Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 90 NIFAS TENTANG SENAM NIFAS DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI ERNITA PEKANBARU TAHUN 2015
Een Husanah1, Nurhafiza2
Dosen Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru1,
Mahasiswi DIII Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru2, Indonesia
ABSTRACT
During pregnancy and childbirth mother changed much in physical the abdominal wall become lax, looseness of liang coitus and the base pelvic.To restore to normal circumstances and preserving health to keep prima gymnastic parturition very well done in of women after delivery.In healing she would have experienced very little change, either physically or psychological of the fact that most is physiological, but if not done provided assistance through the care of obstetrics and prevent it from the case of pathological.Research aims to understand factors that deals with knowledge mother parturition about gymnastic parturition in the midwife practice mandiri ernita pekanbaru 2015.The research is research analytic quantitative with the design cross sectional, population in this study mother parturition who 108 mother and the sample of the 52 a person taken with using a technique accidental sampling.Data analysis univariat and bivariat. The results of the study obtained from 52 respondents obtained mother low education ( 61,5 % ), mother does not work ( 55.8 % ), mother was & lt; 20 and & gt; 35 ( 65.4 % ).From the statistical tests chi-square in p value < 0.05 which means there was a correlation between education, work and the days of mother with knowledge mother parturition about gymnastic parturition in the midwife practice mandiri ernita pekanbaru 2015.Expected to health workers more proactive in providing information on to the mother of parturition about gymnastic parturition with how to make posters, and leaflets that information easy received by mother parturition.
Bibliography : 15 (2007-2014)
Keyword : Knowledge gymnastic parturition, Job, Age, Education
PENDAHULUAN
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009).
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 91 kemungkinan akan terjadi keadaan
patologis (Sulistyawati, 2009).
Selama Kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan dasar panggul. Untuk mengambilkan kepada keadaan normal dan menjaga kesehataan agar tetap prima senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan (Walyani, dkk, 2015).
Senam nifas juga membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu, mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat kandungan, membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul, perut dan perineum terutama otot yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, memperlancar pengeluarn lochea, membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan, merelaksasikaan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan,meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas (Walyani, dkk, 2015).
Menurut penelitian Edmond (2006) pada 11.000 ibu nifas yang melakukan senam nifas didapatkan
76,4% ibu mengalami involusi uterus yang cepat. Penelitian yang dilakukan oleh Barbara di Indonesia pada tahun 2006 hampir 33,8% ibu mengalami sub involusi uterus karena ibu tidak pernah melakukan senam nifas (Sulistyowati, 2008).
Dari hasil penelitian yang dilakukan Melda Dewita (2014) tentang gambaran pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di Bidan Praktek Mandiri Ernita Pekanbaru ibu nifas yang berpengetahuan kurang sebesar 78% . Banyak faktor yang mempengaruhi kenapa terjadi kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas diantaranya adanya faktor pendidikan, pekerjaan dan umur.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Senam Nifas di Bidan Praktek Mandiri Ernita Pekanbaru Tahun 2015”.
METODE PENELITIAN
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 92 desain penelitian yang digunakan
adalah cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di BPM
Ernita Pekanbaru Tahun 2015. pada tanggal 7 Februari sampai 22
Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas di BPM Ernita pada bulan Oktober-Desember 2014 (3 bulan terakhir) sebanyak 108 orang,dengan jumlah sampel 52 responden. Data dianalisa dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat.
HASIL
Analisa univariat
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Pendidikan,
Pekerjaan dan Umur Ibu Nifas Tentang Senam Nifas di Bidan Praktek Mandiri Ernita Pekanbaru Tahun 2015
Berdasarkan hasil analisis univariat yang ditunjukkan pada tabel diatas terlihat bahwa mayoritas pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas rendah yaitu 30 orang (57,7 %). Tingkat pendidikan ibu nifas mayoritas berpendidikan rendah yaitu 32 orang (61,5 %). Mayoritas ibu nifas tidak bekerja yaitu 29 orang (55,8%) dan mayoritas ibu dengan umur <20 dan >35 tahun yaitu 34 orang (65,4%).
Analisa Bivariat
Tabel 2
Hubungan Pendidikan, Pekerjaan dan umur Ibu Nifas Dengan Pengetahuan Ibu Nifas di Bidan Praktek Mandiri
Ernita Pekanbaru Tahun 2015
N o
Variabel Frekuensi Presentasi
(%)
1 Pengetahuan
Rendah
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 93 Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui ibu yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan lebih rendah tentang senam nifas yaitu 27 orang (84,4%), dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan tinggi tentang senam nifas yaitu 5 orang (15,6%). Hasil uji statistik di peroleh p value
sebesar 0,01 yang artinya α lebih kecil
dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang senam nifas, ibu yang berpendidikan rendah beresiko 30,6 kali tidak mengetahui tentang senam nifas dengan nilai OR 30,6 (CI 95% : 6,46-144,8).
Ibu yang tidak bekerja mempunyai pengetahuan lebih rendah tentang senam nifas yaitu 25 orang (82,6%) dibandingkan ibu yang tidak bekerja mempunyai pengetahuan tinggi tentang senam nifas yaitu 4 orang (13,8%). Hasil uji statistik di peroleh p value penelitian sebesar
0,01 yang artinya α lebih kecil dari
0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan
pengetahuan ibu tentang senam nifas. Ibu yang tidak bekerja beresiko 22,5 kali tidak mengetahui tentang senam nifas dengan nilai OR 22,5 (CI 95% : 5,29-95,69).
Ibu dengan umur <20 dan >35 tahun mempunyai pengetahuan lebih rendah tentang senam nifas yaitu 25 orang (73,5%) dibandingkn dengan ibu dengan umur <20 dan >35 tahun mempunyai pengetahuan tinggi tentang senam nifas yaitu 9 orang (26,5%). Hasil uji statistik di peroleh p value penelitian sebesar 0,04 yang
artinya α lebih kecil dari 0,05 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan ibu tentang senam nifas. Ibu dengan umur <20 dan >35 tahun beresiko 7,2 kali tidak mengetahui tentang senam nifas dengan nilai OR 7,2 (CI 95% : 2,00-26,03).
PEMBAHASAN
1. Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 3 hasil uji statistik diperoleh p value yaitu 0,01 artinya α
≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 94 pendidikan ibu dengan pengetahuan
ibu tentang senam nifas.
Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga prilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan dan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Nursalam, 2003).
Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2012).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahayu Rihastini dengan judul
“faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu nifas tentang
senam nifas di Puskesmas Rawat Inap
Gemolong II Seragen Tahun 2013” dengan hasil uji statistik p value 0,04
yang artinya α lebih kecil dari 0,05
dan menyatakan ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nor Okta Maulina
dengan judul “Hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang senam nifas
terhadap pendidikan dan pekerjaan ibu
pasca persalinan di RS Pati Wilasa
Citarum Semarang tahun 2010”
dengan hasil uji statistik p value 0,028
yang artinya α lebih kecil dari 0,05 dan
menyatakan ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan.
2. Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 3 hasil uji statistik diperoleh p value ≤ 0,05 yaitu 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu tentang senam nifas.
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 95 kehidupan dan kehidupan keluarganya.
Dengan bekerja seorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat daan memperoleh berbagai pengelaman dan pengetahuan (Notoatmodjo, S, 2010).
Menurut Teori dari ahli kesehatan menyatakan bahwa lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2012).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu
Rihastini dengan judul “faktor-faktor yang berhubungan dengan
pengetahuan ibu nifas tentang senam
nifas di Puskesmas Rawat Inap
Gemolong II Seragen Tahun 2013” dengan Hasil uji statistik p value 0,03
yang artinya α lebih kecil dari 0,05 dan menyatakan ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan. Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Nor Okta Maulina dengan judul
“Hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang senam nifas terhadap
pendidikan dan pekerjaan ibu pasca
persalinan di RS Pati Wilasa Citarum
Semarang tahun 2010” dengan hasil uji statistik p value 0,042 yang artinya α
lebih kecil dari 0,05 dan menyatakan ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan.
3. Hubungan Umur dengan
Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 3 hasil uji statistik diperoleh p value ≤ 0,05 yaitu 0,04 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan ibu tentang senam nifas.
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat di lahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan lebih baik pengetahuannya. Dari segi kepercayaan seorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam dan Parini, 2001).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu
Rihastini dengan judul “faktor-faktor yang berhubungan dengan
pengetahuan ibu nifas tentang senam
nifas di Puskesmas Rawat Inap
Gemolong II Seragen Tahun 2013”
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 96
yang artinya α lebih kecil dari 0,05 dan
menyatakan ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di bidan praktek mandiri Ernita Pekanbaru Tahun 2015 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan pendidikan ibu nifas tentang
senam nifas dengan nilai α 0,01 ≤ 0,05 dan nilai OR 30,6
(CI 95% : 6,46-144,8).
2. Ada hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan pekerjaan ibu nifas tentang
senam nifas dengan nilai α 0,01 ≤ 0,05 dan nilai OR 22,5
(CI 95% : 5,29-95,69).
3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan umur ibu nifas tentang senam nifas nifas
dengan nilai α 0,04 ≤ 0,05 dan
nilai OR 7,2 (CI 95% :2,00-26,03).
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,dkk. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Offset
Asrul. (2009). Perilaku Kesehatan. Surabaya : Nusantara Publisher
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Rihastini, R. (2013). Faktor faktor yang
berhubungan dengan
pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di Puskesmas Rawat Inap Gemolong II Seragen Tahun 2013. Vol VII,
No 03.
http://Journal.akbid.ac.id/2010/ 05/kti-Faktor-faktor-yang-
berhubungan-dengan- pengetahuan-ibu-nifas-tentang-senam.html, dikses tanggaal 29 april 2015
Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGCMubarak. (2012).Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nugroho,dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : Medical book
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 97 Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Selemba Medika
Maulina, Nor Okta.(2010) Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang senam nifas terhadap pendidikan dan pekerjaan ibu pasca persalinan di RS Pati Wilasa Citarum Semarang tahun 2010. Vol V No o2. http://jurnal.akbidku.ac.id/2010/ 02/Skripsi-Hubungan-tingkat- pengetahuan-ibu-tentang-
senam-nifas-terhadap- pendidikan-dan-pekerjaan-ibu-pasca-persalina.html di akses pada tanggal 22 Mei 2015
Saleha. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Sari,dkk.2014.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Jakarta:KDT
Sari,M.(2014).Gambaran Pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di
bidan praktek mandiri Ernita Pekanbaru Tahun 2014. KTI DIII Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Setiawan & Saryono. (2010). Metodologi Penelitia Kebidanan DIII,DIV,S1, dan SII. Yogyakarta : Nuha Medika
Sulistyawati. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Cv. And.
Walyani, dkk. (2015).Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: PB
,.