• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN K3 Kesehatan Keselamatan dan K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN K3 Kesehatan Keselamatan dan K"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia sangat diperlukan untuk meningkatkan

efektifitas sumber daya manusiadalam organisasi. Tujuannya adalah untuk

memberikan kepada organisasi suatu kerja yang efektif, untuk mencapai tujuan

ini manajemen sumber daya manusia akan menunjukkan bagaimana seharusnya

instansi mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan

memelihara pegawai.

Manajemen sumber daya manusia diartikan sebagai manjemen yang

menitikberatkan perhatiannya pada persoalan-persoalan pegawai atau

personalia dalam suatu wadah tertentu. Pengertian tersebut menunjukan bahwa

kegiatan manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan tenaga kerja,

sebagai faktor produksi yang mempunyai daya pikir, perasaan, keterampilan,

kebutuhan, dan sebagainya, dengan kata lain manusia dengan

bermacam-macam sifat dan perilakunya biasa dimanfaatkan, digerakkan dan diarahkan

untuk menciptakan suatu kondisi dan lingkungan sedemikian rupa sehingga

dapat menunjang peningkatan kinerja.

Hakekatnya manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan pegawai

sebagai sumber utama dalam suatu organisasi atau perusahaan dengan cara

yang paling efektif untuk mencapai suatu sasaran organisasi tersebut baik

sasaran jangka pendek atau jangka panjang. Untuk mencapai itu, organisasi

atau perusahaan harus terus menerus melaksanakan kegiatan mencari,

menerima, menetapkan, mengembangkan, dan mendayagunakan pegawai

secara efektif terencana dan terpadu. Manajemen sumber daya manusia

sebenarnya adalah manajemen yang mengkhususkan dalam bidang sumber

(2)

Manajemen sumberdaya manusia (human resources management) adalah

pendayagunaan pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan

pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Manajemen

sumberdaya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem

perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan

karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan, dan hubungan ketenagakerjaan

yang baik. Manajemen sumberdaya manusia melibatkan semua keputusan dan

praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumberdaya

manusianya orang-orang yang bekerja bagi organisasi. Manajemen sumberdaya

manusia terdiri atas serangkaian keputusanyang terintegrasi tentang hubungan

ketenagakerjaan yang memengaruhi efektivitas karyawan dan organisasi

(Hartatik, 2014:13).

Manajemen sumberdaya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang

dilaksanakan agar sumberdaya manusia di dalam organisasi dapat digunakan

secara efektif guna mencapai berbagai tujuan. Konsekuensinya,

manajer-manajer di semua lapisan harus menaruh perhatian pada pengelolaan

sumberdaya manusia. Ide pencapaian berbagai tujuan (objectives) merupakan

hal utama dari setiap bentuk manajemen.

Inti dari manajemen SDM adalah pengelolaan orang di dalam organisasi secara

optimal, agar kinerja organisasi tercapai seperti yang diharapkan. Asumsi yang

lahir dari manajemen sumber daya manusia adalah bahwa manusia memiliki

akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dorongan,

daya dan karsa. Semua potensi inimemengaruhi upaya organisasi dalam

pencapaian tujuannya.

Betapapun majunya teknologi, modal, sumber daya alam, namun jika tanpa

(3)

tujuannya. Betapapun bagusnya rumusan tujuan dan rencana organisasi, maka

akan sia-sia jika unsur sumber daya manusia tidak dikelola secara profesional.

Ardana (2012 : 5) mengatakan bahwa :

Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai rangkaian strategi, proses dan aktivitas yang didesain untuk menunjang tujuan perusahaan

sumber daya manusia adalah aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber

daya manusia dalam organisasi dapat didayagunakan secara efektif dan efisien

untuk mencapai tujuan.

Sunyoto (2015 : 1) mengatakan bahwa :

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting

dalam suatu organisasi atau perusahaan, di samping faktor lain seperti aktiva

dan modal. Oleh karena itu sumber daya manusia harus dikelola dengan baik

untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, sebagai salah satu fungsi dalam

perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia.

Bangun (2012 : 5) mengatakan bahwa :

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, penggerakan dan pengawasan terhadap pengadaan, perngembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Orang yang melaksanakan aktivitas tersebut adalah manajer sumber daya manusia, yang memperoleh kewenangan dari manajer umum untuk mengelola manusia dalam suatu organisasi.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai

(4)

kerja yang menopang seluruh aktivitas dari organisasi, lembaga atau perusahaan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, bagian yang mengurusi sumber

daya manusia pada organisasi biasanya disebut departemen SDM dan HRD.

Sutrisno (2014 : 22) mengemukakan bahwa :

Manajemen sumber daya manusia digunakan untuk mengetahui pentingnya pegawai sebagai aset perusahaan karena keterampilan, pengetahuan dan pengalaman pegawai memiliki nilai ekonomis terhadap perusahaan. Pegawai dalam perusahaan memiliki nilai potensial yang dapat direalisasikan hanya dengan kerja sama mereka.

Mengingat pentingnya peran sumber daya manusia dalam perusahaan agar

tetap dapat survive dalam iklim persaingan bebas tanpa batas, maka peran

manajemen sumber daya manusia tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab para

pegawai atau pegawai, akan tetapi merupakan tanggung jawab pimpinan

perusahaan. Pengelolaan manajemen sumber daya manusia tentu saja harus

dilaksanakan oleh pimpinan yang profesional. Dengan demikian, manajemen

sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pengelolaan dan pendayagunaan

sumber daya yang ada pada individu (pegawai).

Sumber daya manusia selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan, baik itu

perusahaan kecil maupun besar. Meskipun sumber dayamanusia merupakan

salah satu faktor produksi yang ada pada perusahaan akan tetapi peranannya

dalam pencapaian tujuan sangat besar.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia adalah untuk mengoptimalkan

kegunaan dari seluruh pekerja didalam sebuah perusahaan atau organisasi.

Pada konteks ini, produktivitas diartikan sebagai nisbah dari output (keluaran)

(5)

bahan baku, energi dan yang lainnya. Dan sementara itu, tujuan khusus dari

sebuah manajemen sumber daya manusia adalah untuk membantu para

manajer fungsional atau manajer lini supaya bisa mengelola seluruh pekerja

dengan cara yang lebih efektif.

Didalam konteks ini, seorang manajer sumber daya manusia adalah merupakan

seorang yang lazimnya bertindak seperti kapasitas sebagai seorang staf, yang

saling bekerja sama dengan pada manajer lainnya dalam membantu mereka

untuk menangani semua masalah sumber daya manusia. Jadi, Basically, seluruh

manajer bertanggung jawab terhadap pengelolaan tenaga kerja pegawai pada

unit kerjanya masing-masing. Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan semacam

suatu pembagian peran dan tanggung jawab dalam aktivitas aktivitas operasional

pengelolaan Sumber Daya Manusia antar manajer lain yang sehari-harinya

mengelola para bawahan atau anggota dalam unit kerja.

Sunyoto (2015 : 8) mengemukakan bahwa ada empat tujuan manajemen sumber

daya manusia yaitu :

Tujuan sosial

Tujuan sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi

bertanggungjawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan

masyarakat seraya meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap

organisasi. Organisasi bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas

masyarakat dan membantu memecahkan masalah sosial,

Tujuan organisasi

Tujuan organisasi manajemen sumber daya manusia adalah sasaran formal

organisasi yang dibuat untuk membantu mencapai tujuannya. Departemen

sumber daya manusia dibentuk untuk membantu para manajer mencapai tujuan

(6)

Tujuan fungsional

Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia merupakan tujuan untuk

mempertahankan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pemborosan sumber daya manusia

terjadi jika departemen sumber daya manusia terlalu canggih maupun kurang

canggih dibandingkan dengan kebutuhan organisasi.

Tujuan pribadi

Tujuan pribadi adalah tujuan individu dari setiap anggota organisasiyang hendak

dicapai melalui aktivitasnya di dalam organisasi. Jika tujuan pribadi dan tujuan

organisasi tidak cocok atau tidak harmonis, maka karyawan barangkali memilih

untuk menarik diri dari perusahaan. Konflik antara tujuan karyawan dan tujuan

organisasi dapat menyebabkan keinginan kerja yang lermah, ketidakhadiran, dan

bahkan sabotase. Kegagalan karyawan mengharapkan organisasi agar

memuaskan kebutuhan mereka yang terkait dengan pekerjaan.

Perencanaan sumber daya manusia adalah langkah-langkah tertentu yang

diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga

kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan

yang tepat pada waktu yang tepat. Perencanaan sumber daya manusia ini untuk

menetapkan program pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan

pemberhentian karyawan. Jadi, dalam rencana sumber daya manusia harus

ditetapkan semua hal tersebut secara baik dan benar.

Menurut Susilo (2010:67) bahwa ruang lingkup audit manajemen sumber daya

manusia salah satunya adalah perencanaan audit sumber daya manusia. Audit

dimulai secara logis dengan suatu telaah kerja departemen sumber daya

manusia, audit sumber daya manusia meliputi suatu perencanaan sumber daya

(7)

Adapun indikator pengukuran perencanaan audit sumber daya manusia adalah

sebagai berikut :

Menetapkan staf secara tepat dalam penugasan sesuai dengan keahlian.

Penyusunan program kerja audit

Pelaksanaan pengembangan strategi menyeluruh.

Perencanaan sumber daya manusia dapat memenuhi banyak tujuan organisasi.

Menurut Stone (2011:71) terdapat tujuan pokok yaitu :

Membantu dan menentukan tujuan organisasi, termasuk perencanaan

pencatatan kesempatan kerja yang sama pada karyawan dan tujuan tindakan

alternatif.

Melihat pengaruh program dan kebijakan alternatif sumber daya manusia dan

menyarankan pelaksanaan alternatif yang paling menunjang kepada keefektifan

organisasi.

Perencanaan dengan segala variasinya ditujukan untuk membantu mencapai

tujuan organisasi. Perencanaan dapat menimbulkan resiko atau ketidakpastian

suatu tindakan. Kebutuhan akan kepercayaan sumber daya manusia mungkin

tidak segera tampak, tapi hampir tidak pernah dapat terpenuhi dengan cepat

atau mudah. Suatu organisasi yang tidak merencanakan sumber daya manusia

akan melihat kebutuhan karyawannya tidak akan terpenuhi dan tujuan akan

keseluruhan organisasi tidak akan tercapai secara efektif.

2.1.3 Pengertian Kesehatan Kerja

Dalam bekerja seorang karyawan membutuhkan adanya jaminan atas kesehatan

dan keselamatan kerjanya dari perusahaan. Hal ini merupakan suatu kebutuhan

karena adanya jaminan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja akan

(8)

kinerjanya akan lebih baik pula sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan

maupun tujuan pribadinya dapat terpenuhi.

Berkaitan dengan hal tersebut, setiap perusahaan mempunyai tugas ganda yaitu

disamping memperoleh profit bagi perusahaan juga mempunyai tanggung jawab

sosial terhadap lingkungan intern perusahaan. Lingkungan internal perusahaan

antara lain adanya jaminan keamanan dalam bekerja dan upah yang layak. Bila

hal ini telah dapat dilaksanakan dengan baik maka akan memberikan peluang

bisnis kedepan yang lebih baik sehingga perusahaan akan lebih survive dalam

menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja,

tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau

menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum memasuki usia kerja, anak, dan

remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, yakni

mempunyai kegiatan, misal sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja, dan

kegiatan pelayanan sosial bagi yang lanjut usia

Kesehatan kerja menurut Mathias dan Jakson (2012 : 245) adalah kondisi yang

merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Individu

yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah

mental emosi yang bisa menggangu aktivitas. Adapun unsur kesehatan berkaitan

erat dengan lingkungan kerja dan pekerjaan, yang secara langsung maupun

tidak langsung dapat memengaruhi efisiensi dan produktifitas.

Wirawan (2015:543) menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah penerapan ilmu

kesehatan atau kedokteran di bidang ketenagakerjaan yang bertujuan untuk

mencegah penyakit yang timbul akibat kerja dan mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan para pekerja atau buruh untuk meningkatkan kinerja

mereka. Kesehatan kerja berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh seorang

(9)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan itu

merupakan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang diupayakan

melalui tindakan menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatannya

sehingga bisa hidup produktif dan mempunyai tenaga yang sebaik-baiknya.

B. Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan

psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan

oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan.

Kesehatan dan keselamatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang

menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang sebagai

akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut.

Keselamatan kerja tentu saja mudah dipahami sebagai suatu aspek penting

dalam usaha meningkatkan kesejahteraan, produktivitas kerja, sehingga menjadi

suatu kewajiban dari perusahaan untuk meningkatkannya. Sebab, bilamana

dilihat dari sasaran-sasaran manajemen sumberdaya manusia sebagai filosofi

dalam melakukan berbagai programnya, yaitu sasaran organisasi, individu, sosial

dan fungsional, maka peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja dari aspek

organisasi akan dapat meningkatkan produktivitas pegawai, mengurangi

biaya-biaya akibat kecelakaan kerja, dan mengurangi kesalahan.

Sedangkan Rivai (2014:411), menyatakan bahwa ”Keselamatan Kerja merujuk

pada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang

diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan”.

Pengertian lain tentang keselamatan dari beberapa ahli dikemukakan sebagai

berikut: ”Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah pengawasan terhadap orang,

mesin, materaial, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja

(10)

Selain faktor keselamatan, hal penting yang juga harus diperhatikan oleh

manusia pada umumnya dan para pekerja konstruksi khususnya adalah faktor

kesehatan. Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak

hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat

mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial.

Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian

sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun

pendekatan praktis juga berupaya mempelajari faktor-faktor yang dapat

menyebabkan manusia menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk

mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar manusia

tidak menderita sakit, bahkan menjadi lebih sehat.

Selanjutnya pengertian keselamatan kerja menurut Marwansyah (2010:341)

mengemukakan bahwa : ” Keselamatan kerja (safety) adalah perlindungan para

pekerja dari luka-luka yang diakibatkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan

pekerjaan ”.

Wirawan (2015:543) mengatakan bahwa :

Keselamatan kerja adalah kondisi dimana pekerja selamat, tidak mengalami kecelakaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Dengan demikian, pelaksanaan pekerjaan berlangsung secara normal tidak terganggu oleh kecelakaan kerja, tenaga kerja dapat menviptakan kinerja yang direncanakan. Agar hal tersebut dapat tercipta perusahaan atau organisasi perlu melaksanakan manajemen keselamatan kerja yang merupakan bagian integral dari manajemen perusahaan atau organisasi.

Mangkunegara (2011:160), mengemukakan definisi keselamatan kerja sebagai

berikut :

(11)

Suparyadi (2015:384) juga mendefinisikan tentang keselamatan kerja.

Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana karyawan

dalam melaksanakan pekerjaan dengan terbatas dari kemungkinan terjadinya

kecelakaan sehingga tidak merasa khawatir akan mengalami kecelakaan.

Keselamatan kerja sangat bergantungpada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana

pekerjaan itu dilaksanakan. Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting

agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan

selamat, para pekerja akan bekerja secara maksimal dan

semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko

kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup tentang kondisi

bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja

Simanjuntak, (2011:47).

Para manajer harus bisa memberikan perhatian pada isu-isu kesehatan dan

keselamatan di tempat kerja, sebagai reaksi bila masalah-masalah itu muncul.

Saat ini sejumlah atasan/majikan telah memutuskan untuk mengadopsi tindakan

yang lebih proaktif dalam perawatan kesehatan. Hal ini bisa dalam bentuk sistem

pemeriksaan kebugaran dan kesehatan yang dirancang untuk mengubah gaya

hidup para karyawan di dalam dan di luar organisasi.

Bidang kesehatan dan keselamatan dalam pekerjaan ini dilengkapi dengan

peraturan-peraturan dan petunjuk-petunjuk umum dengan maksud untuk

melindungi orang banyak dari bahaya di tempat kerja. Namun demikian,

kecelakaan-kecelakaan tetap terjadi dan sering disebabkan oleh kelalaian

manusia. Jika demikian kasusnya, maka dibutuhkan elemen manusiawi dalam

sistem manusia mesin (man machine system) dalam pekerjaan.

Oleh karena itu, perusahaan dalam hal ini departemen sumberdaya manusia,

(12)

dan kesehatan kerja seperti yang diharuskan oleh undang-undang maupun yang

tidak diharuskan oleh undang-undang secara tegas, sejauh itu dipikirkan sebagai

usaha untuk meningkatkan keselamatan kerja.

Secara umum, kewajiban perusahaan dalam meningkatkan keselamatan kerja

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Memelihara tempat kerja yang aman dan sehat bagi pekerja

Mematuhi semua standar dan syarat kerja

Mencatat semua peristiwa kecelakaan yang terjadi yang berkaitan dengan

keselamatan kerja.

C. Tujuan Kesehatan dan KeselamatanKerja

Tujuan utama keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk sedapat mungkin

memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap karyawan

dan untuk melindungi sumberdaya manusia. Dalam bukunya Yuli (2012:211)

menyatakan bahwa, kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia

dibuat dengan tujuan sebagai berikut :

Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan

untuk kesejahteraan hidupnya.

Menjamin keselamatan kerja dari setiap orang yang berada di tempat kerja.

Menggunakan sumber-sumber produksi dan dipergunakan secara aman dan

efisien.

Marwansyah(2010:128) mengemukakan bahwa tujuan program kesehatan dan

keselamatan kerjaadalah :

Menciptakan lingkungan psikologis dan sikap yang mendukung keselamatan

kerja, tujuan ini menjadi tanggungjawab setiap orang di dalam organisasi

(13)

Rivai (2014:309) bahwa tujuan dan pentingnya kesehatan dan keselamatan

kerjaadalah :

Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat

Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-kecelakaan

kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan dengan stres, serta mampu

meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, perusahaan akan

semakin efektif. Peningkatan-peningkatan terhadap hal ini akan meng-hasilkan :

Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang

Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen

Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

Kerugian lingkungan kerja yang tidak aman dan tidak sehat

Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian-kerugian akibat

kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita

penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. Selain itu, ada juga yang berkaitan

dengan kondisi-kondisi psikologis. Perasaan-perasaan pekerja yang

meng-anggap dirinya tidak berarti dan rendahnya keterlibatannya dalam pekerjaan,

barangkali lebih sulit dihitung secara kuantitatif, seperti juga gejala-gejala stress

dan kehidupan kerja yang bermutu rendah.

Dengan demikian dapat disimpulkan maksud dan tujuan dari beberapa pendapat

di atas adalah bagaimana melakukan suatu upaya dan tindakan pencegahan

untuk memberantas penyakit dan kecelakaan akibat kerja, bagaimana upaya

pemeliharaan serta peningkatan kesehatan gizi serta bagaimana mempertinggi

efisiensi dan produktivitas manusia sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai

dengan baik dengan tidak meninggalkan masalah perlindungan terhadap

masyarakat disekitar lingkungan perusahaan agar terbebas dari polusi dan

(14)

Di negara berkembang seperti Indonesia, undang-undang keselamatan dan

kesehatan kerja yang berlaku tidak secara otomatis meningkatkan kondisi di

tempat kerja, di samping hukuman yang ringan bagi yang melanggar aturan.

Meningkatkan standar keselamatan kerja yang lebih baik akan menghasilkan

keuangan yang baik.

D. Pengertian Keamanan Kerja

Keamanan kerja adalah melindungi fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada

dari akses-akses yang tidak sah serta untuk melindungi para karyawan ketika

sedang bekerja atau melaksanakan penugasan pekerjaan. Tentunya, mencegah

adanya orang-orang yang tidak berhasil dalam mengakses sistem internal

perusahaan. Keamanan bisa mencakup memberikan program bantuan

emergency bagi para karyawan yang menghadapi masalah kesehatan. Dengan

semakin banyaknya kejahatan di tempat kerja, keamanan dari tempat kerja,

menjadi perhatian besar untuk para pengusaha dan para karyawan.

Menurut Borg dan Elizur (1992) bahwa keamanan kerja sebagai

harapan-harapan karyawan terhadap keberlangsungan pekerjaannya. Keamanan kerja

mencakup hal-hal seperti tidak adanya kesempatan promosi, kondisi pekerjaan

umumnya dan kesempatan karir jangka panjang.

Penekanan terhadap pentingnya memahami peran keamanan kerja terhadap

reaksi karyawan dari adanya perubahan organisasi telah meningkat pada dekade

terakhir (Davy et al, 1997). Keamanan kerja tidak dapat dipisahkan dari perhatian

terhadap ketidakpastian kelanjutan pekerjaan seseorang dan situasi yang tidak

pasti yang dihasilkan dari adanya perubahan dalam organisasi seperti

downsizing, merger, dan reorganisasi dan belum adanya penelitian yang

sistematik yang dilakukan untuk menguraikan peran ketidakpastian dalam

(15)

perubahan-perubahan organisasional seperti downsizing dan merger dianggap

sebagai suatu ancaman bagi harapan-harapan karyawan, maka inilah yang

disebut sebagai keamanan kerja (Davy et al, 1997). Pentingnya faktor keamanan

kerja digerakkan oleh adanya kenyataan mengenai pengaruhnya terhadap

berbagai outcomes yang berhubungan dengan pekerjaan (Yousef, 2002)

Keamanan bekerja menurut Sistem Manajemen K3 merupakan upaya manajer

perusahaan untuk mencapai kondisi tempat kerja yang aman dan nyaman untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan elemen sebagai berikut :

Sistem kerja adalah suatu kesatuan yang meliputi : petugas yang kurang

berkompeten dalam mengidentifikasi bahaya yang ada ditempat kerja dan

menilai risiko yang timbul ditempat kerja, upaya pengendalian risiko yang

diperlukan dan ditetapkan melalui tingkat pengendalian.

Pengawasan merupakan suatu proses pengawasan dan pengamatan dari

seluruh kegiatan pekerja, sehingga pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan apa

yang sudah ditentukan dan sudah menjadi tanggung jawab pekerja.

Lingkungan kerja merupakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman yang

dapat memberikan kenyamanan bagi pekerjanya sehingga pekerjanya betah

dalam melakukan pekerjaannya.

Pelayanan kesehatan merupakan penyediaan layanan yang baik dan pelayanan

kesehatan yang patuh pada standart dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan

Transmograsi No. 03/Men/1982, maka perlu adanya penyusunan prosedur untuk

menjamin perusahaan bahwa pelayanan sudah memenuhi standar.

Pengertian Produktivitas Kerja Karyawan

Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber pertumbuhan utama

untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sebaliknya, pertumbuhan

(16)

kesinambungan peningkatan produktivitas jangka panjang. Dengan demikian,

pertumbuhan dan produktivitas bukan dua hal yang terpisah atau memiliki

hubungan satu arah, melainkan keduanya adalah saling tergantung dengan pola

hubungan yang dinamis, tidak mekanistik, non linear dan kompleks.

Widodo (2015 : 219) mengatakan bahwa produktivitas adalah hubungan antara

berapa output yang dihasilkan dan berapa input yang dibutuhkan untuk

memproduksi output tersebut. Produktivitas merupakan suatu istilah yang sering

digunakan dalam perencanaan pengembangan industri pada khususnya dan

perencanaan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Pengertian

produktivitas pada umumnya lebih dikaitkan dengan pandangan sosiologi. Tidak

dapat diingkari bahwa pada akhirnya apapun yang dihasilkan melalui kegiatan

organisasi dimasukkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk

didalamnya tenaga kerja itu sendiri.

Namun demikian konsep produktivitas adalah mengacu pada konsep

produktivitas sumber daya manusia. Secara umum konsep produktivitas adalah

suatu perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) persatuan

waktu. Menurut Arfida (2013:35), produktivitas dapat dikatakan meningkat

apabila :

Jumlah produksi/keluaran meningkat dengan jumlah masukan/sumber daya yang

sama.

Jumlah produksi/keluaran sama atau meningkat dengan jumlah masukan/sumber

daya lebih kecil

Produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya yang

relatif kecil

Sumber-sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan

keterampilan organisatoris dan teknis sehingga mempunyai tingkat hasil guna

(17)

diolah. Melalui berbagai perbaikan cara kerja, pemborosan waktu, tenaga dan

berbagai input lainnya akan bisa dikurangi sejauh mungkin. Hasilnya tentu akan

lebih baik dan banyak hal yang bisa dihemat. Yang jelas, waktu tidak terbuang

sia-sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa

terselenggara dengan baik, efektif dan efisien.

Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaaan secara terpadu sumber daya

manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, manajemen, informasi,

energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan

peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep

produktivitas semesta/total.

Sutrisno (2014 : 99) mengemukakan bahwa produktivitas adalahhubungan

antara keluaran (barang-barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja,

bahan, uang. Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan

antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan tenaga

kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai.

Sunyoto (2015 : 202) mengatakan bahwa produktivitas merupakan sikap mental

yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari

ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Secara teknik

produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dari

keseluruhan sumber daya yang digunakan, produktivitas tenaga kerja

merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan pasar tenaga kerja

persatuan waktu dan sebagai tolok ukur jika diekspansi dan aktivitas dari sikap

sumber yang digunakan selama produktivitas berlangsung dengan

membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang digunakan.

(18)

Penyakit akibat kerja bila tidak ditangani secara sungguh-sungguh dan terpadu,

dapat menjadi bumerang bagi pekerja dan perusahaan di tempat mana mereka

bekerja, misalnya: kanker kelenjar tiroid, hati, paru-paru, otak dan ginjal; penyakit

paru-paru putih, coklat dan hitam; leukemia; bronthitis; emphysema; lymphomia,;

anemia plastik, kerusakan sistem saraf pusat; dan kelainan-kelainan reproduksi.

Bagi tenaga kerja, penyakit akibat kerja dapat menurunkan produktivitas kerja

sekaligus menurunkan pendapatan yang diterimanya. Sedangkan bagi

perusahaan berakibat menurunnya jumlah produksi serta memberikan citra yang

kurang baik terhadap kualitas dan kapasitas perusahaan. Untuk itu pertimbangan

ekonomi secara murni mungkin tidak baik, maka perlu memanusiakan pekerjaan

atau membuat suasana kerja lebih manusiawi.

Pencegahan penyakit akibat kerja dilakukan melalui pendekatan pekerja,

pengusaha dan pengaturan oleh pemerintah tentang norma-norma kesehatan

dan keselamatan kerja, seperti norma pengamanan kerja, norma memperlancar

pekerjaan bongkar muat dan penyimpanan barang, norma pencegahan aliran

listrik dan sebagainya.

Upaya-upaya pencegahan penyakit akibat kerja secara terpadu atau terkait

adalah sebagai berikut Barthos (2009) :

Pengaturan Jam Kerja

Jam kerja normal 40 jam kerja seminggu untuk era industri tahun 2000 tidak lagi

memberikan jaminan produktivitas tinggi. Apabila diperhitungkan kerja lembur,

baik secara teratur maupun secara sewaktu-waktu hanya merupakan hak

istimewa bagi sebagian kecil pekerja terampil yang mengelola teknologi canggih.

Kaitan positif antara jam kerja dengan produktivitas kerja yaitu bahwa keadaan

pekerja dapat dipengaruhi oleh kurangnya istrahat yang memadai sehingga

menimbulkan pengaruh kejiwaan terhadap tenaga kerja. Sebagai contoh

(19)

kerja yang dipekerjakan dalam shift sewajarnya menerima perlindungan khusus

seperti gaji ekstra, bonus dan sebagainya.

Daya Tahan Tubuh Pekerja

Daya tahan tubuh pekerja baik fisik maupun mental memengaruhi keselamatan

dan kesehatan serta produktivitas kerja. Pekerja yang daya tahannya buruk akan

memengaruhi motivasi dan kreatifitas kerja, untuk itu diupayakan gizi, menu

makanan serta minuman penyegaran untuk menunjang kesehatan fisik dan

mental mereka. Gerak badan dan olah raga harus dimasukkan sebagai

persyaratan pokok, untuk menjaga agar badan dan ingatan menjadi efisien dan

produktif.

Kemudahan Menghemat dalam Waktu dan Efisiensi Kerja

Dalam menghadapi teknologi canggih terutama pada instansi pengolahan dan

konstruksi maka dengan adanya berbagai sistem seperti MIS dan Network

Planing yang tepat maka akan terjadi suatu akumulasi yang sempurna antara

teknologi keterampilan, sikap kerja dan produktivitas akan mencapai titik optimal

efisiensi dalam waktu kerja. Oleh karena itu pada beberapa Negara industri maju

telah diadakan berbagai upaya pengurangan jam kerja untuk waktu istrahat dan

libur. Sebagai kompensasinya maka dicari jalan keluar dengan sistem shift yang

didukung oleh model upah shift, pengaturan waktu senggang pada pekerja

dengan memakai alat-alat optic, alat-alat pengujian, alat-alat yang mengandung

radio aktif, bekerja di tempat yang tinggi di bidang konstruksi dan pekerjaan

penyelaman baik di laut maupun di sungai. Hal ini perlu diatur di dalam

kesepakatan kerja bersama dan atau peraturan-peraturan perusahaan sehingga

mutu dan kemampuan fisik dari pekerja dapat terjamin. Biasanya pengaturan jam

kerja yang efisien diiringi dengan skala upah yang berbeda jenis pekerjaannya.

(20)

Kenyamanan kerja perlu diupayakan di semua sektor mengingat jenis pekerjaan

di setiap sektor mempunyai kerawanan tertentu. Keadaan tersebut dapat

mendukung kenyamanan kerja dan peningkatan produktivitas kerja. Dalam era

industri tahun 2000 maka diperlukan perubahan-perubahan untuk mendukung

keadaan tersebut seperti, design peralatan yang disesuaikan dengan kondisi

kerja di Indonesia, perubahan sikap kerja dan budaya kerja, penggunaan manual

dan label yang sangat sederhana melalui model-model simbiolik di Indonesia

sendiri.

Keamanan Kerja

Keamanan dalam melakukan suatu pekerjaan ditandai dengan adanya

kesempurnaan di dalam lingkungan kerja, alat kerja, bahan kerja yang

dikendalikan oleh sebuah sistem manajemen yang baik. Beberapa pengamatan

menunjukkan bahwa rasa aman di dalam menjalankan tugas masih menjadi

dambaan bagi semua pekerja. Sebagai contoh, (1) terdapatnya alat-alat

terutama pada industri pengolahan yang terbuka yang mengundang bahaya, (2)

curahan bahan yang dapat menyebarkan partikel-partikel bahan-bahan tersebut

yang mengakibatkan sakit, (3) perencanaan lingkungan oleh limbah industri

pengolahan yang dapat menganggu keamanan si pekerja, (4) sistem manajemen

(21)

DAFTAR PUSTAKA

A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Penerbit : Remaja Rosda Karya, Bandung

Adyasti Andika Sari. 2016.Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja KaryawanSkripsi Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam negeri Sultan Kalijaga, Yogyakarta

Ambo Sakka Hadmar. 2017. Pengaruh Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada PT. Astra Honda Motor Sunter. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Ardana, I Komang, dkk. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arfida, 2013, Ekonomi Sumber Daya Manusia, cetakan pertama, Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta

Atika Puspita Sari (2012), Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Engineering BP Tangguh, Teluk Bintuni, Papua. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Administrasi Niaga Depok

Bangun, Wilson, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit : Erlangga, Jakarta

Barthos, Basir, 2009, Manajemen Kearsipan, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta

Bella, Gloria Ukhisia. 2013. Analisis Pengaruh Keselatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan di Bagian Instalasi PG Krebet Baru II Malang. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 14 No. 2

Borg, I and Elizur, D. 1992.Job Insecurity; Correlates, Moderators And Measurement; International Journal of manpower; Vol.13 No 2; p. 13-26.

Davy , JA , AJ Kinichi , and CL Scheck. 1997. “A Test of Job Security’s Direct and Mediated Effect on Withdrawal Cognition”, Journal of Organizational, p. 323-349.

Dewi, Sari Ratna Andi. 2013. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Prodi. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 8072/proposal%20ratna.docx?sequence=1.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Penerbit : Badan Penerbit BPFE, Yogyakarta

(22)

Hartatik, Indah Puji, 2014.Buku Praktis Mengembangkan SDM, Cetakan

Marwansyah, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi kedua, cetakan pertama, Penerbit : Alfabeta, Bandung

Mathis.L.Robert dan Jackson.H.John. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira), Jilid satu, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta

Nur, Hiksan. 2012. Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Makassar. Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar

Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala, 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Edisi pertama, cetakan kedua, Penerbit : Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sedarmayanti, 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia, Refirmasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, cetakan kelima, edisi revisi, Penerbit : Refika Aditama, Bandung.

Setiawan, Novri Indra. 2013. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Departemen Jaringan PT PLN (Persero) Area Surabaya Utara. Jurnal

Simanjuntak, Payaman J. 2011. Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Penerbit : FE UI, Jakarta.

Stone, Thomas H. 2011. Understanding Personal Management. Holt Saunders, Tokyo

Sunyoto Danang, 2012, Analisis Validitas dan Asumsi Klasik, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Gava Media, Yogyakarta

---, 2015, Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Mansuia, cetakan pertama, Penerbit : CAPS, Yogyakarta

Suparyadi, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi pertama, Penerbit : Andi Offset, Yogyakarta

(23)

Sutrisno, Edy, 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi pertama, cetakan keenam, Penerbit : Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Ukhisia, Gloria Bella. 2013. Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Partial Least Squares. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 14 No. 2

Umar, Husein, 2013, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Widodo Suparno Eko, 2015, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, cetakan pertama, penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Wirawan. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, cetakan pertama, Penerbit : Rajawali Pers, Jakarta

Yousef, Darwish A. 2002.Job Satisfaction As a Mediator of The Relationship Between Role Stressor and Organizational Commitment, Journal of Management Psychology, Vol. 17 No. 4, p. 250-266.

Yuda, Hermawan Hamsya. 2015. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Service Kendaraan di Bengkel PT. Liek Motor Mojokerto. Jurnal Teknik Mesin, Vol. 4 No. 01

Referensi

Dokumen terkait

Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inlamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik

1. Sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh tingggi terhadap kualitas laporan keuangan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung, artinya

Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 443/KMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat.. Jenderal Pajak yang mana

Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam tugas akhir yang berjudul : “ Analisis Perpindahan Moda Transportasi Darat Rute Semarang – Ambarawa Dengan Metode Stated Preference ” ini

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa (1) penerapan penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar, dan keterampilan

Apabila responden setuju, maka responden diminta untuk mengisi lembar persetujuan (informed consend) dan menandatanganinya, dan sebaliknya apabila responden tidak bersedia,

Kredensial staf keperawatan/kebidanan dilakukan pada awal penerimaan staf, berdasarkan kompetensi dan kwalifikasinya untuk menentukan kewenangan klinis staf

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain yang ada dalam dokumendesain sistem yang disetujui dan menguji, menginstal, memulai, serta