• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA KURIKULUM SERTA HUBUNGAN ANTARA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KERANGKA KURIKULUM SERTA HUBUNGAN ANTARA (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA KURIKULUM SERTA HUBUNGAN ANTARA KURIKULUM, SILABUS DAN RPP DI SD KELAS TINGGI

Neng Kiki Fitryani, Nurul Intan Haziah, Resma Sari Putri, Rian Rizki Pujabakti, dan Yeni Rahmawati.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Email: [email protected]

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd., Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd., Ence Surahman, M.Pd.

A. Pendahuluan

Meskipun selama ini pemerintah di Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan namun ternyata hal ini masih menjadi problem utama yang hingga saat ini belum bisa dituntaskan. Sebagaimana diungkapkan Suryadi dan Budimansyah bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia pada semua jenis dan jenjang pendidikan, paling tidak sejak awal periode pembangunan nasional jangka panjang pertama, telah mengeluarkan biaya yang besar, tenaga yang banyak, dan waktu yang cukup panjang. Namun demikian, selama itu pula dan sampai sekarang, mutu pendidikan masih tetap dirasakan sebagai tantangan yang cukup berat, mungkin tidak berbeda jauh dengan tantangan yang dirasakan masyarakat Indonesia 40 tahun yang lalu (Suryadi dan Budimansyah, 2009, hlm. 127).

Perlu disadari bahwa harus diadakannya upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaharui kurikulum agar dapat berjalan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan adanya pembaharuan kurikulum ini diharap lebih memudahkan tercapainya tujuan nasional yang diharapkan. Namun selain itu perlu ada pula dukungan dari komponen pelaksana kurikulum seperti guru dan peserta didiknya.

Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk mengetahui kerangka dasar serta hubungan antara kurikulum, silabus dan RPP di SD atau MI kelas tinggi. Sebagai seorang pendidik sangatlah penting untuk mengetahui apa yang menjadi dasar sebelum mengembangkannya dalam materi pembelajaran di sekolah. Namun, selain itu seorang guru juga perlu mengetahui bagaimana karakteristik peserta didiknya agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan sasaran.

(2)

mengenai materi tersebut. Lalu langkah terakhir adalah dilakukan penyusunan makalah.

B. Pembahasan

1. Komponen-komponen Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen. Suatu kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu: komponen tujuan, komponen isi, komponen metode dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen kurikulum harus saling berkaitan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya.

a. Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum berkaitan erat dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan kurikulum menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, mulai dari tujuan yang sangat umum sampai tujuan yang khusus. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu: 1) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), 2) Tujuan pendidikan Institusional (TI), 3) Tujuan kurikuler (TK), dan 4) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP). b. Komponen Isi / Materi Pelajaran

Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

c. Komponen Metode/Strategi

Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang akan direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat di atas, T. Rakajoni (1989 dalam Sanjaya. dkk, hlm. 53, 2016) mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. d. Komponen Evaluasi

(3)

dipisahkan dalam pengembangan kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suat kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang tekah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven (1967 dalam Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, hlm. 56, 2016) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif.

Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.

2. Bagian-bagian Pokok Kurikulum SD

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

a. Struktur kurikulum SD/ MI terdiri atas tiga komponen, yakni komponen mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Komponen mata pelajaran dikembangkan berdasarkan atas lima kelompok mata pelajaran, yaitu:

1) Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia

2) Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian 3) Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4) Kelompok Mata Pelajaran Estetika

5) Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

b. Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun, yakni mulai dari kelas I sampai dengan keas VI. Struktur kurikulum disusun berdasarkan SKL dan SK dan KD mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Kurikulum SD memuat 8 MP, sedangkan kurikulum MI memuat 9 atau 12 mata pelajaran karena ditambah Bahasa Arab atau 12 (PAI meliputi Al-Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih dan SKI), muatan lokal, dan pengembangan diri.

2) Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal telah ditentukan diatur tersendiri oleh SD/ MI atau oleh satuan pendidikan.

(4)

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri diatur tersendiri oleh SD/ MI.

4) Pendekatan pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan dengan “Pendekatan Tematik”, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan dengan “Pendekatan Mata Pelajaran”.

5) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”.

6) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. SD/ MI dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

7) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

8) Proses pembelajaran menekankan keterlibatan peserta didik dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menarik/ menyenangkan, kontekstual, mengembangkan budaya baca, keteladanan, integratif, dan situasional.

9) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester)adalah kelas I-II = 29 s.d. 31 jam, kelas III = 31 s.d. 33 jam, dan kelas IV-VI 39 jam per minggu.

3. Rencana pembelajaran

Rencana pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan. Dengan demikian, rencana pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang akan bermuara pada pengembangan rencana pembelajaran, sedikitnya harus mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

a. Identifikasi Kebutuhan

Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.

1) Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan di peroleh melalui kegiatan pembelajaran.

2) Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar.

3) Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). b. Identifikasi kompetensi

(5)

pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Uraian diatas mengisyaratkan bahwa pembentukan kompetensi melibatkan intelegensi question (IQ), emosional intelegensi (EI), creativity intelegensi (CI), Yang secara keseluruhan harus tertuju pada pembentukan spiritual intelegensi (SI). Gordon (1988; 109) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut.

1) Pengetahuan (knowledge) 2) Pemahaman (understanding) 3) Kemampuan (skill)

4) Nilai (value) 5) Sikap (attitude) 6) Minat (interest)

c. Penyusunan program pembelajaran

Penyusunan program pembelajaran arah kepada suatu program dan membedakannya dengan program lain. Berdasarkan hal tersebut keputusan dibuat dalam menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan untuk kelompok sasaran mana, sehingga program itu menjadi pedoman yang konkret dalam pengembangan program selanjutnya.

Gagne dan Briggs (1998) mengisyaratkan bahwa dalam mengembangkan rencana pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran perlu memperhatikan empat asumsi sebagai berikut:

1) Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan baik dan menggunakan pendekatan sistem.

2) Rencana pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan pengetahuan tentang peserta didik.

3) Rencana pembelajaran harus dikembangkan untuk memudahkan peserta didik belajar, dan membentuk kompetensi dirinya.

4) Rencana pembelajaran hendaknya tidak dibuat asal-asalan, apalagi hanya untuk memenuhi syarat administrasi.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena itu, RPP harus mempunyai daya terap yang tinggi.

(6)

RPP merupakan penggalan-penggalan kegiatan yang dilakukan guru untuk setiap pertemuan.

Tujuan RPP adalah untuk mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses pembelajaran. Mengetahui profesionalitas guru. Sedangkan fungsi RPP adalah sebagai acuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah, efektif dan efisien. RPP dapat diartikan sebagai skenario pembelajaran, itu sebabnya RPP hendaknya bersifat fleksibel untuk disesuaikan dengan suasana kelas dan respon peserta didik.

a. Komponen RPP

1) Identitas Mata Pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. 2) Standar Kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada mata pelajaran tertentu.

3) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusun indikator kompetensi.

4) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator dimaksudkan sebagai indikator pencapaian kompetensi. Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian KD tertentu. Indikator merupakan ciri-ciri atau tanda-tanda yang menunjukkan penguasaan KD oleh peserta didik. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.

5) Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan KD.

6) Materi Ajar (Materi Pokok)

Materi ajar merupakan materi yang akan dibahas, berupa konsep, data atau fakta, prinsip dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator.

7) Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk mencapai KD.

8) Metode Pembelajaran

(7)

9) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan proses pembelajaran siswa untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.

10) Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian KD dan mengacu pada standar penilaian.

11) Sumber Belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator.

5. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

a. Prinsip Pengembangan Silabus 1) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 2) Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

3) Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4) Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5) Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6) Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7) Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8) Menyeluruh

(8)

b. Unit Waktu Silabus

1) Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

2) Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.

3) Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.

c. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;

b) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

c) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

a) Potensi peserta didik;

b) Relevansi dengan karakteristik daerah,

c) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;

d) Kebermanfaatan bagi peserta didik; e) Struktur keilmuan;

f) Faktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

g) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

h) Alokasi waktu.

3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

(9)

b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

c) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

d) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. 5) Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan porto folio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang

bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

(10)

melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

6) Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7) Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

6. Penyesuaian Kurikulum Di SD Kelas Rendah Dan Kelas Tinggi

Dalam pelaksanaan kurikulum, silabus dan RPP di sekolah dasar perlu diperhatikan beberapa hal.

a. Karakteristik perkembangan peserta didik di SD/MI dapat dipilah menjadi dua macam yaitu perkembangan pada aspek jasmaniah dan perkembangan pada aspek mental. Pada aspek jasmaniah, peserta didik SD/MI telah memiliki kematangan sehingga mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Pada aspek mental yang meliputi perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral keagamaan, peserta didik SD/MI secara intelektual berada pada tahap perkembangan operasional konkret (kelas I-V) dan operasional formal (kelas VI), yang memiliki kecenderungan belajar bersifat konkret, integratif, dan hierarkis. Dari aspek bahasa, mereka telah mampu membuat kalimat sempurna, bahkan kalimat majemuk, dan juga dapat mengajukan pertanyaan. Dari aspek sosial, peserta didik di SD/MI mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya dan mulai mampu menyesuaikan diri sendiri kepada sikap bekerja sama. Mereka secara emosi juga telah mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Sedangkan pada aspek moral, peserta didik SD/MI sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungannya, bahkan di akhir jenjang SD/MI juga mampu memahami alasan yang mendasari suatu peraturan.

(11)

intradisipliner, inter-disipliner, multi-disipliner, dan trans-disipliner sehingga mampu memberikan makna yang utuh kepada peserta didik. c. Kebijakan penetapan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu

dengan segala prinsip dan karakteristiknya ternyata relevan dengan kebutuhan dan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI. Relevansi tersebut tampak dari pemaduan berbagai mata pelajaran dengan suatu tema yang aktual dan dekat dengan kehidupan peserta didik. Kemudian, model pembelajaran melalui pengalaman langsung yang dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran tematik terpadu menjadikan pembelajaran lebih efektif dan lebih bermakna bagi peserta didik. Selain itu, pengintegrasian ketiga ranah pembelajaran yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam semua mata pelajaran menjadikan pendekatan tematik-terpadu menjadi semakin relevan dengan kebutuhan perkembangan peserta didik SD/MI yang juga mencakup kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor. Dengan demikian, secara konten kebijakan penetapan penggunaan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu di SD/MI adalah tepat karena sudah sesuai dengan karakteristik perkembangan peserta didik.

C. Penutup

Kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Dikatakan suatu sistem karena setiap komponen berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan sesuatu yang harus dicapai peserta didik salam jenjang pendidikan.

Selain kurikulum seorang guru juga perlu mengenal tentang silabus dan RPP. Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan RPP merupakan persiapan yang disiapkan guru sebelum mengajar yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu KD yang telah ditetapkan dalam SI dan dijabarkan dalam silabus.

Kurikulum, silabus dan RPP masing-masing mempunyai komponen. Komponen kurikulum diantaranya ada tujuan, isi, metode dan evaluasi. Sementara komponen penyusun silabus sebagaimana dikatakan di atas adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan komponen penyusun RPP diantaranya identitas mata pelajaran (satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan). Standar kompetensi, kompetensi dasar ,indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar (materi pokok), alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar.

(12)

rinci sampai bagaimana strategi penyampaiannya tercantum dalam RPP. Maka sapat disimpulkan bahwa kurikulum, silabus dan RPP saling berhubungan.

Daftar Pustaka:

Muhaimin, dkk. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Mulyasa, E. (2006).Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Prastowo, Andi. (2014). Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Peserta Didik Sd/Mi Melalui Pembelajaran Tematik-Terpadu. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Volume 1, Nomor1. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Soehendro, B. (2006) Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah/Madrasah : MAN 3 Jambuluwuk Mata Pelajaran : Bahasa Arab Kelas/Semester/peminatan : XI/ 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : ... Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : ... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : 3 ( tiga )/ I (Satu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah/Madrasah : MI Mata Pelajaran : AKIDAH AKHLAK Kelas/Semester : I/2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VII/Genap

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran Matematika kelas VII di SMP Negeri 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA kelas VIII semester 1 dengan materi Gangguan Sistem Pencernaan pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran Matematika kelas 5 dengan materi