23
instrumen pengumpulan data, uji validitas dan realibilitas, analisis taraf kesukaran item soal, indikator keberhasilan dan analisis data secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut.
3.1 Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 06 Kecamatan Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 22 siswa terdiri dari 11 perempuan 11 laki-laki. Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06 berada di daerah pedesaan dan umumnya berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi yang sama yakni buruh atau petani. Kondisi masyarakat buruh yang demikian memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas belajar siswa. Banyak orang tua yang tidak memiliki banyak waktu untuk memperhatikan proses dan perkembangan anaknya dalam belajar di rumah dan itu juga merupakan tanggungjawab orang tua. Orang tua menggap itu tanggung jawab sekolah dalam proses belajar anak. Anggapan yang seperti ini menyebabkan anak kurang perhatian dari orang tua sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa menjadi rendah. Siswa cenderung memanfaatkan waktu dengan bermain, sehingga hal ini juga menjadi pencerminan kebiasaan siswa di kelas.
3.2 Jadwal dan Lokasi Penelitian
Tabel 1
Jadwal Tindakan PTK di Kelas IV SDN Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo
No. Siklus/Pertemuan Hari, tanggal Jam ke-
1. 1/1 Rabu, 31 Agustus 2016 3-4
2. ½ Jumat, 02 September 2016 1-2
3. 1/3 Rabu, 07 September 2016 3-4
4. 2/1 Jumat, 09 September 2016 1-2
5. 2/2 Rabu, 14 September 2016 3-4
6. 2/3 Jumat, 16 September 2016 1-2
3.3 Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah pada siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo dengan jumlah 22 peserta didik. Terdiri dari 11siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Siswa SDN Sidorejo Lor memiliki latar belakang yang berbeda. Pertimbangan dimana peneliti mengambil subyek tersebut karena siswa belum terlihat dalam meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika jadi latar belakang tersebut juga mempengaruhi hasil belajar siswa di SDN Sidorejo Lor 06.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Jenis-jenis variabel pada penelitian adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Indenpendent)
Variabel bebas (indevenden) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah model pembelajaran Problem Solving.
b. Variabel Terikat (Dependent)
3.5 Definisi Operasioanl
Sesuai dengan judul penelitian “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Menerapkan Model Problem Solving Pada Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 6 Semester I Tahun Ajaran 2016/2017”, definisi operasional dari variabel yang digunakan adalah:
a. Model pembelajaran Problem Solving merupakan sebuah perantara yang menghadapkan peserta didik yang dibimbing oleh guru dalam pemecahan suatu masalah pada kegiatan pembelajaran. Pemecahan masalah yang dilakukan dengan berbagai cara atau alternatif pemecahan masalah yang ditemui. Untuk memudahkan dalam penyelesaian permasalahan individu maupun kelompok dalam belajar membutuhkan kerjasama yang baik dan ada hubungan timbal balik antar siswa dan guru mapun antar siswa itu sendiri. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV.
b. Hasil belajar matematika siswa terjadi peningkatan melalui penerapan model Problem Solving pada kegiatan pembelajaran. Peningkatan tidak terbatas pada hasil belajar, namun akan terjadi perubahan interaksi sosial dan aspek-aspek lainya.
3.6 Desain Penelitian
3.7 Rencana Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan Pendekatan Tindak Tim PGSM dalam Muslih (2009:9)
suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut berlangsung. Kegiatan penelitian ini diawali dari permasalahan yang dialami guru didalam kelas.
Permasalahan ini diawali mu
berlangsung dan menimbulkan dampak negatif terhadap siswa maupun pembelajaran itu sendiri. Adanya permasalahan dalam kelas ini oleh guru direfleksikan dalam suatu tindakan perbaikan yang terencana dan terukur deng pengamatan maupun ukuran kuantitatif melalui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berpola dan dirancang khusus untuk memecahkan permasalahan yang terjadi didalam proses pembelajaran.
Penelitian ini harus dilaksanakan secara terencana dan menurut pada prosedur yang telah ada. Pelaksanan penelitian tindakan ini melalui beberapa
Sumber: goo.gl/FhWaqh.21/9/2016 Rencana Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan Pendekatan Tindakan Kelas menurut Muslih (2009:9) Penelitian indakan kelas (PTK) adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam as, memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut berlangsung. Kegiatan penelitian ini diawali dari permasalahan yang dialami guru
Permasalahan ini diawali muncul dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan menimbulkan dampak negatif terhadap siswa maupun pembelajaran itu sendiri. Adanya permasalahan dalam kelas ini oleh guru direfleksikan dalam suatu tindakan perbaikan yang terencana dan terukur deng pengamatan maupun ukuran kuantitatif melalui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berpola dan dirancang khusus untuk memecahkan permasalahan yang terjadi didalam proses
n ini harus dilaksanakan secara terencana dan menurut pada prosedur yang telah ada. Pelaksanan penelitian tindakan ini melalui beberapa an Kelas menurut Penelitian indakan kelas (PTK) adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam as, memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut berlangsung. Kegiatan penelitian ini diawali dari permasalahan yang dialami guru
ncul dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan menimbulkan dampak negatif terhadap siswa maupun pembelajaran itu sendiri. Adanya permasalahan dalam kelas ini oleh guru direfleksikan dalam suatu tindakan perbaikan yang terencana dan terukur dengan pengamatan maupun ukuran kuantitatif melalui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berpola dan dirancang khusus untuk memecahkan permasalahan yang terjadi didalam proses
siklus, tiap pelaksanan penelitian minimal dilakukan 2 siklus. Bila hasil yang diharapkan sampai 2 belum maksimal, maka akan dilanjutkan pada 3 dan seterusnya.`Untuk lebih memahami apa yang disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK), perlu diketahui pengertian dan karakteristik PTK itu sendiri. Menurut Muslich ( 2009) karakteristik dari PTK adalah sebagai berikut:
1. Masalah PTK berawal dari guru.
2. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran. 3. PTK adalah bersifat kolaboratif.
4. PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.
5. PTK dapat menjembati kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan.
Penelitian tindakan kelas dilihat dari karakteristiknya merupakan penelitian yang berawal dari ketidaksesuain harapan guru terhadap pembelajaran dengan kenyataan yang ada, ketidaksesuaian itu menimbulkan masalah pembelajaran dan menuntut perbaikan guna mencapai tujuan pembelajaran. Penelitian dilakukan oleh guru dengan prosedur yang ada dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diamati hasilnya. Menurut Hopkins dalam Muslich (2009:88) ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas, secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu tahap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (3) pengamatan dan (4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. 3.6.1. Siklus I
3.6.1.1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan kolabolator. b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
Problem Solving.
d. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan.
e. Menyusun lembar observer/guru pendamping peneliti sebagai observer kedua terhadap guru aktivitas guru kelas selama kegiatan belajar berlangsung.
f. Penyusunan asesmen yaitu menggunakan tes dan hasil observasi. 3.6.1.2. Pelaksanaan dan pengamatan
3.6.1.2.1. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran problem solving. Standar kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelopatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar 2.3. menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit.
A. Kegiatan Awal
Pembelajaran diawali dengan langkah berikut:
1. Salam pembuka, dan Doa sebelum memulai pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Langkah pembelajaran pada pembelajaran melalui penerapan model problem solving adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Langkah-langkah Pembelajaran Sintak
Problem Solving Kegiatan Pembelajaran
Merumuskan masalah
(Pendahuluan) Guru merumuskan suatu masalah terlebih dahulu dan mengetahui masalah apa saja yang terjadi pada pembelajaran pada saat kelas berlangsung Menelaah masalah
(Pendahuluan) Guru memperinci, dan menganalisis masalah dari mempelajari pengetahuan untuk berbagai sudut masalah di dalam pembelajaran. Merumuskan hipotesis Guru dan siswa bersama-sama berimajinasi
menemukan sebab akibat masalah dan penyelesaian masalah di dalam pembelajaran. Mengumpulkan menyajikan data dari hasil menemukan masalah di dalam pembelajaran dengan menggunakan tabel atau diagram
Pembuktian hipotesis
(Konfirmasi). Guru membahas data yang sudah di dapatkan, dari hasil bahasan tersebut, guru menghitung atau memberikan hasil data kemudian menyimpulkan. Menentukan pilihan
penyelesaian (Konfirmasi dan penutup).
Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka atau proses-proses yang mereka gunakan.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru melakukan tanya kembali materi pelajaran sebelum mengerjakan soal evaluasi.
2. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah disediakan. 3. Kegiatan pembelajaran diakhiri setelah evaluasi selesai. 3.6.1.2.2. Pengamatan
3.6.1.3. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah proses pelaksanaan siklus I selesai dilakukan. Hasil dari observasi dan hasil belajar siswa yang telah diolah dan dilakukan analisis, adanya kekurangan dan ketidak sesuaian hasil yang diperoleh akan dilakukan perbaikan pada kegiatan pelaksanaan siklus II.
3.6.2. Siklus II 3.6.2.1. Perencanaan
Proses tindakan siklus 2 merupakan kelanjutan dari siklus 1. Proses tindakan siklus 2 dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus 1. Berdasarkan refleksi siklus 1 telah dijabarkan kekurangan-kekurangan yang memerlukan perbaikan dalam pembelajaran untuk itu dilaksanakan siklus 2. Pelaksanaan siklus 2 melalui tahap yang sama dengan siklus 1 meliputi: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran berupa video, membuat dan merancang lembar observasi, membuat soal-soal evaluasi untuk siklus 2.
3.6.2.2. Pelaksanaan dan pengamatan 3.6.2.2.1. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran problem solving. Standar kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelopatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar 2.3. menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Pelaksanaan pada siklus 2 terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit.
A. Kegiatan Awal
Pembelajaran diawali dengan langkah berikut:
1. Salam pembuka, dan Doa sebelum memulai pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Langkah pembelajaran pada pembelajaran melalui penerapan model problem solving adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Langkah-langkah Pembelajaran Sintak
Problem Solving Kegiatan Pembelajaran
Merumuskan masalah
(Pendahuluan) Guru merumuskan suatu masalah terlebih dahulu dan mengetahui masalah apa saja yang terjadi pada pembelajaran pada saat kelas berlangsung Menelaah masalah
(Pendahuluan) Guru memperinci, dan menganalisis masalah dari mempelajari pengetahuan untuk berbagai sudut masalah di dalam pembelajaran. Merumuskan hipotesis Guru dan siswa bersama-sama berimajinasi
menemukan sebab akibat masalah dan penyelesaian masalah di dalam pembelajaran. Mengumpulkan menyajikan data dari hasil menemukan masalah di dalam pembelajaran dengan menggunakan tabel atau diagram
Pembuktian hipotesis
(Konfirmasi). Guru membahas data yang sudah di dapatkan, dari hasil bahasan tersebut, guru menghitung atau memberikan hasil data kemudian menyimpulkan. Menentukan pilihan
penyelesaian (Konfirmasi dan penutup).
Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka atau proses-proses yang mereka gunakan.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru melakukan tanya kembali materi pelajaran sebelum mengerjakan soal evaluasi.
2. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah disediakan. 3. Kegiatan pembelajaran diakhiri setelah evaluasi selesai. 3.6.2.2.2. Pengamatan
3.6.2.3. Refleksi
Berdasarkan hasil dari observasi, kemudian dilakukan refleksi dan evaluasi kegiatan pelaksanaan tindakan mengenai hal-hal yang belum dan hal-hal yang sudah dicapai dalam pembelajaran. Kemudian dari hasil refleksi dan hasil evaluasi digunakan sebagai acuan untuk perbaikan siklus yang berikutnya.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu :
a. Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 2012:149). Dengan kata lain, observasi sebagai alat evaluasi untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara pencatatan yang sistematis dari kegiatan siswa secara individu maupun ketika berada didalam kelompok.
Tabel 4
Kisi-Kisi Kegiatan Guru pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Strategi Problem Solving
No Sintak Indikator No Item
1 Merumuskan masalah a. Melakukan apersepsi b. Memberikan motivasi
c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai d. Memperlihatkan media sebagai masalah awal
1, 2, 3, 4
2 Menelaah masalah a. Menyajikan pembelajaran menggunakan media b. Melakukan tanya jawab
c. Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi, mengawasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan diskusi.
5, 6, 7
3 Merumuskan
hipotesis a. Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi dalam kelompok b. Guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari
8, 11
4 Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
a. Meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 9, 10
5 Pembuktian Hipotesis a. Menanyakan pendapat tentang hasil presentasi kelompok kepada kelompok lain
b. Memberikan penguatan terhadap jawaban kelompok
12, 13
6 Menentukan
Pilihan Penyelesaian a. Menyimpulkan menyampaikan pembelajaran yang akan diajarkan materi pembelajaran dan pada pertemuan berikutnya
Tabel 5
Kisi-Kisi Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Strategi Problem Solving
Konsep ASpek Indikator No Item
1. Pra pembelajaran 1. Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran 1.
2.Kegiatan
pembelajaran 1. Menyimak penjelasan materi 2. Keterlibatan dalam proses pembelajaran 5, 6 7, 10, 12 3. Penggunaan pembelajaran menggunakan
metode Problem Solving
a. Merumuskan dan menegaskan masalah b. Mencari fakta pendukung dan
merumuskan hipotesis
c. Mengadakan pengujian atau verifikasi d. Menarik kesimpulan
2, 3, 4, 8, 9, 11
3.Akhir
Pembelajaran 1. Menanggapi evaluasi 13, 14
a. Tes
Tes adalah ”a type of assessment that uses specific procedures to obtain information and convert that information to numbers or scores” (Friedenberg, 1995 dalam Supratiknya 2012:25). Artinya, tes merupakan salah satu jenis asesmen yang menggunakan aneka prosedur spesifik untuk memperoleh informasi dan mengonversikan atau mengubah informasi tersebut ke dalam skor atau bilangan.
Tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar Matematika pokok bahasan tentang menghitung KPK dan FPB. Tes digunakan sebagai instrumen penelitian dalam pengumpulan data untuk mengetahui siswa yang mampu mengerjakan soal dan yang tidak mengerjakan soal. Bentuk tes berupa soal uraian, karena dengan tes uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal.
Tabel 6
Kisi-kisi instrumen soal siklus I
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Soal
2. Memahami dan
Kisi-kisi instrumen soal siklus II
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Soal
2. Memahami dan
3.8.2. Indikator Hasil
Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan problem solving. Ketuntasan hasil belajar yang diharapkan adalah siswa mampu mencapai nilai KKM 70 dengan bobot persentasi 85% dari seluruh siswa.
3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.10.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrument dalam mengukur dengan apa yang hendak diukur. Siregar (2010:316) bahwa N=36 (N=jumlah siswa) batas konfesiennya >0,329. Untuk mengukur validitas digunakan program komputer yaitu aplikasi SPSS 16.0 for Windows dengan mengunakan Corrected Item Total Correlation yang merupakan korlasi antara skor tiap item dengan skor total soal dikatakan valid apabila nilai koenfisiennya >0,329. Apabila ada soal yang nilai koenfisiennya <0,329 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
Tabel 8
Hasil Validitas Instrument Tes Siklus I
Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20 soal pilihan ganda yang dapat diujikan 16 soal yang valid dan soal yang tidak valid 4 soal.
Tabel 9
Hasil Validitas Instrument Tes Siklus II
Bentuk Instrument Item Soal Valid Tidak valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
Uji validitas instrumen tes akhir siklus II terdiri dari 17 soal yang valid dan 3 soal tidak valid.
3.10.2 Uji Reliabilitas
Selain digunakan uju validitas juga perlu adanya pengujian reliablitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrument menggunakan program SPSS 16,0 for Windows. Sama dengan penguji validitas, untuk menguji reliabilitas penulisan mengunakan juga data hasil pekerjaan siswa. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman. Hasil yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah diatas adalah tampak pada tabel dibawah ini:
Tabel 10
Hasil Uji Reliabilitas Soal
Soal Cronbach's Alpha N of Items
Siklus I .957 16
3.11 Uji Tingkat Kesukaran Intrumen
Tingkat kesukaran dapat didefinisikan data yang menunjukan proporsi peserta didik yang menjawab benar setiap butir instrumen (Slameto, 2001). Semakin tinggi tingkat kesukaran soal tersebut makan semakin mudah instrumen soal, demikian sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran soal berarti semaikn tinggi tingkat kesukarannya. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang umumnya ditentukan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dirumuskan seperti berikut:
P = B/N Dimana:
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar, N = jumlah peserta didik,
P = proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar. (Wardani, 2014).
Tingkat kesukngkat pada umumnya dinyatakan proporsi, yang besarnya 0,00-1,00. Aiken, 1994 dalam Wardani, 2014). Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal, dapat menggunakan tabel berikut:
Tabel 11
Interval Tingkat Kesukaran Interval Ketegori
0,00-0,38 Sukar
0,39-0,68 Sedang
0,69-1,00 Mudah
Tabel 12
Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal
Analisis Soal Mudah Sedang Sukar
Siklus I 3, 4, 11, 20 1, 2, 5, 6, 7, 9, 10,
12, 15, 16, 18 8, 13, 14, 17, 19 Siklus II 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11,
12, 14, 19, 20 1, 6, 7, 10, 15, 16 13, 18
3.12 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik analisis untuk data hasil tindakan.
3.11.1. Analisis Data Variabel Bebas (Independen)
Data hasil observasi dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi kegiatan guru, data hasil observasi kegiatan siswa dan observasi implementasi pembelajaran Problem Solving. Observasi kegiatan guru dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Observasi kegiatan guru digunakan untuk mengukur apakah guru sudah baik dalam menerapkan pembelajaran Problem Solving. Lembar observasi kegiatan guru terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati kegiatan guru selama tiga pertemuan dalam setiap dua siklus. Observer mengisi lembar observasi kegiatan guru dengan memberikan skor 1,2,3, dan 4 pada kolom tiap item instrumen.
Berikut merupakan tabel penskoran pada lembar observasi kegiatan guru dan siswa proses pembelajaran.
Tabel 13
Skor Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Proses PembelajaranMatematika Penerapan Metode Problem Solving
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Cukup
3.11.2. Analisis Data Variabel Terikat (Dependen)
Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian dilakukan data terhadap data hasil tindakan kelas. Data hasil tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai hasil belajar siswa.
Observasi terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan mengisi lembar observasi siswa masing-masing indikator. Hasil belajar siswa diamati selama pra siklus, pelaksanaan siklus I dan siklus II. Peneliti membuat 4 kategori untuk menarik kesimpulan berdasarkan skor hasil belajar siswa, yaitu tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor masing-masing kategori dengan cara
−
ℎ =
16 − 4
4 = 3
Tinggi : 14-16 Sedang : 11-13 Rendah : 8-10 Sangat rendah : 5-7
Dari total skor hasil belajar masing-masing siswa, maka dapat disimpulkan apakah hasil belajar masing-masing siswa termasuk ke dalam kategori tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Peneliti menetapkan bahwa salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil apabila minimal 85% siswa berada pada kategori hasil belajar sedang dan tinggi.
apakah hasil belajar siswa sudah mencapai indikator atau belum, peneliti membuat tabel dan diagram.
Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh pada siklus I dan siklus II. Untuk mengukur hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran IPA bisa dengan tes evaluasi dengan kriterian yang ditentukan peneliti dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM 70).
Tabel 14
Ketuntasan Hasil Belajar
KKM Kualifikasi
≥70 Tuntas
<70 Tidak Tuntas
Setelah didapatkan data mengenai hasil belajar siswa, kemudian peneliti membuat tabel distribusi frekuensi pra siklus, siklus I dan siklus II untuk mempermudah dalam membaca data mengenai hasil belajar siswa. Kemudian data mengenai hasil belajar siswa dibuat dalam bentuk diagaram. Setelah itu peneliti membuat tabel ketuntasan belajar siswa untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih jelas mengenai presentase ketuntasan hasil belajar siswa, peneliti membuat diagram hasil pra siklus, siklus I dan siklus II.
Setelah melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Matematika maka peneliti melakukan analisis belajar siswa dengan melakukan pra siklus, siklus I dan siklus II.