• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Populasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Faktor Faktor yang Mempengaruhi Populasi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Populasi Rentan dan Populasi Risiko Mengalami Masalah Kesehatan pada Populasi Pekerja Industri Kayu :

Pada jenis usaha pertukangan kayu, debu kayu merupakan salah satu bahaya potensial terhadap kesehatan pekerja terutama bagian pengolahan kayu. Debu dapat berasal dari proses pemotongan kayu, pengetaman, dan penghalusan atau pengamplasan yang dapat menyebar keseluruh ruangan kerja khususnya tempat pengolahan kayu. Debu yang dihasilkan dari usaha perkayuan mempunyai potensi untuk menyebabkan pneumokoniosis yaitu terjadinya penimbunan debu di paru-paru dan jika tidak di antisipasi dengan segera akan menyebabkan penyumbatan dan kerusakan jaringan paru-paru (Asiah, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan khususnya pada aspek tenaga kerja pada industri kayu adalah kebiasan merokok, status gizi, penggunaan alat pelindung diri, usia tenaga kerja saat bekerja, masa kerja, lama paparan dan ventilasi udara dalam ruangan kerja.

1. Kebiasaan merokok

(2)

2. Status gizi tenaga kerja

Status gizi menggambarkan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan zat-zat gizi. Status gizi buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga dengan menurunnya daya tahan tubuh maka seseorang akan mudah terinfeksi oleh mikroba. Berkaitan dengan infeksi saluran nafas apabila terjadi secara berulang-ulang dan disertai batuk berdahak, akan dapat menyebabkan terjadinya bronchitis kronis. Salah satu akibat kekurang gizi dapat menurunkan imunitas dan anti bodi sehingga seseorang mudah terserang infeksi seperti batuk, pilek, diare dan berkurangnya kemampuan tubuh untuk melakukan detoksifikasi terhadap benda asing seperti debu kayu yang masuk ke dalam tubuh. Status gizi tenaga kerja erat kaitannya dengan tingkat kesehatan tenaga kerja maupun produktifitas tenaga kerja.

3. Penggunaan alat pelindung diri

Pada suatu kegiatan industri, paparan dan risiko yang ada ditempat kerja tidak selalu dapat dihindari. Upaya untuk pencegahan terhadap kemungkinan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja harus senantiasa dilakukan. Ada beberapa alternatif pengendalian (secara tehnik dan administratif) yang bisa dilaksanakan, namun mempunyai beberapa kendala. Pilihan yang sering dilakukan adalah melengkapi tenaga kerja dengan alat pelindung diri dijadikan suatu kebiasaan dan keharusan. Hal

ini sesuai dengan Undang-Undang No 1 Th 1970 tentang keselamatan kerja khususnya pasal 9, 12 dan 14 yang mengatur penyediaan dan penggunaan alat pelindung diri di tempat kerja baik pengusaha maupun tenaga kerja.

(3)

4. Usia tenaga kerja

Faal paru pada tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh usia tenaga kerja itu sendiri. Meningkatnya umur seseorang maka kerentanan terhadap penyakit akan bertambah, khususnya gangguan saluran pernafasan pada tenaga kerja. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian Lestari (2000) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kelainan faal paru tenaga kerja.

5. Masa kerja

Pada pekerja yang berada dilingkungan dengan kadar debu tinggi dalam waktu lama memiliki risiko tinggi terkena penyakit paru obstruktif. Masa kerja mempunyai kecenderungan sebagai faktor risiko terjadinya obstruksi pada pekerja di industri yang berdebu lebih dari 5 tahun.

6. Kebiasaan Olahraga

Kebiasaan berolahraga akan menimbulkan Force Vital Capacity (FVC) seperti yang terjadi pada seorang atlet. FVC akan meningkat 30% sampai dengan 40 %.

Olahraga yang paling baik untuk pernapasan adalah renang dan senam. Di negara berkembang seperti Indonesia, senam merupakan pilihan paling tepat karena jauh lebih murah, mudah dan berguna untuk memperkuat otot pernapasan. Latihan fisik yang teratur akan meningkatkan kemampuan pernapasan dan mempengaruhi organ tubuh sedemikian rupa hingga kerja organ lebih efisien dan kapasitas fungsi paru bekerja maksimal.

7. Lama paparan

(4)

8. Ventilasi udara dalam ruangan

Ventilasi industri atau pertukaran udara di dalam industri merupakan suatu metode yang digunakan untuk memelihara dan menciptakan udara suatu ruangan yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi atau kenyamanan pekerja. Disamping itu juga digunakan untuk menurunkan kadar suatu kontaminan di udara tempat kerja sampai batas yang tidak membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan pekerja.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi, status sosial ekonomi, dan keterpaparan media informasi orang dewasa dengan usia menarke

Penelitian ini melihat bgaimana konsumsi bensin, Solar, listrik, tenaga kerja produksi dan tenaga kerja non produksi mempengaruhi nilai tambah Industri Besar dan Sedang

Variabel masa kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja wanita pada bagian reparasi kayu pada industri mebel di Kabupaten

Pada penelitian ini ditambahkan tiga variabel prediktor yaitu status pekerjaan, status pendidikan, dan status merokok dikarenakan berdasarkan penelitian yang

Pada UKM berbasis industri kreatif (batik dan handicraft), segala aspek yang berasal dari faktor eksternal meliputi aspek kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan

Terdapat kecenderungan dimana se- makin tinggi umur anak, khususnya umur 6 bu- lan ke atas, penyimpangan status gizi anak ter- hadap baku status gizi WHO-NCHS semakin me- lebar

Skripsi dengan judul “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Usia Prasekolah Di Rw III RT 04 Dan RT 05 Kelurahan Keputran Kecamatan Tegalsari Surabaya”

Dengan demikian, maka status gizi ibu prahamil, berat badan bayi baru lahir dan asupan nutrisi anak dari pertama dilahirkan sampai dengan usia dua tahun akan berpengaruh terhadap status