• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instalasi dan Tenaga dan Listrik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Instalasi dan Tenaga dan Listrik"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

SYARAT-SYARAT PERLENGKAPAN LISTRIK

Dalam bab pembuka buku ajar ini diuraikan persyaratan dasar perlengkapan listrik menurut “Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000. Dimana konteks pembahasannya antara lain memuat tentang pengertian dasar dan ketentuan umum perlengkapan instalasi tenaga listrik yang merupakan dasar pijakan untuk menguraikan bab-bab berikutnya

1.1 Ketentuan Umum Perlengkapan Listrik

(1) Disyaratkan perlengkapan listrik harus dirancang sedemikian rupa sehingga dalam kerja normal tidak membahayakan atau merusak, dipasang secara baik dan harus tahan terhadap kerusakan mekanis, termal dan kimiawi. (5111, puil 2000)

(2) Perlengkapan listrik harus dipasang, dihubungkan dan diproteksi sedemikian rupa sehingga pelayanan dan pemeliharaannya dalam keadaan kerja tidak menyebabkan bahan yang mudah terbakar menyala. (5121, puil 2000)

(3) Perlengkapan listrik harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga pelayanan, pemeliharaan dan pemeriksaan dapat dilakukan dengan aman (5131, puil 2000)

(4) Bagian aktif perlengkapan listrik disyaratkan isolasi bagian aktif atau bagian yang mengalirkan arus harus tahan lembab dan tidak mudah terbakar. (5141, puil 2000)

(5) Selungkup logam dan rangka logam perlengkapan listrik yang bertegangan ke bumi di atas 50 v, harus dibumikan secara baik dan tepat, dan harus dilengkapi dengan sekrup atau terminal untuk pembumian (5151, puil 2000) (6) Agar tahan terhadap tegangan lebih, perlengkapan listrik harus mempunyai

ketahanan terhadap tegangan impuls pengenal yang tidak lebih kecil dari tingkat tegangan lebih yang berlaku di tempat instalasi sebagai yang dirinci dalam tabel 1.1 di bawah ini.

(2)

Perlengkapan untuk melayani sakelar motor dan mesin lain yang digerakkan dengan listrik, harus dipasang sedekat mungkin dengan mesin yang bersangkutan. (518, puil 2000)

Tabel 1.1 Tingkat Ketahanan Perlengkapan Listrik tehadap Tegangan Impuls

Tegangan

(Volt) Kategori 2(Volt) Kategori 3(Volt) Kategori 4(Volt)

220/380

230/400 300 300 1500 2500 4000 6000

Sumber: PUIL 2000, hal 164

Keterangan Tabel 1.1:

(a) Kategori 1: ialah perlengkapan listrik yang dipasang dalam berbagai bagian instalasi atau dalam perakitan yang keadaan tegangan lebih transiennya dibatasi sampai tingkat rendah tertentu.

Contoh: Perlengkapan dalam sirkit elektronik

(b) Kategori 2: ialah perlengkapan yang dihubungkan ke instalasi tetap.

Contoh: pemanfaat atau peranti randah (portable), dan piranti rumah tangga

(c) Kategori 3: ialah perlengkapan yang dihubungkan dengan instalasi tetap dan pada keadaan dimana keandalan dan ketersediaan perlengkapan memenuhi berbagai persyaratan tertentu.

Contoh: Sakelar untuk instalasi tetap dan perlengkapan untuk pemakaian di industri, yang dihubungkan permanent pada instalasi tetap, seperti kapasitor, reactor, dll.

(d) Kategori 4: ialah perlengkapan yang dipakai pada awal/hulu instalasi (misalnya kwh meter dan perlengkapan gawai proteksi di PHB induk)

(3)

(8) Pada perlengkapan listrik harus dicantumkan keterangan teknis (pemberian tanda) yang perlu (5191, puil 2000).

1.2 Pengawatan Perlengkapan Listrik

(1) Pengawatan perlengkapan listrik dengan menggunakan kabel fleksibel harus sesuai dengan maksud dan daerah penggunaannya. Kabel fleksibel hanya dapat digunakan untuk: (a) pengkawatan lampu gantung, (b) pengkawatan armature penerangan, (c) pengkawatan lif, (d) pengkawatan Derek atau kran jalan.pengkawatan lampu dan piranti randah. (5212, puil 2000)

(2) Kabel fleksibel tidak boleh digunakan dalam hal: (5213, puil 2000) (a) sebagai pengganti perkawatan pasangan tetap suatu bangunan

(b) melewati lubang pada dinding, langit-langit atau lantai. (c) Melalui lubang pada pintu, candela dan semacamnya.

(d) kabel fleksibel sedapat mungkin digunakan dalam satu potongan yang utuh

1.3 Syarat motor listrik

Syarat motor listrik (551 puil 2000) menyebutkan bahwa :

(1) Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda mengenai hal berikut:

a) Nama pembuat; b) Tegangan pengenal; c) Arus beban pengenal; d) Daya pengenal;

e) Frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak-balik; f) Putaran per menit pengenal;

g) Suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal; h) Kelas isolasi;

i) Tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi rotor lilit;

(4)

k) Daur kerja.

(2) Setiap motor dan lengkapannya yang hendak dipasang harus dalam keadaan baik serta dirancang dengan tepat untuk maksud penggunaannya dan sesuai dengan keadaan lingkungan tempat motor dan lengkapan tersebut akan digunakan. ( 5512, puil 2000)

(3) motor harus tahan tetes, tahan percikan air, tahan hujan, kedap air, atau memiliki kualitas lain yang sesuai dengan keadaan lingkungan tempat motor itu hendak dipasang. (5513, puil 2000)

(4) Motor terbuka yang mempunyai komutator atau cincin pengumpul, harus ditempatkan atau dilindungi sedemikian rupa sehingga bunga api tidak dapat mencapai bahan yang mudah terbakar di sekitarnya. (5514, puil 2000)

(5) Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga pertukaran udara sebagai pendinginnya cukup terjamin.(5515, puil 2000)

Syarat pengendalian:

(1) Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dijalankan, diperiksa, dan dipelihara dengan mudah dan aman. (55161, puil 2000)

(2) Pemasangan motor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga pelat nama motor mudah terbaca. (55162, puil 2000)

(3) Lengkapan pengatur dan perlengkapan kendali harus dapat dijalankan, diperiksa, dan dipelihara dengan mudah dan aman.( 55163, puil 2000)

(4) Motor yang dipasang magun harus dikukuhkan dengan sekrup, baut ataupengukuh lain yang setaraf.(5517, puil 2000)

(5) Motor harus dilindungi dengan tepat di tempat yang kemungkinan besar menimbulkan kerusakan mekanik. (5518, puil 2000)

1.4 Keadaan Lingkungan

(1) Dalam lingkungan yang lembab harus digunakan motor yang tahan lembab dan jalan masuk kabelnya dan jalan masuk kabelnya harus dilengkapi dengan paking atau busing, atau harus dapat dipasangi pipa berulir. (5521, puil 2000)

(5)

(3) Dalam lingkungan berdebu, yang menyebabkan debu atau bahan berterbangan berkumpul di atas atau di dalam motor, sehingga mengakibatkan suhu yang berbahaya,harus digunakan jenis motor yang tidak menjadi terlalu panas dalam keadaan tersebut. Di tempat yang sangat berdebu, mungkin perlu digunakan motor yang berventilasi memekai pipa, atau motor ditempatkan dalam ruang kedap debu dengan pertukaran udara dari sumber udara bersih. (55222, puil 2000)

1.5 Syarat-syarat Sirkit Motor

(1) Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketetuan diatas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut. (5531)

(2) Penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua motor atau lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu ditambah 25% dari arus beban penuh motor yang terbesar ialah yang mempunyai arus beban penuh tertinggi. (5532, puil 2000)

(4) Bila pemanasan penghantar berkurang karena motor bekerja dengan daur kerja tertentu, seperti pembebanan singkat, intermiten, atau karena tidak semua motor bekerja bersamaan , dapat digunakan penghantar utama yang lebih kecil daripada yang ditentukan di atas (2), asal penghantar tersebut mempunyai KHA cukup untuk beban maksimum yang ditentukan oleh ukuran dan jumlah motor yang disuplai, sesuai dengan sifat beban dan daur kerjanya. (5533, puil 2000)

(6)

(1) Proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor, dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih, atau sebagai akibat motor tak dapat diasut.(5541, puil 2000) Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor beroperasi, bila bertahan cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut.

Penggunaan proteksi beban lebih

(1) Dalam lingkungan dengan gas, uap, atau debu yang mudah terbakar atau mudah meledak, setiap motor yang dipasang tetap, harus diproteksi terhadap beban lebih.(55421, puil 2000)

(2) Setiap motor fase tiga atau motor berdaya pengenal 1 PK atau lebih yang dipasang tetap dan dijalankan tanpa pengawasan, harus diproteksi terhadap beban lebih. (55422, puil 2000)

(3) Gawai proteksi yang dimaksud di atas (3) & (4) tidak boleh mempunyai nilai pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasutmotor pada beban penuh. Waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban penuh. (5543, puil 2000)

Penempatan unsur sensor

(1) Jika pengaman lebur digunakan sebagai proteksi beban lebih, pengaman lebur itu harus dipasang pada setiap penghantar fase. (55441, puil 2000) (2) Jika digunakan gawai proteksi yang bukan pengaman lebur, tabel berikut

menentukan penempatan dan jumlah minimum unsur pengindera seperti kumparan trip, relai, dan pemutus termis. (55442, puil 2000)

(3) Gawai proteksi beban lebih yang bukan pengaman lebur, pemutus termis atau proteksi termis, harus memutuskan sejumlah penghantar fase yang tak dibumikan secara cukup serta menghentikan arus ke motor. (5545, puil 2000)

(7)

Tabel 1.2 Penempatan Unsur Sensor Pengindera Proteksi Beban Lebih

Jenis Motor Sistem Suplai Unsure PenginderaJumlah dan tempat

Fase satu a.b atau a.s

Dua kawat, fase satu a.b. atau a.s, tak dibumikan

1 (satu) pengindera, dan ditempatkan pada salah satu penghantar.

Fase satu a.b

Dua kawat fase satu a.b atau a.s, 1 Penghantar dibumikan

1 (satu) pengindera, tem-pat: pada penghantar yang tak dibumikan

Fase tiga a.b Setiap sistem fase tiga 2 (dua) pengindera, di-tempatkan pada peng-hantar fase.

Sumber: PUIL 2000, hal 181

(4) Pemutus termis, relai arus lebih, atau gawai proteksi beban lebih lainnya, yang tidak mampu memutuskan arus hubung pendek, harus diproteksi secukupnya dengan gawai proteksi hubung pendek. (5546, puil 2000)

Proteksi arus lebih untuk motor yang digunakan pada sirkit cabang serbaguna harus diselenggarakan sebagai berikut: (5547, puil 2000)

(1) Satu motor atau lebih tanpa proteksi beban lebih dapat dihubungkan pada sirkit cabang sebaguna, hanya apabila syarat yang ditentukan untuk setiap dua motor atau lebih dalam syarat “proteksi hubung pendek sirkit cabang” dipenuhi

(2) Motor dengan nilai pengenal lebih dari yang ditentukan dalam syarat “proteksi hubung pendek sirkit cabang” dapat dihubungkan pada sirkit cabang serbaguna, hanya apabila tiap motor diproteksi beban lebih.

(8)

(4) Gawai proteksi beban lebih yang melindungi sirkit akhir tempat motor atau peranti bermotor dihubungkan, harus mempunyai waktu tunda yang memungkinkan motor diasut dan mencapai putaran penuh. (no. 5547, puil 2000)

(5) Gawai proteksi beban lebih yang dapat mengulang asut secara otomatis setelah jatuh karena arus lebih, tidak boleh dipasang, kecuali bila hal itu diperbolehkan untuk motor yang diproteksi. Motor yang setelah berhenti dapat diasut secara otomatis, tidak boleh dipasang bila ulang asut otomatis itu dapat mengakibatkan kecelakaan. (5548, puil 2000)

1.7 Proteksi Hubung Pendek Sirkit Motor (no. 555, puil 2000)

Setiap motor harus diproteksi tersendiri terhadap arus lebih yang diakibatkan oleh hubung pendek, kecuali untuk motor berikut ini:

(1) Motor yang terhubung pada sirkit akhir, yang diproteksi oleh proteksi arus hubung pendek yang mempunyai nilai pengenal atau setelan tidak lebih dari 16A

(2) Gabungan motor yang merupakan bagian daripada mesin atau perlengkapan, asal setiap motor diproteksi oleh satu atau lebih relai arus lebih, yang mempunyai nilai pengenal lebih tinggi dari yang diperlukan, dan dapat menggerakkan sebuah sakelar untuk menghentikan semua motor sekaligus. (5551, puil 2000)

Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi

(1) Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi arus hubung pendek harus dipilih sehingga motor dapat diasut, sedangkan penghantar sirkit akhir, gawai kendali, dan motor, tetap diproteksi terhadap arus hubung pendek.

(2) Untuk sirkit akhir yang mensuplai motor tunggal, nilai pengenal atau setelan proteksi arus hubung pendek tidak boleh melebihi nilai yang bersangkutan dalam tabel 1.3 di bawah ini.

(9)

(4) Jumlah dan penempatan unsur pengindera gawai proteksi hubung pendek harus sesuai dengan ketentuan mengenai gawai proteksi beban lebih

(5) Gawai proteksi hubung pendek harus dengan serentak memutuskan penghantar tak dibumikan yang cukup jumlahnya untuk menghentikan arus ke motor

Tabel 1.3 Nilai Pengenal atau Setelan Tertinggi Gawai Proteksi sirkit Motor terhadap Hubung Pendek

JENIS MOTOR

Prosentase Arus Beban Penuh

Pemutus Sirkit (%)

Pengaman Lebur ( % )

Motor sangkar atau serempak, dengan pengasutan star-delta, langsung pada jaringan, dengan reactor atau resistor, dan motor fase tunggal reaktans tinggi

250 400

Motor sangkar atau serempak , dengan pengasutan autotrafo, atau motor sangkar

200 400

Motor rotor lilit atau arus searah 150 400

(6) Jika tempat hubungan suatu cabang ke saluran utama tak dapat dicapai, proteksi arus lebih sirkit motor boleh dipasang ditempat yang dapat dicapai, asal penghantar antara sambungan dan proteksi mempunyai KHA sekurang-kurangnya 1/3 KHA saluran utama, tetapi panjangnya tidak boleh lebih dari 10 m, dan dilindungi terhadap kerusakan mekanik. (5552, puil 2000)

1.8 Proteksi Hubung Pendek Sirkit Cabang

(10)

lebih yang tidak melebihi nilai pengenal atau setelan gawai proteksi sirkit akhir motor yang tertinggi, ditambah dengan jumlah arus beban penuh semua motor lain yang disuplai oleh sirkit tersebut.

(2) Jika dua motor atau lebih dari suatu kelompok harus diasut serentak, mungkin perlu dipasang penghantar saluran utama yang lebih besar, dan jika demikian halnya maka perlu dipasang proteksi arus lebih dengan nilai pengenal atau setelan yang sesuai.

(3) Untuk instalasi besar yang dipasangi sirkit yang besar sebagai persediaan bagi perluasan atau perubahan di masa datang, proteksi arus lebih dapat didasarkan pada KHA penghantar sirkit tersebut. (556, puil 2000)

(4) Contoh Soal

Sirkit cabang motor dengan tegangan kerja 230 V mensuplai motor-motor sebagai berikut:

(a) Motor sangkar dengan pengasutan star-delta, arus pengenal beban penuh 42A

(b) Motor serempak dengan pengasut autotrafo, arus pengenal beban penuh 54A

(c) Motor rotor lilit, arus pengenal beban penuh 68 A.

Masing-masing motor diproteksi terhadap hubung pendek dengan pemutus sirkit.

Tentukan:

(a) KHA penghantar sirkit cabang

(b) Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang

(c) Setelan proteksi saluran utama dari hubung pendek, bila sirkit cabang itu disuplai oleh satu saluran utama yang juga mensuplai motor rotor lilit dengan arus pengenal beban penuh 68A.

Penyelesaian:

(11)

(b) Menurut 1.8 (1): setelan maksimum gawai proteksi masing-masing motor adalah sebagai berikut:

1) Motor sangkar 250 % x 42A = 105A 2) Motor serempak 200 % x 54A = 108A 3) Motor rotor lilit 150 % x 68A = 102A

Setelan maksimum gawai proteksi sirkit cabang terhadap hubung pendek tidak boleh melebihi : 108A + 42A + 68A = 218 A

(c) Setelan maksimum gawai proteksi hubung pendek masing-masing sirkit cabang adalah 218 A dan 150% x 68 A

Setelan gawai proteksi hubung pendek saluran utama tidak boleh melebihi 218A + 68A = 286 A.

1.9 Kendali

Yang dimaksud dengan kendali ialah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor. (5571, puil 2000)

Menurut 5572, puil 2000, Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri, kecuali dalam hal berikut :

(1) Semua motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 0,5 kW, yang disuplai oleh sirkit cabang yang diproteksi oleh gawai proteksi hubung pendek dengan nilai pengenal atau setelan tidak lebih dari 25 A asal saja ada sakelar dalam ruang yang sama, yang dapat memutuskan suplai ke motor tersebut.

(2) Semua motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 0,5 kW, yang dihubungkan ke satu daya dengan tusuk kontak.

(3) Semua motor yang merupakan bagian dari satu perkakas atau mesin, asal saja tersedia suatu sakelar bersama bagi semua motor tersebut.

Syarat Perancangan kendali menurut 5573, puil 2000 adalah:

(12)

(2) Suatu Pengasut jenis autotransformator harus menyediakan satu kedudukan buka, satu kedudukan jalan dan sekurang-kurangnya satu kedudukan asut. Pengasut jenis autotransformator harus diranacang sedemikian rupa sehingga tidak dapat berhenti pada kedudukan yang membuat proteksi arus lebih tak bekerja. (55732, puil 2000)

(3) Reostat untuk mengasut motor harus dirancang sedemikian rupa sehingga lengan kontak tidak dapat diam berhenti pada segmen antara. (55733, puil 2000)

(4) Instansi yang berwenang dapat menetapkan peraturan yang mengharuskan dilakukannya pembatasan arus usut sampai nilai tertentu bagi motor dengan daya pengenal tertentu.

(5) Bilamana motor dan mesin yang digerakkannya tidak tampak dari tempat kendali, instalasi harus memenuhi syarat berikut :

a) Sarana pemutus kendali dapat dikunci dalam keadaan terbuka.

b) Sakelar yang digerakkan dengan tangan, yang memutuskan hubungan motor dengan suplai dayanya, dipasang di tempat yang tampak dari tempat motor.

(6) Kemingkinan yang dapat mengakibatkan bahaya pengasutan kembali secara otomatik setelah motor berhenti karena penurunan tegangan atau pemutusan suplai, harus dicegah dengan cara yang tepat. (5576, puil 2000)

Sirkit Kendali

(1) Sirkit kendali harus diatur sedemikian rupa sehingga akan terputus dari semua sumber suplai, jika sarana pemutus dalam keadaan terbuka. Sarana pemutus boleh terdiri atas dua gawai, satu diantaranya memutuskan hubungan motor dan kendali dari sumber suplai daya untuk motor, dan yang lain memutuskan hubungan sirkit kendali dari suplai dayanya. Bilamana digunakan dua gawai terpisah, keduanya harus ditempatkan berdampingan.(55771, puil 2000)

(13)

kendali, transformator atau gawai lain tersebut harus dihubungkan ke sisi beban sarana sirkit kendali.(55772, puil 2000)

1.10. Sarana Pemutus

(1) Subpasal motor harus dilengkapi syarat bagi sarana pemutus, yakni gawai yang memutuskan hubungan dengan motor dan kendali dari sirkit sumber dayanya. (5581, puil 2000)

(2) Setiap motor harus dilengkapi dengan sarana pemutus tersendiri, kecuali motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 1,5 kW. Untuk tegangan rumah (domestic) sarana pemutus dapat digunakan untuk melayani sekelompok motor dalam hal berikut : (5582, puil 2000)

a) Bilamana sekelompok motor menggerakkan beberapa bagian dari satu mesin atau perlengkapan, seperti perkakas listrik, dan alat pengangkat. b) Bilamana sekelompok motor diproteksi oleh satu perangkat proteksi

arus lebih sebagaimana dibolehkan dalam 5.5.5.1.

c) Bilamana sekelompok motor berada dalam satu ruang dan tampak dari tempat sarana pemutus.

Syarat bagi sarana pemutus

(1) Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang tak dibumikan, dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri. (55831, puil 2000)

(2) Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana tersebut pada kedudukan terbuka atau tertutup.(55832, puil 2000)

(3) Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 persen dari arus beban penuh motor.(55833, puil 2000) (4) Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor

dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115% dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.(55834, puil 2000)

(14)

(1) Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari tempat kendali (55841, puil 2000)

(2) Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana pemutus lain berdekatan dengan motor, atau sebagai gantinya, sarana pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka. (55842, puil 2000)

(3) Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus tersendiri untuk setiap sumber daya.(55843, puil 2000)

1.11 Tegangan di atas 1000 V

(1) Ketentuan dalam subpasal ini memperhatikan bahaya tambahan karena digunakannya tegangan di atas 1000 V dan merupakan tambahan atau perbaikan atas ketentuan lain dalam pasal ini. (5591, puil 2000)

(2) Proteksi beban lebih bagi motor yang bekerja pada sistem tegangan di ats 1000 V harus berupa suatu pemutus daya yang dilengkapi dengan pengindera beban lebih, atau suatu sakelar proteksi beban lebih, yang kedua-duanya bersatu dengan kendali, yang membuka semua penghantar yang tak dibumikan dari motor sekaligus.(5592, puil 2000)

(3) Tiap sirkit cabang motor yang bekerja pada sistem tegangan diatas 1000 V harus diproteksi terhadap arus lebih yang diakibatkan oleh hubungan pendek, dengan proteksi yang dapat bekerja dan dikendalikan dengan aman.

(4) Penghantar sirkit motor yang bekerja pada sistem tegangan diatas 1000 V harus tertutup seluruhnya dalam logam yang dibumikan, dan harus dilindungi secukupnya terhadap kerusakan mekanik.

Pencegahan terhadap sentuhan langsung

(1) Bagian aktif yang terbuka pada motor dan kendali yang bekerja pada tegangan ke bumi di atas 50 V harus dihindarkan dari sentuh tak sengaja dengan selungkup atau dengan salah satu cara penempatan sebagai berikut :

(15)

b) Dipasang di atas balkon, serambi, atau panggung yang ditinggikan dan diatur hingga tercegahlah sentuhan oleh orang yang tak berwenang.

c) Ditempatkan 2,5 meter atau lebih di atas lantai.

d) Dilindungi palang bagi motor yang bekerja pada sistem tegangan 1000 V atau kurang.

1.12 Pembumian

(1) BKT motor pegun harus dibumikan jika terdapat salah satu keadaan berikut :

a) Motor disuplai dengan penghantar terbungkus logam ;

b) Motor ditempatkan di tempat basah dan tidak terpencil atau dilindungi ;

c) Motor ditempatkan dalam lingkungan berbahaya ; d) Motor bekerja pada tegangan ke bumi di atas 50 V

(3) BKT motor pegun, yang bekerja pada tegangan di atas 50 V ke bumi, harus dibumikan atau dilindungi dengan cara isolasi ganda yang disahkan, atau dengan cara lain yang setaraf.

1.13 Jenis Pembumian Sistem (3533, puil 2000)

Jenis pembumian sistem berikut ini perlu diperhitungkan. Untuk lebih jelasnya dapat diperiksa Gambar 1.1 hingga gambar 1.5 yang memperlihatkan contoh sistem fase tiga yang secara umum digunakan.

Kode digunakan mempunyai arti sebagai berikut :

Huruf pertama – hubungan sistem tenaga listrik ke bumi. T = hubungan langsung satu titik ke bumi.

I = semua bagian aktif diisolasi dari bumi, atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans.

Huruf kedua – Hubungan BKT instalasi ke bumi.

(16)

N = hubungan listrik langsung BKT ke titik yang dibumikan dari sistem tenaga listrik (dalam sistem a.b. titik yang dibumikan biasanya titik netral, atau penghantar fase jika titik netral tidak ada).

Huruf berikutnya (jika ada) – Susunan penghantar netral dan penghantar proteksi.

S = fungsi proteksi yang diberikan oleh penghantar yang terpisah dari netral atau dari saluran yang dibumikan (atau dalam sistem a.b., fase yang dibumikan).

C = fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal (penghantar PEN).

1.14 Sistem TN (354, puil 2000)

Sistem tenaga listrik TN yang mempunyai satu titik yang dibumikan langsung, BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi.

Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan penghantar proteksi yaitu sebagai berikut :

a) Sistem TN-S : Digunakan penghantar proteksi terpisah diseluruh sistem

Gambar 1.1 Sistem TN-S

b) SistemTN-C-S : fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem

BKT BKT

Penghantar netral dari penghantar proteksi terpisah di seluruh sistem

(17)

Gambar 1.2 Sistem TN-C.S

c) Sistem T.N-C : Di mana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di seluruh sistem

Gambar 1.3 Sistem TN-C Penjelasan Lambang:

BKT

L1 L2 L3 PE N

BKT

Gabungan penghantar netral dan Penghantar proteksi (PEN) Penghantar proteksi (PEN)

Penghantar netral

BKT

L1 L2 L3 N

BKT

L1 L2 L

3

Pembumian sistem

P

(18)

Gambar 1.4 Sistem TT 1.15 Sitem TT (355, puil 2000)

Sistem tenaga listrik TT mempunyai satu titik yang dibumikan langsung. BKT instalasi dihubungkan langsung ke electrode bumi sistem tenaga listrik.

1.16 Sistem IT (356, puil 2000)

Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari bumi, atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans. BKT instalasi listrik dibumikan secara independent atau secara kolektif atau kepembumian sistem

Gambar 1.5 Sistem IT

Gambar 1.6 Contoh Tipikal hubungan penghantar proteksi dan penghantar PEN ke rel atau terminal dalam PHB

Pembumian sistem BKT

L1 L

2

L3 N

PE

Impedans 1)

L

1

L2 L3

Pembumian sistem

BKT

PE Impedans 1)

L

1 L2 L3 NOL (PE)

1 1 1 2

3

1 2 3 1 2 3

D C

PE

NOL (PE)

N

(19)

1.17 Contoh hubungan penghantar proteksi ke terminal dalam PHB

Penghantar Proteksi keluar harus mempunyai rel atau terminal tersendiri , yaitu rel atau terminal PE. Rel/terminal PE dibumikan. Di sebelah hilir rel/terminal PE, penghantar PE dan penghantar netral N harus terpisah.

Gambar 1.7 Contoh Sistem IT

1.18 Contoh Sistem IT

Bila gawai tersebut dari jenis yang terpasang antara setiap fasa dan bumi, maka impedans antara setiap fasa dan bumi dari gawai tersebut harus sama. Ini diperlukan untuk mencegah terjadinya tegangan antara netral dan bumi dalam keadaan normal.

P

M

Pipa air minum GPAS

Keterangan P : Tombol uji

Z <

M

Jaringan pipa air minum dari logam Gawai monitor

isolasi

(20)

Gambar 1.8 Contoh instalasi proteksi dengan GPAS

1.19 Contoh Instalasi proteksi dengan GPAS

Perlengkapan listrik yang diproteksi dengan GPAS pada sistem TT harus dibumikan sedemikian rup[a sehingga tidak mungkin timbul tegangan sentuh yang terlalu tinggi, melebihi 50 v a.b efektif jika arus operasi sisa pengenal GPAS tersebut mengalir melalui electrode bumi.

1.20 Contoh pemasangan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS)

(a) (b)

Gambar 1.9 Pemasangan GPAS

(a) pada sistem TN dengan penghantar PEN; (b) pada sistem TT

1.21 Ringkasan

1) Ketentuan umum perlengkapan listrik mengisyaratkan agar pelaksana lapangan dalam membuat suatu perancangan dan pelaksanaan instalasi listrik dapat memperoleh keandalan dan keamanan dalam pemakaiannya 2) Pengawatan perlengkapan listrik diisyaratkan menggunakan kabel yang

sesuai dengan ketentuan

3) Penggunaan motor listrik harus dipilih, terutama adanya identitas/pelat nama yang dapat terbaca dengan jelas

4) Pemilihan motor listrik harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan dimana motor tersebut akan dipasang

(21)

6) Proteksi beban lebih (OL) dimaksudkan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali terhadap panas yang berlebihan akibat operasional motor yang mendapat beban lebih

7) Setiap motor harus dilengkapi dengan proteksi hubung pendek (SC) yang telah ditetapkan dengan ukuran yang sesuai dengan ketentuan

8) Rangkaian akhir yang mensuplai beberapa motor harus ada proteksi hubung pendek yang sesuai dengan ketentuan

9) Kendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan

10) Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang tidak dibumikan

11) Penghantar sirkit motor yang bekerja pada sistem tegangan di atas 1000 V, harus ada proteksi beban lebih menggunakan sistem instalasi tertutup serta dibumikan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

12) Motor yang ditempatkan di lingkungan basah, lingkungan yang bertemperatur tinggi serta lingkungan yang berbahaya dan bekerja pada tegangan di atas 50 V, BKT motor harus dibumikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

13) Jenis pembumian sistem, antara lain adalah sistem NT, sistem TT, sistem IT. 1.22 Latihan

I. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada alternative jawaban yang tersedia

1. Menurut puil 2000, pemasangan perlengkapan listrik harus disusun sedemikian rupa sehingga:

a. memudahkan pelayanan c. memudahkan pemeliharaan b. memudahkan pemeriuksaan d, Semua jawaban benar

2. Agar tahan terhadap tegangan lebih, perlengkapan listrik harus mempunyai ketahanan terhadap tegangan impuls pengenal, yang diklasifikasikan menjadi empat kategori. Tingkat ketahanan perlengkapan listrik yang diklasifikasikan dalam kategori 1 adalah sebesar ……..

a. 1500 volt b. 2500 volt c. 4000 volt d. 6000 volt 3. Tingkat ketahanan perlengkapan listrik yang diklasifikasikan dalam

kategori 2 adalah sebesar ……

(22)

4. Adapun contoh perlengkapan listrik yang termasuk dalam kategori 3 adalah…..

a. perlengkapan dalam sirkit elektronik b. piranti rumah tangga c. perlengkapan listrik di industri

d. perlengkapan meter listrik

5. Kabel Fleksibel hanya bisa digunakan untuk ……… a. pengkawatan lampu gantung c. pengkawatan lif b. pengkawatan Derek/kran jalan d. semua jawaban benar 6. Kabel fleksibel tidak boleh digunakan dalam hal ………

a. pengkawatan pasangan tetap c. melalui lubang pintu/candela

b. melewati lubang pada dinding/lantai d. semua jawaban benar 7. Penghantar sirkit akhir yang mensuplai motor tunggal tidak boleh

mempunyai KHA kurang dari ………% arus pengenal beban penuh

a. 100 % b. 115 % c. 125 % d. 250 % 8. Nilai pengenal proteksi jenis pengaman lebur untuk sirkit motor sangkar

terhadap hubung pendek adalah …….. % arus beban penuh

a. 150 % b. 200 % c. 250 % d. 400 % 9. Menurut aturaMenurut aturannya setiap motor harus dilengkapi dengan

kendali tersendiri, kecuali dalam hal sebagai berikut: a. daya pengenal motor tidak lebih dari 0,5 HP

b. motor dengan daya 0,5 HP yang dihubungkan dengan tusuk kontak c. semua motor yang merupakan bagian dari satu perkakas

d. semua jawaban benar

10. Bagian Konduktif Terbuka (BKT) motor harus dibumikan jika terdapat salah satu keadaan sebagai berikut:

a. Motor disuplai dengan penghantar terbungkus logam b. Motor bekerja pada tegangan di atas 50 volt

c. Motor ditempatkan dalam ;lingkungan yang berbahaya d. Semua jawaban benar

II. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan jelas

1. Jelaskan syarat perancangan, pemasangan dan susunan perlengkapan listrik 2. Jelaskan tingkat ketahanan perlengkapan listrik terhadap tegangan impuls 3. Bagaimana aturan pengawatan pada perlengkapan listrik ?

4. Sebutkan identitas apa saja yang harus dicantumkan pada pelat nama motor listrik

(23)

6. Jelaskan aturan pemilihan motor listrik bila ditinjau dari beberapa macam keadaan lingkungan kerja.

7. Bagaimana syarat pemilihan ranngkaian akhir suatu instalasi motor listrik? 8. Apa tujuan pemasangan proteksi beban lebih pada suatu instalasi motor

listrik?

9. Jelaskan aturan penempatan unsure proteksi beban lebih ditinjau dari jenis-jenis motor yang digunakan.

10. Bagaimana aturan penyusunan proteksi hubung pendek (SC) pada sirkit motor listrik

11. Berapa prosen setelan tertinggi pemutus sirkit & pengaman lebur sirkit motor terhadap gangguan hubung pendek

12. Jelaskan aturan pemasangan proteksi hubung pendek sirkit cabang suatu instalasi motor listrik

13. Motor dengan daya berapa yang tidak perlu menggunakan kendali tersendiri? Jelaskan !

14. Sebutkan syarat-syarat perancangan pada kendali motor listrik!

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Ketahanan Perlengkapan Listrik tehadap Tegangan Impuls
Tabel 1.3 Nilai Pengenal atau Setelan Tertinggi Gawai Proteksi sirkit Motor
Gambar 1.1 Sistem TN-S
Gambar 1.2 Sistem TN-C.S
+4

Referensi

Dokumen terkait

Membuat modifikasi motor bensin (genset) sehingga dapat digunakan untuk bahan bakar biogas. Menguji genset berbahan bakar biogas untuk menghasilkan listrik sampai beban

Membuat modifikasi motor bensin (genset) sehingga dapat digunakan untuk bahan bakar biogas. Menguji genset berbahan bakar biogas untuk menghasilkan listrik sampai beban

Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan time value maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta (  ), dengan ditandai lampu indikator warna

Besarnya tegangan pada bus,terutama pada bus beban harus dijaga pada harga yang tertentu, tetap atau setabil.Adanya aliran daya akan menyebabkan perubahan tegangan pada

Suatu mesin arus searah shunt 220 volt mempunyai tahanan jangkar 0,5 jika pada waktu beban penuh arus jangkar 20 A.. Motor arus searah seri bekerja pada kecepatan 800 rpm dengan

elektroda, hantaran penghubung/conductor sampai terminal pembumian yang berfungsi untuk menyalurkan arus lebih ke Bumi sehingga dapat memberikan proteksi terhadap manusia

c) Setelan proteksi saluran utama dari hubung pendek bila sirkit cabang itu disuplai oleh satu saluran utama yang juga menyuplai motor rotor lilit dengan arus pengenal beban penuh

Untuk menentukan pengaruh misalignment poros terhadap konsumsi energi motor listrik, dilakukan pengukuran komponen daya masukan motor berupa arus, tegangan dan faktor