• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORGANISASI DAN ADMINSTRASI INTERNASIONAL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ORGANISASI DAN ADMINSTRASI INTERNASIONAL (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ORGANISASI DAN ADMINSTRASI INTERNASIONAL

KELOMPOK 3

(EUROPIAN UNION IN REALISM PERSPECTIVE)

Nama Kelompok :

1. Purwa Hananta K.W.R.

(1516071015)

2. Ghina Khansa Izzati

(1516071035)

3. Shintia Erleni

(1516071037)

4. Mega Ulfa

(1516071041)

5. Widya Michella Nur Syahida

(1516071051)

6. Fatma meidi yana

(1516071095)

7. Titus Cahyo

(1516071097)

8. Hana Diah Lestari

(1516071099)

9. Hasya Novizsa

(1516071103)

10.

Linda Rosalia

(1516071117)

A. Sejarah Singkat EU

Uni Eropa (UE) merupakan organisasi internasional yang dibentuk oleh negara-negara di benua Eropa. Uni Eropa memiliki tujuan awal yaitu mengakhiri perang yang sering terjadi antar negara tetangga, yang memuncak pada Perang Dunia Kedua.1 Treaty on European Union (TEU) yang ditandatangani di Maastricht pada tanggal 7 Februari 1992 dan mulai berlaku tanggal 1 November 1993, mengubah European Communities (EC) menjadi European Union (EU). TEU mencakup, memasukkan, dan juga memodifkasi traktat-traktat yang ada terlebih dahulu (ECSC, Euratom dan EEC). Jika Treaties establishing European Community (TEC) memiliki karakter integrasi dan kerjasama ekonomi yang sangat kuat, maka TEU menambahkan karakter lain, yaitu kerjasama dibidang Common Foreign and Security Policy (CFSP) dan Justice and Home Affairs (JHA).2 Dibawah perjanjian Maastricht, UE menjadi sebuah kawasan yang bebas diduduki oleh seluruh warga negara Eropa, oleh karena itu seluruh warga negara Eropa bebas untuk hidup, bekerja, dan juga belajar di negara manapun di Eropa. Tujuan lain dari UE adalah untuk mengimplementasikan Economic and Monetary Union (EMU) dengan memperkenalkan satu mata uang eropa yaitu Euro untuk semua negara anggota UE. Pada tahun 2002, mata uang Euro ini telah menggantikan 18 mata uang negara anggota UE.3

B. Pengertian dan Konsep Realisme

Pengertian Realisme

Realisme adalah tradisi hubungan internasional yang berpusat pada empat ide utama.4

1https://europa.eu/european-union/about-eu/history_en

2 http://www.indonesianmission-eu.org/website/page943418664200310095958555.asp 3 repository.unpas.ac.id/2162/3/Chapter%202.docx

(2)

1. Sistem internasional bersifat anarki.

 Tidak ada aktor di atas negara yang mampu mengatur interaksinya; negara harus membina sendiri hubungan dengan negara lain, tidak diatur oleh entitas yang lebih tinggi.

 Sistem internasional ada dalam keadaan antagonisme tetap 2. Negara adalah aktor terpenting.

3. Semua negara di dalam sistem adalah aktor tunggal yang rasional  Negara cenderung mengejar kepentingan pribadi.

 Kelompok berusaha meraup sumber daya sebanyak mungkin (lihat keunggulan relatif).

4. Masalah utama bagi setiap negara adalah kelangsungan hidup (survival).  Negara membangun militer untuk bertahan hidup, sehingga bisa

menciptakan security dilemma.

Konsep dari Realisme

Realisme menganut tiga konsep, yakni statisme, survival, serta self-help. “Pengertian dari masing-masing konsep tersebut adalah tidak adanya aktor yang kuasanya bisa menyaingi negara, oleh karena itu realisme juga bisa disebut sebagai state centric approach. Selain itu, menurut Immanuel Kant salah satu tokoh realis, World Government seperti halnya United Nations (UN) memiliki sentralisasi kekuasaan yang bertentangan dengan konsep statisme. Pengertian atas konsep survival sendiri yaitu suatu negara harus mampu bertanggung jawab untuk bertahan dan menjaga bangsanya sendiri. Sedangkan self-help adalah negara harus bisa menolong dirinya sendiri, dengan kata lain tidak bergantung pada negara-negara lain.”5

C. Kebijakan-kebijakan Uni Eropa dikaji menurut pandangan

realisme.

Morgenthau juga menyatakan bahwa Politik internasional merupakan perjuangan untuk kekuasaan. Uni Eropa ini dibentuk untuk mencapai kepentingan dari masing-masing negara, Uni Eropa juga bahkan dijadikan alat untuk memudahkan mereka dalam mencapai kepentingannya. Pada awalnya pembentukan kerjasama ekonomi Negara-negara Eropa, hanya 6 negara Eropa yang ikut berpartisipasi didalamnya. Keenam Negara tersebut diantaranya adalah Belgia, Jerman, Perancis, Italia, Luxembourg dan Belanda yang kemudian keenam Negara tersebut dianggap sebagai Negara-negara pendiri Uni Eropa. Sejak bergabungnya Krotia pada tanggal 1 Juli 2013, Uni Eropa saat ini telah memiliki 28 Negara Anggota. Ini menunjukkan bahwa institusi ini memerlukan banyak anggota untuk mencari kekuatan di dalamnya. Dalam memperluas anggotapun institusi, mereka tidak main-main, mereka merekrut harus sesuai dengan syarat-syarat yang disebut dengan kriteria kophagen yang mensyaratkan adanya pemerintahan demokratis stabil yang menghormati aturan hukum, dan kebebasan serta institusi terkait di dalam suatu negara dan

5

(3)

syarat itupun semata-mata untuk dapat meraup keuntungan dari masing-masing negara yang menjadi anggota di dalamnya.

a. Kebijakan-kebijakan Uni Eropa

Kebijakan yang perlu dipahami dari Uni Eropa adalah kebijakan yang berhubungan dengan warga negara, keadilan, ekonomi, moneter, masyarakat, budaya, dan ilmu pengetahuan.

Pertama, kebijakan mengenai masyarakat dan keadilan di kawasan Eropa.

Isu utama yang menjadi perhatian adalah permasalahan migrasi dan imigrasi. Uni Eropa berperan dalam membuat regulasi mengenai perpindahan dari masyarakat Uni Eropa terkait juga permasalahan suaka dan imigrasi (Hansen, 2007)6.

Ada empat poin kebijakan yang ditekankan oleh Uni Eropa terkait permasalahan warga negara, masyarakat dan keadilan.

1. Pertama, Uni Eropa mendorong terciptanya kebijakan yang tepat dalam mengatasi permasalahan pencari suaka dan imigran.

2. Kedua, 13 negara anggota Uni Eropa menghapuskan batas antar negara dan menerapkan kebijakan visa bersama.

3. ketiga, Konvensi Dublin telah membatasi adanya pergerakan dari pencari suaka di kawasan Uni Eropa.

4. Keempat, negara-negara anggota Uni Eropa telah membuat kebijakan untuk mengatasi permasalahan imigrasi dengan menentukan negara tujuan dan transit (Hansen, 2007)7.

Dari poin diatas menurut kelompok kami, kebijakan Uni Eropa sebenarnya memiliki tujuan lain yang mengatasnamakan HAM serta keadilan di masyarakat sehingga dengan diberlakukan 4 poin kebijakan itu maka masyarakat di uni eropa dapat berpindah dan bertempat tinggal di semua kawasan Uni Eropa, dapat menyampaikan petisi dan keluhan, serta adanya konsulat bagi masyarakat Uni Eropa yang tinggal di luar negara-negara Uni Eropa. Menurut pandangan realis itu semua hanyalah motif untuk memasuki negara-negara anggotanya untuk mencapai kepentingannya.

Kedua berkaitan dengan kondisi ekonomi dan moneter di Eropa.

Kemunculan European Union (EU) tidak terlepas dari tujuan ekonomi yang telah dibahas dalam Treaty of Rome pada tahun 1957 yang setidaknya mencakup empat hal utama, yaitu bebasnya arus perdagangan, buruh, modal, dan pelayanan dalam Eropa. Kebebasan ini sekaligus menghilangkan hambatan-hambatan yang ada pada setiap negara. Integrasi antar-negara Eropa tersebut kemudian membentuk suatu single market dengan beberapa ketentuan yang ada. Perkembangan selanjutnya, European Union membentuk single currency, yaitu penggunaan mata uang yang sama pada setiap negara8. Adanya single market merupakan integrasi yang kemudian membuat negara-negara EU tunduk

6 Hansen, Randall. 2007. Migration Policy dalam Colin Hay dan Anand Menon (Eds), European Politics. Oxford: Oxford University Press.

7ibid

(4)

pada satu peraturan umum dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Sehingga memudahkan untuk mencapai keuntungan maksimal di dalamnya.

Ketiga, kebijakan yang berkaitan dengan budaya dan ilmu pengetahuan di kawasan Eropa.

Uni Eropa berusaha mengolah budaya yang dimilikinya menggunakkan program-program pengembangan ekonomi. Hal ini wajar mengingat Uni Eropa lahir karena latar belakang kerjasama ekonomi antar negara di Eropa. Salah satu warisan budaya yang hingga kini masih dipegang teguh oleh masyarakat Uni Eropa adalah warisan budaya dan spiritual dari zaman Yunani dan Romawi. Warisan budaya ini membawa pengaruh terhadap budaya politik Uni Eropa mengenai Humanisme, modernitas dan juga sosialisme (Berting, 2006: 52)9. Terlihat dari bagaimana pengelolaan museum dan proyek Uni Eropa dalam melestarikan budayanya yang begitu terasa kemudian pada Kebijakan dalam ilmu pengetahuan di Uni Eropa dilakukan melalui European Research Area, yang merupakan sistem yang mengintegrasikan sumber daya ilmiah negara anggota dan bertindak sebagai "pasar bersama" untuk penelitian dan inovasi. Melalui ERA ini, diharapkan bahwa Uni Eropa akan menjadi sebuah wilayah terpadu dan terbuka untuk dunia, di mana pengetahuan ilmiah, teknologi dan peneliti beredar bebas.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Uni Eropa merupakan bentuk nyata dari kesuksesan suatu kawasan membentuk organisasi yang mengintegrasi seluruh kegiatan ekonomi, budaya, politik dan sosial dari masing-masing negara anggota. Uni Eropa memiliki latar belakang dari sektor ekonomi untuk membentuk pasar bebas di wilayah Eropa dan berlanjut ke berbagai sektor lainnya. Uni Eropa terus memberikan akses bagi negara lain di kawasan Eropa untuk bergabung dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan. Uni Eropa memiliki berbagai institusi yang mengatur segala aspek kehidupan masyarakat Uni Eropa yang diterapkan dalam berbagai kebijakan ekonomi, budaya, warga negara, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Uni Eropa juga memiliki kelebihan dan kekurangannya dalam perkembangannya. Kelebihan dari Uni Eropa tentunya memberikan integrasi yang mudah bagi anggotanya untuk melakukan kegiatan ekonomi, namun apabila terjadi krisis pada salah satu negara anggota terlihat Uni Eropa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Isu terkait negara yang akan keluar dari Uni Eropa juga membuktikan bahwa Uni Eropa belum solid seutuhnya, karena beberapa negara juga belum menaati segala peraturan yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Pemenuhan segala aspek di dalam Uni Eropa semata-mata karena ada kepentingan di dalamnya. Mereka rela mengikuti segala kebijakan di Uni Eropa demi meminimalkan kerugian dan memaksimalkan keuntungan, negara besar akan lebih banyak menerima hasilnya dibanding negara-negara kecil yang habis dikeruk sumber dayanya. Uni Eropa akan tetap bertahan sepanjang tiap negara-negara mempunyai kepentingan (primary interest) maka mereka akan cenderung mempertahankan organisasi itu.

D. EU Dalam Pandangan Realisme

Realisme beranggapan bahwa uni eropa adalah sebuah organisasi yang gagal hal terbukti dalam beberapa kasus seperti yang terjdi di Yunani, Pada tiga tahun terakhir ini, terjadi gejolak di dalam perekonomian Uni Eropa. Hal ini tidak

(5)

lain dikarenakan efek domino yang disebabkan oleh krisis keuangan Yunani. Pemerintah Yunani tidak mampu melunasi utang yang menumpuk hingga mencapai defsit keuangan. Ketidakmampuan pemerintah Yunani mengatasi krisis keuangan di dalam negerinya ini kemudian berimbas pada negara-negara lain di kawasan Eropa. Irlandia, Portugal, Spanyol, Italia, Perancis, dan beberapa negara lain turut terkena dampak dari krisis Yunani ini. Efek domino ini dapat terjadi salah satunya diakibatkan oleh keterikatan negara-negara Eropa tersebut di dalam sistem eurozone. Krisis keuangan yang tidak kunjung selesai dan justru berdampak ke negara Eropa lainnya ini juga berimbas pada merosotnya pasar saham di beberapa negara di dunia. Hal ini kemudian menjadi isu global yang hangat diperbincangkan.

Krisis ini tentu kemudian mendapat tanggapan serius oleh Uni Eropa sebagai organisasi kawasan yang juga membawahi Yunani. Uni Eropa bersama negara-negara anggotanya berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mengatasi gejolak krisis yang tengah dihadapi oleh negara-negara anggotanya. Pengaruh perpolitikan turut pula mewarnai penyelesaian masalah krisis keuangan ini. Kucuruan dana pinjaman menjadi salah satu opsi yang ditawarkan Uni Eropa untuk mengatasi permasalahan ini. Namun, pinjaman atau bailout untuk Yunani ini sendiri masih menuai sejumlah kontroversi dan perdebatan di antara negara-negara Uni Eropa tersebut. Hal ini berkaitan dengan kemampuan Yunani untuk mengembalikan pinjaman ini dan melakukan pengetatan anggaran di dalam negerinya. Krisis keuangan yang melanda Eropa ini kemudian turut pula menghadapi hambatan dan tantangan di dalam penyelesaiannya. Untuk itulah di dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai permasalahan krisis Yunani, perbedaan di dalam penyelesaiannya, serta hambatan dan tantangan yang tengah dihadapi dalam penyelesaian tersebut.

E. Studi Kasus

Nasib Keanggotaan Turki di Uni Eropa.

Keanggotaan Turki di Uni Eropa masih terganjal hingga kini akibat penentangan keras negara-negara barat. Para analis politik memandang sepak terjang pemerintahan Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa terkesan ganjil dan tidak berprinsip. Sejatinya, di tengah upaya para politisi Turki meloloskan negara ini menjadi anggota Uni Eropa selama lebih dari lima dekade lalu, kebijakan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dengan politisi Turki lainnya sangat berbeda. AKP yang mengendalikan roda pemerintahan turki saat ini bersedia menebus mahal penentangan terhadap keanggotaan Turki di Uni Eropa, asalkan undang-undang penumpasan terorisme tidak ratifkasi di parlemen. Memiliki rekam jejak perundingan Turki dan Barat, implementasi penuh seluruh persyaratan keanggotaan Turki di Uni Eropa tidak akan bisa dipastikan. Sebab sebelum ini, sejumlah politisi barat, menyebut Uni Eropa tidak akan bisa dipastikan. Sebab sebelum ini, sejumlah politisi Barat, menyebut Uni Eropa sebagai klub Kristen. Oleh karena itu, mereka selalu mencari cara untuk menjegal keanggotaan Turki di Uni Eropa.

(6)

satu periode 10 tahun. Tapi hingga kini, harapan orang-orang Turki ini hanya tinggal angan-angan setidaknya dalam satu dekade ke depan10.

Dari kasus diatas dapat dikaji melalui pandangan realisme dalam memandang Uni Eropa terhadap negara Turki. diantaranya adalah :

1. Secara geografs mayoritas wilayah Negara Turki terletak di Asia, kecuali Istanbul dan sekitarnya.

Turki secara geografs dan historis lebih dekat ke Asia, khususnya kawasan Timur Tengah. Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy menggunakan hal ini sebagai argumen untuk menolak keanggotaan Turki dalam Uni Eropa. Dalam sebuah berita yang dirilis oleh okezone.com11, Sarkozy berkta “Saya rasa wilayah Turki bukanlah di Eropa, Turki adalah negara yang berada di wilayah Asia,” seperti yang kita ketahui, Uni Eropa adalah organisasi internasional yang bersifat regional. Uni Eropa hanya melakukan penerimaan anggota terhadap negara-negara yang secara geografs terletak di Eropa. Pendefnisian regional adalah masalah utama yang muncul dalam organisasi internasional yang bersifat regional(Archer,2001)12. Masalah pendifnisian wilayah regional ini adalah hambatan yang nyata bagi Turki

2. Populasi Turki sebanyak 74 juta jiwa merupakan ancaman tersendiri bagi negara-negara besar anggota Uni Eropa. Hal ini didasarkan pada sistem polling di Uni Eropa yang menguntungkan negara berpopulasi besar.

Uni Eropa menganut sistem poling atau aklamasi dalam mengambil keputusan. Dari segi jumlah penduduk, Turki berada di urutan kedua setelah Jerman. Turki akan memiliki posisi yang sangat strategis dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan oleh Uni Eropa.Tidak heran memang, Jerman dan Prancis dua negara besar anggota Uni Eropa, merupakan negara-negara yang menolak keanggotan Turki dalam Uni Eropa. Turki selain bisa jadi mitra yang hebat, juga bisa menjadi kompetitor yang berbahaya bagi Prancis dan Jerman. Pihak Jerman dan Prancis selalu mencari alasan untuk menolak keanggotan Turki. Alasan seperti ideologi, agama,kemiskinan (Koran Muslim, 2011)13, bahkan mengungkit kejadian masa lalu seperti kasus genosida di Armenia yang dilakukan Kesultanan Turki Ottoman pada Perang Dunia Pertama kerap dijadikan sebagai ‘senjata’ untuk menjegal langkah Turki. Selain itu komposisi penduduk Turki yang besar ditakutkan akan melahirkan arus imigrasi yang besar ke negara-negara Eropa. Saat ini, ketika Turki belum menjadi anggota Uni Eropa telah ada sekitar 10 juta imigran Turki yang telah menetap di Jerman dan di beberapa negara Eropa lainnya. Muncul kekhawatiran di antara negara-negara Eropa, akan tercipta rivalitas domestik dalam perebutan lapangan pekerjaan yang ditakutkan akan berakhir pada konfik antar etnik yang pernah melanda Eropa di masa lalu.

10

http://indonesian.irib.ir/editorial/fokus/item/109873-nasib-keanggotaan-turki-di-uni-eropa. Diakses pada 21/12/2016 (01.20).

11 Akbar, Aulia (2011). Saran Prancis Untuk PBB Dikecam Uni Eropa. Okezone.com. Diakses pada 21/12/2016 (01.20).

12 Archer, Clive (2001). Intenational Organizations.Third ed. New York : Routledge

(7)

3. Ketidakpastian politik dalam negeri Turki. Terdapat fraksi pro islam yang ditakuti oleh sebagian besar negara Eropa akan berkuasa dan mengendalikan pemerintahan di Turki.

Turki menganut sistem multipartai. Namun, secara garis besar partai-partai. Turki dapat dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok nasionalis-sekuler yang didukung penuh oleh pihak militer dan kelompok pro Islam. Sejak tahun 2002 Partai Keadilan Pembangunan (PKP) mnjadi partai yang berkuasa. PKP adalah partai yang beraliran Islam Sunni. Partai ini masih berkuasa sampai sekarang. Saat ini Turki dipimpin oleh salah satu pentolan PKP, PM Erdogan. Secara perlahan-lahan arah kebijakan luar negeri Turki mulai berubah sedikit demi sedikit . Turki memulai hubungan persahabatan yang baik dengan negara-negara Islam. Turki mulai berani untuk menentang rezim Israel di Kawasan Timur Tengah. Turki mulai berani mempertanyakan kebijakan-kebijakan PBB yang terlalu banyak dikendalikan oleh lima negara anggota tetap DK PBB. Melihat kondisi yang seperti ini, Turki akan semakin sulit untuk diterima sebagai anggota Uni Eropa. Ketika dalam kasus permintaan Palestina agar diakui oleh PBB sebagai negara. Turki melalui PM Erdogan mendukung penuh keanggotan Palestina di PBB sebagai negara yang berdaulat, sebaliknya Uni Eropa seperti halnya Amerika Serikat, menolak permintaan Palestina kepada PBB. Perbedaan orientasi politik Uni Eropa dengan Turki secara umum semakin terlihat. Prancis, salah satu anggota Uni Eropa menawarkan solusi dalam kasus Palestina ini, Prancis menawarkan satus sebagai negara pengamat kepada Palestina(BBCIndonesia,2011)14. Kasus ini menjelaskan bahwa Uni Eropa tidak mentolerir sikap politik yang berseberangan dengan sikap yang diambil oleh Uni Eropa. Sulit bagi Uni Eropa menerima negara yang memiliki orientasi politik luar negeri yang berbeda dengan Uni Eropa. Hal ini hanya akan menimbulkan konfik internal di tubuh Uni Eropa. Corak politik Turki yang pro Islam saat ini menjadi hambatan untuk menjadi anggota penuh Uni Eropa

4. Terdapat masalah bilateral yang cukup serius antara Yunani dengan Turki terkait dengan status Negara Siprus.

Yunani adalah negara yang paling keras menolak keanggotaan Uni Eropa bagi Turki yang dilatarbelakangi terkait negara Siprus. Turki telah menduduki bagian Utara siprus sejak tahun 1974, pada 15 November 1983 berdirilah Turkish Republic of Northen Cyprus yang diakui oleh Turki sebagai negara(Hidayat,1999)15. Pada tanggal 27 Januari 1997 dimulailah proses integrasi Siprus Utara ke Negara Turki. Di lain Pihak Siprus-Yunani yang lebih diakui oleh dunia internasional berhasil menjadi anggota Uni Eropa pada tanggal 1 Mei 2004. Yang diakui sebagai anggota adalah Siprus-Yunani saja, sedangkan Siprus-Turki tidak diakui sebagai anggota Uni Eropa. Maka Turki mengancam untuk tidak mengakui Siprus Selatan, Turki hanya mengakui Siprus Utara(Siprus-Turki). Jika ini terjadi, hubungan Turki-Uni Eropa akan berada di titik yang rendah, selain menganggu proses penerimaan Turki, hal ini juga akan berimbas pada permasalahan yang lebih kompleks antara Turki dengan Uni Eropa.

5. Kriteria Kopenhagen 1993 belum sepenuhnya bisa dipenuhi oleh Turki.

14 BBC Indonesia (2011). Prancis Usulkan Palestina jadi Negara Pengamat di PBB.

(8)

Di dalam Kriteria Kopenhagen terdapat beberapa kriteria yaitu kriteria politik, kriteria ekonomi, dan kriteria lainnya. kriteria politik berisi beberapa hal yaitu, landasan demokrasi, supremasi hukum, keefektifan lembaga-lembaga negara, menghargai HAM dan menghormati hak-hak minoritas di negara tersebut. Kriteria ekonomi terdiri atas berfungsinya sistem ekonomi pasar, sistem keuangan yang bagus dan daya saing ekonomi yang minimum. Kriteria lainnya berisi kesediaan negara calon menerima Treaty on European Union, persiapan transformasi mata uang menuju mata uang bersama yaitu Euro, memiliki bank sentral yang independen, serta melaksanakan acquis communitaure yaitu penyesuaian hukum-hukum Uni Eropa ke Hukum di tingkat Nasional.

Pejabat Ankara mengklaim telah memenuhi 69 syarat dari 72 syarat yang telah ditetapkan Uni Eropa mengenai keanggotaan Turki di organisasi negara anggota Eropa itu. Pada saat yang sama, Uni Eropa menekankan perubahan kebijakan Turki, seperti undang-undang penumpasan terorisme yang menjadi salah satu syarat terpenting keanggotaan Turki di Uni Eropa. Meskipun Uni Eropa menegaskan masalah tersebut, tapi presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan Ankara tidak bersedia memenuhi permintaan Eropa mengenai perubahan undang-undang pemberantasan terorisme. Erdogan mengungkapkan urgensi penyusunan undang-undang baru mengenai sistem presidensial, seraya menegaskan bahwa Eropa memiliki jalan masing-masing dan Turki melanjutkan jalannya sendiri.

Dari uraian dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang membuat Turki sulit diterima sebagai anggota Uni Eropa, Bahkan hubungan antara Turki dan Uni Eropa kurang baik. Sangat kecil sekali kemungkinan Turki akan menjadi anggota Uni Eropa dengan adanya penolakkan dari Prancis dan Jerman terang-terangan serta berbagai argumen mereka lontarkan untuk menjegal langkah Turki. Jika dilihat dari Institusi Uni Eropa sudah terlihat sangat realis sekali bahwa negara-negara takut akan kehadiran Turki yang dapat menghalangi kepentingan masing-masing negara didalamnya kemudian khawatir nantinya negara-negara besar akan berkurang eksistensinya di dalam Uni Eropa. Jika dilihat dari sudut pandang negara Turki sudah terlihat jelas, Turki sangat mati-matian ingin masuk ke dalam Uni Eropa karena ingin mencapai kepentingan nasionalnya misalnya dengan diberlakukannya visa bersama maka dengan mudahnya perdagangan gelap dan TOC di negara-negara antar kawasan. Serta. memperluas eksistensinya di negara-negara anggotanya dll. Yang pada akhirnya institusi Uni Eropa hanya dijadikan alat dalam memfasilitasi negara-negara untuk mencapai kepentingannya masing-masing.

F. Kesimpulan

(9)

anggota di dalamnya. Sepeti kasus Turki yang sudah lama ingin menjadi anggota namun dianggap kurang memenuhi kriteria, dari situ kita dapat melihat bahwa ada sesuatu yang dicari didalam perekrutan anggota itu sendiri. Selain itu terdapat peraturan-peraturan didalam EU yang sangat mengekang negara anggotanya. Kami berpendapat bahwa kebijakan-kebijakan didalam EU seperti tidak adanya batas negara diatara negara-negara anggota menjadi salah satu tujuan yang searah dengan kepentingan suatu negara, yaitu memasuki bahkan ikut campur dengan kedaulatan negara.

Referensi

Dokumen terkait

Palvelutarpeen arviointia on tehty Lapin maakunnan ja kuntien väestötasolla. Palvelutar- peen arvioinnissa on myös kartoitettu nykyisen palvelujärjestelmän tilanne, minkä yhteydes-

(2003), penggunaan tehnik AFLP untuk mempelajari keragaman genetik pada jahe mengindikasikan bahwa dari 22 aksesi plasma nutfah jahe yang digunakan yang terdiri dari

Data lembar validasi yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus Rata-Rata Tiap Validator (RTV) dan data tes diagnostik pilihan ganda three-tier dianalisis

Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahan-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang

- Melalui penjelasan guru dengan benda kongkrit (kaleng susu yang dipukul dengan pensil), siswa dapat menghasilkan sumber energi bunyi.. - Melalui tanya jawab,

Dev iation Median Minimum Maxim um Jenis cairan RL HES 400 kD Total Tekanan Darah Sistolik Pre Anestesi Spinal Tekanan Darah Diast olik Pre.. Anestesi Spinal Tekanan Darah

(1999), indeks mitotik yang lebih dari 3 sel per lapang pandang, merupakan suatu indikator bahwa tumor tersebut adalah tumor yang ganas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari tes