BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen telah
banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, sedangkan penelitian tesis ini
dilakukan dari sudut pandang yang berbeda yaitu untuk menganalisis bagaimana
pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen dan Standar Operasional
Prosedur terhadap kinerja manajerial pembangunan proyek Bandar Udara Medan
Baru sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk
meningkatkan penerapan SOP dan SIM, dan dapat membantu para manajer untuk
mengambil keputusan berdasarkan hasil penelitian.
Seftriadi (2008) meneliti tentang Pengaruh Keahlian Penggunaan Sistem
Informasi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah
Sumatera Bagian Utara. Variabel independen yaitu : Persepsi kegunaan sistem
informasi, Kegelisahan terhadap komputer, Kualitas sistem informasi, Pelatihan
komputer, Keahlian di bidang komputer, Tekanan kerja. Variabel dependen yaitu :
Kinerja Auditor, yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi
berganda. Kesimpulan penelitian ini adalah: Persepsi kegunaan sistem informasi,
Kegelisahan terhadap komputer, Kualitas sistem informasi, Pelatihan komputer,
Keahlian di bidang komputer, Tekanan kerja berpengaruh siginifikan terhadap
kinerja Auditor.
Tarigan (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Sistem
Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II
independen yaitu : faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis, dan
variabel dependen yaitu :kinerja, yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis
regresi berganda. Hasil penelitian memiliki 3 (tiga) dimensi yang meliputi : faktor
teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis dalam penerapan sistem informasi
manajemen. Hal ini berarti faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis
sangat menentukan atau berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe. Sacara parsial
baik faktor teknis, faktor operasional maupun faktor ekonomis berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban
Jahe. Faktor teknis mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan
faktor operasional dan faktor ekonomis.
Prilyanti (2009) meneliti tentang Pengaruh Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Terhadap Pelayanan Karyawan Hotel Garuda Plaza di Medan
Variabel independen yaitu Organisasi, Manajemen, dan Teknologi. Variabel yang
diteliti antara lain Variabel independen yaitu : Manajemen, Organisasi, SDM,
sarana dan Metode, variabel dependen yaitu : kelancaran sistem informasi
manajemen, yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda.
Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Tingkat pengaruh yang sangat signifikan
memiliki makna bahwa penerapan sistem informasi manajemen yang
dilaksanakan di Hotel Garuda Plaza Medan sangat menentukan dalam
meningkatkan pelayanan di Hotel Garuda Plaza Medan. (2) Organisasi,
manajemen, dan teknologi informasi secara serempak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda
Hariyanto (2010) meneliti tentang pengaruh keahlian penggunaan
teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi terhadap
kinerja manajemen Akademi Sekretaris dan Manajemen Don Bosco. Variabel
yang diteliti antara lain variabel independen (variabel bebas) yaitu : penggunaan
teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi, sedangkan
variabel dependen (variabel terikat) yaitu : kinerja manajemen Akademi Sekretaris
dan Manajemen Don Bosco. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen, dan penggunaan
teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara
serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen.
Walaupun pengaruh variabel independen yaitu teknologi informasi,
sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi sudah cukup kuat terhadap
variabel dependen yaitu kinerja manajemen, namun untuk memprediksi kinerja
manajemen Haryanto menyarankan untuk memasukkan varibel lain yaitu
pelatihan, pengembangan, komunikasi dan pemberian insentif.
Dari hasil peninjauan terhadap hasil penelitian terdahulu dapat dilihat
bahwa bahwa faktor-faktor teknis, operasional, ekonomis mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja pegawai; teknologi informasi, sistem manajemen
mutu, dan budaya organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja manajemen; penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu,
dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajemen.
Tabel 2.1 Intisari atas Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama
Peneliti/tahun Judul Penelitian
Variabel yang dipergunakan
Analisis yang
dipergunakan Hasil Penelitian
1 Seftriadi/2008 Pengaruh Keahlian dalam Penggunaan yaitu : Kinerja Auditor
Analisis regresi
2 Tarigan/2009 Analisis Pengaruh Sistem Informasi
3 Prilyanti/2009 Pengaruh Penerapan Sistem yaitu : Organisasi, Manajemen, dan Teknologi. Variabel dependen yaitu : Kelancaran Sistem Informasi
Sumber : http://repository.usu.ac.id
4 Hariyanto/2010 Pengaruh Penggunaan yaitu : Penggunaan Teknologi dan Sistem
Sumber : http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/mmsi/article
5 2013 Pengaruh
Lanjutan Tabel 2-1
dan Standar Operasional Prosedur
baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial
Sumber : Ringkasan hasil penelitian
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen
Istilah sistem informasi manajemen telah banyak didefinisikan oleh para
ahli manajemen dan komputer dengan cara pandang yang berbeda-beda. Konsep
sistem informasi manajemen berkembang seiring dengan perkembangan teknologi
komputer dan telah memberikan kesadaran baru bahwa aplikasi komputer harus
diterapkan untuk tujuan utama yaitu menghasilkan informasi untuk pengambilan
keputusan.
Pemahaman tentang istilah Sistem Informasi Manajemen akan diperoleh
dengan cukup baik apabila seseorang mampu memahami tentang sistem,
informasi dan manajemen.
1. Definisi Sistem
Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau
elemen atau sub sistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan
cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu
fungsi guna mencapai tujuan (Sutanta, 2003:4).
Sesuai dengan definisi tersebut Sutanta menjelaskan bahwa suatu sistem
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
c. Mempunyai lingkungan (environments)
d. Mempunyai penghubung/antar muka (interface) antar komponen e. Mempunyai masukan (input)
f. Mempunyai pengolahan (processing) g. Mempunyai keluaran (output)
h. Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goals) i. Mempunyai kendali (control)
j. Mempunyai umpan balik (feed back
Secara umum model suatu sistem terdiri dari masukan (input), pengolah (pocess), dan keluaran (output).
Sumber : Sutanta (2003:7)
Gambar 2.1. Model Umum Suatu Sistem
Pada dasarnya tidak ada sistem informasi yang sempurna untuk dapat
bertahan hingga masa yang tak terhingga. Adanya keperluan dan kebutuhan,
pertumbuhan suatu organisasi/usaha, perkembangan teknologi, dan pengaruh luar
yang mengharuskan adanya usaha pengembangan sistem informasi baru untuk
mengimbangi dinamika organisasi di mana sistem informasi telah ditetapkan.
Kenyataan ini mengakibatkan setiap sistem perlu dirubah pada saat yang
diperlukan. Proses perkembangan sistem informasi melewati beberapa tahapan
mulai dari sistem itu direncanakan sampai diimplementasikan, hingga suatu saat
perlu dikembangkan kembali. Siklus yang demikian merupakan suatu daur hidup
pengembangan sistem informasi yang merupakan suatu bentuk yang digunakan
untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan
tersebut untuk proses pengembangannya.
Sistem beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungannya yang
dinamis. Pada saat kondisi dimana sistem tidak dapat lagi beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang ada ataupun secara ekonomis dinilai sudah tidak layak
lagi untuk dioperasikan, sistem yang baru kemudian dibangun untuk
menggantikannya.
Siklus hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti
langkah-langkah pendekatan sistem karena tugas-tugas tersebut mengikuti pola
yang teratur dan dilakukan secara top down. Tahapan daur hidup pengembangan
sistem informasi dijelaskan dalam gambar 2.2.
Sumber : McLeod, Jr. (2008:200)
Gambar 2.2 Daur Hidup Sistem
1. Tahap perencanaan
2. Tahap analis
3. Tahap desain 4.
Tahap implentasi 5.
2. Definisi Informasi
Davis, (dalam Rochaety dkk, 2011: 5) menyatakan bahwa: “ Infomasi
adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi
yang menerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses
pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang”.
Sumber : Sutabri (2005:10)
Gambar 2.3 Pemrosesan data Menjadi Informasi
Pengertian data menurut Longkutoy, (dalam Sutabri, 2005:16), “data
adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang
mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol,
gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol yang menunjukkan suatu
ide, obyek, kondisi, atau situasi dan lain-lain”.
Data bisa amat sederhana, misalnya suatu hasil penghitungan pegawai
dalam suatu kelompok; dapat juga sangat rumit, misalnya untuk penghitungan
jarak antara bumi dan bulan. Oleh karena itu data sangat penting bagi manajemen
sebab data digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain :
a. Untuk pengetahuan (knowledge) b. Untuk perkiraan (estimation) c. Untuk pertimbangan (judgment) d. Untuk keputusan (decision)
Penyimpanan data
Hal-hal tersebut merupakan aspek-aspek penting dalam manajemen
terutama pengambilan keputusan yang banyak dilakukan oleh para manajer dan
harus didukung oleh data yang lengkap, benar, dan seksama sehingga setiap
keputusan yang diambil tepat dan akurat.
3. Definisi Manajemen
Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan
pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalaian)
yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik,
dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien (Griffin, 2004:7).
Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan
memanfaatkan alat yang tersedia semaksimal mungkin dan melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen yaitu : perencanaan (Planning), organisasi (Organizing), kepemimpinan (Leading) dan pengendalian (Controling).
Proses manajemen menurut fungsinya adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan, berarti menetapkan tujuan organisasi dan menentukan
bagaimana cara terbaik untuk mencapinya.
b. Pengorganisasian mencakup penentuan bagaimana cara mengelompokkan
berbagai aktivitas dan sumber daya yang ada.
c. Kepemimpinan adalah serangkaian proses yang dilakukan agar anggota dari
suatu organisasi bekerja bersama demi kepentingan organisasi tersebut.
d. Pengendalian adalah suatu kegiatan pemantauan kemajuan organisasi dalam
Keempat fungsi tersebut merupakan suatu proses yang memerlukan suatu
sistem yang merupakan suatu fungsi pada tatanan yang benar-benar efektif,
dimana fungsi-fungsi tersebut saling mempengaruhi satu sama lain guna mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.
Penerapan ilmu manajemen dalam Sistem Informasi Manajemen
merupakan suatu kemajuan yang luar biasa, dengan cara-cara pengumpulan
informasi yang tidak terorganisasi dan berdasarkan pengalaman.
Sehingga dari uraian definisi tersebut diatas dapat diberikan pengertian
tentang Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut : Sistem Informasi
Manajemen (SIM) merupakan sekumpulan subsistem yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama dan membentuk suatu kesatuan, saling berinteraksi dan
bekerjasama untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan
kemudian mengolahnya dan menghasilkan keluaran berupa informasi sebagai
dasar pengambilan keputusan (Sutanta, 2003:19).
Menurut Zakiyudin (2012:19), “Sistem informasi manajemen adalah
ketersediaan suatu rangkaian data yang cukup lengkap yang disimpan agar dapat
menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan pembuatan
keputusan dalam suatu organisasi”.
Sedangkan menurut Rochaety dkk (2011: 8), “Sistem informasi
manajemen adalah merupakan perpaduan antara Sumber Daya Manusia dan
aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan
mengambil kembali data dalam rangka mendukung pengambilan keputusan
Sementara Ismail (2004:1), “sistem informasi manajemen adalah
serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara
rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan
berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat
manajer”.
Sedangkan komponen fisik sistem informasi manajemen adalah :
perangkat keras, perangkat lunak, data base dan prosedur serta personil
(Sutabri, 2005:96-97).
Dalam penerapan sistem informasi manajemen, sumber daya manusia
adalah faktor penting yang harus dipersiapkan dengan baik, karena sumber daya
manusia adalah salah satu komponen fisik sistem informasi manajemen, yang
mempunyai tugas sebagai operator komputer, analisis sistem, programmer,
personil data entry dan manajer sistem informasi.
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem manusia dan mesin
(Sutabri, 2005:108). Pemahaman kemampuan manusia sebagai pengolah
informasi akan menguraikan sebuah model umum tentang manusia sebagai
pengolah informasi. Model umum tentang manusia sebagai pengolah informasi
terdiri dari indera penerima (mata, telinga, hidung) yang menerima isyarat dan
meneruskannya kepada unit pengolah (otak). Hasil olahan tersebut berupa respon
atau tanggapan yang berupa keluaran (ucapan atau tulisan). Kapasitas manusia
dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran adalah terbatas. Bila sistem
pengolah manusia dibebani melampui batas, maka tingkat tanggapannya akan
Proyek adalah suatu kegiatan yang menggabungkan antara
sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan modal/biaya yang dihimpun
dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.
Kurun waktu manajemen proyek dibatasi oleh program-program yang sifatnya
sementara dan berakhir bila sasaran dan tujuan organisasi proyek sudah tercapai.
Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya terbatas, untuk
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang
optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja (Husen,
2010:5).
4.
Sistem informasi sangat berperan pada proyek, khususnya yang berkaitan
dengan pengiriman dan pertukaran informasi data proyek dari dan ke kantor pusat.
Informasi timbal balik yang dapat diterima secara cepat akan membatu para
manajer di lapangan dalam menjalankan dan mengendalikan proyek sehingga
sasaran dan tujuan dapat dicapai secara optimal.
Peranan Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen mempunyai peranan yang sangat penting di
dalam suatu organisasi karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya
sebuah organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang
kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari
kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut. Sekarang ini,
penerapan sistem informasi manajemen dalam suatu organisasi akan melibatkan
penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi
Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi
menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin
kompleks pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin
banyak dan bervariasi. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu
tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya,
sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang
pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan
pesaingnya.
Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen dalam rangka
melaksanakan fungsi-fungsi yang dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi
bahwa keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi dan bergantung pada
ketepatan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan, dimana laporan tersebut
harus memberi manfaat seoptimal mungkin dan tidak menyesatkan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan. Manajemen membutuhkan banyak informasi agar
dapat bekerja secara efektif dan efisien. Informasi yang banyak tersebut tidak
mungkin seluruhnya dapat ditampung oleh manajemen. Untuk itu dibutuhkan
suatu sistem yang dapat mendukung kebutuhan manajemen dalam mengelola
suatu perusahaan/organisasi. Dengan adanya sistem informasi yang baik
diharapkan tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam
perusahaan/organisasi.
Oleh karena itu jelas kiranya bahwa harus ada suatu hubungan erat antara
sistem informasi dengan prosedur yang ada.
1) Sebagai Pendukung Proses Perencanaan.
Rencana menggabungkan antara tujuan yang hendak dicapai dengan
kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Rencana dalam suatu organisasi tergantung pada indivudu-individu yang
menjadikan organisasi tersebut, sehingga tujuan tersebut dapat berubah akibat
perubahan individu-individu dalam organisasi, atau karena pengaruh dari
luar.
Dalam organisasi setiap tingkatan manajemen mempunyai
kebutuhan-kebutuhan rencana sendiri yang berbeda. Sistem informasi manajemen yang
dikembangkan harus mampu mendukung setiap kebutuhan tersebut.
Perkembangan teknologi informasi dan komputer yang pesat saat ini telah
memberikan dukungan yang besar pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
informasi bagi para pengambil keputusan dan pemakai lainnya. Sistem
Informasi Manajemen yang baik akan mampu menyediakan data dan
kemampuan analisis perhitungan data. Data disajikan untuk pengembangan
model–model dan sebagai masukannya.
Usaha untuk mencapai tujuan bagi organisasi perusahaan adalah
tercapainya tujuan perusahaan yang sesuai dengan perencanaan semula.
Semua kegiatan dalam operasional akan selalu terlibat dalam proses
perencanaan, baik itu perencanaan jangka pendek ataupun rencana jangka
panjang.
2) Sebagai Pendukung pada Proses Pengendalian
Pengendalian terdiri atas kegiatan-kegiatan yang memungkinkan
Masing-masing fungsi organisatoris memerlukan pengendalian untuk menilai
prestasi yang dihasilkan.
Dukungan Sistem Informasi Manajemen pada proses pengendalian
dimulai dengan model perencanaan, dimana model yang sama biasanya
digunakan untuk menentukan standar prestasi yang direvisi yang
memperhitungkan tingkat kegiatan yang telah dirubah. Standar yang direvisi
diperlukan untuk proses pengendalian.
Dukungan lain dari Sistem Informasi Manajemen dalam proses
pengendalian adalah memonitor yang terus menerus dari prestasi, bukan
hanya pelaporan periodik saja. Apabila suatu kegiatan berada di luar batas
pengendalian, maka suatu berita akan segera disampaikan pada unit
pengendalian yang tepat. Perencanaan dan pengendalian yang dibantu dengan
komputer memperlebar kemampuan manajemen untuk menyelengarakan
fungsi yang penting ini. Kedua fungsi tersebut sangat erat kaitannya. Tanpa
ada perecanaan, pengendalian tidak akan ada. Sedangkan apabila ada
perencanaan tetapi tidak ada pengendalian, maka rencana tersebut akan gagal.
3) Sebagai Pendukung pada Desain dan Pemilihan Keputusan.
Dukungan sistem informasi pada tahapan desain keputusan adalah
melibatkan perangkat lunak untuk membantu kegiatan-kegiatan dalam
tahapan ini yaitu :
a) Perangkat lunak sebagai bantuan untuk pemahaman masalah, yang
merupakan perangkat lunak untuk mengembangkan suatu model
sederhana, chi square dan pengujian signifikan lainnya, analisis faktor dan pemilihan sampel.
b) Perangkat lunak sebagai bantuan untuk penciptaan pemecahan, yang
merupakan perangkat lunak untuk analisis ciri dengan dibantu oleh
perangkat lunak model yang dikembangkan sendiri dan perangkat lunak
pencarian kembali basis data. Kedua perangkat lunak tersebut berguna
untuk penciptaan gagasan pemecahan masalah yang dihadapi.
c) Perangkat lunak untuk pengujian kelayakan pemecahan, yang merupakan
perangkat lunak untuk analisis perbandingan antar berbagai model yang
dikembangkan menggunakan suatu basis data yang ada pada sistem
informasi.
Dukungan Sistem Informasi Manajemen pada tahapan pemilihan
alternatif pemecahan masalah ditunjukkan oleh adanya model-model
keputusan yang dapat digunakan untuk menyusun alternatif-alternatif yang
ada berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Model keputusan yang
mendukung pada tahapan ini adalah model keputusan perangkat stastitik dan
analitik, analisis kepekaan dan prosedur pemilihan. Selanjutnya pemilihan
pemecahan akhir dibuat oleh pembuat keputusan berdasarkan susunan
alternatif yang disajikan. Sebuah sistem informasi manajemen adalah sebuah
sistem informasi yang melakukan semua pengolahan transaksi yang
dibutuhkan serta memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk
fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu peran dari para manajer
keputusan melalui fungsi dan tugasnya. Kegiatan pengambilan keputusan
adalah kegiatan yang kompleks, berdasarkan pengalaman banyak manajer
yang berkecimpung dalam memecahkan masalah sehari-hari.
Menurut Rochaety dkk. (2011:99), “Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain”:
a) Keadaan internal organisasi.
Yang bersangkut paut dengan apa yang ada didalam organisasi tersebut
yang meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia,
kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan arganisasi, dan
struktur organisasi.
b) Keadaan eksternal organisasi.
Bersangkut paut dengan apa yang ada diliuar organisasi seperti keadaan
ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya dan sebagainya.
c) Tersedianya informasi yang diperlukan.
Dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperlukan haruslah dan
memiliki sifat-sifat tertentu sehingga keputusan yang dihasilkan dapat
berkualitas dan baik. Sifat-sifat itu antara lain (1) Akurat, artinya
informasi harus mencerminkan atau sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya; (2) Terkini (up to date), artinya informasi tersebut harus tepat waktu; (3) Komprehensif, artinya informasi tersebut harus dapat
mewakili; (4) Relevan, artinya informasi tersebut harus ada hubungannya
dengan masalah yang akan diselesaikan; (5) memiliki kesalahan baku
d) Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan meliputi
penilaiannya, kebutuhannya, implementasinya, keterampilannya,
kepastiannya dan sebagainya. Nilai-nilai kepribadian dan kecakapan ini
turut juga mewarnai tepat tidaknya keputusan yang diambil. Jika
pengambil keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang
maka keputusan yang diambil juga akan kurang, demikian pula
sebaliknya.
Seorang pengambil keputusan harus dapat menemukan hakekat
masalah serta pemecahannya hingga keputusan dapat diambil dengan baik
dan akan sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pengambil
keputusan harus bertanggung jawab memikul resiko yang timbul akibat
keputusan yang dipilihnya dari berbagai alternatif keputusan yang tersedia.
4) Sebagai Penentu Program Kerja.
Langkah-langkah dalam program kerja selalu didasarkan kepada mana
yang harus diprioritaskan dan mana yang dapat ditunda untuk sementara.
Untuk menentukan skala prioritas kerja dengan tepat dibutuhkan data
informasi tentang faktor tenaga kerja yang tersedia. Juga diperlukan informasi
yang tepat tentang sumber dan jenis pembiayaan pembiayaan, lokasi yang
hendak dilaksanakan, sistem pelaporan sistem penilaian dan umpan balik
yang hendak dipergunakan, keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari
hasil yang diharapkan. Serta kepastian hukum yang diberlakukan apabila
terjadi permasalahan yang harus diselesaikan didalam penyelesaian suatu
perjanjian, sehinga masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang
5. Manfaat Sistem Informasi Manajemen Bagi Perusahaan
a.
Manfaat sistem informasi manajemen bagi perusahaan (Deny 2009:2-3):
Meningkatkan Efisiensi
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi
perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan
dapat menjalankan strategi keunggulan biaya ( Operasional.
low-cost leadership). Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga
dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara
lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in)
b. Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis
konsumen dan pemasok
dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun
biaya pertukaran (switching costs)
c. Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis
ke dalam hubungan antara perusahaan
dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini
adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan
kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen
perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut,
maka mereka akan segan untuk menggunakan sistem reservasi dari
penerbangan lain.
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun
strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak,
mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem
informasi, dan melatih pengguna akhir (end users)
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis
informasi strategis (
.
strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini
merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang
efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak
usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen
mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual
produk baru kepada konsumen. Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya
memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan
keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong
pengguna akhir (end users) manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari
persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi
strategis menyajikan pengguna akhir (end users)
Sistem informasi yang dibangun dengan baik dan benar antara lain dapat
meningkatkan produktivitas, mengurangi stok material produksi,
menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki manfaat (nilai tambah),
meningkatkan layanan dan kepuasan pelanggan, mengkoordinasikan manajerial dengan tantangan
manajerial yang besar.
setiap
Sistem informasi manajemen bertujuan meningkatkan kinerja proyek dan
kinerja perusahaan dengan skala luas dalam hal fungsi ekonomi, fungsi
jaminan kualitas (quality assurance), fungsi waktu serta fungsi evaluasi proyek dengan beberapa tampilan data dan informasi lengkap yang berguna
dalam pengambilan keputusan (Husen, 2010:57).
Sistem informasi manajemen semakin dibutuhkan oleh perusahaan
khususnya untuk meningkatkan kelancaran aliran informasi perusahaan,
dalam rangka memperkuat daya saing perusahaan maupun produk/jasa yang
dihasilkan serta menciptakan aliansi atau kerjasama dengan pihak lain yang
dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Untuk menerapkan Sistem Informasi Manajemen yang terpadu dan
memiliki kapabilitas dalam mendukung keberhasilan dunia bisnis yang
signifikan, diperlukan keseimbangan sumber daya yang tersedia antara
ketersediaan Sumber Daya Manusia yang memiliki keterampilan dalam
mengoperasikan teknologi informasi seperti komputer dan ketersediaan dana
untuk pengadaan perangkat komputer yang semakin canggih (Rochaety dkk.,
2011:9).
2.2.2. Sumber Daya Manusia
Terdapat dua pengertian tentang pemahaman sumber daya manusia
antara lain secara makro dan mikro. Pengertian sumber daya manusia secara
makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara
atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik
yang sudah maupun yang belum memperoleh pekerjaan; Sumber daya manusia
menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan,
pekerja, tenaga ahli dan lain lain (Nawawi, 2010:37).
Secara lebih khusus pengertiannya sumber daya manusia dalam arti
mikro di lingkungan organisasi/perusahaan dapat dilihat dari tiga sudut antara lain
(Nawawi, 2010:37-38):
1. Sumber daya manusia adalah orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset
organisasi/perusahaan yang dapat dihitung jumlahnya. Dalam pengertian ini
fungsi sumber daya manusia tidak berbeda dari fungsi aset lainnya, sehingga
dikelompokkan dan disebut sebagai sarana produksi, yang harus memiliki
kecakapan, kemampuan dan tangkas.
2. Sumber daya manusia adalah potensi yang menjadi motor penggerak
organisasi/perusahaan. Semakin tinggi keterampilan dan keahliannya maka
semakin besar pula penghargaan finansial yang harus diberikan.
3. Manusia sebagai sumber daya adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa , sebagai penggerak organisasi/perusahaan berbeda dengan sumber
daya lainnya. Dalam nilai-niali kemanusiaan terdapat potensi berupa
keterampilan, keahlian dan kepribadian termasuk harga diri, sikap, motivasi
serta kebutuhan.
Sebuah organisasi/perusahaan tidak dapat lebih baik dari pada sumber
daya manusia yang dipekerjakannya, dengan kata lain kinerja organisasi/
perusahaan sangat dipengaruhi dan bahkan tergantung pada kualitas dan
kemampuan kompetitif sumber daya manusia (Nawawi, 2010:2).
Sumber daya manusia yang dibutuhkan pada saat ini adalah sumber daya
terhadap perubahan-perubahan teknologi. Sumber daya manusia merupakan
satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan,
pengetahuan, dorongan, daya dan karya (rasio, rasa dan karsa), yang berpengaruh
terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu betapapun
majunya teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya
bahan, jika tanpa sumber daya manusia sulit bagi organisasi untuk mencapai
tujuan.
Sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi dan merupakan sumber yang berperan
aktif terhadap jalannya suatu organisasi dan proses pengambilan keputusan.
Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi adalah sumber daya
manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif tetapi juga nilai
kopetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti :
intelligence, creativity dan imagination; tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar, seperti bahan mentah, lahan, air tenaga otot dan sebagainya (Ndraha
dalam Sutrisno, 2011:4).
Dalam melaksanakan proyek yang menggabungkan beberapa komponen
antara lain manusia, material, peralatan dan biaya, yang penyelesaiannya dibatasi
dengan waktu tertentu, maka sangat diperlukan sumber daya yang siap pakai baik
dari sisi kemampuan fisik maupun kemampuan inteligensinya untuk sumber daya
manusia, kecukupan volume pasokan material, kemampuan peralatan dari sisi
kualitas dan kapasitas peralatan serta tersedianya sumber pembiayaan yang
berasal dari kemampuan sendiri maupun dukungan dari pihak bank, agar proyek
2.2.3. Perangkat Komputer
Komputer adalah suatu sistem elektronik yang mampu memanipulasi
data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis
menerima dan menyimpan dat input, memprosesnya dan menghasilkan output
dibawah pengawasan suatu langkah instruksi program yang tersimpan di memori
(Donald dalam Sutrabri, 2005:106). Komputer pada saat ini menjadi bagian
penting perannya dalam kehidupan manusia untuk membantu aktivitas pekerjaan.
Bagian perangkat keras komputer yang pokok terdiri atas suatu unit peralatan
masukan, unit pengolah pusat (Central Processing Unit) yang mengontrol urutan dan langkah semua operasi, unit penyimpan seperti pita magnetik, dan sebuah alat
cetak yang berkecepatan tinggi yang dapat mencetak dengan cepat. Oleh karena
itu dalam pemilihan perangkat komputer harus memiliki kemampuan yang cepat
dalam menerima, mengolah, menyimpan data dan menghasilkan output.
Usaha penerapan komputer dalam bidang bisnis terus berkembang sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Ahli dalam
bidang sistem informasi manajemen (SIM) harus mengetahui kebutuhan
organisasi maupun bahasa komputer dan sistem komputer itu sendiri. Komputer
mempunyai peran yang penting dalam pengolahan informasi, baik secara
eksternal maupun internal bagi suatu organisasi.
Salah satu tahapan perkembangan penerapan komputer adalah dengan
diperkenalkannya generasi baru alat penghitung yang memungkinkan
pemrosesannya lebih banyak. Hal tersebut diorientasikan untuk konsep
berarti bahwa aplikasi komputer harus diterapkan dengan tujuan utama untuk
menghasilkan informasi manajemen.
Komponen-komponen utama komputer adalah : Prosesor (Central Procesing Unit-CPU), Memori (Random Acces Memory)/ruang penyimpan primer, Ruang Penyimpanan (Ruang penyimpan disk atau ruang penyimpan
skunder), Alat input (Input Device), Alat Output (Output Device), Alat Input/Output (Input/Output Device) (Zakiyudin, 2012:37).
Komputer yang dipergunakan didalam sistem informasi manajemen
adalah komputer digital yang mengolah data dalam bentuk huruf atau angka yang
berlainan dan menggunakan line printer untuk membuat laporan-laporan atau
formuli-formulir yang bentuknya standar, dapat juga disambungkan secara
terintegrasi dengan mesin ploter untuk mencetak gambar secara otomatis baik
untuk gambar yang berukuran A1 maupun berukuran A0. Keberadaan ploter
didalam kegiatan proyek diperlukan untuk mendukung ketepatan waktu
penyerahan gambar kerja agar sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan
didalam kontrak, sehingga kesiapan dan kemampuan mesin ploter harus selalu
dalam keadaan prima dan tidak mengalami gangguan. Pencetakan gambar kerja
didalam kegiatan proyek tidak mungkin dikerjakan oleh manusia karena
dibutuhkan kecepatan dan keakuratan yang sangat tinggi. Komputer dapat
melaksanakan kebanyakan jenis pengolahan informasi yang dapat dilaksanakan
oleh manusia dengan lebih cepat dan tingkat kesalahan yang lebih sedikit.
Perangkat lunak yang paling penting digunakan didalam setiap
kompleks dan tidak rutin, meminimumkan penundaan, kemacetan dan konflik
pelaksanaan proyek, diperlukan analisis network (Sutabri, 2005:154). Yaitu untuk menganalisis jalur kritis yang merupakan komponen integral dari manajemen
proyek, dengan tujuan untuk menentukan durasi proyek, serta uruta-urutan
kegiatan utama proyek yang mengatur waktu penyelesaian proyek.
Dengan informasi ini, manajer proyek dapat berfokus pada pelaksanaan
tugas-tugas penting agar selesai tepat waktu, sementara memungkinkan
menyelipkan jadwal tugas-tugas lain jika diperlukan, tanpa membahayakan waktu
penyelesaian
Untuk mengoperasikan program Microsoft Project dan memahami analisis jalur kritis (Critical Path Method) dalam kegiatan proyek konstruksi, diperlukan pelatihan operator. Oleh karena itu kompetensi, keahlian dan sikap
menjadi faktor penting dalam diri setiap pegawai konsultan dan kontraktor
sebagai penyaji dan pengolah data agar dapat mengoperasikan program-program
yang dibutuhkan didalam pelaksanaan proyek untuk mendukung penerapan sistem
informasi manajemen agar dapat berjalan dengan baik. proyek.
2.2.4. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur (selanjutnya disebut SOP) adalah :
“Dokumen tertulis yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan
sistematis yang memuat serangkaian instruksi secara tertulis tentang kegiatan rutin
atau berulang-ulang yang dilengkapi dengan referensi, lampiran, formulir,
Menurut Atmoko (2010:1), Standar prosedur operasi (Standard Operation Procedure) atau disingkat SOP adalah : ”Pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang
digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta
penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam
organisasi berjalan secara efisien dan efektif, konsisten, standar dan sistematis”.
Standar Operasional Prosedur atau yang biasa disebut dengan (SOP)
merupakan acuan kerja yang dapat dijadikan standar dalam bekerja di semua
departemen yang ada di suatu perusahaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan baik, cepat, tepat, efektif dan efisien (
Proses pelaksanaan untuk penyelesaian suatu pekerjaan harus dirancang
dan dikembangkan. Kesalahan pelaksanaan pekerjaan dapat terjadi bila prosedur
tidak dirancang dengan baik, dan dapat menimbulkan kecelakaan atau kerusakan
dan bahkan penundaan penyelesaian pekerjaan. Untuk itu perlu dibuat suatu
prosedur tetap yang bersifat standard, sehingga siapa yang melaksanakan
pekerjaan, kapanpun dan dimanapun pekerjaan tersebut dilaksanakan
langkah-langkahnya tidak berubah. Didalam pelaksanaan proyek yang lebih dari satu
kontrak dengan sistem satu pengawasan oleh konsultan manajemen konstruksi,
maka sangat diperlukan keseragaman dan
Subagiyo, 2009:2).
keteraturan sistem operasi untuk
memudahkan sistem pengawasan. Sistem yang baik mengacu pada penataan
prosedur yang teratur, konsisten, berkelanjutan dan mudah diterapkan baik oleh
pegawai lama maupun pegawai baru dalam perusahaan. Langkah-langkah kerja
Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam
menilai efektivitas dan efisiensi kinerja organisasi dalam melaksanakan program
kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah - langkah
sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Proses
yang dikehendaki tersebut berupa pengguna-pengguna sistem proses kerja dalam
bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran kerja.
Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja dan aliran
kerja yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan; menggambarkan
bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan
yang berlaku; menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung;
sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan
harian sebagaimana metode yang ditetapkan; menjamin konsistensi dan proses
kerja yang sistematik; dan menetapkan hubungan timbal balik antar Satuan Kerja.
Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem,
mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu
tugas untuk mencapai tujuan. SOP sebagai suatu dokumen/instrumen memuat
tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisisen
berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Pengembangan instrumen manajemen
tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit
kerja organisasi dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Sebagai suatu instrumen manajemen, SOP berlandaskan pada sistem
bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan/atau
jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja.
Hal ini mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja.
Sistem ini berlandaskan pada pencegahan kesalahan, sehingga bersifat proaktif,
bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif.
Sebuah lembaga atau organisasi yang besar dan terkemuka (bonafide)
umumnya telah menggunakan SOP dalam melaksanakan tugasnya. SOP
merupakan satu set pedoman dalam suatu organisasi yang menjelaskan prosedur
pelaksanaan kegiatan rutin. SOP sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
1.
Standar Operasional Prosedur
Tujuan Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP).
banyak diimplementasikan terutama di
perusahaan, lembaga atau organisasi yang memerlukan kualitas pekerjaan
sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. SOP dapat juga digunakan
sebagai standar kualitas untuk menuju ke standar internasional (ISO). Penulisan
dokumen dalam SOP perlu diterapkan untuk menghasilkan sistem kualitas dan
teknis yang konsisten dan sesuai dengan kebutuhan dan untuk mendukung
kualitas data informasi pada perusahaan. Penerapan SOP akan membantu
perusahaan untuk mempertahankan kualitas kontrol dan kualitas proses sehingga
membawa perusahaan untuk tetap bertahan di persaingan dunia bisnis.
Keteraturan dan kesistematisan dari prosedur ini, akan memudahkan
antar satuan kerja yang ada dalam melaksanakan tanggung jawab dan tugasnya,
baik bagi karyawan dan mewujudkan performansi yang handal. Konsistensi
terhadap sistem dapat terjamin meskipun kunci utama pemegang kerja resign
maupun digantikan dengan orang lain. Peraturan tertulis SOP memudahkan
seseorang melakukan suatu kerja dengan selamat tanpa adanya masalah terhadap
keselamatan diri ataupun pada peralatan yang di gunakan tanpa bantuan orang
lain.
Tujuan utama dari penerapan SOP adalah agar tidak terjadi kesalahan
dalam pengerjaan suatu proses kerja yang dirancang dari SOP. Dari setiap teori
telah dikemukakan, bahwa tujuan dari SOP adalah untuk memudahkan dan
menyamakan persepsi semua orang yang memanfaatkannya dan untuk lebih
memahami setiap langkah kegiatan yang harus dilaksanakannya.
Adapun tujuan - tujuan dari SOP
a.
antara lain sebagai berikut :
b.
Agar pekerja dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatu prosedur
kerja.
c.
Agar pekerja dapat mengetahui dengan jelas peran dan posisi mereka dalam
perusahaan.
d.
Memberikan keterangan atau kejelasan tentang alur proses kerja, tanggung
jawab, dan staf terkait dalam proses tersebut.
e.
Memberikan keterangan tentang dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam
suatu proses kerja.
Mempermudah perusahaan dalam mengetahui terjadinya inefisiensi proses
2. Manfaat Penerapan
Standar Operasional Prosedur merupakan suatu rangkaian tertulis
mengenai suatu proses dari suatu aktivitas pada sebuah organisasi. Dengan
menjalankan SOP organisasi dapat memastikan suatu aktivitas dapat berjalan
sesuai dengan standar yang diharapkan. Pendokumentasian SOP diperlukan untuk
menghasilkan sistem kualitas dan ketepatan yang konsisten dan mempertahankan
kualitas kontrol serta menjaga proses dari suatu aktivitas tetap berjalan.
Standar Operasional Prosedur.
Desain SOP yang salah atau tidak tepat bisa menyebabkan proses
aktivitas di internal organisasi menjadi kacau dan tidak berkembang. Oleh karena
itu desain SOP harus bisa diljalankan sedemikian rupa dan jelas serta detail
sehingga individu yang bekerja di dalamnya juga bisa mengetahui bagaimana
menjalankan suatu prosedur kerja.
Manfaat standar operasional prosedur (SOP) adalah:
a. Dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatu prosedur kerja.
b. Lebih jelas mengetahui peran dan posisi masing-masing di internal
perusahaan.
c. Memberikan kejelasan mengenai prosedur kerja secara detail dan rinci
d. Menerangkan keterkaitan satu proses kerja dengan proses kerja lainnya. , dan
tanggung jawab dalam proses terkait.
e.
f.
Mengurangi variasi dan kesalahan dalam suatu prosedur operasional kerja.
g.
Menyeragamkan prosedur kegiatan yang dilakukan oleh semua pihak.
Membantu dalam melakukan evaluasi dan penilaian terhadap setiap proses
h.
i.
Membantu mengendalikan dan mengantisipasi apabila terdapat suatu
perubahan kebijakan.
Mempertahankan kualitas perusahaan melalui konsistensi kerja karena
perusahaan telah memilki sistem kerja yang sudah jelas dan terstruktur secara
sistematis
2.2.5. Kinerja Manajerial
Kinerja merupakan hasil kerja atau kreativitas seseorang atau kelompok
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja dapat diartikan sebagai
penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu perusahaan, bagian dari
perusahaan dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Kinerja manajerial merupakan ukuran seberapa efektif dan efisien manajer
telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial yang baik akan
menghasilkan keefektivitasan yang berujung pada perolehan keuntungan bagi
perusahaan. Kinerja manajerial yang stabil bahkan meningkat akan menambah
kepercayaan investor terhadap perusahaan (Stoner dalam Juniarti dan Evelyne,
2003:113).
Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan
manajerial. Kinerja manajerial meliputi delapan dimensi yaitu:
1) Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan
tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang
2) Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan informasi
untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan
persediaan, dan analisis pekerjaan;
3) Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar informasi
dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan
menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan
manajer lain;
4) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja
yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil,
penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk;
5) Pengawasan (supervisi), yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin
dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan
peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani
bawahan;
6) Pengaturan Staff (staffing), yaitu kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru,
menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai;
7) Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau
melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar
menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok;
8) Perwakilan (representatif), yaitu kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan-pertemuan perkumpulan bisnis, pidato
untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan,
Sedangkan menurut Suprantinigrum dan Zulaikha, (dalam Suhartini,
2007:291), kinerja atau performance adalah : “Hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seorang atau sekelompok orang dalam satu organisasi, sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika”.
Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.
Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan
menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang
disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian
kinerja.
Dengan demikian penilaian kinerja perusahaan (Companies Performance Assessment) mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan standar
tertentu. Penilaian merupakan upaya perbandingan antara hasil yang nyata dicapai
setelah satu tahap tertentu selesai dikerjakan dengan hasil seharusnya dicapai
untuk tahap tersebut.
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel mencapai
sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh
organisasi. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak
semestinya dan untuk merangsang dan menegakan perilaku yang semestinya
baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Terdapat tiga faktor utama yang
mempengaruhi kinerja individu yaitu : kemampuan individu untuk melakukan
pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan dan dukungan organisasi
(Mathis dan Jackson, 2009:113).
2.3. Kerangka Konseptual
Kesuksesan merupakan hal yang ingin dicapai oleh organisasi/perusahaan.
Indikator dari kesuksesan adalah adanya peningkatan kinerja. Kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral dan etika. Pengukuran kinerja individual melihat dampak teknologi
sistem informasi terhadap efektivitas penyelesaian tugas, membantu
meningkatkan kinerja dan menjadikan pemakainya lebih produktif dan kreatif.
Sistem Informasi Manajemen merupakan alat yang dipakai manajer untuk
mengelola semua data dan informasi tentang semua sumber daya yang dikelola
pada sebuah perusahaan, dan menjadi hal yang sangat penting karena sistem
informasi msnajemen sangat menentukan kesuksesan sebuah organisasi/
perusahaan. Semakin baik penerapan Sistem Informasi Manajemen, akan semakin
baik pula kinerja manajerial pada sebuah perusahaan/organisasi.
Keteraturan dan kesistematisan dari standar operasional prosedur akan
memudahkan antar unit kerja yang ada dalam melaksanakan tanggung jawab dan
tugasnya, hubungan timbal balik yang lancar akan mewujudkan keseimbangan
Konsistensi terhadap sistem dapat terjamin meskipun kunci utama pemegang kerja
resign maupun digantikan dengan orang lain.
Dari tinjauan pustaka dan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa :
1. Sumber daya manusia dan komputer merupakan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan didalam penerapan sistem informasi manajemen.
2. Penerapan sistem informasi manajemen dapat meningkatkan kinerja manajerial
dalam perusahaan/organisasi.
3. Penerapan standar operasional prosedur yang dijalankan secara konsisten,
ikhlas dan teliti berpengaruh terhadap kinerja. Semakin baik penerapan SOP
semakin baik kinerja manajerial pada sebuah perusahaan/organisasi.
Kerangka koseptual pengaruh penerapan sistem informasi manajemen dan
standar operasional prosedur terhadap kinerja manajerial dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.4 : Kerangka Konseptual
Sumber Daya Manusia (X1-1)
Perangkat Komputer (X1-2)
Penerapan Sistem
Informasi Manajemen (X1)
Penerapan Standar
Operasional Prosedur (X2)
2.4. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah
diuraikan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia dan perangkat komputer berpengaruh terhadap
penerapan sistem informasi manajemen dalam penyelesaian proyek Bandar
Udara Medan Baru.
2. Penerapan sistem informasi manajemen dan standar operasional prosedur
berpengaruh terhadap kinerja manajerial dalam penyelesaian proyek Bandar