• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Lingkup Audit Internal Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ruang Lingkup Audit Internal Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Ruang Lingkup Audit Internal

Ruang lingkup audit atau cakupan (scope) internal audit adalah seluas fungsi manajemen, sehingga cakupannya meliputi bidang finansial dan non finansial.

 Audit Finansial

Audit finansial merupakan jenis audit yang lebih berorientasi kepada masalah keuangan. Sasaran audit keuangan adalah kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan manajemen. Pada saat ini orientasi internal auditor tidak pada masalah audit keuangan saja, namun titik berat lebih difokuskan pada audit operasional di perusahaan. Hal tersebut disebabkan audit atas laporan

keuangan perusahaan telah dilakukan oleh eksternal auditor pada waktu audit umum (general audit) tahunan. General audit dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) atau Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

 Audit Operasional

Istilah lain dari audit operasional adalah audit manajemen (management audit) atau audit kinerja (performance auditing). Sasaran dari audit

operasional adalah penilaian maasalah efesiensi, efektifitas dan ekonomis (3E). Pada saat ini, audit operasional (audit manajemen) menjadi semakin penting perannya bagi organisasi usaha. Bagi perusahaan, yang penting dari hasil audit bukan semata-mata masalah kebenaran formal, tetapi manfaatnya untuk meningkatkan kinerja organisasi. Selain internal auditor, audit

operasional juga dapat dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Compliance Audit

Audit ketaatan/kepatuhan (compliance audit) adalah suatu audit yang bertujuan untuk menguji apakah pelaksaan/kegiatan telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Peraturan/ketentuan yang dijadikan kriteria dalam compliance audit antara lain:

(2)

ii) Kebijakan/Sistem dan Prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan (Direksi).

Selain internal auditor, compliance audit juga dapat dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP). Bagi perusahaan yang telah mendapatkan ISO 19000 dan sejenisnya, compliance audit perlu dilakukan oleh auditor ISO dalam rangka mempertahankan sertifikat ISO yang telah diraih perusahaan tersebut.

 Fraud Audit

Audit kecurangan (fraud audit) adalah audit yang ditujukan untuk

mengungkap adanya kasus yang berindikasi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang merugikan perusahaan/negara dan menguntungkan pribadi maupun kelompok (organisasi) atau pihak ketiga. Istilah lain dari fraud audit adalah audit khusus atau audit investigasi (investigative audit). Dalam fraud audit, internal auditor perlu membuat bagan arus (flow chart) serta modus operasi berupa uraian tentang cara cara melakukan tindak kejahatan (tindak pidana korupsi). Perkembangan fraud audit pada saat ini cukup pesat, misalnya untuk mengungkap adanya fraud di bidang keuangan diperlukan ilmu mengenai akuntansi forensik (forensic accounting) dalam kejahatan keuangan di perusahaan, seperti halnya dalam ilmu kedokteran terdapat bedah forensik untuk mengungkap penyebab terjadinya kematian seseorang. Saat ini telah berkembang juga forensik audit, hal ini terkait dengan upaya pemenuhan bukti audit yang akan dipakai untuk kepentingan sidang di pengadilan sehingga bukti audit tersebut dapat berkekuatan hukum.

Gambaran Umum Tentang Proses Audit

(3)

meningkatkan keyakinan (assurance) bagi pemakainya, bahwa laporan tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Proses audit di atas cenderung mengacu pada pengertian audit keuangan, yang bertujuan untuk menilai layak dipercaya atau tidaknya laporan keuangan yang disajikan auditee. Namun secara konseptual, pengertian proses audit tersebut berlaku pula untuk audit kepatuhan dan audit operasional, karena walaupun memiliki tujuan berbeda, sebelum melakukan analisis lebih lanjut, pada awalnya auditor perlu memastikan lebih dahulu kebenaran nilai populasi yang terkait dengan kegiatan yang diaudit, seperti banyaknya sumber daya yang digunakan dan hasil yang diperoleh. Setelah itu barulah dilakukan evaluasi lebih lanjut sesuai tujuan audit. Secara umum proses audit internal dapat dikelompokkan dalam:

a. Persiapan penugasan; b. Audit pendahuluan; c. Pelaksanaan pengujian; d. Penyelesaian penugasan; dan e. Pelaporan dan Tindak Lanjut.

Persiapan Penugasan Audit

Kegiatan utama pada tahap ini adalah pengumpulan informasi umum tentang auditee, untuk ditelaah dalam rangka menentukan sasaran audit tentantif (tentative audit objectieves) atau perkiraan permasalahan yang perlu mendapat perhatian pada tahap audit pendahuluan.

(4)

pengumpulan informasi umum, penyusunan rencana penugasan, dan penyiapan program audit untuk audit pendahuluan.

Audit Pendahuluan

Pada tahap ini auditor berupaya memperoleh kerjasama dengan auditee,

memperoleh gambaran yang lebih detil tentang auditee, serta mengumpulkan bukti awal dan melakukan berbagai penelaahan dengan memperhatikan sasaran audit tentantif (tentative audit objectives) dan mengikuti langkah-langkah pemeriksaan dalam program audit pendahuluan.

Hasil pengumpulan bukti awal dan penelaahan tersebut digunakan untuk

menentukan permasalahan yang perlu didalami (sasaran audit definitif/firm audit objectives) dalam rangka merencanakan prosedur audit selanjutnya.

Secara keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh auditor pada audit pendahuluan ini, meliputi: pertemuan awal, observasi lapangan, penelaahan dokumen, evaluasi pengendalian internal, prosedur analitis, dan penyusunan program audit lanjutan.

Pelaksanaan Pengujian

Pada tahap ini dilakukan pendalaman pemeriksaan, dengan mengumpulkan bukti-bukti yang lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam, dalam rangka

memperkuat/melengkapi atribut terkait dengan permasalahan yang perlu mendapat perhatian sebagaimana diidentifikasi pada audit pendahuluan. Kegiatan

pelaksanaan pengujian ini disebut juga dengan pemeriksaan lanjutan/perluasan pengujian/pengembangan temuan.

Penyelesaian Penugasan Audit

Pada tahap penyelesaian penugasan, auditor merangkum semua permasalahan yang ditemukan dalam suatu daftar permasalahan/temuan, kemudian

(5)

Pelaporan dan Tindak Lanjut 1. Pelaporan

Penyusunan laporan hasil audit, yaitu aktivitas menuangkan rangkuman hasil audit ke dalam laporan, biasanya dilakukan oleh Ketua Tim Audit, direviu oleh Supervisor dan disetujui/ditanda tangani oleh Penanggung Jawab Audit. Laporan yang telah disetujui kemudian digandakan sesuai kebutuhan dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya.

2. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

Dalam laporan hasil audit diungkapkan pula berbagai permasalahan yang ditemukan dan rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh manajemen atau pihak lain yang terkait. Terhadap rekomendasi yang diberikan itu, auditor melakukan pemantauan dan evaluasi (monitoring dan evaluation). Maksudnya adalah untuk mencapai tujuan akhir kegiatan audit internal, yaitu adanya perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan peningkatan kinerja auditee, sekaligus bermanfaat dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.

Proses Audit menurut Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA (UGM)

(6)

Dari Urutan Proses di atas maka kita dapat melihat bahwa ada 6 (enam) tahapan proses audit untuk dapat menghasilkan sebuah laporan hasil audit. Tahapan-tahapan inilah yang nantinya akan dilalui auditor dalam setiap penugasannya. Mengenai penjelasan untuk masing-masing tahapan akan disajikan di bawah ini.

1. Persiapan Penugasan Audit

Persiapan penugasan audit adalah proses awal yang dilaksanakan pada proses audit. Dalam tahap ini dimulai dengan penunjukan tim yang akan terlibat dalam suatu penugasan oleh Satuan Audit Internal. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tim yang akan melaksanakan tugas di suatu unit mempunyai payung hukum yang kuat bahwa tim tersebut melaksanakan audit atas perintah dari atasan dan bukan karena kehendak pribadi.

2. Survey Audit Pendahuluan

Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan

diperiksa. Oleh karena itu survey pendahuluan di sini meliputi langkah-langkah analisis terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang akan diaudit.

Survey pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik audit. Penggunaan berbagai teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari berbagai upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan penilaian risiko secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-teknik audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah-langkah survey

pendahuluan di kantor unit auditor internal (on desk/off site audit), dan di lokasi unit yang diaudit (on site audit).

3. Pelaksanaan Pengujian

(7)

pendahuluan tersebut. Bukti audit yang cukup, kompeten, relevan, dan catatan lainnya.

Bukti audit dapat menjadi bukti awal sebagai bukti hukum apabila bukti tersebut ditemukan secara cermat, akurat dan tepat yang terkait dengan temuan audit atau kesimpulan audit.

4. Penyelesaian Penugasan Audit

Penyelesaian penugasan audit ini merupakan tahapan terakhir dari proses pekerjaan lapangan. Dalam tahap ini auditor mematangkan berbagai temuan yang telah dirangkum selama proses pekerjaan lapangan. Di sini auditor

memperoleh keyakinan yang memadai bahwa temuan yang dirangkumnya telah dijalankan sesuai prosedur, obyektif, dan independen.

Pada saat mengkonfirmasi temuan kepada auditee, auditor telah menyiapkan berbagai data yang sekiranya dibutuhkan untuk mendukung temuan yang diajukan beserta rekomendasi yang disarankan kepada auditee. Setelah proses diskusi selesai maka auditor meminta jawaban dalam bentuk tertulis beserta dengan kesanggupan auditee untuk menindaklanjuti rekomendasi. Dalam hal tanggapan tertulis tersebut, auditee juga mencantumkan batas tindak lanjut atas rekomendasi tersebut akan dilaksanakan serta personel yang

bertanggungjawab.

Tahapan akhir dari pekerjaan lapangan adalah pertemuan akhir (exit meeting) yang dihadiri oleh seluruh tim yang terlibat beserta manajemen dari pihak auditee terutama yang terkait langsung dengan temuan dan rekomendasi audit. Pada pertemuan akhir Tim Pemeriksa menyampaikan pokok-pokok hasil

pemeriksaan kepada Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang diperiksa/yang mewakili. Pada kesempatan ini auditor juga membicarakan tentang pemantauan

pelaksanaan rekomendasi yang telah disepakati.

5. Pelaporan hasil audit

(8)

temuan-temuan serta rekomendasi yang dihasilkan dari proses audit tersebut. Hal ini karena laporan hasil audit akan sangat berguna bagi manajemen dalam proses pembuatan keputusan di masa yang akan datang.

Setelah selesai pelaksanaan pengujian di lapangan, maka berdasarkan

dokumentasi Kertas Kerja Audit (mulai dari perencanaan/persiapan audit sampai dengan temuan dan rekomendasi yang sudah mendapatkan tanggapan dari auditee) Ketua Tim bersama anggota Tim kemudian menyusun laporan hasil audit.

6. Pemantauan tindaklanjut

Tindak lanjut dilaksanakan berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui oleh auditee terkait dengan pelaksanaan rekomendasi yang telah diberikan.

Tahap Pemeriksaan menurut Brink’s dan Rob Reider

Brink’s dalam bukunya Modern Internal Auditing mengembangkan tahap

pemeriksaan ke dalam delapan tahap dan memasukkan sedapat mungkin tahap tindak lanjut pada tahap menyusun temuan, kesimpulan, dan rekomendasi sehingga dalam tahap laporan telah termasuk tahap tindak lanjut yang telah dilakukan oleh manajemen atas rekomendasi pemeriksaan intern. Hal senada juga ditulis oleh Rob Reider dalam bukunya Operational Review: Maximum Results at Efficient Costs yaitu memasukkan tahap tindak lanjut pada tahap penyusunan temuan dan menurutnya 50% saja dari temuan ditindaklanjuti oleh manajemen berarti pemeriksaan intern telah sukses.

Delapan tahap pemeriksaan tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Memahami Resiko Pengendalian;

2. Tahap Survey Pendahuluan;

3. Tahap Menyusun Rencana Audit Rinci; 4. Tahap Melakukan Pemeriksaan Audit; 5. Tahap Mengevaluasi Hasil Audit;

(9)

8. Tahap Pelaporan.

1. Tahap Memahami Resiko Pengendalian

Pemeriksa intern harus mengevaluasi resiko-resiko dari kegiatan yang akan diaudit. Pengevaluasian resiko seperti yang dilakukan oleh pemeriksa ekstern dalam audit keuangan dapat juga dilakukan untuk kepentingan intern. Dalam hal resiko dibagi empat yaitu:

1. Resiko bawaan/melekat: resiko yang sudah ada pada aktivitas, operasi, atau bagian sebelum ada pengendalian manajemen;

2. Resiko pengendalian: resiko yang mungkin ada yang tidak dapat ditemukan oleh adanya sistem pengendalian manajemen;

3. Resiko deteksi: resiko tidak terdeteksinya suatu salah saji material yang ada. Besar sampel yang ditetapkan berbanding terbalik dengan resiko deteksi; dan 4. Resiko audit yang dapat diterima: kesediaan auditor menerima resiko dari

audit yang dilakukannnya, biasanya ditetapkan lebih rendah supaya diperoleh resiko lebih rendah dengan demikian akan ditetapkan resiko deteksi yang lebih rendah pula dan besar sample yang lebih tinggi.

2. Tahap Survey Pendahuluan

Tahap survey pendahuluan ini adalah tahap dimana tim audit perlu memahami aktivitas operasi yang akan diaudit. Pemahaman tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mendefinisikan tujuan menyeluruh dari review yang akan dikakukan;

2. Melakukan diskusi dengan pegawai lain yang dapat memberikan informasi, yaitu staf manajer atau pegawai kunci di luar area yang akan direview; 3. Mengumpulkan semua data yang berhubungan, misalnya kertas kerja

pemeriksaan dan laporan tahun lalu, gambaran organisasi, dan bahan lainnya yang ada hubungannnya dengan pemeriksaan;

4. Memberitahukan rencana review pada lokasi yang akan direview;

5. Melakukan diskusi dengan manajer yang bertanggung jawab atas area yang akan direview;

(10)

7. Melakukan pengamatan atas area operasi yang akan direview (walkthrough); dan

8. Melakukan review atas kebijakan dan prosedur.

2. Tahap Menyusun Rencana Audit Rinci

Dalam tahap ini dilakukan penyusunan program audit berdasarkan pada

pengukuran resiko dan survey pendahuluan yang telah dilakukan serta program audit tahun sebelumnya yang akan menjadi petunjuk bagi para pemeriksa dalam melakukan pemeriksaannya.

Program audit berisi langkah langkah pemeriksaan yang harus dilakukan berupa prosedur prosedur audit yang mencakup besarnya ukuran sample yang akan diuji.

2. Tahap Melakukan pelaksanaan Audit

Tahap ini adalah tahap para pemeriksa melaksanakan verifikasi sesuai dengan petunjuk pada audit program. Pelaksanaan verifikasi dilakukan dengan berbagai cara seperti tanya jawab, pengamatan, surat konfirmasi, penelusuran, pengujian, pemanfaatan daftar periksa, dan lain-lain. Tujuannya adalah mengumpulkan bukti bukti pemeriksaan berkualitas.

2. Tahap Mengevaluasi Hasil Audit

Dalam tahap ini bukti bukti yang telah dikumpulkan dilakukan analisis, kadang kadang analisis ini merupakan bagian proses verifikasi. Hasil dari analisis informasi tersebut adalah berupa ringkasan temuan pendahuluan.

(11)

Dalam tahap ini dilakukan kegiatan untuk mematangkan temuan yang diperoleh, menarik kesimpulan, dan membuat rekomendasi yang dapat disusun melalui tiga pertanyaan berikut:

1. Seberapa bagus hasil pemeriksaan yang dicapai? 2. Mengapa hasilnya seperti ini?

3. Apa yang dapat dilakukan agar hasilnya lebih baik?

Selanjutnya temuan tersebut dipastikan akan terdiri dari atribut-atribut: 1. Kondisi,

2. Kriteria, 3. Sebab, 4. Akibat, dan 5. Rekomendasi.

Jika dalam temuan tidak ditemui salah satu atribut di atas maka temuan tersebut turun derajatnya menjadi temuan minor atau hal hal yang perlu mendapat

perhatian, dengan hasil temuan berupa saran.

Temuan yang dapat diteruskan ke pihak-pihak yang yang berwenang sebaiknya memenuhi syarat syarat sebagai berikut:

1. Cukup berarti/berguna untuk disampaikan kepada pihak yang berkepentingan;

2. Didasarkan pada fakta dan bukti yang tepat; 3. Disusun secara obyektif;

4. Didasarkan pada hasil pemeriksaan yang cukup untuk mendukung setiap kesimpulan yang diambil; dan

5. Meyakinkan.

2. Tahap Penyelesaian Audit

Dalam tahap ini dilakukan komunikasi hasil audit dengan manajemen untuk menentukan apakah hasil audit dapat ditindaklanjuti, jika dapat ditindaklanjuti maka tindak lanjut sebaiknya diusahakan dilakukan sebelum pemeriksa

meninggalkan pekerjaan lapangan. Dengan demikian, laporan audit yang akan disusun telah mencakup tindak lanjut hasil audit.

(12)

Dalam tahap ini pemeriksa intern menyusun laporan yang akan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan, yaitu manajemen di atasnya dan

manajemen lain yang berkepentingan, dewan komisaris, dan komite audit.

Pada umumnya, suatu pemeriksaan dinilai berdasarkan mutu laporannya. Demi menjaga standar keahlian yang tinggi dan guna memenuhi tujuan tujuan

pelaporan yang efektif, maka pelaporan hasil pemeriksaan harus disusun dengan memperhatikan ciri ciri sebagai berikut:

1. Arti penting;

2. Kegunaan dan ketepatan waktu; 3. Ketepatan dan kecukupan dukungan; 4. Sifat meyakinkan;

5. Obyektivitas dan perspektif; 6. Kejelasan dan kesederhanaan; 7. Keringkasan;

8. Kelengkapan; dan 9. Nada yang konstruktif.

Referensi

Akmal, Drs. Ak. MM. 2006. Pemeriksaan Intern (Internal Audit). Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

Dasar-dasar Audit Internal Sektor Publik: Modul Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik. 2007. Jakarta: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Referensi

Dokumen terkait

Simbol Satuan Satuan Keterangan (Besaran Pokok). m meter

Hasil kajian menunjukan bahwa potensi pemanfaatan pembangkit listrik sistem hibrid sesuai untuk di aplikasikan di Desa Lubuk Besar, Kabupaten Indragiri Hilir dimana pada wilayah

Jenis penelitian korelasional dipilih karena disesuaikan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan, dilanjutkan menghitung (varians) pengaruh variabel bebas

(1) Pengembangan e-modul sistem komputer berbasis model pembelajaran discovery learning ini menggunakan model pengembangan ADDIE, dimana tahapan pertama yang

Pada bahasan kali ini, akan penulis paparkan tentang proses pembuatan bio oil dan arang dengan cara pirolisis, serta pemaparan tentang proses torefaksi dan pembuatan

Emosi timbul dari rangsangan (stimulus), stimulus yang sama mungkin dapat menimbulkan emosi yang berbeda-beda dan kadang-kadang malah berlawanan. Intensitas dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa genus Solanum, Capsicum dan Physalis yang termasuk familia Solanaceae memiliki 2 bentuk yaitu subspheroidal pada genus Solanum dan Capsicum

Dari penjelasan baterai yang berprinsip pada larutan elektrolit, maka penulis membuat gagasan menulis essay untuk melakukan pelestarian lingkungan dengan