• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh :

DENI RIYA PAWESTRI NIM. 2011. 1339

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Penelitian dengan Judul “Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di SMK N 9 Surakarta” telah diperiksa dan disetujui untuk

diujikan dihadapan Tim Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta

Diajukan Oleh :

DENI RIYA PAWESTRI NIM. 2011 1339 Pada : Hari : Kamis Tanggal : 26 Juni 2014 Mengetahui, Pembimbing I

Ida Untari, SKM.,M.Kes. NIDN. 0629037604

Pembimbing II

Muhammad Hafiduddin, S.Kep. NIDN. 0614056302

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA

Disusun Oleh : DENI RIYA PAWESTRI

NIM. 2011.1339

Penelitian ini telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal : 30 Juni 2014

Susunan Tim Penguji :

Penguji I

Anis Prabowo, SKM. NIDN. 0616087605

Penguji II

Nabhani, S.Pd., S.Kep., M.Kes. NIDN. 0614055901

Penguji III

Ida Untari, SKM.,M.Kes. NIDN. 0629037604 Mengetahui,

Ketua Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta

Weni Hastuti, S.Kep.,M.Kes. NIDN. 0618047704

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA

dibuat untuk melengkapi Tugas Akhir Diploma Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Tugas Akhir ini merupakan Karya Tulis Ilmiah saya sendiri (ASLI), dan dalam tugas akhir tidak terdapat karya yang pernah di ajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dipublikasikan dan atau ditulis dan diterbitkan oleh orang lain maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Surakarta, Juni 2014

Deni Riya Pawestri 2011.1339

(5)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, innayah dan hidayahNya. Dialah yang sesungguhnya Maha Pemberi Petunjuk, yang memberi kekuatan, ketabahan, dan kemudahan dalam berfikir untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Sholawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, para sahabat, dan segenap pengikutnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini mengambil judul “ Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri di SMK N 9 Surakarta”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini mengalami banyak kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih segala bantuan yang telah diberikan dan mohon maaf atas segala kekhilafan kepada :

1. Weni Hastuti, S.Kep.,M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

2. Cemy Nur Fitria, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Progam Studi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.

(6)

vi

3. Ida Untari, SKM.,M.Kes., selaku dosen pembimbing I, dengan sabar dan bijaksana membantu dan menyumbangkan ide-idenya dalam mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan karya tulis ilmiah penelitian ini. 4. M. Hafiduddin, S.Kep., selaku dosen pembimbing II, dengan sabar dan

bijaksana membantu dan meyumbangkan ide-idenya dalam mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan karya tulis ilmiah penelitian ini. 5. Bapak Drs. Sriyadi, MM, selaku Kepala Sekolah SMK N 9 Surakarta yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Ibu dan Bapak tersayang yang selalu menberikan dukungan, semangat dan selalu mendo’akanku dan menemaniku dalam kondisi apapun.

7. Teman-teman seperjuangan, terima kasih untuk semuanya atas semangat dan kekompakannya selama ini, baik suka maupun duka.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan waktu yang saya miliki, masih banyak kekurangan dalam penulisan penelitian ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, kalangan akademis dan masyarakat yang berminat terhadap ilmu keperawatan.

Surakarta, Juni 2014

(7)

vii

ABSTRAK

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA

Deni Riya Pawestri1, M.Hafiduddin2, Ida Untari3

Latar Belakang : Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik,

psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara di SMK N 9 Surakarta yang dilakukan terhadap 5 siswi, hasilnya yaitu dari 5 siswi tersebut gejala yang paling utama ketika sebelum menstruasi yaitu nyeri pada payudara. Selain itu, mereka juga mengalami sakit perut, badan mudah capek, pusing dan penurunan konsentrasi.

Tujuan : mengetahui gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada

remaja putri di SMK N 9 Surakarta.

Metode Penelitian : Metode penelitian survei deskriptif. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling sejumlah 132 orang. Instrument menggunakan kuesioner dengan analisa univariat.

Hasil : tanda dan gejala PMS yang dialami remaja putri berupa gejala fisik paling banyak

yaitu perubahan nafsu makan 72,7 % (96 orang), berupa gejala psikologis yang paling banyak dialami yaitu irritabilitas ( mudah tersinggung) 87,1 % (115 orang), berupa gejala perilaku paling banyak dialami yaitu kehilangan konsentrasi 39,4 % (52 orang), serta gejala tambahan yang tidak tertera dikuesioner yang paling banyak muncul yaitu nyeri perut 20,5 % (27 orang).

Kesimpulan : Gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja

putri di SMK N 9 Surakarta adalah remaja putri mengalami gejala fisik (38,50%), gejala psikologis (58,30%), gejala perilaku (27,4%), serta gejala tambahan yang tidak tertera pada kuesioner sebanyak (4,2%).

Kata Kunci : Tanda dan Gejala PMS, Remaja Putri.

1. Mahasiswa Program D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

2. Dosen Pengampu D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 3. Dosen Pengampu D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

(8)

viii

ABSTRACT

OVERVIEW OF THE SIGNS AND SIMPTOMS OF PRE MENSTRUAL SYNDROME IN YOUNG WOMEN IN VOCATIONAL SCHOOL 9 SURAKARTA

Deni Riya Pawestri1, M.Hafiduddin2, Ida Untari3

The Background : Pre Menstrual Syndrome (PMS) is collection of physical symptoms,

psychological, and emotion associated with the menstrual cycle. Approximately 80 to 90 percent of women at child-bearing age experience pre menstrual symptoms that can interfere with aspects of her life. The symptoms are usually predictable and occur regularly on a two-week period before menstruation. Based on a preliminary survey conducted by the researchers conducted interviews in Vocational School 9 Surakarta of five students, the results of the five students that the most important symptoms when pre-menstrual is breast pain. In addition, they also experience abdominal pain, body fatigue, dizziness, and decreased concentration.

Purpose : To know overview of the signs and symptoms of pre-menstrual syndrome in

young women in Vocational School 9 Surakarta.

Method : descriptive survey research method. Sample with a random sampling technique

for 132 people. Instrument of using a questionnaire with the analysis univariat.

The Result : The signs and symptoms of pre menstrual syndrome experienced by the

young women in the form physical symptoms at most that changes in appetite 72,7 % (96 people), form of psychological symptoms experienced are the most irritabilitas (easily offended) 87,1 % (115 people), form of behavioral symptoms are the most experienced loss of concentration 39,4 % (52 people), as well as additional symptoms not listed in questionnaire appears that most abdominal pain 20,5 % (27 people).

Conclusion : Overview of the signs and symptoms of pre-menstrual syndrome in young

women in Vocational School 9 Surakarta is the young women experienced physical symptoms (38,50%) , psychological symptoms (58,30%), behavioral symptoms (27,4%), additional symptoms not listed in questionnaire appears (4,2%).

Keywords : Signs and Symptoms Pre Menstrual Syndrome, Young Women.

1. Student Nursing Program D III STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. 2. Nursing lecturer of D III STIKES PKU MuhammadiyahSurakarta.

(9)

ix

MOTTO

“ Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku ini dekat, (yakni) Aku mengabulkan doa orang yang berdoa

kepada-Ku jika mereka berdoa kepada-Ku” (QS Al-Baqarah :186)

“ Maka nikmat Rabb-Mu yang manakah yang kamu dustakan? “(QS. Ar Rahman :13)

“ Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah”

( HR. Muslim)

Keridhoanmu Ibu adalah Kunci Kesuksesanku

Selalu ada harapan bagi mereka yang berdoa dan selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha

(10)

x

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur dan penuh cinta atas kehadirat Allah SWT, penulis persembahkan karya ini pada :

1. Ibu dan Bapak tersayang yang selalu menberikan

dukungan, semangat dan selalu mendo’akanku dan

menemaniku dalam kondisi apapun. Terima kasih

atas segala perjuangan yang engkau berikan buat

saya selama ini. Buat Ibu, keridhoanmu adalah kunci

kesuksesanku.

2. Kakak-kakakku terkasih, terima kasih atas dukungan

dan semangatnya.

3. Teman-temanku seperjuangan tersayang nunu, nita, empleng “liana”, ana, simbah “tatik”, jamban “indri”, serta teman-temanku DIII Keperawatan angkatan 2011 STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta terima kasih banyak.

4. Untuk Teman-temanku Berdhikari terima kasih atas

pengertian dan waktumu untukku selama ini.

5. Almamaterku Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN………. ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii MOTTO ... ix PERSEMBAHAN ... x DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Teori ... 8

1. Menstruasi ... 8

2. Pre Menstrual Syndrome (PMS) ... 16

3. Remaja ... 31

B. Kerangka Teori ... 35

C. Kerangka Konsep ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Desain Penelitian ... 37

B. Tempat dan Waktu ... 37

(12)

xii

D. Variabel Penelitian ... 40

E. Definisi Operasional ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 41

G. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 42

H. Jalannya Penelitian ... 45

I. Etika Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Profil Penelitian ... 48

B. Data Hasil Penelitian ... 49

C. Pembahasan ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Simpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi tentang Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome ... 42

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 50

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Fisik ... 50

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Psikologis . 51 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Perilaku ... 52

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Tambahan . 52 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tanda Dan Gejala Pre Menstrual Syndrome ... 53

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 35 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 36

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Penelitian Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Penelitian Kuesioner Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 6 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7 Kuesioner

Lampiran 8 Tabel Hasil Penelitian Lampiran 9 Lembar Konsultasi

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja berasal dari bahasa latin adolescentia yang berarti remaja yang mengalami kematangan fisik, emosi, mental dan sosial. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Selama periode ini, mereka akan banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis ataupun sosial (Pieter, 2010)

Saat wanita memasuki masa pubertas, sel telur mulai tumbuh dalam organ seksual yaitu sepasang ovarium. Berbeda dengan pria, organ reproduksi wanita merupakan organ reproduksi internal karena berada di dalam bagian tubuh. Hal ini menandai terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya haid berlangsung empat tahapan yaitu masa proliferasi, masa ovulasi, masa sekresi dan masa haid (Proverawati, 2009).

Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang menstruasi juga terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Pelepasan ovum yang berupa oosit

(17)

sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi. Ketidakseimbangan hormon-hormon ini bisa menyebabkan ketegangan prahaid yang disebut dengan Pre Menstrual Syndrome (PMS) (Dewi, 2012).

Sindrom Pramenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya perdarahan, namun dapat berlanjut setelahnya. Pada sekitar 14 % perempuan antara usia 20-35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya (Joseph, 2010). WHO tidak mengakui sindrom pramenstruasi sebagai satu penyakit. Menurut Reid and Yein dalam Andrews (2010), hingga 90 % wanita menyadari beberapa perubahan atau gejala tubuh selama minggu keempat siklus menstruasi mereka, yang mengingatkan mereka bahwa awal menstruasi mereka akan terjadi. Perubahan ini ringan, dan hanya meliputi sedikit peningkatan dalam nyeri tekan payudara. PMS (Pre Menstrual Syndrome) sejati dikatakan mempengaruhi hampir 40 % wanita, dengan sekitar 5-10 % membuat mereka sangat tidak berdaya, yaitu hingga mendominasi hidup

(18)

mereka selama fase siklus tersebut. Hal ini berarti bahwa dokter yang memiliki pasien rata-rata 2.500 orang dapat menangani antara 25-50 wanita yang mengalami PMS (Pre Menstrual Syndrome) berat.

Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pramenstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (Pre Menstrual Syndrome). Bahkan survei tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS (Pre Menstrual Syndrome) dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi. PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah haid (Joseph, 2010).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara di SMK N 9 Surakarta yang dilakukan terhadap 5 siswi, hasilnya yaitu dari 5 siswi tersebut gejala yang paling utama ketika sebelum menstruasi yaitu nyeri pada payudara. Selain itu, mereka juga mengalami sakit perut, badan mudah capek, pusing dan penurunan konsentrasi. Satu diantara lima siswa tersebut mengalami gejala yang khas sebelum menstruasi yaitu mengalami batuk dan pilek. Sedangkan dua dari lima siswi tersebut mengalami gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) dimulai dari 1 minggu sebelum menstruasi berlangsung sampai hari ketiga menstruasi.

(19)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di SMK N 9 Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden yang meliputi : umur. b. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual

Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala fisik.

c. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala psikologis.

d. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala perilaku.

(20)

e. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala tambahan yang tidak tertera pada pertanyaan di kuesioner.

f. Untuk mengidentifikasi pengelompokan tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri di SMK N 9 Surakarta yang dapat berupa gejala fisik, gejala psikologis, gejala perilaku maupun gejala tambahan yang tidak tertera pada pertanyaan di kuesioner.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang dialami remaja putri.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan masukan dalam proses belajar mengajar serta dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dan menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi khususnya tentang mengenali tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual

(21)

Syndrome) yang dialami remaja putri. b. Bagi Tempat Penelitian

Dapat dijadikan bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai masukan bagi sekolah tersebut untuk memberikan informasi seputar masalah Pre Menstrual Syndrome (PMS).

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai referensi dan dapat dilanjutkan peneltian yang akan datang, dengan mengunakan aspek yang lain terkait dengan PMS (Pre Menstrual Syndrome).

E. Keaslian Penelitian

Dari penelusuran peneliti, belum ada penelitian yang meneliti tentang “Gambaran Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri di SMK N 9 Surakarta”. Namun, ada beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini, yaitu :

1. Zulaikha F (2010) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Sikap Menghadapi Premenstrual Syndrom di SMA N 5 Surakarta”. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Hasil dari penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan terhadap sikap menghadapi Premenstrual Syndrome di SMA N 5 Surakarta. Semakin baik pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka semakin positif pula sikap menghadapi Premenstrual Syndrome. Pada penelitian ini sama-sama membahas tentang masalah PMS pada remaja. Perbedaannya adalah

(22)

penelitian ini membahas tentang sikap dalam menghadapi PMS. Sedangkan penelitian saya membahas tentang tanda dan gejala PMS. 2. Hubungan antara tingkat kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi pada

Mahasiswi D IV Kebidanan jalur regular UNS Surakarta oleh Asti Andriyani tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan secara positif dan signifikan antara tingkat kecemasan dengan PMS (Pre Menstrual Syndrome). Perbedaannya adalah penelitian ini membahas tentang tingkat kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi.

3. Razi Maulan (2008) dengan judul “Hubungan Karakteristik Wanita Usia Produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di Poli Obstetri dan Gynekologi BPK-RSUD dr. Zainoel Bidin Banda Aceh. Design penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk melihat hubungan antara karakteristik wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di Poli Obstetri dan Gynekologi BPK-RSUD dr. Zainoel Bidin Banda Aceh. Pada penelitian ini juga sama-sama membahas tentang Premenstruasi Syndrome. Perbedaan penelitian ini dilakukan pada wanita usia produktif dan membahas tentang karakteristiknya, sedangkan penelitian yang saya lakukan adalah pada remaja.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Menstruasi

a. Pengertian Menstruasi

Pengertian menstruasi atau haid menurut Prawirohardjo (2007) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Sedangkan menurut Dewi (2012) menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.

Menurut Prawirohardjo (2007) panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun adalah 25, 1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27, 1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51, 9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus menstruasi 28 hari itu tidak sering dijumpai. Panjang siklus yang biasa pada wanita adalah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus menstruasinya berkisar antara 18-42 hari.

(24)

Menurut Dewi (2012) biasanya menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.

b. Fase-fase Menstruasi

Menurut Proverawati (2009) mekanisme terjadinya perdarahan menstruasi terjadi dalam satu siklus terdiri dari 4 fase, yaitu

1) Fase Folikuler / Proliferase ( hari ke-5 sampai hari ke-14)

Pada masa ini adalah masa yang paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi), Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel didalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikulel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya satu folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung

(25)

selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Pada akhir fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang sangat meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi.

2) Fase Luteal / Fase Sekresi / Fase pramenstruasi (hari ke- 14 sampai hari ke-28)

Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yanjg sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini peningkatan hormon progesteron yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormon-hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambatan masuknya sperma ke dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.

3) Fase menstruasi (hari ke- 28 sampai hari ke-2 atau ke-3)

Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormone LH dan pengaruhnya karena produksinya telah

(26)

dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding didaerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan higine pada daerah tersebut dan menimbulkan keputihan.

4) Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5) Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung didalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium. c. Tanda dan Gejala Menstruasi

Menurut Dewi (2012) berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi diantaranya : 1) Perut terasa mulas, mual dan panas

2) Terasa nyeri saat buang air kecil 3) Tubuh tidak fit

4) Demam

5) Sakit kepala dan pusing 6) Keputihan

7) Radang pada vagina 8) Gatal-gatal pada kulit 9) Emosi meningkat

(27)

10) Nyeri dan bengkak pada payudara 11) Bau badan tak sedap

d. Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi

Penyebab gangguan siklus menstruasi menjadi panjang atau sebaliknya pendek. Namun, penanganan kasus dengan siklus menstruasi yang tidak normal, tak berdasarkan kepada panjang atau pendeknya sebuah siklus menstruasi, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai. Menurut Proverawati (2009) penyebabnya diantaranya: 1) Fungsi hormon terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan

sistem hormon yang di atur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus menstruasi pun akan terganggu.

2) Kelainan sistemik yaitu ada wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini bisa mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme didalam tubuhnya tidak bekerja dengan baik. Atau wanita tersebut menderita penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem metabolismenya sehingga siklus menstruasinya pun tak teratur.

3) Stress

Stress jangan dianggap mudah, sebab akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh. Bisa saja karena stress, si wanita jadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan

(28)

sakit-sakitan, sehingga metabolismenya terganggu, siklus menstruasinya pun ikut terganggu.

4) Kelenjar Gondok

Terganggunya fungsi kelenjar gondok atau tiroid juga bisa menjadi penyebab tak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi atau hipertiroid maupun terlalu rendah atau hipotiroid. Pasalnya, sistem hormonal dalam tubuh ikut terganggu.

5) Hormon Prolaktin Berlebihan

Pada ibu menyusui, produksi hormon prolaktinnya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat ibu tak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan ibu. Pada kasus ini tidak masalah, justru sangat baik untuk memberikan kesempatan pada ibu guna memelihara sistem reproduksinya. Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktinnya juga bisa tinggi, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala.

e. Gangguan Menstruasi

Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Menurut Dewi (2012) gangguan menstruasi tersebut diantaranya yaitu :

(29)

1) Kelainan Panjang Siklus

a) Amenorrhea (tidak ada periode haid)

Amenorrhea bukan merupakan penyakit namun merupakan gejala. Amenorrhea dapat terjadi pada menopause, sebelum pubertas, dalam kehamilan dan dalam masa laktasi. Amenorrhea dapat dibagi menjadi amenorrhea primer dan sekunder.Amenorrhea primer berarti seorang perempuan belum mengalami haid sampai 14 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks sekunder. Amenorrhea sekunder berarti telah terjadi haid, tetapi haid terhenti untuk masa tiga siklus atau lebih dari 6 bulan. Menurut Prawirohardjo (2007) amenorrhea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Adanya amenorrhea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti: gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. b) Oligomenorrhea

Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang.Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari.Darah haid biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenorrhea kesehatan wanita tidak terganggu, dan

(30)

fertilisasi cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.

c) Polimenorrhea

Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari. Polimenorrhea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dsb.

d) Metrorrhagia

Metrorrhagia adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya bercak. Metrorrhagia dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus ataupun kehamilan ektopik dan dapat juga disebabkan oleh faktor luar kehamilan seperti: ovulasi, polip endometrium dan karsinoma serviks.

2) Kelainan Jumlah Darah Haid a) Menorrhagia

Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Perdarahan yang terjadi >80 ml pada siklus biasa.

(31)

Menorrhagia dapat disebabkan oleh myoma uteri dan radang sekitar rahim.

b) Hipomenorrhea

Hipomenorrhea adalah suatu keadaan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30 cc), kadang-kadang hanya berupa spotting. Dapat disebabkan oleh stenosis pada hymen, servik atau uterus. Adanya hipomenorrhea tidak mengganggu fertilitas.

3) Gangguan Lain Yang ada hubungannya dengan haid yaitu diantaranya :

a) Pre Menstrual Tention (ketegangan Pra Haid) b) Mastodinia

c) Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) d) Disminorea

2. Pre Menstrual Syndrome (PMS) a. Pengertian

Menurut Joseph (2010). Pre Menstrual Syndrome adalah kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat haid dan ovulasi.

Definisi PMS (Pre Menstrual Syndrome) menurut Andrews (2010) adalah gejala fisik, psikologis, dan perilaku yang menimbulkan distress dan tidak disebabkan oleh penyakit organik

(32)

yang secara teratur timbul lagi selama fase yang sama pada siklus ovarium (atau menstruasi), dan secara signifikan menurun atau hilang selama sisa siklus tersebut.

Menurut Proverawati (2009) PMS (Pre Menstrual Syndrome) yaitu ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron menjelang menstruasi.

Menurut Prawirohardjo (2007). PMS (Pre Menstrual Syndrome) merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.

b. Etiologi

Menurut Joseph (2010) penyebab Pre Menstrual Syndrome pada wanita diantaranya :

1) Ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron, antara lain defisiensi progesteron.

2) Perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel.

(33)

4) PMS (Pre Menstrual Syndrome) lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap efek siklus hormon ovarium yang normal.

Sedangakan menurut Andrews (2010) penyebab yang mungkin terjadi pada PMS (Pre Menstrual Syndrome) yaitu : 1) Psikologis

2) Defisiensi progesteron

3) Ketidakseimbangan estrogen / progesteron 4) Retensi natrium dan air

5) Defisiensi / kelebihan prostaglandin 6) Kelebihan prolaktin

7) Defisiensi vitamin B6

8) Defisiensi unsure-unsur renik 9) Hipoglikemia

10) Abnormalitas tiroid 11) Defisiensi serotoin

Menurut Andrews (2010) penelitian yang sungguh-sungguh dilakukan dan banyak karya ilmiah yang membahas hipotesis diatas, tetapi tidak ada bukti nyata yang menyatakan bahwa hipotesis tersebut menerangkan penyebab pasti PMS (Pre Menstrual Syndrome). Meskipun peneliti telah berusaha keras untuk menemukan satu alasan utama PMS (Pre Menstrual Syndrome) , lebih mungkin bahwa terdapat beberapa faktor dan

(34)

PMS (Pre Menstrual Syndrome) kemungkinan merupakan kombinasi faktor fisiologis, psikologis, dan social yang berinteraksi dengan kejadian hidup.

c. Gejala Pre Menstrual Syndrom

Menurut Andrews (2010) gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) sangat banyak dan bermacam-macam serta dapat mempengaruhi hampir semua sistem tubuh. Gejala sering dikelompokkan ke dalam tiga kategori dan wanita sering mengalami perpaduan dari setiap kelompok :

1) Gejala Fisik

Gejala fisik yang khas yang dialami wanita ketika Pre Menstrual Syndrom yaitu diantaranya :

a) Nyeri tekan dan pembengkakan payudara b) Perut kembung

c) Edema perifer

d) Sakit kepala dan migrain

e) Rasa panas dan kemerahan pada wajah serta leher f) Limbung

g) Palpitasi

h) Gangguan penglihatan i) Ketidaknyamanan panggul j) Perubahan pola buang air besar

(35)

l) Mual

m) Jerawat atau lesi kulit n) Penurunan koordinasi 2) Gejala Psikologis

Banyak wanita merasa bahwa manisfestasi psikologis PMS (Pre Menstrual Syndrome) merupakan gejala yang paling sulit ditoleransi karena mereka sering merasa diluar kendali, dan sangat bingung dengan perilakunya sendiri. Gejala Psikologis yang paling umum diantaranya yaitu :

a) Tegang b) Irritabilitas c) Depresi

d) Perubahan alam perasaan e) Ansietas f) Gelisah g) Letargi h) Penurunan libido i) Penurunan konsentrasi 3) Gejala Perilaku

Berbagai perubahan perilaku dilaporkan bertambah selama fase PMS (Pre Menstrual Syndrome). Perubahan itu meliputi agoraphobia, bolos kerja, kehilangan konsentrasi, penurunan penampilan kerja, dan penghindaran aktivitas sosial.

(36)

Sedangkan gejala Pre Menstrual Syndrome menurut Joseph (2010) yaitu diantaranya :

1) Gejala psikologis yang khas : irritabilitas agresi, ketegangan, depresi, mood berubah-ubah, perasaan lepas kendali, emosi yang labil.

2) Rasa malas dan mudah lelah

3) Nafsu makan meningkat, BB bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah banyak.

4) Gejala fisik yang sering adalah pembengkakan dan nyeri pada payudara, dismenorrhea (kram perut), sakit kepala, sakit pinggang, pegal-pegal, pingsan.

5) Paling sering menyebabkan distress adalah gejala psikologis. d. Faktor-Faktor Yang Meningkatkan Resiko PMS (Pre Menstrual

Syndrome)

Menurut Joseph (2010) faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko Pre Menstrual Syndrome pada wanita yaitu :

1) Wanita yang pernah melahirkan

PMS makin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

2) Status perkawinan

Wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS (Pre Menstrual Syndrome) dibandingkan yang belum menikah.

(37)

3) Usia

PMS (Pre Menstrual Syndrome) semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30-45 tahun.

4) Stress

Faktor stress memperberat gangguan PMS (Pre Menstrual Syndrome).

5) Diet

Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan dapat memperberat gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome).

6) Kekurangan zat gizi

Kekurangan zat gizi seperti vitamin (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, dan asam linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome).

7) Kegiatan Fisik

Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS (Pre Menstrual Syndrome).

e. Tipe Dan Gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome)

Menurut Dr. Guy E. Abraham dalam Joseph (2010), tipe dan gejala Pre Menstrual Syndrome pada wanita dibagi menjadi 4 yaitu :

(38)

1) PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe A (Anxiety), ditandai dengan adanya rasa cemas, labil, sensitif, syaraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Penderita PMS tipe A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan yang berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

2) PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe H (hyperhidration), gejala ditandai pembengkakan, perut kembung, nyeri pada payudara, pembengkakan tangan dan kaki dan peningkatan BB sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan PMS tipe yang lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.

3) PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe C (craving), ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang manis dan berkarbohidrat. Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala

(39)

hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabakan oleh stress, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6) atau kurangnya magnesium.

4) PMS (Pre Menstrual Syndrome) tipe D (depretion), ditandai rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur dan pelupa. Biasanya tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3 % dari seluruh PMS benar-benar murni type D.

PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, dimana hormon progesteron dalam siklus PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stress, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal ditubuh atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan gangguan PMS tipe A.

f. Waktu Terjadinya PMS (Pre Menstrual Syndrome)

Menurut Joseph (2010) waktu terjadinya PMS (Pre Menstrual Syndrome) yaitu ketika :

(40)

1) Pada fase luteal siklus menstruasi dan reda pada akhir menstruasi

2) Adapun gejala yang timbul beberapa hari segera sebelum menstruasi atau sejak ovulai berlangsung melalui luteal sampai akhir menstruasi.

g. Penatalaksanaan Pre Menstrual Syndrome (PMS)

Menurut Andrews (2010) ada beberapa langkah penatalaksanaan PMS (Pre Menstrual Syndrome), diantaranya yaitu :

1) Tindakan Swabantu (Diskusi)

Diskusi tentang berbagai gejala yang dialami oleh wanita yang dapat membantu anda menentukan tingkat keparahan masalah wanita tersebut. Anda harus menanyakan kepada wanita berapa lama gejala tersebut berlangsung, seberapa parah, dan apakah gejala tersebut segera reda dengan menstruasi. Idealnya, kita juga harus mencoba menentukan ambang keluhan dan toleransi wanita, serta derajat gangguan yang ditimbulkan oleh PMS terhadap kehidupan normal wanita, Akan tetapi, pada prakteknya sangat sulit untuk memastikan fakta tersebut.

(41)

2) Perubahan Diet

Rekomendasi diet untuk meredakan PMS yaitu

a) Kurangi asupan garam. Garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan sehingga timbul perasaan kembung dan mastalgia. Makanan yang tinggi garam juga harus dibatasi,misalnya keju, daging, atau ikan yang diawetkan, dan kacang asin.

b) Kurangi asupan cairan. Anjuran ini terutama cocok untuk wanita yang gejala utamanya kembung dan mastalgia. c) Batasi asupan kafein. Batasi konsumsi teh, kopi, atau kola.

Kafein dapat menambah tingkat ansietas dan irritabilitas. Banyak wanita merasa bahwa kopi yang tidak mengandung kafein atau teh herbal sebagai minuman pengganti yang tepat. Teh camomile merupakan relaksan kuat, teh peppermint membantu mengatasi mual, dan teh bunga limau meredakan perubahan alam perasaan.

d) Kurangi asupan diet lemak

e) Kurangi asupan junk food. Konsumsi sebanyak mungkin makanan yang segar dengan kandungan gizi masih lengkap. Lakukan variasi diet yang mengandung nutrient berspektrum luas.

f) Makan teratur, sangat menakjubkan betapa banyak wanita yang lupa makan atau makan tidak teratur, tepat di bulan

(42)

tersebut pada saat mereka harus makan teratur dan melakukan diet seimbang.

g) Jangan makan berlebihan. Beberapa wanita dianjurkan untuk menjaga kadar gula darahnya (menghindari resiko gejala menyerupai hipoglikemia, seperti : kelelahan, irritabilitas, dan sakit kepala). Akibatnya, mereka sering mengkonsumsi kudapan yang manis dan coklat. Kebiasaan ini harus dihindari karena makanan tersebut tidak hanya meredakan masalah PMS, tetapi juga menumpuk lemak. Jika mereka merasa keinginan mereka untuk mengkonsumsi camilan semakin sering muncul, buah-buahan dan sayur-sayuran segar harus menggantikan makanan yang manis dan cokelat.

h) Batasi asupan alkohol dan tembakau. Wanita sering menkonsumsi alkohol atau tembakau sebagai pereda jangka pendek perubahan alam perasaan, tetapi konsumsi alkohol dan tembakau dapat menyebabkan masalah jangka panjang. 3) Kelompok Swabantu

4) Latihan dan Tehnik Relaksasi

Semua bentuk latihan bermanfaat bagi wanita penderita PMS dan tentu saja, wanita harus diberi dorongan untuk menjalankannya. Diperkirakan bahwa latihan memicu produksi endorphin, opiate alami yang meningkatkan rasa sejahtera dan

(43)

harga diri serta meningkatkan toleransi wanita terhadap perubahan PMS sehingga mengurangi pengaruh PMS dalam kehidupannya.

5) Manajemen Stess

Pada umumnya, nasehat tentang manajemen stress terlihat sangat sederhana dan mendasar, tetapi sangat mengejutkan betapa sedikit wanita yang benar-benar berpikir logis tentang bagaimana mereka dapat mengatur hidup mereka secara efektif guna membantu diri mereka. Anjuran yang dapat diberikan sebagai berikut :

a) Atur perawatan anak dengan tepat agar memberikan “waktu istirahat”

b) Hindari mengajak sanak saudara atau tamu untuk menginap c) Hindari mengajak teman untuk makan malam

d) Tunda ujian mengemudi

e) Jangan mulai diet baru yang ketat f) Tunda janji untuk pekerjaan baru 6) Terapi Alternatif

Banyak wanita yang sembuh dari PMS melalui pengobatan alternative atau pengobatan yang diberikan oleh praktisi kesehatan lain termasuk ahli aromaterapi, refleksolog, ahli herba, ahli hipnotis, ahli homeopati, dan ahli akupuntur.

(44)

7) Terapi Cahaya

Penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan menggunakan satu bentuk terapi cahaya yang dikenal sebagai stimulasi foto yaitu dengan mengenakan sebuah masker yang menutupi mata selama sekitar 15 menit per hari pada setengah bagian akhir siklus. Masker tersebut berisi cahaya miniature yang berkerlip perlahan dengan irama yang telah deprogram, dan diperkirakan bahwa cahaya pada lampu tersebut bekerja dengan irama sirkadian.

8) Anjuran Umum

Anjuran umum bagi wanita yang mengalami PMS yaitu:

a) Jika gejala utama anda adalah perut kembung, jangan gunakan pakaian ketat yang biasa anda gunakan tetapi kenakan pakaian yang lebih longgar dan lebih nyaman serta ikat pinggang yang elastis.

b) Jika anda mengalami nyeri tekan payudara, gunakan bra yang menyokong payudara dengan ukuran yang sesuai. c) Jangan berencana pergi keluar atau bersosialisasi jika anda

tidak ingin, tetapi tetap didalam rumah dan baca buku atau nonton video.

(45)

e) Beberapa wanita merasa bahwa seks sangat membantu karena orgasme merupakan cara yang efektif untuk menurunkan tekanan.

Sedangkan menurut Joseph (2010) pendekatan terapi untuk mengatasi PMS (Pre Menstrual Syndrome) dibedakan menjadi 2 yaitu :

a) Terapi non hormon

(1) Anjuran untuk sering mengkonsumsi karbohidrat (2) Pemberian vitamin B6

(3) Evening primrose oil (untuk gejala pada payudara) (4) Mineral (Ca dan Mg) mungkin bermanfaat

(5) Terapi alternative (olahraga dan relaksasi) (6) Psikoterapi

(7) Obat psikotropik

(8) Diuretik (spironolakton)

(9) Inhibitor Pg (asam mefenamat dan natrium naproksen) b) Terapi hormon (1) Progesteron/progestogen (2) Estrogen (3) Danazol (4) Analog agonis GnRH (5) Bromokriptin

(46)

Selain pendekatan terapi, Joseph (2010) juga menyebukan ada pendekatan bedah yaitu dengan dilakukannya histerektomi atau ooforektomi.

Sedangkan menurut Bobak (2005) terdapat suatu persetujuan dalam penatalaksanaan PMS (Pre Menstrual Syndrome). Riwayat yang terinci dan dikaji dengan cermat dan sekelompok gejala harian dan fluktuasi mood, yang terdapat pada beberapa siklus, dapat menjadi petunjuk dalam menyusun penatalaksanaan. Konseling, dalam bentuk kelompok pendukung atau konseling pasangan atau individu, dapat sangat bermanfaat. Obat-obatan seperti inhibitor prostaglandin dan diuretik untuk meredakan edema, bromokriptin (parlodel) untuk mengatasi nyeri tekan payudara, dan diet seimbang, rendah kafein dan natrium atau disertai makan diuretic alami, dapat meredakan gejala. Latihan fisik dan suplemen vitamin (B6 dan E) sering kali direkomendasikan.

3. Remaja

Menurut Yusuf (2011) fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka (Pikunas,1976) dalam Yusuf (2011) masa remaja ini meliputi : (a) remaja awal yaitu : 12-15 tahun; (b) remaja madya : 15-18 tahun; dan (c) remaja akhir : 19-22 tahun. Semantara Salzman

(47)

mengemukakan dalam Yusuf (2011), bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

Sedangkan menurut Suryani (2010) beberapa ahli membagi masa remaja menjadi tiga fase (Kartini,1995), yaitu :

1) Pra Pubertas ± 10-12 Tahun

Pada masa ini instrink-instrink seksual ada dalam keadaan paling lemah, sedangkan proses perkembangan AKU si anak ada dalam keadaan paling kuat (progresif). Masalah erotik pada seks, yaitu totalitas dari kompleks gejala seksual dan afeksi-afeksi yang berkaitan dengan masalah cinta, sifatnya belum akut. Karena memang belum terdapat kematangan seksual.

Maka dari itu periode ini juga disebut sebagai Tritzalter kedua yang bercirikan : pemogokan, tidak patuh, keras kepala, suka memprotes, melancarkan banyak kritik, sombong rasa sudah ”dewasa” dan sudah ”besar”, acuh tak acuh, sembrono. Juga timbul dorongan sangat kuat untuk menuntut pengakuan dirinya, disertai emosi yang meluap-luap, amarah atau agresi yang kuat, sentimen-sentimen yang intens kuat, kebingungan, duka hati, suka melanggar dan menentang peraturan-peraturan pedagogis, disiplin, dan ketertiban di rumah maupun di sekolah.

(48)

2) Masa Pubertas

Masa pubertas awal atau masa pubertas sebenarnya itu merupakan suatu masa yang akan segera dilanjutkan oleh masa adolesensi yang disebut pula sebagai masa puber lanjut. Masa pubertas tidak dapat dipastikan kapan dimulainya dan kapan berakhir. Beberapa sarjana m emperkirakan dimulai pada usia ±14 tahun dan berakhir pada usia 17 tahun.

Proses organis yang paling penting pada masa ini adalah kematangan seksual. Pada saat pertumbuhan ini anak muda mengalami satu bentuk krisis yaitu kehilangan keseimbangan jasmani dan rohani. Kadang-kadang harmoni dan fungsi-fungsi motorik juga terganggu. Lalu terlihat gejala-gejala tingkah laku sebagai berikut : canggung, kaku-kikuk, tegar, muka tampak kasar dan ”buruk”.

Selanjutnya, juga timbul minat dan emosi heteroseksual, yakni ada hubungan antara : (1) diri sendiri, (2) obyek cinta kasih dengan wanita (ibu dan teman gadis), (3) dan obyek cinta dengan seorang pemuda.

3) Adolesensis (± 17-19/21 Tahun)

Pada masa adolesensi anak mulai menemukan nilai-nilai hidup baru, sehingga semakin jelaslah pemahaman tentang keadaan diri sendiri. Ia mulai bersikap kritis terhadap obyek-obyek diluar dirinya dan ia mampu mengambil sintese antara dunia luar dan

(49)

dunia internal. Secara obyektif dan aktif ia melibatkan diri dengan kegiatan dunia luar, sambil mencoba ”mendidik” dirinya sendiri. Pada fase perkembangan ini dibangun dasar-dasar yang definitif (esensial,menentukan) bagi pembentukan kepribadiannya.

Menurut Pieter (2010) secara umum seluruh batasan usia kematangan pubertas yaitu usia 12,5-14,5 tahun dengan tingkat kematangan rata-rata usia 13 tahun. Ketika usia 12-14 tahun, ada perbedaan kematangan yang menonjol antara pubertas pria dan wanita. Berdasarkan hasil penelitian ternyata wanita lebih cepat matang dibandingkan dengan pria dalam kurun rentang waktu untuk menjadi matang sekitar 3 tahun. Sementara rentang waktu untuk menjadi matang pada pria membutuhkan waktu sekitar 2-4 tahun.

(50)

B. Kerangka Teori

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Joseph (2010); Bobak (2005); Andrews (2010); Proverawati (2009); Dewi (2012); Prawirohardjo (2007); Pieter (2010); Yusuf (2011); Suryani (2010) Fase-fase Menstruasi: - Fase folikuler - Fase luteal - Fase menstruasi - Fase regenerasi Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri

Faktor yang

meningkatkan resiko PMS :

1. Wanita yang pernah melahirkan

2. Usia 3. Stress 4. Diet

5. Kekurangan gizi

Tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) Gangguan Menstruasi: -Amenorrhea -Metrorrahagia -Oligomenorrhea -Polimenorrhea -Menorrhagia -Hipomenorrhea

(51)

C. Kerangka Konsep

Nyeri tekan dan pembengkakan payudara

Perut kembung Edema perifer Sakit kepala / migrain

Rasa panas dan kemerahan pada wajah serta leher

Limbung Palpitasi

Gangguan penglihatan Ketidaknyamanan panggul Perubahan pola buang air besar Perubahan nafsu makan Mual

Jerawat / lesi kulit Penurunan koordinasi Tegang

Irritabilitas Depresi

Perubahan alam perasaan Ansietas Gelisah Letargi Penurunan libido Penurunan konsentrasi Agoraphobia Bolos kerja

Penurunan penampilan kerja Kehilangan konsentrasi Penghindaran aktivitas sosial Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pre Menstrual Syndrome (PMS) Gejala Fisik Gejala Psikologis Gejala perilaku

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif berguna untuk mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu masalah, menjelaskan frekuensi suatu kejadian dari sebuah fenomena (Suyanto, 2011).

B. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK N 9 Surakarta. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April pada tahun 2014.

C. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. Populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui peneliti (Notoatmojo dalam Setiadi, 2007). Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah Siswi XI SMK N 9 Surakarta tahun

(53)

ajaran 2013/2014 yang berjumlah 198 siswi (Sumber : Bagian Tata Usaha SMK N 9 Surakarta).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah 198 siswi, maka untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus :

n = 2 N(d) 1 N Keterangan : N : besar populasi n : besar sampel

d : tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan yaitu 0,05.

(Saryono, 2011)

Berikut perhitungan sampel yang diinginkan :

n = 2 N(d) 1 N n = 2 198(0,05) 1 198 n = 0,495 1 198 n = 132,4 n = 132

(54)

Jadi siswi kelas XI yang akan dijadikan responden sebanyak 132 siswi. 3. Tehnik Sampling

Pengambilan sampel diambil secara Random Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (Suyanto, 2011). Ada 2 kriteria sampel menurut Setiadi (2007) yaitu :

a. Kriteria Inklusi (kriteria yang layak diteliti)

Adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam dan Pariani dalam Setiadi, 2007). Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan menandatangani lembar persetujuan.

2) Siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta yang sudah menstruasi minimal 1 tahun.

b. Kriteria Eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti)

Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab (Nursalam dan Pariani dalam Setiadi, 2007). Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta yang tidak bersedia menjadi responden.

(55)

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ciri atau ukuran yang melekat pada objek penelitian baik bersifat fisik (nyata) atau psikis (tidak nyata). Pengertian lain menyebutkan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri-ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian dari sebuah teori (Suyanto, 2011). Variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome).

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya akan mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2007). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(56)

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Variabel Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Skala Pengukur Hasil Ukur Tanda dan Gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) Keluhan-keluhan dan tanda yang dialami remaja putri yang berupa gejala fisik, psikologis, maupun perilaku yang terjadi satu minggu atau beberapa hari menjelang menstruasi. Kuesioner Nominal Ya = 1 Tidak = 0 F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data (Suyanto, 2011). Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) pada remaja putri adalah data primer yang berupa kuesioner yang diberikan kepada siswi. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir (Setiadi, 2007).

Penelitian ini menggunakan alat yaitu kuesioner yang meliputi identitas responden yaitu nama dan umur, dilanjutkan dengan pertanyaan tentang seputar tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome dengan kuesioner yang berisi 28 pertanyaan dengan memberikan alternatif jawaban sebanyak 2 buah (YA/TIDAK) memberikan jawabannya dengan cara memberikan tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan jawaban yang dianggap benar. Skor untuk jawaban

(57)

yang ya = 1, dan jawaban tidak = 0. Peneliti memilih kuesioner sebagai insrumen penelitian karena instrumen tersebut mempunyai beberapa keuntungan diantaranya: dapat dibagikan serentak kepada banyak responden, dan dapat dibuat terstandart sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Tabel 3.2. Kisi-kisi tentang Tanda dan Gejala Pre Menstrual Syndrome

Variabel Indikator No soal Jumlah soal

Tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome 1. gejala fisik 2. gejala psikologis 3.gejala perilaku 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 24, 25, 26, 27, 28 14 9 5 Jumlah 28

G. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Metode Mengumpulkan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari :

(58)

a. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang tanda dan gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome) pada remaja putri.

b. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari data siswi kelas XI di SMK N 9 Surakarta.

2. Pengolahan Data dan Analisis Data

Menurut Setiadi (2007). Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan data dibagi menjadi 6 tahap, yaitu :

a. Pengolahan Data 1) Editing

Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, dan relevansi jawaban.

2) Member Tanda Kode / Koding

Adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori.

3) Sorting

Adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).

(59)

4) Entry Data

Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data. Memasukkan data, boleh dengan cara manual atau melalui pengolahan computer.

5) Cleaning

Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.

6) Mengeluarkan Informasi

Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. b. Analisa Data

Analisa univariat adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010:182). Data dan informasi yang diperoleh dari analisis univariat dapat mendeskripsikan variabel penelitian yaitu tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome pada remaja putri. Setelah data primer dimasukkan dalam tabel tabulasi kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi. Varibel yang berkala dan berinterval, maka data dianalisa secara statistik deskriptif dengan pengukuran mean, dan modus.

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu

(60)

kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dirumuskan:

n

xi

Me

Keterangan :

Me : Mean rata-rata

Σ : Epsilion (baca jumlah) xi : Nilai x ke i sampai n n : Jumlah individu

Modus merupakan tehnik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang popular (yang sedang menjadi mode) atau yang sering muncul dalam kelompok tersebut.

Menghitung modus dengan data tunggal dilakukan sangat sederhana yaitu dengan cara mencari nilai yang sering muncul diantara bagian data.ukuran ini sering dipakai untuk rata-rata kualitatif.

H. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Mengajukan judul.

b. Membuat proposal dan revisi proposal

c. Peneliti setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing I dan II akan mengajukan ujian proposal penelitian di STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.

(61)

d. Ujian proposal.

e. Peneliti merevisi semua masukan dan arahan dari para penguji 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengurusan perijinan.

b. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin peneliti dan institusi kepada Kepala Sekolah SMK N 9 Surakarta.

c. Mengobservasi siswi kelas XI di SMK N 9 Surakarta. d. Membagikan kuesioner.

e. Peneliti mengecek kembali kelengkapan data, apabila ada yang belum lengkap segera melengkapi.

f. Melakukan pengolahan data. g. Seminar penelitian.

h. Revisi penelitian.

i. Pengumpulan penelitian.

3. Etika Penelitian

Pada penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika penelitian yang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian menurut Setiadi (2007) yaitu :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat

(62)

mengerti maksud dan tujuan peneliti. Bila subyek menolak maka peneliti tidak memaksa tetap menghormati hak-hak subyek.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek dalam lembar pengumpulan data yang diisi subyek, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka KonsepPre Menstrual Syndrome (PMS)  Gejala Fisik  Gejala Psikologis Gejala perilaku

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji Allah SWT atas Rahmat, Nikmat, Taufik dan Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Pre

Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMK Al-Munawwir Krapyak Bantul Yogyakarta menunjukkan bahwa sebagian besar siswa putri secara keseluruhan mempunyai

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.5 No.1, Agustus 2017 17 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN PRE-MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI