40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Hasil observasi yang telah dilakukan di Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA masih banyak siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM ≥ 70 dan nilai rata-rata mencapai 65. Rendahnya hasil belajar siswa di SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga, dikarenakan kurangnya pemahaman dan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPA. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, guru masih mendominasi pembelajaran pada penyampaian materi (teacher centered) dan proses pembelajaran guru kurang memaksimalkan penggunaan model untuk menarik semangat siswa saat proses pembelajaran. Siswa cenderung kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapat ataupun hanya sekedar bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami dari materi pembelajaran, siswa juga cenderung sulit untuk diajak bekerja sama karena siswa tidak terbiasa berinteraksi satu sama lain. Selain itu, siswa juga tidak terbiasa berpikir kritis, kreatif, dan analitis karena rasa ingin tahunya masih rendah sehingga siswa tidak mampu menjadi pembelajar yang mandiri. Hal inilah yang menjadi hambatan dalam ilmu pengetahuan dan menjadikan proses pembelajaran berjalan kurang efektif dan tidak sesuai dengan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam itu sendiri.
membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan dengan pemberian masalah kepada siswa dimana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari siswa. Selanjutnya siswa secara aktif melatih dan meningkatkan ketrampilan perpikir kritis menyelesaikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
2.1.1 Siklus I
1. Perencanaan
Hasil belajar IPA pada kondisi awal atau pra siklus menjadi dasar untuk merencanakan tindakan yang tepat agar hasil belajar siswa meningkat. Pembelajaran IPA yang dilakukan adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran scramble. Pada tahap perencanaan ini, perangkat pembelajaran yang telah disiapkan seperti RPP, media dan sumber belajar, LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar observasi guru dan siswa, serta soal evaluasi dikoordinasikan dengan guru kelas V.
2. Tindakan
Siklus I proses pembelajaran diajarkan oleh guru, sedangkan observasi dilakukan oleh observer, yaitu guru Kelas V. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini mengacu pada RPP yang telah dibuat dan dikoordinasikan dengan guru kelas. Pembelajaran IPA siklus I di Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga dengan menggunakan model pembelajaran scramble dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi) dengan rincian pertemuan pertama tanggal 20 April 2015, pertemuan kedua tanggal 21 April 2015, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 22 April 2015.
Pertemuan pertama pada siklus I berlangsung pada hari Senin, 20 April 2015 pukul 08.00 WIB setelah kegiatan upacara bendera selesai. Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mempresensi siswa dan melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya. Langkah selanjutnya yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan menjelaskan langkah-langkah atau prosedur tindakan pada model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran scramble.
Kegiatan Inti
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain: siswa membentuk 5 kelompok kemudian guru menjelaskan sedikit tentang materi dan melakukan tanya jawab untuk mengawali pengetahuan siswa. Setelah itu guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) berupa kartu soal dan kartu jawaban. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa), kemudian siswa bekerja sama dalam
kelompok untuk membahas kartu soal dan kartu jawaban yang sudah diberikan kepada kelompok masing-masing. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi. Selanjutnya perwakilan setiap kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing.
Kegiatan Akhir
2) Pertemuan II Siklus I
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 April 2015. Uraian kegiatannya sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08:00 WIB yang diawali dengan ucapan salam dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada pertemuan kedua meliputi guru bertanya kepada siswa tentang materi yang diterima pada pertemuan sebelumnya
dan pertanyaan dari guru:”Kemarin kita sudah belajar tentang
sifat-sifat cahaya, sifat apa saja anak-anak?”. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya, selanjutnya guru menyampaikan langkah-langkah prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti
Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi: Guru meminta siswa membentuk 5 kelompok sesuai dengan anggota kelompok pada pertemuan pertama. Guru menjelaskan sedikit tentang materi dengan melakukan tanya jawab untuk mengawali pengetahuan siswa. Setelah itu guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) berupa kartu soal dan kartu jawaban, kemudian siswa bekerja sama dalam kelompok untuk membahas kartu soal dan kartu jawaban yang sudah diberikan kepada kelompok masing-masing. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi. Selanjutnya perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing. Guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok bersama-sama.
Kegiatan Akhir
hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menutup pelajaran.
3) Pertemuan III Siklus I
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 22 April 2015. Uraian kegiatannya adalah sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08:00 WIB yang diawali dengan ucapana salam, berdoa dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada pertemuan ketiga adalah mengatur tempat duduk siswa dan mempersiapkan soal yang akan diujikan.
Kegiatan Inti
Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan ketiga ini meliputi: siswa duduk ditempat masing-masing dan menyiapkan alat tulis. Guru membagikan lembar soal kepada siswa. Siswa mulai mengerjakan setelah mendapatkan lembar soal. Guru mengawasi jalannya proses evaluasi agar tidak ada kecurangan. Kegiatan Akhir
Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan lembar jawaban kepada guru.
3. Observasi
Observasi/pengamatan terhadap kegiatan guru dan kinerja siswa pada siklus I pertemuan I, dan II ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pada lembar pengamatan kegiatan guru berjumlah 20 item terdiri dari: pelaksanaan pembelajaran scramble, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, penilaian proses dan hasil. Lembar pengamatan siswa sejumlah 20 item terdiri dari: kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
model scramble di siklus I antara lain: (1) dalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang masih asik bermain dalam proses diskusi; (2) bimbingan yang diberikan oleh guru ketika siswa berdiskusi masih kurang; (3) siswa dalam menyajikan presentasi hasil diskusi masih berjalan kurang aktif hal ini masih terlihat siswa masih malu-malu dalam menanggapi dari hasil diskusi kelompok lain yang sedang maju mempresentasikan hasil diskusi.
4. Refleksi
Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua, maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan guru kelas dan guru dalam mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang merupakan kekurangan pada pembelajaran pada siklus I. Hal ini bertujuan agar kekurangan yang terdapat pada pembelajaran pada siklus I tidak terjadi lagi pada siklus II.
Kelemahan mengajar guru pada siklus I yaitu pada aspek kesiapan pembelajaran dan aspek strategi pembelajaran. Dalam aspek kesiapan pembelajaran guru masih perlu ditingkatkan. Dalam pembelajaran guru kurang menguasai kondisi kelas sehingga masih ada beberapa siswa yang asik bermain dalam proses berdiskusi. Dalam aspek strategi pembelajaran guru belum melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai dengan sintak pembelajaran, hal ini dalam proses berdiskusi guru kurang membimbing siswa sehingga terlihat kurang kondusif. Kelemahan yang terjadi pada kinerja siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus I yaitu pada tahap presentasi siswa masih merasa malu atau kurang percaya diri dalam mempresentasikan hasil diskusi mereka.
1) Guru memberikan penjelasan kepada guru tentang langkah-langkah pembelajaran scramble.
2) Guru harus membuat keadaan kelas lebih kondusif.
3) Guru membimbing siswa saat proses diskusi, pemberian kesempatan untuk bertanya, mengemukakan pendapat terutama bagi siswa yang relatif pasif dalam pembelajaran.
2.1.2 Siklus II
1. Perencanaan
Tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi sifat-sifat cahaya, menyusun LKS (Lembar Kerja Siswa) yang akan digunakan, menyusun instrumen penilaian, menyusun pedoman observasi, menyiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran nantinya yaitu materi tentang sifat-sifat cahaya.
2. Tindakan
Pembelajaran pada siklus II seperti halnya pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran IPA pada siklus II di Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga dengan model pembelajaran scramble dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan evaluasi). Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 27 April 2015, pertemuan kedua tanggal 28 April 2015, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015.
1) Pertemuan I Siklus II
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan Awal
dan melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya. Langkah selanjutnya yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan menjelaskan langkah-langkah atau prosedur tindakan pada model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran scramble.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti ini guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setelah itu guru menjelaskan sedikit tentang materi sifat-sifat cahaya dan melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa. Kemuadian guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) berupa kartu soal dan kartu jawaban, guru
menjelaskan cara mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah dibagikan kepada siswa, kemudian siswa bekerja sama bersama teman kelompok untuk membahas kartu soal dan kartu jawaban yang sudah diberikan guru kepada kelompok masing-masing. Guru mengontrol kerja siswa di dalam berjalannya kegiatan berdiskusi kelompok agar siswa dapat lebih serius dalam berdiskusi. Selanjutnya perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing.
Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengumumkan materi yang akan dipelajari dipertemuan kedua dan guru menutup pelajaran.
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08:00 WIB yang diawali dengan ucapan salam dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada pertemuan kedua meliputi guru bertanya pada siswa tentang materi yang diterima pada pertemuan sebelumnya dan pertanyaan dari guru:”Kemarin kita sudah belajar tentang pelangi, sekarang siapa yang tahu sifat-sifat cermin datar
kemarin:”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang
penerapan sifat-sifat cahaya, selanjutnya guru menyampaikan langkah-langkah dan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menutup pelajaran.
3) Pertemuan III Siklus II
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 29 April 2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08:00 WIB yang diawali dengan ucapan salam, berdoa dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada pertemuan ketiga adalah guru mengatur tempat duduk siswa dan mempersipkan soal yang akan diujukan. Kegiatan Inti
Uranian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan ketiga ini meliputi: siswa duduk ditempat masing-masing dan menyiapkan alat tulis. Guru membagikan lembar soal kepada siswa. Siswa mulai mengerjakan setelah mendapatkan lembar soal. Guru mengawasi jalannya proses evaluasi agar tidak ada kecurangan. Kegiatan Akhir
Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan lembar jawaban kepada guru.
3. Observasi
hasil. Lembar pengamatan siswa sejumlah 20 item terdiri dari: kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
Secara keseluruhan, pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah baik. Sudah lebih baik dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Walaupun sudah lebih baik dari pembelajaran pada siklus I, namun masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Beberapa kekurangan yang muncul pada pembelajaran scramble pada siklus II antara lain: (1) siswa dalam menyajikan presentasi hasil diskusi kelompok berjalan kurang aktif terlihat dalam proses presentasi, siswa dari kelompok lain kurang menanggapi. Hal ini dikarenakan siswa sebelumnya melakukan aktifitas senam pagi, sehingga terlihat lelah saat proses pembelajaran; (2) peran guru diperlukan untuk lebih memotivasi siswa baik melalui tanya jawab, melalui penguatan berupa pujian ataupun penghargaan sehingga siswa dapat mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan dengan lancar dan lugas pada saat presentasi ataupun diskusi kelompok.
4. Refleksi
Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II, selanjutnya diadakan refleksi dengan berdiskusi bersama guru untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran IPA melalui model Scramble bagi guru, siswa dan observer. Dari diskusi didapatkan bahwa ketika guru menggunakan model Scramble siswa menjadi lebih aktif dan lebih kritis. Guru ketika memberi apersepsi dan menyampaikan tujuan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat serta berani bertanya dengan percaya diri. Namun meskipun sudah mengalami peningkatan masih tetap diperlukan perbaikan secara berkesinambungan agar hasil belajar yang sudah meningkat dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
dan keberanian bertanya siswa, serta hasil belajar yaitu hasil evaluasi dari siklus II.
4.3 Analisis Data
4.3 1 Pra Siklus
Kondisi awal (pra siklus) sebelum dilakukan tindakan, sebanyak 16 siswa (61%) dari 28 siswa di Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada pembelajaran IPA mendapatkan nilai kurang dari KKM (KKM=70). Artinya hanya ada 12 siswa (39%) di Kelas V yang hasil belajar IPA dikatakan tuntas yang mampu mencapai nilai KKM. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar IPA materi sumber daya alam pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 8
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga
No. Nilai Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan
1. <70 16 61 Tidak Tuntas
2. ≥70 12 39 Tuntas
Jumlah 28 100
Rata-rata 65
Nilai Tertinggi 85
Nilai terendah 50
Gambar 4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa
Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga
A. Siklus I
1. Observasi Guru
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I, II, dan III pada siklus I sedang berlangsung, guru Kelas VI melakukan observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru Kelas V dengan menggunakan model pembelajaran scramble. Adapun hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
Tidak Tuntas Tuntas
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Tabel 9
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Siklus I Menggunakan Model Scramble
No Aspek Skor Rata-Rata
Pertemuan I Pertemuan II
1. Pra pembelajaran 3,5 4
2. Kegiatan awal 4,5 4,5
3. Kegiatan inti 4 3,2
4. Kegiatan akhir 3 3,2
5. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
2,5 3
6. Penilaian proses dan hasil 3,3 4
Rata-Rata 3,5 3,6
Total Skor 69 72
Kategori Baik Baik
Tabel 9 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I pertemuan I diketahui rata-rata aspek yang diperoleh yaitu 3,3 sehingga masih termasuk kategori cukup baik. Sedangkan untuk total skor yang diperoleh adalah 69 sehingga termasuk dalam kategori baik dari keseluruhan kegiatan scramble. Sedangkan untuk hasil observasi kegiatan guru pada silklus I pertemuan II dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh yaitu 3,6 sehingga masih termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan untuk total skor yang diperoleh adalah 72 sehingga termasuk dalam kategori baik.
2. Observasi Siswa
Tabel 10
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I
Menggunakan Model scramble
No Aspek Skor Rata-Rata
Pertemuan I Pertemuan II
1. Pra pembelajaran 3,5 4
2. Kegiatan awal 3 3,5
3. Kegiatan Inti 3,5 3,5
4. Kegiatan akhir 3,5 3,7
Rata-Rata 3,4 3,6
Total Skor 69 72
Kategori Baik Baik
Data Tabel 10 hasil observasi kinerja siswa siklus I pertemuan I, dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh adalah 3,4 sehingga masih termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan total skor yang diperoleh adalah 69 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan untuk hasil observasi kinerja siswa pada siklus I pertemuan II dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh adalah 3,6 termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan total skor yang diperoleh adalah 72 sehingga termasuk dalam kategori baik.
3. Hasil Belajar
Tabel 10
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga
No. Nilai Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan
1. <70 7 22,6 Tidak Tuntas
2. ≥70 21 77,4 Tuntas
Jumlah 28 100
Rata-rata 77,4
Nilai Tertinggi 95
Nilai terendah 50
Tabel 10, ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 7 siswa atau (22,6%), sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa dengan persentase (77,4%). Rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada siklus I sebesar 77,4 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50. Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.4, bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 5 berikut.
Gambar 5 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa
Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga
Data ketuntasan hasil belajar IPA siklus I yang terdapat dalam diagram lingkaran, (77,4%) atau 21 siswa di Kelas 5 SD Negeri
Tidak Tuntas
Tuntas 22,6 %
77,4 %
Kutowinangun 07 Salatiga pada materi sifat-sifat cahaya dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM= 70). Hanya ada (22,6%) atau 7 siswa yang belum tuntas hasil belajarnya.
Tabel 8 dan Tabel 10, hasil analisis data ketuntasan hasil belajar IPA Kelas V pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 12
Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I
No. Rentang Nilai
Pra Siklus Siklus I
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. < 70 19 61% 7 22,6%
2. 70 – 75 5 26% 8 25,8%
3. 76 – 81 2 6,5% 3 9,7%
4. 82 – 87 2 6,5% 5 16,1%
5. 88 – 93 0 0% 4 22,6%
6. 94 – 100 0 0% 1 3,2%
Jumlah 28 100% 28 100%
Rata-rata 65 77,4
Nilai Tertinggi 85 95
Nilai Terendah 50 50
Siklus I, setelah model pembelajaran scramble digunakan dalam pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga, terjadi peningkatan hasil belajar terlihat jelas perbandingan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak (22,6%) dengan rincian sebagai berikut: siswa dengan nilai <70 sebanyak 7 siswa dan siswa yang sudah mencapai KKM adalah sebanyak (77,4%) dengan rincian nilai 70 – 75 sebanyak 8 siswa (25,8%), siswa dengan nilai 76 – 81 sebanyak 3 siswa (9,7%), siswa dengan nilai 82 – 87 sebanyak 5 siswa (16,1%), siswa dengan nilai 88 – 93 sebanyak 4 siswa (22,6%), dan siswa dengan nilai 94 – 100 sebanyak 1 siswa (3,2%). Nilai rata-rata kelas adalah 77,4 dengan perolehan nilai terendah yaitu 50, dan nilai tertinggi yaitu 95.
Tabel 12, nilai tes pra siklus dan siklus I, menunjukkan bahwa pada pra siklus (kondisi awal) belum mencapai ketuntasan belajar, namun pada siklus I ketuntasan hasil belajar IPA mengalami peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran scramble. Untuk lebih jelasnya, data ketuntasan hasil belajar IPA pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13
Data Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus dan Siklus I
No. Keterangan Pra Siklus Siklus I
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. Tidak Tuntas
<70 19 61% 7 22,6%
2. Tuntas ≥70 9 39% 21 77,4%
Jumlah 28 100% 28 100%
tidak tuntas hanya 7 siswa (22,6%), dan siswa yang tuntas meningkat menjadi 21 siswa (77,4%).
Data ketuntasan Hasil Belajar IPA pra siklus dan siklus I bila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar 6 berikut.
Gambar 6 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus dan
Siklus I
B. Siklus II
1. Observasi Guru
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I, II, dan III pada siklus II sedang berlangsung, guru Kelas VI melakukan observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru Kelas V dengan menggunakan model scramble. Adapun hasil observasi guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel 14 berikut.
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
Pra Siklus Siklus I
Tidak Tuntas
Tabel 14
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II
Menggunakan Model Scramble
No Aspek Skor Rata-Rata
Pertemuan I Pertemuan II
1. Pra pembelajaran 3,5 4
2. Kegiatan awal 4 5
3. Kegiatan inti 4 3,8
4. Kegiatan akhir 3,2 3,3
5. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
3,5 3
6. Penilaian proses dan hasil 3,7 3,7
Rata-Rata 3,7 3,8
Total Skor 73 75
Kategori Baik Baik
Tabel 14 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II pertemuan I diketahui rata-rata aspek yang diperoleh yaitu 3,7 sehingga masih termasuk kategori cukup baik. Sedangkan untuk total skor yang diperoleh adalah 73 sehingga termasuk dalam kategori baik dari keseluruhan kegiatan scramble. Sedangkan untuk hasil observasi kegiatan guru pada siklus II pertemuan II dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh yaitu 3,8 sehingga masih termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan untuk total skor yang diperoleh adalah 75 sehingga termasuk dalam kategori baik.
2. Observasi Siswa
menggunakan model pembelajaran scramble pada siklus II dapat dilihat pada tabel 15 berikut.
Tabel 15
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II
Menggunakan Model Scramble
No Aspek Skor Rata-Rata
Pertemuan I Pertemuan II
1. Pra pembelajaran 4 4
2. Kegiatan awal 4 4
3 Kegiatan Inti 3,6 3,8
4 Kegiatan akhir 3,5 3,8
Rata-Rata 3,7 3,9
Total Skor 74 77
Kategori Baik Baik
Data tabel 15 hasil observasi kinerja siswa siklus II pertemuan I, dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh adalah 3,7 sehingga masih termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan total skor yang diperoleh adalah 74 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan untuk hasil observasi kinerja siswa pada siklus II pertemuan II dapat diketahui rata-rata aspek yang diperoleh adalah 3,9 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan total skor yang diperoleh adalah 77 sehingga termasuk dalam kategori baik. 3. Hasil Belajar
Tabel 16
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga
No. Nilai Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan
1. <70 3 9,7 Tidak Tuntas
2. ≥70 25 90,3 Tuntas
Jumlah 28 100
Rata-rata 86,9
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Tabel 16 ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 3 siswa atau (9,7%), sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 25 siswa dengan persentase (90,3%). Rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada siklus II sebesar 86,9 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.9 bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 7 berikut.
Gambar 7 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga
Tidak Tuntas
Tuntas Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Data ketuntasan hasil belajar IPA siklus II yang terdapat dalam diagram lingkaran, (90,3%) atau 25 siswa di Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada materi sifat-sifat cahaya dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70). Hanya ada (9,7%) atau 3 siswa yang belum tuntas hasil belajar.
Tabel 12 dan 16, hasil analisis data ketuntasan hasil belajar IPA Kelas IV pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 17
Nilai Siklus I dan Siklus II
No. Rentang Nilai
Siklus I Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. < 70 4 22,6% 3 9,7%
2. 70 – 75 8 25,8% 3 9,7%
3. 76 – 81 3 9,7% 2 6,5%
4. 82 – 87 5 16,1% 5 16%
5. 88 – 93 7 22,6% 7 22,6%
6. 94 – 100 1 3,2% 8 35,5%
Jumlah 28 100% 28 100%
Rata-rata 77,4 86,9
Nilai Tertinggi 95 100
Nilai Terendah 50 60
dengan nilai 94 – 100 sebanyak 1 siswa (3,2%). Nilai rata-rata kelas adalah 77,4 dengan perolehan nilai terendah yaitu 50, dan nilai tertinggi yaitu 95.
Siklus II, setelah pembelajaran dilakukan refleksi pada siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar IPA. Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak (9,7%) dengan rincian sebagai berikut: siswa dengan nilai <70 sebanyak 3 siswa dan siswa yang sudah mencapai KKM adalah sebanyak (90,3%) dengan rincian nilai 70 – 75 sebanyak 3 siswa (9,7%), siswa dengan nilai 76 – 81 sebanyak 2 siswa (6,5%), siswa dengan nilai 82 – 87 sebanyak 5 siswa (16%), siswa dengan nilai 88 – 93 sebanyak 7 siswa (22,6%), dan siswa dengan nilai 94 – 100 sebanyak 7 siswa (35,5%). Nilai rata-rata kelas adalah 86,9 dengan perolehan nilai terendah yaitu 60, dan nilai tertinggi yaitu 100.
Tabel 4.10 nilai tes siklus I dan siklus II, menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Data ketuntasan hasil belajar IPA siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18
Data Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Siklus I Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. Tidak
Tuntas
<70 7 22,6% 3 9,7%
2. Tuntas ≥70 21 77,4% 25 90,3%
Jumlah 28 100% 28 100%
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, ketuntasan hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga semakin mengalami peningkatan. Siswa yang tidak tuntas hanya 3 siswa (9,7%) sedangkan siswa yang tuntas meningkat menjadi 25 siswa (90,3%).
Data Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus I dan siklus II bila disajikan dalam bentuk diagram batang, dapat dilihat pada gambar 8 berikut.
Gambar 8 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Siklus I dan
Siklus II
Hasil obervasi yang telah dilakukan juga dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan kegiatan guru pada saat diterapkan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran IPA tentang materi sifat-sifat cahaya bagi siswa Kelas V di SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga pada Semester II tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil total skor yang diperoleh guru pada kategori baik ketika menerapkan model pembelajaran scramble. Semakin besar pemerolehan skor dalam kategori sangat baik mengindikasikan bahwa keberhasilan kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran scramble juga semakin meningkat. Keberhasilan kegiatan guru tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12
rekapitulasi hasil observasi kegiatan guru dengan kategori sangat baik pada siklus I dan siklus II.
Tabel 19
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga
No Ketuntasan siklus) dan hasil belajar IPA setelah pembelajaran model scramble pada siklus I dan II. Pada pra siklus terdapat 16 siswa atau (61%) tidak tuntas karena tidak mencapai KKM yaitu <70 dan 12 siswa atau (39%) tuntas karena telah mencapai KKM. Rata-rata yang diperoleh pada kondisi sebelum tindakan adalah 65. Pada siklus I mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran model scramble, 7 siswa atau (22,6%) tidak tuntas dan 21 siswa atau (77,4%) sudah mencapai ketuntasan dengan rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah 77,4. Peningkatan juga terjadi pada siklus II, sebanyak 3 siswa atau (9,7%) mengalami tidak tuntas dan 25 siswa atau (90,3%) sudah mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah 86,9.
belajar IPA dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 9 berikut.
Gambar 9 Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri
Kutowinangun 07 Salatiga
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Proses pembelajaran sebelum adanya tindakan siklus I guru cenderung sebagai penentu jalannya proses pembelajaran. Dalam pembelajaran dikelas belum terjadi komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Saat kegiatan belajar mengajar siswa hanya sebagai pendengar dan hanya terjadi komunikasi satu arah. Guru dalam penyampaian materi, penggunaan media dan alat peraga masih kurang maksimal menyebabkan pembelajaran hanya berfokus pada buku paket. Pengamalam siswa dalam menggali pengetahuan masih kurang, ini dapat dilihat dari rata-rata prestasi belajar siswa masih rendah.
Kondisi sebelum tindakan atau pra siklus siswa yang mencapai
ketuntasan hasil belajar IPA sesuai KKM ≥70 sebanyak 12 siswa dengan 0%
persentase 39% sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar IPA sebanyak 16 siswa dengan persentase 61%. Setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran scramble pada siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar IPA sebanyak 21 siswa dengan persentase 77,4% dan yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar sebanyak 7 siswa dengan persentase 22,6%. Setelah melakukan refleksi terhadap kekurangan yang ada dalam siklus I maka dilakukan perbaikan pada siklus II. Dalam pembelajaran siklus II yang mencapai ketuntasan hasil belajar IPA sebanyak 25 siswa dengan persentase 90,3% sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar IPA sebanyak 3 siswa dengan persentase 9,7%. Sehingga dapat dikatakan dengan penggunaan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga semester II Tahun ajaran 2014/2015.
Hasil belajar tersebut menunjukan adanya kebenaran, mempelajari IPA adalah sebagai cara untuk mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002). Karena hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda, Reigeluth (dalam Suyitno, 2002). Dengan mengetahui hasil belajar, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar, Sardiman (dalam Suyitno, 2002)
Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model scramble pada materi sifat-sifat cahaya mata pelajaran IPA lebih efektif