ubi jalar, dan
kedelai karena kandungan karbohidratnya yang
tinggi.
Daftar Pustaka
• Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
•Amry, R. 2009. Pengaruh Imbangan Tepung Bonggol Pisang Batu (Musa brachycarph) Dan Terigu Terhadap Beberapa Karakteristik Mie Kering. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Unpad, Jatinangor.
•Anwar, F., B. Setiawan, dan A. Sulaeman. 1993. Studi karakteristik Fisiko Kimia dan Fungsional Pati dan Tepung Ubi Jalar Serta Pemanfaatannya Dalam Rangka Diversifikasi Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.
•AOAC. 1990. Officials Methods of Analysis of The Association of Official Chemist, Washington, DC.
•Apriyantono, A, D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, Sedarnawati, dan S. Budiyanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB. Bogor
•Ardiyanto, Y. 2008. Mempelajari Karakteristik Fisikokimia Tepung Bonggol Pisang Batu (Musa brachycarp) Dan Kapas (Musa paradisiaca var forma tipica). Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran. Bandung.
•Astawan, M. 2005. Kacang Hijau, Antioksidan yang Membantu Kesuburan Pria. Available online at www.ipb.ac.id. (Diakses 11 Maret 2011).
•Astuti, V. B. W. 2003. Pembuatan Soygurt Sinbiotik dengan Menggunakan Kultur Campuran Streptococcus thermophilus, Lactobacillus casei galur shirota, dan Bifidobacteirum brevis. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
•Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Volume I. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
•Badan Standardisasi Nasional. 1992. Mutu dan Cara Uji Biskuit. SNI 01-2973-1992. BSN. Jakarta.
Daftar Pustaka
• Biro Pusat Statistik. 1996. Neraca Bahan Makanan Jawa Timur 1993-1994. Kantor Statistik.
Surabaya.
• Deasy, A. 2005. Pengaruh Lama Fermentasi dan Kosentrasi Starter Terhadap Karakteristik Kefir
Sari Kedelai (Glicine max L.). Skripsi. Fakultas Taknologi Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
• Desroiser, N.W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah : Muchji Muljohardjo. Cetakan
Pertama. Penerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta.
• Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Penerbit
Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
• Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1979. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Penerbit
Bharata Karya Aksara. Jakarta.
• Djuanda, V. 2003. Optimasi Pembuatan Cookies Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) Berdasarkan Kajian
Preferensi Konsumen. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
• Effrisanti, Evi. 1997. Pengaruh Penambahan Lilin Lebah Kuning (Cera flava) Terhadap Karakteristik
Edible Film Berbahan Dasar Protein Bungkil Kedelai dan Metiselulosa. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
• Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
• Gasperz, V. 1994. Metode Perancangan Percobaan. Penerbit Armico, Bandung.
• Ginting, E., Antarlina, Sri Satya, dan Sri Widowati. 2009. Varietas Unggul Kedelai untuk
Bahan Baku Industri Pangan. Jurnal Litbang Pertanian 28(3): 79 – 87.
• Hanafi, A. 1999. Potensi Tepung Ubi Jalar Sebagai Bahan Substitusi Tepung Terigu Pada
Pembuatan Cookies yang Disuplementasi Dengan kacang Hijau. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.