• Tidak ada hasil yang ditemukan

FOTOGRAFI SEBAGAI ILMU DAN ALAT PEREKAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FOTOGRAFI SEBAGAI ILMU DAN ALAT PEREKAM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DARI MASA-KEMASA

Oleh:

Ronny Aditya Tampake

NIM: 4111005

SASTRA INGGRIS

SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING SATYA WACANA

SALATIGA

(2)

DAFTAR ISI

ii. Memotret Dengan Menghindari Pantulan……….. 3

iii.Memotret Pasangan………. 4

iv.Background dan Foreground……….. 4

BAB II ILMU FOTOGRAFI DAN PEREKAM DARI MASA-KEMASA.. 5

(3)

2. Membuat Foto Bercerita dan Bermakna………. 13

BAB III PENUTUP………... 14

A. Kesimpulan……….. 14

B. Saran……….... 14

(4)

i

ABSTRAKSI

Dalam topik ini, kita berbicara mengenai fotografi. Sesuatu yang sudah

umum bagi kita apalagi di kalangan para fotografer. Sebenarnya tujuan dari

fotografi sendiri cukup sederhana yaitu menangkap sesuatu yang dianggap

menarik melalui kamera dan dituangkan dalam bentuk foto. Tetapi, dalam hal ini

kita tidak hanya berbicara mengenai fotografi pada umumnya dan bukan hanya

itu tujuannya. Tujuan dalam topik ini yaitu untuk memahami kalau fotografi tidak

hanya kegiatan mengambil gambar secara asal–asalan, melainkan fotografi

sebagai ilmu yang berguna untuk mengabadikan moment, kejadian, peristiwa

bersejarah dan masih banyak lagi. Adakah metode yang digunakan yaitu metode

observasi. Fotografi tidak hanya bisa diambil dari sumber media cetak, ataupun

dari narasumber, melainkan juga harus terjun kelapangan untuk mendapatkan

hasil yang nyata. Diperlukan ketelitian dalam penulisan dan pengambilan data

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

Fotografi, semua orang sudah lazim mengenal tentang hal itu.

Mengambil foto dengan kamera, menyimpannya sebagai karya sendiri dan

terkadang memamerkannya agar semua orang mengetahuinya. Mayoritas

masyarakat lebih percaya foto daripada pembicaraan yang beredar atau artikel

tanpa foto. Memang zaman sekarang foto sudah bisa di manipulasi sehingga

orang–orang mudah mengarang cerita mereka sendiri dengan bukti foto itu

sendiri. Tetapi semua itu tidak mengubah dasar dari fotografi.

Fotografi bisa dikatakan sebagai ilmu karena ada metode–metode yang

diajarkan. Metode tersebut adalah bagaimana mengambil foto dengan benar,

penempatan obyek, mengatur kapasitas cahaya, membuat foto bercerita sekaligus

bermakna dan masih banyak lagi. Semua metode itu sangat diperlukan.

Fotografi juga dapat dikatakan sebagai alat perekam dari masa–kemasa.

Secara tidak sengaja itu sudah terjadi, buktinya ada foto–foto mengenai

peristiwa-peristiwa bersejarah penting. Contohnya seperti foto presiden pertama Indonesia,

Soekarno yang sedang membacakan teks proklamasi. Foto itu mempunyai makna

bahwa Indonesia telah merdeka dengan ditandai oleh peristiwa bersejarah itu. Jika

kita mempelajari hal ini, fotografi akan sangat menyenangkan serta bermanfaat

bagi kita sendiri dan sekitar kita.

(6)

2

A. Mengenal Fotografi

Terjun kedalam fotografi adalah saat yang indah penuh kreatifitas dan

penemuan. Sebelum mempelajari lebih jauh, kita perlu mengenal apa itu

fotografi. Kata "fotografi" yang berasal dari bahasa Yunani kata untuk

"cahaya" dan "menulis"1. Mulai dari mekanisme kamera dan dinamika

pengambilan gambar yang harus dimainkan oleh fotografer agar dapat

mengambil dan mengembangkan foto- fotonya. Komposisi, fokus,

pencahayaan, kecepatan shutter, framing dan timing adalah unsur yang

penting dalam fotografi. Fotografi dapat dipelajari oleh siapapun dengan

mudah jika ditekuni mulai konsep dasar hingga yang tersulit.

B. Dasar Fotografi

1. Komposisi

Komposisi adalah sesuatu yang dibuat dengan mengatur beberapa hal

untuk membentuk suatu kesatuan yang utuh2. Komposisi tersebut

kombinasi dari unsur-unsur yang datang bersama-sama untuk

menciptakan seluruh gambar. Jika kita dapat mengatur komposisi dengan

baik seperti mengambil sisi yang menarik dan menonjol dalam sebuah

obyek, maka itu akan menjadi poin tersendiri bagi kita.

1

Sirota, Alex.Photography-A New Art or Yet Anoth er Scien tific A chievement. Hal. 2.

2

Masoner, Liz.Introduction to Photography.

(7)

2. Pencahayaan

Memotret pada intinya adalah melukis dengan cahaya. Maka dari itu,

kita harus memahami karakter cahaya dan mengaturnya agar

menghasilkan foto yang bagus. Misalkan kita ingin mengambil foto

seorang petani mengenakan topi caping. Jika kita tidak kreatif dalam

mencari sudut yang tepat, wajah petani tersebut akan gelap karena

tertutup oleh topi karena tidak terkena cahaya.

3. Teknik Memotret

Ada beberapa teknik memotret dasar yang dapat dipelajari dengan

mudah, yaitu:

i. Membuat Orang Tersenyum

Pastikan obyek dalam keadaan yang sehat dan tidak dalam

keadaan yang lemah. Jika memotret obyek dengan keadaan lemah dan

tidak sehat, foto yang dihasilkan akan menjadi hambar atau tidak

mempunyai kesan ceria. Misalnya obyek sedang d irawat di rumah

sakit. Gunakan lelucon untuk membuat obyek tersenyum bahkan

tertawa. Dengan begitu foto yang dihasilkan akan menjadi menarik.

ii. Memotret Dengan Menghindari Pantulan

Untuk menghindari pantulan cahaya pada obyek, usahakan

mengambil posisi sedikit miring. Intinya agar tidak ada pantulan

cahaya yang menganggu pada obyek yang nantinya akan berpengaruh

(8)

4

iii. Memotret Pasangan

Agar terlihat menarik dan anggun, jangan posisikan keduanya

sama tinggi. Posisikan keduanya agak miring. Dengan begitu, foto

yang dihasilkan akan lebih menarik. Perlu ditekankan juga unsur

kebersamaan, misalnya dalam posisi saling berpelukan.

iv. Background dan Foreground

Sebuah foto mempunyai 2 dimensi yang disebut background

(latar belakang) dan foreground (latar depan). Background adalah

segala sesuatu yang ada di belakang obyek. Contohnya jika ada pohon

yang tumbuh tepat dibelakang kepala seseorang yang difoto, pohon itu

akan terkesan tumbuh dikepala orang tersebut. Foreground adalah

segala sesuatu yang ada di depan obyek. Contohnya jika kita

mengambil foto matahari terbenam di dekat danau yang indah. Tetapi

(9)

BAB II

ILMU FOTOGRAFI DAN PEREKAM DARI MASA-KEMASA

A. Ilmu Fotografi

1. Penempatan Obyek

Menempatkan obyek kedalam sebuah foto adalah hal yang penting

dan sangat mudah untuk dilakukan. Untuk masalah menempatkan obyek

yang kita inginkan, kita hanya perlu menggunakan feeling dan terkadang

menggunakan teori penempatan obyek untuk membuat obyek itu terlihat

indah dengan posisi yang telah kita atur sedemikian rupa. Tetapi,

sebelum melalukan penempatan obyek, kita juga harus memperhatikan

keseimbangan (balance) atau symmetrical, yaitu jika elemen di kedua sisi

gambar sama bobotnya terutama garis horizonnya.

Setelah mengatur keseimbangan foto baru kita dapat menempatkan

obyek yang kita inginkan. Misalnya ingin mengambil obyek binatang,

Balance atau Symmetrical

(10)

6

kita harus mengatur keseimbangannya terlebih dahulu untuk membuat

foto itu terlihat lebih tertata sisanya tergantung kita menempatkan obyek

tersebut. Obyek yang kita tempatkan harus memiliki keindahan

tersendiri. Contohnya foto serangga merah yang sedang berdiri di daun.

Foto ini telah diatur keseimbangan horizonnya walaupun daun dalam foto

tersebut terlihat miring. Walaupun pada kenyataannya daun pada foto

tersebut memang miring, kita tetap berpatok pada horizon yang ada untuk

memperoleh keseimbangan itu. Obyek pada foto terlihat sangat indah

karena mendapatkan ruang pada saat obyek menghadap.

2.Rule of Third

Diatas sudah dijelaskan bagaimana cara menempatkan obyek agar

foto terlihat indah dan menarik. Selain menggunakan feeling dan teknik

balance atau symmetrical, kita juga akan mengenal teknik Rule of

Thrid”. Rule of Third adalah teknik komposisi yang kuat untuk membuat

foto lebih menarik dan dinamis dengan menempatkan obyek foto

(11)

sepertiga dari view finder kamera. Untuk mempermudah memakai teknik

ini, kita perlu melihat garis-garis atau gr id pada view finder. Hal ini

sebenarnya cukup menakjubkan bahwa aturan matematika dapat

diterapkan sebagai sebuah foto. Aturan atau teknik ini dapat menciptakan

foto dengan nilai seni yang tepat dan menarik. Foto berikut ini menjadi

lebih menarik dengan menggunakan Rule of Third.

original photo

(12)

8

3. Fokus

Dalam bab sebelumnya sudah sedikit dijelaskan mengenai fokus.

Disini akan lebih dijelaskan secara detail. Pada intinya fokus hanya untuk

memperjelas obyek yang ingin ditonjolkan dalam foto. Selain itu juga

mempermudah kita untuk melihat obyek. Yang harus kita lakukan hanya

memutar kenop fokus pada lensa kamera atau sekarang sudah

menggunakan teknologi autofocus yang dapat mencari fokus secara

otomatis hanya dengan menekan tombol. Fokus juga sangat mendukung

untuk kualitas ketajaman foto. Foto wanita yang s edang menonjolkan

tangannya menjadi menarik karena ada satu titik yang menjadi titik

fokus. Fokus pada gambar tersebut terletak pada tangan model,

(13)

4. Angle atau Sudut

Dalam fotografi kita perlu memperhatikan juga sudut pandang

pengambilan foto atau angle. Ada beberapa angle yang dikenal dalam

fotografi yaitu:

i. The Bird’s Eye View

Angle atau sudut ini memperlihatkan bagian atas obyek foto dan

sering disebut aneh karena pengambilan sudut berada d iatas yang

kemungkinan fotografer perlu melakukan banyak sesuatu. Contohnya

memanjat pohon untuk mengambil gambar pawai agar terlihat

menyeluruh atau sejenisnya.

ii. Low Angle

Low angle membantu memberikan kesan wibawa dan

ketidakberdayaan pada obyek dalam foto. Ada poin tersendiri saat

(14)

10

eye level dengan dead angle

angle, fotografer atau orang yang mengambil gambar harus bersedia

merunduk hingga mendapatkan kesan yang menarik.

iii.Eye Level

Pengambilan sudut ini sangat natural. Menunjukan obyek sejajar

dengan mata dan kamera. Sudut ini sering sekali digunakan para

fotografer jika obyek yang diambil gambarnya mengalami “dead angle” atau sudut mati, dimana obyek tidak dapat diambil dari sudut

manapun kecuali ada satu sudut yang menarik. Tidak perlu bersusah

(15)

5. Timing

Mengambil gambar atau foto dengan keadaan yang kita inginkan

ternyata tidak mudah. Kesabaran dan ketelitian sangat dibutuhkan dalam

hal ini. Kesabaran membantu fotografer menunggu saat yang tepat dan

ketelitian untuk mengatur segala yang dibutuhkan seperti letak kamera,

titik fokus, pencahayaan, lokasi, dan komposisi foto. Pertama, tentukan

lokasi yang tepat. Tidak semua obyek yang kita inginkan ada disemua

tempat maka dari itu, perlu memperhatikan lokasi. Kedua, persiapkan

segala sesuatu yang diperlukan saat mengambil gambar. Disinilah

ketelitian dipertaruhkan. Jika saatnya tiba, fotografer harus sudah siap

menekan tombol shutter.

(16)

12

foto yang diambil pada akhirnya menjadi sebuah kenangan

B. Alat Perekam Dari Masa-Kemasa

Dalam perkembangannya, fotografi tidak hanya menjadi suatu kegiatan

mengambil foto. Percaya atau tidak, fotografi juga dapat menjadi sebuah alat

perekam zaman.

1. Mengabadikan Peristiwa

Mengabadikan suatu peristiwa sangat menye nangkan apalagi

peristiwa itu sangat berarti bagi kita. Dalam hal ini kita tidak perlu terlalu

memperhatikan teori- teori yang ada. Yang perlu diperhatikan adalah

“peristiwanya”. Kita tidak tahu saat mengambil gambar secara asal

-asalan, ternyata di masa depan foto itu sudah menjadi kenangan yang

tidak terlupakan. Sebagai contoh, ada sebuah foto dengan empat orang.

Mereka hanya mengambil foto itu dengan pikiran bahwa akan menjadi

(17)

2. Membuat Foto Bercerita dan Bermakna

Tidaklah mudah membuat foto dapat bercerita dan memiliki

makna. Semua itu tidak lepas dari feeling kita. Bagaimana mencari saat

yang tepat, keadaan yang tepat serta kondisi dan suasana yang

mendukung. Semua itu terlepas dari teori- teori yang sudah diajarkan.

Yang paling utama adalah bagaimana mengandalkan feeling kita dalam

mengambil suatu foto. Ada sebuah foto yang diambil pada saat yang

tepat dan pasti mengandung suatu cerita dan makna.

Foto wanita tua dipinggiran kota Salatiga. Mengemis, memohon

belas kasihan orang lain untuk bertahan hidup. Ini bermakna bahwa tidak

semua orang dapat merasakan hidup yang enak seperti layaknya kita.

Membuktikan juga pemerintah belum dapat menangani para fakir miskin

seperti wanita tua dalam foto tersebut.

(18)

14

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua yang sudah dijelaskan, fotografi tidak hanya terbatas pada

kegiatan mengambil foto. Tetapi juga ada teknik-teknik yang diajarkan untuk

mendapatkan hasil foto yang baik dan menarik untuk dinikmati. Selain itu,

fotografi menjadi alat perekam dari masa-kemasa. Mungkin ada kejadian

yang bersejarah sepanjang tahun, foto yang sengaja atau tidak sengaja tetapi

menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan. Pada intinya, fotografi tidak

hanya dapat dilihat dari sudut pandang secara umum tetapi juga bisa dilihat

dari segi pengetahuan dan sosial.

B. Saran

Dengan adanya fotografi sebagai ilmu dan alat perekam perkembangan

zaman, diharapkan dapat menambah devisa negara dan mampu menyadarkan

semua orang bahwa setiap waktu pasti ada peristiwa yang akan mengubah

segala sesuatu disekitar kita.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne.Dasar Fotografi

http://www.anneahira.com/dasar- fotografi.htm

Wikipedia.Science of Photography

http://en.wikipedia.org/wiki/Science_of_photography

NAVY Training Course.2003.Basic Photographic Techniques

http://photoinf.com/General/NAVY/Photographic_composition_Balance.htm

Chandler, Daniel.Camera Angles

http://www.mediaknowall.com/camangles.html

Cambridge in Colour.Composition: Rule of Thirds

Gambar

gambar sama bobotnya terutama garis horizonnya.

Referensi

Dokumen terkait

ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di Myanmar.. Kerjasama

Hal pertama yang dilakukan untuk membuat garis kontur adalah menentukan jarak antar kontur dari suatu titik yaitu dengan menghitung menggunakan rumus perbandingan maupun

Siswa diberi kesempatan untuk menggali pengetahuannya secara aktif yang dapat meningkatkan pemahamannya terhadap konsep-konsep yang dipelajari (Pribadi, 2014:

LOKASI : DESA TONGGO - KECAMATAN NANGARORO - KABUPATEN NAGEKEO TAHUN ANGGARAN :

Pada tahun 1900, Max Planck mengusulkan suatu gagasan (postulat), yang kemudian dikenal sebagai teori kuantum Planck, yang menyatakan bahwa atom-atom yang

Kemudian data dianalisis untuk melihat gambaran umum dari data yang telah dikumpulkan, untuk melihat distribusi dari variabel bebas yaitu status gizi, status

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum. a) Setiap gratifikasi pada pegawai negeri atau penyelenggara

(1) penerapan konsep sains yang dipelajari secara langsung dengan mengalihkan kebentuk teknologi tertentu; (2) implikasi positif maupun negative dari ahli sains ke