• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN AUDITOR DALAM MEWUJUDKAN AKUNTABIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN AUDITOR DALAM MEWUJUDKAN AKUNTABIL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

PERAN AUDITOR DALAM MEWUJUDKAN

AKUNTABILITAS DANA DESA

Oleh:

Khalilatun Nuraniyah (713.2.2.0751)

FAKULTAS EKONOMI (AKUNTANSI)

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Peran Auditor dalam Mewujudkan Akuntabilitas Dana Desa”. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah auditing. Harapan kami sebagai penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada seluruh pemangku kepentingan selanjutnya pada umumnya. Dan dapat pula bermanfaat bagi mahasiswa sebagai alat referensi.

Saran dan kritik yang sifatnya membangun bagi kami tetap kami harapkan dari pihak luar, karena kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Sumenep, 21 Desember 2015

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desentralisasi menjadi hasil proses politik dari transisi politik yang berjalan secara simultan, (Suparmoko, 2002: 19). Secara teoritis, desentralisasi diharapkan akan menghasilkan dua manfaat nyata, yaitu: pertama: mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreatifitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil- hasil pembangunan (keadilan). Kedua: memperbaiki alokasi sumberdaya produktif melalui penggeseran peran pengambilan keputusan public ketingkat pemerintahan yang paling rendah yang memiliki informasi yang paling lengkap, sedangkan tingkat pemeriintatahan yang paling rendah adalah desa (Mardiasmo, 2002: 6-7).

Hal diatas menunjukkan otonomi daerah yang harus diwujudkan. Implementasi tersebut akan menjadi kekuatan bagi pemerintah desa untuk mengurus, mengatur dan menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, termasuk dalam hal mengelola keuangan desa. Banyak pengamat berpendapat, peluncuran program dana desa oleh pemerintah Indonesia, seperti diibaratkan dua sisi mata uang. Program dana desa merupakan bentuk kepercayaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah desa agar dapat merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan didesanya sendiri, sesuai dengan kebutuhan desa masing- masing. Namun, kewenangan ini juga merupakan sebuah tantangan besar bagi pemerintah desa untuk dapat mengelola dana desa dan mempertanggung jawabkannya dengan benar.

Kesiapan pemerintah desa baik dari kesiapan pimpinan desa maupun SDM di pemerintah desa masih merupakan titik kritis yang dapat menghambat tercapainnya tujuan dana desa, sebagian besar pemerinth desa dinilai masih terkendala pada dua hal tersebut.

(4)

Risiko keuangan desa tingkat entitas pemerintah desa, beberapa risiko yang dapat terjadi dalam pengelolaan keuangan desa tingkat entitas pemerintahan desa antara lain:

1. Program dan kegiatan pada RPJMDes, RKPDes, dan APBDes tidak sesuai dengan aspirasi (kebutuhan) masyarakat desa

2. Kegagalan menyelenggarakan siklus pengelolaan keuangan desa yang sehat.

3. Kegagalan atau keterlambatan penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintah desa, termasuk laporan pertanggung jawaban realisasi pelaksanaan APBDes.

4. Pengelolaan asset desa yang tidak efisien dan efektif.

Risiko keuangan tingkat kecurangan (fraud) yang dapat terjadi dalam pengelolaan keuangan desa antara lain:

1. Penggunaan kas desa secara tidak sah ( Theft of Cash on Hand) 2. Mark Up dan atau Kick Back pada pengadaan barang atau jasa

3. Penggunaan asset desa untuk kepentingan pribadi aparat desa secara tidak sah ( Misuse atau Larceny)

4. Pungut liar ( Illegal gratuities) layanan desa

Berdasarkan Undang Undang Nomor 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme menguraikan mengenai asas pertanggung jawaban (akuntabilitas) dalam penyelenggaraan dan pengeloaan pemerintahan. Hal ini mengisyaratkan bahwa untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang baik kondisi akuntabilitas merupakan sufficient condition ( kondisi yang harus ada) untuk dipenuhi, sebagai salah satu tonggak penting reformasi manjemen pemerintahan.

(5)

Dalam rangka perwujudan good governance transparansi dan pertanggung jawaban (akuntabillitas) menjadi pilar utama didalamnya. Pengelolaan keuangan desa yang akuntabel dan transparan, menjadi sangat penting karena jumlah dana desa yang berasal dari Negara tidaklah kecil, sehingga potensi untuk saling mengatur dana desa serta terjadinya tingkat risiko pengelolaan dana desa ukup signifikan. Sehingga pemerintah desa wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Agar laporan keuangan pemerintah desa berguna sebagai informasi yang sesuai dengan fungsinya dalam pertanggungjawaban, keberadaan pihak ketiga yang independen menjadi penting, untuk mencapai kredibilitas yang diinginkan. Pihak ketiga tersebut adalah accountan (auditor) yang berperan untuk meningkatkan kredibilitas informasi pertanggungjawaban dari pemerintah desa dan untuk meminimalisir tingkat risikko yang mungkin terjadi.

Dari beberapa risiko- risiko pengelolaan keuangan desa yang dimungkinkan terjadi, serta berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 1998 yang mengisyaratkan asas akuntabilitas ( pertanggung jawaban) pemerintah desa, dan sejak diberlakukanya PP 24 Tahun 2005 dalam rangka mewujudkan akuntabilitas maupun transparansi pemerintahan desa menunjukkan, pengawasan auditor memainkan peranan yang penting dalam memonitoring implementasi pelaksanaan dan fungsi tugas pemerintahan.

(6)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan akuntabilitas

2. Apa saja pertanggung jawaban (Akuntabilitas) Pemerintah terhadap Pengelolaan Dana Desa

3. Apa peran auditor dalam mewujudkan akuntabilitas dana desa

C. Tujuan Penulisan

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Akuntabilitas

MenurutLembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan RI (2000: 12), akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/ pemimpin suatu unit organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang meminta pertanggung jawaban. Sulistiyani (2004), menyatakan bahwa transparansi dan akuntabilitas adalah dua kata kunci dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun organisasi. Dinyatakan juga bahwa dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala kegiatan terutama dalam bidang administrasi keuangan kepada pihak yang lebih tinggi. Dalam hal ini maka semua hal yang berkaitan dengan keuangan termasuk Alokasi Dana Desa wajib dipertanggung jawabkan oleh pemerintah desa dalam laporan keuangan sebagai bentuk pertanggung jawaban public.

Untuk mendukung keterbukaan dan penyampaian informasi berupa laporan keuangan secara jelas kepada masyarakat, Kegiatan yang dipasang dilokasi kegiatan guna mewujudkan pelaksanaan prinsip- prinsip transparansi dan akuntabilitas maka diperlukan adanya kepatuhan pemerintahan desa khususnya pengelola ADD untuk melaksanakan ADD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Akuntabilitas Pemerintah terhadap Pengelolaan Dana Desa

(8)

Kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri terutama dalam mengelola keuangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Hal itu dipertegas dengan adanya keharusan untuk menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa yang dijelaskan dalam Peraturan Mentri Keuangan Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Dengan adannya kewenangan pengelolaan keuangan tersebut, maka secara hukum pemerintah desa wajib untuk melaporkan kinerjanya kepada pemerintah yang diatasnya sebagai informasi kepada masyarakat.

Pada dasarnya semua entitas atau kelompok yang menggunakan dana pemerintah/ masyarakat dalam aktivitasnya, perlu untuk mempertanggung jawabkan penggunaan dana tersebut dalam hal ini melaporkan kegiatan ekonominya selama periode tertentu dengan tujuan utama sebagai alat evaluasi kinerja dalam kurun waktu tersebut sejalan dengan spirit good governance yang tengah digadang- gadangkan dalam kehidupan pemerintahan modern.

C. Peran Auditor dalam Mewujudkan Akuntabilitas Dana Desa

Zeune (1994:150) menyatakan bahwa salah satu peran penting akuntansi dalam upaya preventif terhadap penyalahgunaan dana (korupsi) adalah dengan melalui kredibilitas pengungkapan informasi akuntansi. Permasalahan dalam pelaporan akan mengurangi upaya preventif dalam mencegah berlangsungnya prektik penyalahgunaan dana. Hal ini sesuai dengan pengungkapan dari global corruption report 2001 yang menyatakan bahwa organisasi yang menyalahgunakan dana akan berupaya untuk tidak transaparansi kepada public. Salah satu komponen dalam strategi untuk menanggulangi problema tersebut adalah dengan menciptakan system evaluasi kinerja yang dilakkukan dengan kegiatan audit.

(9)

tanggung jawab keuangan Negara. Pemeriksaan tersebut meliputi seluruh unsur keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara. Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan public berdasarkan ketentuan UU, laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan dipublikasikan sebagai tanda pertanggung jawaban public dalam mewujudkan akuntabilitas serta menciptakan transparansi.

Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus memiliki kemampuan hal-hal berikut ini:

1. Kemampuan Mengaudit Laporan Keuangan

Kemampuan ini mencakup hal diantaranya:

a. Menilai aktivitas atau informasi yang disajikan dengan membandingkannya terhadap recognized framework atau pre-determined-criteria.

b. Mengumpulkan bukti- bukti untuk mendukung penilaian tersebut.

c. Bedasarkan bukti- bukti yang telah berhasil dikumpulkan, auditor kemudian menyiapkan opini audit yang disajikan dalam laporan audit. Dengan demikian, dalam financial audit, auditor pemerintah harus mampu memberi keyakinan bahwa laporan keuangan pemerintah desa yang disajikan secara keseluruhan telah sesuai dengan criteria Standar Akuntansi Pemerintah ( SAP) yang berlaku.

2. Kemampuan mengaudit ketaatan

(10)

Secara institusi, dengan keadaan yang semakin menuntut auditor pemerintah untuk mewujudkaan akuntabilitas dana desa, auditor perlu menata kembali aktivitas yang dilakukan, dengan cara membekali dirinya dengan kemampuan seperti yang telah disebutkan diatas, dan melalui berbagai program Pendidikan Profesi Berkelanjutan. Secara legalitas auditor juga perlu memperkuat landasan sebagai orang yang memiliki profesi akuntan.

Standar Akuntansi Pemerintahan mensyaratkan adanya empat komponen laporan keuangan. Keempat komponen tersebut yaitu (a) Neraca, (b) Laporan Realisasi Anggaran,(c) Laporan Arus Kas, dan (d) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan-laporan tersebut merupakan satu kesatuan yang harus disajikan sebagai pertanggungjawaban. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi semua kelompok pengguna. Laporan keuangan tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi spesifik.

Berkaitan dengan hal tersebut, auditor (akuntan) harus ikut memaksimalkan kontribusinya dalam peningkatan profesionalisme melalui peningkatan kapabilitas dan kompetensi. Oleh karena itulah auditor pemerintah harus berupaya keras agar kiprahnya dapat dirasakan oleh masyarakat dan pemerintah secara kongkrit dalam mewujudkan akuntabilitas dana desa melalui penciptaan informasi akuntansi yang kredibel.

(11)

Pertama, peranan auditor pada tahap perencanaan. Dalam tahap ini seluruh kebijakan publik yang telah disusun pemerintah perlu direview secara independen oleh auditor untuk mendapatkan gambaran yang lebih objektif mengenai kebijakan publik yang akan diambil oleh pemerintah. Dalam tahap perencanaan, kegiatan auditor yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu:

(a) analisis proposal anggaran dana desa yang disampaikan oleh pemerintah desa.

(b) review terhadap proposal kebijakan yang disusun oleh pemerintah desa.

Kedua kegiatan auditor ini ditujukan untuk menghasilkan saran, pandangan, ataupun alternatif kebijakan yang mungkin dapat digunakan oleh pemerintah desa sebagai bahan untuk memperbaiki perencanaan keuangan yang telah disusun. Dengan adanya peranan auditor dalam perencanaan ini maka pemerintah desa dapat menghindari permasalahan yang terjadi dalam perencanaan antara lain yaitu:

(1) kebijakan yang menguntungkan pihak tertentu (preferred policies) dan (2) data yang bias. Peranan auditor dalam tahap ini hanya sebatas pada

review dan asistensi saja.

Oleh karena perlu diingat bahwa auditor pemerintah tidak berhak mengajukan usulan kebijakan secara resmi kepada institusi sehingga pengambil keputusan tetap berada di tangan pemerintah desa.

(12)

merupakan institusi pengawasan yang terintegrasi dengan Executing agency. Kegiatan utama yang dilakukan oleh auditor dalam tahap pelaksanaan anggaran adalah:

(1) asistensi dan konsultasi pengelolaan kegiatan baik dari administratif maupun substantif

(2) monitoring dan evaluasi kegiatan secara integral.

Kedua macam kegiatan ini ditujukan agar pengelolaan kegiatan tetap berjalan pada koridor perencanaan yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan auditor tersebut ditujukan juga untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam kegiatan. Dengan adanya monitoring dan evaluasi yang terintegrasi dengan kegiatan maka Executing agency dapat segera melakukan tindakan korektif sehingga output dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan tetap dapat dicapai.

Ketiga, peranan auditor pada tahap pertanggungjawaban. Dalam tahapan pertanggungjawaban peranan auditor sebenarnya saat ini sudah dijalankan sepenuhnya oleh institusi pengawasan dan pemerikasaan yang telah ada. Dalam tahap pertanggungjawaban auditor berperan untuk melakukan post audit atas implementasi kegiatan dan pengelolaan keuangan desa dalam satu tahun anggaran. Kegiatan post audit yang dilakukan oleh auditor ditujukan untuk memberikan opini atas kinerja dan laporan keuangan yang telah disusun oleh pemerintah. Hasil dari pemeriksaaan kemudian dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas dalam menjalankan pemerintahan.

Untuk mewujudkan peranan auditor dalam setiap tahap pengelolaan keuangan (dana) desa tersebut memanglah tidak mudah. Oleh karena itu, ke depan, unit pengawasan dan pemeriksaan baik internal maupun eksternal harus selalu meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dalam mengawal siklus pengelolaan keuangan negara. Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar auditor dapat menjalankan perannya dengan baik dalam setiap tahapan siklus pengelolaan dana desa antara lain:

(13)

(2) auditor harus mampu melakukan assesment anggaran dan kebijakan dari perspektif financial

(14)

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dengan tuntutan yang sedemikian besarnya terhadap auditor pemerintah, maka perlu dipersiapkan auditor yang mampu memenuhi harapan semua pihak, terutama adalah masyarakat desa, karena alokasi dana desa semata- mata untuk kesejahteraan desa. Kemampuan yang harus dimilliki oleh auditor mencakup kemampuan untuk menggambarkan posisi keuangan dan kinerja keuangan pemerintah desa, apakah telah disajikan secara wajar serta didukung dengan bukti audit yang handal, auditor harus memberikan kontribusi yang maksimal dalam perbaikan pengelolaan dana desa.

2. Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Anggito. Risiko RAPBN 2011. Kompas 14 September 2010.

Arens, Alvin A. Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley , 2005. Auditing, Assurance Services an Integrated approach, 9th ed. ,New Jersy\ey : Prentice Hall inc.

Bpkp. Kawal Keuangan Desa. Majalah Warta Pengawasan VOL. XXIII HUT KE- 70 RI 2015.

Mardiasmo, 2002, Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta.

Reiner,Mark, and Eichenberger, Schelker. Rethinking Public Auditing Institutions:Empirical Evidence from Swiss Municipalities. Center for Research in Economics, Management and the Arts: 2008.

Subroto, Agus. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa, Universitas Diponegoro Semmarang: 2009.

Sulistiyani, Ambar Teguh, 2004, Kemitraan dan Model- Model Pemberdayaan, Gava Media, Yogyakarta.

Suparmoko, 2002, Ekonomi Publik, Andi, Yogyakarta.

Zeune, Gary D, 1994, The CEO’s Complete Guide to Committing Fraude, Colombus,Ohio, Lori Pingel and Assosiation.

www.suarakarya.id inspektorat awasi pengelolaan dana desa ( diakses pada 2015/07/29)

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan kuat antara kadar vitamin D dengan tonus basal levator ani dan kontraksi maksimal levator ani yang bermakna secara

Jikalau pengenalan kita hanya sebatas Allah yang Maha Kasih, maka kita akan lebih mudah menjadi seperti seorang anak manja yang hanya menuntut/meminta kasih dari Allah

Berbagi link melalui note dapat dilakukan oleh guru Anda, kawan-kawan Anda, maupun Anda sendiri. Apabila Anda ingin berdiskusi atau menanyakan sesuatu melalui

ini dibuat sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan dengan Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul '?engaruh Model Pembelajaran Treffinger Terhadap Motivasi dan

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dilihat bahwa suatu negara penerima wajib memberikan hak kekebalan dan keistimewaan terhadap perwakilan konsuler negara pengirim

Agitasi merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien-pasien dengan skizofrenia akut atau bipolar mania dan jika semakin parah dapat menimbulkan perilaku yang agresif

Dalam luas 14.546 hektar areal bervegetasi di Blok Khusus KPh Tasik Besar Serkap telah terjadi neraca karbon selama 20 tahun sejak areal tersebut masih berupa hutan alam

proaches to associate uncertainty with 4 × 4 transformation ma- trices, which is a common representation for pose variables in 3-D space. We show constraint-sensitive means