• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH :

IKA SISKA 130521001

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Negeri sipil Dinas pasar Kabupaten deli Serdang.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya kerja dan Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Negeri sipil

Dinas pasar Kabupaten deli Serdang.”

Pengujian data menggunakan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti : uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda pada α=5% dengan bantuan SPSS 22.0 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh secara positif dan signifikan antara variabel budaya kerja dan komitmen Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Negeri sipil Dinas pasar Kabupaten deli Serdang.”. Pada uji F diketahui bahwa variabel budaya kerja dan komitmen Pegawai secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja Pegawai Negeri sipil Dinas pasar kabupaten deli Serdang. secara positif dan signifikan. Pada uji t diketahui bahwa Komitmen Pegawai berpengaruh terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang. Pada pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0.528, yang memiliki arti bahwa variabel kinerja Pegawai pada dinas pasar Kabupaten Deli Serdang dipengaruhi oleh variabel budaya kerja dan komitmen karyawan sebesar 52,8% dan sisanya 47,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

The title of this survey is “Influence of Work Culture and Employee

Commitment to Employee Performance in the Goverment of Dinas pasar Kabupaten Deli Serdang ” The purpose of this survey is to know and to analyse work culture and employee commitment to employee performance in th Goverment of Dinas pasar Kabupaten Deli Serdang

This survey is asociative survey. Test of data using the questionnaire that analyzed by using statistical analysist such as : test of validity and reliability, assumptions of classical test and multiple linear regression analysist on α=5% with using SPSS 22.0 version for windows.

This survey result is influence of work culture and employee commitment to employee performance in the Goverment of Dinas pasar Kabupaten Deli Serdang positive and significantive. F test shows both of work culture and employee commitment influential to employe performance positive and significantive. T test shows work cultureand and commitment to influence employee performance in theGoverment of Dinas pasar Kabupaten Deli Serdang. T test shows commitment is domineer to influence employee performance Determination coefficient test shows Adjusted R Square is 0.528, it means work culture and employee commitment influential to employee performance in the Government of Dinas pasar kabupaten Deli Serdang as 52,8% and the rest as 47,2% is explained by other variable which not examinated by examinator.

(4)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Budaya Kerja Dan Komitmen Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai

Pada Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang‟‟.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi. Dalam penyelesaian skripsi ini, secara khusus penulis

mengucapkan terimakasih kepada Ibunda tersayang Wiwin Septrina dan Ayahanda tercinta Risam Herdianto yang telah melimpahkan kasih sayang, doa serta dukungannyakepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyelesaian

skripsi ini, yaitu kepada:

3.1.Bapak Prof. Dr. H. Azhar Maksum, M.Sc, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.2.Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.3.Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

5

3.2.Ibu Dra. Lucy Anna Ms, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah membimbing, memberikan arahan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

3.3.Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim Msc, selaku Dosen Pembaca Penilai penulis

yang telah membimbing, memberi arahan, kritik dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini.

3.4.Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,

khususnya Dosen Departemen Manajemen yang telah banyak memberikan

ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

3.5.Saudara-saudara tersayang yaitu kakak penulis Dety, Tian dan adik Penulis

Yevi, Ezra, Hiskia dan Revita serta teman terbaik dalam hidup saya yaitu

Frima Hajirin yang telah memberikan dukungan, doa, semangat serta

motivasinya.

3.6.Sahabat-sahabat penulis yang selalu mendampingi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yaitu Afifah, Fuji, Devi, Lia, serta teman-teman

Manajemen Angkatan 2013 lainnya yang tidak disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2015 Penulis

Ika Siska

(6)

DAFTAR ISI

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Uraian Teoritis ... 10

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

(7)

3.10 Teknik Analisis ... 39

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 39

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.10.3 Metode Analisis Statistik ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Gambaran Umum Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang ... 43

4.2 Metode Analisis Data ... 57

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 57

4.2.1.1 Indentitas Responden ... 57

4.2.1.2 Distribusi Penilaian Responden ... 60

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 68

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 70

4.2.2.3 Uji Multikolinearitas... 72

4.2.3 Analisis Linear Berganda ... 73

4.2.4 Uji Hipotesis ... 75

4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 75

4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 77

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi R2 ... 78

4.3 Pembahasan ... 80

4.3.1 Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang ... 80

4.3.2 Pengaruh Komitmen Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang ... 80

4.3.3 Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang ... 81

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

(8)
(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas pasar kabupaten Deli Serdang ... 55

Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas ... 68

Gambar 4.3 Normal P- Plot Uji Normalitas ... 69

(10)

Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Negeri sipil Dinas pasar Kabupaten deli Serdang.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya kerja dan Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Negeri sipil

Dinas pasar Kabupaten deli Serdang.”

Pengujian data menggunakan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti : uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda pada α=5% dengan bantuan SPSS 22.0 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh secara positif dan signifikan antara variabel budaya kerja dan komitmen Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Negeri sipil Dinas pasar Kabupaten deli Serdang.”. Pada uji F diketahui bahwa variabel budaya kerja dan komitmen Pegawai secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja Pegawai Negeri sipil Dinas pasar kabupaten deli Serdang. secara positif dan signifikan. Pada uji t diketahui bahwa Komitmen Pegawai berpengaruh terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang. Pada pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0.528, yang memiliki arti bahwa variabel kinerja Pegawai pada dinas pasar Kabupaten Deli Serdang dipengaruhi oleh variabel budaya kerja dan komitmen karyawan sebesar 52,8% dan sisanya 47,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(11)

ABSTRACT

The title of this survey is “Influence of Work Culture and Employee

Commitment to Employee Performance in the Goverment of Dinas pasar Kabupaten Deli Serdang ” The purpose of this survey is to know and to analyse work culture and employee commitment to employee performance in th Goverment of Dinas pasar Kabupaten Deli Serdang

This survey is asociative survey. Test of data using the questionnaire that analyzed by using statistical analysist such as : test of validity and reliability, assumptions of classical test and multiple linear regression analysist on α=5% with using SPSS 22.0 version for windows.

This survey result is influence of work culture and employee commitment to employee performance in the Goverment of Dinas pasar Kabupaten Deli Serdang positive and significantive. F test shows both of work culture and employee commitment influential to employe performance positive and significantive. T test shows work cultureand and commitment to influence employee performance in theGoverment of Dinas pasar Kabupaten Deli Serdang. T test shows commitment is domineer to influence employee performance Determination coefficient test shows Adjusted R Square is 0.528, it means work culture and employee commitment influential to employee performance in the Government of Dinas pasar kabupaten Deli Serdang as 52,8% and the rest as 47,2% is explained by other variable which not examinated by examinator.

(12)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila perusahaan tersebut

berhasil mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan dari perusahaan

sangat bergantung kepada kinerja karyawannya dimana setiap karyawan memiliki

peran dalam kehidupan perusahaan. Dengan demikian, penilaian kinerja harus

dilakukan oleh perusahaan untuk melihat peran dan kontribusi nyata karyawan

dalam perkembangan perusahaan.

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja seseorang atau kelompok dipengaruhi

oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal antara lain berupa peraturan

ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh,

kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar. Faktor internal yang

mempengaruhi kinerja karyawan/kelompok terdiri dari kecerdasan, keterampilan,

kestabilan emosi, motivasi, komitmen, persepsi peran, kondisi keluarga, kondisi

fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja dan budaya kerja. Dari

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut, budaya kerja dapat menggambarkan

kehidupan karyawan dalam melaksanakan tanggung jawab kepada perusahaan.

budaya kerja sudah lama dikenal manusia, namun belum disadari bahwa suatu

keberhasilan kerja berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang

(13)

dan kaidah yang menjadi keyakinan pada diri pelaku pekerja atau organisasi.

Nilai-nilai yang menjadi kebiasaan tersebut menjadi budaya atau mengingat hal

ini dikaitkan dengan mutu kerja, maka dinamakan budaya kerja.

Dalam hal ini, budaya kerja melihat sikap pekerja terhadap nilai-nilai dan

lingkunganya. Lalu, sikap tersebut melahirkan makna dan pandangan hidup yang

akan mempengaruhi tingkah laku karyawan dan manajemen dalam bekerja.

Budaya kerja yang dianut oleh pimpinan perusahaan dan diimplementasikan oleh

karyawan menjadi perilaku karyawan yang kemudian menentukan arah

keberhasilan suatu perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Semua

bentuk aktualisasi budaya kerja bermakna komitmen. Ada suatu tindakan,

dedikasi dan kesetiaan seseorang pada janji yang telah dinyatakanya untuk

memenuhi tujuan organisasi dan individunya.

Komitmen merupakan sikap loyalitas pekerja terhadap organisasinya dan

juga merupakan suatu proses mengekspresikan perhatian dan partisipasinya

terhadap organisasi. Komitmen karyawan memilki dua komponen yaitu sikap dan

kehendak untuk bertingkah laku. Sikap mencakup identifikasi dengan organisasi

yaitu penerimaan tujuan organisasi, di mana penerimaan ini merupakan dasar

komitmen karyawan. Identifikasi karyawan tampak melalui sikap menyetujui

kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dan nilai-nilai organisasi, rasa

kebanggan menjadi bagian dari organisasi. Komitmen mempengaruhi kinerja

melalui bagaimana perusahaan meningkatkan taraf kesejahteraan karyawannya,

perasaaan bahwa perusahaan merupakan pilihan terbaik dan bahwa keputusan

(14)

Karyawan yang dapat memahami pentingnya meningkatkan kinerja

perusahaan akan memiliki komitmen yang tinggi pada perusahaan, hal ini

merupakan perwujudan loyalitas pada perusahaan sehingga dengan komitmen

tersebut karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya agar kelangsungan

hidup perusahaan semakin baik.

Sumber Daya Manusia adalah salah satu elemen utama yang menempati

posisi sangat strategis dalam organisasi artinya unsur manusia memegang peranan

sangat penting untuk menjalankan aktivitas guna pencapaian tujuan. Peningkatan

sumber daya manusia,khususnya pegawai negeri sipil sebagai aparatur Negara

mutlak diperlukan untuk mengantisipasi kemajuan dan perubahan secara global

yang dihadapi dewasa ini dan masa datang. Hal ini diperlukan sebagai salah satu

syarat pembangunan bangsa yang mengarah pada terselenggarakanya

pemerintahan yang baik dan bersih.

Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang pokok pokok

kepegawaian telah memberikan perubahan dalam kepegawaian negeri sipil.

Undang –undang ini mempunyai implikasi langsung terhadap kesiapan

pengembangan sumber daya manusia dan ketersediaan sumber daya lainya.

Perubahan tersebut membawa dampak pada perubahan budaya kerja yang

mau tidak mau harus dihadapi dan serangkaian adaptasi harus dilakukan terhadap

keberagaman yang mengacu pada atribut demografi seperti ras, kesukuan,

gender, usia ,status fisik,agama, pendidikan dan orientasi seksual.

Tantangan yang cukup kompleks adalah mengubah budaya kerja lama

yang tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai kerja baru pada seluruh pegawai atas

(15)

Negara bukan hanya sulit untuk berubah tapi juga sering kali mengabaikan

nilai-nilai moral dan budaya kerja aparatur Negara. Bahkan kepala Lembaga

Administrasi Negara dalam humasdepag.com mengatakan, citra dan kinerja

birokrasi pemerintah dalam proses pemberian pelayanan kepada masyarakat dan

dunia usaha sampai saat ini masih belum menggembirakan. Masyarakat masih

menilai bahwa birokrasi pemerintah tidak professional,tidak transparan, serta

terkesan tidak amanah.tidak sedikit aparatur Negara (PNS) yang mempunyai

kinerja dan kualitas yang bagus, namun secara kuantitas relatif kecil jumlahnya

dan tidak mempunyai jabatan structural yang berpengaruh maka kehadiran

mereka seolah tenggelam di tengahnya riuhnya PNS yang terlalu banyak.

Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu pelaksana

mandat bidang perdagangan dalam hubunganya dengan terselenggaranya

pemerintahan yang baik berupaya untuk menerapkan mekanisme

pertanggung-jawaban yang tepat, jelas , terukur sesuai dengan tuntutan lingkungan perubahan

yang terjadi sehingga mampu menjawab pelaksanaan fungsi yang

diembanya.Fungsi pasar sendiri merupakan salah satu sarana pokok untuk

menggerakkan dan meningkatkan perekonomian. Pasar perlu dikelola, ditata, dan

diatur supaya roda perekonomian masyarakat daerah dapat berjalan dengan lancar.

Untuk menertibkan pasar maka pemerintah menyediakan instansi khusus yaitu

Kantor Dinas Pasar.

Hal ini sejalan dengan TAP MPR RI No.XI/MPR/1998 san UU No.28

tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN yang

aturan pelaksanaanya didasarkan pada INPRES No.7 tahun 1999 tentang

(16)

Dengan dilatarbelakangi aturan hukum tersebut, Dinas pasar Kabupaten

Deli Serdang mencoba melakukan pengembangan mekanisme

pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur dengan mengacu pada rencana

jangka panjang yang tertuang dalam rencana strategik Dinas Pasar Kabupaten

Deli Serdang. Berdasarkan peraturan pemerintah Kabupaten Deli serdang No. 5

tahun 2007 tanggal 14 November 2007 tentang pembentukan organisasi tata kerja

perangkat daerah Kabupaten deli serdang, ada pun tugas pokok dan fungsi Dinas

Pasar ditetapkan pada bagian ke 11 pasal 60 disebutkan bahwa : „‟Dinas Pasar

merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten yang di pimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten‟‟. Dinas Pasar mempunyai tugas

pokok melaksanakan kewenangan Pemerintah daerah dalam bidang pasar yang

mencakup penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum di bidang

Pasar.

Kantor Dinas Pasar Deli Serdang Merupakan salah satu instansi

Pengelola Pasar, tidak terlepas dari nilai-nilai budaya kerja yang ditanamkan.

Pegawai seharusnya mampu mengubah sikap dan perilaku dengan

mempersepsikan nilai-nilai tersebut, guna menghadapi tantangan dan perubahan

di masa depan. Perubahan budaya kerja yang telah dilakukan juga di harapkan

dapat meningkatkan komitmen guna mendukung kinerja pegawai .Budaya Kerja

pada Dinas Pasar Deli Serdang memilki panduan tata nilai yaitu Saling Percaya,

Integritas, Peduli, dan Pembelajar (SIPP). Selain itu, juga memiliki panduan bagi

pegawai dalam bekerja yang Karakter terdiri dari etos kerja, wawasan etikal,

(17)

menerapkan sistem pencapaian kinerja yang disebutdengan Key Performance Indikator (KPI). Secara umum, sistem ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Employ Engagement Survey (EES)

2. Coaching Mentoring Counseling (CMC)

3. Knowledge Management

Employ Engagement Survey (EES) merupakan metode pencapaian kinerja pegawai berdasarkan survey budaya. Coaching Mentoring Counseling (CMC) merupakan metode pencapaian kinerja dengan memberikan pelatihan dan

pengembangan pegawai sesuai dengan standar instansi . Sedangkan Knowledge Management merupakan metode pencapaian kinerja dengan berbagi pengetahuan dan wawasan diantara pegawai melalui forum-forum resmi. Metode ini

diimplementasikan dengan kegiatan yang disebut dengan Knowledge Sharing Internal. Kegiatan ini merupakan bentuk dari salah satu poin budaya kerja Dinas

Pasar Deli Serdang yaitu “PEMBELAJAR” dan bersifat terbuka bagi setiap

Pegawai. Instansi juga mendukung penuh kegiatan ini dengan memberikan reward

berupa poin tambahan pada pegawai sehingga dapat medukung kenaikan jenjang karir. Namun, instansi tidak memberikan sanksi kepada pegawai yang tidak

mengikuti kegiatan ini.. Dari hasil pra survey yang dilakukan kepada beberapa

pegawai Dinas Pasar Deli Serdang dapat diketahui bahwa pegawai masih kurang

berpartisipasi dalam kegiatan Knowledge Sharing Internal. Hal ini merupakan sebuah fenomena dimana kegiatan ini sangat mendukung kepada kinerja pegawai

dan sebagai masukan kepada instansi dari hasil pembahasan pada kegiatan ini.

pegawai juga kurang bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan dan cenderung

(18)

fenomena dari nilai-nilai budaya kerja perusahaan sehingga akan berdampak pada

penurunan kinerja karyawan.

Dari hasil observasi yang dilakukan ,penulis melihat adanya lingkungan

kerja yang tidak kondusif di dalam Instansi,dimana banyak Pegawai yang datang

terlambat setiap harinya. Instansi menetapkan masuk pukul 08.00 namun sampai

09.00 masih ada Pegawai yang baru dating, Instansi juga menentukan pulang

pukul 16.00, tetapi sebelum pukul 16.00 kantor sudah sangat sepi. Pegawai juga

tidak memiliki kemauan untuk memberikan waktu dan tenaganya melebihi

standar Instansi .untuk melihat tingkat komitmen karyawan ,perusahaan dapat

mengetahui dari absensi Pegawai sebagai bentuk pengawasan dan pengendalian .

Pada table 1.1 dapat dilihat rekapitulasi absensi Pegawai Dinas Pasar Kabupaten

Deli Serdang

Tabel 1.1

Rekapitulasi Absensi Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Januari 2015 – Maret 2015

Sumber : Bagian Kepegawaian,diolah (2015)

Tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli

Serdang tiap bulanya ada yang tidak hadir dengan berbagai alasan seperti tugas

luar,sakit,izin tidak hadir dan kurangnya ketaatan Pegawai terhadap

peraturan-peraturan jam kerja kantor. Akibat dari budaya kerja pada instansi yang kurang

disiplin dan rendahnya komitmen Pegawai yang mengakibatkan proses

(19)

(2004:115) menyatakan bahwa karyawan –karyawan yang merasa lebih

berkomitmen pada organisasi memiliki kebiasaan – kebiasaan yang biasa di

andalkan dan mencurahkan lebih banyak upaya dalam bekerja, namun sayangnya

komitmen ini tidak di miliki oleh Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang .

Dalam hal ini, Budaya kerja dan komitmen karyawan akan sangat

berpengaruh pada usaha pencapaian tujuan organisasi dalam peningkatan kinerja

pegawai. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang „‟

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka pertanyaan yang timbul

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah Budaya Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang ?

2. Apakah Komitmen Pegawai berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang?

3. Apakah Budaya Kerja dan Komitmen Pegawai berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli

Serdang?

1.3. Tujuan Penelitian

(20)

1. Pengaruh Budaya Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pasar Kabupaten

Deli Serdang.

2. Pengaruh Komitmen Pegawai terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pasar

Kabupaten Deli Serdang.

3. Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Pegawai Dinas Pasar Kabupaten

Deli Serdang.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Menambah Pemahaman penulis tentang budaya kerja dan komitmen

pegawai serta kaitanya dengan kinerja pegawai itu sendiri.

b. Bagi Instansi Dinas Pasar Deli Serdang

Menjadi masukan informasi bagi Instansi Dinas Pasar Deli Serdang dan

diharapkan agar instansi dapat mengetahui manfaat budaya kerja dan

komitmen pegawaiterhadap kinerja pegawai mereka.

c. Bagi Peneliti lain

Memberikan sumbangan pemikiran atau referensi bagi para peneliti lain

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Budaya Kerja

Menurut Nawawi (2003) Budaya Kerja adalah Kebiasaan yang dilakukan

berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi ,pelanggaran dalam sangsi

ini memang tidak tegas,namun dari pelaku organisasi secara moral telah

menyepakati bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati

dalam rangka pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan . Sementara menurut

Mangkufrawira (2004) Budaya kerja merupakan sistem nilai ,persepsi ,perilaku

dan keyakinan yang dianut oleh setiap karyawan tentang makna kerja dan

refleksinya dalam kegiatan mencapai tujuan organisasi dan individu. Budaya

kerja diturunkan dari budaya organisasi. Budaya Organisasi itu sendiri

merupakan sistem nilai yang mengandung cita-cita organisasi sebagai sistem

internal dan sistem eksternal sosial. Hal itu tercermin dari isi visi, misi, dan tujuan

organisasi. Dengan kata lain, seharusnya setiap organisasi memiliki identitas

budaya tertentu dalam organisasinya. Dalam perusahaan dikenal sebagai budaya

korporat dimana didalamnya terdapat budaya kerja.

Kekuatan yang paling kuat mempengaruhi budaya kerja adalah

kepercayaan dan juga sikap para pegawai. Budaya kerja dapat positif, namun

dapat juga negatif. Budaya kerja yang bersifat positif dapat meningkatkan

produktifitas kerja, sebaliknya yang bersifat negatif akan merintangi perilaku,

(22)

Berdasarkan pendapat Paramita (Ndraha, 2005: 208) Aktualisasi budaya kerja produktif sebagai ukuran sistem nilai mengandung komponen-komponen

yang dimiliki seorang karyawan yang terdiri dari :

1. Pemahaman pembelajaran

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek

pembelajaran.

2. Sikap terhadap pekrjaan dan lingkungan pekerjaan

Kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain,seperti bersantai atau

semata- mata memperoleh kepuasan sendiri ,atau merasa terpaksa melakukan

sesuatu hanya untuk kelangsungan hidupnya.

3. Perilaku ketika bekerja

Perilaku karyawan pada saat melaksanakan tugas tugas sesuai dengan tanggung

jawab yang di embanya seperti rajin,teliti,cermat dan lain – lain.

Semakin positif nilai komponen-komponen budaya tersebut dimiliki oleh

seseorang karyawan, maka akan semakin tinggi kinerjanya Agar budaya kerja

dapat tumbuh berkembang dengan subur dikalangan karyawan dan staf, maka

dibutuhkan pendekatan-pendekatan melalui tindakan manajemen puncak dan

proses sosialisasi

Menurut Triguno (2004:1) budaya kerja sudah lama dikenal manusia,

namun belum disadari bahwa suatu keberhasilan kerja berakar pada nilai-nilai

yang dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaan. Nilai-nilai tersebut bermula

dari adat istiadat, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinan pada diri

pelaku pekerja atau organisasi. Nilai-nilai yang menjadi kebiasaan tersebut

(23)

dinamakan budaya kerja. Menurut Robbins (2003:10) budaya kerja mendorong

sikap kejujuran, ketekunan, kreatifitas, dan kedisplinan.

1. Kejujuran

Karyawan memiliki sifat yang berpihak pada kebenaran dan sikap moral yang

terpuji dalam melakukan tugas sehari-hari

2. Kreatifitas

Sikap menghadirkan solusi tepat untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan

tugas dan adanya kemauan untuk menciptakan ide-ide baru dalam pekerjaan.

3. Kedisplinan

Bekerja dengan sungguh-sungguh dimana karyawan tidak menentang

aturan-aturan yang berlaku dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Terjalinya koordinasi

yang baik, tidak menunda pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada

waktunya. Menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik serta mampu

mempertanggungjawabkan pekerjaanya.

2.1.1.1 Karakteristik Budaya Kerja

Menurut Luthans (2006:280), budaya Kerja mempunyai beberapa karakteristik

penting diantaranya adalah:

1. Aturan perilaku yang diamati. Ketika anggota organisasi berinteraksi satu sama

lain, mereka menggunakan bahasa, istilah, dan ritual umum yang berkaitan

dengan rasa hormat dan cara berperilaku.

2. Norma. Ada standar perilaku, mencakup pedoman mengenai seberapa banyak

pekerjaan yang dilakukan, yang dalam banyak perusahaan menjadi “jangan

(24)

3. Nilai dominan. Orang mendukung dan berharap peserta membagi-bagikan nilai

utama.

4. Filosopis. Terdapat kebijakan yang membentuk kepercayaan organisasi

mengenai bagaimana karyawan dan pelanggan diberlakukan.

5. Aturan. Terdapat pedoman ketat berkaitan dengan pencapaian perusahaan.

6. Iklim Organisasi. Ini merupakan keseluruhan “perasaan” yang disampaikan

dengan pengaturan yang bersifat fisik, cara peserta berinteraksi, dan cara

organisasi berhubungan dengan pelanggan dan individu dari luar.

2.1.1.2. Pembentukan Budaya Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki ( 2003:127) Budaya kerja yang terbentuk

secara positif akan bermanfaat karena setiap anggota dalam suatu organisasi

membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritik yang bersifat membangun

dari ruang lingkup pekerjaaannya demi kemajuan di lembaga pendidikan tersebut,

namun budaya kerja akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu organisasi

mengeluarkan pendapat yang berbeda hal itu dikarenakan adanya perbedaan

setiap individu dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan pikirannya, karena

setiap individu mempunyai kemampuan dan keahliannya sesuai bidangnya

masing-masing. Menurut Atmosoeprapto (2000:71) budaya perusahaan memilki

unsur-unsur pembentuk, yaitu:

1. Lingkungan Usaha

Lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang

harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan.

2. Nilai-nilai (Value)

(25)

3. Panutan/Keteladanan

Orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena

keberhasilannya.

4. Upacarara-upacara

Acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka

memberikan penghargaan kepada karyawannya.

5. Network

Jaringan Komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapt menjadi sarana

penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.

2.1.1.3. Fungsi Budaya Kerja

Fungsi utama budaya Kerja menurut Tika (2006:12) adalah sebagai berikut:

1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain.

Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu

organisasi atau kelompok yang tidak dimilki organisasi atau kelompok lain.

2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan

bagian dari komitmen kolektif dari karyawan. Mereka bangga sebagai

seorang pegawai/karyawan suatu organisasi/perusahaan. Para karyawan

mempunyai rasa memilki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas kemajuan

perusahaanya.

3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan di mana

lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung dan konflik serta perubahan

diatur secara efektif.

4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memandu dan membentuk sikap serta

(26)

struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya karyawan oleh

organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat

memastikan bahwa semua orang diarahakan kearah yang sama.

5. Sebagai integrator. Budaya organisasi dapat dijadikan sebagai integrator karena

adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh

adanya perusahaan-perusahaan besar di mana setiap unit terdapat sub budaya

baru. Demikian pula dapat mempersatukan kegiatan para anggota perusahaan

yang terdiri dari sekumpulan individu yang memilki latar belakang budaya

yang berbeda.

6. Membentuk perilaku bagi para karyawan. Fungsi seperti ini dimaksudkan agar

para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi.

7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi.

Masalah utama yang sering dihadapi organisasi adalah masalah adaptasi

terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal. Budaya

organisasi diharapkan dapat berfungsi mengatasi masalah-masalah tersebut.

8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan. Fungsi budaya

organisasi/perusahaan adalah sebagai acuan untuk menyusun perencanaan

pemasaran, segmentasi pasar, penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut.

9. Sebagai alat komunikasi. Budaya Kerja dapat berfungsi sebagai alat

komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta anggota

organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin pada aspek-aspek

komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu yang bersifat material

(27)

Material merupakan indikator dari status dan kekuasaan, sedangkan perilaku

merupakan tindakan-tindakan realistis yang pada dasarnya dapat dirasakan

oleh semua insan yang ada dalam organisasi.

10. Sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisasi dapat juga penghambat

dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu

mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal dan

integrasi internal. Perubahan-perubahan terhadap lingkungan tidak cepat

dilakukan adaptasi oleh pimpinan organisasi. Demikian pula pimpinan

organisasi masih berorientasi pada kebesaran masa lalu.

2.1.1.2. Pemahaman Karyawan Akan Budaya Kerja

Menurut Robbins (2008:274) budaya ditransmisikan ke karyawan melalui

berbagai bentuk,dan bentuk yang paling mungkin adalah penceritaan kisah,

simbol-simbol material dan bahasa.

1. Penceritaan kisah

Kisah-kisah tersebut biasanya mengandung narasi mengenai tentang para

pendiri organisasi, pelanggaran terhadap aturan, kesuksesan dari tidak mampu

menjadi kaya raya, pengurangan tenaga kerja, pemindahan karyawan, reaksi

terhadap kesalahan masa silam, dan penanganan organisasi. Kisah-kisah ini

melabuhkan masa kini ke masa silam serta memberikan penjelasan dan legitimasi

(28)

2. Ritual

Ritual adalah serangkaian aktivitas berulang yang mengungkapkan dan

memperkuat nilai-nilai dasar organisasi, sasaran apa yang terpenting, orang mana

yang penting, dan orang mana yang bisa dikeluarkan.

3. Simbol-simbol materi

Penataan kantor pusat perusahaan, jenis mobil yang diberikan kepada

eksekutif puncak dan ada atau tidaknya pesawat perusahaan merupakan beberapa

contoh simbol material. Simbol-simbol material ini menyampaikan kepada

karyawan siapa yang penting, tingkat egalitarianisme yang diinginkan oleh manajemen puncak, dan jenis perilaku (misalnya, berani mengambil resiko,

koonservatif, otoriter, partisipatif, individualistis, sosial) yang tepat.

4. Bahasa

Banyak organisasi dan unit dalam suatu organisasi menggunakan bahasa

sebagai sarana untuk mengidentifikasi anggota dari sebuah kultur atau subkultur.

Dengan mempelajari bahasa ini, para anggota menegaskan penerimaan mereka

terhadap kultur dan, dengan demikian, membantu melestarikannya. Dari waktu ke

waktu, organisasi terus mengembangkan istilah-istilah khas untuk

menggambarkan perlengkapan, kantor, personalia kunci, pemasok, pelanggan,

atau produk yang terkait dengan bisnisnya. Karyawan baru sering kerepotan

dengan berbagai akronim dan jargon yang setelah enam bulan bekerja sepenuhnya

menjadi bagian dari bahasa mereka. Begitulah terasimilasi, istilah-istilah ini

menjadi denominator umum/bersama yang menyatukan para anggota sebuah

(29)

2.1.2. Pengertian Komitmen

Menurut Griffin (2004:15) komitmen organisasi adalah sikap yang

mencerminkan sejauh mana seorang individu mengenal dan terikat pada

organisasinya. Karyawan-karyawan yang merasa lebih berkomitmen pada

organisasi memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bisa diandalkan, berencana untuk

tinggal lebih lama di dalam organisasi, dan mencurahkan lebih banyak upaya

dalam bekerja. Menurut Robbins (2008:99) komitmen karyawan terhadap

organisasi-organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada

suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara

keanggotaan dalam organisasi tertentu. Komitmen kerja karyawan menentukan

berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi atau

perusahaan. Untuk mendapatkan hasil kinerja yang diinginkan suatu perusahaan

atau organisasi harus mengetahui motif dan tujuan serta keanekaragaman dari

perilaku dan komitmen karyawannya. Menurut Sunarto (2005:25), komitmen

adalah kecintaan dan kesetiaan, terdiri dari penyatuan dengan tujuan dan

nilai-nilai perusahaan, keinginan untuk tetap berada dalam organisasi, kesediaan untuk

bekerja keras atas nama organisasi.

Menurut Luthans (2006:249) komitmen paling sering didefenisikan yaitu

(1) keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; (2) keinginan

untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; (3) keyakinan tertentu, dan

penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap

yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan

dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan

(30)

2.1.2.1. Jenis Komitmen Karyawan

Jenis - jenis komitmen menurut Robbins (2008:101) adalah:

1. Komitmen afektif yaitu perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan

dalam nilai-nilainya.

2. Komitmen berkelanjutan yaitu nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dengan

sebuah organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut.

3. Komitmen normatif yaitu komitmen untuk bertahan dengan organisasi untuk

alasan-alasan moral atau etis.

2.1.2.2. Motif yang Mendasari Komitmen Karyawan

Menurut Munandar (2004:79) ada dua motif yang mendasari seseorang

untuk berkomitmen pada organisasi atau unit kerjanya antara lain:

1. Side-best orientation

Hal ini memfokuskan pada akumulasi dari kerugian yang dialami atas

segala sesuatu yang telah diberikan oleh individu kepada organisasi apabila

meninggalkan organisasi tersebut. Dasar pemikiran ini adalah bahwa

meninggalkan organisasi akan merugikan karena takut kehilangan hasil kerja

kerasnya yang tidak bisa diperoleh dari tempat lain.

2. Goal-congruance orientation

Hal ini memfokuskan pada tingkat kesesuaian antara tujuan personal

individu dan organisasi sebagai hal yang menentukan komitmen pada organisasi.

Pendekatan ini menyatakan bahwa komitmen karyawan pada organisasi dengan

(31)

organisasi, keinginan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan, serta

hasrat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

2.1.3. Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Sutrisno (2011:67) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mathis

(2002:78) juga berpendapat bahwa kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi

seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain:

kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran ditempat kerja,

dan sikap kooperatif.

2.1.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2011:67) faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja adalah:

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai

untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia

akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai

perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya (the right man in the right place, the right man on the right job)

2. Faktor motivasi

(32)

menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi

(tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri

pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental

seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara

mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang pegawai harus siap mental,

mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai,

mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.Menurut Mathis (2002:78)

kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi

kepada organisasi yang antara lain termasuk:

1. Kuantitas kerja : Volume kerja yang dihasilkan di atas kondisi normal.

2. Kualitas kerja : kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak

mengabaikan volume pekerjaan

3. Pemanfaatan waktu : Penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan

kebijaksanaan perusahaan

2.1.3.2 Kriteria kinerja Karyawan

Menurut Mondy (2008:260) kriteria penilaian yang paling umum dalam

kinerja adalah sebagai berikut:

1. Sifat

Sifat-sifat karyawan tertentu seperti sikap, penampilan, dan inisiatif adalah

dasar untuk beberapa evaluasi. Namun, banyak dari kualitas yang umum

digunakan tersebut bersifat subjektif dan bisa jadi tidak terhubungan dengan

(33)

2. Perilaku

Ketika hasil tugas seseorang sulit ditentukan, organisasi bisa mengevaluasi

perilaku atau kompetensi orang tersebut yang berhubungan dengan tugas.

Perilaku-perilaku yang diinginkan bisa cocok sebagai kriteria evaluasi karena jika

perilaku-perilaku tersebut diberi pengakuan dalam imbalan, para karyawan

cenderung mengulanginya. Jika perilaku-perilaku tertentu mewujudkan hasil yang

diinginkan, ada manfaatnya menggunakan perilaku-perilaku tersebut dalam

evaluasi.

3. Kompetensi

Kompetensi meliputi sekumpulan luas pengetahuan, keterampilan, sifat,

dan perilaku yang bisa bersifat teknis, berkaitan dengan keterampilan antar

pribadi, atau berorientasi bisnis.

4. Pencapaian tujuan

Jika organisasi-organisai menganggap hasil akhir lebih penting daripada

cara, hasil-hasil pencapaian tujuan menjadi faktor yang tepat untuk dievaluasi.

Hasil-hasil yang dicapai harus berada dalam kendali individu atau tim dan

haruslah hasil-hasil yang mengarah kepada kesuksesan perusahaan. Pada

level-level atas, tujuan bisa berkenaan dengan aspek finansial perusahaan seperti profit

atau arus kas, serta pertimbangan-pertimbangan pasar seperti pangsa pasar atau

posisi dalam pasar. Pada level keorganisasian yang lebih rendah, hasil-hasil bisa

berupa pemenuhan persyaratan kualitas pelanggan dan penyampaian yang sesuai

dengan jadwal yang dijanjikan. Untuk menunjang proses tersebut, manajer perlu

memberikan contoh-contoh spesifik mengenai cara karyawan dapat meningkatkan

(34)

5. Potensi Perbaikan

Ketika organisasi-organisasi mengevaluasi kinerja para karyawan, banyak

kriteria yang digunakan berfokus pada masa lalu. Perusahaan-perusahaan harus

berfokus pada masa depan, memasukkan perilaku-perilaku dan hasil-hasil yang

diperlukan untuk mengembangkan karyawan, dan dalam proses tersebut mencapai

tujuan-tujuan perusahaan. Memasukkan potensi dalam proses evaluasi membantu

memastikan perencanaan dan pengembangan karir yang lebih efektif.

2.2. Penelitian Terdahulu variabel budaya kerja mempunyai pengaruh cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras dan komitmen berarti bila budaya bekerja ikhlas dilaksanakan, tidak akan meningkatkan komitmen

(35)
(36)

Nama bahwa variabel budaya kerja dan komitmen karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. dengan variabel lain penelitian ini.

(37)

Nama

(38)

2.3. Kerangka Konseptual

Menurut Sugiono (2006:49) kerangka konseptual dan kerangka berpikir

merupakan gambaran tentang hubungan antara variabel yang diteliti, yang

tersusun dari teori yang telah dideskripsikan.

. Menurut Mangkufrawira (2004) Budaya kerja merupakan sistem nilai

,persepsi ,perilaku dan keyakinan yang dianut oleh setiap karyawan tentang

makna kerja dan refleksinya dalam kegiatan mencapai tujuan organisasi dan

individu.Dimensi Budaya kerja Penelitian ini adalah pemahaman pembelajaran,

sikap bekerja dan perilaku bekerja.

Menurut Robbins (2008:101) komitmen karyawan terhadap organisasi

yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi

tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam

organisasi tertentu. Dimensi dari komitmen karyawan adalah komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, komitmen normatif.

Menurut Mathis (2002:78) kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi

seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain;

kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran ditempat kerja,

dan sikap kooperatif. Budaya perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan kinerja

(performance) Sumber Daya Manusia (SDM); makin kuat budaya perusahaan, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi. Karyawan yang sudah memahami

keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai

suatu kepribadian organisasi.

Budaya kerja dan komitmen karyawan sangat penting bagi suatu

(39)

didayagunakan dengan optimal dan pada akhirnya karyawan akan memiliki

komitmen yang tinggi terhadap perusahaan. Komitmen dipandang penting dalam

suatu organisasi, karena dengan komitmen yang tinggi seorang karyawan akan

bersikap profesional dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati

bersama dalam organisasi, fokusnya adalah nilai-nilai dan sikap (attitude) yang dimiliki oleh karyawan. Pemahaman nilai-nilai budaya kerja yang baik serta

memiliki komitmen yang tinggi dari karyawan akan meningkatkan kinerja

karyawan tersebut sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diperoleh gambaran mengenai

keterkaitan budaya kerja, komitmen karyawan dengan kinerja karyawan. Secara

Skematis gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 2.1 sebagai berikut :

Budaya Kerja (X1)

Kinerja Pegawai (Y)

Komitmen Pegawai (X2)

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis penelitian

ini adalah : “

1. „‟Budaya Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap kinerja

(40)

2. „‟Komitmen Pegawai Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Kinerja

Pegawai Negeri sipil Dinas Pasar kabupaten Deli Serdang‟‟.

3. „‟Budaya Kerja dan Komitmen Pegawai Berpengaruh Positif dan

Signifikan Terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Pasar Kabupaten

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.5. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana

penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan

objek-objeknya. Pada tingkat eksplanasi, penelitian termasuk ke dalam penelitian

asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk

melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu

variabel budaya kerja dan komitmen pegawai berpengaruh terhadap variabel

kinerja pegawai.

3.7. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dalam penelitian ini dilakukan pada Instansi Pemerintahan Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei 2015 sampai dengan Juni2015.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional bertujuan untuk menghindari kesimpangsiuran

dalam penelitian. Penelitian yang dilakukan peneliti hanya membahas mengenai

budaya kerja dan komitmen pegawai dan pengaruhnya terhadap kinerja

pegawaipada Instansi Pemerintahan Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang.Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah maka yang menjadi variabel

dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (Independen Variable )X: Buadaya kerja dan Komitmen

Pegawai terdiri dari :

(42)

(X2) = Komitmen Pegawai

2. Variabel Terikat (Dependent Variable),Y :Kinerja Pegawai

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel X

a. Budaya kerja (X1)

Merupakan sistem nilai ,persepsi ,perilaku dan keyakinan yang dianut

oleh setiap karyawan tentang makna kerja dan refleksinya dalam

kegiatan mencapai tujuan organisasi dan individu. Komponen dari

budaya kerja adalah sebagai berikut :

1. Pemahaman pembelajaran

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau

subjek pembelajaran.

2. Sikap terhadap pekrjaan dan lingkungan pekerjaan

Kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain,seperti

bersantai atau semata- mata memperoleh kepuasan sendiri ,atau merasa

terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk kelangsungan hidupnya.

3. Perilaku ketika bekerja

Perilaku karyawan pada saat melaksanakan tugas tugas sesuai dengan

tanggung jawab yang di embanya seperti rajin,teliti,cermat dan lain - lain

b. Komitmen pegawai (X2)

Sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi

tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan

(43)

Komponen dari komitmen dapat berupa :

1) Komitmen Afektif

Perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam

nilai-nilainya.

2) Komitmen Berkelanjutan

Nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dengan sebuah organisasi

bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut.

3) Komitmen Normatif

Komitmen untuk bertahan dengan organisasi untuk alasan-alasan

moral atau etis.

2. Variabel Y

a. Kinerja Pegawai (Y)

Merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kontribusi

kinerja pegawai dapat berupa kuantitas kerja, Kualitas kerja, dan

pemanfaatan waktu.

Secara keseluruhan operasionalisasi variabel yang akan diteliti adalah

Variabel budaya kerja ,komitmen Pegawai dan Kinerja yang diukur dengan menggunakan

skala Likert antara 1sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden

menunjukkan rendahnya ukuran nilai , sebaliknya skor tinggi (5) menunjukkan tingginya

(44)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Variabel Dimensi Indikator Skala

(45)

Variabel Defenisi Variabel Dimensi Indikator Skala

Sumber : Robbins (2008:256), Robbins (2008:99), Mathis (2002:78)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian adalah

denganmenggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok

tentang fenomena sosial. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka

responden harusmenggambarkan, mendukung pernyataan. Untuk digunakan

jawaban yang dipilih.Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadiindikator variabel. Kemudian indikator tersebutdijadikan

sebagai titik tolak ukurmenyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pertanyaan atau pernyataanPenelitian ini menggunakan lima tingkatan

(46)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5 3.6. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Noor (2011:147) populasi digunakan untuk menyebutkan

seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran

penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalahPegawai Negeri Sipil Dinas

Pasar Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 124 orang, yang

dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.3

(47)

Jabatan Administrator ( Eselon II) sebanyak 5 orang, Jabatan Pengawas (Eselon

III) Sebanyak 15 orang dan Jabatan Fungsional sebanyak 103 orang.

b. Sampel

Menurut Noor (2011:148) sampel adalah proses memilih sejumlah elemen

secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan

pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat

menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi.

Oleh karena populasi sudah diketahuijumlahnya, maka untuk menentukan

jumlah sampel yang akan diteliti rumusSlovindalam Noor (2011:158), yaitu:

Dimana: n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

E = Taraf Kesalahan = 10%

Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:

= 55,35

Melalui perhitungan rumus Slovin maka diperoleh jumlah sebesar 55,35.

Dengan demikian, angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sampel

sebanyak 56 orang pegawai.

Peneliti menggunakan metode Proportionate Random Sampling dalam menentukan sampel. Menurut Noor (2001:152) penentuan sampel pada teknik ini

memerhatikan kelompok yang ada dalam populasi. Teknik ini umumnya

digunakan pada populasi heterogen (tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda

(48)

untuk memperoleh besaran sampel pada masing-masing kelompok. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :

Keterangan:

= anggota sampel pada proporsi ke 3

N 3 = populasi ke 3

n = sampel yang diambil dalam penelitian N = populasi total

Contoh: Sampel pada Jabatan Pengawas :

Berikut tabel 3.4 data distribusi sampel Pegawai negeri Sipil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

Tabel 3.4

Distribusi Sampel Pegawai Negeri Sipil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

Sumber : Bagian Kepegawaian Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang tahun 2015, diolah

Tabel 3.4 menunjukkan hasil distribusi sampel yang diambil dari

metodeProportionate Random Sampling. Jumlah sampel pada Jabatan Pimpinan Tinggi sebanyak 0,5atau dapat dihitung menjadi satu orang,

Bagian Jumlah Jumlah Jumlah

Populasi Sampel Pembulatan

Sampel

Jabatan Pimpinan Tinggi 1 1 1

Administrator 5 2,25 2

Pengawas 15 6,77 7

Jabatan Fungsional 103 46,51 47

(49)

Administrator sebanyak 2 orang ,Jabatan Pengawas sebanyak 7 orang

dan Jabatan Fungsional Sebanyak 47 orang.

3.7. Jenis Data

a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara

langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data

asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara

langsung. Data primer dapat diperoleh dengan melakukan observasi,

wawancara, dan penyebaran kuesionertentang pengaruh Budaya

Kerja dan Komitmen Pegawai terhadap Kinerja Pegawai.

b. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai

sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai

sumber seperti Biro pusat Statistik (BPS), buku laporan, jurnal dan

lain-lain.

3.8. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa responden dan

pihak - pihak yang terkait. Pihak-pihak yang terkait adalah beberapa

Pegawai pada bidang kepegawaian Dinas Pasar Kabupaten Deli

Serdang.

b. Daftar Pertanyaan

(50)

c. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen,

internet dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengukur variabel pertanyaan yang diteliti, harus

melakukan uji validitas dan reabilitas. Bila instrumen/alat ukur tersebut

tidak valid maupun reliabel, maka tidak akan diperoleh hasil penelitian

yang baik. Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian

validitas dan reliabilitasnya, karena syarat instrument penelitian yang baik

digunakan untuk mengukur variabel harus memenuhi unsur–unsur akurasi

3.9.1. Uji Validitas

Menurut Noor (2012:132) validitas adalah suatu indeks yang

menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur.

Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran normal, maka sebaiknya

jumlah responden untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang diluar

dari sampel pada Pegawai Negeri Sipil dalam peneltian ini. Pengujian

validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

(51)

Tabel 3.5

Sumber: Hasil Penelitian SPSS, (2015) 3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Noor, 2011:130). Butir pernyataan

yang sudah dinyatakan valid ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif > r tabel, maka pernyataan reliabel b. Jika r alpha negatif < r tabel, maka pernyataan tidak reliabel.

(52)

3.10. Teknik Analisis

3.10.1. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana

peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menyajikan data

sehingga dapat memberikan gambaran umum mengenai masalah

yangditeliti.

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah :

a. Uji Normalitas

Menurut Sunyoto (2011:84) uji normalitas akan menguji data variabel bebas

(X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan,

apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Pengujian

normalitas data digunakan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang

akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau

mendekati normal. Untuk melihat normalitas data ini digunakan pendekatan

grafik yaitu normality Probability Plot. Deteksi normalita dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal grafik

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya, jika

varians variabel independen adalah konstan (sama). Untuk setiap nilai tertentu

variabel independen disebut homokedastisitas. Sedangkan, heterokedastisitas

(53)

independen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika probabilitas

signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model

regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear sempurna atau pasti diantara

beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat

toleransi variabel dan variante InflactionFactor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

1) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

2) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas

3.10.3. Metode Analisis Statistik

a. Metode Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 17.0 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Kinerja karyawan

a = Konstanta X1 = Budaya kerja

X2 = Komitmen karyawan

b1,2 = Koofisien regresi berganda

(54)

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Uji secara simultan/serempak (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (X1) yaitu

Budaya Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu kinerja Pegawai secara bersama-sama. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. H0 : b1=b2=0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Ha : b1=b2 ≠ 0, artinya secara seempak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

a. H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

b. Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5% 2) Uji secara parsial (Uji t)

Test uji parsial menguji setiap variabel (X) yaitu Budaya kerja dan

Komitmen Pegawai apakah mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat (Y) atau Kinerja Pegawai secara parsial. Bentuk

pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

(55)

b. Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

3) Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan digunakan untuk mengukur kontribusi variabel-variabel

dependen dalam menerangkan variabel independen. Koefisien Determinan

(R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin

mendekati nol atau sama dengan nol berarti kontribusi variabel independen

lemah dan bahkan dapat diabaikan, sebaliknya semakin mendekati satu berarti

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan dua

metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif yang digunakan untuk

melihat Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja

Karyawan Pada Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang.

4.1 Gambaran Umum Pasar Kabupaten Deli Serdang A. Gambaran Umum Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang pada mulanya bernama Perpas (

Perusahaan Pasar ) yang merupakan bagian Dinas Pendapatan. Pada Tahun 1986

diterbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 10 Tahun 1986

Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang.

Untuk lebih meningkatkan pengelolaan, pembinaan serta pengurusan aturan pasar

untuk lebih ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan wilayah

maka Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 10 Tahun 1986 tersebut

perlu disempunakan.

Peraturan Daerah yang baru yakni Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2002

tentang Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 46

Tahun 2000 tentang Organisasi Dinas-Dinas Kabupaten Deli Serdang, Dinas

Pasar Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas kewenangan Pemerintah

(57)

B. Struktur Organisasi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

Struktur organisasi merupakan faktor yang sangant penting dalam

menjalankan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan menjadi

pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Struktur organisasi memberikan

gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta

hubungan antar bagian berdasarkan susunan tingkat hierarki.

Struktur organisasi Dinas Pasar Deli Serdang digambarkan sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris membawahi:

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi

d. Sub Bagian Perlengkapan dan Peralatan

3. Bidang Intensifikasi membawahi:

a. Seksi Pengawasan

b. Seksi Karcis

c. Seksi Retribusi Pasar

4. Bidang Trantib

a. Seksi Pengenaan Sanksi

b. Seksi Penertiban Tempat

5. Bidang Bina Program

a. Seksi Pembentukan Pasar

b. Seksi Dokumentasi Tanah dan Bangunan Pasar

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi  Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
Tabel 2.1 Penelitian  Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Wajib Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan

Perencanaan selalu dibahas pada rapat wali murid di awal tahun pembelajaran dengan menghadirkan pihak-pihak yang terkait seperti penilik PLS dari dinas pendidikan, kemudian

Adapun penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah (2008), yang meneliti hubungan peran keluarga dengan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji : (1) Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap tingkat Corporate Social Responsibility (CSR) (2) Pengaruh Pembiayaan Murabahah

Ketika kalor diberikan kepada air, maka suhu air bertambah. Semakin banyak kalor yang diberikan semakin banyak pula perubahan pada suhu air. Bila kalor terus diberikan, lama

praktik tentang personal hygiene kaitannya dengan kejadian penyakit scabies. di Aliyah Pondok Pesantren Maraqitta’limat Wanasaba

Contoh yang diambil adalah langkah-langkah Mo ’ s Algorithm dalam mencari jumlah pasangan yang memiliki selisih absolut sama dengan atau lebih dari 2 pada operasi

Nilai amanah ditanamkan kepada para guru dan pegawai kantor di melalui berita acara kontrak kerja dan menjalankan kerja secara profesional karena setiap pekerjaan harus