• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM dan PEMBELAJARAN (1). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KURIKULUM dan PEMBELAJARAN (1). docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM dan PEMBELAJARAN Arni Dwi Febriani (1500640)

Pendidikan IPS – FPIPS arnidwifebriani@gmail.com

Dr. H. Toto Ruhimat, M. Pd, Ence Surahman, M. Pd

A. Pendahuluan

Kurikulum dan Pembelajaran adalah dua komponen yang tidak dapat dipisahkan, mengingat kurikulum merupakan hal yang menjadi pembelajaran yang dapat implementasikan sesuai dengan kaidah yang berlaku yang mempunyai beberapa aspek yang harus dijalankan untuk itu dengan kurikulum kita dapat menjalankan pembelajaran sesuai dengan hal yang seharusnya kita ajarkan sebagai acuan yang saling berkesinambungan, karena pembelajaran dapat di laksanakan dengan cara menurunkan apa yang sudah ditetapkan dalam kuriukulum dari segi tujuan pembelajaran, penentuan bahan ajar, dalam kegiatan atau strategi belajar, dan juga dalam sitem evaluasi yang beberapa hal itu merupakan aspek yang dominan harus dijadikan acuan dalam pembelajran yang menjadikan mutu pendidikan yang sesuai dengan apa yang kita harapkan dan dengan adanya kurikulum kita dapat mengajarkann pembelajaran secara sistematis dengan tujuan menjadikan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif sehingga menjadikan hasil dari pembelajaran mempunya mutu dan mempunya output yang berkualitas dengan menjalankan kurikulum dan menuangkan dalam pembelajaran yang efesien dan konkrit.

(2)

Istilah kurikulum pertama kali digunakan dalam dunia olahraga pada zaman Yunani kuno. Berawal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengartikannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari mulai start sampai finish. Dalam arti sempit kurikulum diartikan sebagai “sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah”. Sedangkan pengertian lain yaitu “kurikulum merupakan sekumpulan mata pelajaran yang bersifat sistematis dan diperlukan untuk mendapatkan ijazah dalam bidang studi tertentu”. Berdasarkan pengertian di atas, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu : adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasi dari kurikulum terhadap praktek pengajaran, yaitu setiap siswa harus menguasai dan mengetahui seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh murid dapat memahami dan mencerna kurikulum tersebut. Ada empat komponen-komponen utama kurikulum yaitu tujuan kurikulum, isi atau materi kurikulum, strategi pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Ke empat komponen-komponen tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai program pendidikan. Berikut uraian empat komponen-komponen kurikulum tersebut:

1. Tujuan Kurikulum

Tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada peserta didik, karena kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Isi atau Materi Kurikulum

Isi atau Materi kurikulum harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi di masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kondisi peserta didik (psikologi anak) pada setiap jenjang pendidikan tersebut.

(3)

Cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

4. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi ditunjukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses mengajar secara keseluruhan. Secara umum evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses pembelajaran.

(4)

pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curiculum constraction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang sudah ada (curiculum improvement). Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum. Pendekatan tersebut adalah pendekatan top down dan pendekatan grass roots.

Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Tiap model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya itu sendiri maupun dilihat dari tahapan pendekatannya maupun pengembangannya yaitu; model tyler, model taba, model oliva, model beauchamp, model wheeler, model nicholls, model dynamic skilbeck. Kurikulum adalah bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mengevaluasi keberhasilan suatu pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya. Hal ini berarti evaluasi kurikulum merupakan bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan perhatiannya pada program-program untuk peserta didik. Sedangkan evaluasi merupakan bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum baru, memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase pengembangan ini dengan efektif dan bermakana. Dari hasil-hasil evaluasi ini lah pihak pengembang dapat mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang baru tersebut terlanjur disebarluaskan secara nasional. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan yaitu: untuk perbaikan program, pertanggung jawaban kepada berbagai pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Selain itu cakupan proses evaluasi kurikulum antara lain ada judgement, kriteria, dan objek penilaian.

(5)

merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu; Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi; Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi; Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah, 2003).

Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128). Komponen pembelajaran memiliki fungsi atau peran yang berbeda, tetapi dengan perpaduan antar komponen tersebut dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih sistematis dan berbasil. Misalnya, komponen guru harus dapat berinteraksi dengan komponen siswa. Komponen materi/isi pelajaran harus dapat terintegrasi dengan komponen media pembelajaran dan disusunlah dalam bentuk bahan pembelajaran yang mantap, komponen metode dan media harus terintegrasi secara serasi, dan sebagainya. Menurut Oemar Hamalik (2005; 77) ada tujuh komponen dalam pembelajaran di mana satu dengan yang lain saling terintegrasi, yaitu: tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga pendidikan khususnya guru, perencanaan pengajaran sebagai segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran. Pendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

(6)

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Menurut Oemar Hamalik, evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system pengajaran. Rumusan itu mempunyai tiga implikasi, yaitu sebagai berikut: Evaluasi adalah suatu proses yang terus-menerus, bukan hanya pada akhir pengajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaran sampai dengan berkahirnya pengajaran. Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran. Evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkaninformasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

(7)

inovasi itu sendiri, rogers (1983) mengemukakan ada empat ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi, termasuk inovasi pendidikan, yaitu: 1. Esensi inovasi itu sendiri, 2. Saluran komunikasi, 3. Waktu dan proses penerimaan, 4. Sistem sosial. Dalam kaitannya dengan esensi inovasi, paling tidak ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu teknologi, informasi dan pertimbangan ketidakpastian; dan renovasi. Teknologi adalah suatu desain aksi kegiatan yang ditempuh guna mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dari hasil yang ingin dicapai. Dengan demikina adanya teknologi termasuik pemanfaatan teknologi informasi dalam difusi inovasi antara lain untuk menjawab persoalan dalam hal mengurangi ketidakpastian masa depan.

C. Penutup

Kurikulum dan pembelajaran adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena pembelajaran dapat di laksanakan dengan cara menurunkan apa yang sudah ditetapkan dalam kuriukulum dari segi tujuan pembelajaran, penentuan bahan ajar, dalam kegiatan atau strategi belajar, dan juga dalam sitem evaluasi yang beberapa hal itu merupakan aspek yang dominan harus dijadikan acuan dalam pembelajran yang menjadikan mutu pendidikan yang sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Suatu pendidikan tidak terlepas dari semua komponen pendidikan yang satu dengan yang lainnya karena semua itu bagian suatu bagian system yang harus berjalan secara sistematis dan harmonis, seandainya satu bagian itu tidak ada mengakibatkan ketidak harmonisan yang dirasakan, tidak satu komponen lebih-lebih semua kompone-komponen pendidikan lainnya.

Daftar Pustaka:

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Bedasarkan uraian teoritik dan konsep diatas, maka sintesis dari partisipasi pemeliharaan kesehatan lingkungan adalah keterlibatan masyarakat/ kelompok/ seseorang, dalam

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Terorisme adalah kekerasan atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa untuk menciptkan suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik perhatian nasional atau

Matematika disebut sebagai bahasa universal karena matematika merupakan bahasa simbolis yang mampu melakukan pencatatan serta mengkomunikasikan ide-ide berkaitan

Model yang diperoleh dari hasil penerapan prinsip hirarki adalah jenis kendaraan, umur, dan pendidikan terakhir, memiliki sumbangsi atau dapat menjadi alasan atas

Pada tahun 2001, dengan adanya perkembangan spesifikasi dari telepon seluler, game telah dimainkan pada layar berwarna dengan dukungan grafik yang lebih baik dan

Hauke dan Kossowski (2011) dalam jurnal mereka yang berjudul Comparison Of Values Of Pearson’s And Spearman’s Correlation Coefficients On The Same Sets Of

Sedangkan NPM, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi dan Kurs Valuta Asing, secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga saham pada