• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERKEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DUKUNGAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERKEM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DUKUNGAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERKEMBANGAN PROGRAM NUKLIR INDIA

A. Latar Belakang Masalah

Republik India adalah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa, dan negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis. Jumlah penduduk India tumbuh pesat sejak pertengahan 1980-an. Ekonomi India adalah terbesar keempat di dunia dalam ( pendapatan domestic bruto ) PDB, diukur dari segi paritas daya beli, dan salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. India, negara dengan sistem demokrasi liberal terbesar di dunia, juga telah muncul sebagai kekuatan regional yang penting, memiliki kekuatan militer yang besar dan memiliki kemampuan senjata nuklir1

India merupakan salah satu negara yang mengembangkan program nuklir karena memiliki sumber uranium yang sangat kaya tidak heran apabila India mampu menghasilkan banyak nuklir. India mengembangkan nuklirnya untuk dua tujuan, mendapatkan kemampuan pengembangan senjata demi kepentingan nasional India (alasan pertahanan) dan juga mengembangkan nuklir untuk mencukupi kebutuhan energi negerinya. Kebutuhan energi India meningkat tajam seiring pertumbuhan perekonomiannya yang sangat

(2)

menakjubkan, 6-7% per tahun. India bersama Jerman sama-sama merupakan negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia2

Terhitung data tahun 2006 energi nuklir merupakan sumber energi terbesar keempat di India setelah energi panas (thermal energy), energy air (hydro energy), dan sumber energi yang dapat diperbahrui (renewable energy resources)3

Pada tahun 2008 India sudah memiliki 17 pembangkit nuklir dengan operasional yang mampu membangkitkan tenaga sebesar 4.120 MW, sementara itu India masih menunggu penyelesaian pembangunan 6 pembangkit nuklir lainnya yang diperkirakan akan mampu menambah suplai pasokan energy listrik sebesar 3.160 MW kedepannya4.

India sendiri memiliki tujuan jangka panjang untuk mengembangkan lebih banyak reaktor nuklir dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas teknologi pembangkit nuklirnya demi memenuhi target pada tahun 2020, menghasilkan 20.000 MW demi mencapai 10% kontribusi energi nasionalnya. Namun India mengalami banyak sekali halangan dalam pengembangan teknologi nuklirnya, halangan itu bukan saja datang dari keterbatasan pasokan uranium lokal yang semakin menipis namun juga datang

2 Securing India’s Energy Needs,

http://www.mckinseyquarterly.com/Securing_Indias_energy_needs_1672 terakhir diakses 19 februari 2013

3 India Energy Sources, http://cea.nic.in/power_sec_reports/Executive_Summary/2008_12/27-33.pdf terakhir diakses 19 februari 2013

(3)

dari keterbatasan teknologi nuklir India yang kurang efisien dan masih memiliki standard keamanan yang memprihatinkan. Kesulitan ini sebetulnya dapat diselesaikan andai saja India mendapatkan dukungan dan bantuan dari negara-negara penyuplai nuklir (nuclear supplier group, NSG) yang bukan saja mampu memberikan dukungan teknis namun diharapkan mampu membantu mengatasi masalah keterbatasan pasokan uranium lewat mekanisme perdagangan internasional. Sayangnya, status India sebagai negara yang tidak menandatangani NPT menghalangi bantuan tersebut untuk datang, karena hanya negara penandatangan NPT-lah yang diperbolehkan mendapatkan bantuan untuk mengembangkan teknologi nuklir sipil. Polemik permasalahan inilah yang kemudian menyudutkan India yang tetap bersikeras berupaya mengembangkan teknologi nuklirnya dengan segala keterbatasan yang ia miliki.

Awal uji coba nuklir India terjadi pada tahun 1974 pasca pendirian NPT (Non Proliferation Treaty) India melakukan sebuah percobaan nuklir untuk pertama. smiling buddha (buddha tersenyum) adalah sebuah nama sandi yang merujuk pada uji coba ledakan nuklir pertama yang dilakukan India. Uji coba ini dilakukan pada 18 mei1974 di Pokhran, dan merupakan uji coba nuklir pertama yang dikonfirmasi dilakukan oleh negara di luar lima anggota tetap dewan keamanan PBB. 5

(4)

Dan pada 11 Mei 1998. Pemerintah India mengumumkan telah menjalani uji coba bom nuklir, itu merupakan kali pertama India melakukan uji coba senjata pemusnah massal itu sejak 1974. India melakukan tes tanpa memberi peringatan kepada masyarakat internasional.6

Pada saat itu India mendapat kecaman dari berbagai negara, tidak terkecuali Amerika Serikat yang saat itu memberikan sanksi dalam bentuk embargo ekonomi terhadap India, karena menurut Amerika Serikat tindakan India dinilai membuat ketidak stabilan baru dikawasan Asia.7

Bush dalam hal ini mencoba mengambil langkah yang berbeda, dimulai pada tahun 2001 ia mencabut sanksi internasional yang dikenakan AS terhadap India. Pembicaraan dan upaya persuasi-pun terus dilakukan oleh pemerintah AS – India sehingga pada tahun 2005, melalui pembicaraan awal antara PM India Momohan Singh dan presiden Bush terciptalah kesepakatan yang beri nama US-India nuclear deal 2008.

Hingga saat ini di kepemimpinan B. Obama, AS semakin gencar melakukan kerja sama dalam hal perkembangan program nuklir di India, dimana AS dan India menandatangani kontrak kerja sama nuklir terbesar senilai 27 miliar USD

6 India Uji Coba Bom Nuklir, Viva News http://dunia.news.viva.co.id/news/read/56526-india_uji_coba_bom_nuklir terakhir diakses 20 februari 2013

7U.S. imposes sanctions on India, CNN

(5)

Perubahan kebijakan yang dikeluarkan AS inilah yang menurut saya menarik untuk dikaji, apa penyebab utama berubahnya arah kebijakan AS yang sekarang mau memberikan privilege lebih pada India.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti membatasi ruang lingkupnya hanya pada masalah tujuan Amerika Serikat mendukung India dalam hal perkembangan program nuklir

2. Rumusan Masalah

Mengapa Amerika Serikat mendukung perkembangan program nuklir India?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi bagi Amerika Serikat sehingga mendukung perkembangan program nuklir India.

2. Manfaat Penelitian

Dapat dipergunakan sebagai proses pembelajaran dan penambah wawasan serta pengetahuan tentang motivasi Amerika Serikat mendukung perkembangan program nuklir India.

D. Landasan Teori dan Konsep

(6)

politik luar negeri sangat erat kaitannya dengan teori pengambilan keputusan/ kebijaksanaan dalam hubungan internasional. Pembuat keputusan/dan pendekatan pengambilan keputusan/ kebijakan yang menekankan pada analisis: bagaimana keputusan/kebijakan diambil dan siapakah yang mengambil/membuat kebijaksanaan itu (Richard Snyder/ W.H Bruck & Burton Sapin, 1962).

Tujuan dari teori ini adalah suatu penganalisisan yang menjelaskan aksi- aksi negara (kebijakan luar negeri) dalam politik internasional (world politics). Skema sederhananya sebagai berikut : policy maker and policy making —————» foreign policy

Pendekatan ini akan melihat adanya keterhubungan antara lingkungan dan pengambilan/pembuatan keputusan. Pendekatan ini juga untuk melihat dua komponen dalam pengambilan/ pembuatan kepututusan yakni: “the policy makers and the policy process”. Pembuatan keputusan yang sering disebut dengan nama pembuatan keputusan adalah individual yang menduduki posisi sesuai jabatannya untuk membuat kebijaksanaan. Pengertian “desicion-making theory” dalam kaitan ini pada dasarnya adalah satu kerangka konsep untuk mengindentifikasikan sejumlah besar variabel- variabel yang relevan dan masing- masing variabel itu saling berhubungan satu dengan yang lain. Dalam jargon ilmu sosial, ada yang dinamakan “dependent variables” yakni sesuatu yang hendak dijelaskan.8 2. Konsep Dilemma Keamanan ( Security Dilemma )

8 Utari Romauli Sitorus, STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL terdapat di

(7)

Security dilemma dapat didefenisikan sebagai suatu fenomena aksi dan reaksi antara beberapa negara. Tindakan suatu negara untuk meningkatkan keamanannya akan berakibat atau dianggap melemahkan keamanan negara lain.9

Jadi pada dasarnya konsep security dilemma merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan kondisi psikologi para pembuat keputusan yang didasari ketidakpercayaan dan ketidak tahuan terhadap kemampuan dan atensi pihak lain (musuh). Pertama, ketidak mampuan semua pihak untuk membedakan antara mana persenjataan ofensif dengan persenjataan defensive. Kemajuan teknologi yang terus berubah serta kemampuan ekonomi dapat merubah kekuatan ofensif menjadi defensive secara relative cepat oleh suatu negara yang tidak semuanya diketahui pihak lain. Kedua, ketidak mampuan mengetahui secara pasti apakah kekuatan persenjataan ofensif lebih baik dari pada kekuatan persenjataan defensive. Kekuatan suatu negara selalu berlaku secara kondisional dan rasional, tergantung pada situasi dan kondisi serta terhadap negara mana kekuatan tersebut dipergunakan.

Menurut Bary R Buzan seperti yang dikutip Amien Rais, definisi tentang dilemma keamanan adalah “what one does to enchance one’s own security couses reactions that in the end can make one less secure”.10 Sedangkan menurut John H. Herz dalam Xin Benjian :

9 Robert Jervis, Coorperation Under the Security Dilemma, dalam Richard K. Betts, Conflict After the Cold War; Argument on Couse of War and Peace, Mac Milan Publishing Company, NY, 1994, 315

(8)

In the anarchic international environment, national states/regions are fearful of each other because misunderstandings. Security thus become the first priority. All countries try to gain security, obtain military superiority will quickly be surpassed by other military building up efforts; absolute security is therefore impossible. So all countries are trapped in a dilemma. This kind of phenomenon is called the security dilemma.11

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif Cross – Sectional yaitu peneliti memberikan gambaran secara umum tentang Dukungan Amerika Serikat Terhadap Perkembangan Program Nuklir India.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu buku, jurnal, artikel, situs – situs lainnya yang berhubungan dengan pokok penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kepustakaan (library researchh) dengan mencari dan mengumpulkan data sekunder berupa buku – buku ilmiah lainnya yan berhubungan dengan pokok masalah yang dibahas. Disamping itu artikel – artikel dari internet yang dikumpulkan sehingga membantu dalam menyelesaikan penulisan propasal ini.

(9)

4. Teknik Analis Data

Dari pengumpulan data tersebut, peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif dengan menghubungkan data yang satu dengan yang lainnya dan memiliki hubungan permasalahan yang diteliti

5. Definisi Operasional

Dukungan Amerika Serikat terhadap perkembangan nuklir India dimulai ketika Bush mengambil langkah yang berbeda pada tahun 2001, ia mencabut sangksi internasional yang dikenakan oleh pemerintah Amerika Serikat sebelumnya terhadap India.

Amerika Serikat memberi dukungan terhadap perkembangan nuklir India disebabkan beberapa alasan, yaitu :

1. India adalah negara demokrasi terbesar di dunia dan karena itu dapat diandalkan sebagai mitra yang bisa diajak kerja sama termasuk dalam bidang keamanan. Amerika Serikat berasumsi bahwa peluang terjadinya konflik terbuka dengan India sebagai negara demokrasi lebih rendah dibandingkan dengan kekuatan – kekuatan besar lainnya khususnya China

2. Bersama Jepang dan Australia yang menjalin kerja sama militer dengan Amerika Serikat, pengepungan terhadap China diperkuat. 3. Melalui kerja sama itu Amerika Serikat memiliki lebih banyak sekutu

untuk menghadapi Iran yang juga memiliki ambisi untuk mengembangkan nuklir.

(10)

Dalam Bab ini, diuraikan tentang latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori dan konsep, metode penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam Bab ini, peneliti membahas tentang konsep – konsep atau teori – teori yang digunakan dalam penulisan ini.

Bab III Pembahasan

Dalam Bab ini, disebut sebagai gambaran umum penelitian yang mana berisi pemaparan tentang hubungan Amerika Serikat – India dan bagaimana pengembangan nuklir India

Bab IV Analisis

Bab ini membahas apa yang melatar belakangi Amerika Serikat mendukung program nuklir India.

Bab V Penutup

Bab penutup terdiri dari kesimpulan dan saran yang berisi inti hasil penelitian dan saran – saran dari penulis berdasarkan pada hasil penelitian

Daftar Pustaka

Buku

(11)

Benjian, Xin; Security Dilemma, Balance of Power Vs US policy Towards China in the post cold war era; Journal of the China Institude of Contenporary Internationa Relations, Louyang, 2001.

Jurnal dan Media Internet

India, terdapat di, http://id.wikipedia.org/wiki/India terakhir diakses 19 februari 2013 Securing India’s Energy Needs, terdapat di,

http://www.mckinseyquarterly.com/Securing_Indias_energy_needs_1672

terakhir diakses 19 februari 2013 India Energy Sources, terdapat di,

http://cea.nic.in/power_sec_reports/Executive_Summary/2008_12/27-33.pdf terakhir diakses 19 februari 2013

India and Nuclear Energy, terdapat di,

http://www.reuters.com/article/marketsNews/idUSDEL16711520080818

terakhir diakses 20 februari 2013 Operasi Smiling Budha, Wikipedia terdapat di,

http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Smiling_Buddha terakhir diakses 20 februari 2013

India Uji Coba Bom Nuklir, Viva News, terdapat di,

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/56526-india_uji_coba_bom_nuklir terakhir diakses 20 februari 2013

U.S. imposes sanctions on India, CNN, terdapat di,

http://edition.cnn.com/WORLD/asiapcf/9805/13/india.us/ terakhir diakses 20 februari 2013

Utari Romauli Sitorus, STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL, terdapat di,

Referensi

Dokumen terkait

Dengan desain antarmuka yang konsisten akan memberikan manfaat yang baik pada website atau sistem informasi yang memiliki kategori yang sama dan dapat

Berdasarkan penjelasan di atas jelaslah bahwa setiap perusahaan baik manufacturing maupun perusahaan jasa konstruksi sangat membutuhkan peramalan penjualan produk

Untuk membuktikan bahwa implikasi “jika P, maka Q” benar, kita mulai dengan memisalkan bahwa P benar dan kemudian berusaha menunjukkan bahwa Q juga benar. (Jika P salah, maka “P

Ompusunggu dan Ranggabuwana (2006: 5) mene- mukan hubungan antara partisipasi dengan job rele- van information, dalam proses partisipasi, bawahan/ pelaksana anggaran diberi

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dukungan sosial suami dan motivasi ibu hamil adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari

1) Setelah mendapat ijin dari pihak Puskesmas Nalumsari Jepara, maka peneliti mengadakan identifikasi calon responden dengan cara menjelaskan tujuan, manfaat, peran serta

Dari hasil penelitian mengenai atribut produk yang diinginkan konsumen, dapat disimpulkan ada 4 atribut yang merepresentasikan keinginan konsumen terhadap produk

pada penderita diare anak di Puskesmas Rawat Inap kota Pekanbaru yaitu sebanyak 10 orang (10,41%) yang lebih banyak didapat pada anak laki-laki dengan usia 1-3 tahun..