Studi Kasus Arkeologi: Revitalisasi Karebosi di kota Makassar Oleh. Yadi Mulyadi
1
Pendahuluan
Memasuki awal tahun 2008, polemik seputar revitalisasi Karebosi di kota Makassar yang dimulai sejak pertengahan tahun 2007 masih terus bergulir.H a r i a n l o k a l s e p e r t i T r i b u n T i m u r m a u p u n F a j a r h a m p i r p a d a s e t i a p pemberitaannya selalu mengangkat permasalahan ini. Pendapat para ahli maupun para politisi baik yang pro maupun yang kontra terus menghiasi setiappemberitaan tentang revitalisasi Karebosi terlebih menjelang Pilkada WalikotaMakassar pada November 2008 nanti. Mengacu pada analisis wacana yangterdapat pada pemberitaan di kedua harian tersebut, terlihat bahwa pokokpersoalan yang dijadikan polemik cenderung terfokus pada beberapa aspekyaitu permasalahan di sekitar status kepemilikan lahan yang belum jelas,proses penerbitan IMB yang menyalahi aturan, pengadaan dokumen AMDALyang salah prosedur, serta pembangunan kawasan
komersial yang menyalahifungsi kawasan. Semua opini tersebut, kemudian berubah menjadi sebuahtuduhan subyektif, yaitu, adanya isu konspirasi antara Walikota
Makassardengan PT Tosan Permai Lestari dalam pemanfaatan aset Karebosi, sehinggaWalikota pun merasa perlu untuk menulis opininya yang dimuat di harian Fajartanggal 6 Maret 2008 untuk meng
counter
hal tersebut.Berdasarkan hasil identifikasi, substansi permasalahan yang menjadi polemikdalam kegiatan revitalisasi Karebosi ini meliputi dua permasalahan pokok,y a i t u m a s a l a h
p e m a h a m a n d a n m a s a l a h l e g i t i m a s i . S e b a g i a n e l e m e n masyarakat hingga kini masih beranggapan bahwa revitalisasi Karebosi akanmengubah fungsi dasar Karebosi dari ruang publik menjadi kawasan komersial.D i s i s i l a i n , s e b a g i a n k e l o m p o k m a s ya r a k a t j u g a m e n i l a i b a h w a p r o s e s pelaksanaan revitalisasi Karebosi telah melanggar aturan hukum yang berlaku.D u a p o k o k p e r m a s a l a h a n t e r s e b u t , j i k a d i u r u t s e c a r a k o m p a r a t i f , a k a r permasalahannya berawal dari strategi dan materi sosialisasi yang kurang 1
Staf Pengajar Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas HasanuddinMakassar, sementara menempuh pendidikan S2 Arkeologi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1
berimbang. Sosialisasi yang dilakukan selama ini lebih dominan melalui publikasi gambar-gambar desain secara visual melalui media cetak. Sedangkanklarifikasi menyangkut aspek non-teknis, khususnya yang terkait dengan aspeksosial, legitimasi, administrasi, sasaran dan tujuan revitalisasi yang lebih lebihmudah dipahami dan dimengerti oleh publik, ternyata kurang terpublikasikansecara proporsional dan tidak dilakukan melalui upaya secara
Karebosi hanya karena faktor gengsi dan jaga wibawa, sama sekali bukan karena kepentingan rakyat. Hasyimm e n g a t a k a n , a n d a i k a t a p e m k o t m e m a n g b e r n i a t
m e m b a n g u n d e m i kepentingan rakyat, maka pastilah semua masukan dan protes dari wargayang muncul selama ini, sudah dijadikan pertimbangan (Harian Fajar, 27Februari 2008)
.
Kondisi tersebut mengakibatkan polemik revitalisasi Karebosimenjadi konflik yang berlarut-larut dan mengakibatkan kerugian yang tidaksedikit baik material maupun non material.M e n g a c u p a d a p e m a p a r a n d i a t a s , m a k a t u l i s a n i n i d i f o k u s k a n p a d a penawaran solusi alternatif dalam konflik revitalisasi Karebosi. Model analisiskonflik, diawali dengan analisis wacana terhadap pemberitaan revitalisasi Karebosi yang dimuat di media cetak lokal yaitu harian Tribun Timur dan Fajar.Langkah selanjutnya adalah pembuatan peta konflik untuk melihat pihak-pihakyang berkonflik, yang kemudian ditindaklanjuti dengan membuat pohon konflikuntuk melihat lebih mendalam akar dari konflik. Dengan mengacu pada
petakonflik dan pohon konflik, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam piramidakonflik untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas di level mana konflikrevitalisasi Karebosi ini berlangsung. Hasil dari piramida konflik ini akan dianalisis dengan menggunakan tool
analisis konflik bawang bombay untukmengetahui kepentingan, posisi dan kebutuhan dari setiap pelaku konflik,sehingga pada akhirnya dapat dirumuskan rencana tindak lanjut
penyelesaiankonflik. 2
Kronologi Konflik
U r a i a n m e n g e n a i k r o n o l o g i k o n f l i k m e n g a c u p a d a a n a l i s i s m e d i a ,
y a n g difokuskan pada berita, artikel maupun opini tentang revitalisasi Karebosi yangdimuat di harian Tribun Timur dan Fajar, yang keduanya merupakan harianlokal terbesar di Makassar sehingga dianggap dapat mewakili opini yangberkembang di masyarakat. Sebagai sebuah wacana publik, revitalisasiKarebosi sejak pertama diwacanakan telah menjadi bahan berita di keduaharian lokal tersebut, sehingga gambaran tentang kronologi konflik dapat kitatemukan melalui pemberitaan-pemberitaan di kedua harian lokal ini.
Adapunu r a i a n k r o n o l o g i k o n f l i k i n i a k a n d i p a p a r k a n s e c a r a d e s k r i p t i f d e n g a n mengacau pada isi pemberitaan maupun opini dan artikel di kedua harianlokal. Jika mengacu pada isi berita di harian Tribun Timur tanggal 12 Mei 2007
danharian Fajar tanggal 26 Januari 2008, wacana revitalisasi Karebosi telah menjadi pembicaraan sejak tahun 2006 yaitu berkaitan dengan penggunaana n g g a r a n A P B D s e b e s a r R p 1 , 2 m i l i a r u n t u k p e n a t a a n d a n p e n g a w a s a n Lapangan Karebosi. Kemudian wacana ini semakin menghangat seiring denganadanya sosialisasi pelaksanaan sayembara desain Karebosi di awal tahun2007, dan pengumuman pelaksanaan pengerukan Karebosi sebagai bentukrevitalisasi oleh PT. Tosan Permai selaku pemenang tender tunggal yangditunjuk langsung oleh pemkot Makassar. Dalam perencanaan