• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Pengaruh Metode Resitasi terhad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Pengaruh Metode Resitasi terhad"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA KELAS 6 DI SDN 03, 04 DAN 05 TAHUNAN

JEPARA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Proposal Skripsi

Dibuat Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Untuk Membuat Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:

MIFTAKHURROHMAN

NIM: 224032

FAKULTAS TARBIYAH

(2)

PROPOSAL

STUDI KORELASI ANTARA PENERAPAN METODE RESITASI

TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PAI SISWA KELAS 6 DI SD

NEGERI 03, 04 DAN 05 TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN

2009/2010

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini tuntutan terhadap pendidikan yang berkualitas semakin meningkat. Paling tidak terdapat dua faktor untuk secara terus-menerus meningkatkan kualitas proses maupun keluaran pendidikannya yaitu faktor tantangan di era globalisasi dan faktor kesadaran orang tua akan pendidikan yang berkualitas.

Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin. Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yang ketat dalam kehidupan pribadinya. Kedisiplinan seorang siswa dalam belajar butuh adanya latihan, dan seorang gurulah yang diharapkan dapat mengarahkan melalui proses belajar mengajar dengan metode yang sesuai. Karena pada dasarnya seorang siswa akan belajar bila ada perintah atau tugas dari guru (pendidik).

(3)

pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.1

Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati, kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan – keterampilan dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis adalah menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain – lain.2

Sebagai seorang guru pastilah sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik mencapai tujuan. Disini tentu saja tugas guru berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.3 Seorang guru dalam memilih untuk menggunakan suatu metode harus memperhatikan faktor –

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Rosda Karya,

2000), hlm. 89.

2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

Depdikbud, 1999), hlm. 9.

3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

(4)

faktor yang mempengaruhi di dalam menetapkan suatu metode. Sehingga pemilihan metode yang tepat oleh seorang guru diharapkan akan dapat menanamkan kedisiplinan belajar anak didik. Salah satu metode mengajar itu adalah metode resitasi (pemberian tugas).

Dengan penerapan metode resitasi dalam pendidikan sangat berguna dan bermanfaat dalam mendorong semangat, minat, kreatifitas dan kedisiplinan dalam belajar sehingga mereka akan bisa atau berusaha mentaati tugas – tugas guru dan mempunyai rasa tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk membuat penelitian dalam sebuah skripsi yang berjudul “Studi Korelasi antara Penerapan Metode Resitasi dengan Kedisiplinan Belajar PAI Siswa Di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari agar tidak terjadi salah pengertian atau salah penafsiran dari skripsi, maka perlu peneliti jelaskan beberapa istilah yang dianggap penting dalam judul skripsi di atas, yaitu sebagai berikut:

1. Metode Resitasi

Yang dimaksud dengan metode resitasi adalah “Suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru”.4

4 Zakiah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Bumi Aksara,

(5)

Sedangkan resitasi yang dimaksud dalam skripsi ini adalah guru memberikan tugas yang berupa menghafal, membuat ringkasan dan menyelesaikan soal – soal atau tugas – tugas lain yang harus dikerjakan oleh para siswa dan guru memberikan evaluasi atau penilaian terhadap hasilnya.

2. Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan adalah kepatuhan seseorang mengikuti tata tertib disebabkan oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.5

Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.6

Kedisiplinan belajar yang dimaksud adalah ketersediaan dan pelaksanaan kegiatan sehari – hari siswa di dalam belajar bidang studi PAI, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

C. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

5 Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

hlm. 188.

6 Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

(6)

1. Bagaimanakah penerapan metode resitasi dalam pembelajaran PAI di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?

2. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan siswa di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?

3. Adakah korelasi antara penerapan metode resitasi dengan kedisiplinan belajar PAI siswa di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?

D. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode resitasi dalam pembelajaran PAI di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?

2. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?

3. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara penerapan metode resitasi dengan kedisiplinan belajar PAI siswa di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?

E. Kajian Teori

1. Metode Resitasi

(7)

Menurut Dr. Zakiyah Darajat metode resitasi adalah “salah satu metode dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru”.7

Menurut Dr. Winarno Surachmad, M. Sc., Ed metode resiasi terkenal dengan sebutan pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya metode resitasi ini lebih luas dari itu karena siswa dalam belajar tidak hanya di rumah, mungkin di laboratorium, di halaman sekolah, di perpustakaan atau di tempat – tempat lainnya.8

Menurut Drs. Slameto pemberian tugas dan resitasi adalah “cara penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan (dilaporkan) kepada guru / instruktur.9

Menurut Abdurrohman Shaleh (2005 : 185) metode pemberian tugas merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan guru sehingga siswa dapat mengalaminya secara nyata.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang metode resitasi, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode resitasi adalah metode pembelajaran

7 Zakiah Daradjat dkk, loc.cit.

8 Winarna Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional. (Bandung: Jemmars, 1976)

hlm. 90

9 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam SKS. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999) Cet. 1,

(8)

dengan cara pemberian tugas dari seorang guru yang harus dikerjakan oleh siswa dalam batas waktu tertentu dan hasilnya dilaporkan kepada gurunya.

Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Sedangkan bentuk tugas itu dapat berupa tugas individu atau kelompok.10

b. Prosedur Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

Metode tugas ini akan efektif dan memberi motivasi kepada peserta didik, jika pemberian tugas ini diberi petunjuk jelas proses kerjanya. Prosedur pelaksanaan tugas bagi guru dalam metode ini adalah, sbb:

1) Menentukan topik materi pembelajaran yang akan dikerjakan.

2) Merumuskan tujuan yang jelas tentang tugas yang diberikan

3) Menentukan tempat dan alokasi waktu mengenai tugas yang akan dikerjakan.

4) Memberikan petunjuk yang jelas mengenai tugas yang akan dikerjakan, tentang:

a) pokok persoalan yang akan dikerjakan

(9)

b) ruang lingkup atau cakupan materi yang perlu dikerjakan

c) format atau kertas kerja sebagai petunjuk pelaksanaan tugas

d) format dan sistematika pelaporan yang harus disampaikan.

5) Memberikan motivasi bimbingan dan arahan pada saat proses kerja berlangsung

6) Memberikan pengawasan dan evaluasi hasil kerja.

c. Manfaat Resitasi

Resitasi sebagai salah satu metode mengajar mempunyai manfaat yang sangat banyak. Adapun manfaat resitasi adalah sebagai berikut:

a) Membiasakan anak giat belajar. b) Mengisi waktu luang yang kontrukif.11

c) Memperkaya pengalaman – pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan – kegiatan di luar kelas.12

d) Memupuk rasa tanggungjawab

e) Melatih menghidupkan sifat gotong royong.

11 Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), Cet. 1 hlm.

84.

(10)

f) Melaih siswa dalam tugas yang bersifat praktis dan keterampilan.

g) Mempererat hubungan antara orang tua dengan anak.

2. Kedisiplinan belajar

a. Pengertian Kedisiplinan

Disiplin menurut Wardiman Djojonegoro adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal – hal apa yang seharusnya dilakukan., yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal – hal yang terlarang).13

Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan sesuatu sistem yang seharusnya orang tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.

Menurut Dirjen. Dikdasmen, disiplin adalah tingkat konsistensi dan konsekwensi seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, waktu dan proses pelaksanaan kegiatan.14

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah ketaatan guru atau murid dalam mematuhi segala

13 D. Soemarno, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah, (Mini

Jaya Abadi: 1998), hlm. 20

(11)

peraturan dan tata tertib yang ditetapkan oleh lembaga dimana seseorang tersebut menjalankan tugasnya.

b. Disiplin Siswa dalam Belajar

Disiplin dalam kaitannya dengan belajar merupakan komponen penting. Sikap disiplin tidak akan terwujud tanpa adanya perhatian, kesadaran yang tinggi dan disiplin itu tidak akan muncul tanpa disertai keteraturan.

Di dalam memasuki proses belajar mengajar dan situasi supaya anak dapat belajar dengan baik, kebutuhan yang diperlukan dalam belajar harus dipenuhi. Kebutuhan – kebutuhan itu diantaranya adalah sebagai berikut:15

1) Memiliki kondisi yang tepat.

2) Memiliki jadwal pelajaran di rumah yang di susun dengan teratur. 3) Memiliki disiplin terhadap diri sendiri, patuh dan taat dengan

rencana belajar yang telah dijadwalkan.

4) Memiliki kamar atau tempat belajar yang sesuai dengan seleranya sendiri dan mendorong kegiatan belajar mengajar.

5) Menyiapkan peralatan sekolah dengan baik sebelum belajar.

6) Menerangi dalam kamar atau tempat belajar yang sesuai dan tidak mengganggu kesehatan mata.

15 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),

(12)

7) Harus bisa memusatkan perhatian dan konsentrasi dalam belajar. 8) Memiliki kepercayaan terhadap kemampuan sendiri dalam belajar.

Agar siswa dapat belajar dengan baik maka ia haruslah bersungguh – sungguh dan tekun dalam belajar. Apabila siswa mampu menerapkan cara belajar dengan baik maka sudah tentu dia dikatakan tekun. Sebelum siswa dapat menerapkan cara belajar dengan baik terlebih dahulu dapat mengembangkan sikap dalam belajar.

Berdisiplin itu selain membuat siswa memiliki kecakapan mengenai belajar yang baik, juga merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik. Watak yang baik ini akan menciptakan suatu pribadi yang luhur dan menjadi harapan bangsa pada umumnya.16

F. Rumusan Hipotesis

Dari arti katanya hipotesis berasal dari dua penggalan kata. Yakni

Hypo” yang artinya “dibawah” dan “Thesa” yang artinya kebenaran.17 Jadi

hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

Hipotesis adalah pernyataan mengenai suatu hal yang harus diuji kebenarannya.18 Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya

16 Abu Ahmadi, Teknik Belajar yang Efektif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 36 17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71.

18 Jarwanto dan Pangestu Subagyo, Statistik Induktif, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,

(13)

dengan yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.19

Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah ada korelasi antara penerapan metode resitasi (pemberian tugas) terhadap kedisiplinan belajar PAI siswa kelas 6 SD Negeri 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Jadi semakin tepat penerapan metode resitasi, maka semakin tinggi kedisiplinan belajar siswa.

G. Metode Penelitian

1. Variabel dan Indikator

Menurut F. N. Kerlinger, menyebutkan variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki – laki dalam jenis kelamin, insyaf dalam konsep kesadaran.20 Variabel menurut Nana Sudjana adalah “Ciri dari individu, objek, gejala, peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif maupun kualitatif”.21

Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variabel: laki – laki dan perempuan; berat badan, karena ada berat 40 kg, 60 Kg, dan sebagainya. Gejala adalah obyek penelitian, sehingga variebel adalah objek penelitian, sehingga variebel adalah objek penelitian yang bervariasi.22 Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu:

19 Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

hlm. 162.

20 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 116.

21 Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,

2001), Cet. 6, hlm. 23

(14)

a. Variabel pengaruh (independent variable).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Metode Resitasi” dengan indikator sebagai berikut:

1. Bentuk atau macam – macam Resitasi (Pemberian tugas).

2. Frekwensi Resitasi (Pemberian tugas).

b. Variabel terpengaruh(dependent variable).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “kedisiplinan belajar siswa” dengan indikator sebagai berikut:

1. Tekun, ulet dan tertib dalam belajar. 2. Mengikuti kegiatan belajar dengan baik.

3. Disiplin dalam menjalankan tugas pekerjaan rumah dan kewajiban.

4. Disiplin dalam mentaati peraturan sekolah.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan – satuan / individu - individu) yang karakteristiknya hendak diduga.23 Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari populasinya).24

(15)

Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah siswa kelas 6 di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara yang berjumlah 23 siswa (SDN 03 Tahunan), 22 siswa (SDN 04 Tahunan) dan 16 siswa (SDN 05 Tahunan) dengan jumlah total sebanyak 61 siswa. Karena jumlah populasi siswa yang diteliti kurang dari 100, maka penelitian ini dapat dikatakan penelitian populasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dr. Suharsimi Arikunto, bahwa: “Untuk sekedar ancer – ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi kalau jumlah subyeknya besar dapat diambil sampel antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih.25

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 61 siswa atau seluruh jumlah siswa kelas 6 SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara, karena subyeknya kurang dari seratus.

3. Teknik Pengumpulan Data

Menurut S. Margono pada umumnya penelitian berhasil dengan baik apabila banyak menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah penelitian) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen.26 Maka dari itu, untuk memperoleh data – data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode – metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Observasi.

(16)

Menurut S. Margono observasi diartikan sebagai pengamatan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitan.27 Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang profil dan pengembangan SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara. b. Metode Kuisioner atau angket .

Kuesioner atau angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.28 Adapun tujuan penggunaan metode ini adalah memperoleh informasi yang relefan dengan tujuan penelitian, memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin tentang penerapan metode resitasi (penugasan) dalam menumbuhkan kedisiplinan belajar PAI siswa kelas 6 SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010.

Teknik pengumpulan data dengan metode kuisioner atau angket ini diterapkan untuk memperoleh data dan informasi dari siswa yang belajar PAI pada kelas 6 SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010.

Adapun bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dan langsung yaitu angket disetiap itemnya sudah tersedia alternatif jawaban. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan alasan sebagai berikut:

(17)

1. Responden mudah untuk menjawab karena hanya tinggal memilih jawaban yang tersedia.

2. Peneliti mendapatkan data obyektif karena para responden tidak berkomentar dan cukup memilih jawaban yang tersedia. Mendapatkan data sesuai yang diharapkan peneliti.

c. Metode Wawancara (Interview)

Yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan – bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

Interview yang juga disebut dengan “wawancara atau kuisioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”.29 Metode ini digunakan peneliti dengan melakukan interview terhadap guru (pendidik) yang bersangkutan untuk memperoleh data atau informasi mengenai kedua variabel dalam penelitian ini, yaitu; 1) Penerapan Metode resitasi bidang studi PAI di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009/2010; 2) Kedisiplinan belajar siswa bidang studi PAI di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009/2010.

d. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

(18)

prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.30 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang penugasan (resitasi) bidang studi PAI pada SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009/2010, dan juga sebagai pendukung dalam mengumpulkan data tentang kedisiplinan belajar siswa pada bidang studi PAI di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009/2010.

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka peneliti menggunakan korelasi product moment, yaitu menganalisis seberapa besar hubungan variabel pengaruh penggunaan metode resitasi (X) terhadap variabel terpengaruh yaitu kedisiplinan belajar siswa (Y).

Untuk mengolah data yang bersifat statistik ini peneliti menggunakan tahapan - tahapan, yaitu :

1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan ini digunakan untuk mengelompokkan data yang telah terkumpul, yang pertama dengan cara memasukkan hasil pengolahan data, yaitu hasil dari metode angket dari responden untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan penerapan metode resitasi dengan kedisiplinan belajar PAI siswa kelas 6 SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010.

(19)

 responden dari jawaban pada tiap – tiap item pertanyaan dan tiap item pertanyaan diberi skor dengan standar sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban a dengan skor nilai 5. b. Alternatif jawaban b dengan skor nilai 4. c. Alternatif jawaban c dengan skor nilai 3. d. Alternatif jawaban d dengan skor nilai 2. e. Alternatif jawaban d dengan skor nilai 1.

2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini mengumpulkan semua data yang diperoleh dari lapangan, kemudian langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Untuk menganalisa data ini penulis menggunakan korelasi product moment.31

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi product moment X dan Y.

XY = Perkalian antara X dan Y.

Y = Nilai variebel kedisiplinan belajar siswa.

X = Nilai variebel pengaruh yaitu penerapan metode resitasi.

(20)

N = Jumlah responden / sample (siswa).

 = Sigma (jumlah)

3. Analisis Lanjut

Dari analisis lanjut dengan menggunakan product moment

akhirnya dapat diketahui hasil penelitian. Sehingga hasil penelitian atau korelasi antara penerapan metode resitasi dengan kedisiplinan belajar PAI siswa kemudian diinterpretasikan dengan nilai r dalam table taraf 5% atau 1% sebagai berikut:

Jika r observasi lebih besar atau sama dengan r tabel, berarti

hasil penelitian adalah “signifikan” atau hipotesis yang diajukan

diterima.

Jika r observasi lebih kecil dari pada r tabel, berarti hasil

penelitian adalah “non signifikan” atau hipotesis yang diajukan ditolak.

H.

Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang susunan skripsi yang diajukan, perlu dipaparkan sistematika penulisan skripsi sebagaimana berikut:

1. Bagian muka.

Bagian muka skripsi terdiri atas: a. Halaman judul.

(21)

d. Halaman motto.

e. Halaman persembahan. f. Halaman kata pengantar. g. Halaman daftar isi. h. Halaman daftar tabel. 2. Bagian isi.

Bagian isi skripsi terdiri atas:

BAB I : PENDAHULUAN berisi: A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Istilah

C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Hipotesis

F. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II : KAJIAN TEORI, berisi :

A. Pembahasan Tentang Metode Resitasi 1. Pengertian Metode Resitasi

2. Jenis atau macam – macam Resitasi 3. Langkah – langkah Metode Resitasi 4. Manfaat Metode Resitasi

B. Pembahasan Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa. 1. Pengertian Kedisiplinan

(22)

3. Aspek – Aspek Terbentuknya Kedisiplinan 4. Cara Melatih Kedisiplinan

5. Disiplin Siswa Dalam Belajar

C. Hubungan Antara Penerapan Metode Resitasi Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI. BAB III : METODE PENELITIAN, berisi :

A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Variabel Penelitian

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian B. Pengujian Hipotesis

C. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Bagian penutup.

Bagian penutup terdiri atas:

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan. B. Saran – Saran. C. Penutup. Daftar Pustaka.

(23)

Jepara, Nopember 2009

Pembimbing Penulis

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. 13.

Zuriah, Nurul, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Rosda Karya, 2000.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Depdikbud, 1999.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, Cet. I.

Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2001, Cet. 2.

Surachmad, Winarna, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: Jemmars, 1976.

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam SKS. Jakarta: Bumi Aksara, 1999, Cet.1.

Zuhairini dkk., Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993, Cet. 1 Soemarno, D., Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah,

Mini Jaya Abadi, 1998.

Lemhanas, Disiplin Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Ahmadi, Abu, Teknik Belajar yang Efektif, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

(25)

Sudjana, Nana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001, Cet. 6.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang merupakan data yang diperoleh melalui data laporan tahunan pada perusahaan

• Dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan fasilitasi pembangunan peternakan di Jawa Barat, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 mengalokasikan

Jika ada kasus anak tunagrahita sedang atau berat pihak sekolah tetap akan menerima anak tersebut dan akan melihat perkembangannya selama 1 tahun sampai 2 tahun

Di berbagai hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat diambil asumsi bahwa keberadaan dari komite audit dan eksternal auditor yang bekerja independen, dan dapat ditarik

Semoga berkat serta cinta kasih Tuhan tercurah melalui doa-doa yang akan kita panjatkan bagi mereka berdua dalam Pemberkatan Pernikahan yang akan saling mereka terimakan

Untuk kronologis menurut pendapat kami, peneliti sudah menjelaskan secara terperinci, hal tersebut dapat dilihat dari: Penjabaran peristiwa dilematis antara

Fakultas/Universitas : Farmasi/Universitas Muhammadiyah Purwokerto Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil dari proses penelitian saya yang telah

Rancangan Jadual dan Mekanisme pembahasan 4 (empat) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama di Provinsi Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo