commit to user
i
ANALISIS FASILITAS PERPAJAKAN PADA KAWASAN BERIKAT
TERHADAP PENINGKATAN EKSPOR TAHUN 2009-2011
SE-KARISIDENAN SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
Hayu Dwi Adiyanti
F3409038
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACILITIES ON THE TAXATION OF INCREASING EXPORTS IN BONDED ZONE OF YEAR 2009-2011 SE-KARISIDENAN
SURAKARTA
HAYU DWI ADIYANTI F3409038
The purpose of this research is to analyze the effect of taxation on Bonded Zone facilities to increase exports Se-Karisidenan Surakarta.
To analyze the data the writer use qualitative and quantitative methods. Methods of quantitative approaches used by calculating the value of exports and imports during the period of three years based on data obtained from Surakarta and analyze trends KPPBC exports and imports. Based on the results of the research tax facilities provided to employers in the Bonded Zone may increase exports, indicated by increasing of the exports from the year 2009-2011 which is so rapid. The export value in 2009 originally 85.381.300,36, in the year 2010 increased 400%, or four times amount of 340.414.635,22, and in 2011 increased 200% or more doubled from a year before then it become 747.162.659,07.
However, there are still many employers who do not know the tax facilities in Bonded Zone, and therefore the officers should continue to socialize about this facility, so entrepreneurs interested to set up bonded zone.
commit to user
commit to user
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
© Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka
bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.
(Martin Vanbee)
© Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. (Andrew
Jackson)
© Agar bisa maju, anda perlu yakin pada diri sendiri, teguh pendirian, dan
percaya diri melaksanakan keyakinan-keyakinan itu. (Adlin Sinclair)
© Kegagalan dan keberhasilan bukanlah takdir namun sebuah pilihan.
(Penulis)
Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini kepada:
1. Papa dan Ibuku tercinta terima kasih atas
doa dan dukungannya
2. Kakak, adik, dan pacar tersayang
3. Sahabat-sahabatku
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS FASILITAS
PERPAJAKAN PADA KAWASAN BERIKAT TERHADAP
PENINGKATAN EKSPOR TAHUN 2009-2011 SE-KARISIDENAN
SURAKARTA”.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak berikut ini yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya Tugas
Akhir ini:
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat serta karunia-Nya.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Diploma III
Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Suyanto, SE, M.Si selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah
memberikan waktu dan bimbingannya.
5. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
commit to user
vii
6. Bapak M. Yusuf dan Bapak Sumarmo, staf kepabeanan dan cukai yang sudah
memberikan segala informasi yang dibutuhkan penulis serta seluruh staf
Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Pabean Surakarta yang
telah memberi masukan dan saran kepada penulis.
7. Papa dan Ibu tercinta Bapak Samiyono dan Ibu Katriningsih yang telah
memberikan doa, dukungan, perhatian serta curahan kasih sayang yang
diberikan kepada penulis.
8. Buat Wisnu Setyo Nugroho terima kasih atas semangat dan dukungannya.
9. Seluruh teman-teman seangkatan D III Perpajakan Universitas Sebelas Maret
terutama Vina, Narti, Ayu, Wulan, Ika, Ratih, Tyas.
10.Teman-teman kosku Mbak yoo, Mbak ira dan sarcee.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu hingga terselesainya penulisan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan yang ada dalam penulisan
Tugas Akhir ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis
terima dengan senang hati. Semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Surakarta, Mei 2012
commit to user
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I: PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 1
1. Sejarah dan Perkembangan KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta .. 1
2. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Tipologi KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta ... 2
3. Visi, Misi, Strategi, dan Komitmen ... 7
commit to user
ix
5. Deskripsi Jabatan ... 10
B. LATAR BELAKANG MASALAH ... 17
C. RUMUSAN MASALAH ... 20
D. TUJUAN PENELITIAN ... 20
E. MANFAAT PENELITIAN ... 21
F. TEKNIK ANALISIS DATA ... 22
BAB II: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. LANDASAN TEORI ... 25
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 32
BAB III: TEMUAN A. KELEBIHAN ... 44
B. KELEMAHAN... 45
BAB IV : PENUTUP A. SIMPULAN ... 46
B. SARAN ... 47
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Bagan Organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta ... 9
II.1 Garis Trend Nilai Ekspor dengan Metode Kuadrat Terkecil ... 39
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Nilai Ekspor dan Nilai Impor Tahun 2009 ... 35
2.2 Nilai Ekspor dan Nilai Impor Tahun 2010 ... 35
2.3 Nilai Ekspor dan Nilai Impor Tahun 2011 ... 36
2.4 Perhitungan Trend Garis Lurus Nilai Ekspor ... 37
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir
2. Surat Keterangan Telah Melakukan Kegiatan Magang Kerja
3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang Kerja
4. Tanda Terima Laporan Kuliah Magang Kerja
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah dan Perkembangan
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe
Madya Pabean Surakarta berada di bawah naungan Departemen Keuangan
Republik Indonesia. KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta berdiri sejak
zaman Kolonial Hindia Belanda dengan nama “Taback Accyns”, yang
berarti Kantor Cukai Tembakau. Cukai Tembakau dimulai pada tahun
1932. Setelah kemerdekaan Taback Accyns Kantor Cabang Surakarta
kemudian diganti dengan nama Kantor Cukai Cabang Surakarta yang
berkedudukan di Jl. Slamet Riyadi No. 3 Surakarta. Pada tahun 1957
Kantor Cukai Cabang Surakarta dinaikkan statusnya menjadi Kantor
Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B Surakarta yang bertempat di Jl. Bawean
No. 23 Pasar Legi, Banjarsari, Surakarta.
Sesuai dengan Peraturan Daerah No.IV tempatnya dipindahkan
lagi ke Jl. Dr. Lambuan Tobing No. 35 Surakarta. Berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor 32/KMK.01/1998 tanggal 4 Februari 1988
Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B meningkat statusnya menjadi
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta. Kemudian tanggal 2
November 1998, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta
commit to user
Karanganyar, Surakarta. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
68/PMK.01/2007 tanggal 26 Juni 2007 Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe A Surakarta dinaikkan statusnya dan berubah nama menjadi Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta.
Berdasarkan status baru tersebut, tugas instansi ini adalah melakukan
pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan cukai berdasar peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Perubahan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai dari
Tipe A3 menjadi Tipe Madya Pabean adalah berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tanggal 8 April 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe
Madya Pabean adalah Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang memberikan pelayanan prima serta pengawasan yang efektif
kepada pengguna jasa kepabeanan dan cukai dengan
mengimplementasikan cara kerja yang cepat, efisien, transparan, dan
responsif terhadap kebutuhan pengguna jasa dengan dukungan instansi
yang terkait.
2. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Tipologi KPPBC Tipe Madya Pabean
Surakarta
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Surakarta
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada di
commit to user
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kantor Pengawasan dan Pelayanan dipimpin oleh seorang
Kepala dan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pelayanan
kepabeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas seperti
yang dimaksud di atas, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang
kepabeanan dan cukai.
b. Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan
senjata api.
c. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kepabeanan dan cukai.
d. Pelaksanaan dan pemberian perijinan dan pemberian fasilitas di bidang
kepabeanan dan cukai.
e. Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai,
dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal.
f. Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian
dokumen kepabeanan dan cukai.
g. Pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi, dan laporan
kepabeanan dan cukai.
h. Pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja.
i. Pelaksanaan administrasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
commit to user
Kantor Pengawasan dan Pelayanan terdiri dari 7 (tujuh) Tipe sebagai
berikut :
a. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
b. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai
c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A1
d. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A2
e. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3
f. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A4
g. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang berada di bawah
Kantor Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
a. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Emas
b. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pekalongan
c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Kudus
d. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Cilacap
e. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Yogyakarta
f. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tegal
g. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Surakarta
h. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Purwokerto
Wilayah kerja KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta meliputi seluruh
wilayah eks Karesidenan Surakarta dengan luas sekitar 5.724 km yang
commit to user
a. Kota Surakarta
b. Kabupaten Boyolali
c. Kabupaten Sukoharjo
d. Kabupaten Karanganyar
e. Kabupaten Wonogiri
f. Kabupaten Sragen
g. Kabupaten Klaten
Dalam pelaksanaan tugas pelayanan dan pengawasannya, KPPBC Tipe
Madya Pabean Surakarta didukung pegawai yang mempunyai tingkat
Kompetensi tinggi, terdiri dari berbagai tingkat pendidikan, jabatan dan
golongan. Pembinaan dan pelatihan baik teknis maupun non teknis
(mental) diadakan secara rutin untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Untuk meningkatkan pelayanan yang lebih praktis lebih praktis,
efisien dan cepat KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta telah
menggunakan sistem aplikasi dan komputerisasi dalam pengurusan
kepabeanan dan cukai.
Pengawasan dan Pelayanan KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta
meliputi :
a. Bandara Internasional Adi Sumarmo
b. Kantor Pos Lalu Bea Surakarta
c. Tempat Penimbunan Sementara
commit to user
e. Perusahaan yang mendapatkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor
f. Pabrik Hasil Tembakau (Pabrik Rokok dan Pabrik Tembakau Iris)
g. Pabrik Etil Alkohol (EA)
h. Pabrik Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)
i. Tempat Penjualan Eceran EA dan MMEA
j. Toko Bebas Bea
Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Pengawasan dan Pelayanan
mempunyai wewenang untuk melimpahkan sebagian tugasnya kepada
pos-pos pengawasan yang di tempatkan pada tempat-tempat yang sudah
ditentukan yaitu meliputi :
a. Bandara Internasional Adi Sumarmo
b. Boyolali
c. Jebres
d. Karanganyar
e. Kebakramat
f. Klaten
g. Sragen
h. Sukoharjo
i. Wonogiri
Pos-pos pengawasan tersebut merupakan pelaksanan dari sebagian tugas di
commit to user
dan Pelayanan dalam rangka pencegahan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai.
3. Visi, Misi, Strategi, dan Komitmen
Visi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai:
“Sejajar dengan instansi kepabeanan dan cukai dunia dalam kinerja dan
citra”.
Misi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai:
a. Memungut penerimaan negara dari sektor perdagangan internasional
dan cukai.
b. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada industri perdagangan dan
masyarakat.
c. Mengembangkan pengawasan yang efektif dan efisien dalam rangka
penegakan hukum dan perlindungan masyarakat.
d. Meningkatkan kemampuan instansi Diretorat Jenderal Bea dan Cukai
yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Strategi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai:
a. Profesionalisme
b. Efisien
c. Pelayanan
Komitmen Direktorat Jenderal Bea dan Cukai:
a. Tingkatkan pelayanan dan integritas
b. Tingkatkan transparansi keadilan dan konsisten
commit to user
d. Hentikan perdagangan ilegal
4. Struktur Organisasi
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe Madya Pabean Surakarta
mempunyai susunan organisasi yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 68/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean terdiri
dari :
1. Subbagian Umum
2. Seksi Penindakan dan Penyidikan
3. Seksi Perbendaharaan
4. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
5. Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi
6. Seksi Kepatuhan Internal
9
commit to user
10 5. Deskripsi Jabatan
Tugas masing-masing tiap bagian kerja sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan RI No. 68/PMK.01/2007 adalah sebagai berikut :
a. Subbagian umum
Subbagian umum melakukan fungsinya pelaksanaan urusan tata
usaha, kepegawaian, dan penyusunan rencana kerja dan laporan
akuntabilitas pelaksanaan urusan keuangan, anggaran, kesejahteraan
pegawai, serta rumah tangga dan perlengkapan. Adapun subbagian
umum terdiri dari:
1. Urusan tata usaha dan kepegawaian.
2. Urusan keuangan.
3. Urusan rumah tangga
b. Seksi penindakan dan penyidikan
Seksi penindakan dan penyidikan mempunyai tugas melakukan
intelijen, patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai,
penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai, serta pengelolaan dan
pengadministrasian sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api.
Seksi penindakan dan penyidikan menyelenggarakan fungsi:
1. Pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta penyampaian informasi
dan hasil intelijen di bidang kepabeanan dan cukai.
2. Pengelolaan pangkalan data intelijen di bidang kepabeanan dan
commit to user
3. Pelaksanaan patroli dan operasi pencegahan dan penindakan
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan
dan cukai.
4. Penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai.
5. Pemeriksaan sarana pengangkut.
6. Pengawasan pembongkaran barang.
7. Penghitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan
denda administrasi terhadap kekurangan/kelebihan bongkar, serta
denda administrasi atas pelanggaran lainnya.
8. Penatausahaan dan pengurusan barang hasil penindakan dan
barang bukti.
9. Pengumpulan data pelanggaran peraturan perundang-undangan
kepabeanan dan cukai.
10.Pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan di
bidang kepabeanan dan cukai.
11.Pengelolaan dan pengadministrasian sarana operasi, sarana
komunikasi, dan senjata api Kantor Pengawasan dan Pelayanan.
c. Seksi Perbendaharaan
Seksi perbendaharaan mempunyai tugas melakukan pemungutan
dan pengadminstrasian bea masuk, bea keluar, cukai, dan pungutan
negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
commit to user
1. Pengadministrasian penerimaan bea masuk, bea keluar, cukai,
denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, dan
pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal.
2. Pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian
jaminan penangguhan bea masuk, jaminan Pengusaha Pengurusan
Jasa Kepabeanan (PPJK), jaminan dalam rangka keberatan dan
banding serta jaminan lainnya.
3. Penerimaan, penatausahaan, penyimpanan, pengurusan permintaan,
dan pengembalian pita cukai.
4. Penagihan dan pengembalian bea masuk, bea keluar, cukai, denda
administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, pungutan
negara lainnya yang dipungut Direktorat Jenderal, serta
pengadministrasian dan penyelesaian premi.
5. Penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan
pembayaran bea masuk, bea keluar, cukai, denda administrasi,
bunga, sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan negara
lainnya yang telah jatuh tempo.
6. Penerbitan dan pengadministrasian surat paksa dan penyitaan, serta
administrasi pelanggan.
7. Pengadministrasian dan penyelesaian surat keterangan impor
kendaraan bermotor.
8. Penyajian laporan realisasi penerimaan bea masuk, bea keluar,
commit to user Seksi Perbendaharaan terdiri dari:
a) Subseksi Administrasi Penerimaan dan Jaminan
b) Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian
c) Subseksi Pengadministrasian Manifest
d. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas
melakukan pelayanan teknis dan fasilitas di bidang kepabeanan dan
cukai. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai menyelenggarakan
fungsi:
1) Pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabenan dan cukai.
2) Penelitian pemberitahuan ekspor, impor, dan dokumen cukai.
3) Pemeriksaan dan pencacahan barang, pemeriksaan badan, dan
pengoperasian sarana deteksi.
4) Penelitian pemberitahuan klasifikasi barang, tarif bea masuk, tarif
bea keluar, nilai pabean, dan fasilitas impor serta penelitian
kebenaran penghitungan bea masuk, bea keluar, cukai, pajak
dalam rangka impor dan pungutan negara lainnya.
5) Penetapan klasifikasi barang, tarif bea masuk, tarif bea keluar, dan
nilai pabean.
6) Pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dari
kawasan pabean.
7) Pengawasan pemasukan dan pengeluaran barang di Tempat
commit to user
8) Pelayanan dan pengawasan pemasukan, penimbunan, dan
pemuatan barang ekspor ke sarana pengangkut.
9) Pelaksanaan urusan pembukuan dokumen cukai.
10)Pelaksanaan urusan pemusnahan dan penukaran pita cuka.
11)Pemeriksaan Pengusaha Barang Kena Cukai, buku daftar dan
dokumen yang berhubungan dengan barang kena cukai.
12)Pelaksanaan pengawasan dan pemantauan produksi, harga dan
kadar barang kena cukai.
13)Pengelolaan tempat penimbunan pabean.
14)Penatausahaan penimbunan, pemasukan dan pengeluaran barang di
Tempat Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean.
15)Pelaksanaan urusan penyelesaian barang yang dinyatakan tidak
dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi
milik negara.
16)Penyiapan pelelangan atas barang yang dinyatakan tidak dikuasai,
barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik
negara.
17)Pelaksanaan urusan pemusnahan barang yang dinyatakan tidak
dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi
milik negara atau busuk.
Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai masing-masing membawahi
commit to user
e. Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi
Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi mempunyai tugas
melakukan bimbingan kepatuhan, konsultasi, dan layanan informasi di
bidang kepabeanan dan cukai. Seksi Penyuluhan dan Layanan
Informasi menyelenggarakan fungsi:
1) Penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan di bidang
kepabenanan dan cukai.
2) Pelayanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai.
3) Bimbingan kepatuhan pengguna jasa di bidang kepabeanan dan
cukai.
4) Konsultasi di bidang kepabeanan dan cukai
Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi terdiri dari:
a) Subseksi Penyuluhan
b) Subseksi Layanan Informasi
f. Seksi Kepatuhan Internal
Seksi Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan
pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja di lingkungan
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
Seksi Kepatuhan Internal menyelenggarakan fungsi:
1) Pengawasan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kepabenan dan
cukai.
commit to user
3) Pengawasan pelaksanaan tugas intelijen, penindakan, dan
penyidikan di bidang kepabenan dan cukai.
4) Penyusunan rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas.
5) Pelaporan dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.
Seksi Kepatuhan Internal terdiri dari:
a) Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan dan
Administrasi.
b) Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pengawasan.
g. Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen
Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen mempunyai
tugas melakukan pengoperasian komputer dan sarana penunjangnya,
pengelolaan dan penyimpanan data dan file, pelayanan dukungan
teknis komunikasi data, pertukaran data elektronik, pengolahan data
kepabeanan dan cukai, pemerimaan, penelitian kelengkapan dan
pendistribusian dukumen kepabeanan dan cukai, serta penyajian data
kepabeanan dan cukai.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam era globalisasi perdagangan dunia sekarang ini, persaingan
untuk mendapatkan pasar bagi produk industri non migas sedemikian
ketatnya. Oleh karena itu daya saing produk ekspor Indonesia perlu
commit to user
mutu barang, memperlancar arus keluar masuknya barang ke dan dari
Indonesia serta tersedianya sarana promosi dalam mendukung pemasarannya.
Peningkatan mutu barang dan efisiensi proses produksi tersebut dapat lebih
dipacu apabila persediaan bahan baku bagi kebutuhan industri dalam negeri
tersedia tepat waktu dan produk yang dihasilkan belum dibebani dengan
kewajiban-kewajiban kepabeanan, cukai, dan perpajakan (Nugroho, 2008).
Sebagai suatu negara dengan prinsip perekonomian terbuka, keterkaitan
ekonomi Indonesia dengan pasar global semakin dirasakan di segenap
kehidupan sosial dan ekonomi dalam negeri. Dengan ditandatanganinya
prinsip dan ketentuan GATT-WTO (General Agreement on Tariffs and
Trade; World Trade Organization. 1948-1995) di Marrakesh, Maroko tahun
1994, maka daya saing hasil produksi dalam negeri semakin dapat lebih
bersaing di pasar internasional. Dalam hal ini ekspor dan impor menjadi
elemen penting dalam perdagangan internasional. Ekspor adalah merupakan
kegiatan menjual sumber daya ekonomi dari penduduk dalam negeri,
sedangkan impor adalah proses atau kegiatan membeli sumber daya ekonomi
dari luar negeri (Sarjiyanto, 2007).
Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor 57/ BC/
2011, Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun
barang impor dan atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah
pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk di
ekspor. Kawasan berikat ini berperan sebagai Export Processing Zone karena
commit to user
impor yang merupakan suatu kawasan dengan batas-batas tertentu, di wilayah
daerah pabean Indonesia yang di dalamnya diberlakukan ketentuan-ketentuan
khusus di bidang pabean terhadap barang yang dimasukkan dari luar daerah
pabean atau dari dalam daerah pabean lainnya tanpa terlebih dahulu
dikenakan pungutan sampai barang tersebut dikeluarkan untuk tujuan impor,
ekspor, atau reekspor.
Pengusaha yang ingin menjadi Pengusaha di Kawasan Berikat harus
mengajukan pendirian Kawasan Berikat dan memenuhi syarat-syarat yang
telah ditetapkan. Pengusaha di Kawasan Berikat yang mengimpor barang
akan diberikan fasilitas financial berupa penangguhan Bea Masuk dan tidak
dipungut Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) dan juga fasilitas administrasi
berupa percepatan pengiriman dokumen baik impor maupun ekspor sehingga
proses produksi dan ekspor bisa berjalan efisien. Fasilitas tersebut
berhubungan erat dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di
suatu wilayah yang memiliki sumber potensial untuk dikembangkan dan
menjadi lahan investasi yang baik.
Dalam upaya pemerintah guna memaksimalkan penyerapan pendapatan
dari sektor perpajakan, sehingga pajak dapat sebagai fungsi budgetair
(sumber dana dalam pembiayaan negara), pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya, dan sebagai
fungsi regulerend (mengatur), pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
commit to user
fasilitas perpajakan di Kawasan Berikat. Di Kawasan Berikat untuk kegiatan
ekspor dan impor sebagian besar pajaknya terutama tidak di pungut bahkan
dibebaskan dari pengenaan pajak. Pengusaha kena pajak yang semula harus
membayar pajak yang tinggi, namun setelah adanya kemudahan ini bisa
membayar pajaknya lebih kecil atau bahkan tidak membayar pajak yang
seharusnya terutang untuk jangka waktu tertentu atau selamanya (Winayu,
2004).
Kawasan Berikat diharapkan dapat menjadi andalan pusat pertumbuhan
ekonomi. Hal tersebut berkaitan dengan upaya pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya ke seluruh wilayah Indonesia dengan memberikan peluang
kepada dunia usaha agar mampu berperan serta dalam kegiatan pembangunan
diwilayah setempat sehingga dapat merangsang kegiatan ekspor
se-karisidenan Surakarta, misalnya benang tenun, pakaian jadi, sarung tangan
olahraga, kain tenun, barang-barang cetakan dan buku tulis. Berdasarkan data
yang diperoleh di Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai
Surakarta, Kawasan Berikat meliputi wilayah Boyolali, Surakarta, Sukoharjo,
Klaten, dan Karanganyar. Oleh karena itu penulis memilih judul “ANALISIS
FASILITAS PERPAJAKAN PADA KAWASAN BERIKAT TERHADAP
PENINGKATAN EKSPOR TAHUN 2009-2011 SE-KARISIDENAN
commit to user C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa
yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh fasilitas perpajakan yang diberikan kepada
Pengusaha di Kawasan Berikat se-karisedenan Surakarta terhadap
peningkatan ekspor?
2. Bagaimana trend nilai ekspor dan trend nilai impor berdasarkan data dari
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Surakarta pada tahun
2009-2011?
3. Bagaimana peranan Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai
Surakarta di Kawasan Berikat?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisa pengaruh fasilitas perpajakan yang diberikan kepada
Pengusaha di Kawasan Berikat terhadap peningkatan ekspor
se-karisedanan Surakarta.
2. Mencari trend nilai ekspor dan trend nilai impor berdasarkan data yang
diperoleh dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Surakarta dengan adanya fasilitas perpajakan di Kawasan Berikat.
3. Menganalisa peranan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
commit to user E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh
adanya fasilitas perpajakan kawasan berikat terhadap peningkatan ekspor
di Surakarta serta mengetahui trend nilai ekspor dan nilai impor selama
tiga tahun sebagai alat pengukur keberhasilan atas diberikannya fasilitas
perpajakan pada Kawasan Berikat tersebut.
2. Bagi Penulis, dapat menambah pengetahuan tentang Kawasan Berikat.
3. Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur
implementasi Undang-Undang terhadap realisasi lapangan di Kawasan
Berikat.
4. Bagi Masyarakat, dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai
fasilitas perpajakan pada Kawasan Berikat yang dapat menjadi referensi
untuk peneliti selanjutnya agar masyarakat terutama pengusaha
termotivasi untuk meningkatkan ekspor sehingga dapat bersaing di
perdagangan internasional.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Lokasi Penelitian
Penulis mengadakan penelitian di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai Tipe Madya Surakarta di Jalan Adi Sucipto No. 36 Surakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diambil penulis yaitu Fasilitas Perpajakan di
commit to user
3. Jenis dan Sumber Data:
a. Jenis Data:
1) Data Kualitatif (Djarwanto, 2001) yaitu data yang dinyatakan
dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar.
2) Data Kuantitatif (Sutopo, 2002) yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan.
Metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang digunakan
penulis yaitu:
- Menghitung nilai ekspor dan nilai impor per tahun selama kurun
waktu tiga tahun.
- Menganalisis trend nilai ekspor dan nilai trend impor dalam
kurun waktu tiga tahun. Analisis trend merupakan suatu metode
analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau
peramalan pada masa yang akan datang (Supranto, 1983).
- Pengaruh dari fasilitas perpajakan pada Kawasan Berikat
terhadap peningkatan ekspor se-karisedenan Surakarta.
b. Sumber Data berasal dari:
1) Data Primer (Moleong, 2002) yaitu data yang diperoleh langung
dari objek yang diteliti mengenai data-data yang berhubungan
langsung dengan penelitian yang ada di KPPBC Tipe Madya
Pabean Surakarta.
2) Data Sekunder (Suharsimi, 1998) yaitu data yang diperoleh secara
commit to user
makalah, dan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku, Surat
Keputusan tentang fasilitas perpajakan di Kawasan Berikat.
c. Sumber data diambil dari:
1) Informasi yaitu orang yang dipandang mengetahui permasalahan
yang akan dikaji dan bersedia memberikan informasi.
2) Dokumen merupakan sumber data yang memiliki posisi penting
dalam penelitian kualitatif.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi/ pengamatan
Observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya (Nazir : 2001).
b. Interview/ wawancara
Wawancara adalah mewawancara responden untuk memperoleh
informasi mengenai isu yang diteliti (Sekaran, 2006).
Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan wawancara
langsung dengan pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta
pada saat penulis mengalami kesulitan dalam memahami data.
c. Dokumen
Dokumen yang diambil dalam penelitian ini adalah dokumen yang
berkaitan dengan pengaruh adanya fasilitas perpajakan di Kawasan
commit to user
1) Data nilai ekspor dan nilai impor tahun 2009-2011 di Kawasan
Berikat.
2) Daftar perusahaan yang menjadi Kawasan Berikat.
5. Teknik Pembahasan
Pembahasan Deskriptif yaitu teknik untuk membuat gambaran atau
deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu objek yang
commit to user
25 BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
Berdasarkan UU no. 16 tahun 2009, Pajak adalah kontribusi wajib
kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara dan untuk kemakmuran rakyat.
Menurut Soemitro, Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo, 2008)
Menurut Andriani (Sukrisno: 2010), Pajak termasuk iuran kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Pajak yaitu kontribusi wajib pajak negara yang terutang oleh pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang Nomor 28 Tahun
commit to user
Fungsi pajak menurut Waluyo (2007) terdiri atas dua macam, a) Fungsi
Budgetair: pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya, b) Fungsi Regulerend: pajak sebagai alat untuk
mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pajak yang dikenakan terhadap
penyerahan atau impor Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang
dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Objek PPN atas penyerahan barang
kena pajak di dalam daerah pabean, impor barang kena pajak, penyerahan jasa
kena pajak di dalam daerah pabean, dan ekspor barang kena pajak oleh
pengusaha kena pajak. Barang yang dikecualikan dari pengenaan PPN a)
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, b) barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh
rakyat banyak, makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
rumah makan, c) uang, emas batangan, dan surat-surat berharga. Jasa dibidang
pelayanan kesehatan medik, pelayanan sosial, tenaga kerja, dan perhotelan
merupakan jasa yang tidak dikenakan PPN.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), pajak yang dikenakan
terhadap penyerahan atau impor barang-barang berwujud yang tergolong
mewah. Subjek pajaknya yaitu Pengusaha kena pajak yang menghasilkan
barang kena pajak yang tergolong mewah dan pengusaha yang mengimpor
commit to user
penyerahan barang berwujud yang tergolong mewah dan impor barang yang
tergolong mewah.
Bea Masuk termasuk pungutan negara berdasarkan Undang-undang
Pabean yang dikenakan terhadap barang impor. Bea Masuk diatur dalam
Undang-Undang No. 10 tahun 1995 tentang Kepabenan. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengawasan arus lalu lintas barang yang masuk atau
keluar daerah pabean dan pemungutan bea masuk disebut Kepabeanan. Yang
menjadi daerah pabean adalah Wilayah Republik Indonesia yang meliputi
darat, perairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di
zona eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku Undang-Undang
Pabean.
Kawasan Berikat
Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor 57/ BC/
2011, Kawasan Berikat merupakan Tempat Penimbunan Berikat untuk
menimbun barang impor dan atau barang yang berasal dari tempat lain dalam
daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk di
ekspor.
Kawasan Berikat (Sani et al, 2007), Suatu bangunan, tempat, atau
kawasan dengan batas-batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan
industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun,
perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan
pengepakan atas barang dan bahan asal impor atau barang dan bahan dari
commit to user
Penyelenggara Kawasan Berikat berbentuk badan hukum Perseroan
Terbatas atau Koperasi atau Yayasan yang memiliki, menguasai, mengelola,
dan menyediakan sarana dan prasarana bagi pihak lain yang melakukan
kegiatan usaha di Kawasan Berikat yang diselenggarakannya berdasarkan izin
untuk menyelenggarakan Tempat Penimbunan Berikat (TPB) berupa Kawasan
Berikat.
Pengusaha dalam Kawasan Berikat yaitu Perseroan Terbatas atau
Koperasi yang melakukan kegiatan usaha industri pengolahan di Kawasan
Berikat. Syarat pendirian Kawasan Berikat:
a) Perusahaan berstatus PMDN, PMA, Non-PMA/PMDN yang berbentuk PT,
Koperasi atau Yayasan.
b)Memiliki/ menguasai kawasan yang berlokasi di kawasan industri yang
ditetapkan Pemerintah Daerah Tingkat II.
c) Lokasi kawasan dapat langsung dimasuki dari jalan umum dan dapat dilalui
oleh kendaraan pengangkut barang, tidak berhubungan langsung dengan
bangunan lain dan mempunyai fasilitas sistem hanya satu pintu utama
untuk pemasukan dan pengeluaran barang ke/ dari KB.
d)Kawasan memiliki pagar keliling yang merupakan batas pemisah yang jelas
dengan kawasan lainnya.
e) PDKB harus memiliki secara terpisah tempat pengolahan, penimbunan
bahan baku, barang jadi, dan bahan sisa serta barang rusak/ busuk.
f) Menyediakan ruangan yang memadai bagi petugas Bea dan Cukai dalam
commit to user
g)Memasang papan nama yang dapat dibaca dan tampak jelas di depan
perusahaan.
Pihak yang akan menjadi Penyelanggara Kawasan Berikat sekaligus
Pengusaha Kawasan Berikat mengajukan permohonan untuk mendapatkan
persetujuan penetapan tempat sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian Izin
Penyelenggara Kawasan Berikat sekaligus izin Pengusaha Kawasan Berikat
kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melalui Kantor Pabean yang
mengawasi dengan melampirkan: 1) Surat Permohonan Penetapan sebagai
Kawasan Berikat serta persetujuan sebagai Penyelenggara Kawasan Berikat
(PKB)/ PKB merangkap Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB), 2) Daftar
isian Kelengkapan Permohonan untuk memperoleh persetujuan sebagai PKB/
PKB merangkap PDKB, 3) Fotokopi Izin Usaha dan persetujuan lain yang
diperlukan dari instansi teknis terkait, 4) Fotokopi Akte Pendirian perusahaan
yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang, 5) Fotokopi bukti/
dokumen kepemilikan atau penguasaan lokasi KB, 6) Fotokopi surat
pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), Fotokopi NPWP, dan
fotokopi SPT PPh Wajib Pajak Tahun Terakhir (jika perusahaan belum aktif
beroperasi kewajiban melampirkan SPT diganti dengan Surat Pernyataan
bermaterai yang menyatakan perusahaan belum beroperasi), 7) Rekomendasi
Kepala KPPBC dan Berita Acara Pemeriksaan dari KPPBC setempat yang
mengawasi disertai dengan lampirannya berupa peta lokasi/ denah/ tata letak
dan foto-foto tentang lokasi yang akan dijadikan KB yang telah
commit to user
Lingkungan, 9) Surat Pernyataan mengenai jenis hasil produksi perusahaan
sesuai izin usaha industrinya, 10) Fotokopi Surat Pemberitahuan Registrasi
(SPR).
Di Kawasan Berikat, pengusaha wajib a) Memasang tanda nama
perusahaan serta nomor dan tanggal izin sebagai Pengusaha Kawasan Berikat
dan PDKB pada tempat yang dapat dilihat dengan jelas oleh umum, b)
Membuat rekapitulasi secara periodik atas pemasukan dan pengeluaran
barang, bahan, dan mesin, serta menyampaikan rekapitulasi tersebut kepada
Kantor Pelayanan Utama atau Kantor Pabean yang mengawasi, c)
Menyediakan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan pertukaran data
secara elektronik untuk Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB yang diawasi
oleh kantor Pabean yang menerapkan sistem Pertukaran Data Elektronik
(PDE) untuk Kawasan Berikat, d) Mendayagunakan teknologi informasi untuk
pengelolaan pemasukan dan pengeluaran barang yang dapat diakses untuk
kepentingan pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Memiliki
Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) dalam hal jenis
Hasil Produksi di Kawasan Berikat adalah Barang Kena Cukai (BKC), e)
Melakukan pencacahan (stock opname) terhadap barang-barang yang
mendapat fasilitas kepabeanan, cukai, dan perpajakan dengan mendapatkan
pengawasan dari Kantor Pabean yang mengawasi, f) Menyimpan dan
memelihara dengan baik pada tempat usahanya buku dan catatan serta
dokumen yang berkaitan dengan kegiatan usahanya selama 10 tahun, g)
commit to user
ke dan dari Kawasan Berikat serta pemindahan barang dalam Kawasan
Berikat, h) Menyerahkan dokumen yang berkaitan dengan kegiatan Kawasan
Berikat apabila dilakukan audit oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta
Pengusaha di Kawasan Berikat dilarang memasukkan barang yang dilarang
untuk impor dan mengekspor barang yang dilarang untuk di ekspor tanpa
persetujuan Dirjen atau Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk.
Dalam hal Pengusaha di Kawasan Berikat tidak melaksanakan kewajibannya,
maka izin sebagai Pengusaha di Kawasan Berikat akan dibekukan dan dicabut.
Fasilitas Perpajakan di Kawasan Berikat
a. Diberikan fasilitas penangguhan Bea Masuk, tidak dipungut PPN, PPnBM,
dan PPh Pasal 22 Impor atas:
1) Impor barang modal atau peralatan perkantoran yang semata-mata
dipakai oleh Pengusaha di Kawasan Berikat.
2) Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan langsung
dengan kegiatan produksi PDKB dan semata-mata dipakai di PDKB.
3) Impor barang dan atau bahan untuk diolah di PDKB.
b. Diberikan fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBM atas:
1) Pemasukan Barang Kena Pajak (BKP) dari Tempat Lain di Dalam
Pabean (TLDDP) ke PDKB untuk diolah lebih lanjut.
2) Pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk
commit to user
3) Pengeluaran barang dan atau bahan dari PDKB ke perusahaan industri
di TLDDP atau PDKB lainnya dalam rangka subkontrak.
4) Penyerahan kembali BKP hasil pekerjaan subkontrak oleh PDKB
kepada PDKB asal.
5) Peminjaman mesin dan atau peralatan pabrik dalam rangka subkontrak
dari PDKB kepada perusahaan industri di PDKB lainnya dan
pengembaliannya ke PDKB asal.
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Adanya Fasilitas Perpajakan di Kawasan Berikat terhadap
Peningkatan Ekspor
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau
berkembang apabila tingkat kegiatan ekonominya tinggi dengan kata lain
jumlah barang yang dihasilkan semakin bertambah dari tahun ke tahun
(http:repository.usu.ac.id). Dalam hal ini Kawasan Berikat juga berperan
terhadap banyaknya jumlah barang yang dihasilkan karena kegiatan utama
yang di lakukan adalah kegiatan pengolahan yaitu kegiatan memproses bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi sehingga
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya.
Setelah pemerintah memberikan fasilitas perpajakan di Kawasan
Berikat banyak pengusaha yang mendirikan Kawasan Berikat dan melakukan
ekspor, volume ekspor merupakan faktor penting dalam pertumbuhan
commit to user
perusahaan/ importir melakukan impor maka bea masuk, PPN, dan PPh Pasal
22 impor (PDRI) ditangguhkan sementara sehingga pada saat pengambilan
Barang Kena Pajak (BKP) yang diimpor, perusahaan belum melakukan
pembayaran, impor BKP hanya akan terutang PPN apabila bahan baku yang
diperoleh diolah lebih lanjut menjadi barang jadi/ setengah jadi digunakan
untuk konsumsi dalam negeri, sedangkan apabila barang jadi tersebut di
ekspor kembali maka tidak terutang PDRI. Menurut Peraturan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai No. 57/ BC/ 2011 pengusaha harus mengeluarkan
75% dari hasil produksi untuk di ekspor sedangkan 25%nya boleh
dikeluarkan ke tempat lain dalam daerah pabean.
Pengaruh dari adanya fasilitas perpajakan tersebut antara lain: a)
Banyak pengusaha se-karisidenan Surakarta yang mendirikan Kawasan
Berikat, b) Meningkatnya nilai ekspor dari tahun ke tahun, dengan adanya
ekspor pemerintah akan memperoleh pendapatan berupa devisa. Semakin
banyak ekspor semakin besar devisa yang diterima Negara, c) Banyak
perusahaan yang memiliki Kawasan Berikat dan tentu berakibat pada
bertambahnya lapangan pekerjaan. Hal ini sangat menguntungkan masyarakat
sekitar karena perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan tenaga kerja
untuk menghasilkan barang-barang yang nantinya akan di ekspor. Dengan
bertambahnya lapangan pekerjaan akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat karena mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka, d)
Meningkatkan daya saing produk Indonesia yang berasal dari solo di pasaran
commit to user
untuk merangsang investasi di kota solo dalam bidang industri yang
berorientasi ekspor.
Trend nilai ekspor dan nilai impor
Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang
(Supranto, 1983). Maka dari itu untuk mengetahui Trend nilai ekspor dan nilai
impor di Kawasan Berikat berdasarkan data dari KPPBC Surakarta selama
kurun waktu tiga tahun dapat diketahui dengan menggunakan Trend garis
lurus yang dihitung dengan metode kuadrat terkecil. Namun penulis tidak
melakukan estimasi atau ramalan pada masa yang akan datang, penulis hanya
ingin mengetahui bagaimana nilai trend ekspor dan impor tahun 2009-2011
dibandingkan dengan realisasinya.
Untuk mengadakan perhitungan digunakan rumus Y = a + b X, maka
diperlukan nilai tertentu pada variabel waktu sehingga jumlah nilai variabel
waktu (X=0). Pada umumnya yang diberi nilai 0 adalah variabel waktu yang
letaknya ditengah. Untuk n ganjil (3), maka nilai X1= -1, X2=0, dan
X3=1(Supranto, 1983).
Data berikut adalah jumlah nilai ekspor dan jumlah nilai impor yang terjadi di
commit to user Tabel 2.1
Nilai Ekspor dan Nilai Impor Tahun 2009 ($ US)
Nilai Ekspor Nilai Impor
Tahun 2009 85.381.300,36 47.928.418,63
Jumlah 85.381.300,36 47.928.418,63
Sumber : Data dari KPPBC Surakarta
Tabel 2.2
Nilai Ekspor dan Nilai Impor Tahun 2010 ($ US)
Bulan Nilai Ekspor Nilai Impor
Januari 28.197.231,48 18.465.259,91
Februari 28.331.465,31 14.270.050,18
Maret 28.852.603,75 15.193.108,54
April 30.438.302,23 20.833.648,37
Mei 30.357.104,14 22.751.720,63
Juni 33.075.947,80 21.135.672,07
Juli 37.029.727,90 279.670.513,34
Agustus 9.163.962,56 6.395.469,89
September 26.432.708,23 20.258.910,11
Oktober 26.432.708,23 20.258.910,11
November 35.670.000,58 19.310.461,96
Desember 26.432.708,23 20.258.910,11
Jumlah 340.414.470,26 478.802.635,22
commit to user Tabel 2.3
Nilai Ekspor dan Nilai Impor Tahun 2011 ($ US)
Bulan Nilai Ekspor Nilai Impor
Januari 38.258.433 18.305.320
Februari 33.894.706 11.131.781
Maret 40.624.017 27.913.184
April 95.692.134 20.258.910,11
Mei 45.142.117 34.077.033
Juni 33.477.530,53 20.958.778,30
Juli 36.711.118,82 35.572.104,81
Agustus 36.964.939,15 17.775.404,91
September 31.397.511,18 26.222.058,05
Oktober 31.499.585,09 46.521.626,04
November 39.773.221,43 25.884.881,48
Desember 283.727.345,87 17.876.940,21
Jumlah 747.162.659,07 302.498.021.91
Sumber : Data dari KPPBC Surakarta.
Dari ketiga tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2009 nilai
ekspornya sebesar 85.381.300,36 dan nilai impornya sebesar
47.928.418,63. Di tahun 2010, nilai ekspor mengalami peningkatan sekitar
400% atau empat kali lipatnya yaitu menjadi 340.414.470,26 dan nilai
impor 478.802.635,22. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan lagi
sebesar 200%, dan nilai ekspor menjadi 747.162.659,07 sedangkan nilai
impornya menurun sekitar 63% dari tahun sebelumnya menjadi
commit to user
Trend Garis Lurus Nilai Ekspor dengan Metode Kuadrat Terkecil
Tabel 2.4
Menghitung Trend Garis Lurus Dengan Metode Kuadrat Terkecil
Tahun Nilai ekspor ($ US)
Y X Xy X
2
Trend
2009 85.381.300,36 -1 -85.381.300,36 1 60.095.463,88
2010 340.414.470,26 0 0 0 390.986.143,23
2011 747.162.659,07 1 747.162.659,07 1 721.876.822,59
Jumlah 1.172.958.429,7 0 661.781.358,71 2 1.172.958.429,7
Besarnya trend dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan = Y : Data berkala
X : Waktu (tahun)
a =
=
commit to user b =
=
= 330.890.679,36
Trend tahun 2009 = 390.986.143,23 + 330.890.679,36 (-1)
= 60.095.463,88
Trend tahun 2010 = 390.986.143,23 + 330.890.679,36 (0)
= 390.986.143,23
Trend tahun 2011 = 390.986.143,23 + 330.890.679,36 (1)
commit to user Gambar II.1
Garis trend dengan Metode Kuadrat Terkecil
Nilai ekspor ($ US)
750.000.000 -
700.000.000 - Trend
650.000.000 -
600.000.000 -
550.000.000 -
500.000.000 -
450.000.000 -
400.000.000 -
350.000.000 -
300.000.000 - Actual
250.000.000 -
200.000.000 -
150.000.000 -
100.000.000 -
50.000.000 -
Tahun
commit to user
Berdasarkan Tabel 2.4 dan Gambar II.1 diatas menunjukkan bahwa pada
tahun 2009-2011 nilai ekpor meningkat dengan pesat. Pada tahun 2009
nilai ekspor sebesar 85.381.300,36 dan melebihi nilai trendnya, namun
pada tahun 2010 menunjukkan nilai ekspor lebih kecil dari yang
diramalkan karena ekspornya hanya mencapai 87% atau kurang
50.571.403 dari yang di targetkan nilai trend sebesar 390.986.143,23 dan
hanya mengekspor 340.414.470,26. Tetapi tahun 2011 terjadi peningkatan
dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 747.162.659,07 dan melebihi
nilai trendnya yang hanya sebesar 721.876.822,59. Hal ini menunjukkan
bahwa walaupun terkadang nilai ekspor di Kawasan Berikat tidak selalu
memenuhi target, namun nilai ekspor selalu naik tiap tahunnya yang
menunjukkan bahwa komoditas barang yang diekspor bertambah dan
permintaan di pasaran internasional cukup tinggi. Permintaan yang tinggi
ini mungkin disebabkan oleh harga barang yang di ekspor terjangkau
dengan kualitas yang cukup baik, selera konsumen, dan tingginya
commit to user
Trend Garis Lurus Nilai Impor dengan Metode Kuadrat Terkecil
Tabel 2.5
Menghitung Trend Garis Lurus Dengan Metode Kuadrat Terkecil
Tahun Nilai Impor ($ US)
Y X Xy X
2
Trend
2009 47.928.418,63 -1 -47.928.418,63 1 149.124.890,28
2010 478.802.635,22 0 0 0 276.409.691,92
2011 302.498.021.91 1 302.498.021,91 1 403.694.493,56
Jumlah 829. 229.075,8 0 254.569.603,28 2 829.229.075,8
Besarnya trend dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan = Y : Data berkala
X : Waktu (tahun)
a =
=
= 276.409.691,92
b =
=
= 127.284.801,64
commit to user = 149.124.890,28
Trend tahun 2010 = 276.409.691,92 + 127.284.801,64 (0)
= 276.409.691,92
Trend tahun 2011 = 276.409.691,92 + 127.284.801,64 (1)
= 403.694.493,56
Gambar II.2
Garis Trend dengan Metode Kuadrat Terkecil
Nilai Impor
($ US)
500.000.000 -
450.000.000 -
400.000.000 - Trend
350.000.000 -
300.000.000 - Actual
250.000.000 -
200.000.000 -
150.000.000 -
100.000.000 -
50.000.000 -
Tahun
2009 2010 2011
Berdasarkan Tabel 2.5 dan Gambar II.2 diatas menunjukkan bahwa nilai
impor dari tahun ke tahun selalu naik. Tetapi dilihat dari analisis trendnya,
commit to user
hanya mengimpor sekitar 32%nya saja atau sekitar 47.928.418,63.
Kemudian pada tahun 2010, terjadi peningkatan nilai impor hampir dua
kali lipat dari nilai trendnya. Sedangkan pada tahun 2011, nilai impor
cenderung turun dari tahun sebelumnya. Namun demikian nilai impor
selalu mengikuti nilai ekspornya yang artinya apabila nilai ekspornya naik
nilai impornya pun juga akan naik. Impor digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri yang berupa bahan baku yang tidak tersedia di
dalam negeri atau kualitas bahan baku yang tersedia di dalam negeri
kurang.
Peranan KPPBC di Kawasan Berikat
Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai melakukan
pengawasan yaitu dengan menugaskan Kasubsi Hanggar Kepabeanan dan
Cukai bersama dua orang pelaksananya selama satu bulan yang tugasnya
adalah mengawasi jumlah barang mentah sampai barang jadi, memeriksa
barang ke dan dari Kawasan Berikat dengan melakukan penelitian dokumen
yaitu mencocokkan jumlah barang, jenis barang, dan tipe barang yang berada
peti kemas/ kemasan barang serta memeriksa keutuhan segel.
Dalam hal terdapat indikasi pelanggaran yang berupa penyelundupan
ataupun pemalsuan dokumen atas pemasukan/ pengeluaran barang ke dan/
atau dari Kawasan Berikat, Kepala Kantor Pabean akan melakukan penelitian
secara mendalam. Apabila ditemukan pelanggaran harus segera ditindak
lanjuti dengan pengenaan sanksi sesuai ketentuan peraturan
commit to user
44 BAB III
TEMUAN
A. KELEBIHAN
Adanya fasilitas perpajakan di Kawasan Berikat membuat Pengusaha di
Kawasan Berikat terpacu untuk meningkatkan daya saing ekspor,
perusahaanpun semakin produktif yang ditunjukkan dengan bertambahnya
hasil produksi dan meningkatnya nilai ekspor tahun 2009-2011 yang begitu
pesat, ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 747.162.659,07. Hal
ini menunjukkan bahwa fasilitas perpajakan yang diberikan kepada
Pengusaha di Kawasan Berikat berpengaruh terhadap peningkatan nilai
ekspor. Selain itu, dengan bertambahnya Kawasan Berikat dapat menambah
lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena
sebuah perusahaan membutuhkan banyak karyawan yang akan memproduksi
barang yang nantinya akan di ekspor.
Adanya kerjasama yang terkoordinasi antara seksi Kepabenan dan
Cukai dengan perusahaan membuat pengawasan terhadap jumlah dan barang
yang keluar dan masuk di Kawasan Berikat berjalan dengan lancar sehingga
commit to user B. KELEMAHAN
Banyaknya perusahaan yang belum mengetahui adanya fasilitas
perpajakan di Kawasan Berikat karena kurangnya informasi dan sosialisasi
terhadap para pengusaha, padahal adanya fasilitas perpajakan ini
menguntungkan para pengusaha yang nantinya bisa meningkatkan ekspor dan
tentunya menambah pendapatan perusahaan itu sendiri.
Semua perusahaan di Kawasan Berikat telah diawasi oleh petugas Bea
dan Cukai, namun jumlah petugas yang mengawasi masih sedikit sehingga
commit to user
46 BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Setelah penulis melakukan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan
Setelah mendirikan Kawasan Berikat, Pengusaha di Kawasan Berikat
memperoleh keuntungan berupa fasilitas pembebasan tarif bea masuk,
penangguhan PPN dan PPnBM, prosedur ekspor dan impor bisa berjalan
dengan baik karena tanpa harus dilakukan pemeriksaan fisik, penyelesaian
dokumen ekspor dan impor bisa dilakukan di Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai setempat.
Sejak diberikannya fasilitas perpajakan di Kawasan Berikat, banyak
pengusaha yang mendirikan Kawasan Berikat dan melakukan ekspor.
Meningkatnya nilai ekspor dari tahun ke tahun akan menambah pendapatan
pemerintah berupa devisa. Semakin banyak ekspor yang dilakukan semakin
besar pula devisa yang diterima oleh negara. Hal ini juga berpengaruh
terhadap masyarakat sekitar karena perusahaan-perusahaan tersebut
membutuhkan tenaga kerja untuk menghasilkan barang-barang yang nantinya
akan di ekspor, bertambahnya lapangan pekerjaan akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat karena mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup
mereka.
Nilai ekspor pada tahun 2009-2011 meningkat dengan pesat, ekspor
commit to user
tahun 2009 semula 85.381.300,36, pada tahun 2010 meningkat 400% atau
empat kali lipatnya menjadi 340.414.635,22, dan tahun 2011 mengalami
peningkatan lagi 200% atau dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi
747.162.659,07. Tingginya nilai ekspor dikarenakan bertambahnya komoditas
barang yang di ekspor dan banyaknya permintaan dari luar negeri, selain itu
nilai impor dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan, namun pada
tahun 2011 nilai impor menurun sekitar 63% dari tahun sebelumnya menjadi
302.498.021.91, impor bahan baku digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri yang nantinya setelah menjadi barang jadi harus di ekspor
kembali.
B. SARAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan atas penelitian yang telah
dilakukan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran, masih banyaknya
perusahaan yang belum mengetahui adanya fasilitas perpajakan di Kawasan
Berikat perlu diperhatikan yaitu dengan memperluas informasi tentang adanya
fasilitas perpajakan agar pengusaha lain tertarik untuk mendirikan Kawasan
Berikat, selain penyuluhan petugas juga harus rutin dalam penyebaran
informasi agar pengusaha tahu dan tidak ketinggalan terhadap adanya
perubahan dalam informasi. Informasi dapat diberikan melalui brosur, media
cetak, dan media elektronik.
Kurangnya petugas yang melakukan pengawasan di Kawasan Berikat
bisa dilakukan dengan menambah jumlah petugas Bea dan Cukai supaya