Pengaruh Peran Pengawas Terhadap
Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi
Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang
Ulva Fitri Kurniasih
a, I Komang Arthana
b*aUniversitas Nusa Cendana, Kupang, Indonesia *(komang.arthana@staf.undana.ac.id )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh peran pengawas (fungsi pengawas (X1) dan kompetensi pengawas (X2)) terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi simpan pinjam di Kota Kupang. Populasi dalam penelitian ini adalah 100 koperasi simpan pinjam yang aktif dan terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Kota Kupang. Sampel dipilih berdasarkan Purposive Sampling dengan kriteria koperasi aktif dan telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan tahun buku 2016, menerapkan sistem informasi akuntansi dan berdasarkan pemeringkatan aset tertinggi Teknik analisis data menggunakan uji kualitas data, statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan regresi linear berganda. Hasil pengujian uji t menunjukkan Fungsi Pengawas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap efektivitas Sistem Informasi Akuntansi, sementara Kompetensi Pengawas berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas Sistem Informasi Akuntansi. Hasil pengujian uji F menunjukkan nilai Adjusted R Squareatas Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi sebesar 10,3%. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa peranan pengawas dalam koperasi memiliki pengaruh yang kecil terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
Kata Kunci: Pengawasan Koperasi, Audit Internal, Fungsi Pengawas, Kompetensi Pengawas, Sistem Informasi Akuntansi
PENDAHULUAN
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. Salah satu jenis koperasi yang berkembang pesat di masyarakat adalah KSP, sampai dengan saat ini, KSP mendominasi perkembangan koperasi Indonesia.
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan lembaga keuangan yang bergerak disektor jasa keuangan mempunyai kedudukan yang sangat vital dalam menunjang sektor riil yang diusahakan oleh masyarakat koperasi. Kegiatan usaha simpan
serta anggotanya. Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan semakin terbukanya masyarakat yang menggunakan jasa koperasi untuk mewujudkan NTT sebagai provinsi koperasi. Jumlah KSP sampai dengan 2016 terdapat 140 unit, namun yang aktif beroperasi hanya 100 unit, sebanyak 40 unit KSP dinyatakan tidak aktif/ dibekukan dengan dicabut ijin operasi oleh Dinas Koperasi Kota Kupang.
Pengawasan terhadap pengelolaan usaha koperasi sangat diperlukan guna menghindari kesalahan-kesalahan pada
administrasi dan sistem informasi pembukuan keuangan. Kesalahan pada administrasi ini dapat berakibat fatal bagi koperasi karena dapat menyebabkan kerugian. Pengawasan internal koperasi dilakukan untuk memastikan bahwa target dan standar yang tertuang dalam rencana kerja berjalan sesuai rencana
Bentuk pengawasan dan pemeriksaan dalam organisasi koperasi dapat disebut sebagai kegiatan internal audit. Internal audit dilakukan oleh auditor internal. internal audit dilakukan melalui pembentukan badan pengawas. Fungsi auditor internal dalam koperasi dijalankan oleh badan pengawas. Peran pengawas sangat
dibutuhkan dalam mengawasi dan memeriksa sistem informasi akuntansi yang sudah dijalankan oleh pengurus, apakah sesuai kebijakan atau keluar dari kebijakan. Pengawas memiliki fungsi pokok mengawasi dan melihat apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidak penjagaan terhadap kekayaan perusahaan, mengawasi efisiensi dan efektivitas sistem dan prosedur kegiatan perusahaan, serta mengawasi keandalan informasi yang dihasilkan oleh koperasi.
Sistem informasi pengolahan
dibutuhkan koperasi. Efektivitas sistem informasi dapat dipengaruhi oleh dukungan pengurus dan pengawas koperasi, kemampuan teknik personel dan program pendidikan pelatihan (kompetensi), penggunaan software, penggunaan metode kuantitatif dan ukuran organisasi.
Pengawas koperasi diperlukan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian sistem informasi akuntansi yang dijalankan koperasi. Namun, seberapa besar pengaruh dari fungsi pengawas dan komeptensi yang dimiliki pengawas terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi
dalam koperasi simpan pinjam di Kota Kupang belum diketahui secara pasti apakah memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak. Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Dalam Koperasi Simpan Pinjam”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris bahwa fungsi dan kompetensi pengawas berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi simpan pinjam secara parsial dan simultan.
TINJAUAN PUSTAKA
Audit Internal
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Sukrisno Agoes, 2000). Audit internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang
telah ditentukan. Audit internal memberikan nilai, mengatur badan dan manajemen senior sebagai sumber tujuan saran independen.
ekonomis, dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk konsultan dengan manajemen dan membantu menjalankan tanggung jawabnya secara efektif (Sawyer’s, 2005). Adapun menurut Sukrisno Agoes (2000), Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang
berlaku. Badan pengawas koperasi menjalankan fungsi audit internal dalam koperasi dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan, sehingga sebagian indikator pengukuran pengawas menggunakan teori auditor internal. Departemen audit internal mampu membantu manajemen dalam:
1. Mengawasi kegiatan yang tidak bisa diawasi oleh manajemen puncak 2. Mengidentifikasi dan meminimalisasi risiko
3. Memvalidasi laporan ke manajemen
4. Membantu manajemen dalam bidang teknis
5. Membantu proses pengambilan keputusan
6. Menganalisa masa lalu dan masa depan
7. Membantu manajer mengelola perusahaan.
Jenis Audit Internal
Terdapat tiga jenis kegiatan audit yang biasanya dilakukan, yaitu:
1. Audit laporan keuangan,
memeriksa keandalan dan integritas catatan-catatan akuntansi (baik informasi keuangan dan operasional) dan menghubungkannya dengan standar pertama dari kelima standar lingkup audit internal.
2. Audit operasional atau manajemen,
berkaitan dengan penggunaan secara ekonomi dan efisien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
3. Audit sistem informasi akuntansi
(tujuan), melakukan tinjauan atas pengendalian sistem informasi akuntansi untuk menilai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektivitas dalam menjaga aset perusahaan.
Peran Pengawas Koperasi
fungsi auditor internal. Pengawas melakukan pemeriksaannya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan juga memiliki sifat yang jujur dan tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun (independen). Di pundak mereka terdapat beban yang besar yaitu mengawasi jalannya kegiatan koperasi secara keseluruhan serta mengawasi kinerja pengurus dan karyawan koperasi dalam melaksanakan kewajibannya.
Pengawas adalah perangkat organisasi yang mendapat kuasa dari rapat anggota untuk mengawasi pelaksanaan keputusan rapat anggota yang khususnya menyangkut
organisasi, kelembagaan, serta penyuluhan. Sebenarnya tugas dari pengawas bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk menjaga agar kegiatan yang dilaksanakan oleh koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota dan memperbaiki kesalahan yang terjadi sesuai dengan peraturan koperasi yang ditetapkan, sehingga tidak menyimpang dari apa yang telah disepakati bersama. Apabila menemukan kesalahan maka pengawas perlu mendiskusikannya bersama pengurus untuk mengambil tindakan. Pengawas memegang peranan penting dalam koperasi, berikut adalah aktivitas pemeriksaan/ pengawasan internal dan peran pengawas koperasi:
1. Compliance. Aktivitas ini untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan-peraturan dan praktek usaha yang lazim serta undang-undang dan peraturan pemerintah. 2. Verifikasi. Kegiatan verifikasi
difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan kekayaan fisik koperasi.
3. Evaluasi. Aktivitas ini menilai
bentuk pengendalian internal yang ditetapkan koperasi dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas pelaksanaannya. 4. Merekomendasi.
Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen atas bagian yang telah diawasi.
koperasi dibutuhkan kompetensi yang memadai seperti pengetahuan di bidang perkoperasian, teknik pengawasan dan keterampilan dalam menyusun laporan yang akan dipertanggungjawakan bersama saat rapat anggota. Berikut adalah beberapa hak dan kewajiban dari pengawas koperasi:
1. Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.
2. Meneliti catatan dan pembukuan
yang ada pada koperasi.
3. Mendapatkan segala keterangan
yang diperlukan.
4. Memberikan koreksi, saran,
teguran, dan peringatan kepada pengurus.
5. Merahasiakan hasil
pengawasannya terhadap pihak ketiga.
Fungsi Pengawas
Keseluruhan tujuan pemeriksaan dan pengawasan adalah untuk membantu segenap anggota dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberi mereka analisis, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa. Untuk mencapai keseluruhan tujuan ini, maka pengawas harus melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut:
1. Memeriksa tata kehidupan
koperasi, termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus.
2. Memeriksa dan menilai baik
buruknya pengendalian atas akuntansi keuangan dan operasi lainnya.
3. Memeriksa sampai sejauh mana
hubungan para pelaksana/ pengurus terhadap kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.
4. Memeriksa sampai sejauh mana
aktiva perusahaan dipertanggung jawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian.
5. Memeriksa kecermatan
pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan.
6. Menilai prestasi kerja para
pengurus dalam menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
7. Melaporkan hasil pengawasannya
sebagai pengurus karena adanya perbedaan fungsi pengawas dan pengurus dimana pengawas yang melakukan pemeriksaan dan melaporkan hasilnya dalam rapat anggota agar anggota-anggota yang mempunyai hak tertinggi dalam koperasi dapat mengetahui kemajuan-kemajuan atau kekurangan-kekurangan dalam pekerjaan pengurus.
Kompetensi Pengawas
Kompetensi pengawas koperasi diartikan sebagai sebuah hubungan cara-cara setiap pengawas memanfaatkan pengetahuan,
keahlian dan perilakunya dalam bekerja (Sawyer et. al.,2005). Seorang pengawas harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu (Arens, 2008). Kompetensi dapat diukur melalui beberapa indikator (Standar Kompetensi Auditor, BPKP: 2010), yaitu:
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan fakta, informasi dan keahlian yang diperoleh seseorang melalui pendidikan, baik secara teori maupun pemahaman praktis. Kompetensi dalam aspek
pengetahuan merupakan pengetahuan di bidang pengawasan yang harus dimiliki oleh seluruh pengawas di semua tingkat atau jenjang jabatan. Perolehan pengetahuan melibatkan proses kognitif yang kompleks meliputi: persepsi, pembelajaran, komunikasi, asosiasi dan argumentasi.
2. Keterampilan/ Keahlian (Skill) Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan tugas dengan baik atau lebih baik dari rata-rata. Kompetensi dari aspek keterampilan/ keahlian merupakan keterampilan/ keahlian di bidang
pengawasan yang harus dimiliki oleh seluruh pengawas di semua tingkatan atau jenjang jabatan. Keterampilan/ keahlian dari pengawas dapat ditingkatan melalui program pendidikan pelatihan yang diadakan. 3. Pengalaman Kerja
pekerjaan tersebut dengan baik (Ranupandojo, 1994:71).
Sistem Informasi Akuntansi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri. Sistem informasi adalah suatu sistem yang menggunakan teknologi komputer untuk menyajikan informasi kepada para pemakainya dalam pengambilan keputusan.
Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa, untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen, guna memudahkan pengelolaan perusahaan dan pengambilan keputusan (Mulyadi, 2001). Krismiaji (2002), sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Adapun sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam
organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu penyajian informasi (Wahyono, 2004).
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Terdapat 3 tujuan utama yang umum bagi semua sistem termasuk sistem informasi akuntansi (Hall, 2007), yaitu :
1. Mendukung fungsi kepengurusan
(Stewardship) manajemen. Kepengurusan merujuk ketanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan atau pemakai
eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan
laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban.
2. Mendukung pengambilan
keputusan manajemen. Sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk tanggung jawab pengambilan keputusan.
3. Mendukung kegiatan informasi
tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.
Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Terdapat 5 fungsi sistem informasi akuntansi (Wilkinson, 2000), yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan data. Upaya pengumpulan data biasanya terdiri dari penangkapan data (data capture) menarik data kedalam sistem. Setelah “ditangkap” data biasanya dicatat kedalam formulir-formulir pengajuan kredit/ formulir-formulir keanggotaan simpan pinjam yang dikenal sebagai dokumen sumber.
Data juga bisa diabsahkan untuk menjamin kecermatan dan dikelompokkan agar bisa
ditempatkan pada kategori yang telah ditentukan, sebelumnya dan selanjutnya data bisa dipancarkan atau dipindahkan dari tempat “penangkapan” ketempat “pemrosesan”.
2. Pemrosesan data. Sebelum menjadi informasi yang berguna, data anggota yang telah dikumpulkan harus diproses terlebih dahulu. Disini bisa dilakukan tahap pembahasan data yang terkumpul bisa diikhtisarkan dengan menjumlahkan transaksi yang sejenis. Data bisa dialihkan ke dokumen atau media lain, data juga bisa ditumpuk dengan
mengumpulkan transaksi serupa dalam satu kelompok dokumen. Selanjutnya, data yang telah ditumpuk biasanya dipilih untuk disusun berdasarkan satu karakteristik tertentu. Jika data kuantitatif dilibatkan, langkah perhitungan dan perbandingan sering dilakukan karena itu data bisa diciptakan.
3. Manajemen data. Tugas manajemen data terdiri dari tiga langkah pokok yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pengambilan ulang. Penyimpanan data bisa dilakukan dalam arsip, file atau database dengan cara
program yang terkait dengan data tersebut.
4. Pengembalian dan pengamanan data. Data yang dimasukan kedalam pemrosesan bisa salah, hilang, atau dicuri selama pemrosesan, catatan bisa dipalsukan, dan sebag`ainya. Untuk itu, satu tugas penting pada sistim informasi adalah melindungi dan menjamin keakuratan termasuk informasinya. Alat kendali dan cara pengamanan dapat meliputi otorisasi, laci khas yang terkunci, rekonsiliasi, verifikasi, dan tinjauan.
5. Pengadaan informasi. Tugas akhir
dari sistem informasi yaitu penyampaian informasi kepada pemakai. Pelaporan meliputi penyiapan laporan dari data yang telah diproses, yang telah disimpan atau keduanya. Sedangkan pengkomunikasian terdiri dari penyajian laporan sedemikian rupa agar lebih dimengerti dan berguna bagi pemakai atau penyampaian laporan secara langsung kepada pemakai.
Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Dukungan Manajemen Puncak Manajemen puncak bertanggungjawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi (SI). Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan SI.
2. Kemampuan Teknik Personel
Tingkat pengetahuan komputer
pengguna akhir secara langsung mempengaruhi kepuasan dalam sistem informasi berbasis komputer. Pengguna akhir maupun pengguna yang akan mengawasi sistem informasi harus memiliki kemampuan teknik personel mengenai sistem informasi agar dapat mengoperasikannya dan mengawasinya dengan baik, sehingga mempengaruhi efektivitas kinerja sistem informasi akuntansi. 3. Program Pendidikan dan Pelatihan
kesungguhan serta keterbatasan SI agar dapat mengelola SI dengan baik dan menghasilkan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja dari sistem informasi akuntansi.
4. Penggunaan Software dan Pengembangan Sistem
Penggunaan software dalam arti lebih luas adalah software yang menghasilkan data yang akurat, tepat waktu, relevan dan mengakses data dengan cepat.
Software yang mempunyai akses
data yang cepat akan menghemat waktu dan lebih efisien. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tahapan perancangan, pelaksanaan sampai dengan pengoperasian dan perawatan. Setelah dipastikan sistem tersebut berjalan sebagaimana mestinya, selanjutnya agar hasil dari sistem dapat dipercaya oleh publik maka diperlukan pemeriksaan sistem. 5. Penggunaan Metode Kuantitatif
Dengan menggunakan metode kuantitatif, informasi yang dihasilkan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan oleh manajemen akan lebih terarah sehingga keputusan yang dibuat akan lebih efektif.
6. Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi berhubungan dengan keberhasilan SI, karena dana atau dukungan sumber daya lebih memadai dalam organisasi yang lebih besar. Jika sumber daya tidak memadai, maka akan memungkinkan perancang sistem tidak dapat mengikuti prosedur pengembangan normal dengan memadai, sehingga meningkatkan risiko kegagalan sistem.
METODE
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian pengujian hipotesis dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif.
Obyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Koperasi Simpan Pinjam yang memiliki pengawas dan sistem informasi akuntansi. Adapun objek penelitiannya adalah pengawas koperasi.
Jenis dan Sumber Data
orang lain atau melihat dokumen, data sekunder peneliti peroleh melalui Dinas Koperasi dan UKM Kota Kupang.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Agar tidak terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan judul skripsi ini dan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik agar tercipta kesatuan persepsi antara peneliti dan pembaca, maka peneliti merasa perlu untuk membahas beberapa definisi operasional, yaitu: 1. Pengawas adalah perangkat
organisasi yang mendapat kuasa
dari rapat anggota untuk mengawasi pelaksanaan keputusan
rapat anggota yang khususnya menyangkut organisasi, kelembagaan, serta penyuluhan. Variabel independen penelitian ini adalah fungsi pengawas (X1) dan
kompetensi pengawas (X2), dimana
fungsi pengawas diukur dengan indikator tugas yang dijalankan pengawas seperti pengawasan kebijakan dan pengelolaan koperasi, pelaporan hasil pengawasan, pemeriksaan tata kehidupan koperasi, pemberian informasi bagi manajemen dan penilai independen, sedangkan kompetensi pengawas diukur dengan indikator pengetahuan/
jenjang pendidikan, pelatihan profesional, keterampilan/ keahlian dan pengalaman kerja. 2. Efektivitas sistem informasi
akuntansi di ukur dengan indikator yaitu karakteristik Sistem Informasi Akuntansi (SIA), tujuan SIA dan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tinjauan kepustakaan dan tinjauan lapangan. Tinjauan kepustakaan merupakan suatu teknik dengan mengumpulkan, membaca dan mempelajari literatur
serta referensi yang relevan dengan permasalahan yang dikaji untuk
mendapatkan kejelasan konsep untuk penyusunan penelitian. Tinjauan lapangan merupakan teknik yang digunakan dengan metode survey. Data diperoleh langsung di lapangan melalui wawancara dan instrumen berupa kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada pengawas koperasi simpan pinjam.
Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengunakan analisis regresi linear berganda. Metode analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program
Statistical Package for the Social
Uji Kualitas Data
Sebelum kuesioner penelitian disebarkan ke responden/ objek penelitian, sebelumnya instrument pernyataan dalam kuesioner diuji terlebih dahulu validitas dan reabilitasnya, apakah data/ pernyataan instrument yang akan disebar sudah valid dan reliable atau belum dengan menggunakan uji validitas dan uji reabilitas.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif melihat gambaran secara umum dari data yang didapatkan. Analisis deskriptif
merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu
sampel.
Uji Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi, diperlukan pengujian asumsi sebagai persyaratan dalam analisis agar data-data dapat bermakna dan bermanfaat. Adapun uji asumsi klasik atas model regresi berganda adalah uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.
PEMBAHASAN
Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda menyatakan bahwa peran pengawas dalam hal ini fungsi pengawas dan kompetensi pengawas
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis di tolak. Peran pengawas memiliki pengaruh yang sangat kecil dalam menunjang efektivitas sistem informasi akuntansi, hal ini disebabkan karena pengawas koperasi tidak menjalankan fungsi pengawasannya dengan rutin, dan hanya mengawasi operasional tahunan koperasi.
1. Pengaruh Fungsi Pengawas
Terhadap Efektivitas Sistem
Informasi Akuntansi
Hasil pengujian terhadap
hipotesis H1 menunjukkan bahwa
pengawasan terhadap sistem informasi akuntansi agar sistem informasi yang dijalankan menjadi lebih efektif. Berdasarkan jawaban responden pada kuesioner yang berkaitan dengan fungsi pengawas, item pernyataan yang paling banyak memiliki skor terendah adalah item 2, 4, 5, 6, 7 dan 11.
Item pernyataan 2 berkaitan dengan evaluasi kecukupan pengendalian yang efektif dimana pengawas masih jarang mengevaluasi/ menilai kecukupan proses pengendalian dalam koperasi, padahal sebuah koperasi harus membangun pengendalian
yang efektif agar mendukung koperasi dalam mengelola risiko dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian koperasi diharapkan dapat memastikan informasi keuangan dan informasi operasional yang handal dan memiliki integritas, untuk menghasilkan informasi yang handal dan berintegritas tentunya dibutuhkan suatu sistem informasi yang efektif pula. Fungsi pengawas yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi dijelaskan pada item pernyataan nomor 4, 5, 6, 7 dan 11, kelima item pernyataan tersebut memiliki nilai terendah sehingga berdasarkan jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa pengawas belum begitu berperan aktif dalam melakukan pengawasan sistem informasi akuntansi.
2. Pengaruh Kompetensi Pengawas
Terhadap Efektivitas Sistem
Informasi Akuntansi
Hasil pengujian terhadap
hipotesis H2 menunjukkan bahwa
kompetensi pengawas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
efektivitas sistem informasi
akuntansi. Hasil uji t
menunjukkan adanya hubungan
positif dan pengaruh antara
kompetensi dan efektivitas sistem
informasi akuntansi. Jika
kompetensi seorang pengawas
meningkat maka akan memberikan
kontribusi sebesar 34,1% pada
efektivitas sistem informasi
akuntansi. Secara teoritis,
kompetensi merupakan faktor
penunjang efektivitas sistem
informasi akuntansi, namun akan
lebih menunjang apabila
kompetensi tersebut dimiliki oleh
pengguna akhir yang menjalankan
sistem dan pengawas yang akan
mengawasi sistem tersebut. Suatu
informasi yang berkualitas
dihasilkan dengan dukungan
pengguna yang kompeten terutama
dalam penerapan sistem informasi
Pengawas harus memiliki
kompetensi yang memadai dan
kemampuan untuk melakukan
review terhadap pelaksanaan
sistem informasi akuntansi. Seperti
pada variabel fungsi pengawas item
pernyataan 11, dapat dilihat bahwa
pengawas tidak menjalankan
fungsinya dalam melakukan review
pelaksanaan sistem informasi.
Kemampuan yang dimiliki
pengawas untuk melakukan review
sistem informasi masih kurang,
sehingga pengetahuan dan
keahlian dalam menggunakan
komputer masih kurang.
Berdasarkan masalah tersebut,
pengawas membutuhkan
pendidikan dan pelatihan
komputer/ sistem informasi
akuntansi untuk meningkatkan
kemampuan dalam melakukan
pengawasan secara efektif yang
memusatkan pada titik-titik
penyimpangan yang paling sering
terjadi dan menimbulkan akibat
yang fatal terutama pada sistem
informasi akuntansi.
3. Pengaruh Fungsi dan Kompetensi
Pengawas (Peran Pengawas)
Terhadap Efektivitas Sistem
Informasi Akuntansi
Hasil uji F ini berarti terdapat pengaruh yang tidak signifikan/ pengaruh yang sangat kecil antara
fungsi pengawas dan kompetensi pengawas terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Dengan demikian disimpulkan bahwa efektivitas sistem informasi dalam koperasi tidak dapat ditunjang hanya dengan melihat peran pengawas karena peran pengawas hanya berperan sebesar 10,3%, dimana pengawas lebih menekankan pengawasan pada hasil pengelolaan koperasi, kebijaksanaan dalam koperasi, memeriksa pengurus/ pelaksana dalam melakukan kebijakan, memeriksa aktiva perusahaan, dan menilai prestasi kerja pengurus.
dan program lainnya yang dirancang berdasarkan masalah, kebutuhan dan cost and benefit.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Hasil uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa fungsi pengawas berpengaruh sebesar 3,6% yang berarti memiliki pengaruh kecil terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi, dengan kata lain hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak.
2. Hasil uji parsial (uji t)
menunjukkan bahwa kompetensi
pengawas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap efektivitas
sistem informasi akuntansi sebesar
34,1%, dengan kata lain hipotesis
kedua dalam penelitian ini
diterima.
3. Hasil analisis regresi berganda
dengan uji F menunjukkan bahwa
fungsi pengawas dan kompetensi
pengawas (peran pengawas) secara
bersama-sama memiliki pengaruh
sebesar 10,3% dan nilai
signifikansi 0,084 yang berarti
fungsi pengawas dan kompetensi
pengawas (peran pengawas)
berpengaruh positif dan tidak
signifikan. Hipotesis ketiga dalam
penelitian ini ditolak.Saran
Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengawas diharapkan melakukan pengawasan secara rutin setiap bulan dan mampu mengevaluasi pelaksanaan sistem informasi akuntansi agar dapat meningkatkan keefektivitasannya dalam menghasilkan informasi yang berkualitas sehingga mempermudah manajemen dalam pengambilan keputusan untuk
tujuan koperasi kedepannya
2. Pengawas diharapkan mampu
meningkatkan kompetensi dan keahliannya dalam mengoperasikan komputer/sistem informasi akuntansi, seperti mengikuti kegiatan Diklat yang diselenggarakan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Efektivitas Sistem Informasi
Akuntansi dalam penelitian ini
hanya terdiri dari 2 variabel yaitu
Fungsi Pengawas dan Kompetensi
Pengawas (Peran Pengawas),
sedangkan masih banyak faktor
lain/ variabel lain diluar model
penelitian ini yang dapat diteliti
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim. 2001. “Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan)”. Jilid 1. Yogyakarta.
Agoes, Sukrisno. 2000. “Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) Oleh Kantor Akuntan Publik”. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2017. “Data Jumlah Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang”. BPS. http://kupangkota.bps.go.id
Bariyyah. 2007. “Pengaruh Auditor Internal Terhadap Efektivitas Manajemen Risiko Perusahaan”. Jurnal Penelitian. Jakarta. Universitas Islam Negeri Jakarta.
Baridwan, Zaki. 2002. “Sistem Informasi Akuntansi”. Edisi 2. Yogyakarta. BPFB-Yogya.
Boynton, W. C. Johnson. 2006.
“Modern Auditing”. Edisi 7. Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Ghazali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 3. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamid, Abdul. 2007. “Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Hall, James A. 2002. “Sistem
Informasi Akuntansi”. Buku 1. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
. 2007. “Information Technology Auditing and Assurance”. Buku 1. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Indriyantoro, Nur dan Sutomo, Bambang. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis
Krismiaji. 2002. “Sistem Informasi Akuntansi”. Yogyakarta. Unit Penerbit Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Jakarta.dan Percetakan AMP YKPN.
Mc. Leod, Jr. 2001. “Sistem Informasi Akuntansi”. Jilid Pertama dan Kedua. Jakarta. Prehalindo.
Mulyadi. 2005. “Sistem Informasi Akuntansi”. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Nurbaedah. 2006. “Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Perusahaan Perbankan)”. Jurnal Penelitian. Jakarta. Program Sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta.
Rachmi. 2016. “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Dinas Koperasi dan UKM”. Jurnal Penelitian. Jakarta. Program Sarjana Universitas Mercu Buana.
Santoso, Singgih. 2002. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametik”. Jakarta. PT. Elex Media Komputerindo.
Sawyer, B. Lawrence. 2005. “Internal Auditing”. Buku 1. Jakarta.
Sedarmayanti. 2009. “Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja”. Bandung. Penerbit Mandar Maju.
Siagian, Sondang P. 2014. “Filsafat Administrasi”. Edisi Revisi. Penerbit Bumi Aksara.
http:///www.ahmadsubagyo.co m
Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Bandung. Alfabeta.
. 2012. “Metode Penelitian Statistik”. Bandung. Alfabeta
Wahyono, Teguh. 2004. “Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi”. Edisi Pertama. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu.
Walkinson, Joseph W. 2009. “Sistem Akuntansi dan Informasi”. Edisi Revisi Kedua. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Windasari, Retno. 2015. “Pengaruh Audit Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Good Corporate Governance”.