• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ANGULAR DAN PARALLEL MISALIGNMENT TERHADAP KONSUMSI ENERGI PADA MOTOR LISTRIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ANGULAR DAN PARALLEL MISALIGNMENT TERHADAP KONSUMSI ENERGI PADA MOTOR LISTRIK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

B-29

PENGARUH ANGULAR DAN PARALLEL MISALIGNMENT

TERHADAP KONSUMSI ENERGI PADA MOTOR LISTRIK

Satworo Adiwidodo

JurusanTeknik Mesin, Politeknik Negeri Malang satworo.adiwidodo@polinema.ac.id,

Abstrak

Misalignment menyebabkan unbalance pada poros sehingga memperbesar kerugian energi pada sistem transmisi.

Penelitan ini bertujuan mengetahui pengaruh parallel dan angular misalignment terhadap besaran kerugian konsumsi energi pada motor listrik. Pengujian dilakukan menggunakan motor induksi (3,7 KW) yang dihubungkan ke generator sinkron (3KW) menggunakan trensmisi belt dan pulley. Variasi untuk parallel

misalignment(2, 4, 6, dan 8 mm serta untuk angular misalignment(0.1, 0.2, 0.3, 0.4 rad. Di gunakan 3 variasi pembebanan yaitu mode tanpa beban (0 watt), beban sedang (650 watt) dan beban tinggi (1300 watt). Untuk menentukan pengaruh misalignment poros terhadap konsumsi energi motor listrik, dilakukan pengukuran komponen daya masukan motor berupa arus, tegangan dan faktor daya.Hasil pengujian menunjukkan pada kondisi parallel misalignment 8 mm tanpa pembebana, kenaikan daya mencapai 19,88% (tertinggi dibandingkan pembebanan yang lain). Pada angular misalignment 0.4 rad tanpa pembebanan, kenaikan daya mencapai 16,72 %. Kenaikan daya tertinggi akibat angular misalignment terjadi pada pembebanan 650 watt mencapai 20,29%.

Kata kunci : konsumsi energi, alignment, parallel misalignment, angular misalignment, belt, pulley, unbalance.

1. Pendahuluan

Peralatan rotating machinery yang

menggunakan transmisi beltdanpulley banyak

dipakai dalam kegiatan produksi. Usaha

meningkatkan reliabilitas mesin, memperpanjang umur, mengurangi waktu maintenance, mengurangi

breakdown mesin dan meningkatkan produksi

memerlukan upaya untuk mengeliminasi dan mendeteksi adanya misalignment.

Misalignment adalah kondisi tidak sejajar atau

tidak satu sumbu antara transmisi penggerak dan transmisi yang digerakkan.Ada dua tipe dasar

misalignment pada sambungan poros, yaitu parallel misalignment (offset) dan angular misalignment(sudut)

[Piotrowsky,1995].Misalignment menyebabkan dua permasalahan pokok, yaitu kerusakan pada elemen mesin (bearing, seal, poros, belt, pulley) dan peningkatan konsumsi energi akibat kerugian transmisi. Penelitian ini menitikberatkan pengaruh terhadap konsumsi energi akibat misalignment.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Budiono [2003] yang melakukan penelitian

misaligment pada poros dengan tansmisi coupling

menemukan bahwa angular misalignment

memberikan kerugian energi yang hampir sebanding dengan besar sudut angular yang dibentuk. Parallel

misalignment memberikan kerugian energi secara

kuadratik. Penambahan beban memberikan

kontribusi peningkatan kerugian gesekan akibat

misalignment.

Pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh

misalignment yaitu parallel misalignment dan angular misalignmentpadatransmisi beltdanpulley

terhadap konsumsi daya yang diperlukan untuk menggerakkan motor listrik.

2. Tinjauan Pustaka

1. Alignment dan Misalignment

Alignment adalah kesejajaran sumbu pemutar

dan terhadap sumbu yang diputar. Proses alignment dilakukan pada saat bagian mesin yang berputar tidak sejajar dan tidak sebaris dengan sumbu porosnya.

Misalignment adalah ketidak sejajaran antara

pulley penggerak dan pulley yang digerakkan. Jika mesin yang dijalankan menggunakan transmisi dalam kondisi misalignment akan mengakibatkan gesekan berlebihan antara shaft dengan bearing,

shaft dengan packing atau mechanical seal, dan pada

bagian belt dan pulley [Gaberson,1998]. Semua gesekan tersebut menimbulkan panas, dan tentu memerlukan tenaga tambahan yang berarti tenaga listrik yang diperlukan bertambah. Akibat lain dari

misalignment adalah terjadinya getaran yang

belebihan pada sistem transmisi [Wowk, 2000].

2. Belt

Panjang sabuk (L) yang diperlukan

dipengaruhi oleh diameter kedua pulley dan jarak kedua poros ( C ). Untuk jenis sabuk V, sabuk gilir, panjang sabuk digunakan untuk memilih tipe dan

(2)

B-30

standar sabuk yang akan digunakan. Selain daripada itu panjang sabuk sebagai dasar untuk menentukan jarakpengaturan pengendoran dan pengencangan (speling). Rumusan panjang sabuk untuk pasangan terbuka [Sularso,1983] adalah sebagai berikut :

            C d d d d C L 4 ) ( ) ( 57 , 1 2 2 2 1 2 1 (1)

Penyetelan kekencangan sabuk V sangat perlu dilakukan untuk mengatasi terjadinya selip dan dengan adanya perbedaan kebutuhan panjang sabuk dan panjang sabuk standar maka jarak pulley perlu disesuaikan. Jika panjang sabuk V standar yang dipilih L dan panjang sabuk hasil perhitungn Lc, maka jarak sumbu pulley dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

2

Lc L C

Lc   (2)

C = jarak poros pengambilan (m)

3. Karakteristik Motor Listrik

Torsi dihasilkan motor induksi oleh interaksi antara fluks stator dan rotor. Fluks yang dihasilkan oleh arus stator berputar pada kecepatan sinkron. Arus rotor dapat dapat diinduksi bilarotor berputar pada kecepatan yang lebih rendah daripada kecepatan sinkron.

Pada kondisi tersebut, slip rotor sangat kecil sehingga frekuensi rotor rendah. Tegangan rotor yang terinduksi pada kondisi tersebut kecil, sehingga menghasilkan arus stator yang rendah.

Frekuensi rotor yang sedemikian rendah

menyebabkan reaktansi rotor menjadi rendah sekali. Arus rotor hampir sefase dengan tegangan rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnetik rotor BR yang kecil dan fesenya tertinggal 90 dari arus rotor.

Stator memberikan arus pemagnetan yang cukup

besar untuk menghasilkan BS walaupun dalam

keadaan tanpa beban. Sudut antara BR dan BS

disebut power angel [Sen,1998].

Tind = k . BR . BS. sin  (3)

Harga BR tanpa beban kecil, sehingga torsi

yang dihasilkan motor tanpa beban tidak

besar.Peningkatan beban menyebabkan slip motor membesar, sehingga tegangan rotor meningkat. Akibatnya, arus rotor meningkat dan menghasilkan

medan magnetik rotor BR yang lebih besar.

Peningkatan frekuensi rotor menyebabkan reaktansi rotor ( RLR ) menjadi besar, akibatnya fase arus rotor jauh tertinggal dari tegangan rotor. Pada

kondisi ini, arus rotor dan power angle)

meningkat.

Perhitungan daya motor listrik [Theraja,1998] dapat dilakukan menggunakan persamaan berikut:

cos

eff eff

I

V

P

(4) dimana :

P = daya listrik ( Watt )

Veff = tegangan efektif ( Volt )

Ieff = arus efektif ( Ampere )

 = beda sudut fase antara arus dan

tegangan bolak – balik

Alat ukur menyatakan nominal tegangan dan arus dalam harga RMS (Root Mean Square) atau harga efektifnya.

Daya listrik pada rangkaian satu fase dapat

dihitung dengan persamaan

P

V

eff

I

eff

cos

,

dan untuk rangkaian tiga fase daya listrik dihitung dengan persamaan:

cos

.

3

V

eff

I

eff

P

(5)

Persamaan di atas berlaku dengan syarat ketiga kawat pada rangkaian tiga fase memiliki harga Veff dan Ieff yang sama. Atau dengan kata lain harga sudut antar fase ( line ) berharga sama sebesar 120o. Hal tersebut terjadi bila masing – masing fase memiliki beban induksi yang sama besar.

3. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode laboratory experimental, yaitu metode penelitian dengan membandingkan antara hasil percobaan kelompok kontrol dengan kelompok uji dengan memakai sarana eksperimen laboratorium sebagai basis dalam mencari data.

Independence variablepada penelitian ini

adalah; (a). tipe belt menggunakan V-belt, (b). besar misalignment , yaitu parallel misalignment(: 2, 4, 6, dan 8 (mm) serta angular misalignment(): 4, 8,12, 16 rad, (c) . besar pembebanan ( Pout ): tanpa beban (0 watt), beban sedang (650 watt), dan beban tinggi (1300 watt). Sedangkan dependence variable, yaitubesar tegangan (volt), arus (ampere) dan beda fase (cos  motor.

Eksperiment set updan peralatan uji disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2.

LAMPU BEBAN GENERATOR SINKRON MOTOR INDUKSI 3 FASA

3 FASA FLEXIBLE

COUPLING

DUDUKAN MESIN PENGATUR KEDUDUKAN MOTOR

V-Belt

Pulley Pulley

(3)

B-31

Gambar 2. Peralatan uji

Prosedur reverse indikator digunakan dalam eksperimen ini. Setting awal adalah membuat instalasi

alignment, kemudian merubah instalasi secara

bertahap menjadi parallel misalignment dan angular

misalignment. Pengatur kedudukan motor membantu

proses setting peralatan.Gambar 3 sampai dengan Gambar 5 menjelaskan proses reverse indikator yang dilakukan. Motor Generator = 0 = 0 C Gambar 3.Alignment(=0, =0) Motor Generator > 0 = 0 C 

Gambar 4.Parallel misalignment(>0, 0)

Motor Generator

= 0

> 0 C

Gambar 5.Anggular misaligment(>0, 0)

Mulai Running instalasi Setting Pembebanan Pengukuran: 1.Beban 2. Vrms, Irms (Input) 3. Vrms, Irms (Output) Setting: 1. Alignment 2. Parallel misalignment 3. Angular misalignment Pembebanan Selesai Setting dan Selesai Selesai Ya Tdk Tdk Ya Gambar 6. Langkah - langkah pengambilan data

4. Hasil dan Pembahasan

Misalignment menyebabkan peningkatan daya

input motor. Sub-bab ini akan membahas hubungan beberapa parameter yang menjelaskan fenomena tersebut. 1) Motor listrik 2) Generator synkron 3) Puli motor 4) Puli generator 5) Sabuk V 6) Dudukan motor 7) Dudukan generator 8) Display Pembebanan 9) Saklar motor

(4)

B-32

Kebutuhan torsi rotor akibat pembebanan

merupakan penyebab peningkatan daya input.

Peningkatan torsi dapat terjadi bila medan magnet rotor membesar akibat penambahan arus rotor. Penambahan arus rotor dapat terjadi bila medan magnet stator bertambah. Peningkatan medan magnet stator dapat dipenuhi bila arus input (arus stator) bertambah. Di bawah ini disajikan grafik kenaikan arus input sebagai efek misalignment.

Gambar 7. Arus input motor terhadap variasi parallel

misalignment

Gambar 8.Arus input motor denganvariasiangularmisalignment

Gambar 7 dan 8memperlihatkan pada semua pembebanan, semakin besar nilai misalignment maka semakin besar pula kebutuhan arus input. Peningkatan arus input angular misalignment hampir linier, berbeda dengan apa yang diperlihatkan pada percobaan dengan variasi parallel misalignment.

4.1 Faktor Daya Sebagai Salah Satu Parameter Kenaikan Beban

Faktor daya ( cos ) pada variasi beban 0 – 1300 Watt meningkat, namun efek misalignment terhadap kenaikan faktor daya dari grafik 9 dan 10 menunjukkan kurang begitu signifikan.

Gambar 9.Faktordaya input terhadapvariasiparallelmisalignment

Gambar 10.Faktordaya input terhadapvariasiangularmisalignment

Beda fase antara arus dan tegangan input (  ) mengecil bila arus input mengalami peningkatan. Perubahan arus input yang kecil menyebabkan

perubahan  yang kecil. Peningkatan  akibat

misalignment tidak signifikan. Harga  relatif konstan pada berapa pembebanan.

4.2 Kenaikan Daya Input Akibat Misalignment

Daya input dihitung dengan asumsi pada kumparan motor terjadi pembeban yang seimbang pada masing-masing fase. Perhitungan daya input perfase mengikuti persamaan Pin/fase = Vrms.Irms Cos . Motor yang digunakan dihubungkan dengan input tiga fase, maka perhitungannya mengikuti persamaan Pin/fase = 3.Vrms.Irms Cos . Gambar 11dan 12 menunjukkan hubungan antara daya input dengan

misalignment.

(5)

B-33

Gambar 12. Daya input terhadap angular misalignment Gambar 11 dan 12 menampilkan kondisi tanpa beban, beban sedang (650 Watt) dan beban tinggi (1300 Watt). Daya input menunjukkan peningkatan terhadap parallel atau angular misalignment. Pada kondisi parallel misalignment 8 mm dan tanpa

pembebanan kenaikan daya mencapai 19,88%

(tertinggi dibandingkan pembebanan yang lain). Pada

angular misalignment 0.4 rad tanpa pembebanan,

kenaikan daya mencapai 16,72%. Kenaikan daya tertinggi pada pembebanan 650 watt mencapai 20,29%.

Peningkatan daya input hampir tidak nampak pada kondisi tanpa beban, sehingga grafiknya mendekati konstan. Pembebanan yang lebih tinggi menyebabkan peningkatan daya input lebih kentara.

Peningkatan beban menyebabkan torsi yang

dibutuhkan lebih tinggi. Peningkatan torsi

menyebabkan gaya normal yang bekerja pada permukaan kontak membesar, sehingga gaya gesek yang terjadi meningkat. Penampakan pengaruh misalignment terhadap daya input motor akan ditunjukkan dengan grafik perubahan arus input motor ( Imis.).

%

100

x

I

I

I

I

alignment alignment mis mis

(6)

Perubahan arus input untuk setiap variasi

misalignment dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 13.Perubahan arus input motorterhadap

parallel misalignment

Gambar 14.Perubahan arus input motorterhadap

angular misalignment

Hasil pengujian menunjukkan pada

pembebanan 1300 W dan parallel misalignment 8 mm, meningkatkan arus input sebesar 3,09%. Pada kasus

angular 0.4 rad dan beban 1300W, meningkatkan arus

input terbesar mencapai 2,32 persen.

Arus input merupakan salah satu parameter yang menentukan daya input (konsumsi energi). Faktor daya dan tegangan merupakan parameter lain yang menentukan besar daya input. Faktor daya yang telah dibahas terdahulu menunjukkan peningkatan yang kecil terhadap variasi misalignment, bahkan cenderung konstan. Tegangan input motor induksi pada beberapa literatur dapat dianggap konstan terhadap kenaikan beban karena efek penurunan

tegangan akibat pembebanan sangat kecil

[Piotrovsky,1995].

5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini:

1. Peningkatan arus input akibat parallel

misalignment 8 mm lebih besar daripada angularmisalignment 0.4 rad.

2. Peningkatan arus input akibat parallel

misalignment 8 mm 3.09% dan

angularmisalignment 0.4 rad. sebesar 2.32%

3. Kerugian energi akibat angular misalignment

sebanding dengan sudut angularnya. Kerugian energi akibat parallel misalignment naik secara kuadratik (polynomial).

4. Penambahan beban memberikan kontribusi

peningkatan kerugian gesekan akibat

misalignment. Dari hasil penelitian daya input

menunjukkan peningkatan beban berakibat

peningkatan daya input baik pada parallel maupun angular misalignment.

5.2 Saran

Pengaruh misalignment poros terhadap

kerugian energi motor listrik mungkin tidak signifikan dibandingkan dengan kerugian lain berupa umur

(6)

B-34

operasi elemen mesin seperti bearing, poros atau seal. Penelitian mengenai pengaruh misalignment terhadap vibrasi yang ditimbulkan dan umur operasi elemen mesin akan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai dampak misalignment terhadap kerugian instalasi mesin.

Daftar Pustaka:

Piotrowski, John (1995):Shaft Alignment Hand Book, 2nd edition, Marcel Dekker Inc, New York. Budiono, Teguh (2003):Studi Eksperimental Pengaruh

Misalignment Poros Terhadap Konsumsi Energi Motor Listrik, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember, Surabaya

Gaberson A Howard., Cappillino Ray (1998):Rotating

Machinery Energy Loss Due To Misalignment,

US Naval Facilities Engineering Service Center. Wowk, Victor (2000):Machine Vibration : Alignment,

1st edition, Mc Graw – Hill Companies Inc., New York.

Sularso & Kiyokatsu Suga (1983):Dasar Perencanaan

dan Pemeliharaan Elemen Mesin, Jakarta.

Sen P. C (1998)Electric Machines And Power

Electronics, John Wiley & Sons, New York.

Theraja B.L., Theraja A.K (1997):A text Book of

Electrical Technology Volume 1, S. Chand &

Gambar

Gambar 1.Eksperiment set up
Gambar 5.Anggular misaligment(>0, 0)
Gambar 7.  Arus input motor terhadap variasi parallel  misalignment
Gambar 13.Perubahan arus input motorterhadap  parallel misalignment

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 5 Output Spss One Sample Statistics Average Abnormal Return Perusahaan Yang Baru Pertama Kali Berpartisipasi Dalam IsraDi Sekitar Tanggal Pengumuman

[r]

Prosedur lisis langsung lebih tepat digunakan bila diperlukan hasil DNA dengan jumlah yang besar, mikroorganisme terbatas, dan bila keanekaragaman seluruh sampel

Pada grafik terlihat untuk nilai 10 sampai 40 grafik cenderung landai dan untuk nilai yang lebih besar grafik akan naik tajam, hal tersebut terjadi karena aturan yang

b. Produk : yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat dari silabus, satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh guru dan hasil-hasil

MEMBACA berita harian Kompas itu dalam edisi Jumat, 26 Maret 1999 di halaman 21, saya jadi teringat pada pertemuan saya pertama kali dengan Ramos Horta, aktivis kemerdekaan Timor Tmur,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Telah dipertahankan dihadapan sidang Penguji Skripsi Program Sarjana Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, pada