• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman, sektor perindustrian di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Banyak industri baru bermunculan dan perusahaan-perusahaan besar mulai meluaskan jaringannya di Indonesia. Untuk sektor industri, Indonesia memang mempunyai kawasan yang strategis dan sangat mendukung karena terkenal dengan murahnya biaya tenaga kerja, dataran yang luas, dan sumber daya alam melimpah sehingga membuat banyak perusahaan mempunyai kesempatan besar untuk mendapatkan banyak keuntungan dan laba yang maksimal. Namun, semakin banyak kompetitor bisnis yang muncul mengakibatkan terjadinya dinamika bisnis berubah-ubah yang menyebabkan banyak perusahaan membutuhkan tambahan pendanaan untuk lebih mengembangkan usahanya agar mampu bertahan. Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan go public dan investasi.

Go public merupakan salah satu cara yang dirasakan lebih efisien dalam

(2)

2 pada laporan keuangan mampu mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Oleh sebab itu, laporan keuangan digunakan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal dan dari laporan keuangan tersebut investor mengetahui nilai dari suatu perusahaan yang tercermin dari harga saham yang diperdagangkan. Pada pasar modal yang efisien, harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan dari suatu perusahaan dan pasar akan bereaksi apabila terdapat informasi baru.

(3)

3 Sebagian perusahaan hanya berfokus untuk meningkatkan profitabilitas. Kontribusi mereka terhadap masyarakat hanya sebatas lapangan pekerjaan dan menciptakan barang serta jasa. Oleh karena itu, timbul lah kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya, tetapi seiring berjalannya waktu, sudah ada kesadaran banyak perusahaan untuk mengembangkan apa yang disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR).

Pemikiran yang melandasi Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) yang sering dianggap inti dari etika bisnis ini adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi kepada para pemegang saham (shareholder), tetapi juga kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder), termasuk di dalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan

juga competitor (Nurlela dan Islahuddin, 2008).

Kesadaran akan penerapan Corporate Social Responsibility menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk atau barang yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan aspek-aspek sosial. Dan juga selain memberikan keuntungan bagi pemegang saham, suatu perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap pihak lain seperti pemerintah, konsumen, dan masyarakat.

Nurlela dan Islahuddin (2008) juga berpendapat bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang hanya berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi financial saja, tapi

(4)

4 dan juga lingkungan. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar di berbagai tempat dan waktu, muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidupnya.

(5)

5 Anggraini (2011) juga menyatakan bahwa kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan juga diatur oleh Undang- Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-Undang tersebut menjadi landasan bahwa pengungkapan pertanggungjawaban sosial merupakan mandatory disclosure untuk setiap perusahaan di Indonesia bukan lagi voluntary disclosure.

Rustiarini (2010) menyatakan bahwa perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan informasi Corporate Social Responsibility sebagai keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham.

Naik turunnya nilai perusahaan dipengaruhi pula oleh struktur kepemilikan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan adalah konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan kepemilikan perusahaan oleh manajemen (ownership management). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam kegiatan perusahaan sehari-hari (Rejeki, 2007).

(6)

6 diawasi atau dikontrol pihak institusi, sehingga akan meminimalkan kecurangan dalam manajemen.

Kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di indonesia. Kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan multinasional. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap lebih peduli terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, karena negara di Eropa dan Amerika merupakan negara-negara yang sangat memperhatikan isu-isu sosial; seperti pelanggaran hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan isu lingkungan seperti, efek rumah kaca, pembalakan liar, serta pencemaran air (Sinaga, 2012).

Shleifer dan Vishny (1986) menyatakan bahwa pemegang saham terbesar mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Menurut Sheifer dan Vishny dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para pemegang saham besar seperti institutional investors akan dapat memonitor tim manajemen secara efektif, dan dapat meningkatkan nilai perusahaan jika terjadi takeover, dengan demikian, tingkat kepemilikan institusional yang tinggi dari

persentase saham yang dimiliki oleh institutional investor akan menyebabkan tingkat monitor lebih efektif (Grief dan Zychowicz, 1994).

(7)

7 institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dian dan Lidyah (2014) yang menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

Penelitian yang berkenaan dengan Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan nilai perusahaan menarik untuk diteliti kembali, mengingat penelitian sebelumnya memberikan hasil yang berbeda-beda. Terdapat persamaan variabel dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yakni Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan nilai perusahaan. Sedangkan perbedaannya terdapat pada variabel kepemilikan manajerial yang diganti dengan variabel kepemilikan asing.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing pada laporan tahunan dalam ruang lingkup industri manufaktur dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Pengaruh Corporate

Social Responsibility, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Asing

Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 dan 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

(8)

8 simultan maupun secara parsial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013 serta digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, pokok permasalahan dan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, perusahaan, investor, akademis dan peneliti selanjutnya.

a. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran mengenai Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing serta

nilai perusahaan.

b. Bagi perusahaan, sebagai bahan manajemen perusahaan untuk memperlihatkan sejauh mana kinerja dan operasional perusahaan.

c. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, dan juga untuk menilai kinerja dan operasional perusahaan.

(9)

9 Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing serta nilai perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian menyimpulkan bahwa: (1) dukungan keluarga dalam mengkonsumsi obat antipsikotik adalah cukup (66%), (2) kepatuhan mengkonsumsi obat antipsikotik adalah cukup patuh

Harga diri dan social loafing memiliki hubungan negatifsesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusuma(2015, h. Seorang mahasiswa yang memiliki harga diri tinggi

koridor utara selatan yang memiliki pertumbuhan ekonomi paling tinggi pada.. Di suatu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi

BERBANTUAN ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS MATERI POKOK. HIDROKARBON SISWA KELAS X-1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI

Dalam model tersebut, mereka menganggap keyakinan tentang kemudahan penggunaan dan kegunaan yang dirasakan sebagai faktor utama yang mempengaruhi sikap

Dengan memerhatikan arah kebijakan DAU tersebut, dan target pendapatan dalam negeri dalam RAPBN tahun 2017 sebesar Rp1.736.256,7 miliar yang dikurangi dengan rencana penerimaan

4.3 Menyajikan hubungan makna Asmaul Husna al-Karim, al-Mu’min, al- Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir denganperilaku keluhuran budi,kokoh pendirian, rasa

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan