• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMA Tempat Penelitian - 07-BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMA Tempat Penelitian - 07-BAB IV"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMA Tempat Penelitian

Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMA Muhammadiyah 2 Gemolong yang berlokasi di dukuh Gemolong kecamatan Gemolong, kabupaten Sragen. Gedung SMA Muhammadiyah 2 Gemolong bersifat permanen. SMA Muhammadiyah 2 Gemolong merupakan sekolah milik yayasan Muhammadiyah Sragen yang sudah memiliki Akreditasi A. SMA Muhammadiyah 2 Gemolong mempunyai kelas sebanyak 24 ruang yang terdiri dari kelas X sebanyak 3 yaitu kelas X.1 – X.3, kelas XI sebanyak 5 yaitu 2 kelas XI.1 dan XI.2 Ilmu Alam serta 3 kelas XI.1-XI.3 Ilmu Sosial dan kelas XII sebanyak 6 yaitu 2 kelas XII.1 dan XII.2 Ilmu Alam serta 4 kelas XII.1- XII.4 ilmu sosial. Selain ruang kelas, terdapat sebuah ruang perpustakaan, sebuah ruang laboraturium Biologi, laboraturium Fisika, laboraturim Kimia, laboratorium bahasa, laboraturium Multimedia, laboraturium Komputer, sebuah ruang ketrampilan, ruang guru dan ruang BP.

Tenaga pendidik di SMA Muhammadiyah 2 Gemolong berjumlah 42 guru dengan rincian 30 guru tetap dan 12 guru tidak tetap. Guru tetap terdiri satu kepala sekolah dan 29 guru mata pelajaran. Staf tata usaha berjumlah 9 orang yang terdiri dari 5 pegawai negeri sipil dan 4 pegawai tidak tetap. Guru yang mengajar matematika sebanyak 4 orang. Tingkat pendidikan para guru di SMA Muhammadiyah 2 Gemolong pada umumnya sudah bergelar Strata 1

(2)

(S-1) dan Sarjana Muda dengan jumlah 30 orang dan Diploma 3 berjumlah 12 orang.

Pada tahun ajaran 2012/ 2013 siswa SMA Muhammadiyah 2 Gemolong berjumlah 264 siswa. Siswa yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah kelas XI IPA 1 yang berjumlah 15 siswa yang semua siswanya terdapat perempuan. Karakter siswa di kelas XI IPA 1 khususnya.

Pada pembelajaran matematika adalah rendahnya motivasi siswa dalam berbagai aspek contohnya motivasi siswa dalam bertanya, motivasi mengerjakan soal latihan dan motivasi siswa dalam diskusi. Selain rendahnya motivasi belajar siswa, terdapat masalah lain yaitu rendahnya hasil belajar siswa, dilihat dari siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengajukan idea tau gagasan. Guru dalam mengajar masih menggunakan metode konvensional yang menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mempelajari matematika. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction.

B. Laporan Dialog Awal dan Observasi Awal

(3)

diadakannya proses pembelajaran matematika yang mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam kelas.

Berdasarkan dialog awal yang dilakukan peneliti dan guru kelas, rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dikarenakan: 1) motivasi yang dimiliki siswa masih kurang, karena sebagian siswa kurang memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya sendiri, 2) minat dalam diri siswa atau perhatian siswa juga masih kurang, hal ini bisa disebabkan karena siswa merasa tidak membutuhkan materi tersebut, 3) pemahaman guru terhadap setiap individu siswa masih kurang, 4) fasilitas yang dimiliki sekolah ini kurang lengkap. Contohnya sekolah ini belum memiliki laboratorium matematika, serta alat yang membantu dalam proses belajar seperti LCD/ OHP. 5) siswa masih menjadi objek dalam proses pembelajaran di kelas. Seharusnya siswa menjadi subjek dalam pembelajaran.

(4)

hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dapat disajikan dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4. 1

Data Kondisi Awal Motivasi dan Hasil Belajar Matematika

C. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran 1. Tindakan Kelas Putaran I

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I

Perencanaan tindakan kelas putaran I dilaksanakan sesuai dengan pedoman rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pembelajaran yang direncanakan pada putaran I yaitu menggunakan penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Kompetensi dasar yang disampaikan adalah

menggunakan konsep dan aturan turunan dalam turunan fungsi,y pembelajaran dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 jam pelajaran @ 45 menit. b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I

Tindakan putaran I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 Maret 2013 jam ke 6 – 7, jam ke 6 (11.00-11.45) jeda istrahat dan sholat Dzuhur di lanjutkan pada jam ke 7 (12.15-13.00). Pada putaran

Sub Fokus Indikator Prosentase

Siswa 1. Motivasi Siswa a. Motivasi siswa dalam bertanya

b. Motivasi mengerjakan soal latihan di depan kelas c. Motivasi dalam berdiskusi

(13,333%) (20%) (12,118%) 2. Hasil belajar

siswa

Hasil belajar siswa ≥ (KKM = 70)

(5)

ini pemberi tindakan adalah guru kelas sedangkan penerima tindakan adalah kelas XI IPA 1 sebanyak 15 siswa. Materi ajar putaran I ini adalah memahami definisi turunan fungsi, menghitung turunan fungsi. Selama guru melakukan proses pembelajaran, peneliti mencatat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi, dan revisi. Dengan lembar observasi dan catatan lapangan yang tersedia peneliti mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Observasi Tindakan Kelas Putaran I 1) Tindak mengajar

Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, menanyakan kehadiran siswa dan meminta siswa menyiapkan buku matematika. Siswa diberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi memahami definisi turunan fungsi, menghitung turunan fungsi dalam berbagai variabel dan bentuk serta tujuan pembelajaran.

(6)

terdiri dari 3 siswa. Siswa diminta berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing kemudian guru menginstruksikan kepada siswa untuk memahami materi tentang definisi turunan fungsi dan menghitung turunan fungsi dalam berbagai variabel, bentuk dan tujuan mempelajarinya. Siswa diberikan pengetahuan bahwa kelompok bertanggung jawab atas pemahaman setiap anggotanya, dan berkewajiban untuk mempresentasikan materi yang didapat sehnigga kelompok tersebut dapat menjelaskan kepada kelompok lain tentang masalah yang diberikan. Jika ada kelompok lain bertanya, kelompok yang sedang presentasi berkewajiban menjawab pertanyaan semampunya untuk menjawab . Setelah penyampaian materi awal selesai, kelompok diberi lembar kerja yang telah disediakan oleh peneliti dan meminta siswa untuk mengerjakannya. Siswa dapat mengerjakan soal yang ada dalam lembar kerja dengan diskusi dengan kelompoknya masing-masing, atau bahkan dapat bertanya kepada teman lain yang berbeda kelompok dalam satu kelas. Guru berperan sebagai fasilitator dan peninjau keadaan berlangsungnya diskusi di kelas. Bersama-sama dengan siswa guru membahas soal-soal yang belum terselesaikan kemudian membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.

(7)

yang telah dilakukan. Siswa bersama peneliti membahas soal dan jawaban tes kemudian membuat kesimpulan tentang materi terkait.

2) Tindak belajar

Siswa mengikuti pembelajaran dengan suasana yang belum kondusif dan belum sepenuhnya terkendali sesuai harapan karena siswa baru pertama kali menerapkan model pembelajaran yang berbeda. Sesuai dialog awal peneliti dalam pembelajaran sehari–hari, guru biasanya menggunakan metode ceramah dan diskusi biasa. Hal ini disebabkan banyak guru yang beranggapan bahwa dengan metode ceramah maka siswa lebih mudah menerima materi ajar.

d. Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran I

Hasil observasi tindakan kelas putaran I yang telah dilaksanakan, didiskusikan secara bersama-sama dengan guru matematika kelas XI IPA 1. Beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan putaran II antara lain.

(8)

Tindakan yang sudah berhasil pada putaran I berdasarkan analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika kelas XI IPA 1 adalah:

a) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan putaran I. b) Motivasi untuk memperhatikan materi dan hasil belajar siswa

sudah mengalami peningkatan, meskipun kurang signifikan. Antusias siswa berdiskusi dengan kelompok sudah terlihat. Hasil belajar siswapun mengalami peningkatan namun masih didominasi siswa-siswa tertentu yang dianggap memiliki kelebihan dalam belajar. Siswa yang memiliki antusias mengerjakan soal di depan kelas juga di dominasi siswa-siswa tertentu.

2) Tindakan yang belum berhasil pada putaran I

Tindakan yang belum berhasil pada putaran I berdasarkan analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika kelas XI IPA 1 adalah:

(9)

b) Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum optimal.

c) Peningkatan hasil belajar dan kemampuan bernalar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti dan guru. 3) Faktor penyebab adanya tindakan yang belum berhasil pada

putaran I.

Motivasi dan hasil belajar siswa pada putaran I belum terlihat secara signifikan. Faktor penyebab adanya tindakan yang belum berhasil pada putaran I adalah

a) Guru belum maksimal dalam mengarahkan jalannya pembelajaran dan pembelajaran masih didominasi oleh guru. b) Siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran

ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction sehingga ada siswa yang kebingungan dengan

penerapan pendekatan pembelajaran ini. c) Guru kurang mampu mengendalikan kelas.

d) Guru dalam memberikan bimbingan dan kerjasama kurang menyeluruh.

4) Solusi tindakan perbaikan untuk putaran II

(10)

a) Guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Guru perlu mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction untuk meningkatkan motivasi serta hasil belajar matematika.

c) Guru tidak lagi dominan dalam memberikan penjelasan pada siswa, yang harus lebih aktif adalah siswa

d) Guru perlu mengoptimalkan bimbingan dan kerja sama dengan siswa dalam proses pembelajaran.

e) Guru harus mampu mengendalikan kelas.

e. Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I

Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada tindakan putaran I dalam pembelajaran belum mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang masih malu dan enggan untuk bertanya maupun maju mengerjakan soal sehingga hal ini menunjukan keaktifan siswa belajar belum muncul pada semua siswa.

(11)

pujian kepada siswa yang berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dalam hal penggunaan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction juga belum terlihat kondusif, terlihat dari kerja kelompok siswa yang masih banyak yang pasif dan acuh terhadap model pembelajaran ini.

Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah dilakukan pada putaran I ini masih perlu diadakan perbaikan pada putaran selanjutnya karena hasil yang dicapai belum memuaskan. Rencana tindakan I perlu direvisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan putaran II. Revisi yang disepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi adalah

1) Dalam pertemuan berikutnya guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.

2) Guru perlu mengoptimalkan penguasaan kondisi kelas disaat proses belajar mengajar dalam bentuk kelompok agar siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan.

3) Guru tidak lagi dominan dalam memberikan penjelasan pada siswa, yang harus lebih aktif adalah siswa.

(12)

2. Tindakan Kelas Putaran II

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran II

Perencanaan tindakan kelas putaran II dilaksanakan sesuai dengan evaluasi tindakan kelas putaran I dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kompetensi dasar yang disampaikan adalah menggunakan teorema-teorema turunan fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar, waktu 2 jam pelajaran @ 45 menit.

Fokus masalah yang akan diatasi adalah cara mengajar guru yang belum maksimal, siswa yang masih ramai dan beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan latihan soal yang diberikan guru, dengan tidak mengesampingkan masalah lain yang muncul pada putaran I.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran II

Tindakan putaran II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 2 april 2013 jam ke 3 – 4 (09.00 – 10.30). Pada putaran ini pemberi tindakan adalah guru matematika kelas XI IPA 1, penerima tindakan adalah siswa kelas XI IPA 1dan peneliti sebagai observer. Materi ajar pada putaran II ini adalah menentukan menggunakan teorema-teorema turunan fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar.

(13)

peneliti mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Observasi Tindakan Kelas Putaran II 1) Tindak Mengajar

Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, menanyakan kehadiran siswa dan meminta siswa menyiapkan buku matematika. Siswa diberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi menggunakan teorema-teorema turunan fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar dalam berbagai variabel dan bentuk serta tujuan pembelajaran.

(14)

kerja yang telah disediakan oleh peneliti dan guru meminta siswa untuk mengerjakannya. Siswa dapat mengerjakan soal yang ada dalam lembar kerja dengan diskusi dengan kelompoknya masing-masing, atau bahkan dapat bertanya kepada teman lain yang berbeda kelompok dalam satu kelas. Guru berperan sebagai fasilitator dan peninjau keadaan berlangsungnya diskusi di kelas. Bersama-sama dengan siswa guru membahas soal-soal yang belum terselesaikan kemudian membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.

(15)

menjelaskan hasil diskusinya dan memberikan berbagai macam contoh sehingga kelompok lain dapat memahami masalah tersebut.

Di akhir pelajaran, siswa diberikan soal evaluasi sebagai tes individu kemudian membuat refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa bersama guru membahas soal dan jawaban tes kemudian membuat kesimpulan tentang materi terkait.

2) Tindak Belajar

Secara umum model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instuction sudah dapat berjalan di kelas. Antusias siswa bertanya kepada guru mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang memiliki antusias bertanya kepada guru. Tidak hanya siswa-siswa tertentu saja yang memiliki antusias untuk bertanya pada guru. Antusias siswa mengerjakan soal di depan kelas juga mulai meningkat, meskipun masih di dominasi siswa-siswa tertentu saja.

d. Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran II

(16)

1). Tindakan yang sudah berhasil pada putaran II

Tindakan yang sudah berhasil pada putaran II berdasarkan analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika kelas XI IPA 1 adalah:

a) Pada putaran ini pembelajaran mulai berpusat pada siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

b) Guru juga sudah meminimalkan memberikan penjelasan dan arahan bagi siswa agar siswa lebih kreatif untuk menemukan kesimpulan sendiri.

c) Guru sudah mengoptimalkan masukan kepada siswa untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika.

d) Guru sudah mengoptimalkan penguasaan kondisi kelas disaat proses belajar mengajar dalam bentuk kelompok agar siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan.

2). Tindakan yang belum berhasil pada putaran II

Tindakan yang belum berhasil pada putaran II berdasarkan analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika XI IPA 1 adalah:

(17)

b) Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai hasil belajar putaran II di bawah batas ketuntasan minimal yaitu 70.

c) Siswa dalam mengerjakan latihan mandiri masih kurang percaya diri.

3). Faktor penyebab adanya tindakan yang belum berhasil pada putaran II

Motivasi dan hasil belajar siswa pada putaran II belum terlihat secara signifikan dengan penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instuction. Faktor penyebab adanya tindakan yang belum berhasil pada putaran II adalah

a) Guru belum maksimal memberi masukan kepada siswa untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran. b) Siswa belum teliti dan kurang cermat dalam proses

meyelesaikan soal.

4). Solusi tindakan perbaikan untuk putaran III

Peneliti dan guru mata pelajaran sepakat untuk melakukan tindakan perbaikan pada putaran III. Tindakan yang akan dilakukan pada putaran III.

(18)

b) Guru harus memberikan bimbingan kepada setiap kelompok secara menyeluruh tanpa membeda-bedakan siswa.

c) Perhatian, motivasi, dan bimbingan yang diberikan guru terhadap siswa perlu ditambah.

d) Guru harus lebih banyak memberikan latihan soal agar siswa dapat lebih aktif dalam mempelajari materi yang telah diberikan.

e. Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran II

Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada tindakan putaran II dalam pembelajaran belum mengalami peningkatan yang memuaskan, hal ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang masih malu dan enggan untuk bertanya maupun maju mengerjakan soal sehingga hal ini menunjukan hasil belajar siswa belajar belum muncul pada semua siswa.

(19)

Beberapa revisi yang disepakati pada tindakan II antara peneliti dengan guru mitra adalah 1) perhatian, bimbingan, dan motivasi yang diberikan guru terhadap siswa perlu ditambah, 2) guru harus memberikan bimbingan kepada setiap kelompok secara menyeluruh tanpa membeda – bedakan, 3) guru lebih banyak memberikan latihan soal agar semua siswa mampu mencapai batas kelulusan , 4) guru akan memberikan poin tambahan kepada setiap siswa yang aktif dalam pembelajaran.

3. Tindakan Kelas Putaran III

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III

Berdasarkan hasil kolaborasi dan evaluasi pada putaran II, rencana yang disusun untuk putaran III ini adalah sebagai berikut : 1) guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa untuk meningkatan antusias siswa dalam berdiskusi atau mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahamai, 2) guru membuat soal-soal yang berisi dengan tipe yang sama hanya angkanya saja yang berbeda.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III

(20)

pada putaran III ini adalah menggunakan teorema-teorema turunan fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar dan trigonometri serta membuktikan teorema-teorema umum turunan fungsi.

Selama guru matematika melakukan proses pembelajaran, peneliti dan rekan peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama (lembar observasi terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi dan revisi. Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Observasi Tindakan Kelas Putaran III 1) Tindak Mengajar

Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, menanyakan kehadiran siswa dan meminta siswa menyiapkan buku matematika. Siswa diberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi menggunakan teorema-teorema turunan fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar dan trigonometri serta membuktikan teorema-teorema umum turunan fungsi.

Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengenalkan proses pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Kelas dibagi dalam 5 kelompok, yang

(21)

berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing kemudian siswa diberikan materi tentang menggunakan teorema-teorema turunan fungsi untuk menghitung turunan fungsi aljabar dan trigonometri serta membuktikan teorema-teorema umum turunan fungsi.. Siswa diberikan pengetahuan bahwa kelompok bertanggung jawab atas pemahaman setiap anggotanya. Setelah penyampaian materi awal selesai, kelompok diberi lembar kerja yang telah disediakan oleh peneliti dan guru meminta siswa untuk mengerjakannya. Siswa dapat mengerjakan soal yang ada dalam lembar kerja dengan diskusi dengan kelompoknya masing-masing, atau bahkan dapat bertanya kepada teman lain yang berbeda kelompok dalam satu kelas. Guru berperan sebagai fasilitator dan peninjau keadaan berlangsungnya diskusi di kelas. Bersama-sama dengan siswa guru membahas soal-soal yang belum terselesaikan kemudian membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.

(22)

pertanyaan terhadap kelompok yang berada didepan dengan asumsi kelompok yang didepan bertanggungjawab atas apa yang sudah dikerjakan dan kelompok yang bertanya mampu menggembangkan kemampuan berfikirnya..

Di akhir pelajaran, siswa diberikan soal evaluasi sebagai tes individu kemudian membuat refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa bersama guru membahas soal dan jawaban tes kemudian membuat kesimpulan tentang materi terkait.

2) Tindak Belajar

Secara umum model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction sudah dapat berjalan di kelas. Antusias siswa dalam bertanya kepada guru mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang memiliki antusias bertanya siswa kepada guru. Tidak hanya siswa-siswa tertentu saja yang memiliki antusias untuk menjawab pertanyaan dari guru.

d. Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran III

(23)

Tindakan yang sudah berhasil pada putaran III berdasarkan analisis kolaborasi antara peneliti dan guru matematika kelas XI IPA 1 adalah

1) Pembelajaran di dominasi oleh kegiatan siswa. Siswa aktif di dalam kelas. Guru bertindak sebagai fasilitator.

2) Motivasi belajar siswa mulai terlihat dari antusias mengerjakan soal latiha di depan kelas mengalami peningkatan signifikan. Hal itu dapat dilihat dari hasil belajar yang mencapai batas kelulusan. 3) Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan

guru terhadap siswa.

4) Suasana pembelajaran di kelas sudah kondusif atau tenang, karena guru dapat mengendalikan siswanya.

e. Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III

Berdasarkan hasil refleksi putaran III maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran telah mengalami peningkatan yang mendukung motivasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa terlihat dari meningkatnya antusias siswa dalam bertanya kepada guru maupun siswa lain, antusias siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas, antusias siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya, serta hasil belajar yang mampu mencapai KKM.

(24)

D. Deskripsi Data

Pembelajaran secara keseluruhan sampai berakhirnya tindakan putaran III, perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Hasil penelitian pada tindakan kelas putaran III diperoleh kesepakatan bahwa tindakan belajar yang diambil telah berhasil meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Jadi, penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang berdampak pada meningkatnya KKM siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan.

1. Deskripsi Data Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi Pada Pembelajaran Problem Based Instruction

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika. Adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dapat dilihat dari indikator-indikator yang nampak seperti aktivitas siswa dalam bertanya, motivasi siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas, motivasi siswa dalam berdiskusi, dan hasil belajar siswa dalam mengejakan soal yang mampu mencapai batas kelulusan KKM.

(25)

sejumlah 15 siswa. Motivasi siswa yang aktif bertanya 2 siswa (13.333%), mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 3 siswa (20%), berdiskusi 2 siswa (13,333%).

Pada putaran I ini motivasi siswa dalam bertanya 3 siswa (20%), motivasi siswa mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 5 siswa (33.333%), motivasi siswa dalam berdiskusi 4 siswa (26.667%).

Pada putaran II ini motivasi siswa dalam bertanya 5 siswa (33.333%), motivasi siswa mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 7 siswa (46.667%), %), motivasi siswa dalam berdiskusi 5 siswa (33.333%). Pada putaran III ini motivasi siswa dalam bertanya 6 siswa (40%), motivasi siswa mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 10 siswa (66.667%), %), motivasi siswa dalam berdiskusi 7 siswa (46.667%).

(26)

Tabel 4.2

Data Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Siswa Aspek yang diamati Sebelum

putaran

Putaran I Putaran II Putaran III 1. Motivasi siswa dalam

bertanya

13.333% 20% 33.333% 40%

2. Motivasi siswa mengerjakan soal di depan kelas

20% 33.333% 46,667% 66.667%

3. Motivasi siswa dalam berdiskusi

13.333% 26.667% 33.333% 46.667%

Adapun grafik peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Siswa 0.000% 20.000% 40.000% 60.000% 80.000% 100.000% sebelum tindakan

(27)

2. Deskripsi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi Pada Pembelajaran Problem Based Instruction

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Adanya peningkatan siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memenuhi KKM.

Hasil pengamatan yang dilakukan berupa data. Data yang dimaksud adalah data mengenai hasil belajar siswa. Hasil observasi pendahuluan sebelum adanya penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction adalah sejumlah 15 siswa. Yang memenuhi KKM adalah 8 siswa (53,333)

Pada putaran I ini siswa yang telah lulus memenuhi KKM adalah 9 siswa (60%), pada putaran II ini siswa yang telah lulus memenuhi KKM adalah 10 siswa (66,667 %), pada putaran III siswa yang telah lulus memenuhi KKM adalah 13 siswa (86,667 %)

Hasil belajar siswa dari setiap putaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar matematika dari setiap putaran mengalami peningkatan secara bertahap dan cukup baik dibandingkan sebelum diterapkannya model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Secara ringkas data perubahan hasil tindakan kelas tentang

(28)

pembelajaran Problem Based Instruction dapat dilihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Data Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Aspek yang diamati Sebelum

putaran

Putaran I Putaran II Putaran III Hasil belajar yang

memenuhi KKM

53.333% 60% 66,667% 86.667%

Adapun grafik peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.2

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa 0.000%

20.000% 40.000% 60.000% 80.000% 100.000%

sebelum tindakan

putaran I putaran II putaran III

(29)

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil tindakan kelas. Hasil penelitian yang dilakukan telah memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu. Pembahasan hasil penelitian akan membahas hasil pada setiap putaran dan antar putaran.

1. Pembahasan dalam Siklus

Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis tindakan berdasarkan pada analisis data kualitatif hasil penelitian dari kerja kolaborasi antara peneliti dengan guru matematika SMA Muhammadiyah 2 Gemolong di kelas XI IPA 1. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Adapun permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah: Permasalahan 1 : Apakah penerapan model pembelajaran ARIAS

terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 2 Gemolong?

Setelah diadakan penelitian, dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction diperoleh hasil, ada peningkatan motivasi belajar matematika siswa. Tindakan yang dilakukan oleh guru matematika adalah model

(30)

Problem Based Instruction. Tujuannya adalah untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran, melalui pengalaman belajar dalam kehidupan nyata, Problem based instruction merupakan pendekatan belajar yang menggunakan permasalahan autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan siswa, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi , mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Peningkatan indikator motivasi dalam penelitian ini, diamati dari sebelum dilakukan tindakan sampai akhir tindakan. Adapun dalam penelitian ini, diperoleh bahwa:

1. Siswa yang bertanya kepada guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan. Hal ini dapat diamati saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu banyak siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahami.

2. Siswa yang mengerjakan soal di depan kelas mengalami peningkatan. Hal ini diamati saat kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu banyak siswa yang antusias dalam menjawab soal di depan kelas.

(31)

Meningkatnya motivasi siswa dalam pembelajaran tidak lepas dari penerapan model pembelajaran model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang semula monoton berangsur mulai terlihat berbeda dari biasanya.

Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari 3 macam indikator yaitu motivasi siswa dalam bertanya, mengerjakan soal di depan kelas, dan berdiskusi. Sebelum dilakukan tindakan kelas indikator-indikator tersebut masih sedikit ditunjukkan siswa pada saat pembelajaran, hanya siswa tertentu saja yang semangat untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami, mengerjakan soal di depan kelas, dan gaduh dalam berdiskusi. Hal ini disebabkan siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran matematika sehingga motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung kurang. motivasi belajar siswa mulai meningkat pada tindakan kelas putaran I sampai putaran III melalui model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction.

(32)

dilakukan selama tiga putaran tersebut mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam pembelajaran matematika. Menurut Hamzah B. Uno (2008 : 1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 di atas, diketahui bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction cukup efektif untuk meningkatkan motivasi

belajar matematika siswa.

Permasalahan 2 : Apakah penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas SMA Muhammadiyah 2 Gemolong?

Setelah diadakan penelitian, dengan menerapkan model pembelajaran model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction diperoleh hasil, ada peningkatan hasil belajar

matematika siswa. Tindakan yang dilakukan oleh guru matematika adalah model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Tujuannya adalah menciptakan pembelajaran yang

(33)

saling bekerjasama dengan siswa lain dalam hal pemahaman materi, mampu membuat siswa aktif dan bersemangat dalam belajar. Selain itu juga dapat membuat siswa mampu mencapai batas kelulusan KKM.

Peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini, diamati dari sebelum dilakukan tindakan sampai akhir tindakan. Adapun dalam penelitian ini, diperoleh bahwa meningkatnya jumlah siswa yang telah lulus mencapai KKM . (KKM ≥70 ).

Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran tidak lepas dari penerapan model pembelajaran model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang semula monoton berangsur mulai terlihat berbeda dari biasanya.

Hasil belajar siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang lulus KKM. Sebelum dilakukan tindakan kelas masih sedikit siswa yang mampu mencapai batas KKM tersebut, hal ini disebabkan siswa masih takut terhadap pembelajaran matematika sehingga hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung kurang. Hasil belajar siswa mulai meningkat pada tindakan kelas putaran I sampai putaran III melalui model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction.

(34)

pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan maksimal. hasil

belajar siswa selama pembelajaran sebelum dan setelah tindakan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tindakan kelas yang sudah dilakukan selama tiga putaran tersebut mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Riza Apriliniawati (2010) dalam penelitiannya tentang penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Lightening The Learning Climate untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika mmenunjukkan bahwa melalui strategi pembelajaran aktif tipe Lightening The Learning Climate dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajarpun dapat meningkat.

Rofi Perdana Putri (2010) meneliti tentang penerapan strategi Student Teams Achievement (STAD) sebagai upaya peningkatan keaktifan

dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan strategi STAD dalam kegiatan pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa lebih aktif dan termotivasi dalam pembelajaran matematika.

(35)

2. Pembahasan antar Siklus

Motivasi dan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan kelas masih rendah ini terbukti dengan belum tercapainya indikator– indikator motivasi dan hasil belajar siswa. Solusi yang digunakan adalah dengan menggunakan penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pada pembelajaran Problem Based Instruction. Pada putaran I indikator-indikator motivasi dan hasil belajar sudah mulai terlihat dibanding sebelum tindakan tetapi peningkatannya belum signifikan. Putaran II yang mengacu pada putaran I telah telah mengalami perbaikan agar putaran II lebih baik dari putaran I ini berakibat indikator-indikator motivasi dan hasil belajar siswa lebih meningkat lagi dibanding putaran I. Perbaikan pada putaran II yang diterapkan pada putaran III membawa dampak persentase indikator–indikator motivasi dan hasil belajar siswa semakin meningkat secara signifikan.

(36)

F. Proposisi Hasil Penelitian

1. Kegiatan siswa dalam bertanya dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

2. Kegiatan siswa dalam mengerjakan soal dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

3. Kegiatan siswa dalam berdiskusi dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

Gambar

Tabel 4.2
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan pelaksanaan Pemilihan Langsung untuk paket pekerjaan di bawah

POKJA PENGADAAN BARANG, JASA KONSULTANSI/JASA LAINNYA DAN PEKERJAAN KONTRUKSI. Jalan Siliwangi Gang Lika No.315

Additional Profit Tax (APT) is applicable for Bayu Undan regime, the Supplemental Petroleum Tax (SPT) is applicable for ‘JPDA but not Annex F’ and ‘100% Timor-Leste Territory’

Implementasi Electronic Government mencakup; membuat pekerjaan lebih efektif, layanan berbasis online, kemudahan akses ke data dan informasi, mengurangi biaya yang terkait

Saran hasil penelitian yang telah dipaparkan, sebagai berikut: Bagi anak diharapkan dengan cerita yang lebih menarik dapat menambah antusias anak dalam mengenal

Bahwa terjadi penambahan suara PAN sebanyak 2.669 suara di Dapil Sumatera Barat I yang terjadi di Kota Padang suara PAN bertambah sebanyak 1.336 suara, Kabupaten Pesisir

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya