• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis permainan bola voli voli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis permainan bola voli voli"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis permainan bola voli

A. Profil Olahraga Bolavoli

Permainan bolavoli pada dasarnya merupakan permainan yang

menyenangkan dan biasa dijadikan rekreasi di waktu jenuh setelah melakukan aktivitas. Perkembangan bolavoli sangat cepat seiring dengan perkembangan olahraga sehingga bolavoli tidak hanya untuk rekreasi dan untuk mengisi waktu luang tetapi berkembang sebagai suatu profesi dan menuntut prestasi tinggi.

Menurut Sugiono, (1996:42) Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh enam orang setiap team. Permainan ini akan berjalan dengan baik apabila setiap pemain minimal telah menguasai teknik dasar bermain bolavoli.

Dalam peraturan permainan bolavoli, (2005:1) bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua team dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain, jenis/ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan, untuk keperluan tertentu. Namun pada hakikatnya permainan bolavoli bermaksud menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan bolavoli adalah permainan yang dimainkan oleh enam orang tiap team dan dilakukan di lapangan yang bentuknya persegi panjang, ditengahnya dibatasi net yang fungsinya untuk memisahkan pemain antar team. Teknik dasar sangat besar pengaruhnya terhadap permainan ini, baik dan jeleknya permainan tergantung penguasaan teknik dasar pemain dan penegakan peraturan permainan oleh wasit

B. Analisis Biomekanika Dalam Permainan Bolavoli 1. Analisis Anatomi Dalam Permainan Bolavoli a. Pasing

Menurut Durrwachter (1982:52) ada beberapa langkah-langkah gerakan teknik dasar passing bawah dimulai posisi siap melakukan passing sampai posisi setelah melakukan passing.

1. Posisi Siap Menunggu Kedatangan Bola

(2)

karena posisi telapak kaki yang jinjit, sehingga diperlukan kekuatan otot tungkai bawah bagian belakang yang baik.

2. Bola Dipantulkan dengan Lengan Bawah

Bola mengenai kedua lengan bawah secara bersamaan dan terpantul ke atas lagi, gerak lengan lebih mirip sikap mengangkat atau mendorong, dan bukan memukul. Dalam hal ini otot lengan berperan dalam sukses tidaknya pasing bawah. Otot bisep dan trisep sebagai penopang lengan atas juga sangat berperan memberikan

dorongan kekuatan dalam melakukan pasing, terlebih pada saat melakukan pasing atas, dorongan dari lengan sangat membantu.

3. Ikuti Gerak Bola

Gerakan ancang-ancang, rentangan tubuh cepat serta gerak mengikuti arah bola yang terpantul, jadi gerak lengan yang panjang dan diarahkan memperbesar ketepatan dan pengoperan bola.

Passing bawah merupakan upaya pemain dengan menggunakan sisi bagian dalam lengan bawah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman

seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.

b. Servis

Servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Dalam perkembangannya servis menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi teknik dasar servis tidak boleh diabaikan. Kemudian servis yang dilakukan atau pemanfaatannya

dikelompokkan pada keterampilan pemain. Tetapi tujuannya adalah sebagai

penyerangan yang pertama, sehingga keterampilan ini membutuhkan kondisi fisik yang baik.

Pelaksanaan servis secara umum dibagi 3 bagian, yaitu;

1. melempar bola ke atas, dalam hal ini dalam upaya melempar dibutuhkan kekuatan otot-otot lengan yang cukup kuat terutama deltoid sebagai pangkal lengan yang juga didukung oleh pektoralis mayor dan lattisimus dorsi.

2. memukul bola, fase ini merupakan fase terpenting dalam melakukan teknik servis. Kekuatan akan berumpu pula pada otot-otot bahu, dada, triceps dan wrist. 3. follo trough, merupakan fase tindah lanjut. Ini menunjukkan bahwa kelompok anggota gerak atas berfungsi maksimal.

(3)

keudara yang tentunya melibatkann otot-otot tungkai, gluteus atau trunk. Jadi dalam servis dibutuhkan hampir seluruh melobatkan otot-otot bagian tubuh. c. Smash

Smash merupakan teknik yang menjadi andalan untuk menyerang agar mendapatkan poin. Saat melakukan smash kekuatan dan power otot sangat menentukan keberhasilan melakuan smash.

1. Tolakan

Pada tahap tolakan ini, kaki berikutnya dilangkahkan hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki agak ke depan sedikit untuk mengerem gerak ke depan, dan sebagai persiapan meloncat ke aah vertikal. Kedua lengan diayun ke belakang atas sebatas kemampuan berupa gerak rotasi bahu. Bersamaan dengan gerakan ini, kaki ditekuk sehingga lutut membentuk sudut kurang lebih 110º yang merupakan sudut yang efektif untuk menolak karena dengan sudut tarikan otot yang besar akan menghasilkangaya besar, terlebih karena sudut ini bekerja pada sendi lutut yang mempunyai sistem katrol anatomik pada sendi lutut yang bersifat ellipsoidea rangkap (sendi bujur telur). Setelah itu badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang depan. Gerakan ini merupakan gerak fleksi tungkai bawah (flexi genu) yang melibatkan otot hamstring dan gerak dorsoflexi yang melibatkan otot tibialis anterio untuk persiapan menolak.

Tahap menolak secara kontinu dilanjutkan gerakan meloncat dengan tumit dan jari kaki menghentak tanah. Gerakan ini merupakan gerak ekstensi tungkai bawah (ekstensi genu) yang melibatkan otot quadricep feimoris dan gerakan plantarflexi yang melibatkan otot gastrocnemius. Sambil meloncat kedua lengan diayunkan ke depan atas yang merupakan gerak rotasi bahu ke atas (anteflexi) pada sendi bahu yang bersifat globoidea (sendi peluru) dengan melibatkan otot deltoideus, otot pectoralis major, otot biceps brachii, dan otot coracobrachialis. Sesaat setelah meloncat ketika tubuh melayang di udara posisi togok membusur ke belakang, yang merupakan gerak hiperekstensi togok (kayang). Telapak kaki, pergelangan kaki, panggul, dan togok digerakkan serasi untuk memperoleh rangkaian gerak yang sempurna agar terwujud gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.

1) Impact

Keterampilan ini merupakan kerja koordinasi mata tangan dalam upaya menepatkan saat yang tepat dari jangkauan lompatan yang tertinggi dengan keberadaan bola yang jatuh. Dalam fase ini kerja otot-otot perut dan punggung sangatlan dominan

(4)

lengan ke depan sejauh jangkauan atau raihan legan terpanjang dan tertinggi. Bola dipukul secepat dan setinggi mungkin dengan perkenaan bola dan telapak tangan tepat pada bagian tengah atas bola. Pergelangan tangan aktif menghentak ke depan dengan telapak tangan dan jari menutup bola yang merupakan gerak fleksi pergelangan tangan dengan melibatkan otot flexor carpi radialis dan otot flexor pollicis longus pada sendi pergelngan tangan yang bersifat ellipsoidea (sendi bujur telur). Setelah perkenaan dengan bola, lengan pemukul membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan (gerak retrofleksi) yang melibatkan otot deltoideus, otot pectoralis major,dan otot lactisimus dorsi, dengan diikuti gerak tubuh membungkuk (gerak fleksi togok) yang melibatkan otot abdominis dan otot pectineus. Gerakn lecutan lengan, telapak tangan, togok, tangan yang tidak memukul, dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada di udara. Pukulan yang benar akan menghasilkan jalannya bola yang keras dan cepat menurun ke tanah dengan putaran yang cepat ke arah depan (top spin).

Pukulan menjadi penting juga untuk menunjukkan pukulan yang terkuat. Dengan kuatnya pukulan memberikan peluang untuk mendapatkan poin. Saat memukul, otot yang terlibat langsung adalah kelompok bahu seperti deltoid, travezeus dan triceps serta otot lengan bagian bawah.

2) Pendaratan.

Dalam fase pendaratan, otot-otot tungkai menjadi domonan pula dalam menahan berat badan. Gerakan selanjutnya setelah memukul bola di atas net adalah

mendarat dengan kedua kaki mengeper dengan menekuk lutut (gerak fleksi tungkai bawah) yang lentur untuk meredam perkenaan kaki dengan tanah. Pendaratan dilekukan dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan

condong ke depan dengan memperlambat gerakan. Perlambatan gerakan dilakukan untuk memperkecil momentum hingga menjadi nol (berhenti bergerak) untuk mencegah cedera dalam bentuk kerusakan sendi.

d. Blok

Teknik dasar block dalam bolavoli memiliki rangkaian gerakan yang melibatkan otot-otot yang berada pada ekstremitas superior maupun ekstremitas inferior. Tinjauan anatomi gerakan block dalam bolavoli harus secara keseluruhan guna memperoleh hasil yang maksimal. analisis gerak secara anatomi untuk teknik dasr block adalah sebagai berikut:

1) Sikap awal

(5)

gerakan dalam melakukan block maka posisi tangan ditemptkan di depan dada sehingga dapat memperhitungkan ketepatan dengan bola pada saat melakukan block di depan net.

Pada sikap awal ini ada gerak abduksi pada tungkai pada saat kedua tungkai dibuka selebar bahu. Kemudian pada togok belum terjadi gerakan otot. Namun pada

lengan sudah terjadi gerak endorotasi oleh karena posisi tangan bersiap untuk melakukan block.

Kelompok otot yang bekerja pada saat gerakan endorotasi tersebut antara lain subscapularis, pectoralis major, Biceps brachii, Triceps brachii, brachioradialis, Pronator teres, Flexor carpi radialis, Palmaris Longus, dan Flexor digitorum superficialis.

2) Gerakan pelaksanaan

Untuk perlakuan tumpuan loncatan menggunakan dua kaki untuk menumpu dan ujung kaki sebagai tolakan. Tumpuan kaki pada saat akan melakukan latihan Block di depan net. Bertumpu pada kedua kaki kemudian dorong badan ke atas

menggunakan tumit dan kekuatan otot tungkai

Terjadi gerak Plantar Flexi pada otot kaki pada saat tumpuan loncatan untuk mendorong ke atas.

Kemudian pada tungkai bawah terjadi kontraksi pada otot flexor digitorum longus, soleus dan gastrocnemius pada saat melakukan loncatan ke atas. Dan selanutnya terjadi kontraksi pada otot-otot bagian hamstring dan musculus gluteus maximus. Pada otot-otot pada bagian abdomen juga terjadi kontraksi mulai dari kelompok otot rectus abdominis, Seratus anterior, Pectoralis mayor, dab lattisimus dorsi. Kontraksi terjadi pada saat loncatan vertikal.

Kemudian diiringi kontraksi pada otot bagian punggung diantaranya otot punggung, musculus deltoideus, dan Trapezius. Dan untuk rangkaian gerakan terakhir pada saat loncatan yaitu otot-otot pada bagian lengan terjadi gerakan elevasi saat tangan merintang di atas net, kemudian perputaran pada articulatio humeri dan articulation cubiti. Serta diikuti kontraksi pada musculus deltoideus.

Gerakan tangan menjadi poin utama dalam rangkain gerakan teknik block karena digunakan sebagai pembendung serangan.

3) Gerakan saat pendaratan

(6)

merubah posisi tubuh menjadi stabil serta menggunakan posisi tumpuan kaki selebar bahu dan membuat tubuh dalam keadaan setimbang.

Yang menjadi poin utama gerakan pada saat pendaratan adalah anteflexi pada plantar fascitis dan plantar fascia sebagai kebalikan dari gerakan pada saat meloncat.

Tingkat kompleksitas dari gerakan block sangat memerlukan kajian yang

mendalam terhadapnya. Oleh karena itu tinjauan secara anatomi maupun mekanika gerak sangat dibutuhkan dalam menganalisa model-model gerakan block dalan bolavoli.

2. Analisis Gerakan Dalam Permainan Bolavoli a. Pasing

1. Posisi siap melakukan passing

Saat posisi siap akan melakukan passing, salah satu kaki didepan dan kedua kaki ditekuk dan tubuh agak condong ke depan,

Posisi siap melakukan passing

Tubuh agak membungkuk, sikap kaki seperti hendak melangkah dengan posisi kaki selebar bahu, lengan bawah diangkat sehingga mendatar. G. Durrwachter (1982:52) b. Posisi tubuh dan kaki

Saat sikap awal badan agak ditekuk, dan kaki didepan ditekuk selebar bahu, kemudian saat perkenaan bola, badan agak tegak dan kaki lurus mengikuti arah gerakan lengan,

(7)

Gambar 2.16 Posisi tubuh dan kaki

Gerakan ancang-ancang, rentangan tubuh cepat serta gerak mengikuti arah bola yang terpantul, jadi gerak lengan yang panjang dan diarahkan memperbesar ketepatan dan pengoperan bola. Dalam pengembangan model latihan passing bawah bolavoli ini akan membuat pembelajaran latihan passing bawah yang mudah dipahami dan dilakukan, dengan menggunakan pengenalan gerak-gerak dasar yang sederhana dan mudah dilakukan.

a b c d e

Gambar 2.17 Gerakan passing bawah

Dari sikap membungkuk, tubuh serta lengan diangkat menyongsong bola, gerak lengan pada persendian bahu, tubuh atas tetap tegak, lengan lurus. Kalau tubuh atau lengan sampai membengkok, maka hasil pantulan bola tidak bagus.

Kaki dibuka selebar bahu agar supaya posisi semakin stabil, hal itu sesuai dengan hokum kesetimbangan II “stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang

tumpuannya”. Posisi badan merendah atau tungkai di tekuk juga mempunyai tujuan menstabilkan posisi, semakin rendak titik tumpuan,maka smakin stabil posisi kita, Imam Hidayat (1997:33) mengatakan “ makin besar jarak vertikalnya, makin kecil stabilitasnya. Sebaliknya makin kecil jarak vertikalnya, makin besar stabilitasnya”. Dalam melakukan pasing juga dituntut untuk cepat bergerak jika bola diluar

jangkauan, seperti yang dipaparkan di atas jika saat melakukan pasing harus stabil, tetapi tetap mudah melakukan gerakan, yaitu dengan cara jinjit, posisi telapak kaki tidak boleh bertumpu semuanyakarna akan meningkatkan stabilitas, jika kita jinjit, maka stabilitas akan terkurangi.

c. Servis

(8)

melakukan gerak lanjutan menjadi mudah karena posisi kaki salah satu sudah di depan.

Tangan yang akan memukul bola harus lurus sewaktu menyentuh bola. Karena dalam prinsip biomekanika, hidayat (1997:132) mengatakan bahwa pada suatu gerak rotasi, kecepatan berbanding lurus dengan jari-jarinya. Sehingga ntuk memperoleh hasil serfis yang keras harus meluruskan lengan saat impact dengan bola.

Gambar 2.18 Servis Atas

c. Smash

Bentuk serangan dalam permainan bola voli yang mempunyai ciri-ciri menukik, tajam, dan cepat. Cara melakukannya adalah ;

1. Awalan

Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang-ancang sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur-angsur merendah untuk membantu tolakan.

Gambar 2.19 foot walk smash pada bolavoli

2. Tolakan

Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai

persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan. 3. Meloncat

(9)

Gambar 2.20 Saat melakukan foot walk dan tumpuan untuk melocat

4. Memukul Bola

Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus

harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.

Gambar 2.21 Saat melakukan pukulan di udara

5. Mendarat

Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.

Gambar 2.22 Smash / Spike

d. Blok

Teknik dasar block bolavoli juga memerlukan kajian biomekanik yang sangat dalam. Rangakaian gerakan dalam teknik block memerlukan kajian mekanis untuk dapat memperoleh tingkat efisiensi dari gerakannya sehingga penguasaan tekniknya maksimal. Urutan teknik block dalam bolavoli dilaksanakan dengan prinsip-prinsip mekanis untuk melakukan rangkaian terhadap gerakan selanjutnya. Tinjauan mekanis terhadap rangkaian gerakan block bolavoli adalah sebagai berikut: 1) Sikap awal

(10)

gerakan dalam melakukan block maka posisi tangan ditemptkan di depan dada sehingga dapat memperhitungkan ketepatan dengan bola pada saat melakukan block di depan net.

Gambar 2.23 Sikap awal sebelum melakukan loncatan. (Dunvy and Wilde 2000:83)

Untuk sikap awal ini menganut pengertian dari hukum kesetimbangan pertama yaitu “Badan selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya. Hidayat (1997:27).” Dalam perlakuan sikap awal ini masih menggunakan posisi berdiri dengan tumpuan kaki selebar bahu dan membuat tubuh dalam keadaan setimbang karena sebagai awal persiapan menuju gerakan selanjutnya.

2) Gerakan Pelaksanaan · Tumpuan Loncatan

Untuk perlakuan tumpuan loncatan menggunakan dua kaki untuk menumpu dan ujung kaki sebagai tolakan. Tumpuan kaki pada saat akan melakukan latihan Block di depan net. Bertumpu pada kedua kaki kemudian dorong badan ke atas

menggunakan tumit dan kekuatan otot tungkai.

Gambar 2.24 Tumpuan Loncatan. (Dunvy and Wilde 2000:86)

Untuk mekanisme gerakan tumpuan loncatan dibutuhkan perubahan luas

permukaan tumpuan. Dengan memperkecil bidang tumpuan maka sikap atau posisi tubuh akan semakin labil. Sesuai dengan bunyi hukum kesetimbangan kedua

“Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya. (Hidayat 1997:29).” Untuk melakukan gerakan loncatan diperlukan posisi tubuh yang labil sehingga badan akan lebih mudah digerakkan.

· Posisi tungkai saat meloncat

(11)

Posisi tungkai diharapkan lurus karena untuk tetap menjaga titik berat badan berada di tengah antara tungkai dan togok sehingga memungkinkan sikap seluruh badan tetap tegak.

· Posisi togok saat loncatan (pada saat melayang)

Posisi togok juga diharapkan tetap tegak pada saat melakukan loncatan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan loncatan maksimal secara vertikal sehingga jangkauan yang diperoleh tetap maksimal.

Gambar 2.26 Posisi togok pada saat meloncat di udara. (Dunvy and Wilde 2000:86)

Posisi togok yang lurus pada saat melakukan loncatan ke atas diharapkan untuk menjaga kestabilan serta titik berat badan tetap pada posisinya.

· Posisi tangan saat loncatan (merintang di depan net)

Posisi kedua tangan lurus dengan kedua telapak tangan dibuka selebar-lebarnya untuk membendung serta merintang serangan dari lawan.

Gambar 2.27 Posisi tangan pada saat di udara (tampak samping). (Dunvy and Wilde 2000:87)

Gambar 2.28 Posisi tangan pada saat di udara (tampak belakang). (Dunvy and Wilde 2000:87)

Kestabilan titik berat badan akan berubah oleh karena posisi tubuh yang berbeda-beda. Hidayat (1997:15). Posisi kedua tangan lurus ke atas dikarenakan untuk meraih jangkauan paling tinggi pada saat membendung serangan serta

mempertahankan posisi titik berat badan sehingga posisi badan tetap stabil meskipun meloncat pada titik maksimal. kedua telapak tangan dibuka selebar-lebarnya dikarenakan selain untuk membendung dengan halangan paling luas juga untuk mempertahankan kesetimbangan bola yang datang dengan permukaan bendungan yang luas juga memaksimalkan tumbukan bola dengan tangan agar lenting sempurna.

(12)

Pendaratan menggunakan tumpuan dua kaki dengan luas permukaan tumpuan selebar bahu.

Gambar 2.29 Posisi badan saat pendaratan (Dunvy and Wilde 2000:87)

Perubahan luas permukaan tumpuan dengan memperkecil bidang tumpuan untuk pendaratan maka sikap atau posisi tubuh akan semakin labil. Sesuai dengan bunyi hukum kesetimbangan kedua “Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya. (Hidayat 1997:29).” Untuk melakukan gerakan pendaratan diperlukan posisi tubuh yang labil pada saat awal mendarat dengan ujung kaki sebagai awal tumpuan sehingga badan akan lebih mudah digerakkan. gerakan pendaratan ini selanjutnya menganut pengertian dari hukum kesetimbangan pertama yaitu “Badan selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya. Hidayat (1997:27).” Dalam gerakan pendaratan ini setelah bertumpu pada ujung kaki sebagai awal tumpuan kemudian berlanjut dengan seluruh telapak kaki untuk merubah posisi tubuh menjadi stabil serta menggunakan posisi tumpuan kaki selebar bahu dan membuat tubuh dalam keadaan setimbang.

4) Gerakan langkah kaki ke samping

Pada pelaksanaan teknik block saat pertandingan, ada saat dimana pemain harus melakukan block diluar posisi dimana pemain tersebut berada. Footwork atau langkah kerja kaki akan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan block tersebut. Gambar 2.30 Posisi langkah pertama. (Dunvy and Wilde 2000:85)

Gambar 2.31 Gerakan langkah ke samping (Dunvy and Wilde 2000:85)

Sesuai dengan bunyi hukum kesetimbangan kedua “Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya. (Hidayat 1997:29).” Untuk melakukan langkah ke samping diperlukan posisi tubuh yang labil sehingga badan akan lebih mudah digerakkan. Bertumpu dengan menggunakan ujung kaki untuk mempermudah langkah ke samping dan mempermudah untuk melakukan rangkaian gerakan selanjutnya dengan ujung kaki sebagai tumpuan loncatan. Aspek untuk

(13)

Tinjauan biomekanika terhadap gerakan-gerakan yang terkandung dalam suatu teknik dasar cabang olahraga mempunyai peranan yang cukup penting. Gerakan yang dilakukan dapat dianalisa secara cermat untuk menentukan posisi gerakan serta efisiensi dari gerakan tersebut.

Menurut Mc Ginnis (2005:4) aplikasi dari biomekanika untuk improvisasi teknik dasar olahraga dapat terjadi melalui dua cara: 1) Guru atau pelatih harus

menggunakan pengetahuan tentang mekanika gerak untuk melakukan koreksi atau membetulkan gerakan dari murid atau atlet untuk melakukan improvisasi terhadap pelaksanaan gerak atau seorang peneliti biomekanika gerak harus menemukan hal yang baru dan lebih efektif dari segi teknik untuk menampilkan gerak ketrampilan yang baru. 2) Cara yang kedua adalah peneliti biomekanika menggunakan metode analisis biomekanika kuantitatif untuk menemukan teknik-teknik baru yang

Referensi

Dokumen terkait

Dan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menyimpulkan Sistem Informasi Akuntansi Gaji dan Upah pada Hotel Casa d’ Ladera sudah memadai, hipotesa yang dibuat dapat diterima

Penyelenggaraan kendali mutu BPJS berlandaskan pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan social nasional pada pasal 24 alenia (3)

Semua yang berkumpul mengucapkan selamat ulang tahun untukku, dan ada juga yang memberi kado.. Yang aku tunggu-tunggu yaitu acara

In one particular model, the various factors influencing food choice have been categorised as those related to food, to the individual making the choice and to the external economic

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen perencanaan Pembangunan di Daerah. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa

Tindakan berupa struktur pembelajaran SEQIP dalam perkuliahan bidang studi sains di PGSD sangat berguna bagi mahasiswa calon guru sebagai bekal positip mereka, yaitu mampu

Sinisme organisasi adalah pandangan negatif terhadap organisasi, lebih khusus terkait harapan moralitas, keadailan, kejujuran, serta aturan yang dilanggar.Sinisme juga