• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Sistem Rekam Medis Gigi Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembangunan Sistem Rekam Medis Gigi Berbasis Web"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

5146

Pembangunan Sistem Rekam Medis Gigi Berbasis Web

Nadia Kusuma Putri1, Bayu Priyambadha2, Denny Sagita Rusdianto3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1nonadiaputri15@gmail.com, 2bayu_priyambadha@ub.ac.id, 3denny.sagita@ub.ac.id

Abstrak

Identifikasi jenazah korban kecelakaan atau bencana alam dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan karakteristik gigi. Pemeriksaan karakteristik gigi dalam pengenalan jenazah merupakan metode yang akurat dan mudah karena gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh manusia dan terdapat berbagai variasi keadaan gigi yaitu baik rusak, ditambal, dicabut, gigi tiruan, implant, dan lain-lain. Tetapi, terdapat masalah yang dialami yaitu tidak lengkapnya catatan rekam medis gigi yang dapat digunakan untuk identifikasi korban. Kenyataan di lapangan masih terdapat banyak poli gigi maupun klinik perawatan gigi yang tidak melakukan pencatatan rekam medis gigi yang sesuai Standar Nasional Rekam Medik Gigi karena penulisan odontogram memakan waktu lebih lama. Hal ini dikarenakan dokter dan perawat harus menggambar simbol-simbol yang sesuai dengan kondisi gigi pasien pada lembar odontogram. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun suatu sistem rekam medis gigi berbasis web sehingga dapat mempermudah dokter gigi dalam melakukan pencatatan rekam medis gigi yang sesuai dengan dengan Standar Nasional Rekam Medik Gigi. Penelitian ini menggunakan model prototyping sebagai model pengembangan perangan lunak dan dibangun dengan menggunakan framework CodeIgniter yang mendukung MVC (Model – View – Controller) serta menggunakan javascript, jQuery, dan Ajax untuk menunjang agar sistem lebih interaktif. Pada tahap pengujian, dilakukan pengujian fungsional white box dan black box serta pengujian non fungsional yaitu compactibility testing. Dari hasil pengujian terhadap fungsional sistem diperoleh bahwa 100% valid atau tidak ada kesalahan pada sistem. Sedangkan untuk pengujian non fungsional sistem diperoleh hasil bahwa sistem dapat berjalan dengan baik pada dua browser berbeda yaitu Chrome dan Mozilla Firefox.

Kata kunci: gigi, odontogram, sistem rekam medis gigi berstandar nasional, Codeigniter

Abstract

Identification victims of accidents or natural disasters can be done by examining the characteristics of the teeth. Examining the characteristic by teeth in victim identification is an accurate and easy method because teeth is the hardest part of body and has a lot of variation such as broken, filling, extraction, implant teeth, etc. However, there is a problem in identification victims using dental characteristics, that is incomplete medical dental records that can be used for victim identification. The facts there are still many dental clinics that do not perform the dental medical records according to the National Standard of Dental Medical Record because odontogram record takes longer time. This happened because dentists and nurses should draw symbols that match the patient's dental condition on an odontogram paper. Because of that, this research is aiming to build a web based dental medical record system so it can facilitate the dentist in performing dental medical records according to the National Standard Dental Medical Record. This research use prototyping model as a model in software development life cycle and built using CodeIgniter framework that support MVC (Model – View – Controller) and also using javascripst, jQuery, and Ajax to support the system to be more interactive. In the testing step, functional testing is done by using white box dan black box testing, and non-functional testing is done by using compactibility testing. From the test results on the functional system obtained that 100% valid or no errors in the system. While the non-functional testing system obtained results that the system can run well on two different browsers Chrome and Mozilla Firefox.

(2)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1. PENDAHULUAN

Identifikasi jenazah korban kecelakaan atau bencana alam dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan karakteristik gigi. Penggunaan gigi sebagai metode identifikasi jenazah dilakukan karena gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh manusia. Manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang berbeda-beda pada tiap orang dan terdapat berbagai variasi keadaan gigi yaitu baik rusak, ditambal, dicabut, gigi tiruan, implant, dan lain-lain (Cornelius F.T., 2017). Tetapi terdapat masalah lain yang dialami dalam identifikasi menggunakan karateristik gigi yaitu tidak lengkapnya catatan rekam medis gigi yang dapat digunakan untuk identifikasi korban. Rekam medis kedokteran gigi adalah dokumen penting dalam bidang pelayanan medis kedokteran gigi. Hal ini dikarenakan, dokumen tersebut berisi data-data mengenani kondisi gigi pasien serta semua tindakan yang dilakukan tenaga medis kedokteran gigi pada pasien. Catatan rekam medis gigi dikatakan tidak lengkap jika tidak memenuhi Standar Nasional Rekam Medik Gigi yang terdiri dari dari empat bagian utama yaitu identitas pasien, odontogram, tabel perawatan, dan lampiran penunjang berupa foto x-ray atau hasil laboratorium. Kenyataan di lapangan masih terdapat banyak poli gigi maupun klinik perawatan gigi yang tidak melakukan pencatatan rekam medis gigi yang sesuai Standar Nasional Rekam Medik Gigi. Kebanyakan dari klinik atau poli gigi tersebut tidak melakukan penulisan odontogram pasien. Hal tersebut tentu saja melanggar Undang – undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 46(1) berisi bahwa setiap dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.

Penyebab mengapa klinik atau poli gigi

tidak melakukan penulisan rekam medis

gigi berupa odontogram adalah penulisan

odontogram memakan waktu lebih lama

karena

dokter

dan

perawat

harus

menggambar simbol-simbol yang sesuai

dengan kondisi gigi pasien pada lembar

odontogram.

Odontogram

merupakan

bagian dari rekam medik yang berisi data

mengenai jumlah gigi, bentuk gigi, susunan

gigi, kondisi fisik rongga mulut, dan

lain-lain yang di tulis dalam bentuk gambar atau

denah standar mengenai keadaan gigi dalam

mulut.

Berdasarkan latar belakang tersebut,

maka dirancang dan dibangunlah suatu

sistem rekam medis gigi berbasis web yang

dapat mempermudah proses pencatatan

rekam medis gigi yang sesuai dengan

Standar Nasional Rekam Medik Gigi.

Dengan adanya sistem rekam medis gigi

tersebut maka pencatatan rekam medis gigi

dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan

susuai standar Nasional Rekam Medis Gigi.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1. Rekam Medis Gigi

Rekam medik kedokteran gigi merupakan dokumen tentang riwayat perawatan kesehatan gigi seorang pasien yang disusun secara sistematis (Rustandi, K., et al, 2014). Catatan rekam medis gigi dapat berupa catatan tertulis dan juga dapat berupa catatan tidak tertulis atau terkomputerisasi, tetapi harus berisi informasi lengkap dan akurat mengenai identitas pasien, riwayat penyakit, diagnosa, perawatan dan tindakan medis, kode penyakit ICD 10, serta dokumentasi hasil pemeriksaan. Dalam melakukan praktek kedokteran gigi, pembuatan rekam medis gigi merupakan suatu kewajiban bagi seorang dokter gigi. Hal ini dikarenakan pembuatan rekam medis gigi tercantum dalam Undang – undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 46(1) yang berbunyi bahwa setiap dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.

Rekam medis kedokteran gigi dibagi menjadi empat bagian utama yaitu:

1. Identitas pasien 2. Odontogram 3. Tabel perawatan

4. Lampiran pelengkap atau penunjang: Foto x-ray, hasil laboratorium, inform consent dsb.

(Rustandi, K., et al, 2014)

2.2. Odontogram

(3)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

mengenai keadaan gigi dan rongga mulut serta merupakan dokumen bagian dari Rekam Medik Kedokteran Gigi (Rustandi, K., et al, 2014). Pada kunjungan pasien pertama kali dilakukan pemerikasaan terhadap seluruh kondisi gigi dan mulut pasien. Hal ini dilakakukan supaya dapat memberikan informasi menyeluruh mengenai gambaran kondisi gigi. Pemeriksaan tersebut berguna bagi dokter gigi dalam melakukan perencanaan perawatan kedokteran gigi secara menyeluruh dan juga dapat digunakan untuk identifikasi jika diperlukan sewaktu-waktu.

Pencatatan odontogram dilakukan setelah melakukan pengisian identitas dan riwayat penyakit pasien. Kemudian diikuti dengan pengisian data perawatan kedokteran gigi dan dokumen tambahan misalnya hasil lab atau x-ray. Pembuatan odontogram dilengkapi tiap pasien melakukan kontrol dan diperbarui jika pasien tidak melakukan kontrol lebih dari satu tahun atau jika sebelum satu tahun telah banyak terdapat restorasi permanen yang dilakukan atau jika pasien pindah kota ataupun pindah dokter gigi. Gambar 1 menunjukkan odontogram gigi dewasa dan gigi anak-anak.

Gambar 1 Odontogram Gigi

Sumber: (Rustandi, K., et al, 2014)

2.3. Tujuan Penulisan Odontogram

Dibawah ini merupakan tujuan penulisan odontogram sesuai dengan Undang-Undang Dirjen Pelayan Medis Depkes RI dalam keputusan No. 78 tahun1991 adalah sebagai berikut:

1. Media komunikasi antar dokter gigi dan tenaga ahli lainnya yang terlibat dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.

2. Dapat digunakan sebagai penelitian dan pendidikan

3. Dasar perencanaan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan pada pasien.

4. Bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan medis kedokteran gigi, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di poli atau klinik gigi.

5. Berguna sebagai dasar penelitian, analisis, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. 6. Melindungi dan memberikan kepentingan

hukum bagi pasien, rumah sakit, dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

7. Sebagai dasar perhitungan dalam pembayaran tindakan medis yang dilakukan pasien.

8. Menjadi bahan laporan serta pertanggung jawaban bagi dokter gigi.

2.4 Metode Prototyping

Metode prototyping dalam pembangunan perangkat lunak adalah suatu pendekatan yang mendemonstrasikan secara langsung bagaimana komponen-komponen dalam perangkat lunak bekerja pada lingkungannya sebelum dilakukan

tahapan pembangunan perangkat lunak

(Howard, 1997

disitasi dalam Diva, 2014

).

Alur pengembangan perangkat lunak model prototyping dalam buku Roger S. Pressman 2010:

1. Communication

Proses bertemunya stakeholder dan

developer untuk membicarakan

software yang akan dibangun nantinya dan melakukan analisis kebutuhan

software.

2. Modeling Quick Design

Merepresentasikan software yang akan dibangun ke dalam sesuatu yang dapat dipahami oleh pengguna (misalnya User Interface).

3. Construction of Prototype

Pembangunan prototype sebagai representasi dari sistem yang akan dibangun nantinya.

4. Deployment Delivery and Feedback

Pelanggan melakukan evaluasi dan

memberikan masukan terhadap

(4)

berlanjut hingga sesuai dengan kebutuhan pengguna.

3. METODOLOGI

Secara umum tahap dalam melakukan penelitian ini dari awal hingga selesai dilakukan dengan mengikuti alur kerja yang digambarkan pada Gambar 2.

Penelitian dimulai dengan melakukan studi literatur terhadap dasar teori yang yang digunakan dalam pembuatan sistem. Dasar teori yang terkait dengan penelitian ini adalah mengenai proses pencatatan rekam medis gigi berstandar nasional, database MySql, SDLC metode prototyping, CodeIgniter, dan pengujian perangkat lunak yang diambil dari artikel, buku, jurnal, serta penelitian yang terkait dengan tema yang dipilih. Lalu dilakukan proses analisis kebutuhan yang digunakan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam pembangunan sistem. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara dengan staff Poliklinik Universitas Brawijaya dan dokter gigi untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi serta kebutuhan yang dibutuhkan oleh sistem yang akan dibangun. Dari hasil wawancara didapatkan kebutuhan sistem yang nantinya akan digambarkan dengan use case diagram

sebagai fungsionalitas sistem.

Gambar 2 Metodologi Penelitian

Kemudian dilakukan perancangan sistem yang dibuat sebagai acuan pada proses

implementasi dan pengujian. Pada proses perancangan sistem yang akan dibangun adalah dengan membuat sequence diagram, class diagram, merancang basis data, merancang

antarmuka pengguna, dan merancang

komponen sistem yang berupa pseudecode. Tahapan selanjutnya yaitu tahap implementasi yang mengimplemetasikan rancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya ke dalam coding dan antarmuka sistem yang menghasilkan sebuah perangkat lunak.

Evaluasi dan pengujian sistem berguna untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan sistem yang diharapkan atau belum. Pengujian yang dilakukan untuk melakukan pengecekan fungsional dan non fungsional pada sistem yang dibuat. Pengujian fungsional dilakukan dengan menggunakan metode white box testing dan black box testing. Sedangkan pengujian non fungsional dilakukan dengan menggunakan compactibility testing.

Setelah itu dibuat kesimpulan yang akan memaparkan hasil analisis hingga pengujian yang telah dilakukan. Selain itu juga dilakukan pemberian saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

4. ANALISIS KEBUTUHAN

(5)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Setelah melakukan identifikasi aktor, maka dilakukan analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional. Pada analisis kebutuhan

fungsional akan dimodelkan denan

menggunakan use case diagram pada Gambar 4 yang menggambarkan prilaku sistem.

Pada use case diagram terdiri dari 4 aktor yaitu user, dokter, perawat, dan admin. Use case di bawah ini mempunyai 39 buah use case.

Pada Pada tahap ini terjadi proses iterasi hingga iterasi kedua. Proses iterasi ini terjadi karena karena terdapat beberapa pemodelan kebutuhan yang kurang sesuai dengan keinginan pengguna.

5. PERANCANGAN

Proses perancangan dilkaukan dengan membuat pemodelan sequence diagram, class diagram, perancangan komponen, perancangan basis data, dan perancangan antarmuka.

5.1 Perancangan Sistem

Pada tahap perancangan sistem akan

dilakukan pemodelan

sequence diagram

dan

class

diagram.

Diagram

yang

ditampilkan merupakan sequence diagram

lihat odontogram yang ditampilkan pada

Gambar 3 dan

class diagram

pada kelas

controller

dan

class diagram

pada kelas

model

yang akan ditampilkan pada Gambar

5 dan Gambar 6.

Gambar 3 Sequence Diagram Lihat Odontogram

5.2 Perancangan Basis Data

Tahap perancangan basisdata dilakukan perancangan basis data menggunakan ERD

(Entity Relational Diagram) yang

menggambarkan relasi atau hubungan antar entitas serta mengidentifikasi ciri-ciri dari setiap entitas yang antinya akan diimplementasikan pada tabel-tabel basisdata. Pada ERD dibuat entitas-entitas yaitu entitas staff, pasien, riwayat_penyakit, perawatan, odontogram, start_odon, dokumen foto, data_medis_gigi, informed_doc, serta relasi-relasi antar entitas.

5.3 Perancangan Antarmuka

(6)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

(7)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Gambar 5 Class Diagram Pada Model

Gambar 6 Class Diagram Pada Controller

Gambar 7 Perancangan Antarmuka Halaman Odontogram

6. IMPLEMENTASI

Tahap implementasi merupakan tahap dimana kebutuhan yang sudah dirancang diimplementasikan dalam kode program. Dalam tahap ini dilakukan implmentasi basisdata, antarmuka, dan kode program.

6.1 Implementasi Basisdata

Implementasi basisdata didasarkan pada perancangan basisdata yang telah dibuat sebelumnya. Implementasi dilakukan dengan menggunakan basisdata MySql.

6.2 Implementasi Antarmuka

(8)

Gambar 8 Implementasi Antarmuka Halaman Odontogram

7. PENGUJIAN

Setelah tahap implementasi akan dilakukan tahap pengujian untuk memastikan sistem yang dibuat telah sesuai dengan hasil analisis kebutuhan dan perancangan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Pengujian yang akan diujikan pada sistem meliputi pengujian unit,

pengujian validasi, dan pengujian

compactibility.

7.1 Pengujian Unit

Pengujian unit pada sistem rekam medis gigi dilakukan dengan menggunakan metode basis path dengan mengambil 3 sampel fungsi antara lain fungsi buat_baru(), odontogram(), dan specific_odontogram(). Tiap fungsi tersebut memiliki nilai cyclomatic complexity yaitu 4, 2, dan 1 yang menunjukkan bahwa kompleksitas dari tiga unit tersebut adalah rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program sistem rekam medis gigi mudah untuk di maintenance.

7.2 Pengujian Validasi

Pengujian validasi dilakukan dengan metode black box testing. Hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa 39 fungsionalitas yang ada pada sistem telah diuji dan memperoleh hasil 100% valid atau dapat berjalan sesuai fungsinya baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi alternatif.

7.3 Pengujian Compactibility

Hasil dari pengujian compactibility menyatakan bahwa sistem dapat diakses pada kedua browser yang berbeda yaitu Mozilla Firefox dan Chrome, dapat menjalankan fungsional yang ada, serta tata letak tampilan pada kedua browser serupa dan beraturan.

8. PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis kebutuhan Sistem Rekam Medis Gigi ini menghasilkan 39 kebutuhan fungsional. Kebutuhan fungsional yang didapat telah memenuhi Standar Nasional Rekam Medis Gigi yang sesuai dengan Buku Panduan Rekam Medis Kedokteran Gigi Tahun 2014 serta telah sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan pada Poliklinik Universitas Brawijaya.

2. Hasil dari perancangan sistem yang telah dilakukan menghasilkan 3 jenis kelas yaitu kelas Model, View, dan Controller. Selain itu juga menghasilkan Entity Relational Data Model (ERD), rancangan komponen, dan gambaran antarmuka sistem yang

digunakan sebagai acuan dalam

membangun sistem.

3. Implementasi sistem dilakukan dengan mengimplementasikan hasil perancangan yang sudah dilakukan sebelumnya. Implemetasi program dilakukan dengan mengunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan konsep MCV pada framework CodeIgniter. Implementasi basis data pada sistem menggunakan

basisdata MySql dengan server

PhpMyadmin. Sedangkan antarmuka pada sistem dibuat dengan menggunakan bootstrap, jQuery, SVG dan Ajax agar sistem lebih interaktif.

4.

Pengujian fungsional dan non fungsional yang telah dilakukan pada sistem rekam medis gigi menggukan white box testing

(9)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

kesalahan pada sistem. Sedangkan untuk pengujian non fungsional sistem diperoleh hasil bahwa sistem dapat dijalankan pada dua browser berbeda yaitu Chrome dan Mozilla Firefox, dapat menjalankan fungsional yang ada, serta tata letak tampilan pada kedua browser serupa dan beraturan.

Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan Sistem Rekam Medis Gigi ini selanjutnya antara lain:

1. Dilakukan perbaikan pada tampilan odontogram sehingga tampilan dapat dilihat dalam satu layer tanpa harus melakukan scroll halaman ke bawah.

2. Dilakukan pengembangan lebih lanjut menggunakan platform android sehingga bisa di buka dengan menggunakan tablet atau smartphone dan dapat menghemat biaya pembelian komputer.

9. DAFTAR PUSTAKA

Cornelius F.T., J. S. (2017). Gambaran Pemeriksaan Gigi Untuk Identifikasi Korban Meninggal di Bagian

Kedokteran Forensik dan Medikolegak RSUP Dr. R. D. Kandou. Manado Tahun 2012-2015. Jurnal e-Gigi Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017. Rustandi, K., et al. (2014). Buku Rekam Medik

Kedokteran Gigi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Pressman, Roger S. (2010). Software

Enggineering A Practitioner’s

Approach 7th edition. New York:

McGraw Hill

Murniwati. (2012). Peran Rekam Medik Gigi Sebagai Sarana Identifikasi. Majalah Kedokteran Andalas No.2 Vol.36, Juli-Desember 2012

Diva, 2014. Gist.github.com. [Online] Tersedia di:

https://gist.github.com/didievaa/84a413 572d667dd6cd7d Diakses 9 Oktober 2017

Setyanti, C., 2014. www.cnnindonesia.com.

[Online] Tersedia di:

https://www.cnnindonesia.com/gaya-

Gambar

Gambar 1 Odontogram Gigi
Gambar 3 Sequence Diagram Lihat
Gambar 4 Use Case Diagram
Gambar 5 Class Diagram Pada Model
+2

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul “ Evaluasi Sistem Rekam Medis Berbasis Komputer Pada Rumah Sakit Gigi Dan Mulut (RSGM) Universitas Jember ” telah diuji dan disahkan pada :. hari, tanggal :

Secara umum sistem informasi rekam medis dan resep obat berbasis web ini dapa berfungsi dengan baik dalam menangani proses pendaftaran pasien lama dan pasien baru ke dalam sebuah

Manfaat rekam medis sangat besar bagi dokter maupun pasien, selain itu rekam medis juga termasuk salah satu bahan baku Sistem Informasi Kesehatan (SIK), yang

Untuk itu, Aplikasi Pengelolaan Administrasi dan Rekam Medis Pasien Klinik Romana Klinik Romana Berbasis Web dibuat untuk membantu Petugas dan Bidan dalam melakukan kegiatan

Adanya sistem informasi rekam medis elektronik rawat jalan berbasis web ini dapat memudahkan pekerjaan petugas rekam medis dalam mengelola rekam medis dari

Dari permasalahan tersebut memunculkan gagasan untuk membuat suatu aplikasi berbasis web, yang di dalam nya dapat mencatat rekam medis perpasien serta memiliki

– Tenaga yang berhak membuat rekam medis di rumah sakit adalah Tenaga yang berhak membuat rekam medis di rumah sakit adalah • Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan

i HALAMAN JUDUL TINJAUAN KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS GIGI BERDASARKAN PANDUAN REKAM MEDIS KEDOKTERAN GIGI DI PUSKESMAS BANJAR 2 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu