PENERAPAN STRATEGI REACTDALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERHITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN Cibeunying Kec. Cibodas Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Nurul Setiowati
1003517
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Cibeunying Kec.Cibodas Lembang
Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh
Nurul Setiowati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Nurul Setiowati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6
E. Hipotesis Tindakan ... 7
F. Definisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berhitung ... 10
1. Berhitung ... 10
2. Kemampuan Berhitung ... 11
B. Hakikat Belajar Matematika ... 13
1. Definisi Matematika ...13
2. Definisi Matematika Menurut Ahli ...14
C. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ... 15
1. Tujuan Pembelajaran Matematika SD ...15
2. Ruang Lingkup Matematika ...16
D. Hakikat Strategi REACT ...16
1. Pengertian Strategi Pembelajaran ...16
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Konsep atau Cara Strategi REACT dalam Pembelajaran ...23
4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi REACT ...24
E. Teori Belajar Matematika yang Relevan ...26
1. Teori Psikologi Kognitif dan Konstruktivisme dari Piaget ...27
2. Belajar Bermakna Menurut Skemp ...28
3. Teori Bruner ...29
4. Teori Belajar Dienes ...29
F. Perkalian Bilangan Cacah...31
1. Konsep Bilangan Cacah ...31
2. Perkalian ...31
G. Kerangka Berpikir ...35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 36
B. Desain Penelitian ... 38
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 40
D. Prosedur Penelitian ... 40
E. Instrumen Penelitian ... 45
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54
1. Setting Penelitian ... 54
2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55
a. Gambaran Tindakan Siklus I ...55
b. Gambaran Tindakan Siklus II ...71
B. Pembahasan ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 99
B. Saran ... 100
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN ... 105
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF THE REACT STRATEGY IN MATH LEARNING TO IMPROVE ARITHMETIC ABILITY OF
MULTIPLICATION NATURAL NUMBERS
Nurul Setiowati (1003517)
Classroom Action Research was conducted in a class II SDN Cibeunying with students numbering 21 students consisted of 12 female students and as many as nine boys. The background of this study is the low numeracy skills of students on multiplication natural numbers caused by the teacher's teaching methods and strategies that apply more or conventional lecture method of teaching, the teacher was just having students memorize multiplication without give understanding the basic concept of multiplication, and teachers rarely use the media in the concrete to provide insight to students. The purpose of this study was to determine how the planning and implementation of learning mathematics with REACT strategy, as well as to describe the increase in students' numeracy multiplication after applying REACT strategy in learning mathematics. The method used in this study is the Class Action Research Model Kemmis and Taggart through two cycles. To obtain data to support this research, made learning instruments and data collection instruments. Data were analyzed by means of quantitative and qualitative. The results of this study are math lesson plan on multiplication with REACT strategy has been designed to systematically and according to curriculum set by the government, the implementation of learning was going well and there is an increasing arithmetic multiplication natural numbers significantly during the study. This can be seen in the rat and the average completeness increased student learning. In the first cycle, the average class II SDN Cibeunying of 68.9 and an increase in cycle II to 83.76. While the views of mastery learning in the first cycle is 66.7% increased to 95.2% in the second cycle. In addition, the gain index scores average grade of 0.60 with a moderate interpretation. It is expected that teachers can implement strategies that REACT in mathematics learning numeracy skills of students on multiplication natural numbers can be increased. And teachers also need to increase the professionalism and creativity by providing innovations in learning that can increase the quality of learning.
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERHITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Cibeunying Kec. Cibodas Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)
Nurul Setiowati (1003517)
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
profesionalitas dan kreativitas dengan memberikan inovasi dalam pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya/usaha yang dilakukan untuk memanusiakan
manusia. Maksud memanusiakan manusia adalah berusaha untuk
mengembangkan segala potensi yang dimiliki manusia. Salah satunya melalui
upaya pembelajaran. Dalam pembelajaran, salah satu mata pelajaran yang harus
dikuasai adalah pelajaran matematika. Menurut Fathani (2008, hlm.
24),“Matematika adalah angka-angka dan perhitungan yang merupakan bagian
hidup manusia”. Oleh karena itu, matematika merupakan ilmu pasti yang penting
harus diajarkan dan dikembangkan kepada peserta didik terutama untuk siswa SD.
Pentingnya matematika sesuai dengan Panduan KTSP (BNSP)
Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar (2006, hlm. 147) bahwa:
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Berdasarkan penjelasan tersebut dengan pembelajaran matematika,
diharapkan siswa mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui
matematika, akan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif, logis dan berpikir kritis. Selain itu, matematika adalah ilmu yang sangat
berguna untuk siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari seperti dalam hal jual
beli memerlukan ilmu matematika.
Dalam matematika selalu berkaitan dengan berhitung. Berhitung juga
diperlukan dalam pelajaran lain seperti fisika, kimia, dan ilmu lainnya. Selain
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masa mendatang serta dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan sehari-hari yang
membutuhkan konsep berhitung salah satunya adalah dalam jual beli. Konsep
berhitung yang harus dikuasai oleh penjual dan pembeli adalah penjumlahan dan
pengurangan bahkan perkalian.
Berhitung sebetulnya telah diajarkan kepada anak sejak dini. Mulai dari
membilang, penjumlahan dan pengurangan yang telah diajarkan kepada siswa
kelas 1 Sekolah Dasar. Kemudian dilanjutkan dengan perkalian yang merupakan
penjumlahan berulang. Perkalian merupakan materi penting yang harus dikuasai
oleh siswa Sekolah Dasar. Hal tersebut dikarenakan perkalian berkaitan dan
menjadi materi prasyarat untuk materi-materi berikutnya seperti menghitung luas,
volume bangun datar, pecahan, KPK dan FPB serta masih banyak lagi. Untuk
dapat menghitung luas dan volume bangun datar, siswa harus menguasai
perkalian.
Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum menguasai
perkalian sehingga nilai mereka rendah dalam materi perkalian yaitu banyak anak
yang memperoleh nilai di bawah 70. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara
dan observasi yangdilakukan di SDN Cibeunying Lembang. Menurut guru kelas
2, selama ini anak-anak mengalami kesulitan dalam materi perkalian. Anak-anak
sering memperoleh nilai di bawah KKM yaitu kurang dari 65.
Dari hasil observasi dan praktek mengajar yang peneliti lakukan ada
beberapa siswa yang belum menguasai pembelajaran matematika. Dari hasil pre test yang telah dilakukan berkaitan dengan perkalian, 67% siswa belum mencapai nilai ketuntasan (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Selain itu,
kemampuan berhitung siswa pun masih kurang sebab ketika peneliti melakukan
tanya jawab kepada siswa mengenai perkalian bilangan cacah antara 1 - 10,
banyak siswa yang tidak teliti dalam menghitung sehingga salah menjawab, ada
siswa yang belum menguasai perkalian bahkan ada siswa yang kebingungan
menjawab pertanyaan dan memilih untuk diam saja.
Dalam hal ini, tentunya bukan berarti siswa tidak menguasai matematika,
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keberhasilan proses pembelajaran, salah satunya adalah guru. Guru harus
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam memberikan materi kepada
siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan sesuai dengan
karakteristik siswa. Itu semua dilakukan demi tercapainya kualitas pembelajaran
yang lebih baik.
Selama ini guru di sekolah dasar lebih banyak menerapkan strategi dan
metode mengajar secara konvensial dengan mengajarkan secara ceramah
mengenai perkalian tanpa media yang kongkrit dan pemahaman konsep yang
kurang mendalam. Tidak hanya itu, guru juga sering menerapkan metode
menghafal dalam pembelajaran matematika. Argumen tersebut didasarkan pada
hasil wawancara yang telah dilakukan pada beberapa guru SD. Padahal dengan
menghafal cenderung akan mudah lupa. Hal tersebut sejalan dengan yang
diungkapkan Fathani (2008, hlm. 88) yang menyatakan bahwa:
Pembelajar biasa tidak dapat berharap bisa memahami matematika, mereka berharap sederhana untuk menghafalnya dan menerapkan apa yang dipelajari secara mekanis. Akibatnya, seorang siswa akan memandang kebenaran solusi matematika sebaga sebuah kebenaran yang dicangkokkan ke dalam kepala bukan hasil pembuktian yang dapat ditelusuri oleh dirinya sendiri.
Metode menghafal pun guru terapkan dalam materi berhitung perkalian.
Metode hafalan ini kurang tepat sebab daya ingat siswa terbatas. Sebetulnya
metode menghafal ini kurang tepat diterapkan pada anak-anak, seperti yang
diungkapkan dalam teori humanismebahwa
belajarbukanhanyamenghafaldanmengingat, tetapibelajaradalahsuatu proses yang
ditandaidenganadanyaperubahanpadadirisiswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus berusaha secara profesional
dengan menggunakan metode, media dan strategi pembelajaran yang menarik dan
melibatkan siswa secara aktif. Guru pun harus menanamkan konsep dasar dari
suatu materi sehingga siswa menjadi paham tanpa harus menghafal. Hal tersebut
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Purnomo (2012, hlm. 21) dalam bukunya
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru dapat mengakomodir seluruh modalitas beragam yang dimiliki oleh siswanya ke dalam metode pembelajaran. Dengan menggunakan model, metode dan strategi yang beragam disetiap pembelajaran dengan memaksimalkan interaksi pembelajaran, maka inilah sebuah program pembelajaran mega super.
Saat ini telah banyak berkembang berbagai metode dan strategi
pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif, pembelajaran menjadi menarik,
dapat mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa tanpa menghilangkan
konsep dasar dari materi tersebut sehingga pembelajaran akan bermakna. Salah
satunya melalui penerapan Strategi REACT. “Strategi ini merupakan penjabaran dari pendekatan kontekstual yang memotivasi siswa untuk memahami makna
materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan sehari-hari” (Heriawan, 2012, hlm. 20).
Menurut Center of Occupational and Development (CORD) (dalam Komalasari, 2013, hlm. 8) menyampaikan lima Strategi REACT yaitu (1) Relating
adalah belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata dan
pengetahuan siswa sebelumnya, (2) Experiencing adalah belajar yang ditekankan pada penggalian, penemuan dan penciptaan, (3) Applying adalah belajar harus dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata, (4) Cooperating
adalah belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakaian bersama dan
sebagainya, dan (5) Transferring adalah belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks baru.
Penerapan Strategi REACT dalam pembelajaran memungkinkan siswa untuk mengetahui manfaat dari materi yang sedang dipelajari bagi kehidupannya, aktif dalam kegiatan pembelajaran, menemukan sendiri konsep-konsep yang telah dipelajari tanpa harus selalu tergantung pada guru, mampu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari dan berani untuk mengemukakan pendapat (Putra, 2014, hlm. 5).
Peneliti pun merasa Strategi REACTini cocok untuk diterapkan di kelas 2 dalam materi perkalian sebab dengan strategi ini siswa akan mengaitkan materi
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk siswa kelas 2 memerlukan sesuatu yang kongkrit dalam pembelajarannya,
sehingga dengan strategi ini akan menkongkritkan benda yang abstrak dengan
menghadirkan benda-benda yang ada di sekitar siswa dalam pembelajaran.
Penelitian ini dititikberatkan dilakukan di kelas 2 yang merupakan dasar dari
pembelajaran perkalian bilangan cacah.
Masalah kemampuan berhitung perkalian ini harus segera diselesaikan.
Sebab jika tidak, akan menghambat siswa untuk melanjutkan ke materi berikutnya
sehingga siswa dapat menilai matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Oleh
karena itu, guru harus mengembangkan strategi yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut. Salah satunya dengan mengembangkan Strategi REACTdi sekolah dasar yang diharapkan dapat mengatasi dan meningkatkan kemampuan
berhitung siswa.
Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka akan dilakukan
penelitian yang berjudul, “Penerapan StrategiREACT dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan
Cacah"
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara
umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana kemampuan berhitung
siswa tentang perkalian bilangan melalui penerapan StrategiREACTuntuk siswa kelas II SDN Cibeunying Lembang?”
Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih khusus
yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika pada perkalian bilangan
cacah dengan StrategiREACT untuk siswa kelas II SDN Cibeunying Lembang?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika pada perkalian bilangan
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung siswa kelas II SDN
Cibeunying Lembang pada perkalian bilangan cacah menggunakan
StrategiREACT?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan “Penerapan StrategiREACT dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian
Bilangan Cacah untuk siswa kelas II SDN Cibeunying Lembang.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran matematika pada
perkalian bilangan cacah dengan StrategiREACT untuk siswa kelas II SDN Cibeunying Lembang
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika
pada perkalian bilangan cacah dengan StrategiREACT untuk siswa kelas II SDN Cibeunying Lembang
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana peningkatan kemampuan berhitung siswa
kelas II SDN Cibeunying Lembang pada perkalian bilangan cacah
menggunakan StrategiREACT
D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Secara umum, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan inovasi terhadap pembelajaran matematika terutama pada materi
perkalian di sekolah dasar dengan mengembangkan StrategiREACT.
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Dapat mengembangkan metode, model dan strategi pembelajaran dalam
setiap kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
salah satunya menerapkan StrategiREACT
2) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
3) Dapat menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan
b. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa terutama dalam perkalian
bilangan cacah
2) Dapat membuat pembelajaran menjadi menarik dan bermakna
3) Membuat siswa menjadi menyenangi matematika terutama berhitung
perkalian tanpa harus menghafal
4) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar, perbaikan kualitas
belajar mengajar dan hasil belajar siswa
2) Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kualitas belajar
mengajar
d. Bagi Peneliti
1) Memperoleh gambaran tentang kemampuan konsep perkalian pada siswa
kelas II
2) Dapat memperoleh gambaran mengenai kecocokan StrategiREACT ini untuk dikembangkan dalam berhitung perkalian pada siswa
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dari penelitian ini adalah melalui penerapan StrategiREACT
benar dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa pada perkalian bilangan
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Definisi Operasional
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui penerapan StrategiREACT
dalam meningkatkan kemampuan berhitung perkalian bilangan cacah, dengan
penjabaran sebagai berikut.
1. Kemampuan Berhitung
Dari berbagai macam rujukan yang ditulis pada kajian pustaka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan seseorang dalam
memecahkan masalah matematis dengan menggunakan operasi hitung
pertambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pada penelitian ini lebih
difokuskan untuk meningkatkan kemampuan berhitung perkalian dengan
indikator sebagai berikut.
a. Menjelaskan konsep perkalian melalui model
b. Menyatakan konsep operasi hitung perkalian
c. Memperkenalkan cara dan metode melakukan perhitungan
d. Mengaplikasikan konsep dalam soal cerita
2. Strategi REACT
Strategi REACT merupakan elemen dari pembelajaran kontekstual yang terdiri dari lima strategi yang harus tampak yaitu
a. Relating
Belajar dalam konteks pengaitan. Siswa berusaha untuk mengaitkan
pengetahuan yang ada pada dirinya dengan pengetahuan baru yang akan
diperolehnya dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata siswa.
b. Experiencing
Belajar dalam konteks pencarian dan pengalaman. Siswa mendapatkan
pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, investigasi dan
sebagainya.
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Belajar ketika pengetahuan diperkenalkan dalam konteks penerapan. Siswa
menerapkan materi yang telah dipelajari untuk diterapkan pada situasi lain
yang berbeda.
d. Cooperating
Belajar melalui konteks komunikasi, bekerjasama dan saling berbagi. Siswa
dapat bekerja sama dalam konteks saling bertukar pikiran, mengajukan dan
menjawab pertanyaaan, komunikasi interaktif antarsesama siswa dan
antarsiswa dan guru.
e. Transferring
Belajar penggunaan pengetahuan dalam konteks atau situasi baru.
Kemampuan siswa untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang telah dimiliki pada situasi lain.
3. Pembelajaran Matematika
Berdasarkan penjelasan berbagai macam rujukan yang ditulis pada kajian
pustaka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah ilmu
pengetahuan suatu konsep yang berhubungan antara satu dengan lainnya dan
dibutuhkan penalaran. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar,
analisis dan geometri
4. Perkalian Bilangan Cacah
Perkalian bilangan cacah pada dasarnya didefinisikan sebagai hasil
penjumlahan berulangan bilangan-bilangan cacah. Jika a dan b bilangan cacah
maka a x b dapat didefinisikan sebagai b + b + b + ... + b (sebanyak a kali). Oleh
karena itu, 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3. Dalam penelitian ini perkalian yang dimaksud
adalah perkalian satu angka dengan satu angka yang menghasilkan dua angka
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Banyak persoalan yang guru hadapi ketika mengajar di depan kelas.
berbagai solusi atau cara penyelesaian masalah juga sudah banyak dibahas dalam
berbagai penelitian akademik. Akan tetapi guru tidak dapat memahaminya,
apalagi mengaplikasikannya dalam pembelajaran sehari-hari karena banyaknya
kendala. Yang dibutuhkan para guru adalah penelitian pendidikan yang
membatasi kegunanaannya kepada kebutuhan sehari-hari sehngga dapat
dimanfaatkan guru yang ingin memperbaiki kinerjanya. Maka untuk memenuhi
tuntutan tersebut, guru dapat menggunakan penelitian kelas.
Berdasarkan latar belakang, maksud dan tujuan penelitian ini, metode
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung dengan data-data kuantitatif
serta bertujuan untuk mencari data secara merata dari siswa tentang pembelajaran
Matematika dengan materi perkalian bilangan cacah menggunakan Strategi
REACT.
Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 11) menjelaskan mengenai
Penelitian Tindakan Kelas bahwa:
Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami yang sedang terjadi sambil terlibat dalm perbaikan dan perubahan.
Sedangkan menurut Ebbutt (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 12) adalah:
Penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Rapoport (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 11), mengartikan penelitian
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan
almu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
Berdasarkan pengertian di atas, jelas bahwa PTK adalah salah satu metode
penelitian yang dapat dikembangkan dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Sebab
telah jelas PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, dengan PTK akan membuat guru untuk
berpikir kritis dalam memecahkan masalah di kelasnya tanpa tergantung pada
pakar peneliti lainnya. Dan metode penelitian ini dapat dilakukan ketika guru
mengajar tanpa harus mengganggu tugas dan tanggung jawab guru sebagai
pengajar.
Karakteristik PTK menurut Mulyasa (2010, hlm. 38) yang membedakan
dari penelitian formal yang lain dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Berawal dari kerisauan kinerja guru, situasional, praktis dan secara langsung berkaitan dengan pembelajaran
2. Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan mengabaikan pengontrolan
3. Kolaboratif dan partisipatif sehingga guru sebagai peneliti ambil bagian secara langsunng dalam melaksanakan penelitian
4. Self evaluatif, yaitu modifikasi secara kontinu dievaluasi dalam situasi
yang ada dengan tujuan akhirnya untuk memperbaikai dan meningkatkan praktik pembelajaran
5. Fokus penelitiannya pada pembelajaran sehingga proses dan pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh guru atau bersama peserta didik secara desentralisasi
Kegunaan Penelitian Tindakan Kelas menurut Suparno (2008, hlm. 22)
adalah sebagai berikut.
1. Memecahkan persoalan pendidikan yang dihadapi guru dan sekolah 2. Menjadikan guru atau pendidik terampil dalam melakukan refleksi
terhadap apa yang dibuat
3. Guru dapat mengecek dan mencoba-cobakan ide atau metode baru di kelas dan melihat apakah hal itu efektif dan membantu siswa atau tidak 4. Membantu guru lebih percaya diri pada apa yang diputuskan dan
dilakukan dunia pendidikan
5. Membuat perubahan dalam pendidikan secara nyata
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Dapat digunakan untuk membantu pengembangan profesi calon guru dan guru.
Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas penting untuk dikembangkan
oleh para pendidik sebab mereka dapat memperbaiki praktek pembelajaran untuk
menjadi lebih baik dan lebih berkualitas.
B. Desain Penelitian
“Model penelitian kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus. Model tersebut sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggar” (Kusumah, 2009, hlm. 27).
Model ini banyak digunakan oleh para guru. Selain mudah pelaksanaannya, juga
sederhana.
Penelitian ini diprediksi akan selesai dalam beberapa siklus. Alur dalam
penelitian dapat digambarkan dalam bagan 3.1 berikut ini. Secara mendetail
Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66) menjelaskan
tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya. Peneliti berusaha untuk mencari
masalah dengan cara melakukan tanya jawab kepada siswa dan guru kesulitan
selama kegiatan belajar mengajar. Akhirnya peneliti berusaha untuk mencari
strategi yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi selama
kegiatan belajar mengajar. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan
(plan).
Pada kotak tindakan/pelaksanaan (act), peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan strategi yang telah dipilih untuk memecahkan masalah. Pada tahap
ini pun peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai hal-hal yang telah
dipahami oleh siswa.
Pada kotak pengamatan (observ), jawaban-jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi dan mengamati kekurangan
strategi yang diterapkan untuk memecahkan masalah di kelas tersebut.
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
analisis terhadap tindakan dalam penelitian yang telah dilakukan untuk
memberikan arah perbaikan selanjutnya.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam gambar 3.1 berikut ini.
Gambar3.1 – Alur penelitian Kemmis dan Taggart
(Diadaptasi dari Suharmini dalam https://www.usd.ac.id)
Wiriaatmadja (2012, hlm. 63) pun menambahkan bahwa dalam model
Kemmis dan Taggart menggambarkan spiral yang terdiri dari beberapa siklus
kegiatan. Setelah pelaksanaan siklus pertama dilakukan refleksi, apabila peniliti
merasa ada kekurangan dapat diperbaik di siklus kedua. Setelah siklus kedua
kemudan dilakukan evaluasi, jika terdapat kesalahan dapat diperbaiki dengan
perencanaan siklus ketiga dan hal tersebut dilakukan terus secara spiral. Siklus PERENCANAAN
TINDAKAN
REFLEKSI
OBSERVASI
PERENCANAAN
TINDAKAN OBSERVASI
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan berhenti apabila tindakan yang dilakukan dapat dievaluasi dengan baik dan
data yang dikumpulkan peneliti sudah stabil.
JadiModel Kemmis dan Taggart ini terdiri dari identifikasi masalah,
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Langkah pertama yang dilakukan
adalah mengidentifikasi masalah atau mengamati masalah yang muncul di dalam
kelas lalu berusaha untuk penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi masalah tersebut. Tahap berikutnya pelaksanaan atas segala yang
telah direncanakan sekaligus dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan. Hasil pengamatan kemudian dievaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila
hasil refleksi siklus pertama masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dan
hasil yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan, maka disusun kembali
rencana tindakan untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Begitu pun seterusnya,
penelitian dihentikan ketika hasil yang diinginkan telah tercapai.
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas II SDN Cibeunying Lembang yang
terletak di Jalan Maribaya Timur Kp. Cibeunying No. 94 Cibodas – Lembang
yang dikepalai oleh Iros Rosimah, M.Pd.
2. Subyek Peneliti
Subyek penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IISDN
Cibeunying Lembang tahun ajaran 2013-2014 sebanyak 21 orang siswa dengan
jumlah siswa perempuan sebanyak 12 orang siswa dan laki-laki sebanyak 9 orang
siswa.
3. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan strategi REACT dalam meningkatkan kemampuan berhitung perkalian ini diperkirakan akan selesai
selama 4 – 5 bulan terhitung dari bulan Maret.
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebelum penelitian ini dimulai peneliti terlebih dahulu melakukan
persiapan dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, dan peneliti
melakukan tahap pendahuluan setelah itu peneliti akan melakukan tahap
pelaksanaan.
1. Tahap Pra Perencanaan Tindakan
a. Menentukan sekolah dan kelas yang akan dijadikan penelitian
b. Mengurus surat perizinan dari pihak prodi dan fakultas
c. Menghubungi pihak sekolah yang akan dilaksanaknnya penelitian untuk
mengurus surat perizinan pelaksanaan penelitian
d. Membuat dan menyusun instrumen wawancara
e. Wawancara dengan guru kelas II SDN Cibeunying Lembang dan siswa
mengenai pembelajaan matematika
f. Observasi terhadap situasi kelas dan siswa kelas II SDN Cibeunying
Lembang selama guru mengajar
g. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah
tempat penelitian
h. Mencari studi literatur untuk memeroleh teori yang akurat mengenai
permasalahan yang akan dikaji
2. Tahapan Pelaksanaan
Pada tahap tindakan ini peneliti berencana akan melakukan penelitian
sebagai berikut :
a. Siklus I
1) Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan pembelajaran di siklus 1 ini peneliti membuat
perencanaan sebagai berikut.
a) Menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan membuat lembar kerja siswa (LKS) sesuai
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Menyediakan berbagai sumber dan bahan ajar yang diperlukan
c) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi,
lembar wawancara dan tes untuk mengukur kemampuan berhitung
perkalian bilangan cacah,
d) Menyusun dan menguji lembar judgement untuk indikator kemampuan
berhitung perkalian kepada para ahli matematika seperti dosen matematika
e) Konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing
2) Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan apa yang sudah dibuat pada
perencanaan. Pelaksanaan ini berlangsung dikelas dalam proses belajar
mengajar.Karena pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran tematik maka
pada siklus pertama dilaksanakan tiga pertemuan dengan alokasi waktu 5 x 35
menit. Pada siklus pertama ini, peneliti akan menerapkan Strategi REACTselama proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran pun akan menggunakan media yang
terdapat di lingkungan dalam menanamkan konsep perkalian sebagai penjumlahan
berulang seperti buku, pensil, permen dan benda-benda lainnya yang mudah
ditemukan oleh siswa.
Tema pada pembelajaran di siklus pertama ini adalah kerjasama yang
terdiri dari tiga mata pelajaran yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa
Indonesia dan Matematika. Di akhir pembelajaran, siswa diberi tes secara individu
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes ini digunakan untuk mengukur
kemampuan berhitung perkalian bilangan cacah.
3) Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran, adapun hal yang
perlu dilihat atau diamati pada pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut :
penampilan mengajar, keaktifan siswa, kondisi kelas dan siswa, situasi pada saat
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah penjelasan pengamatan yang dilakukan selama
penelitian dan pembelajaran berlangsung:
a) Observasi terhadap RPP yang telah dirancang oleh peneliti dan aktivitas
guru serta siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam menerapkan Strategi
REACT dan kesesuaian langkah dalam RPP dengan langkah yang terjadi di
lapangan
b) Melakukan tes evaluasi kemampuan berhitung perkalian bilangan cacah di
akhir pembelajaran untuk memperoleh datat mengenai peningkatan
kemampuan dan pemahaman siswa
c) Melakukan wawancara kepada observer yang dilakukan setelah proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penilaian observer
lebih detail terhadap pembelajaran dan kekurangan serta kelebihan dalam
penerapan Strategi REACT.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini berfungsi untuk mendiskusikan hal-hal apa saja
yang terjadi pada tahap pelaksanaan yang telah ditulis pada tahap observasi.
Membahas mengenai penampilan mengajar maupun situasi siswa dan kelas,
semua hal yang telah ditemukan pada saat pelaksanaan semuanya dibahas pada
tahap refleksi ini. Agar kekurangan atau kelemahan yang ada pada pelaksanaan
siklus I dapat diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk siklus berikutnya yaitu siklus
II.
Siklus I dianggap berhasil apabila :siswa bisa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran, dan adanya peningkatan kemampuan berhitung siswa melalui
pengerjaan soal tes dari guru minimal sesuai KKM matematika yang telah
ditentukan oleh pihak sekolah. Soal yang dibuat berdasarkan indikator dalam
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian siswa.
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada siklus II ini sama dengan siklus sebelumnya, tahapannya pun diawali
dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun penjelasannya
sebgai berikut:
1) Perencanaan (Planning)
Pada tahap pembuatan perencanaan siklus II ini berdasarkan dari hasil
refleksi yang telah dilakukan pada siklus I, dengan rincian sebagai berikut:
a) Menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan membuat lembar kerja siswa (LKS) sesuai
dengan Strategi REACT,
b) Menyediakan berbagai sumber dan bahan ajar yang diperlukan
c) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi,
lembar wawancara dan tes untuk mengukur kemampuan berhitung
perkalian bilangan cacah,
d) Menyusun dan menguji lembar judgement untuk indikator kemampuan
berhitung perkalian kepada para ahli matematika seperti dosen matematika
e) Konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing
2) Pelaksanaan (Acting)
Pada pelaksanaan siklus II guru melaksanakan perencanaan yang telah
dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I.Di siklus kedua ini guru akan tetap
menerapkan strategi REACTselama proses pembelajaran dengan indikator pembelajaran yang berbeda. Pada siklus kedua dilaksanakan tiga kali pertemuan
dengan alokasi waktu 5 x 35 menit. Dan di siklus kedua ini peneliti akan mencoba
menggunakan stik berwarna sebagai media pendukung yang digunakan dalam
operasi hitung perkalian.
Tema pada pembelajaran di siklus kedua ini adalah binatang yang terdiri
dari tiga mata pelajaran yaitu bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Di akhir pembelajaran, guru akan memberikan test
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Pengamatan (Observation)
Pada tahap pengamatan, observer tetap melihat proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru model yang menggunakan strategi REACTdengan bantuan media stik berwarna.Adapun hal yang perlu dilihat atau diamati pada pelaksanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut : penampilan mengajar, keaktifan siswa,
kondisi kelas dan siswa, situasi pada saat pembelajaran, pemanfaatan media yang
telah dibuat.
Berikut ini adalah penjelasan pengamatan yang dilakukan selama
penelitian dan pembelajaran berlangsung:
a) Observasi terhadap RPP yang telah dirancang oleh peneliti dan aktivitas
guru serta siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam menerapkan Strategi
REACT dan kesesuaian langkah dalam RPP dengan langkah yang terjadi di
lapangan
b) Melakukan tes evaluasi kemampuan berhitung perkalian bilangan cacah di
akhir pembelajaran untuk memperoleh datat mengenai peningkatan
kemampuan dan pemahaman siswa
c) Melakukan wawancara kepada observer yang dilakukan setelah proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penilaian observer
lebih detail terhadap pembelajaran dan kekurangan serta kelebihan dalam
penerapan Strategi REACT.
4) Refleksi (Reflektif)
Pada tahap reflesi ini masih sama dengan siklus I yaitu diskusi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas apa
saja yang masih kurang dalam proses pembelajaran.
5) Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti membuat sebuah kesimpulan mengenai
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT dalam meningkatkan kemampuan berhitung siswa pada materi perkalian.
E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus yang memuat
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, metode
pembelajaran, skenario pembelajaran yang mengacu pada penggunaan
Strategi REACTdan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan Strategi REACT.
Pada penelitian ini rencana siklus yang akan dilakukan sebanyak dua
buah siklus, apabila pada saat pelaksanaannya kemampuan berhitung dari
hasil belajar yang diharapkan belum tercapai, jika waktu dan tempat
memungkinkan, peneliti akan melakukan lebih dari dua siklus yang seperti
sebelumnya telah direncanakan.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa berfungsi untuk memfasilitasi selama proses
pembelajaran berlangsung, dimana dalam LKS tersebut memuat
masalah-masalah mengenai perkalian yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses
pembelajaran. Penyajian teori dalam LKS ini diawali dengan petunjuk
kegiatan yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami konsep
perkalian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Lembar
kerja siswa digunakan pedoman atau prosedur agar siswa aktif dalam
kelompok untuk melakukan eksplorasi terbimbing.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Data yang diungkap dalam penelitian ini adalah:
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data ini diperoleh menggunakan pedoman observasi, wawancara dan
dokumentasi. Dengan penjabaran sebagai berikut.
1) Pedoman Observasi
Menurut Suparno (2008, hlm. 45) bahwa, “Observasi adalah cara yang
sangat baik untuk mendapatkan data karena peneliti langsung tahu situasi
nyata yang diteliti.” Sedangkan menurut Kunandar (2008, hlm. 125) bahwa,
“Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar”.
Observasi dilaksanakan selama pembelajaran atau pemberian tindakan
dengan tujuan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Lembar observasi berupa aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran, lembar aktivitas siswa dalam kelompok serta fieldnotes.
Observasi ini dilakukan dengan harapan agar hal-hal yang tidak teramati oleh
peneliti ketika penelitian berlangsung dapat ditemukan.
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa dibuat sesuai dengan
langkah-langkah yang terdapat dalam RPP dan observer menambahkan
catatan aktivitas guru dan siswa pada filednotes yang telah disediakan. Sedangkan lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran dalam
kelompok digunakan untuk mengamati sikap siswa dalam kelompok selama
proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa
serta aktivitas siswa dalam kelompok dapat dilihat pada lampiran. Selain itu,
terdapat pula lembar penilaian RPP. Lembar penilaian ini dinilai oleh
observer atau guru pamong untuk mengetahui kesesuaian RPP yang telah
dibuat dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, kesesuaian
langkah-langkah pembelajaran dengan pelaksanaan dan kesusaian penggunaan media
dengan materi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya mengenai rubrik penilaian
RPP dapat dilihat pada lampiran.
2) Wawancara
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara atau interview adalah kegiatan yang menuntut peneliti mengadakan pembicaraan terencana terhadap subjek yang diteliti, dengan pertanyaan lisan yang telah disiapkan untuk mendapatkan data yang diinginkan.
Sedangkan menurut Kusumah (2009, hlm. 52),“Untuk memperoleh
data atau informasi yang lebih rinci dan untuk melengkapi data hasil
observasi, tim peneliti dapat melakukan wawancara kepada guru, siswa atau
kepala sekolah.”Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk
mendapatkan data tentang pendapat guru dan teman sejawat mengenai proses
pembelajaran. Wawancara ini merupakan pelengkap data observasi.
3) Catatan Lapangan
“Guru/peneliti secara sistematis membuat catatan tentang situasi kelas baik selama maupun segera setelah pelajaran usai, mengenai hal-hal penting
yang terjadi di kelas” (Kusumah, 2009, hlm. 62). Pada penelitian ini, catatan
lapangan dibuat oleh peneliti sebagai guru kelas untuk mencatat hal-hal yang
ditemukan oleh peneliti selama proses pembelajaran atau penelitian. Hal-hal
tersebut mencakup kekurangan dan kendala yang dirasakan selama penelitian
berlangsung
Tabel 3.1 Catatan Lapangan
Catatan Lapangan Kendala/Kesulitan Evaluasi
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang kedua adalah analisis kemampuan berhitung siswa yang
difokuskan pada perkalian bilangan cacah. Data yang diperoleh melalui skor
siswa setelah tes evaluasi belajar yang dikembangkan atas dasar konstruk.
Menurut Kusumah (2009, hlm. 78) bahwa,“Tes ialah seperangkat
rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud mendapatkan
jawaban yang dijadikan penetapan skor angka”. Adapun jenis tes dalam penelitian
adalah tes evaluasi belajar dan tes kecerdasan.
Tes evaluasi belajar dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan
dan mengetahui data tentang hasil belajar siswa dalam pemahaman dan
kemampuan berhitung perkalian bilangan cacah. Jenis tes yang digunakan dalam
peneltian ini adalah tes hasil yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap
siklus. Bentuk yang digunakan adalah tes tertulis yaitu uraian.
Berikut ini adalah penjabaran lebih jelas mengenai indikator kemampuan
berhitung:
1) Menjelaskan konsep perkalian melalui model
2) Menyatakan konsep operasi hitung perkalian
3) Memperkenalkan cara dan metode melakukan perhitungan
4) Mengaplikasikan konsep dalam soal cerita berkaitan dengan perkalian
Indikator di atas merupakan hasil penyesuaian dengan indikator
pembelajaran dan pembuatan tes sesuai dengan indikator yang telah dibuat.
Indikator yang telah dibuat di atas merupakan hasil judgement dari para ahli
matematika.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pelaksanaan PTK, ada dua jenis data dapat dikumpulkan oleh
peneliti, yakni:
a. Data Kualitatif
Data yang berupa informasi berbentuk kalimat atau deskripsi yang
memberi gambaran tentang seluruh kegiatan dan situasi dalam proses
pembelajaran.Pada penelitian ini, data kualitatif berisi deskripsi tentang aktivitas
guru selama proses pembelajaran dalam penerapan Strategi REACT, keaktifan siswa selama pembelajaran, aktivitas siswa dalam kelompok dan dalam kegiatan
pembelajaran yang dapat dilihat dari lembar observasi.
Dalam analisis kualitatif digunakan pada data hasil observasi dan
wawancara dengan triangulasi. Menurut Suparno (2008, hlm. 71)
bahwa,“Triangulasi adalah melihat sesuatu realitas dari berbagai sudut pandang
atau perspektif dari berbagai segi sehingga lebih kredibel dan akurat”. Untuk
membuat triangulasi, kita perlu mengoreksi tipe data yang berbeda-beda,
menggunakan sumber data berbeda, dalam waktu yang berbeda-beda pula bahkan
juga minta bantuan orang lain untuk meneliti dan mencatatnya.
Pada penelitian ini, kebenaran diperoleh dari sudut pandang guru sebagai
peneliti melalui catatan lapangan dan sudut pandang mitra peneliti melalui lembar
observasi dan wawancara.
b. Data Kuantitatif
Data ini dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti
menggunakan analisis statistik deskriptif.Dalam penelitian ini menggunakan data
kuantitatif yang berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes di akhir
pembelajaran. Hasil belajar siswa tersebut dianalisis dengan statistik deskriptif,
misalnya mencari nilai rerata, persentase ketuntasan belajar, dan lain-lain. Selain
itu, peneliti pun menganalisis lembar aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran melalui persentase.
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Menghitung skor akhir dengan rumus
Nilai Akhir = Perolehan Skor
Skor Maksimum � � � (100)
(Muslich, 2009, hlm. 64)
2) Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus
X =∑N n Keterangan :
∑N =total nilai yang diperoleh siswa n = jumlah siswa
X = nilai rata-rata kelas
(Sudjana, 2013, hlm. 109)
3) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal
Ketuntasan belajar siswa berdasarkankriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang ditetakan oleh sekolah untuk kelas II SDN Cibeunying pada mata pelajaran
matematika yaitu 65. Siswa dikatakan tuntas belajar apabila sudah mencapai nilai
KKM. Dan apabila dilihat dalam bentuk persentase maka dapat dicari dengan
rumus.
TB =
∑S ≥65n X 100%
Keterangan
∑S ≥ 65 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 65
n = banyak siswa
100% = bilangan tetap
TB = ketuntasan belajar
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Susilo (2012, hlm. 159) dalam bukunya yang berjudul Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, pada pembelajaran tuntas kriteria pencapaian
kompetensi yang ditetapkan adalah minimal 75%. Oleh karena itu setiap kegiatan
belajar mengajar diakhiri dengan penilaian pencapaian kompetensi siswa dan
diikuti rencana tindak lanjutnya.
Tuntas belajar dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM mata
pelajaran matematika yang ditetapkan untuk kelas II SDN Cibeunying yaitu 65.
Siswa dikatakan tuntas belajar bila sudah mencapai nilai KKM.
4) Menghitung peningkatan kemampuan siswa setiap siklus
Dari data hasil tes kemampuan berhitung perkalian bilangan cacah di
setiap siklus pembelajaran, ditentukan besarnya gain dengan perhitungan sebagai
berikut (Prabawanto dalam Permatasari, 2013, hlm. 50):
g = (skor tes siklus ke-i + 1) – (skor tes siklus ke-i)
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung perkalian bilangan
cacah dari setiap siklus yang telah dilakukan dengan mengetahui gain rata-rata
yang telah dinormalisasi berdasarkan efektivitas pembelajaran dengan rumus
sebagai berikut (Prabawanto dalam Permatasari, 2013, hlm. 50):
<g> = � −�+1 − ( � −�)
� � − ( � −�)
Adapun kriteria efektivitas pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Interpretasi Gain yang Ternormalisasi
Nilai <g> Interpretasi
0,00 – 0,30 Rendah
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Tinggi
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa dapat dihitung dengan rumus :
Keterlaksanaan pembelajaran = ∑ � � � � � � � � �
∑ ℎ� � �
100%
(Purwati, 2013, hlm. 58)
6) Instrumen Penilaian RPP
Lembar penilaian RPP ini dinilai oleh observer atau guru pamong untuk
mengetahui kesesuaian RPP yang telah dibuat dengan kurikulum yang diterapkan
pemerintah. Berikut ini adalah rumus dalam perhitungan penilaian RPP:
X =∑N 6 Keterangan :
∑N = total nilai yang diperoleh X = nilai rata-rata kelas
6 merupakan jumlah aspek yang dinilai secara keseluruhan, apabila aspek
yang terlaksana adalah 6 aspek, maka rata-rata maksimal yang diperoleh
adalah 4. Sedangkan untuk konversi nilai dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Konversi Penilaian RPP
SKOR NILAI
3,5 - 4,0
2,5 - 3,4
1,5 - 2,4
Kurang dari 1,5
A
B
C
E
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan
Strategi REACTdalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berhitung perkalian bilangan cacah pada siswa kelas II SDN Cibeunying, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran matematika pada perkalian bilangan cacah dengan
Strategi REACT untuk siswa kelas II SDN Cibeunying Lembang telah dirancang dengan sistematis dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan
oleh pemerintah. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya peningkatan pada
penilaian RPP Penelitian yang telah dirancang oleh peneliti
2. Pelaksanaan pembelajaran matematika pada perkalian bilangan cacah dengan
strategi REACT untuk siswa kelas II SDN Cibeunying Lembang berlangsung dengan baik. Proses pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan
pembelajaran berdasarkan langkah-langkah dalam Strategi REACT. Relating
yang dimulai dengan mengaitkan perkalian sebagai penjumlahan berulang
melalui benda-benda konkrit, Experiencing ketika siswa menemukan sendiri konsep perkalian sebagai penjumalahan berulang dan sifat-sifat operasi
hitung perkalian serta ketika siswa menggunakan media stik berwarna,
Applying, ketika siswa mengerjakan lembar kerja kelompok dan
mengaplikasikan konsep dalam memecahkan masalah, Cooperating ketika siswa melakukan kerjasama dalam kelompok, dan Tranferring ketika siswa mengerjakan soal tes evaluasi belajar di akhir pembelajaran. Hal ini pun
didukung oleh aktivitas guru dan siswa yang berlangsung dengan baik selama
proses pembelajaran.
3. Peningkatan kemampuan berhitung siswa kelas II SDN Cibeunying Lembang
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik. Hal tersebut dapat terlihat pada rata-rata dan ketuntasan belajar siswa
yang mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata kelas II SDN
Cibeunying sebesar 68,9 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi
83,76. Sedangkan dilihat dari ketuntasan belajar pada siklus I yaitu 66,7%
meningkat menjadi 95,2% pada siklus II. Selain itu, indeks gain skor rata-rata
kelas sebesar 0,60 dengan interpretasi sedang.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan sebagai
berikut.
1. Bagi Guru
Guru sebaiknya menerapkan Strategi REACT di dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika karena strategi ini terbukti efektif
dalam meningkatkan kemampuan berhitung siswa pada perkalian bilangan cacah.
Penerapan Strategi REACT juga perlu didukung dengan menghadirkan media pembelajaran yang kongkrit untuk memberikan pemahaman konsep dasar dari
suatu materi. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan siswa sekolah dasar.
Selain itu, pemberian soal-soal yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa pun
merupakan hal yang mendukung dari penerapan Strategi REACT. 2. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya menerapkan kebijakan yang dapat memotivasi guru
untuk menerapkan Strategi REACT dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Sekolah juga
sebaiknya menyediakan saran dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran
di dalam kelas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada siswa kelas II SDN Cibeunying sebaiknya dilanjutkan oleh peneliti
selanjutnya untuk memperoleh hasil yang lebih optimal lagi. Selain itu, penerapan
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Publikasi Departemen
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006) Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI.
Jakarta: BNSP.
Bafadal, I. (2011) Pedoman Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud.
Buku
Crawford, M.L. (2001) Teaching Contextually. Waco, Texas, USA: CORD CCI Publishing, Ic.
Direktorat Akademik UPI. (2013) Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan(PPL
PGSD UPI). Bandung: Direktorat Akademik UPI.
Fathani, A. (2008) Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Fathani, A. (2009) Matematika Intelligence. Jogjakarta: Ar-Ruz Media Grup.
Heriawan, Adkk. (2012) Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru.
Herman, T dkk. (2010) Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI PRESS.
Komalasari, K. (2013) Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.
Kunandar. (2008) Langkah Mudah PTK sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Nurul Setiowati, 2014
Penerapan Strategi Reactdalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Bilangan Cacah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mulyasa, E. (2010) Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muslich, M. (2009) KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Malang: Bumi Aksara.
Naga, D. (1980) Berhitung Sejarah dan Pengembangannya. Jakarta: PT Gramedia.
Purnomo, E. (2012) Bukan Guru Asal Mengajar. Bengkayang: Penerbit Gava Media.
Ruseffendi. (1979a) Dasar-dasar Matematika Modern untuk Guru. Bandung:
Penerbit “Tarsito”.
Ruseffendi. (1979b) Pengantar Pengajaran Matematika Modern untuk Orangtua,
Guru, dan SPG seri kedua.Bandung: Penerbit “Tarsito”.
Russefendi, H.E.T. (2006) Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Penerbit Tarsito.
Sudjana, N. (2013) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suherman, E dkk. (1992) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suherman, E. (2012) Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.