• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK PROPOSAL MATEMATIKA SDP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PTK PROPOSAL MATEMATIKA SDP"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN

MATEMATIKA PADA KONSEP MELAKUKAN OPERASI

HITUNG CAMPURAN PADA SISWA KELAS 3

DI SDN SUKAHARJA 2

DISUSUN OLEH

Nama

: SRI MULYATI

NIM

: 816763743

Program : S1. PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

Abstrak beluuuuuuum

SRI MULYATI

Mulyatisri799@gmail.com

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran berhitung adalah pelajaran yang banyak memerlukan keterampilan berpikir dan berkonsentrasi, sebab materi-materi berhitung yang sangat padat (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, geometri dan sebagainya) maka perlu adanya rumusan tujuan pelajaran berhitung yang terinci.

Dalam kenyataannya masih banyak sekali anak didik yang lemah dalam pelajaran berhitung. Kadang-kadang mereka sangat pintar dalam pelajaran hafalan, tetapi nilainya rendah pada pelajaran berhitung. Masalah ini memang paling banyak menimpa pada anak SD Negeri Sukaharja 2

Sebagai anak didik ada yang berpendapat bahwa pelajaran berhitung adala pelajaran yang paling sulit. Oleh karena itulah, diperlukan suatu metode belajar yang tepat sehingga dapat meningkatkan daya serap anak didik pada pelajaran berhitung. Berdasarkan hal di atas, maka penulis berusaha membuat suatu metode yang tepat, dan sekaligus melakukan penelitian, sampai seberapa jauhkah daya serap anak terhadap pelajaran berhitung dengan menggunakan metode diskusi. Dari hasil penelitian ini, nantinya dapat diketahui peningkatan prestasi dan nilai yang diperolah anak didik. Karena seperti diketahui, dengan menggunakan metode ini , anak didik dituntut untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga nantinya anak didik terbiasa untuk berfikir dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Pada dasarnya, pendidikan berhitung pada siswa SD Negeri Sukaharja 2 mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Menanamkan pengertian bilangan dan kecakapan dasar berhitung. 2. Menumpuk dan mengembangkan kemampuan berfikir logis dan

(4)

3. Mengembangkan kemampuan dan sikap nasional, ekonomis dan menghargai waktu.

4. Meletakkan landasan berhitung yang kuat untuk mempelajari pengetahuan lebih lanjut.

Sehingga dengan diterapkan metode diskusi ini, diharapkan semua tujuan di atas dapat tercapai, sehingga prestasi siswa dalam pelajaran berhitung dapat tercapai.

Di SDN Sukaharja 2 hasil ulangan Matematika masih rendah. Hanya orang dari siswa di kelas 3 yang mendapat nilai rata-rata 6 ke atas. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, penulis mencoba melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindak kelas. Adapun perbaikan yang dilakukan meliputi : Perbaikan pembelajaran eksakta yang terdiri dari dua siklus perbaikan pembelajaran, khusunya untuk mata pelajaran yang hasilnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan dan meratakan taraf serap peserta didik.

Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat pada saat melaksanakan kegiatan perbaikan, melalui kegiatan-kegiatan observasi dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Matematika dan PPKn. Penulisan laporan ini mencakup Pendahuluan, Kajian Teori, Perencanaan, Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran, Temuan hasil yang diperoleh, serta Kesimpulan dan saran tindak lanjut.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan mendasar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Bagaimana maningkatkan kemampuan berhitung pada siswa kelas SDN Sukaharja 2, bertolak dari pemasalahan ini, maka dibutuhkan suatu metode yang tepat yang mampu meningkatkan daya serap anak terhadap mata pelajaran berhitung. Pada dasarnya masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

“Apakah dengan menerapkan metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan anak terhadap mata pelajaran berhitung di kelas 3?”

C. Tujuan Perbaikan

(5)

a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 3 khususnya melalui penerapan metode diskusi.

b. Untuk meningkatkan daya serap anak terhadap mata pelajaran berhitung di kelas 3

D. Manfaat Perbaikan

1. Bagi Guru

Mempermudah dalam penyampaian mata pelajaran kepada peserta didik,

karena peserta didik telah aktif ikut dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi Siswa

- Dapat meningkatkan prestasi daya serap siswa dalam pelajaran berhitung.

- Dapat menumbuhkan semangat dan kecerdasan belajar yang tinggi dikalangan peserta didik

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian

Metode diskusi adalah cara menyimpan pelajaran dimana guru bersama-sama siswa saling mengadakan tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman dalam rangka memecahkan persoalan yang dihadapi. Menurut Winarno Surachmad dalam bukunya Pengantar Interaksi Mengajar Belajar, Persoalan atau pertanyaan yang mempunyai kelayakan untuk didiskusikan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

a. Menarik minat anak didik yang sesuai dengan tarafnya.

b. Mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan kebenarannya.

c. Pada umumnya, tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar”, tetapi lebih mengutamakan penalaran yang mempertimbangkan dan membandingkan.

2. Klasifikasi

Dalam melaksanakan metode diskusi pimpinan diskusi dapat dipegang oleh guru atau meminta salah satu siswa / peserta didik. Sedangkan berdasarkan tehnik pelaksanaannya menurut Moh. Ali diklasifikasikan menjadi dua yaitu

a. Debat

Dalam hal ini terjadi dua kelompok yang mempertahankan pendapatan masing-masing yang bertentangan, sehingga pendengaran dijadikan sebagai kelompok yang memutuskan mana yang benar dan mana yang salah dalam keputusan akhir.

(7)

Pada dasarnya merupakan musyawarah untuk mencari titik pertemuan pendapat, tentang suatu masalah. Ditinjau dari segi pelaksanaannya diskusi dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu :

1. Diskusi kelas

Diskusikan kelas adalah semacam “brainstorming”(pertukaran pendapat).Dalam hal ini guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Jawaban dari siswa diajukan lagi kepada siswa lain sehingga terjadi pertukaran pendapat secara serius dan wajar.

2. Diskusi kelompok

Dalam hal ini guru menyampaikan masalah, setelah kemudian dibagi menjadi beberapa sub masalah setelah itu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas masing-masing sub, yang selanjutnya hasilnya dilaporkan di depan kelas untuk ditanggapi.

3. Panel

Merupakan diskusi yang dilakukan oleh beberapa orang saja (3 sampai 7 orang) sedangkan siswa yang lain bertindak sebagai pendengar (audiens). Ciri yang lain terdapat dalam panel ini dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar ahli memahami seluk beluk masalah yang didiskusikan, yang tidak bertujuan untuk memperoleh kesimpulan akan tetapi merangsang berpikiran agar siswa mendiskusikan lebih lanjut.

4. Konferensi

Dalam konferensi ini anggota duduk saling menghadap, mendiskusikan sesuatu masalah, sehingga setiap peserta harus memahami bahwa kehadirannya harus sudah mempersiapkan pendapat yang akan diajukan. 5. Symposium

Dalam pelaksanaannya dapat menempuh dua cara yaitu :

a. Mengundang dua pembicara atau lebih, dan setiap pembicara diminta untuk menyajikan prasarana yang sama, namun dari sudut pandang yang berbeda-beda.

b. Membagi masalah dalam beberapa aspek, setiap aspek dibahas oleh seorang pemrasaran, selanjutnya disiapkan penyanggah umum yang akan menyoroti prasaran-prasaran. Setelah selesai penyanggah umum memberikan sanggahan, barulah pemrasaran diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban atas sanggahan tersebut.

(8)

Merupakan pembahasan ilmiah yang dilaksanakan dalam meletakkan dasar-dasar pembinaan tentang masalah yang dibahas. Ciri-ciri yang ada di dalamnya adalah :

a. Pembahasan bertolak dari kertas kerja yang disusun oleh pemrasarana, yang berisi uraian teoritas sesuai dengan tujuan dan maksud yang terkandung dalam pokok seminar (tema).

b. Pelaksanaannya sering kali diawali dengan pandangan umum atau pengarahan dari pihak tertentu yang berkepentingan.

3. Kerangka Konseptual / Definisi Operasional A. Prinsip-prinsip Pengajaran Berhitung

Dengan pedoman pada ketujuh prinsip itu pengajar bisa manyampaikan materi pelajaran berhitung dengan baik, jelas dan benar. Apabila dalam penyampaian materi bisa baik, jelas dan benar, anakpun bisa memahami, mengerti dan mengerjakan tugas dengan baik dan benar pula. Dengan demikian anakpun bisa mengeterapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Pencapaian nilai hasil evaluasi akan meningkat.

B. Menggunakan Metode Yang Tepat

Pendidikan harus tau bahwa tidak ada satupun metode yang paling baik, tanpa didukung oleh metode yang lain dalam proses belajar mengajar. Misalnya dalam kegiatan pendidikan akan menggunakan metode ceramah. Maka akan menjadikan akan duduk dengar catatan hafal (DDCH), sehingga membosankan bagi anak akibatnya akan enggan belajar. Didalam mengajarkan pelajaran penghitung hendaknya pendidik menggunakan beberapa metode atau “multi metode” yaitu penggabungan beberapa metode yang sesuai kebutuhan. Metode-metode itu antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode problem solving, metode eksperimen dan sebagainya.

Dalam penggunaan metode hendaknnya disesuaikan dengan kebutuhan sehingga kemungkinan siswa tertarik dengan pelajaran dan menimbulkan minat untuk belajar lebih aktif dan kreatif.

(9)

Pelajaran hitung adalah pelajaran yang menurut sejumlah individu serta berbagai unsur pendidikan lainnya yang memiliki kemampuan berpikir, latar belakang pendidikan karakter dan temperamen yang berbeda. Sehingga suatu system hambatan-hambatan pelajaran berhitung pada dasarnya terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksi didalamnya.

Untuk meniadakan hambatan-hambatan itu harus mengetahui kelemahan yang terdapat pada unsur-unsur tersebut :

1. Guru menguasai materi

Dengan daya perubahan kurikulum yang baru, mau tidak mau guru harus bisa menyesuaikan diri. Akhirnya juga akan mempengaruhi proses belajar mengajar. Dengan latar pendidikan yang mayoritas hanya SLTA, guru kurang begitu mampu menguasai materi yang begitu banyak. Sehingga guru yang menguasai materi pelajaran bahasa, mungkin kurang begitu menguasai materi pelajaran berhitung. Guru yang menguasai materi pelajaran berhitung kurang begitu menguasai pelajaran lainnya dan sebagainya. Akibatnya dalam menyampaikan materi pada anak kurang jelas, akhirnya daya serap anak kurang baik sekali.

2. Potensi anak kurang terbina

Menurut teori tabolarasa, anak diibaratkan kertas putih yang bersih, jadi tergantung apa yang kita goreskan, itulah nanti hasilnya. Disini orang tua, guru, lingkungan memegang peranan yang penting. Bagaimana kita mengembangkan potensi anak secara baik.

3. Pendidikan orang tua rendah

Dengan latar belakang pendidikan orang tua yang mayoritas hanya tamatan SD akan berpengaruh besar pada anak. Orang tua adalah guru yang utama, sebab waktu yang terbanyak adalah dengan orang tua (di rumah). Misalnya, anak kurang paham dengan mata pelajaran, kemana dia akan bertanya, sedang orang tuanya tidak mengerti. Pendidikan orang tua yang rendah dalam pendidikan anak sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan orang tua yang pendidikannya lebih tinggi.

4. Lingkungan sosial kurang mendukung

(10)

Karena anak-anak SD N Parung Jaya 2. bergaulnya masih didesa yang disitu banyak tamatan SD yang tidak melanjutkan sekolah, yang akhirnya mengganggu anak-anak yang masih sekolah. Anak yang tidak melanjutkan sekolah hanya bermain kesana-kesini, sebab selain masih kecil tenaganya pun belum mampu untuk bekerja seperti orang dewasa.

Akibatnya hanya mengganggu di lingkungannya.

D. Upaya Upaya Peningkatan Daya Serap TerhadapPelajaran Berhitung

Menyadari akan kenyataan dan kelemahan-kelemahan tersebut diatas maka dituntut adanya upaya peningkatan gaya serap pelajaran berhitung. Upaya-upaya nyata untuk mengatasi hambatan-hambatan pelajaran berhitung antara lain :

1. Mengadakan penataran-penataran bagi guru untuk mata pelajaran berhitung. Dengan penataran pengetahuan guru akan bertambah dan penguasaan materipun bertambah pula.

2. Pertemuan di KKG secara rutin untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di lapangan.

3. Guru lebih sering membaca buku, Koran, majalah untuk meningkatkan kemampuan dalam mengajar.

4. Guru memahami perbedaan bakat dan minat anak

5. Guru rajin mengadakan evaluasi yang selanjutnya mengadakan perbaikan dan pengayaan.

6. Guru melakukan bimbingan dan penyuluhan pada anak.

7. Guru mau melakukan komunikasi dengan wali murid dan lingkungan sekolah mengenai pendidikan.

Pada akhirnya, betapapun sempurnanya system dan mutu guru dalam mengajar yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan tetapi sebenarnya keberhasilan pendidikan di sekolah tidak hanya ditentukan oleh guru, melainkan ditentukan oleh semua pihak. Sekolah adalah lembaga yang terintregasikan dalam masyarakat.

G. Asumsi / Anggapan Dasar dan Hipotesis atau Premis dan Pertanyaan Penelitian (kuantatif)

(11)

Dengan mendasarkan diri pada konsep diskusi yang terdiri dari berbagi macam bentuk di atas, maka agar pelaksanaannya dapat lebih efektif seorang tenaga pengajar harus memperhatikan beberapa hal. Diantaranya adalah :

1. Persiapan / perencanaan diskusi

a. Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin.

b. Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu dan jumlahnya disesuakan dengan sifat diskusi itu sendiri.

c. Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.

2. Pelaksanaan diskusi

a. Membuat struktur kelompok (ketua / pimpinan, sekretaris, anggota).

b. Membagi-bagi tugas dalam diskusi

c. Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi d. Mencatat ide-ide / sarana-sarana yang penting e. Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta f. Menciptakan situasi yang menyenangkan

3. Tindak lanjutan diskusi

a. Membuat hasil-hasil / kesimpulan dari diskusi

b. Memberikan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya c. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi untuk dijadikan

bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang.

4. Tujuan metode diskusi

a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi, berbicara dan mengajukan pendapat sesuai dengan kemampuannya.

c. Membina sikap toleransi terhadap pendirian orang lain atau menghargai pendapat korang lain.

(12)

e. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang “dilihat”, baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajar sekolah.

f. Mempertinggi rasa tanggung jawab untuk melaksanakan keputusa diskusi.

2. Hipotesis atau Premis

Hipotesis Tindakan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut :

“Apabila dalam proses belajar mengajar khususnya pelajaran berhitung diterapkan metode diskusi, maka daya serap anak terhadap pelajaran berhitung akan meningkat”.

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode diskusi 1. Prinsip-prinsip metode diskusi

a. Prinsip mengikutsertakan anak-anak dalam diskusi.

Pembicaraan jangan sampai diborong oleh beberapa orang anak.

Perhatikan anak yang selalu diam, kadang-kadang ia mempunyai pendapat yang baik. Dalam hal anak terus diam, guru hendaknya menyuruh anak itu mengemukakan pendapatnya. b. Diskusi yang baik tidak asal berbicara, ramai, diperlukan suatu ketertiban, baik dalam bergilir mengemukakan pendapat maupun memperhatikan orang yang sedang berbicara.

c. Pertanyaan atau persoalan hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengalaman anak.

d. Guru sebagai pemimpin yang memberi kepercayaan kepada anak untuk turut serta dalam diskusi guna mendorong dan merangsang anak untuk melakukan sumbangan pikiran.

e. Menyetujui atau menentang pendapat orang lain, anak-anak supaya tetap berlaku sopan dan hormat, pendapat jangan hanya menang dan menyakiti atau mematahkan semangat orang.

3. Pertanyaan Penelitian

1. Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi

(13)

a. Menemukan masalah yang layak untuk didiskusikan. b. Menjelaskan masalah tersebut.

c. Mengatur giliran pembicaraan.

d. Memberi kesempatan kepada orang-orang yang akan berbicara secara bergiliran.

e. Mengembalikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa kepada peserta diskusi.

f. Mengarahkan pembicaraan pada rel yang sebenarnya bila terjadi penyimpangan pembicaraan.

g. Memimpin siswa dalam mengambil keputusan atau kesimpulan. Dengan demikian peranan guru sebagai pemimpin diskusi adalah :

a. Sebagai pengatur lalu pembicaraan.

b. Sebagai dinding penangkis, artinya menerima pertanyaan dari anggota dan melemparkannya kembali kepada anggota yang lain. c. Sebagai petunjuk jalan (guide) yang memberikan pengarahan kepada anggota tentang masalah yang sedangkan didiskusikan, sehingga tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.

2. Keuntungan-keuntungan dan kelemahan metode diskusi a. Keuntungan-keuntungan metode diskusi

1. Mempertinggi partisipasi anggota secara individu 2. Mempertinggi partisipasi kelompok secara keselurahan b. Kelemahan-kelemahan metode diskusi

1. Tidak mudah bagi pemimpin diskusi untuk meramaikan arah penyelesaian diskusi.

(14)

BAB III

PELAKSANAAN DAN PERBAIKAN A. Subyek Penelitian

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 3 SDN Sukaharja 2 Kecamatan Sindangjaya Kabupaten Tangerang mulai tanggal 19 – 22 Nopember 2012. Mata pelajaran dalam pembelajaran ini adalah Matematika tentang Melakukan operasi hitung campuran

Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai berikut :

A. Tanggal 19 Nopember 2012 mata pelajaran Matematika siklus I. masalah yang ditemukan adalah penggunaan metode pembelajaran kurang bervariasi pada konsep yang disampaikan yaitu “Melakukan operasi hitung campuran”

B. Tanggal 22 Nopember 2012 Mata Pelajaran Matematika untuk siklus II masalah yang diperbaiki penggunaan alat peraga

B. Deskripsi Persiklus

Berdasarkan analisis masalah dikemukakan di atas maka perlu dibuat rencana perbaikan pembelajaran perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu :

(15)

b. Guru menjelaskan materi dengan metode yang bervariasi ( ceramah, Tanya jawab, pelatihan, penugasan dan Diskusi)

c. Guru menjelaskan cara menggunakan dan memelihara pada alat peraga yang digunakan

d. Guru memperbanyak pemberian latihan dan pekerjaan rumah (PR)

Dalam prosedur pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan melalui langkah-langkah diantaranya : merencanakan, mengamati, merefleksi. Pada pelaksanaan prosedur umum pembelajaran meliputi :

Kegiatan awal

- Bertanya jawab tentang materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan

Kegiatan Inti

- Guru memberikan dan melibatkan siswa dalam pembelajaran

Kegiatan akhir

- Memberikan tes formatif dan penugasan (PR)

(16)
(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiklus

Berdasarkan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukan kemajuan, dengan hasil sebagai berikut :

Mata Pelajaran Matematika

Pada siklus I nilai rata-rata 5,26 hal ini disebabkan bahwa dalam pembelajaran ada kekurangan atau kelemahan, karena :

- Penggunaan metode tidak bervariasi

- Pemberian contoh sedikit

- Alat peraga kurang relevan

Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 7,21 hal ini menunjukan adanya peningkatan karena :

- Penggunaan metode sudah bervariasi

- Pemberian contoh dan latihan diperbanyak

- Alat peraga cukup relevan

- Pemberian penugasan berupa PR

-B. Pembahasan dari setiap siklus

Hasil pengolahan data dari kinerja gruru dapat dilihat dari hasil observasi siklus I dan II yang dilaksanakan pada tanggal, 19 - 22 Nopember pada mata Matematika sebagai berikut :

Lembar observasi I

(18)

1 Penyampaian tujuan v

Cukup jelas sesuai dengan konsep yang akan

diajarkan

2 Penjelasan konsep oleh

guru v

4 Pemberian latihan v Latihan kurang bimbingan guru

5 Penggunaan alat peraga v Alat peraga kurang lengkap

belajar v Belum terlihat jelas

8 Aktifitas siswa v Baik

1 Penyampaian tujuan v Cukup jelas sesuai dengan konsep yang akan diajarkan

2 Penjelasan konsep oleh

guru v

Cukup jelas sesuai dengan konsep pembelajaran

(19)

4 Pemberian latihan v Cukup karena lebih dari 5 soal

5 Penggunaan alat peraga v Sesuai dengan kompetensi dasar

6

Penggunaan metode :

- Ceramah

- Demonstasi

- Tanya jawab

v Sesuai dengan kompetensi dasar dan pembelajaran

7 Penguasaan konsep hasil

belajar v Baik

8 Aktifitas siswa v Siswa aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran

Berikut ini kami sajikan tabel nilai siswa pada waktu dilaksanakan PTK melalui hasil observasi siklus I dan II, bahwa penguasaan konsep hasil belajar pada mata pelajaran Matematika ada peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel nilai siswa pada siklus I dan II

No Nama Siswa Siklus I Siklus II

1 Andi Sugandi 6 7

2 Andi Saputra 7 9

3 Ayu Sutiawatini 5 7

4 Ayu Waras 5 7

5 A. Andriyani 5 8

6 Aldi 7 7

7 Anis Nurbaetillah 4 6

8 Deden Andriansyah 6 8

9 Dani Hidayat 4 6

10 Edwin Sutiawan 4 7

11 Erdiansyah 5 7

(20)

13 Hania 5 7

14 Imas Sarah 4 6

15 Imas Safitri 5 7

16 Intan Sohibah 6 7

17 Iik Nurapriani 5 7

18 Irfan Mulyadi 4 6

19 M. Basirudin 5 7

20 M. Rijal Abidin 5 7

21 M. Rubardi 6 7

22 M. Murhamudin 5 7

23 M. Supriatna 7 9

24 Yayan Yuliansyah 7 8

25 M. Octa Suryana 7 9

26 Mursidah 5 6

27 Mimi Haetami 6 8

28 Nurhayati 4 7

29 Nursyamsiah 6 8

30 Nurkomariah 6 7

31 Neng Aat 5 7

32 Novitasari 5 7

33 Nurul Syifa Hidayat 4 5

34 Nuriah 6 7

35 Nurpadilah 5 8

36 Rini 5 7

37 Siti Rumsanah 4 6

38 Siti Romsanah 5 6

39 Siti Suliah 6 7

40 Supriyadi 6 7

41 Siti Toyibah 5 6

42 Sopian 7 8

(21)

44 Sanjaya 5 8

45 Mandalena 5 8

46 Sarpin 5 7

47 Sandra 6 7

48 Ulyadi 6 7

49 Siti Sartika 6 8

50 Suhebah 4 8

51 Yuyun S 5 8

52 Sutini 5 8

53 Adi Purnama 5 7

Jumlah 279 382

Rata-rata 5,26 7,21

Dengan melihat hasil observasi terhadap siswa pada mata pelajaran Matematika pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang cukup baik dengan meningkatnya kreatifitas anak belajar dan cepat memahami konsep dengan menggunakan metode Diskusi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah kami melaksanakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus melalui perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menjelaskan konsep yang baik serta menggunakan alat peraga tepat atau relevan, belajar siswa lebih meningkat.

(22)

3. Dengan memberikan contoh-contoh dan latihan soal dari yang mudah sampai yang sulit, siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran

4. Selalu member motivasi positif agar siswa merasa lebih diperhatikan dan timbul rasa percaya diri.

B. Saran

Dalam pelaksanaan pembelajaran sebaiknya : 1. Menggunakan alat peraga yang relevan

2. Member contoh dan latihan dengan mode yang bervariasi

Guru adalah seorang yang akan mendapat perhatian khusus dari siswa siswinya, gerak-geriknya, tutur katanya serta banyak lagi yang akan ditiru oleh siswa. Guru adalah seorang pendidik sekaligus juga pembimbing siswa, oleh karena itu guru harus menjadi teladan tetapi guru juga mengakui kekurangan-kekurangannya, maka perlu melakukan refleksi terhadap pembelajaran.

Untuk menjungjung kegiatan guru dalam peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dengan sarana dan prasarana yang harus disediakan oleh sekolah. Guru juga harus menjalin keharmonisan dengan siswa. Guru harus memperbanyak pengalaman mengajar, bertukar pikiran tentang tugas-tugas mengajar sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Triantoro M. 1996. Strategi Belajar Mengajar, Blitar : STKIP PGRI Blitar

Kasbolah, Kasihani 1999.Penelitian Tindakan Kelas, Malang : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

(23)

Gambar

Tabel nilai siswa pada siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

Hasil genotip padi hibrida tersebut antara lain didukung oleh penampilan yang baik dengan karakter luas daun, jumlah anakan produktif, panjang malai dan jumlah

No KOMPONEN RUMAH YANG DINILAI KRITERIA NILAI BOBOT PENILAIAN HASIL.. I KOMPONEN RUMAH

program pemerintah kepada publik sesuai arahan Presiden;. melaksanakan diseminasi dan edukasi terkait

rancangan aplikasi pemesanan roti pedagang retail kepada perusahaan roti XYZ berbasis android, perusahaan roti XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang

Masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah: ^Apakah penerapan pembelajaran dengan cooperative learning jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

Turbin gas merupakan salah satu mesin konversi energi yang sesuai sebagai salah satu alternatif karena dapat menghasilkan energi listrik dengan daya yang cukup besar serta

Seperti yang dilansir oleh Tempo dalam situsnya mengatakan bahwa dari sekitar 250.000 dokumen yang bocor, kawat diplomatik yang berasal dari Kedutaan Besar Amerika di Jakarta