• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA OVERVIEW OF THE SIGNS AND SIMPTOMS OF PRE MENSTRUAL SYNDROME IN YOUNG WOMEN IN SMK N 9 SURAKARTA Deni Riya Pawestri dan Ida Untari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA OVERVIEW OF THE SIGNS AND SIMPTOMS OF PRE MENSTRUAL SYNDROME IN YOUNG WOMEN IN SMK N 9 SURAKARTA Deni Riya Pawestri dan Ida Untari"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA

OVERVIEW OF THE SIGNS AND SIMPTOMS OF PRE MENSTRUAL SYNDROME IN YOUNG WOMEN IN SMK N 9 SURAKARTA

Deni Riya Pawestridan Ida Untari

STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta PRODI DIII Keperawatan Jl. Tulang Bawang Selatan No 26 Tegalsari RT 02 RW XXXII

Kadipiro Banjarsari Surakarta idauntari@yahoo.co.id

ABSTRACT

Pre Menstrual Syndrome (PMS) is collection of physical symptoms, psychological, and emotion

associated with the menstrual cycle. Approximately 80 to 90 percent of women at child-bearing age experience pre menstrual symptoms that can interfere aspects of her life. The symptoms are usually predictable and occur regularly on a two-week period before menstruation. Based on a preliminary survey conducted by the researchers by interviewing five SMKN 9 Surakarta students, the results showed that the most important symptoms of pre-menstrual was breast pain. In addition, they also experienced abdominal pain, body fatigue, dizziness, and decreased concentration. The purpose of this study is to know overview of the signs and symptoms of pre-menstrual syndrome in young women in SMKN 9 Surakarta. This research used descriptive survey research method. The sample was taken by random sampling technique for 132 people. The instrument was a questionnaire with univariat analysis. The results showed that the signs and symptoms of pre menstrual syndrome experienced by in young women in the form physical symptoms the most were changes in appetite 72,7 % (96 people), form of psychological symptoms experienced the most were irritabilitas (easily offended) 87,1 % (115 people), form of behavioral symptoms the most experienced were loss of concentration 39,4 % (52 people), as well as additional symptoms not listed in questionnaire appeared the most were abdominal pain 20,5 % (27 people). The conclusions in this study is overview of the signs and symptoms of pre-menstrual syndrome in young women in SMKN 9 Surakarta is the young women experienced physical symptoms (38,50%) , psychological symptoms (58,30%), behavioral symptoms (27,4%), additional symptoms not listed in questionnaire appears (4,2%).

Keywords: Signs and Symptoms, Pre Menstrual Syndrome, Young Women

ABSTRAK

Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait

(2)

16

berupa gejala perilaku paling banyak dialami yaitu kehilangan konsentrasi 39,4 % (52 orang), serta gejala tambahan diluar teori yang paling banyak muncul yaitu nyeri perut 20,5 % (27 orang). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa Tanda dan gejala Pre

Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta berupa mengalami gejala

fisik (38,50%), gejala psikologis (58,30%), gejala perilaku (27,4%), serta gejala tambahan sebanyak (4,2%).

Kata Kunci: Tanda dan Gejala, Pre Menstrual Syndrome (PMS), Remaja Putri

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Selama periode ini, mereka akan banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis ataupun sosial.

Saat wanita memasuki masa pubertas, sel telur mulai tumbuh dalam organ seksual yaitu sepasang ovarium. Berbeda dengan pria, organ reproduksi wanita merupakan organ reproduksi internal karena berada di dalam bagian tubuh. Hal ini menandai terjadinya menstruasi (Proverawati dkk, 2009)

Menurut Prawirohardjo (2007) pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang menstruasi juga terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya men-struasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi. Ketidakseimbangan hormon-hormon ini bisa menyebabkan ketegangan prahaid yang disebut dengan Pre Menstrual Syndrome (PMS) ((Dewi, 2012).

Sindrom Pramenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya perdarahan, namun dapat berlanjut

setelahnya. Pada sekitar 14 % perempuan antara usia 20-35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharus-kan mereka beristirahat dari sekolah atau mengharus- kantor-nya (Joseph, 2010).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara di SMK N 9 Surakarta yang dilakukan terhadap 5 siswi, hasilnya yaitu dari 5 siswi tersebut gejala yang paling utama ketika sebelum menstruasi yaitu nyeri pada payudara. Selain itu, mereka juga mengalami sakit perut, badan mudah capek, pusing dan penurunan konsentrasi. Satu diantara lima siswa tersebut mengalami gejala yang khas sebelum menstruasi yaitu mengalami batuk dan pilek. Sedangkan dua dari lima siswi tersebut mengalami gejala PMS (Pre Menstrual

Syn-drome) dimulai dari 1 minggu sebelum

men-struasi berlangsung sampai hari ketiga menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui gambaran tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian des-kriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif berguna untuk mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu masalah, menjelaskan frekuensi suatu kejadian dari sebuah fenomena (Sugiyono, 2011)

Populasi yang diteliti adalah siswi kelas XI SMK N 9 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 sejumlah 132 orang. Pengambilan sampel dilaku-kan dengan teknik sampel acak (random

sam-pling) yaitu pengambilan sampel yang dilakukan

secara acak. (Suyanto. 2011)

(3)

identitas responden meliputi nama, umur, dan

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Umur (tahun) f %

1. 12 - 15 37 28

2. 16 - 18 92 69,7

3. 19 - 22 3 2,3 Diketahui bahwa mayoritas responden masuk dalam kategori remaja tengah 16 - 18 tahun yaitu 92 siswi (69,7%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Fisik

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Fisik

Diketahui bahwa gejala fisik yang paling banyak dialami yaitu perubahan nafsu makan 96 orang (72,7%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Psikologis.

Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Psikologis.

3. Irritabilitas (mudah tersinggung)

Tabel diatas dapat diketahui bahwa gejala psikologis yang paling banyak dialami yaitu mudah tersinggung 115 orang (87,1%). 4. Karakteristik Berdasarkan Gejala Perilaku

Tabel 4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Perilaku. 5. Penghindaran aktivitas

sosial

(4)

18

Diketahui bahwa gejala perilaku yang paling banyak dialami yaitu kehilangan konsentrasi 52 orang (39,4%).

5. Karakteristik Berdasarkan Gejala Tambahan Tabel 5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Tambahan.

Diketahui bahwa gejala tambahan yang paling banyak dialami yaitu nyeri perut 27

Setelah dilakukan penelitian pada respon-den sejumlah 132 orang remaja putri kelas XI di SMK N 9 Surakarta mendapatkan hasil berdasar-kan hasil statistik menunjukberdasar-kan bahwa remaja

putri yang berusia termuda yakni 15 tahun sebanyak 1 orang (0,80%), umur 16 tahun sebanyak 36 orang (27,20%), umur antar 17 tahun sebanyak 85 orang (64,40%), umur 18 tahun sebanyak 7 orang (5,30%), umur 19 tahun sebanyak 2 orang (1,50%), dan yang tertua umur 20 tahun sebanyak 1 orang (0,80%). Dari data tersebut didapatkan remaja putri kelas XI yang paling banyak berusia 17 tahun sebanyak 85 orang.

Distribusi responden pada tabel 2 menun-jukkan hasil bahwa remaja putri yang mengalami gejala fisik yang paling banyak yaitu perubahan nafsu makan 72,7 % (96 orang) dan juga gejala fisik yang paling sedikit dirasakan yaitu gangguan penglihatan 2,3 % (3 orang). Pre

Menstrual Syndrome itu terdiri dari 4 tipe salah

satunya PMS tipe C (craving). PMS (Pre

Menstrual Syndrome) tipe C (craving), ditandai

dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang manis dan berkarbohidrat. Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia se-perti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap ma-kanan manis dapat disebabakan oleh stress, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6) atau kurangnya magnesium.

Selain gejala fisik, pada tabel 3 menun-jukkan bahwa remaja putri yang mengalami gejala psikologis yang paling banyak yaitu irritabilitas ( mudah tersinggung) 87,1 % (115 orang) dan yang mengalami gejala psikologis yang paling sedikit yaitu depresi 9,1 % (12 orang). Berdasarkan data tersebut, bahwa gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif dan sekitar 40 % wanita berusia 14-50 tahun mengalami hal tersebut. Hal ini juga didukung oleh peneliti Zulaikha (2010) dengan judul “Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Sikap Menghadapi Pre Menstrual

Syndrome Di SMA N 5 Surakarta” yang

(5)

Dari data distribusi responden pada tabel 4. menunjukkan remaja yang mengalami gejala perilaku yang paling banyak dirasakan yaitu kehilangan konsentrasi 39,4 % (52 orang) dan yang paling sedikit dirasakan yaitu bolos sekolah 5,3 % (7 orang). Berdasarkan teori yang ada, pada sekitar 14 % perempuan antara usia 20-35 tahun mengalami Pre Menstrual Syndrome yang sangat hebat yang mengharuskan mereka untuk beristirahat dari sekolah atau kantornya.

Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja putri di SMK N 9 Surakarta menunjukan bahwa dari 132 orang responden mengalami gejala tambahan yang muncul diluar teori diantaranya: nyeri perut sebanyak 27 orang (20,5%), ingin minum es degan sebanyak 1 orang (0,8%), keputihan sebanyak 1 orang (0,8%), badan pegal-pegal sebanyak 3 orang (2,3%), suka makan makanan pedas sebanyak 1 orang (0,8%), malas beraktivitas sebanyak 4 orang (3,0%), kaki pegal-pegal 1 orang (0,8%), punggung sakit sebanyak 2 orang (1,5%), susah tidur sebanyak 1 orang (0,8%), dan mudah marah sebanyak 1 orang (0,8%).

Dari hasil penelitian tersebut dapat di-golongkan tanda dan gejala PMS (Pre

Mens-truasi Syndrome) yang berupa gejala fisik yaitu

nyeri perut, ingin minum es degan, keputihan, badan pegal-pegal, kaki pegal-pegal, punggung sakit. Yang berupa gejala psikologis yaitu mudah marah. Serta yang berupa gejala perilaku yaitu suka makan makanan pedas, malas beraktivitas, dan susah tidur.

Analisa penelitian di SMK N 9 Surakarta dapat dsimpulkan secara umum bahwa remaja putri di SMK N 9 Surakarta mengalami gejala fisik sebanyak 38,5 %, gejala psikologis sebanyak 58,3 %, gejala perilaku sebanyak 27,4 %, serta gejala tambahan yang tidak tertera pada kuesioner sebanyak 4,2 %. Dari hasil tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa setiap wanita itu bisa saja mengalami beberapa gejala yang dirasakan sebelum terjadinya menstruasi. Bisa saja wanita itu mengalami gejala fisik, gejala psikologis dan juga gejala perilaku. Tapi ada juga yang hanya mengalami gejala fisik saja, atau gejala psikologis saja bahkan hanya gejala perilaku saja.

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai Gam-baran Tanda Dan Gejala Pre Menstrual

Syn-drome dapat disimpulkan yaitu:

1. Karakteristik responden berdasarkan umur didapatkan hasil yaitu remaja putri kelas XI di SMK N 9 Surakarta mayoritas masuk dalam kelompok remaja tengah 16 – 18 tahun sebesar 69,7 %

2. Karakteristik responden berdasarkan gejala fisik mengalami gejala fisik yang paling banyak yaitu perubahan nafsu makan 72,7 % (96 orang) dan juga gejala fisik yang paling sedikit dirasakan yaitu gangguan penglihatan 2,3 % (3 orang).

3. Karakteristik responden berdasarkan gejala psikologis, mengalami irritabilitas (mudah tersinggung) 87,1 % (115 orang) dan yang mengalami gejala psikologis yang paling sedikit yaitu depresi 9,1 % (12 orang).

4. Karakteristik responden berdasarkan gejala perilaku, mengalami kehilangan konsen-trasi 39,4 % (52 orang) dan yang paling sedikit dirasakan yaitu bolos sekolah 5,3 % (7 orang). 5. Karakteristik responden berdasarkan gejala tambahan yang paling banyak dirasakan yaitu nyeri perut 20,5 % (27 orang).

6. Karakteristik responden berdasarkan tanda dan gejala Pre Menstrual Syndrome, meng-meningkatkan pengetahuan tentang PMS dengan cara mencari informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja khususnya PMS misalnya dari buku, internet, mengikuti penyuluhan dan dapat melalui diskusi secara terbuka dengan kesehatan reproduksi remaja dalam hal ini tentang PMS dengan orangtua, guru, teman, maupun orang yang memang paham akan hal ini.

(6)

20

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Syntia Nilda. 2012. Biologi Reproduksi, Yogyakarta: Pustaka Rihama

Joseph,HK dan M. Nugroho S. 2010. Catatan Kuliah GINEKOLOGI dan OBSTETRI (OBSGYN) Untuk Keperawatan dan

Kebidanan, Yogyakarta: Nuha Medika

Pieter, Zan Herri dan Namora Lumongga Lubis. 2010. Pengantar Psikologi untuk

Ke-bidanan, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group

Proverawati, Atikah dan Siti Misaroh. 2009. MENARCHE Menstruasi Pertama Penuh Makna, Yogyakarta: Nuha Medika Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi

Pene-litian Keperawatan, Yogyakarta: Nuha

Medika

Gambar

Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Psikologis.
Tabel 5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala Tambahan.

Referensi

Dokumen terkait

Dunia saat sedang dilanda sebuah pandemi yaitu Covid-19 yang merupakan sebuah virus yang berasal dari Wuhan China. Akibat adanya pandemi tersebut muncul banyak

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan

(3) terdapat perbedaan signifikan prestasi belajar Geografi antara siswa dengan kemampuan awal tinggi dan rendah pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu

Budiawan, T.,1988, “Pengaruh Kurkuminoid dari Temulawak terhadap Kadar SGOT, SGPT, dan Che Darah Kelinci pada Keadaan Hepatotoksik”, Jurnal Farmasi FMIPA UNPAD, Bandung.. Freeman

Sebagai perangkat pencari (knowledge searching tool). Perangkat mobile yang telah terkoneksi internet dapat dimanfaatkan sebagai tool untuk melakukan pencarian informasi

“Lalu, tanpa adanya mata, wujud dan kesadaran melihat (penglihatan), tiada landasan (thana) untuk melabel (menyebutkan) sebutan ‘kontak.’ Tanpa adanya landasan untuk

Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang tentang diri sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis yang diperoleh

Ketika jumlah air yang dibuang telah mencapai batas minimum dari sensor level air, maka secara otomatis sensor level air akan memberikan sinyal perintah ke