Korupsi, Demokrasi
dan Pertumbuhan
Ekonomi
A. Cooper Drury, Jonathan Krieckhaus, and Michael Lusztig.(2006). Corruption, Democracy, and Economic Growth.
Para ahli berpendapat bahwa proses politik seperti
demokrasi dan korupsi merupakan faktor penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa demokrasi hanya
mepunyai pengaruh yang tidak langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi, sedangkan korupsi mempunyai pengaruh langsung dan berdampak negatif terhadap perkonomian.
Salah satu manfaat tidak langsung dari demokrasi adalah
kemampuannya dalam mencegah efek merusak dari korupsi dalam pertumbuhan ekonomi.
Dengan menggunakan data time-series dan cross section
lebih dari 100 negara dari tahun 1982-1997, dapat
disimpulkan bahwa korupsi tidak mempunyai pengaruh yang signifkan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara demokratis. Sedangkan pada negara yang non-demokratis, perekonomian mengalami kemerosotan yang di akibatkan korupsi.
Apakah demokrasi berdampak terhadap kesejahteraan;
dalam hal ini pertumbuhan ekonomi.
Pendapat yang menyatakan bahwa negara demokrasi
liberal akan cenderung lebih makmur daripada negara non-demokratis masih menjadi perdebatan panjang,
Realitasnya, hubungan antara demokrasi dan
kesejahteraan ekonomi amat sangat kompleks. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang siginifkan antara demokrasi dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, demokrasi sesungguhnya
berpengaruh terhadap pengeluaran pendidikan, angka harapan hidup dan stabilitas politik (Baum and Lake, 2003; Helliwell, 1994; Kurzman et al., 2002).
Hal yang menonjol, meskipun bukan suatu hal yang
eksklusif, menyatakan bahwa korupsi merusak
perekonomian sebagai pajak produksi dan distorsi pasar
(Bardhan, 1997: 1321; Lambsdorf, 1999: 3-4; Nye, 1967: 419; Shleifer and Vishny, 1993: 599).
Mauro (1995) secara empiris menemukan bahwa korupsi
menurunkan tingkat investasi swasta.
Rose-Ackerman (1996) juga berpendapat bahwa korupsi
menimbulkan distorsi yang lebih besar dibandingkan pajak.
Jika insentif untuk menyuap ada, maka menerima suap juga
ada. Hal tersebut bisa dilihat sebagai supply-side di pasar yang menimbulkan rent-seeking. Hal tersebut akhirnya akan menimbulkan opportunity cost yang menghamburkan
sumberdaya yang seharusnya untuk aktivitas produksi
Efek Korupsi dan Demokrasi
Korupsi bisa juga bermanfaat secara ekonomis karena
akan mendorong perusahaan untuk berlaku lebih efsien.
Beberapa bentuk korupsi pada penjualan komoditi yang
terbatas (Misalnya melalui kebijakan, lisensi impor, dan pemilihan perusahaan yang disukai; supply di asumsikan rendah sedangkan demand tinggi). Perusahaan kuat
akan cenderung memenangkan persaingan. Perusahaan lemah harus menjadi lebih efsien untuk bersaing di
pasar gelap, atau keluar dari sektor produktif tersebut (Lef, 1968). Kesuksesan perusahaan tersebut akan menjadi basis pajak dan belanja publik, yang
diasumsikan akan di investasikan kembali oleh negara (Nye, 1967: 420).
Tapi meskipun korupsi bermanfaat secara ekonomis tapi
Demokrasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap
perekonomian. Pengaruh tidak langsung tersebut dengan mencegah pengaruh buruk dari korupsi terhadap
perekonomian.
Beberapa ahli menyatakan bahwa demokrasi bermanfaat
secara politik dan ekonomi. Demokrasi berpengaruh positif terhadap perekonomian karena berbagai alasan. Antara lain:
◦ Demokrasi akan mendepak pemimpin yang buruk. North (1990) menyatakan bahwa elit otoriter akan memaksa rakyat jika tidak dibatasi dengan lembaga demokratis.
◦ Demokrasi memungkinkan pemilih secara periodik mendepak politisi yang merusak perekonomian
◦ Lipset (1959, 1960) berpendapat bahwa ada hubungan simbiosis antara kemakmuran dan demokrasi. Khususnya, demokrasi timbul di negara industri, dimana kekayaan di hasilkan oleh produsen industri (kelas menengah). Akhirnya kelas menengah tersebut yang
Pandangan yang lebih pesimis tentang manfaat
demokrasi dalam perekonomian diajukan oleh Samuel Huntington, yang berpendapat bahwa di negara
berkembang yang baru demokratis, rakyat menuntut pengeluaran pemerintah yang amat sangat tinggi dan cepat.
Huntington and Nelson (1976: 23) berpendapat bahwa
partisipasi politik harus di tekan, paling tidak untuk
sementara, untuk meningkatkan pembangunan ekonomi.
Pendapat yang hampir sama disampaikan oleh Haggard
(1990) yang menyatakan bahwa rezim otoriter lebih baik dalam menekan praktek rent seeking kesalahan kebijakan bermotif politik.
Kritik yang lain disampaikan oleh sistem ekonomi-politik
Demokrasi tidak hanya mengurangi level
korupsi tapi juga mengubah komposisi korupsi.
Hal tersebut berdasarkan asumsi:
◦ Asumsi pertama, politisi dihadapkan pada
pertimbangan biaya dan beneft dalam melakukan
tindak korupsi. Prilaku korupsi bermanfaat bagi pribadi (kekayaan) dan mendapatkan dukungan politik dari kroni yang menikmati hasil korupsi. Tetapi walau bagaimanapun juga, korupsi membutuhkan biaya.
◦ Asumsi kedua, biaya korupsi bervariasi tergantung jenis korupsi dan sistem politik. Biaya bagi politisi
Obyek penelitian adalah 100 negara lebih mulai tahun
1982 sampai dengan 1997.
Data yang digunakan adalah:
◦ GDP sebagai dependent variable
◦ Korupsi, dengan menggunakan angka indeks yang di keluarkan oleh International Country Risk Guide's (ICRG). Dengan nilai indeks 0 - 10
◦ Demokrasi, dengan menggunakan Polity IV data (Marshall and Jaggers, 2000). Dengan nilai indeks -10 – 10.
◦ GDPt-1 sebagai variable kontrol
◦ Angka harapan hidup
◦ Pengeluaran pemerintah
◦ Pertumbuhan populasi
◦ Keterbukaan perdagangan
◦ Dummy variabel (iklim trpois dan non-tropis)
◦ Investasi
Hasil analisis secara menyatakan bahwa korupsi
memperlambat laju pertumbuhan ekonomi hanya pada negara yang non-demokratis. Hasil prediksi model
interaksi, menunjukkan bahwa peningkatan standar deviasi dalam korupsi menyebabkan penurunan angka
pertumbuhan.
Pertumbuhan ekonomi negara demokratis tidak di
pengaruhi oleh korupsi.
Substansi korupsi bervariasi di negara demokratis dan
lebih bervariasi di negara rezim otoriter. Level rata-rata korupsi di negara demokratis lebih rendah di bandingkan dengan negara rezim otoriter
Demokrasi bisa meningkatkan perekonomian dengan
mengurangi tingkat korupsi di negara tersebut
GDP sebelumnya mempunyai pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan, menunjukkan
diminishing
returns to capital
di negara yang lebih kaya sejalan
dengan teori neo-klasik.
Konsumsi pemerintah merusak pertumbuhan dengan
menggantikan sektor swasta yang efsien dengan
sektor publik yang kurang efsien (Barro, 1997).
Keterbukaan perdagangan akan meningkatkan
pertumbuhan, yang di peroleh dari
comparative
advantage
dan transfer echnology yang lebih besar.
Negara yang lebih beriklim tropis secara signifkan
mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih kecil
Pertumbuhan populasi dan angka harapan hidup
Para ahli berpendapat bahwa proses politik seperti
demokrasi dan korupsi berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Efek negatif korupsi yang di mediasi oleh proses politik dapat dicegah melalui demokrasi.
Diperlukan riset lanjutan tentang hubungan korupsi,
demokrasi dan pertumbuhan yang lebih menekankan pada sifat dari proses hubungan sebab akibat antara variabel-variabel tersebut. Hal lain yang perlu di tindak lanjuti adalah peran kebebasan pers, partai politik, dan lembaga judikatif.
Demokrasi tidak hanya menungkatkan hak-hak dasar
Korupsi menimbulkan pertumbuhan atau
infasi??????
Perlu penelitian lebih lanjut tentang anatomi
korupsi untuk mengetahui lebih mendalam
tentang jenis korupsi yang berdampak
langsung secara ekonomis dan yang
berdampak secara politis.
Hubungan antara struktur sosial dan sistem
pemilihan dalam sistem demokrasi di
Indonesia.
http://search.ebscohost.com
Username: s2483204
Password: unipad
Username: DURHAMBS