• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan Nasional dengan arah dan strategi pelaksanaannya

dijabarkan dalam Sistem Kesehatan nasional yaitu bahwa tujuan Sistem Kesehatan

Nasional adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi

bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna

dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya Depkes, 2005).

Di masa lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit,

yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan

diberi pengobatan. Dalam keadaan yang memerlukan sisakit yang di rawat di rumah

sakit. Sesudah sembuh dipulangkan kembali kepada keluarganya. Seringkali mereka

sakit kembali, ditimpa oleh penyakit yang sama, sehingga yang bersangkutan dirawat

kembali di rumah sakit. Demikianlah siklus ini berlangsung terus sampai kemudian

disadari, bahwa sebenarnya untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan suatu

rangkaian usaha yang lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan di rumah sakit

hanyalah salah satu bagian kecil saja daripada rangkaian tersebut (Kemenkes, 2011)

Efektivitas daripada suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan

kesehatan yang ada serta oleh sikap dan keterampilan para pelaksanaannya, juga

sangat dipengaruhi oleh lingkungan, pola hidup dan sikap pasien dan keluarganya.

Selain itu tergantung juga pada kerja sama yang positif antara petugas kesehatan

▸ Baca selengkapnya: program kerja rawat inap rumah sakit

(2)

penyembuhan daripada pasien yang bersangkutan dan membantu pula peningkatan

kualitas kesehatan masyarakat umumnya (Kemenkes, 2011).

Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting dalam

penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN, baik yang disusun

tahun 2004 maupun yang disusun tahun 2009, disebutkan bahwa salah satu

subsistemnya adalah Subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok,

dan masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung

guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Tujuan dari Subsistem Pemberdayaan Masyarakat adalah terselenggaranya upaya

pelayanan, advokasi, dan pengawasan sosial oleh perorangan, kelompok, dan

masyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdayaguna, untuk

menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan (Departemen Kesehatan ; 2004,

2009).

Dalam uraian yang dipetik dari dokumen SKN tersebut, nyata bahwa promosi

kesehatan merupakan upaya yang tepat untuk menyelenggarakan Subsistem

Pemberdayaan Masyarakat. Piagam Ottawa yang dirumuskan dalam Konferensi

Internasional Promosi Kesehatan Pertama di Ottawa, Kanada, tahun 1986

menyatakan bahwa “promosi kesehatan adalah proses memberdayakan masyarakat

agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka” (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 / Menkes / SK / VII /

2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah menyatakan bahwa

(3)

melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat

menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya

masyarakat, sesuai social budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan (Departemen Kesehatan, 2005).

Pengembangan rumah sakit menjadi suatu organisasi yang sehat melalui

pemberian penyuluhan kesehatan kepada pasien, karyawan rumah sakit, dan

masyarakat, telah menghasilkan reorientasi rumah sakit menjadi rumah sakit

promotor kesehatan (health promoting hospital). Promosi Kesehatan Rumah Sakit

(PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien dan keluarganya tentang

penyakit yang diderita pasien, mencakup hal-hal yang perlu diketahui dan dikerjakan

oleh pasien dan keluarganya untuk membantu penyembuhan dan mencegah terserang

kembali oleh penyakit yang sama. Jadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien dan keluarganya untuk berperan

serta secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Karena itu

penyuluhan kesehatan haruslah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program

pelayanan kesehatan di rumah sakit dan bukan merupakan bagian tambahan yang

terlepas (Fizran, 1998)

Mencermati rumusan tersebut di atas, dapat diartikan bahwa Promosi

Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah sebagai berikut. Promosi kesehatan di rumah

sakit adalah upaya rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan

kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam meningkatkan

(4)

oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung

kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Hartono, 2010).

Berbagai alasan mengapa rumah sakit dianggap perlu melaksanakan

penyuluhan atau promosi kesehatan, sebagai berikut :

1. Karyawan rumah sakit berada pada posisi yang paling tepat untuk memberikan

penyuluhan kesehatan.

2. Bila dimanfaatkan dengan tepat, maka sistem informasi di rumah sakit akan

dapat mendeteksi perubahan angka morbiditas yang berkaitan dengan perubahan

pola hidup dan perilaku masyarakat setempat.

3. Sebagai suatu organisasi yang memiliki relatif banyak karyawan dan sebagai

pusat sumber daya untuk wilayahnya.

4. Cocok untuk dijadikan panutan bagi masyarakat luas dalam segi perilaku hidup

sehat, keselamatan dan keamanan kerja, serta kesehatan lingkungan.

5. Sebagai suatu instansi yang relatif besar dan dihormati di lingkungan sekitarnya.

6. Sebagai pusat sumberdaya untuk jaringan rujukannya.

Beberapa hasil penelitian tentang PKRS menunjukkan bahwa pelayanan

PKRS belum teralisasikan Fizran (1998) dalam survey yang telah dilakukan di

Rumah Sakit Dr. Achmad Muchtar Bukit Tinggi, dari 94 orang responden yang

diketahui hanya 27 orang (28,72%) yang pernah mendapat pendidikan tambahan

tentang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit, sedangkan yang lainnya atau

sebanyak 71,28% menyatakan belum pernah mendapat pendidikan tambahan tentang

(5)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Hartati (2004) tentang Gambaran

Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit di Rumah Sakit Dr.

Sardjito Yogyakarta yaitu tahap masukan dan proses, kegiatan penyuluhan belum

optimal, karena komitmen belum terlaksana oleh seluruh jajaran rumah sakit, sarana

sesuai standar PKRS Depkes, tetapi bukan milik unit PKRS, ketiadaan tenaga terlatih,

proses pelaksanaan kegiatan PKRS tidak sesuai dengan perencanaan, serta adanya

media elektronik yang mengalami gangguan.

Begitu juga dalam penelitian yang dilakukan oleh Suryana (2010) di Rumah

Sakit Umum Daerah Liwa Kabupaten Lampung Barat yang menyatakan bahwa

kegiatan penyuluhan hanya berupa penyuluhan langsung berupa konseling antara

petugas dan pasien / keluarga pasien. Belum terbentuknya organisasi PKRS, sarana

yang ada belum sesuai standar Depkes, kegiatan yang dilaksanakan belum terprogram

dan terencana, belum ada tenaga terlatih, dan pembiayaan juga belum dianggarkan.

Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura memang Promosi Kesehatan

Rumah Sakit (PKRS) telah dilaksanakan sejak lama, hanya saja petugas kesehatan

yang melaksanakan pelayanan kesehatan terutama tenaga para medis belum

sistematis dan belum terkoordinasi secara baik dan terarah, melainkan hanya

berdasarkan minat dan kesempatan yang dimiliki oleh beberapa petugas tertentu saja.

Tim koordinasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang dibentuk mempunyai

tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan yang paripurna. Namun dalam

pelaksanaannya masih ditemukan masalah-masalah antara lain tugas penyuluhan

yang dirasakan oleh sebagian petugas kesehatan masih belum melekat pada tugas

(6)

Selain itu, pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura

terdapat tiga jenis rawat inap yaitu rawat inap umum, rawat inap ASKES, dan rawat

inap JAMKESMAS. Jumlah kunjungan pasien ini masing-masing adalah sebagai

berikut, pasien rawat inap umum sebanyak 1.103 orang, pasien rawat inap ASKES

sebanyak 352 orang, dan pasien rawat inap JAMKESMAS sebanyak 1.343 orang,

sehingga total keseluruhan kunjungan pasien rawat inap adalah 2.798 orang selama

tahun 2010. Begitu juga dengan penyakit terbanyak pasien rawat inap umum terdapat

penyakit demam thypoid sebanyak 487 orang, penyakit rawat inap ASKES terdapat

penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 37 orang, penyakit rawat inap

JAMKESMAS terdapat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 134

orang selama tahun 2010, dari data tersebut dapat dikatakan bahwa dengan tingginya

jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura, program

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) masih kurang terlaksana.

Berkaitan dengan hal diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan

dan pengorganisasian Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di Rumah Sakit

Umum Daerah Tanjung Pura yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan di ruang

rawat inap.

1.2.Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Perilaku Petugas

Rawat InapTerhadap Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di RSUD

(7)

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana Gambaran Perilaku petugas Rawat Inap Dalam

Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di RSUD Tanjung Pura

Kabupaten Langkat.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan petugas kesehatan dalam pelaksanaan

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

2. Untuk mengetahui sikap petugas kesehatan dalam pelaksanaan Promosi

Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

3. Untuk mengetahui tindakan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Promosi

Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam merencanakan,

meningkatkan dan mengembangkan pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah

Sakit (PKRS) di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan

keterampilan petugas Rawat Inap dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan

Rumah Sakit (PKRS) di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura.

3. Dapat menambah wawasan penulis dalam penulisan ilmiah tentang

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang ketiga penyumbang Pendapatan Retribusi Daerah ( PAD ) Rumah Sakit umum Tanjung pura Kabupaten Langkat yang tertinggi adalah Pada Tahun 2012 yaitu ASKES :

Secara  parsial  variabel  biaya  rawat  inap  secara  negatif  berpengaruh  terhadap kepuasan pasien  rawat  inap, artinya apabila biaya rawat  inap  naik  maka 

Analisis kedua adalah analisis prioritas urutan kepentingan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau yang diminta memberikan urutan dari atribut pelayanan

Analisis kedua adalah analisis prioritas urutan kepentingan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau yang diminta memberikan urutan dari atribut pelayanan

Analisis kedua adalah analisis prioritas urutan kepentingan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau yang diminta memberikan urutan dari atribut pelayanan

Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja perawat dalam menjalankan profesinya di ruang rawat inap RSUD Tanjung Pura pada tahun 2016.. Untuk menjelaskan stres

pasien yang berkunjung di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sragen untuk mengetahui seberapa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan khususnya pasien yang rawat inap di

Pengaruh Pelayanan Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta Askes Sosial di Rumah Sakit Umum Tebing Tinggi Tahun 2006.Skripsi FKM