• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAPITALIS DI INDONESIA TANTANGAN MASALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAPITALIS DI INDONESIA TANTANGAN MASALAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

EKONOMI POLITIK

Oleh :

Koko Juniko Pratama

NIM : 1110842007

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

INDONESIA : TUJUAN DAN PERSEMAYAMAN KAPITALIS GLOBAL?

Negara pinggiran dan negara berkembang di seluruh penjuru dunia rentan akan ketergantungan terhadap negara maju. Berdasarkan kondisi global yang ada saat ini dapat diidentifikasi negara-negara pinggiran dan negara berkembang yang telah bergantung kepada negara maju. Ketergantungan tersebut mencakup pada akifitas negara berkembang yang ingin me menuhi kebutuhan negaranya. Pada prinsipnya negara pinggiran dan negara berkembang yang tengah mengalami ketergantungan tersebut telah digiring menuju Kapitalisme. Kapitalisme yang dimaksudkan yakni suatu sisti m yang sama halnya dengan prinsip hukum rimba. Yang mana Negara pinggiran dan negara berkembang yang telah bergantung pada negara penguasa (kapitalis global) akan menjadi ladang warisan negara penguasa (kaum kapitalis). Bagaimanakah dengan Indonesia yang notabene sebagai negara berkembang?

(3)

eksistensi badan-badan dunia tersebut telah menjadi lintah yang tidak terdeteksi keberadaannya bagi negara-negara yang dibantunya.

Globalisasi secara tidak langsung maupun secara langsung telah me maksa kehidupan warga bumi untuk terintegrasi satu sa ma lain. Warga bumi yang juga merupakan warga dari suatu negara diharapkan untuk dapat saling bekerjasama dengan warga negara lainnya yang ada di bumu ini dalam rangka me menuhi kebutuhan mereka satu sama lain. Benar saja, bahwasanya bumi ini ka ya akan potensinya. Akan tetapi potensi dari bumi tersebut tidaklah tertumpuk pada satu titik koordinat di bumi ini. potensi bumi tersebar di seluruh penjuru bumi, dan itu mengisyaratkan bahwa penyebaran potensi bumi tersebut akan berujung pada keterbatasan. Potensi bumi pada suatu negara tentu miliki keterbatasan, keterbatasan tersebut dapat di maknai dalam hal kuantitas, kualitas maupun jenisnya. Satu negara yang me miliki potensi x, tentunya akan menemui suatu masalahan keterbatasan. Potensi x miliki limit kuantitas jika potensi x tersebut merupakan sumber da ya alam yang tidak dapat diperbaharui. Potensi x miliki limit kualitas jika suatu negara tidak miliki kualitas pengelolaan yang baik. Suatu ketika negara tersebut sangat me mbutuhkan potensi x namun ia mengalami kendala keterbatasan, tentu saja negara tersebut harus menemukan jalan agar kebutuhannya terpenuhi. Oleh karna itu negara tersebut haruslah berhubungan dengan negara lainnya agar kebutuhan akan potensi tersebut dapat terpenuhi. Maka globalisasi mencoba menjawab permasalahan tersebut.

Saat ini, seluruh belahan dunia telah merasakan apa yang dinamakan dengan globalisasi. Pada dasarnya globalisasi merupakan pintu masuk kapitalisme bagi negara-negara yang tidak atau belum menganutnya. Dengan otomatis globalisasi telah turut mengantarkan seluruh negara di belahan dunia merasakan kapitalisme.

(4)

dengan mekanisme persaingan sempurnanya adalah globalisasi itu sendiri. Dengan kata lain globalisasi merupakan ranah bagi para pencari laba atau kaum kapitalis untuk meraup keuntungannya sendiri.

Kapitalisme bukanlah istilah yang baru yang dimunculkan oleh era modern, karna kapitalisme telah ada sebelum zaman modern dimulai. Jika dikaji secara mendalam, saripati dari kapitalisme adalah laba atau keuntungan. Keuntungan bukanlah tujuan manusia yang ada di peradaban modern saja. Sebelum itu, peradaban manusia di seluruh belahan dunia juga telah mencoba me mperoleh keuntungan bagi kepentingannya sendiri atau kelompoknya. Salah seorang ahli, yaitu Dudle y Dillard mencoba menyoroti perkembangan kapitalisme secara global. Berdasarkan hasil pengamatannya Dillard mencoba menjelaskan perkembangan kapitalisme global melalui tiga fase yaitu (1) Kapitalisme awal, (2) Kapitalisme klasik, (3) Kapitalisme Lanjut. Dillard menjelaskan bahwa kapitalisme awal dimulai sejak abad ke-15, kemudian sampai pada kapitalisme klasik yang diawali pada abad ke-17, dan selanjutnya beralih ke kapitalisme lanjutan yang berawal di abad ke-19. Secara keseluruhan tiga fase ini sama, yang me mbedakannya hanyalah proses kapitalisme itu berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan Dillard ini dapat kita simpulkan bahwasanya kapitalisme bukanlah muncul setelah era modern, melainkan telah muncul jauh sebelum era modern itu dimulai.

(5)

Studi salah seorang ahli yaitu Russel pada 1988, me mperoleh hasil yang menjelaskan bahwa kapitalisme pada fase awal ini tidak bisa tidak menyebut bahwa Eropa dan Inggris abad ke-12 adalah sebagai lokasi awal perkembangan kapitalisme. Russel menunjuk wila yah perkotaan untuk mencontohkan bahwa saudagar kapitalis menjual barang-barang produksi mereka dalam suatu perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Mula-mula mereka hanya menjual barang kepada teman sesama saudagar perjalanan. Kegiatan ini kemudian berkembang menjadi perdagangan publik.

Selanjutnya yaitu pada fase klasik. Pada fase klasik Dillar menyatakan bahwa telah terjadi transisi disposisi para kapitalis yang pada awalnya hanya perdagangan publik, ke wila yah yang me mpunyai jangkauan lebih luas yaitu industri. Transformasi dari dominasi modal perdagangan ke dominasi modal industri yang seperti itu merupakan ciri Revolusi Industri di Inggris. Perubahan dalam cara menentukan pilihan tekhnologi dan cara berorganisasi berhasil me mindahkan industri dari pedesaan ke sentra-sentra perdagangan lama di perkotaan selama Revolusi Industri. Akumulasi kapital yang terus menerus me mbengkak selama dua atau tiga abad mulai menunjukkan hasil yang baik pada abad XVIII. Penerapan praktis dari ilmu pengetahuan teknis yang tumbuh selama berabad-abad dapat sedikit demi sedikit dilakukan. Kapitalisme mulai menjadi penggerak bagi perubahan tehnologi karena akumulasi modal me mungkinkan penggunaan berbagai inovasi.

(6)

and Causes of The Wealth Nations (1776) terdapat analisa bahwa kapitalisme kuno sudah berakhir dan bergeser menjadi kapitalisme klasik.

Dudle y Dillard menjelaskan fase berikutnya yaitu Kapitalisme lanjut yang mulai berkembang sejak abad ke-19, tepatnya tahun 1914, Perang Dunia I sebagai momentum utama. Abad ke-20 ditandai oleh perkembangan kapitalisme yang sudah tidak lagi bisa disebut sebagai kapitalisme tradisional. Kapitalisme fase lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh tiga momentum. Pertama, pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika. Kedua, bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika terhadap kolonialisme Eropa sebagai ekses dari kapitalisme klasik, yang kemudian me manifestasikan kesadaran itu dengan perlawanan. Ketiga, Revolusi Bolzhevik Rusia yang berhasrat meluluh lantakkan institusi fundamental kapitalisme yang berupa pemilikan kapital secara individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama. Dari sana kemudian muncul ideologi tandingan, yaitu komunisme.

Kapitalisme abad ke-20 berhasil tampil meliuk-liuk dengan tampilan yang selalu bergerak mengadaptasikan kebutuhan umat manusia pada zaman dan situasi lingkungannya. Fleksibilitas ini sukses me mbawa kapitalisme sebagai akhir ideologi (The End of Ideology) yang mengantarkan umat manusia tidak hanya menuju gerbang yang penuh pesona ekstasi melainkan juga pada gerbang yang berpeluang besar untuk kehancuran umat manusia.

Saat ini kapitalisme beserta dampak keberadaannya telah menjamur di seluruh belahan dunia. Hal itu semakin dipertegas secara halus melalui eksistensi badan-badan dunia yang dimotori oleh kaum kapitalis dunia. Badan dunia seperti IMF, World Bank, dan ICC merupakan aktor-aktor yang berperan dalam mengembangbiakkan kapitalisme di seluruh belahan dunia ini. berbagai cara mereka lakukan agar negara-negara di dunia ini terlibat dalam siste m globalisasi yang mekanismenya syarat akan kapitalisme..

(7)
(8)

dapat kita lihat bahwa kapitalis itu benar adanya di dunia ini, bahkan mereka itu dekat sekali dengan negara lemah dan negara berkembang. Di sisi lain juga dapat dikatakan bahwa kapitalis tersebut merupakan sumber krisis dari negara-negara lemah dan berkembang.

Negara-negara Afrika, Asia serta negara-negara lainnya yang tergolong lemah dan negara berkembang telah digerogoti oleh kapitalisme. Misalkan seperti tambang emas yang ada di Afrika Selatan, pengelolanya adalah kapitalis barat, sedangkan pribumi Afrika Selatan hanya sebagai pekerja kasar yang senantiasa diperintah oleh majikannya (kapitalis barat). Padahal Afrika Selatan merupakan negara yang ka ya namun masih saja ditemukan masyarakatnya mengalami kemiskinan, gizi buruk dan sebagainya. Dalam hal ini pemerintah tidak dapat turut serta me maksimalkan hasil keka yaan negaranya tersebut untuk masyarakatnya yang mengalami kemiskinan tersebut. Karna pemerintah di sini hanyalah sebagai simbol se mata yang tidak berperan strategis dalam me mpengaruhi keka yaan alamn ya. Hal tersebut merupakan da mpak dari lebih dulunya kapitalisme menguasai suatu negara. Kepe milikan aset berharga Afrika Selatan tersebut telah berada di tangan pemiliki modal (kaum kapitalis). Otomatis keuntungan dari pertambangan emas tersebut me miliki porsi yang sangat besar untuk pemilik modal tersebut, sedangkan untuk masyarakat Afrika Selatan hanya beberapa persen saja porsinya. Eksploitasi seperti ini merupakan salah satu metode kapitalisme dalam mencapai tujuannya yaitu me mperoleh laba yang sebesar-besarnya dengan mengorbankan pihak-pihak lain yang dipandang lemah.

(9)

tersebut mulai merasa segan dan secara perlahan bagian dari negara yang telah ditanami modal oleh kapitalis tersebut telah beralih fungsi menjadi miliknya, meskipun masih dalam porsi yang belum seutuhnya. Atau misalkan melalui utang historis suatu negara, kaum kapitalis menjadikan celah itu sebagai kunci masuk ke dalam suatu negara yang akan dijadikan mangsanya. Suatu negara yang beraliansi dengan negara kapitalis untuk me mperoleh kemerdekaan bangsanya tentu akan miliki rasa berhutang kepada negara kapitalis tersebut. Dengan kunci hutang budi tersebut negara kapitalis mulai masuk untuk merajai negara yang baru merdeka itu, dan sebenarnya menjadikan negara tersebut kembali terjajah.

Ke munculan kapitalis ini bukanlah sesuatu yang mutlak tidak bisa diperidiksi dan dicegah. Kehadiran kapitalis beserta dampaknya pada suatu negara sebenarnya bersifat relatif. Ada kalanya suatu negara dapat mencegah kehadiran kapitalis, dan ada juga negara yang hanya ma mpu mencegah dampak dari kehadiran kapitalis. Pada dasarnya hal itu bergantung kepada sistem pemerintahan yang ada pada negara tersebut. Sanggup ata tidaknya suatu negara menagkal kapitalisme atau dampaknya bergantung kepada pemerintahan yang ada di dalamn ya. Apabila pemerintahan di suatu negara masih bersih atau belum terkontaminasi oleh intervensi barat (kapitalis) maka bisa dijadikan jaminan bahwa negara tersebut akan terhindar dari kapitalisme serta dampaknya.

(10)

Chavez. Ketika pemerintah Venezuela berkebijakan untuk mundur dari IMF dan World Bank, secara tidak langsung Venezuela telah menutup diri untuk terlibat dalam kapitalisme global. Buah yang dipetik pun cukup manis, pertumbuhan ekonomi Venezuela menjadi salah satu yang tertinggi di dunia yaitu mencapai 5,5% pada tahun 2012. Hal itu diraih ketika Venezuela tidak bergantung pada kapitalis,suntikan dana IMF dan World Bank.

Indonesia tidak secara tegas me mposisikan dirinya berada pada koridor apa secara idealis. Ketika perang dunia berkeca muk, Indonesia lebih me milih berada pada gerakan non-blok. Ketika dunia tengah dihadapkan dengan dua kekuatan sistem yang kuat yaitu liberalism dan komunisme, Indonesia lebih me milih sistem campuran. Hal-hal yang seperti ini tentu me micu beragam spekulasi akan jati diri bangsa ini. Terlepas dari itu semua, sebenarnya Indonesia turut dipengaruhi oleh paham komunisme bahkan liberalisme yang mengarah pada kapitalisme. Na mun hingga saat ini pengaruh yang paling besar itu terasa berasal dari kubu liberalism.

Sejarah telah menjadi saksi akan pengaruh beragam –isme terhadap bangsa ini, salah satunya yaitu liberalisme (kapitalisme). Rangkaian sejarah talah menjawab tentang dimana sebenarnya posisi bangsa ini, namun para elite yang ada di sana tidak mau mengakuinya secara pasti kepada seluruh dunia bahkan kepada mas yarakatnya sendiri. Namun seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarkat Indonesia telah ma mpu menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan tentang jati diri bangsa ini. Bukanlah rahasia lagi jika Indonesia merupakan negara dengan paham sa yap kiri dahulunya disaat awal kemerdekaannya. Bukanlah rahasia lagi jika Indonesia merupakan bagian dari sistem kapitalisme global sejak berakhirnya pe merintahan Soekarno hingga saat ini.

(11)

menulis sebuah buku yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berjudul Soeharto dan Bangkitnya Kapitalisme di Indonesia. Di dalam bukunya tersebut digambarkan tentang bagaimana watak kapitalisme yang diwariskan melalui kolonialisme hindia–belanda di Indonesia. Robinson mencoba me mbagi deskripsinya tentang pewaisan watak kapitalis melalui tiga objek yaitu (1) kalangan pribumi/tuan tanah, (2) kalangan nonpribumi/etnis tionghoa, (3) depresi besar-besaran tahun 1930.

Pertama, kegagalan kaum borjuasi pribumi pemilik tanah. Hal ini disebabkan oleh hubungan mesra di antara negara kolonial Hindia-Belanda dengan para penguasa pribumi feodal. Penguasa pribumi lebih menikmati pajak, upah, upeti dan sewa untuk mengongkosi politik rumah tangga ketimbang me mentingkan akumulasi kapital dan peningkatan produksi untuk menumbuhke mbangkan borjuasi pribumi . Pola demikian mewariskan dan me mperkuat watak patrimonial. Selain itu, pemerintah kolonial Belanda mengeksploitasi tanah jajahan dengan menerapkan sistem tanam paksa terhadap kaum tani di perkebunan besar swasta. Proses ini me mperkukuh dominasi perusahaan-perusahaan perkebunan swasta dalam produksi tanaman komersial, seperti tebu dan kopi, sehingga mengha mbat transformasi masyarakat pedalaman untuk menjadi petani kapitalis serta kaum proletar yang kuat .

(12)

Akibatnya, para pedagang kecil pribumi tetap mengalami kesulitan dalam menge mbangkan dan meningkatkan usaha.Ketiga, Depresi Besar tahun 1930-an yang mengakibatkan kemerosotan dramatis hasil sektor perkebunan, terutama gula di Jawa dan karet di Sumatera, me mbuat peran modal asing di luar Belanda seperti Amerika Serikat, Eropa,dan Jepang semakin signifikan untuk investasidi sektor tambang dan manufaktur skala besar.Kelas kapitalis yang mendominasi perekonomian Indonesia hingga akhir masa colonial adalah orang-orang Belanda, namun capital Belanda terbukti tidak ma mpu me mberi dan men yumbang basis akumulasi kapital bagi restrukturisasi kapitalisme Indonesia mengiringi perkembangan sumber da ya dan industrialisasi.

Perkembangan sosial dan struktur ekonomi yang tidak merata serta lemahnya borjuasi domestic tersebut akhirnya “mewariskan” kekosongan ekonomi politik kapitalis Indonesia. Dengan kata lain bahwa historis penjajahan hindia-belanda telah me mbentuk mental kapitalis di bangsa ini, dan sebelum kapitalis itu datang dari luar sebenarnya bangsa ini telah berada pada pengaruh kapitalis.

Indonesia pada hakekatnya merupakan negara yang ka ya akan potensi bumi. Jika negara ini ma mpu mengelolanya dengan baik, bisa dipastikan negara ini dapat berdiri sendiri tanpa bantuan ataupun berhubungan dengan negara lain. Hal inilah yang dilihat oleh negara-negara kapitalis. Dengan gelar yang disandang Indonesia sebagai negara dunia ketiga yang tengah gencar menyelenggarakan pembangunan multisektor semakin me mperluas kesempatan negara kapitalis untuk masuk ke negara ini.

(13)

melanjutkan hidupnya, sedangkan korbannya telah lesu dan tidak lagi ma mpu berdiri apalagi berjalan.

Indonesia sebagai negara berke mbang yang masih belum ma mpu me maksimalkan sumber da ya alam yang dimilikinya terus berusaha untuk melakukan upa ya pe mbangunan di berbagai sektor. Dengan pertimbangan akan adanya maksimalisasi pengelolaan sumber da ya melalui pembangunan maka negara Indonesia mencoba banyak alternative agar tujuan tersebut tercapai namun hal itu justru me mbuat bangsa ini semakin rapuh menuju ketidakberda yaannya.

Dalam mendongkrak upa ya pe mbangunan yang diselenggarakan oleh negara Indonesia tentu berbagai upa ya dilakukan agar manfaat dari pembangunan tersebut dapat dirasakan. Seperti dengan me minjam dana kepada negara lain (utang luar negeri), dan me mbuka peluang investasi bagi asing selebar-lebarnya. Di satu sisi, hal ini me mang ma mpu me mbawa Indonesia menuju pada tujuan pembangunan. Percepatan pembangunan dapat diselenggarakan dengan bantuan dana yang berasal dari luar negeri, potensi-potensi yang dahulunya belum tersentuh atau belum maksimal pengelolaannya dapat diopti malkan melalui investasi oleh asing. Akan tetapi di sisi lain, hal ni merupakan awal mi mpi buruk Indonesia. Bantuan dana melalui utang luar negeri sebabkan bangsa ini menjadi bangsa yang ketergantungan dengan pera pemilik modal (khususnya kaum kapitalis barat). Selain itu ketika Indonesia me mbuka peluang investasi bagi asing selebar-lebarnya maka hal ini akan berujung pada dominasi kepemilikan sumber da ya atau aset negara Indonesia atas investor asing.

(14)

yang mengalami peningkatan tajam sehingga tidak dapat lagi dikontrol oleh pemerintah pada saat itu. Dampak lainnya yaitu bangkrutnya perusahaan multinasional dan perusahaan domestik lainnya.

Dalam melangsungkan upa ya penyelamatan kondisi perekonomian nasional negara Indonesia mencoba untuk me mperluas jangkauannya dalam menemukan solusi terbaik. Salah satunya yaitu melalui bantuan IMF dan bank dunia. Disaat Indonesia telah dibantu oleh IMF dan World bank, hal itu bisa dijadikan titik awal petaka Indonesia. Karna sejak saat itulah Indonesia akan mengalami krisis. Jika benar IMF dan bank dunia hadir untuk me mbantu negara-negara yang tengah dilanda krisis untuk menyelesaikan krisis tersebut, lalu mengapa negara yang mengalam krisis tersebut justru dihadapkan pada masalah baru.

Benar saja, kondisi indonesia saat ini sungguh me mprihatinkan. Negara yang ka ya akan potensi bumi justru me miliki masyarakat yang miskin. Lalu, pertanyaannya adalah siapakah yang ka ya dengan potensi bumi itu? Tentu saja, jika kondisi itu disebabkan oleh kapitalisme yang semakin merejalela secara sembunyi-sembunyi di negara ini, tentu saja jawabannya adalah investor asing, pribumi (elite politik, dan elite sosial) dan terutama sekali kaum kapitalis yang menciptakan sistem kapitalis global tersebut.

(15)

kepada suatu sistem persaingan pasar sempurna yang digadang-gadang oleh penganut ekonomi liberal klasik.

(16)

Referensi bacaan :

Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Ya yasan Obor Indonesia.

Pram, Tofik. 2013. Hugo Chavez: Malaikat Dari Selatan. Jakarta: Imania.

Referensi bacaan lainnya :

http://karlinawkfisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail76865Studi %20Strategis%20Indonesia%20Perkembangan%20Kapitalisme%20di %20Indonesia.html

Referensi

Dokumen terkait

1) Mengujikan soal pilihan ganda berdasarkan hasil uji coba yang telah diperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya kepada siswa kelas VII C untuk

Jika kuitansi sudah langsung diserahkan sekalian dengan invoice dan faktur pajak, maka dari bagian keuangan mengeluarkan tanda terima atas penye rahan kwitansi dan

Eksperimen mengenai kekuatan pelet maupun briket bijih besi berbinder organik dan inorganik telah banyak dilakukan, namun pengaruh binder terhadap sifat metalurgis

Radon adalah unsur Gas Mulia yang paling stabil karena jari-jari atomnya paling besar.. Argon adalah unsur Gas Mulia yang paling mudah bereaksi dengan

pengaruh secara simultan antara variabel persepsi nilai yang terdiri dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsi kualitas, pengenalan dan persepsi

Jadi simpulannya adalah dari ketujuh puisi yang terdapat pada buku paket “Inilah Bahasa Indonesiaku” semuanya terdapat nilai pendidikan dan hal ini sangat aik

Wesel tersebut memiliki satu track lurus dan dua track yang membelok ke kiri atau ke kanan di mana sumbu dari ketiga bertemu di satu titik. o Wesel

Siti Wulandari ‘Siwu’ sang pujaan hati yang selalu ada di setiap penulis mendapat kesulitan, selalu memberikan do’a, dorongan, semangat, motivasi serta cinta dan