• Tidak ada hasil yang ditemukan

362073454 Perbedaan Paradigma KTSP Dan K 13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "362073454 Perbedaan Paradigma KTSP Dan K 13"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang tenaga pendidik untuk memberikan materi dan ilmu yang baik terhadap peserta didik, kurikulum juga mempunyai perkembangan dan itulah kenapa pentingnya peran kurikulum harus di pahami.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan paradigma KTSP dan K13 ?

2. Bagaimana perbedaan jenis dokumen kebijakan Permen Kurikulum KTSP dan K 13 ?

3. Bagaimana perbedaan pendekatan dan metode pembelajaran KTSP dan K 13 ? 4. Bagaimana perbedaan sistem penilaian dalam KTSP dan K 13 ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui perbedaan paradigma KTSP dan K13.

2. Untuk mengetahui perbedaan jenis dokumen kebijakan Permen Kurikulum KTSP dan K 13.

3. Untuk mengetahui perbedaan pendekatan dan metode pembelajaran KTSP dan K 13.

(2)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perbedaan Paradigma KTSP dan K 13

2.1.1 Paradigma KTSP

Menurut Undang-Undang No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari uraian ini tergambar kompetensi yang perlu dicapai oleh peserta didik dalam satu proses pendidikan. Secara umum ada tiga ciri kompetensi yang diamanahkan oleh undang-undang, yaitu menanamkan upaya memeperoleh pengetahuan, memiliki keterampilan dan menanamkan nilai-nilai/sikap pada peserta didik. Ketiga aspek dasar ini merupakan dasar penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dalam penerapan suatu kurikulum, pengelola dan pelaksana pendidikan seharusnya memiliki pandangan kedepan yang kreatif dan inovatif. Sebab paradigma pendidikan juga turut berkembang, seperti sifat pengajaran berkembang menjadi pembelajaran; teacher centre berkembang ke student centre; guru bukan lagi penceramah tetapi guru fasilitator dan mediator; metode pembelajaran juga bervariasi.

Perubahan paradigma berhubungan dengan pola berpikir dan pola bertindak dalam memandang, menyikapi dan melaksanakan kurikulum tersebut. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan , keindividuan, kesosialan dan moral. Kurikulum dilakanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia dengan menggunakan prinsip yang berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan juga seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.

(3)

Usaha pencapaian tujuan pembelajaran, guru seharusnya sudah merancang sejak awal dan menatanya dalam silabus sehingga proses pelaksanaan pembelajaran lebih terarah. Silabus tersebut idealnya telah mengarah pada berbagai ranah, utamanya ranah kognitif, afektif dan psikomotor melalui apa yang dilihat, diamati, didengar,dan dirasakan dalam aktivitas pembelajaran siswa.

Dengan KTSP, guru mengajar supaya peserta didik memahami yang diajarkan dan mampu memanfaatkannya dengan menerapkan pemahamannya baik untuk memahami alami lingkungan sekitar maupun untuk solusi atau pemecahan masalah sehari-hari. Kegiatan mengajar bukan sekedar mengingat fakta untuk persediaan jawaban tes sewaktu ujian. Akan tetapi, kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menumbuhkan sejumlah sikap positif yang direfleksikan peserta didik melalui cara berpikir dan cara bertindak atau berperilaku sebagai dampak hasil belajamya. Oleh karena itu cara guru mengajar perlu diubah. Ditinjau dari esensi proses pembelajarannya, perlu adanya pengubahan paradigma "mengajar" (teaching) menjadi "membelajarkan" (learning how to learn) sehingga proses belajarnya cenderung dinamis dan bersifat praktis dan analitis dalam dua dimensi yaitu: pengembangan proses eksplorasi dan proses kreativitas. Proses eksplorasi menjadi titik pijak untuk menggali pengalaman dan penghayatan khas peserta didik, bukan dari pihak luar, bukan dari apa yang dimaui orang tua, guru, maupun masyarakat bahkan pemerintah sekalipun. Dari proses tersebut dikembangkan prakarsa untuk bereksperimen-kreatif, berimajinasi-kreatif dengan metode belajar yang memungkinkan peserta didik untuk melatih inisiatif berpikir, mentradisikan aktivitas kreatif, mengembangkan kemerdekaan berpikir, mengeluarkan ide, menumbuhkan kenikmatan bekerjasama, memecahkan masalah-masalah hidup dan kehidupan nyata. Karena itu, dalam proses pembelajaran seharusnya tampak dalam bentuk kegiatan prakarsa bebas (independent study), komunikasi dialogis antar peserta didik maupun antara peserta didik dan guru, spontanitas kreatif, yang kadang-kadang terkesan kurang tertib menurut pandangan pendidikan. Guru perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya peserta didik mampu mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya pengetahuannya. Untuk itu strategi belajar aktif melalui multi ragam metode sangat sesuai untuk digunakan ketika akan menerapkan KTSP.

(4)

Untuk itu dituntut komitmen guru untuk berubah, bersikap sabar, bersikap positif, ramah dan memiliki kompetensi tinggi. Bentuk-bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru tidak hanya berupa penilaian "tradisional" yaitu hanya melakukan kegiatan ulangan harian tetapi perlu dikembangkan penilaian "alternatif", antara lain adalah portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan tertulis. Sebagai penjabarannya antara lain, portofolio; merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan peserta didik dalam konteks belajar dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut supaya lebih kreatif. Mereka memperoleh kebebasan dalam belajar sekaligus memperoleh kesempatan luas untuk berkembang serta merekapun termotivasi. Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan melihat pada proses peserta didik sebagai pembelajaran aktif. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk melakukan survei mengenai jenis-jenis pekerjaan di lingkungan rumahnya.

Tugas kelompok, dalam pembelajaran kontekstual berbentuk pengerjaan proyek. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing peserta didik. Isi dari proyek akademik terkait dengan konteks kehidupan nyata, oleh karena itu tugas ini dapat meningkatkan partisipasi peserta didik. Sebagai contoh, peserta didik diminta membentuk kelompok projek untuk menyelidiki penyebab pencemaran sungai di lingkungan peserta didik.

Demonstrasi, peserta didik diminta menampilkan hasil penugasan kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai. Demonstrasi ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Di dalam kelas antara lain dapat dilakukan dalam kegiatan laboratorium IPA, di lapangan olahraga untuk pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Di luar kelas antara lain peserta didik diminta membentuk kelompok untuk membuat naskah drama dan mementaskannya dalam pertunjukan, para penonton dapat memberikan evaluasi pertunjukan peserta didik.

2.1.2 Paradigma K 13

(5)

Di dalam Kurikulum 2013, guru bertugas sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik. Selain itu, prinsip dasar pada Kurikulum 2013 ini berupaya untuk mengoptimalkan keingintahuan peserta didik. Semula, peserta didik “diberi tahu” oleh guru, maka sekarang peserta didik dituntut untuk “mencari tahu” segala hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Dalam kurikulum KTSP, pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat kompetensi membaca, menulis, mendengarkan, serta berbicara yang masuk dalam materi-materi yang telah ditentukan. Maka dalam Kurikulum 2013 ini, semua kompetensi tersebut melebur menjadi satu, tidak lagi terkotak-kotak antara kompetensi satu dengan yang lain karena semua materi pembelajaran berbasis teks. Itu sebabnya, dalam pembelajaran ini tidak boleh dilihat secara parsial, melainkan secara utuh. Dengan pembelajaran teks ini, maka konsekuensinya peserta didik diajak guru untuk belajar secara bertahap, dimulai dari guru membangun konteks, dilanjutkan kegiatan pemodelan, membangun teks secara bersama-sama, sampai pada membangun teks secara mandiri. Hal ini dilakukan karena teks merupakan satuan bahasa yang lengkap, karena di dalam teks juga erat kaitannya dengan konteks. Maka, ketika mempelajari suatu teks secara bersama-sama peserta didik juga belajar tentang konteks yang telah ditentukan. Perbedaan mendasar antara

Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, yaitu mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu dan mapel dirancang berdiri sendiri, sedangkan pada Kurikulum 2013 setiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi dan mapel dirancang terkait satu dengan yang lain (terintegrasi).

Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2013 memiliki karakteristik tersendiri, yaitu dengan pendekatan saintifik. Seperti yang telah disinggung di atas, pendekatan ini memiliki perubahan yang mendasar, karena siswa diajak untuk berpikir secara ilmiah. Perubahan itu tampak pada langkah-langkah pembelajaran, dimulai dari kegiatan (1) mengamati (observasi), (2) menanya, (3) mengumpulkan informasi (bernalar), (4) menganalisis, dan (5) mengomunikasikan (mempresentasikan). Kemudian, pemerintah menambahkan satu kegiatan lagi yang bersifat opsional, yaitu (6) mencipta (biasanya terdapat pada mata pelajaran IPA). Langkah-langkah tersebut dapat diimplementasikan pada semua mata pelajaran dengan harapan terjadi proses pembelajaran yang bersifat ilmiah.

2.2 Perbedaan Jenis Dokumen Kebijakan Permen KTSP dan K 13

2.2.1 Jenis Dokumen Kebijakan Permen KTSP

(6)

Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.Tujuan KTSP meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerahnya.

Landasan Hukum Penyusunan KTSP

A. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

- Pasal 36 ayat (1) :’Pengembangan Kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”

- Pasal 36 ayat (2) :” Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.”

- Pasal 38 ayat (2) :” Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar, dan provinsi untuk pendidikan menenga

Komponen KTSP meliputi 3 dokumen. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus dan dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar. Penyusunan Buku I KTSP menjadi tanggung jawab kepala sekolah/madrasah, sedangkan penyusunan Buku III KTSP menjadi tanggung jawab masing-masing tenaga pendidik. Buku II KTSP sudah disusun oleh Pemerintah.

1. Visi, Misi, dan Tujuan:

(7)

1) Satuan Pendidikan merumuskan dan menetapkan visi serta mengembangkannya.

2) Visi Satuan Pendidikan:

a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;

b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;

c) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional;

d) diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah;

e) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;

f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

b. Misi Satuan Pendidikan

1) Satuan Pendidikan merumuskan dan menetapkan misi serta mengembangkannya.

2) Misi Satuan Pendidikan:

a) memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;

b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;

c) menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;

d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan;

(8)

f) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit satuan-satuan pendidikan yang terlibat;

g) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;

h) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;

i) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

c. Tujuan Satuan Pendidikan

1) Satuan Pendidikan merumuskan dan menetapkan tujuan serta mengembangkannya.

2) Tujuan Satuan Pendidikan:

a) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan);

b) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

c) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;

d) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;

e) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan.

2. Muatan Kurikuler

Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal. Muatan KTSP diwujudkan dalam bentuk struktur kurikulum satuan pendidikan dan penjelasannya.

(9)

Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran A, kelompok mata pelajaran B, dan khusus untuk SMA/MA/SMK/MAK ditambah dengan kelompok mata pelajaran C (peminatan), termasuk bimbingan konseling dan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan.

b. Muatan lokal

Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya yang menjadi:

1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau

2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.

Bimbingan konseling dapat diselenggarakan melalui tatap muka di kelas sebagai muatan kurikulum yang ditetapkan pada tingkat satuan pendidikan.

3. Pengaturan Beban Belajar dan Beban Kerja sebagai Pendidik

a. Beban belajar diatur dalam Sistem Paket atau Sistem Kredit Semester.

1) Sistem Paket

Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50% untuk SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMA/MA/ SMK/MAK dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

2) Sistem Kredit Semester

(10)

Beban belajar kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri pada satuan pendidikan yang menggunakan SKS mengikuti aturan sebagai berikut:

a) Pada SMP/MTs 1 (satu) sks terdiri atas: 40 menit kegiatan tatap muka, 40 menit kegiatan terstruktur, dan 40 menit kegiatan mandiri.

b) Pada SMA/MA/SMK/MAK 1 (satu) sks terdiri atas: 45 menit kegiatan tatap muka, 45 menit kegiatan terstruktur, dan 45 menit kegiatan mandiri.

b. Beban Belajar Tambahan

Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan yang menetapkannya.

4. Kalender Pendidikan

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.

a. Permulaan Tahun Ajaran

Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.

b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,

2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

(11)

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

B. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

- Pasal 1 ayat (15) ;” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

- Pasal 6 ayat (1) :” Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :

1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan akhlak mulia. 3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4) Kelompok mata pelajaran estetika.

5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

- Pasal 6 ayat (4) :” Setiap kelompok mata pelajaran (KMP) dilaksanakan secara holistik sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran mempengaruhi pemahaman dan/atau penghayatan peserta didik.

- Pasal 6 ayat (5) :” Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah.

- Pasal 6 ayat (6) :” Kurikullum dan silabus SD/MI/SDLB/PAKET A, atau bentuk lain yang sederajat, menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.

- Pasal 8 ayat (1) :” Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

(12)

- Pasal 16 ayat (1) :” Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP.

- Pasal 17 ayat (1) ;” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan……. dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

- Pasal 17 ayat (2) :” Sekolah dan komite Sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan silabusnya berdasarkan Kerangka dasar kurikulum dan Standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD,SMP,SMA dan SMK ; dan departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk MI,MTs., MA dan MAK.

C. Peraturan Mendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi

Dalam dokumen ini dibahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup:

1. kerangka dasar dan struktur kurikul um yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,

2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,

3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan

4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

D. Peraturan Mendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan.

(13)

Fungsi Standar Kompetensi Lulusan antara lain :

 Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

 Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

 Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

 Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Ruang Lingkup SKL

1. SKL Satuan Pendidikan SMA

a) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja

b) Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya

c) Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya

d) Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

e) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.

f) Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif

g) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan

h) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

i) Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

j) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks k) Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial

l) Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

(14)

n) Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya o) Mengapresiasi karya seni dan budaya

p) Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

q) Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan

r) Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

s) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

t) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain u) Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis

dan estetis

v) Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

w) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi

2. SKL Kelompok Mata Pelajaran

a) Agama dan Akhlak Mulia, bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.

b) Kewarganegaraan dan Budi Pekerti, bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.

c) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, bertujuan: mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Pada satuan pendidikan SMA/ MA/SMALB/Paket C, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.

d) Estetika, bertujuan: membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.

(15)

Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.

3. SKL Mata Pelajaran

2.2.2 Jenis Dokumen Kebijakan Permen K 13

Berkaitan dengan upaya standarisasi pendidikan nasional, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan sejumlah peraturan baru, diantaranya:

1. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengahyang

Digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

2. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

Yang emuat tentang Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

3. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

(16)

4. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

2.3 Perbedaan Pendekatan dan Metode Pembelajaran KTSP dan K 13

2.3.1 Pendekatan dan Metode Pembelajaran KTSP

Pembelajaran KTSP menggunakan pendekatan dengan EEK (Eksplorasi , Elaborasi, dan konfirmasi

1. Eksplorasi

Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary). Model pembelajaran ini dapat dikembangkan melalui bentuk pertanyaan. Seperti yang dikatakan oleh Socrates bahwa pertanyaan yang baik dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan lebih mendalam.

Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalamberdialog.

Ciri-ciri pembelajaran berbasis eksplorasi : (1) Melibatkan peserta didik mencari informasi (topik tertentu), (2) Menggunakan beragam pendekatan ,media dan sumber belajar,(3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik.

2. Elaborasi

(17)

beragam melalui tugas tertentu,(3) Memfasilitasi peserta didik untuk memunculkan gagasan baru melalui pemberian tugas, (4) Memberi kesemptan siswa untuk berpikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut.,(5) kooperatif,(6) berkompetisi secara sehat, (7) Membuat laporan.

3. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan tahap akhir dari pembelajaran. Pada bagian ini guru memberikan feedback terhadap para peserta didik.Ciri-ciri pembelajaran berbasis konfirmasi : (1) Guru memberi umpan balik positip terhadap hasi belajar anak didik, (2) Guru memberi konfirmasi hasil eksplorasi peserta didik, (3) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksi pengalamn belajarnya

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang menggambarkan kegiatan dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tertentu

1. Examples Non Examples

Contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD

Langkah-langkah :

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas

5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

6) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai

7) Kesimpulan

2. Picture and Picture

Langkah-langkah :

(18)

2) Menyajikan materi sebagai pengantar

3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi

4) Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7) Kesimpulan/rangkuman

3. Numbered Heads Together Langkah-langkah :

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain 6) Kesimpulan

4. Cooperative SCRIPT

Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah :

1) Guru membagi siswa untuk berpasangan

2) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan

3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :

- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap

(19)

4) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

5) Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru 6) Penutup

5. Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi Dari Number Heads) Langkah-langkah :

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

2) Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai

3) Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dst 4) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh

keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka 5) Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain

6) Kesimpulan

6. Student Teams-Achievement Divisions (Stad) Tim Siswa Kelompok Prestasi Langkah-langkah :

1) Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

2) Guru menyajikan pelajaran

3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota-anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu

5) Memberi evaluasi 6) Kesimpulan

7. Jigsaw (Model Tim Ahli) Langkah-langkah :

1) Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim

2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

(20)

5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7) Guru memberi evaluasi

8) Penutup

8. Problem Based Introductuon (PBI) Langkah-langkah :

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

4) Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

2.3.2 Pendekatan dan Metode Pembelajaran K 13

Dalam pembelajaran kurikulum 2013 sering menggunakan pendekatan Saintific. Ada lima kegiatan utama di dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:

1. Mengamati

Mengamati dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

2. Menanya

Menanya untuk membangun pengetahuan peserta didik secara faktual, konseptual, dan prosedural, hingga berpikir metakognitif, dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.

3. Mencoba

(21)

4. Mengasosiasi

Mengasosiasi dapat dilakukan melalui kegiatan menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi.

5. Mengkomunikasikan

Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik, dapat dilakukan melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja.

Model pembelajaran di dalam kurikulum 2013 diantaranya adalah: 1. Inquiry Based Learning

Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut: a) Observasi/Mengamati

b) Mengajukan pertanyaan

c) Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi atau melakukan penalaran

d) Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan/memprediksi dugaan

e) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.

2. Discovery Based Learnin

Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut:

a) Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema.

b) Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.

c) Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah

d) Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

e) Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.

f) Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

3. Problem Based Learning

Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut:

a) Orientasi pada masalah; mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran. b) Pengorganisasian kegiatan pembelajaran; menyampaikan berbagai pertanyaan

(22)

c) Penyelidikan mandiri dan kelompok; melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menyelesaikan masalah yang dikaji.

d) Pengembangan dan Penyajian hasil; mengasosiasi data yang ditemukan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

e) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah 4. Project Based Learning

Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut:

a) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.

b) Mendesain perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa melalui percobaan.

c) Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek.

d) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.

e) Menguji hasil; Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain.

f) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.

2.4 Perbedaan Sistem Penilaian dalam KTSP dan K 13

Penilaian kurikulum 2013 mengalami perubahan dari KTSP. Penilaian hasil belajar mengalami pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).

(23)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Perubahan paradigma berhubungan dengan pola berpikir dan pola bertindak dalam memandang, menyikapi dan melaksanakan kurikulum tersebut.

Di dalam Kurikulum 2013, guru bertugas sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik. Selain itu, prinsip dasar pada Kurikulum 2013 ini berupaya untuk mengoptimalkan keingintahuan peserta didik. Semula, peserta didik “diberi tahu” oleh guru, maka sekarang peserta didik dituntut untuk “mencari tahu” segala hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

(24)

3.2 Saran

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data yang penulis perlukan dalam penelitian ini dapat.. penulis kumpulkan melalui populasi dan sampel yang ada pada

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan kondisi pada karyawan pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan distributor alat kesehatan di Semarang dimana rata –

Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah pada Kawasan Perkotaan Pelaksanaan ritual usahatani padi sawah pada Subak Ayung Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung, Skripsi (SI).. Medan: Program Studi Ilmu

Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk penyusunan skripsi & tesis , USU Press, Meda n.. Skala Pengukuran

Penyebab pasti pembesaran kelenjar tiroid pada struma nodosa tidak diketahui, namun sebagian besar penderita menunjukkan gejala-gejala tiroiditis ringan; oleh karena itu, diduga

Homologs of genes associated with programmed cell death in animal cells are differentially expressed during senescence of Ipomoea nil petals. Plant

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan 3 variabel sebagai input yaitu Nikkei, ASX dan FTSE, dan 1 variabel sebagai output