• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas am dan ma sifat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aktivitas am dan ma sifat "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

I. Kompentensi umum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak etanolik daun jamblang (Eugenia cumini) metode perkolasi dengan metode difusi agar dan KLT biautografi terhadap beberapa mikroba uji.

II. Kompetensi Khusus

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetukan aktivitas antimikroba dari ekstrak etanolik daun jamblang (Eugenia cumini) metode perkolasi dengan metode difusi agar dan KLT biautografi terhadap beberapa mikroba uji.

III. Prinsip

Pada penentuan aktivitas antimikroba dari ekstrak etanolik daun jamblang (Eugenia cumini) metode perkolasi, dilakukan dengan melakukan uji skrining terlebih dahulu terhadap bakteri EC,SA, ST, SE, SM, PA, VC, CA, BS, SD. Kemudian dilakukan uji aktivitas antimikroba dari ekstrak etanolik daun jamblang dengan kosentras 0,1%, 1% dan 5% dengan menggunakan metode difusi agar dan KLT biautografi terhadap Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa IV. Dasar Teori

(2)

secara kimia. Salah satu jenis hybrid adalah semisintetik antibiotic, dimana suatu molekuk yang diprodusi oleh mikroba kemudian dimodifikasi dengan aktif untukmendapatkan apa yang diinginkan (Dwyana, 2011).

Pengujian mikrobilogi memenfaatkan mikroorganisme sebagai indikator pengujian. Dalm hal ini mikroorganisme digunakan sebgai penentu konsentrasi komponene tertentu pada campuran kompleks kimia untuk mendiagnosis penyakit tertentu , serta untuk menguji bahan kimia guna menentukan potensi mutagenik atau karsinogenik suartu bahan. Macam-macam uji yag dapat dilakukan adalah uji antibiotik/ antau anti mikroba, bioautografi, uji vitamin dan asam amino, uji ames, dan penggunaan mikroorganisme sebagai model metabolisme (Pratiwi,2008).

Uji antimikroba. Pada uji ini diukur pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen antimikroba,tujuan assay antimikroba adalah menentukan potensi kontrol kualitas selama proses produksi senyawa antimikroba di pabrik. Kegunaanuji antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang efektif dan efesien(Pratiwi,2008).

(3)

merupakan metabolit esensial dalam sinstesis asam folat. Sulfonamid dalam stkukturnya anaog PABA dn bersaing dengan PABA menempatkan diri dalam pusat enzim yang aktif,ingga terbentuk asam folat tetapi mencegah pertumbuhan bakteri (Irianto,2006).

Diantara banyak faktor yang mempengaruhi aktias anmikroba in vitro, hal tersebut dibawani perlu diperhatikan,karena sangat mempegaruhi hasil-hasil mempengaruhi hasil-hasil pengujian :

1. pH lingkungan

2. Komponen-komponen medium 3. Stabilitas obat

4. Takaran inokulum

Metode difusi. Metode disc diffusion (tes Kirby & bauer) untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganise oleh agen anti mikroba pada permukaan media agar(Pratiwi,2008).

(4)
(5)

V. Metode Kerja 1. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum Ini adalah Autoklaf, Botol coklat, Botol eluen, Cawan petri steril, Chamber, Erlenmeyer, Inkubator, Lampu spiritus, Lampu UV, Pinset, Pipa kapiler, Ose bulat, Rak tabung, Spoit 1 ml, 5 ml, 10 ml, Tabung reaksi, dan vial.

2. Bahan

1. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air steril, alkohol, biakan Staphylococcus aureus, Salmonella thyposa, Shigella dysentriae.

E-coli, Pseudomonas aureginosa

, Vibrio sp, Candida albicans, DMSO, disk blank, kapas, medium GNA, NA, PDA dan tissue.

3. Cara Kerja a. Skrining

1) Ditimbang ekstrak daun asam sebanyak 10 mg

2) Dimasukkan dalam vial steril, ditambahkan 0,2 ml DMSO 3) Ditambahkan medium NA untuk suspense bakteri dan

medium PDA untuk suspense jamur sebanyak 9,8 ml 4) Dihomogenkan

(6)

6) Cawan petri PDA dibagi dua, dan cawan petri NA pertama dibagi 4 dan yag kedua dibagi 3

7) Untuk medium NA, digoreskan suspensi bakteri SD, E.coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Salmonella thyposa, Vibrio cholera, Basillus subtilis.

8) Untuk medium PDA, dogoreskan suspensi jamur Candida albicans.

9) Diinkubasi (untuk bakteri pada incubator dan jamur pada enkas)

10)Diamati 1 x 24 jam untuk bakteri dan 3 x 24 jam untuk jamur

b. Metode KLT Bioautografi

2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

3. Dibuat eluen kloroform : methanol dengan perbandingan n-heksan : etil asetat dengan perbandingan 4 : 1, dan kloroform : methanol dengan perbandingan 1 : 1 masing-masing dalam 50 ml

4. Dimasukkan sampel ekstrak daun asam secukupnya dalam vial

5. Dilarutkan dengan kloroform : methanol 1 : 1 6. Ditotolkan pada 2 lempeng KLT

7. Dimasukkan dalam camber untuk dielusi yang berisi eluen pada eluen n-heksan : etil asetat untuk

(7)

9. Diamati dan difoto

10.Lempeng yang telah diamati dimasukkan dalam cawan petri yang berisi medium NA dan mikroorganisme E-coli dan Pseudomonas aureginosa

11.Dibiarkan selama 30 menit, lempeng dibuka dari medium lalu dihitung nilai RF tiap noda

12.Diinkubasi 1 x 24 jam untuk bakteri (dalam incubator) dan 3 x 24 jam untuk jamur (dalam enkas)

c. Metode Difusi Agar

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditimbang ekstrak daun asam dengan konsentrasi 0,1 %, 1 % dan 10 % masing-masing sebanyak

3. Dimasukkan kedalam vial dan dilarutkan dengan DMSO 2 ml

4. Ditambahkan dengan air steril 9,8 ml dan dimasukkan disk blank ke dalam vial dan dibiarkan selama 30 menit

5. Kemudian airnya dibuang dan disk blank ditempelkan pada dinding vial

6. Medium NA 10 ml dimasukkan ke dalam vial steril dan dimasukkan susupensi mikroba sebanyak 1 ose

(8)

8. Dimasukkan disk blank yang telah direndam kedalam ekstark daun asam dengan konsentrasi yang berbeda

9. Dilakukan hal yang sama untuk suspensi mikroba yang lain VI. Hasil Praktikum

1. Foto

2. Tabel Pengamatan a. Uji skrining

Ke 1. Ekstrak Daun Jamblang

Perkolasi - - - - + - + - -

-Keterangan : (+) = Tidak ada pertumbuhan koloni (Aktif)

(-) = Ada pertumbuhan koloni (Tidak aktif)

EC = Escherichia coli PA = Pseudomonas aeruginosa

SA = Staphylococcus aureus VC = Vibrio cholera

ST = Salmonella thyposa CA = Candida albicans

SE = Streptococus epididimis BS = Bacillus subtilis

(9)

b. Uji aktivitas antimikroba

Ke

l SampeL

Bakteri Uji

PA EC

2. Ekstrak Daun jamblang

(0,1 % ) 9 10

(0,5 % ) 9,3 11,6

(1% ) 9,6 11

Keterangan :

EC = Escherichia coli

1. Perhitungan

Bakteri Diameter rata-rata Jumlah(y) Rata-rata

0,1% 1% 10%

Pseudomonas aeruginosa 9 9,3 9,6 27,9 9,3

Escherichia coli 10 11,6 11 32.6 10.87

Jumlah 19 20,9 20,6 60,5 10,17

Rata-rata 9,5 10,45 10,3

a. Perhitungan Faktor Koreksi (FK)

FK =

(10)

JK Total = (27,92 + 32,62) – FK

= (778,41 + 1062,76) – 341,33 = 1841,17 – 610,041

= 1231,129 = 1830,125 – 610,041 = 1220,084

JK Galat = JKT – JKP – JKK

= 1231,129– 610,0423-1220,084 = -598,9973

c. Perhitungan Derajat Bebas (DB) DB Total = 6 – 1

d. Perhitungan Kuadrat Tengah (KT)

(11)

= −598,9973 2 = -299,49865

e. Perhitungan F-Hitung

F-Hitung Kelompok = KT Kelompok KT Galat = 610,042

−299,49865 = -2,03

F-Hitung Perlakuan = KT Perlakuan KT Galat = 610,0423

(12)

Tabel ANAVA

Sumber

Keseragaman DB JK KT

F

Tidak ada nilai pada F Tabel karena Derajat Bebas bernilai 0.

Gambar

Tabel ANAVA

Referensi

Dokumen terkait

pada manusia di daerah tersebut tertinggi pada tahun 2005 sebanyak 5 kasus, dengan total kasus meninggal sebanyak 10 kasus Kemungkinan kasus yang dilaporkan tersebut

Asal/Cara Perolehan

• Pelayanan permintaan informasi Pemberian informasi yang termasuk ke dalam kategori informasi publik kepada publik/pemangku kepentingan oleh BPK yang berkenaan dengan

Kecenderungan untuk melibatkan pemaju swasta dalam pemajuan RKR adalah berasaskan kegagalan usaha di masa lampau dalam menangani masalah kekurangan rumah bagi

Karena penelitian tindakan kelas ini mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, baik dari kemampuan guru dalam merancang pembelajaran maupun kemampuan guru dalam

Pemerintah menggunakan kebijakan ini biasanya saat terjadi depresi ekonomi dan Deflasi (kenaikan nilai mata uang). Alasan terjadinya depresi ekonomi dan Deflasi ini

(1) Retribusi atas pemanfaatan tanah dimakud dalam pasal 8 Peraturan Daerah ini harus dibayar lebih dahulu setiap tahun sebelum tanah yang bersangkutan dipergunakan

Sejalan dengan itu, sebagian besar penelitian dengan topik kebertahanan hidup sebuah perusahaan lebih banyak dilakukan pada konteks perusahaan manufaktur, usaha kecil menengah