• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Antena Mikrostrip Patch Segiemp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Antena Mikrostrip Patch Segiemp"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

copyright DTE FT USU

93

2014

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP

PATCH

SEGIEMPAT

DENGAN TEKNIK

LINEAR ARRAY

Muhammad Ihsan, Ali Hanafiah Rambe

Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Fakultas teknik Universitas Sumatera Utara (USU)

Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA

e-mail:

ihsantektro@gmail.com

Abstrak

Wireless Local Area Network

(WLAN) merupakan salah satu aplikasi pengembangan dari

wireless

yang digunakan untuk komunikasi data. Salah satu perangkat yang dibutuhkan pada

sistem WLAN adalah antena. Ada berbagai jenis antena yang dapat digunakan pada WLAN

diantaranya adalah antena mikrostrip. Antena mikrostrip array adalah pengembangan dari antena

mikrostrip yang merupakan gabungan dari beberapa elemen peradiasi yang membentuk suatu

jaringan. Ada beberapa macam konfigurasi antena

array

, di antaranya

linear

,

planar,

dan

circular

.

Dalam jurnal ini akan dianalisis antena mikrostrip

patch

segiempat yang disusun secara

linear

dan bekerja pada frekuensi 2,45 GHz. Jenis antena yang digunakan antena mikrostrip

patch

segiempat

linear

array 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 elemen. Hasil gain yang diperoleh dari antena

mikrostrip yang disusun secara

linear

adalah 7,76 dB; 8,52 dB; 11,22 dB; 9,55 dB; 12,04 dB;

10,85 dB; 14,21 dB dan nilai VSWR yang diperoleh 1,379; 1,404; 1,347; 1,415; 1,444; 1,512;

1,123.

Kata kunci: Antena Mikrostrip,

Linear Array

,

Gain

1.

Pendahuluan

Antena

mikrostrip

adalah

suatu

konduktor metal yang menempel di atas

ground

plane

yang

diantaranya

terdapat

bahan

dielektrik. Antena mikrostrip tersusun atas

3 komponen yaitu:

groundplane, substrate

dan

patch

peradiasi

.

Antena mikrostrip merupakan

salah satu antena gelombang mikro yang

digunakan sebagai radiator pada sejumlah sistem

telekomunikasi modern saat ini.

Hal ini

disebabkan karena ukuran antena mikrostrip

yang kecil dan beratnya yang ringan membuat

jenis antena ini sederhana untuk dibuat dan

mudah untuk diintegrasikan.

Gain

dari antena

mikrostrip

dapat

diperbesar

dengan

menambahkan

patch

secara

array

, sehingga

membentuk antena mikrostrip

array

. Antena

mikrostrip

array

adalah pengembangan dari

antena mikrostrip yang merupakan gabungan

dari beberapa elemen peradiasi yang membentuk

suatu jaringan. Antena mikrostrip

array

dapat

berbentuk seri, paralel, atau gabungan keduanya.

Kelebihan

antena

mikrostrip

array

ini

dibandingkan antena mikrostrip biasa yaitu

memiliki

bandwidth

dan

gain

yang lebih besar.

Ada beberapa macam konfigurasi antena

array

, di antaranya

linear

,

planar,

dan

circular

.

Masing

masing

konfigurasi

memiliki

keuntungan, misalnya

planar array

memiliki

kelebihan dalam pengaturan dan pengendalian

arah pola radiasi, sedangkan

linear

array

memiliki kelebihan dalam perhitungan yang

tidak terlalu rumit.

Pada jurnal ini, akan

dianalisis antena mikrostrip

patch

segiempat

yang disusun secara

linear

. Jenis antena yang

digunakan antena mikrostrip

patch

segiempat

linear

array

2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 elemen.

Adapun

hasil

yang

diharapkan

adalah

diperolehnya karakteristik dari antena mikrostrip

yang disusun secara

linear

berupa

gain

, pola

radiasi, dan vswr.

Analisis dilakukan dengan

menggunakan perangkat lunak

AWR Microwave

Office 2004

.

2.

Antena Mikrostrip

Antena

mikrostrip

merupakan

sebuah

antena yang tersusun atas 3 komponen yaitu :

groundplane, substrate,

dan

patch

peradiasi.

Beberapa

parameter

utama

dari

antena

mikrostrip adalah dimensi antena,

bandwith,

VSWR, pola radiasi, dan

gain

[1]

.

Antena

array

adalah susunan dari beberapa

antena yang identik. Dalam antena mikrostrip

,

yang disusun secara

array

adalah bagian

patch.

(2)

copyright DTE FT USU

94

2014

dasarnya

saluran

pencatu

untuk

antena

mikrostrip dibagi menjadi 2, yaitu pencatuan

secara langsung dan pencatuan secara tidak

langsung. Teknik pencatuan

aperture coupled

termasuk

teknik

pencatuan

secara

tidak

langsung[2].

Salah satu teknik yang dapat mendukung

impedance matching

pada saluran transmisi

khususnya untuk antena mikrostrip

array

adalah

power divider.

Dalam hal ini metoda Wilkinson

merupakan teknik yang umum digunakan.

Gambar 1 memperlihatkan

power divider

metoda Wilkinson[3].

Gambar 1.

N-Way Wilkinson Combiner.

Pada metoda Wilkinson, nilai impedansi Z

diberikan dengan persaamaan berikut[3] :

Z = Z

0

(1)

dimana N adalah jumlah titik percabangan dan

Z

0

adalah impedansi masukkan awal.

T-Junction

merupakan sebuah teknik

power

divider

yang umum digunkan pada konfigurasi

antena

array.

Terdapat 2 jenis

T-Junction

50 Ω

yang dapat digunakan sebagai

power divider

seperti ditunjukkan pada Gambar 2[4].

Gambar 2.

T-Junction

50 Ohm

3.

Analisis Antena Mikrostrip

Dalam perancangan antena mikrostrip bahan

substrat yang digunakan memiliki spesifikasi

sebagai berikut :

1.

Bahan dielektrik :

epoxy fiberglass

– FR 4

2.

Konstanta dielektrik (

ɛ

r) = 4.4

3.

Ketebalan lapisan dileketrik (h) = 1.6 mm

4.

Loss tangent

= 0.02

5.

Frekuensi kerja (fr) = 2.45 GHz

Sebelum merancang antena mikrostrip

patch

segiempat 2 sampai dengan 8 elemen

,

lebih

dahulu ditentukan antena mikrostrip elemen

tunggal yang hasilnya akan digunakan dalam

merancang antena mikrostrip

patch

segiempat 2

sampai dengan 8 elemen

.

Dalam merancang

sebuah antena mikrostrip array ada beberapa

parameter yang harus dihitung terlebih dahulu:

1.

Menentukan

panjang

gelombang

dari

antena

yang

dapat

dibuat

dengan

menggunakan Persamaan berikut:

=

(2)

2.

Menentukan

lebar

patch

dengan

menggunakan Persamaan berikut[5][6]:

=

(3)

3.

Menentukan

panjang

patch

dengan

menggunakan

Persamaan

sampai

berikut[5][6]:

Dengan menggunakan persamaan (3) dan

(4), diperoleh panjang dan lebar

patch

masing-masing adalah 29,282 mm dan 37,6 mm, namun

dibulatkan menjadi 29 mm dan 38 mm.

Hasil perhitungan panjang dan lebar

patch

selanjutnya

disimulasikan

dan

dioptimasi

dengan

menggunakan

simulator

AWR

microwave Office 2004.

Saluran pencatu yang digunakan pada

perancangan antena mikrostrip elemen tunggal

mempunyai impedansi masukan sebesar 50

Ω.

Parameter dari panjang saluran pencatu dapat

diubah untuk memperoleh nilai yang optimal.

Gambar

3

merupakan

rancangan

antena

mikrostrip elemen tunggal dengan lebar saluran

3 mm dan panjang saluran 15 mm.

(3)

copyright DTE FT USU

95

2014

Antena mikrostrip dianalisa setelah

memasukkan

range

frekuensi yang ditentukan

yaitu dari 2,3 GHz sampai 2,6 GHz. Hasil

keluaran ditampilkan dalam bentuk grafik

VSWR,

gain

, dan pola radiasi.

Dari hasil simulasi didapatkan nilai

VSWR sebesar 1,816 pada frekuensi 2,45 GHz

seperti pada Gambar 4.

Gambar 4 Grafik VSWR Hasil Simulasi

Elemen Tunggal

Dari hasil Simulasi didapat bentuk pola radiasi

dan besar

gain

seperti pada Gambar 5.

Gambar 5 Hasil Simulasi Pola Radiasi Elemen

Tunggal

Dari Gambar 5 dapat diketahui bahwa

nilai

gain

yang diperoleh dari hasil simulasi

adalah 6.155 dB dan pola radiasi yang

dihasilkan adalah pola radiasi

directional

.

4. Perancangan Antena Mikrostrip Patch

Segiempat

Linear Array

Perancangan ini akan menggunakan

data-data yang telah diperoleh dari perancangan

antena mikrostrip

element

tunggal. Data tersebut

antara lain : jenis

substrat

yang digunakan,

dimensi

patch

antena, panjang saluran pencatu,

dan letak saluran pencatu.

Pada proses perencanaan ini terdapat 2

patch

yang memiliki data yang sama disusun

secara

linear

. Sebelum merancang konfigurasi

saluran pencatu, tentukan dahulu jarak antar

elemen (

patch

) terdekat.

Pada perancangan

array

, hal yang

diperhatikan adalah jarak antar elemen

patch

antena yang diberikan oleh persamaan [8]

d =

=

(8)

Jarak tersebut diukur dari titik tengah

antara satu

patch

dengan

patch

lain yang

terdekat. Akan tetapi jarak tersebut dapat

diubah-ubah untuk mendapatkan hasil yang

lebih optimal.

a.

Perancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

2 Elemen

Rancangan

antena

mikrostrip

dua

elemen

array

terlihat pada Gambar 6, dengan

jarak antar elemen sebesar 62 mm.

Gambar 6 Rancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

2 Elemen

b.

Perancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

3 Elemen

Rancangan

antena

mikrostrip

tiga

elemen

array

terlihat pada Gambar 7, dengan

jarak antar elemen sebesar 62 mm.

Gambar 7 Rancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

3 Elemen

c.

Perancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

4 Elemen

(4)

copyright DTE FT USU

96

2014

Gambar 8 Rancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

4 Elemen

d.

Perancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

5 Elemen

Rancangan antena

mikrostrip lima

elemen

array

terlihat pada Gambar 9, dengan

jarak antar elemen sebesar 62 mm.

Gambar 9 Rancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

5 Elemen

e.

Perancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

6 Elemen

Rancangan antena mikrostrip enam

elemen

array

terlihat pada Gambar 10, dengan

jarak antar elemen sebesar 62 mm.

Gambar 10 Rancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

6 Elemen

f.

Perancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

7 Elemen

Rancangan antena mikrostrip tujuh

elemen

array

terlihat pada Gambar 11, dengan

jarak antar elemen sebesar 62 mm.

Gambar 11 Rancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

7 Elemen

g.

Perancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

8 Elemen

Rancangan antena mikrostrip delapan

elemen

array

terlihat pada Gambar 12, dengan

jarak antar elemen sebesar 62 mm.

Gambar 12 Rancangan Antena Mikrostrip

Patch

Segiempat

Linear Array

8 Elemen

5.

Hasil Simulasi dan Analisis Pencapaian

Parameter Antena

Hasil simulasi yang didapatkan dari

perhitungan dan perancangan secara teori

tersebut belum tentu merupakan hasil yang

optimum. Untuk mendapatkan hasil yang

optimum maka dapat dilakukan dengan cara

iterasi jarak antar elemen (patch) yang

terdekat sehingga terjadi perubahan jarak

antar elemen.

(5)

copyright DTE FT USU

97

2014

Tabel 1 Perbandingan Pencapaian Parameter

Antena

Tabel 1 memperlihatkan perbandingan

nilai VSWR dan gain yang diperoleh tiap-tiap

konfigurasi. Tiap konfigurasi memiliki nilai

VSWR

≤ 2, akan tetapi nilai gain yang diperoleh

berbeda-beda. Hal ini tergantung dari jarak antar

elemen dan jumlah elemen antena yang

dirancang.

Dari Tabel 1

Semakin banyak elemen

yang terdapat dalam suatu antena, maka semakin

besar nilai

gain

yang diperoleh. Akan tetapi

pada jumlah antena 5 elemen dan 7 elemen

didapati nilai

Gain

yang menurun. Hal ini

dikarenakan pada pola radiasi 5 elemen dan 7

elemen, main lobe terlihat menyebar dan tidak

fokus seperti yang diharapkan sehingga gain

yang didapat tampak mengalami penurunan.

Gambar 13 merupakan perbandingan

VSWR dari masing-masing antena.

Gambar 13

Perbandingan Nilai VSWR dari

masing-masing antena

6.

Kesimpulan

Dari analisa yang telah dilakukan, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1.

Jarak antar elemen pada antena mikrostrip

patch

segiempat

linear array

dapat

mempengaruhi nilai VSWR. Pemilihan

jarak antar elemen yang tepat, akan

menghasilkan

nilai

VSWR

yang

maksimal.

2.

Antena mikrostrip dengan susunan

linear

(

linear array

) dapat dibentuk dengan

susunan 2 elemen, 3 elemen dan

seterusnya,

tetapi

apabila

jumlah

elemennya bernilai ganjil akan terjadi

ketidakseimbangan dalam pencatuan.

3.

Semakin banyak elemen yang terdapat

(6)

copyright DTE FT USU

98

2014

7.

Daftar Pustaka

[1] Surjati, Indra. 2010.

Antena Mikrostrip :

Konsep

dan

Aplikasinya.

Jakarta

:

Universitas Trisakti.

[2] Young, Daniel. 2008.

UHF Microstrip

Antena Design and Simulation.

First

Edition, Sim University Press.

[3] Julio A. Navarro dan Kai Chang. 1996.

Integrated Active Antennas and Spatial

Power Combining.

USA : John Willey

[4] Adel Bedair Abdel Mooty Abdel-Rahman,

2005.

Design and Development of High

Gain Wideband Microstrip Antenna and

DGS

Filters

Using

Numerical

Experimentation

Approach.

Disertasy,

University Magdeburg

[5] Constantine A. Balanis 1997. “Antenna

Theory : Analysis and Design”. Jhon

Willy and Sons. USA

Gambar

Gambar 1.  N-Way Wilkinson Combiner.
Gambar 4   Grafik VSWR Hasil Simulasi
Gambar 8  Rancangan Antena Mikrostrip Patch
Gambar 13 Perbandingan Nilai VSWR dari

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan motivasi belajar dilakukan berdasarkan angket motivasi yang diisi setelah selesai pembelajaran dan dilihat dari lembar observasi yang diisi oleh

Letak perbedaan sebenarnya adalah: KALVINIS MENGANGGAP IMAN PERCAYA SEBAGAI SUATU JASA/USAHA, SEDANGKAN NON-KALVINIS MENGATAKAN BAHWA IMAN PERCAYA BUKANLAH USAHA.. Inilah salah

'HQJDQ PHQJJXQDNDQ 0RGHO , \DLWX GHQJDQ PHPDVXNNDQ HPSDW YDULDEHO -XPODK 'RVHQ -XPODK 0DKDVLVZD 3HULODNX 0DKDVLVZD GDQ 3HUVHSVL 0DKDVLVZD HILVLHQVL )DNXOWDV 0,3$ DGDODK

Distosia bahu adalah suatu kondisi kegawatdaruratan obstetri pada persalinan pervaginam dimana bahu janin gagal lahir secara spontan setelah lahirnya kepala

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model PBL dapat meningkat kan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika kelas SD Negeri Gendongan 02

bahwa adegan-adegan tersebut dapat merepresentasikan para narasumber yang menyatakan keberpihakannya terhadap kaum perempuan yang mengalami diskriminasi dalam

a)      Perenialisme mengangkat kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang menjadi pandangan hidup yang kokoh pada zaman kuno dan abad pertengahan. pada kebudayaan ideal

Pada pengujian besar throughput , batman-adv menunjukkan besar throughput yang lebih baik pada kondisi tanpa video dan dengan video yaitu 8-42% dan 19-107% lebih tinggi