• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Program Pelayanan Kesejahteran Karyawan - Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Program Pelayanan Kesejahteran Karyawan - Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Program Pelayanan Kesejahteran Karyawan

Menurut Stoner dan Edwar (2001:296) pengertian program adalah:

Program is a single use plan that covers a relativity large set of organizational activities and species major step their and timing the unit responsible for each step. Artinya: Program adalah sebuah rencana yang mencakup serangkaian kegiatan organisasi yang relatif luas dan mengkhususkan langkah-langkah yang

diperlukan untuk mencapai suatu tujuan urutan dan pengaturan waktu serta

unit-unit organisasi yang bertanggung jawab atas masing-masing langkah tersebut.

Sementara menurut Hasibuan (2000:79) program adalah: Suatu jenis

rencana yang konkret karena didalamnya sudah tercantum sasaran, kebijaksanaan,

prosedur, anggaran dan waktu pelaksanannya. Hal ini dapat diambil kesimpulan

bahwa program merupakan rangkaian kegiatan yang utuh dan luas yang

didalamnya sudah tercakup tujuan, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, peraturan

dan waktu pelaksanaan yang dibutuhkan agar tujuan tercapai dimana seluruh

anggota organisasi bertanggung jawab atas setiap kegiatan.

2.1.2. Pengertian Pelayanan Kesejahteraan Karyawan

Pelayanan kesejahteraan karyawan banyak terdapat dalam berbagai istilah.

(2)

Dessler (2000 : 174), berpendapat bahwa tunjangan (fringe benefit) adalah pembayaran keuangan tidak langsung yang diberikan kepada karyawan, dapat

mencakup misalnya asuransi jiwa dan kesehatan, cuti pensiunan, rencana

pendidikan dan rabat untuk produksi-prduksi perusahaan.

Menurut Hasibuan (2000 : 202) pengertian dari kesejahteraan karyawan

adalah : balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan

berdasarkan kebijaksanaan yang bertujuan untuk mempertahankan dan

memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitas kerjanya

meningkat.

Sementara menurut Heidjachman dan Husnan (2002 : 267) program

pelayanan kesejahteraan, yaitu : Merupakan salah satu fungsi pemeliharaan

karyawan dalam hal menjaga kondisi fisik dan mental dari para karyawan.

Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan kesejahteraan,

kompensasi tidak langsung bertujuan untuk melakukan pemeliharaan kepada

karyawan organisasi perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.

Pelayanan kesejahteraan juga merupakan penghargaan bagi karyawan dalam

organisasi perusahaan, sehingga loyalitas pada perusahaan semakin tinggi.

2.1.3. Bentuk-bentuk Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan

Menurut Flippo (2002 : 62) mengenai bentuk-bentuk program

kesejahteraan karyawan dikelompok menjadi tiga bagian, yaitu :

(3)

meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat upah (keperluan pribadi yang mendesak) dan tunjangan hari-hari libur umum maupun khusus serta pemberian tunjangan hari raya.

2. Hazard protection (Perlindungan ekonomis terhadap bahaya)

Hazard protction merupakan program perlindungan yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya yang mengalami kecelakaan (bahaya)

pada waktu menjalankan pekerjaan. Tunjangan yang termasuk dalam

hazard protection adalah: tunjangan pesiun, tunjangan asuransi atau jamsostek, fasilitas kesehatan dan tunjangan pengobatan, tunjangan

bersalin, tunjangan pesangon dan jasa

3. Employee services (Pelayanan karyawan)

Tunjangan ini meliputi pelayanan-pelayanan ataupun pemberian

fasilitas yang bersifat rutin, antara lain fasilitas rekreasi, fasilitas

koperasi, fasilitas makanan, tempat ibadah dan pemberian penghargaan

khusus. Tunjangan yang termasuk didalam employee service adalah : fasilitas rekreasi, koperasi, fasilitas makan, fasilitas tempat ibadah,

pemberian penghargaan khusus, fasilitas transportasi.

Sedangkan Heidjachman dan Suad (2002 : 276) mengemukakan

bentuk-bentuk program pelayanan kesejahteraan karyawan ke dalam tiga bagian, yaitu :

1. Program yang menyangkut kesejahteraan ekonomi karyawan

Merupakan program yang digunakan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa

yang tidak dapat diduga sebelumnya. Program ini bertujuan untuk

melindungi keamanan ekonomi karyawan dalam mengatasi hal- hal yang

(4)

karyawan yang menyangkut dalam masalah ini adalah : pensiun, asuransi,

pemberian kredit

2. Program yang menyangkut hiburan atau rekreasi

Program ini diberikan dalam rangka mengatasi kejenuhan karyawan

dalam melaksanakan tugasnya. Bentuk program ini dapat berupa kegiatan

olahraga dan kegiatan sosial.

3. Program yang bersifat memberikan tambahan fasilitas kepada karyawan

Pelayanan yang bersifat memberikan fasilitas adalah kegiatan-kegiatan

yang secara normal perlu diberikan kepada karyawan dalam kehidupan

sehari-hari. Program ini meliputi : fasilitas kantin, perumahan, fasilitas

pembelian, fasilitas kesehatan, penasehat keuangan, fasilitas pendidikan.

2.1.4. Tujuan dan Manfaat Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Program pelayanan kesejahteraan karyawan diyakini bermanfaat didalam

mendukung perusahaan mencapai tujuannya. Hasibuan (2000:204), tujuan dari

pelayanan kesejahteraan karyawan adalah :

1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan pada perusahaan. 2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan beserta

keluarganya.

3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas kerja karyawan. 4. Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan.

5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman. 6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan. 7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas kerja.

(5)

9. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

10. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan. 11. Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya.

Sedangkan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program pelayanan

kesejahteraan karyawan menurut Flippo (2002 : 59) yaitu :

1. Perekrutan yang lebih efektif 2. Perbaikan moral dan kesetiaan

3. Perputaran tenaga kerja dan kemangkiran yang lebih rendah 4. Hubungan masyarakat yang baik

5. Pengurangan pengaruh serikat-serikat buruh, baik yang ada sekarang 6. Pengurangan ancaman campur tangan pemerintah lebih lanjut

2.1.5. Faktor-faktor yang Mendorong Berkembangnya Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan

Pada saat ini program pelayanan kesejahteraan karyawan telah mengalami

perkembangan pada setiap perusahaan. Menurut Handoko (2003 : 184)

berkembangnya pesat program ini karena :

1. Perubahan sikap karyawan.

Sejalan dengan perkembangan zaman yang pesat, kebutuhan para

pekerjapun semakin bervariasi dan untuk menarik minat karyawan atau

calon karyawan, perusahaan berlomba untuk memberikan pelayanan yang

tadinya merupakan salah satu kelebihan perusahaan yang sanggup

mengadakannya, pada saat ini dipandang sebagai kewajiban perusahaan

(6)

dapat menuntut perusahaan untuk menyediakan bentuk-bentuk pelayanan

kesejahteraan bagi pemenuhan kebutuhan mereka.

2. Tuntutan serikat buruh.

Dengan semakin banyaknya organisasi-organisasi buruh yang berdiri

menyebabkan kekhawatiran bagi perusahaan terhadap tingkat organisasi

ini yang dapat menyebabkan perselisihan jika tuntutan mereka tidak

dipenuhi, sehingga perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan

para karyawan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

3. Persaingan yang memaksa perusahaan untuk menyediakan “benefit” yang menarik dan menjaga karyawannya.

Kebutuhan para karyawan yang semakin banyak dan beragam mendorong

perusahaan untuk berusaha memenuhi kebutuhan tersebut agar para

karyawan dapat merasa terjamin dalam bekerja dan tetap setia bekerja di

perusahaan yang bersangkutan.

4. Persyaratan-persyaratan yang diterapkan pemerintah.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan di Indonesia, maka

pemerintah membuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh

setiap perusahaan, antara lain peraturan mengenai pengadaan program

pelayanan kesejahteraan bagi karyawan.

5. Tuntutan kenaikan biaya hidup.

Tingkat upah yang ditawarkan suatu perusahaan kepada calon karyawan

kadang-kadang bukan menjadi daya tarik utama bagi calon karyawan

(7)

pelayanan kesejahteraan yang ditawarkan kepada karyawanlah yang

menjadi daya tarik utama pada saat ini.

2.1.6. Prinsip-prinsip Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan

Pemberian program pelayanan kesejahteraan harus dirancang dengan

sebaik-baiknya agar benar-benar bermanfaat bagi karyawan. Oleh sebab itu

pelaksanaan pemberian program kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan

harus berpedoman pada prinsip-prinsip program kesejahteraan karyawan.

Heidjachman dan Husnan (2002 : 270) Prinsip-prinsip program pelayanan

kesejahteraan karyawan menyebutkan :

1. Hendaknya diarahkan untuk memuaskan kebutuhan yang sebenarnya.

Prinsip yang pertama ini, sering salah diduga oleh manajemen, suatu

program pelayanan yang telah dibuat bukannya menyenangkan para

karyawan, tetapi malah menimbulkan rasa tidak senang bagi para

karyawan. Mungkin hanya sejumlah kecil karyawan yang dapat

menikmatinya, tetapi lebih banyak lagi para karyawan yang tidak dapat

memanfaatkannya.

2. Program pelayanan lebih efektif pada kegiatan kelompok.

Pada prinsip ini contohnya program asuransi. Asuransi jiwa misalnya,

yang dibeli secara kelompok biasanya mempunyai harga yang cukup

rendah dibandingkan pembelian secara individu.

3. Pelayanan haruslah menggunakan dasar seluas mungkin.

Penggunaan dasar yang seluas mungkin berarti bahwa hendaknya program

pelayanan karyawan tersebut dapat dinikmati oleh sebagian besar

(8)

berupa fasilitas olahraga misalnya, hendaknya fasilitas olahraga itu dapat

dinikmati oleh sebagian besar karyawan.

4. Biaya pelayanan hendaknya dapat dihitung dan provisinya ditentukan secara jelas untuk dasar pembeliannya.

Program pelayanan karyawan haruslah dapat dihitung dan

pembelanjaannya ditetapkan pada dasar yang baik. Ini terutama penting

untuk program asuransi dan pensiun. Taksiran yang wajar dan realistis

haruslah dapat dibuat untuk menentukan besarnya provisi ataupun uang

santunan yang dibayarkan.

2.1.7. Pengertian Semangat Kerja

Nitisemito (2002:96) pengertian semangat kerja adalah melakukan

pekerjaan yang secara lebih giat, sehingga pekerjaan akan dapat diharapkan lebih

cepat dan lebih baik. Oleh karena itu perlu ditingkatkan semangat kerja para

karyawan demi peningkatan produktivitas suatu perusahaan agar lebih baik.

Sedangkan menurut Hasibuan (2000 : 158) pengertian semangat kerja

adalah : kemauan dan kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang

dilakukan. Berdasarkan kedua pendapat ini dapat disimpulkan bahwa semangat

kerja merupakan iklim atau suasana kerja yang terdapat dalam perusahaan,

dimana suasana tersebut tidak hanya mendorong seseorang untuk melaksanakan

pekerjaan lebih baik, tapi juga dapat mendorong seseorang untuk berkarya dan

berkreativitas dalam melakukan pekerjaannya.

(9)

Nitisemito (2002:97) ada beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai

pengukur tinggi rendahnya semangat kerja karyawan, adalah :

1. Turun/rendahnya produktivitas

Turunnya tingkat produktivitas kerja yang disebabkan oleh turunnya

semangat kerja dan gairah kerja karyawan. Hal ini diukur dan

dibandingkan dengan tingkat produktivitas sebelumnya. Terjadinya

penurunan ini disebabkan karena kemalasan karyawan maupun

penundaan kerja.

2. Tingkat absensi yang naik/tinggi

Tingkat absensi ketidakhadiran karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

Hal ini termasuk waktu yang hilang karena sakit, kecelakaan dan pergi

meninggalkan pekerjaannya karena alasan pribadi, baik diberi wewenang

ataupun tidak.

3. Labor turnover yang tinggi

Tingkat perpindahan karyawan yang tinggi, meruakan indikasi naik

turunnya semangat kerja yang dapat disebabkan karena ketidaksenangan

mereka bekerja diperusahaan tersebut dan mencari pekerjaan di tempat

lain yang lebih sesuai. Hal ini dapat menurunkan produktivitas kerja dan

mengganggu kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.

4. Tingkat kerusakan yang naik atau tinggi

Naiknya tingkat kerusakan tersebut sebetulnya menunjukkan bahwa

perhatian dalam pekerjaan berkurang, terjadi kecerobohan dalam

pekerjaan dan sebagainya. Ini semua menunjukkan bahwa semangat dan

(10)

5. Kegelisahan dimana-mana

Kegelisahan dapat menyebabkan turunnya semangat dan gairah kerja, dan

lama kelamaan akan dapat mengganggu konsentrasi dan kondisi karyawan

untuk bekerja secara optimal. Misalnya rasa gelisah atau takut bila

tiba-tiba tersebut dikeluarkan karena dia harus membiayai anaknya untuk masa

yang akan datang.

6. Tuntutan yang sering terjadi

Sering terjadinya untutan yang juga merupakan indikasi semangat kerja

yang turun. Tuntutan sebetulnya merupakan dari ketidakpuasan karyawan

pada perusahaan tersebut.

7. Pemogokan

Pemogokan merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, kegelisahan dan

lain sebagainya. Bila hal ini telah memuncak dan tidak tertahan lagi, maka

menimbulkan tuntutan. Jika tuntutan tidak berhasil pada umumnya

berakhir dengan suatu pemogokan. Bila terjadi pemogokan dapat

menimbulkan kelumpuhan bagi perusahaan dengan segala akibatnya.

Menurut Nitisemito (2002 : 101) faktor-faktor yang mempengaruhi

semangat kerja adalah sebagai berikut :

1. Gaji yang cukup

Perusahaan harus memperhatikan masalah gaji para karyawan, karena

dengan gaji yang cukup dan kebutuhan terpenuhi maka semangat kerja

karyawan akan meningkat.

(11)

Setiap karyawan mempunyai agama yang berbeda-beda, maka

perusahaan biasanya menyediakan fasilitas seperti mushola untuk yang

beragama Islam sehingga mereka dapat menjalankan ibadahnya.

3. Menciptakan suasana santai

Dalam bekerja diperlukan suasana yang pantai, sehingga karyawan tidak

merasa jenuh dalam bekerja. Walaupun pekerjaan mereka banyak yang

harus diselesaikan tetapi mereka tetap bersemangat untuk bekerja.

4. Harga diri perlu mendapat perhatian

Perusahaan harus dapat menghargai hasil dari pekerjaan karyawannya.

Misalnya karyawan melakukan beberapa kesalahan maka sebaiknya

perusahaan dapat menegur karyawan dengan baik dengan begitu karyawan

berusaha memperbaikinya.

5. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat

Setiap karyawan mempunyai keterampilan yang berbeda-beda, maka

perusahaan harus dapat menempatkan karyawan pada posisi yang tepat

sehingga karyawan merasa nyaman dalam mengerjakan pekerjaannya.

6. Berikan kesempatan pada mereka untuk maju

Perusahaan harus peka terhadap keinginan para karyawannya dan harus

dapat memberikan dorongan terhadap karyawan yang ingin maju,

sehingga akan menciptakan semangat kerja yang tinggi.

7. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan

Biasanya karyawan mengharapkan perusahaan tidak hanya memberikan

fasilitas-fasilitas disaat mereka sedang bekerja, tetapi saat mereka sudah

(12)

Biasanya perusahaan melakukan program dana pensiun bagi karyawan

yang sudah tidak bekerja lagi sesuai dengan peraturan perusahaan.

8. Usahakan karyawan mempunyai loyalitas

Keluar masuknya karyawan disebabkan karena mereka tidak merasa

senang bekerja di perusahaan tersebut, maka perusahaan harus dapat

mengetahui kebutuhan para karyawan sehingga mereka tidak

berkeinginan untuk bekerja di tempat lain.

2.2.Penelitian Terdahulu

Ezer dan Renta (2008) melakukan penelitian dengan judul Keterkaitan

Program Kesejahteraan Karyawan Dengan Produktivitas Kerja Di Kantor Bank

Indonesia Medan, dimana menyatakan bahwa program kesejahteraan yang ada di

Kantor Bank Indonesia Medan seperti fasilitas kesehatan, perumahan, cuti,

pinjaman karyawan, asuransi, rekreasi, olah raga memiliki kaitan yang erat

dengan peningkatan produktivitas karyawan dan memiliki pengaruh yang

signifikan antara program kesejahteraan karyawan dengan produktivitas kerja

karyawan.

Pratomo (2008) dengan judul penelitian Pengaruh Pelaksanaan Program

Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan pada

Perusahaan Kompor Kupu Mas Malang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa adanya pengaruh

yang signifikan antara Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan

(13)

Dewa (2010) dalam penelitian yang berjudul Persepsi karyawan atas

pelaksanaan program Kesejahteraan pada Divisi Program Management Office PT.

Aneka Pangan Bermutu, Tbk Surabaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptif kualititatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa persepsi karyawan

atas pelaksanaan program kesejahteraan dinilai baik dan hal ini dapat menjadi

kontribusi secara langsung terhadap peningkatan kinerja karyawan.

2.3. Kerangka Konseptual

Menurut Heidjachman dan Husnan (2002 : 267) program pelayanan

kesejahteraan merupakan salah satu fungsi pemeliharaan karyawan dalam hal

menjaga kondisi fisik dan mental dari para karyawan. Dalam hal ini dapat ditarik

kesimpulan bahwa pelayanan kesejahteraan, kompensasi tidak langsung

bertujuan untuk melakukan pemeliharaan kepada karyawan organisasi

perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan, yang terdiri dari:

1. Program yang menyangkut kesejahteraan ekonomi karyawan 2. Program yang menyangkut hiburan atau rekreasi

3. Program yang bersifat memberikan tambahan fasilitas kepada karyawan

Sementara menurut Nitisemito (2002:96) pengertian semangat kerja

adalah melakukan pekerjaan yang secara lebih giat, sehingga pekerjaan akan

dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Terdiri dari: gaji yang cukup, adanya

perhatian kebutuhan rohani, terciptanya suasana santai, perhatian pada harga diri

karyawan, posisi karyawan yang tepat, kesempatan untuk maju, perasaan yang

(14)

Program pelayanan kesejahteraan karyawan dapat mempengaruhi

semangat kerja karyawan yang pada akhirnya nanti dapat meningkatkan kinerja

perusahaan secara keseluruhan. Berdasarkan uraian maka kerangka konseptual

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber: Heidjachman dan Husnan (2002) dan Nitisemito (2002), (Data Diolah, 2013)

Gambar: 2.1 Kerangka Konseptual

2.5.Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis uraikan, maka

hipotesis penelitian ini adalah adanya pengaruh antara Pelaksanaan Program

Pelayanan Kesejahteraan Karyawan terhadap Semangat Kerja Karyawan pada

PTPN IV Unit Kebun Pabatu. Program kesejahteraan ekonomi karyawan

(X1)

Program hiburan atau rekreasi (X2)

Program tambahan fasilitas karyawan (X3)

Semangat Kerja Karyawan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Terbilang : Dua milyar tiga ratus tujuh puluh dua juta enam ratus tiga puluh delapan ribu lima ratus lima belas rupiah. Demikian Pengumuman ini di sampaikan dengan

ebon Sirih No.14 Jakarta Pusat dan melalui situs ww Penjelasan (Aanwijzing) Pelelangan Umum ulang kerjaan Sewa Tenda dan Kelengkapannya di Sekr 12.

12 bila rekanan pengirimkan jaminan penawaran asli menggunakan jasa pengiriman atau pos tercatat, apakah bisa dianggap tidak menyampaikan jaminan penawaran jika sampai pada

Hasil uji hubungan antara pengalaman perawat melakukan triase dengan keterampilan triase terdapat hubungan yang signifikan (p-Value = 0.038), antara pengetahuan

Dengan semakin banyaknya Galeri foto yang ada dan menimbulkan persaingan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan.Oleh karena itu penulis mengunakan media Internet sebagai

Dengan melihat dari dasar tersebut, maka akan memudahkan hasil dari program test IQ yang lebih canggih dengan memperhatikan sistem dan cara pembuatan yang baik juga

Apabila dalam keadaan tertentu komunikasi melalui telepon selular gagal dan tidak dapat diterima oleh GSM modem yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti gangguan jaringan, maka