• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik GB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teknik GB"

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

Kompetensi Keahlian : Halaman 1 Teknik Gambar Bangunan

(2)

Kompetensi Keahlian : Halaman 2 Teknik Gambar Bangunan

(3)

Kompetensi Keahlian : Halaman 3 Teknik Gambar Bangunan

LEMBAR VALIDASI KURIKULUM

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka Kabupaten majalengka Propinsi Jawa Barat, Bidang Studi Keahlian Teknik Gambar Bangunan telah dilakukan validasi oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri, Hasil validasi kurikulum tersebut dinyatakan sesuai dengan kebutuhan Kompetensi industri, dengan klasifikasi :

1. Standar kompetensi Kelas X, Dasar Keahlian Konstruksi dan Menggambar konstruksi bangunan dengan manual

2. Standar Kompetensi Kelas XI, Menggambar konstruksi bangunan dengan menggunakan program AUTOCAD

3. Standar Kompetensi Kelas XII, Menggambar konstruksi bangunan, interior dan eksterior dengan menggunakan program AUTOCAD dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Majalengka, 1 Juli 2010 CV. Pola Mustika Kencana ttd

Endang Rusmana , S.Pd Direktur

(4)

Kompetensi Keahlian : Halaman 4 Teknik Gambar Bangunan

KATA PENGANTAR

 

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, SMK Negeri 1 Majalengka Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat telah dapat mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan.

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan dengan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan melalui Permen Diknas No. 24 Tahun 2006.

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka telah mendapat persetujuan dari Komite Sekolah dan telah diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk dilaksanakan mulai Tahun Pelajaran 2011/2012.

Keluarga besar SMK Negeri 1 Majalengka menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Kurikulum ini.

(5)

Kompetensi Keahlian : Halaman 5 Teknik Gambar Bangunan

DAFTAR ISI

Uraian Halaman

LEMBAR PENETAPAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Landasan 2 1.2.1. Landasan Yuridis 2 1.2.2. Landasan Filosofis 3 1.2.3. Landasan Ekonomis 5

1.3. Tujuan Penyempurnaan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka

5

1.4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka

6

1.5. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka

7

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

2.1. Struktur dan Muatan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka 10 2.2. Mata Pelajaran 12 2.3. Muatan Lokal 17 2.4. Pengembangan Diri 18 2.5. Penjurusan 19 2.6. Beban Belajar 19

2.7. Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) 26

2.8. Penilaian Peserta Didik 30

2.8.1. Prinsip Penilaian 30

2.8.2. Teknik dan Instrumen Penilaian 30

2.8.3. Mekanisme dan Prosedur Penilaian 31

2.8.4. Penilaian oleh Pendidik 33

2.8.5. Penilaian oleh SMK Negeri 1 Majalengka 34

2.8.6. Penilaian oleh Pemerintah 35

2.9. Kenaikan Kelas 36

(6)

Kompetensi Keahlian : Halaman 6 Teknik Gambar Bangunan

2.11. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) 39

2.12. Pendidikan Kecakapan Hidup 41

2.13. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global 41

2.14. Kalender Pendidikan 42

BAB III ISI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

3.1. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan 48

3.2. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Majalengka 48

3.2.1. Visi 48

3.2.2. Misi 48

3.3. Tujuan SMK Negeri 1 Majalengka 49

3.4. Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan 50 3.5. Standar Kompetensi Lulusan SMK Negeri 1 Majalengka 50 3.6. Standar Kompetensi lulusan Kelompok Mata Pelajaran 52

3.6.1. SKL-KMP Agama dan Akhlak Mulia 52

3.6.2. SKL-KMP Kewarganegaraan dan Kepribadian 52 3.6.3. SKL-KMP Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 53

3.6.4. SKL-KMP Estetika 54

3.6.5. SKL-KMP Jasmani, Olah raga dan Kesehatan 54 3.7. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran 54

3.7.1. SKL-MP Pendidikan Agama Islam 54

3.7.2. SKL-MP Pendidikan Kewarganegaraan 54

3.7.3. SKL-MP Bahasa Indonesia 55

3.7.4. SKL-MP Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 56 3.7.5. SKL-MP Seni Budaya 57 3.7.6. SKL-MP Bahasa Inggris 57 3.7.7. SKL-MP Matematika 59 3.7.8. SKL-MP Fisika 60 3.7.9. SKL-MP Kimia 61 3.7.10. SKL-MP Biologi 62

3.7.11. SKL-MP Ilmu Pengetahun Sosial 62

3.7.12. SKL-MP Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi

63

3.7.13. SKL-MP Kewirausahaan 63

3.7.14. SKL Kompetensi Kejuruan 63

3.7.15. SKL Bahasa Sunda 64

3.7.16. SKL Pendidikan Lingkungan Hidup 64

3.7.17. SKL Bahasa Jepang 65

(7)

Kompetensi Keahlian : Halaman 7 Teknik Gambar Bangunan

3.8. Standar Kompetensi Mata Pelajaran 66

3.8.1. SK-KD Pendidikan Agama Islam, 66

3.8.2. SK-KD Kewarganegaraan 75

3.8.3. SK-KD Bahasa Indonesia 81

3.8.4. SK-KD Pendidikan Jasmani dan Olah Raga 86

3.8.5. SK-KD Seni dan Budaya 109

3.8.6. SK-KD Bahasa Inggris 112

3.8.7. SK-KD Matematika 118

3.8.8. SK-KD Fisika 126

3.8.9. SK-KD Kimia 136

3.8.10. SK-KD Biologi 143

3.8.11. SK-KD Ilmu Pengetahuan Sosial 152

3.8.12. SK-KD Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi

158

3.8.13. SK-KD Kewirausahaan 162

3.8.14. SK-KD Bahasa Sunda 167

3.8.15. SK-KD Pendidikan Lingkungan Hidup 168

3.8.16. SK-KD Bahasa Jepang 170

3.8.17. SK-KD Ilmu Ukur Tanah 174

3.8.18 SK-KD Kompetensi Kejuruan 179

BAB IV PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN 218

4.1. Pengertian Silabus 218

4.2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus 218

4.3. Unit Waktu 219

4.4. Pengembangan Silabus 219

4.5. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus 219

4.6. Komponen Silabus 222

LAMPIRAN SILABUS :

1. Silabus Program Normatif ; 2. Silabus Program Adaptif 3. Silabus Program Produktif 4. Silabus Muatan Lokal

(8)

Kompetensi Keahlian : Halaman 8 Teknik Gambar Bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Berdasarkan acuan tersebut, maka SMK Negeri 1 Majalengka menyusun dan mengembangkan kurikulum yang selanjutnya disebut Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka. Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka disusun oleh Tim Pengembang kurikulum yang diketuai langsung oleh Kepala Sekolah. Dokumen kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka disusun berdasrkan sistematika dalam petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMK.

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan kepada peserta didik :

(9)

Kompetensi Keahlian : Halaman 9 Teknik Gambar Bangunan

a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b) belajar untuk memahami dan menghayati;

c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan;

belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

1.2.Landasan

1.2.1. Landasan Yuridis

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2). b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

d. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tetang Standar Isi

Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

e. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. Standar Kompetensi Lulusan terdiri dari

(10)

Kompetensi Keahlian : Halaman 10 Teknik Gambar Bangunan

SKL satuan pendidikan (SMK), SKL Kelompok mata pelajaran yang mencakup; Agama dan akhlak mulia, Kewarganegaraan dan kepribadian, Ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika dan jasmani dan kesehatan, serta SKL mata pelajaran.

f. Surat Keputusan Dirjen Mandikdasmen Nomor 251/C/Kep/MN/2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang Spektrum Kompetensi Keahlian Pada SMK

g. Surat edaran Dirjen Mandikdasmen Nomor 3444/C.C5/PR/2009 tanggal 31 Juli 2009 tentang penerapan SKKD dan Rincian Materi Pembelajaran Adaptif SMK.

h. Keptusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan

i. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 323/U/1997 tentang : Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan. j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2009 Tentang :

Standar Kompetensi Kejuruan .

1.2.2. Landasan Filosofis

Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal mendasar sebagai berikut.

1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.

2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah.

(11)

Kompetensi Keahlian : Halaman 11 Teknik Gambar Bangunan

Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari.

Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan perkembangan psikologis peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat.

a. Perkembangan Psikologis Peserta Didik

Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologis sesuai dengan pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya yaitu latar belakang pendidikan, ekonomi keluarga, dan lingkungan pergaulan, yang mengakibatkan perbedaan dalam dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri. Pondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.

b. Kondisi Sosial Budaya

Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal), yang diserap dari masyarakat (nonformal), maupun yang diperoleh dari sekolah (formal) akan menyatu dalam diri peserta didik, menjadi satu kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif.

Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan kejuruan mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan antar sistem pendidikan dengan sistem-sistem yang lain (ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial-budaya, Kurikulum SMK dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.

(12)

Kompetensi Keahlian : Halaman 12 Teknik Gambar Bangunan

Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai, dan opini sosiologis masyarakat, kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah, maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, berbagai jenis program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan semestinya dapat diterima dan diapresiasi secara positif oleh berbagai kelompok masyarakat Indonesia.

1.2.3. Landasan Ekonomis

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian, pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata sebagai faktor produksi karena pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warganegara yang produktif.

Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi SDM (human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.

1.3.Tujuan Penyempurnaan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka

Kurikulum sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan dan proses pembelajaran harus selalu dikembangkan. Tujuan Pengembangan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka ini untuk menyesuaikan isi/muatan kurikulum terhadap tuntutan peraturan perundangan dan perkembangan sains dan teknologi.serta tuntutan steake holder.

Pengembangan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka merujuk kepada visi, misi, dan tujuan pendidikan menengah kejuruan. Pengembangan kurikulum meliputi pengembangan struktur, muatan kurikulum, kalender pendidikan, dan silabus pembelajaran serta pengembangan standar kompetenssi lulusan dan penilaian.

(13)

Kompetensi Keahlian : Halaman 13 Teknik Gambar Bangunan

1.4.Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite/yayasan sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan Kabupaten Majalengka untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Penyusunan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi Jawa Barat, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan berdasarkan prinsip - prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan di Kabupaten Majalengka. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan Terpadu

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah di sekitar Kabupaten Majelengka, jenjang dan jenis pendidikan sekolah menengah kejuruan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

(14)

Kompetensi Keahlian : Halaman 14 Teknik Gambar Bangunan

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

1.5.Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka disusun untuk memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

(15)

Kompetensi Keahlian : Halaman 15 Teknik Gambar Bangunan

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Agama

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan

(16)

Kompetensi Keahlian : Halaman 16 Teknik Gambar Bangunan

umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. 11. Kesetaraan Jender

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

12. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

(17)

Kompetensi Keahlian : Halaman 17 Teknik Gambar Bangunan

BAB II

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

2.1. Struktur dan Muatan Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka

Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

a.Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b.Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c.Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi d.Kelompok mata pelajaran estetika

e.Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelima kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.

Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka disusun dengan memperhatikan kelompok mata pelajaran tersebut dan cakupan sebagaimana tertuang pada tabel 1 berikut:

TABEL 1. : Kelompok Mata Pelajaran No Kelompok Mata

Pelajaran

Cakupan Mata Pelajaran/

Komponen Terkait 1. Agama dan

Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Penjaskes, Seni Budaya, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, IPS, Kewirausahaan, KKPI, Kompetensi Kejuruan, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri.

(18)

Kompetensi Keahlian : Halaman 18 Teknik Gambar Bangunan

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan Mata Pelajaran/ Komponen Terkait 2. Kewarganega-raan dan Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Penjaskes, Seni Budaya, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, IPS, Kewirausahaan, KKPI, Kompetensi Kejuruan, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, IPS, Kejuruan, KKPI, dan Muatan Lokal.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan

sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan

mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, KKPI, Kejuruan dan Muatan Lokal.

5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang

Penjaskes, Fisika, Kimia, Biologi, dan Muatan Lokal.

(19)

Kompetensi Keahlian : Halaman 19 Teknik Gambar Bangunan

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan Mata Pelajaran/ Komponen Terkait bersifat individual ataupun yang bersifat

kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

2.2 Mata Pelajaran

Isi Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum

Merujuk pada penjelasan Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan menengah kejuruan utamanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja pada bidang tertentu.

Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta dapat mengembangkan keahlian dan keterampilan, peserta didik harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri, maka struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini SMK Negeri 1 Majalengka diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri.

Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37, kurikulum sekolah wajib memuat:

a. Pendidikan Agama;

b. Pendidikan kewarganegaraan; c. Bahasa;

d. Matematika; e. IPA;

f. Ilmu Pengetahuan Sosial; g. Seni dan budaya;

h. Pendidikan jasmasi dan olah raga; i. Keterampilan/kejuruan, dan

(20)

Kompetensi Keahlian : Halaman 20 Teknik Gambar Bangunan

j. Muatan lokal.

Menurut Permendiknas Nomor 20 Tahun 2006 tentang standar isi, Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun, mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Mata pelajaran beserta alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK tercantum pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. : Struktur Kurikulum SMK

Komponen Durasi Waktu (Jam)

A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 192 2. Pendidikan Kewarganegaraan 192 3. Bahasa Indonesia 192 4. Bahasa Inggris 440 a) 5. Matematika

5.1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan

330 a) 5.2 Matematika Kelompok Sosial,

Administrasi Perkantoran, dan

Akuntansi 403

a) 5.3 Matematika Kelompok Teknologi,

Kesehatan, dan Pertanian 516

a) 6. Ilmu Pengetahuan Alam

6.1 IPA 192 a)

6.2 Fisika

6.2.1 Fisika Kelompok Pertanian 6.2.2 Fisika Kelompok Teknologi

192 a) 276 a) 6.3 Kimia

6.3.1 Kimia Kelompok Pertanian 6.3.2 Kimia Kelompok Teknologi dan

Kesehatan

192 a) 192 a) 6.4 Biologi

6.4.1 Biologi Kelompok Pertanian 6.4.2 Biologi Kelompok Kesehatan

192 a) 192 a)

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)

8. Seni Budaya 128 a)

9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan 192

10. Kejuruan

10.1 Keterampilan Komputer dan

Pengelolaan Informasi 202

10.2 Kewirausahaan 192

10.3 Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140

10.4 Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)

B. Muatan Lokal 192

(21)

Kompetensi Keahlian : Halaman 21 Teknik Gambar Bangunan

Keterangan notasi :

a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap Kompetensi Keahlian. Kompetensi Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.

b) Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap Kompetensi Keahlian.

c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.

d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu).

Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran tatap muka, dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran praktik di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

Implikasi dari struktur kurikulum diatas dijelaskan sebagai berikut:

a. Di dalam penyusunan struktur kurikulum SMK, mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok program normatif, adaptif, dan program produktif.

Kelompok program normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara

tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya.

Kelompok program adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris,

Matematika, IPA ( Fisika, Kimia, Biologi ), IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok program produktif terdiri

atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok program adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu.

b. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian untuk memenuhi standar kompetensi di dunia kerja.

(22)

Kompetensi Keahlian : Halaman 22 Teknik Gambar Bangunan

c. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.

d. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda. e. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.

f. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.

g. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran.

Berdasarkan struktur kurikulum dan implikasinya, maka struktur kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka untuk Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan disusun seperti pada tabel 3 berikut :

Tabel 3. : Struktur Kurikulum Teknik Gambar Bangunan

NO Komponen Durasi Waktu (Jam) A. Mata Pelajaran 1. Normatif 1.1 Pendidikan Agama 192 1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 192 1.3 Bahasa Indonesia 192

1.4 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan 192 1.5 Seni Budaya 128 2. Adaptif 2.1 Bahasa Inggris 440 2.2 Matematika 516 2.3 Fisika 276 2.4 Kimia 192 2.5 Biologi 192

2.6 Ilmu Pengetahuan Sosial 128

2.7 KKPI 202

2.8 Kewirausahaan 192

3. Produktif

3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan

1. Menerapkan dasar-dasar gambar teknik 2. Menerapkan ilmu statika dan tegangan 3. Mengidentifikasi ilmu bangunan gedung 4. Memahami bahan bangunan

5. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 140 36 36 36 16 16

(23)

Kompetensi Keahlian : Halaman 23 Teknik Gambar Bangunan

NO Komponen

Durasi Waktu (Jam) 3.2 Kompetensi Kejuruan

1. Mengatur tata letak gambar manual 2. Menggambar dengan perangkat lunak 3. Membuat gambar rencana kolom beton

bertulang

4. Membuat gambar rencana balok beton bertulang

5. Menggambar konstruksi lantai dan dinding bangunan

6. Menggambar rencana dinding penahan 7. Menggambar konstruksi kusen, pintu dan

jendela

8. Menggambar rencana plat lantai 9. Menggambar konstruksi tangga 10. Menggambar konstruksi langit-langit 11. Menggambar konstruksi atap

12. Menggambar utilitas gedung

13. Menggambar lay out dekorasi interior dan eksterior

14. Menggambar dekorasi interior rumah tinggal, perkantoran dan ruang publik 15. Menerapkan desain interior bangunan 16. Menentukan unsur penunjang desain

interior dan eksterior bangunan

17. Menerapkan desain eksterior bangunan 18. Menerapkan material finishing bangunan 19. Merancang partisi ruang

1044 28 64 64 64 64 32 96 32 32 112 82 64 64 64 56 24 24 24 24 B. Muatan Lokal a. Bahasa Sunda b. Bahasa Jepang

c. Pendidikan Lingkungan Hidup d. Ilmu Ukur Tanah

192 64 32 64 32 C. Pengembangan Diri a. Pengembangan Karier b. Pengembangan Kreativitas (192) Jumlah 4602 Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang dikelompokkan

dalam Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan Kompetensi Kejuruan (KK), dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) melalui proses analisis.

Jika standar kompetensi mata pelajaran kelompok DKK tidak dijumpai pada SKK, maka Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dapat dirumuskan melalui analisis kompetensi kejuruan melalui langkah-langkah :

(24)

Kompetensi Keahlian : Halaman 24 Teknik Gambar Bangunan

a. Mendata standar kompetensi yang terdapat pada SKK;

b. Mengidentifikasi kompetensi yang sifatnya mendasar dan melandasi prinsip-prinsip keilmuan, dan kompetensi yang menjadi prasyarat untuk kompetensi kejuruan; c. Mengidentifikasi materi-materi pendukung pada indikator kompetensi kejuruan.

Selanjutnya kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam DKK dan KK dikelompokkan dalam standar kompetensi baru yang menjadi nama mata pelajaran sesuai dengan Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2009.

2.3 Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan mata pelajaran yang kompetensinya tidak dapat diwadahi pada mata pelajaran yang telah ada, karena itu SMK Negeri 1 Majalengka mengembangkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator dari mata pelajaran muatan lokal.

SMK Negeri 1 Majalengka dan komite sekolah mengembangkan mata pelajaran muatan lokal. Pengembangan muatan lokal meliputi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta arah pengembangan mata pelajaran muatan lokal.

Mata Pelajaran muatan lokal merupakan muatan kurikulum untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas keadaan daerah dan kebutuhan daerah, termasuk keunggulan daerah.

Mata pelajaran muatan lokal dalam kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka meliputi mata pelajaran Bahasa Sunda, Bahasa Jepang, Pendidikan Lingkungan Hidup. dan mata pelajaran yang memperkuat kompetensi kejuruan, yakni Ilmu Ukur Tanah.

Adapun Alasan dipilihnya mata pelajaran Bahasa Sunda sebagai muatan lokal karena SMK Negeri 1 Majalengka berada di wilayah provinsi Jawa Barat yang mayoritas menggunakan bahasa daerahnya adalah bahasa Sunda, sedangkan pilihan bahasa Jepang sebagai mata pelajaran muatan lokal dengan alasan untuk memenuhi obsesi sebagian masyarakat Majalengka yang sebagian besar agar anaknya bisa bekerja di Jepang. Pendidikan lingkungan hidup, dimaksudkan agar peserta didik di SMK Negeri 1 Majalengka mendapatkan pengetahuan tentang perlunya lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman, khususnya bisa menjadikan SMK Negeri 1 Majalengka menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan hijau, bersih dan sehat dan umumnya dapat diterapkan pada lingkungan tempat tinggalnya.

(25)

Kompetensi Keahlian : Halaman 25 Teknik Gambar Bangunan

2.4 Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri SMK Negeri 1 Majalengka dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

Pengembangan diri pada SMK Negeri 1 Majalengka ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.

a. Pengembangan kreativitas

Pengembangan kreativitas meliputi kegiatan ekstrakurikuler Paskibra, Pramuka, PMR, PKS, English Club, Karya Ilmiah Remaja, Pentas seni.

b. Pengembangan karir.

Pengembangan karir dilakukan melalui pemberian informasi lapangan kerja dan bimbingan tata cara mancari pekerjaan, bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian.

SMK Negeri 1 Majalengka juga melaksanakan pengembangan diri secara tidak terprogram, yaitu :

1. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.

2. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).

3.Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian

rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

(26)

Kompetensi Keahlian : Halaman 26 Teknik Gambar Bangunan

2.5 Penjurusan

Penjurusan atau pemilihan kompetensi keahlian oleh peserta didik SMK Negeri 1 Majalengka dilakukan pada saat pendaftaran penerimaan peserta didik baru. Pada saat pendaftaran calon Peserta didik baru sudang menentukan pilihan kompetensi keahlian yang diminatinya, dan setelah dinyatakan diterima di kelas X peserta didik baru sudah ditetapkan kompetensi keahliannya.

Penjurusan ini berpedoman pada spektrum kompetensi kejuruan berdasarkan Surat Keputusan Dirje Mandikdasmen Depdiknas dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2009 tentang kompetensi kejuraan pada SMK.

Untuk Bidang Studi / Program Studi Teknik Bangunan meliputi, sebagai berikut : Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan rekayasa:

Program Studi Keahlian : Teknik Bangunan

Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan

2.6 Beban Belajar

a. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan peserta didik dalam mengikuti kompetensi pembelajaran melalui sistem tatap muka ( TM), praktik di sekolah ( PS) dan praktik di industri ( PI ), penugasan terstruktur ( PT ) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur ( KMTT ) untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik, didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian kompetensi pada kegiatan tatap muka, termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan. Sedangkan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian kompetensi yang waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik

SMKN 1 Majalengka menggunakan pengaturan beban belajar dalam sistem paket. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum di atas.

Beban belajar SMKN 1 Majalengka meliputi kegiatan pembelajaran teori, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri yang ekuivalen dengan 40 jam pelajaran per minggu.

(27)

Kompetensi Keahlian : Halaman 27 Teknik Gambar Bangunan

Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket di SMKN 1 Majalengka adalah maksimum 60 % dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Lebih Rinci pengaturan belajar beban belajar di SMKN 1 Majalengka, adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda. 2. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.

3. Satu jam pelajaran terdiri dari 45 menit tatap muka, 20 menit tugas terstruktur dan 7 menit kegiatan mandiri tidak terstruktur.

4. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 sd. 46 jam pelajaran perminggu.

5. Beban belajar per minggu adalah (36 sd. 40) jam tatap muka, dengan perincian sibagai berikut :

ƒ Jumlah jam perminggu tatap muka teori adalah 28 jam, dan ƒ Jumlah jam perminggu pelajaran praktik adalah 18 jam

6. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

7. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 36 - 38 minggu.

8. Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif dilakukan melalui langkah-langkah berikut :

a. Penentuan alokasi waktu mata pelajaran didasarkan hasil analisis kebutuhan waktu pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM) / teori, praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI). Kolom jam untuk praktik di sekolah (PS) atau praktik di industri (PI) tidak harus selalu terisi jam, tergantung pada tuntutan waktu kebutuhan penugasan kompetensi.

b. Mengkonversi jam estimasi untuk TM, PS dan PI dengan ketentuan konversi 1 - 2 – 4.

(28)

Kompetensi Keahlian : Halaman 28 Teknik Gambar Bangunan

c. Menghitung jumlah total jam terstruktur berdasarkan rumus :

Misalnya satu Kompetensi Dasar membutuhkan jam belajar sbb : • tatap muka (TM) = 6 jam

• praktik di sekolah (PS) = 8 jam • praktik di industri (PS) = 20 jam Maka :

• Jumlah jam terstruktur : 6 + 8 + 20 = 15 jam 1 2 4

• Jumlah jam belajar di sekolah : 6 + 8 = 14 jam

• Jumlah jam di industri (dalam bentuk prakerin) = 20 jam

• Total jam belajar di sekolah dan industri (jam terjadwal) adalah : 6 + 8 + 20 = 34

9. Jumlah jam untuk praktik di industri (Prakerin) tergantung pada ketentuan yang dipersyaratkan industri dan seberapa erat hubungan sekolah dengan industri. Untuk menentukan jam Prakerin dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:

a. Menjumlahkan estimasi jam real untuk praktik di industri bagi setiap kompetensi yang tertuang dalam silabus,

b. Menghitung total jam praktik di industri untuk seluruh kompetensi sehingga diperoleh jumlah/angka tertentu, misalnya 800 jam.

c. Menghitung total kebutuhan waktu Prakerin (dalam bulan) sbb : Total jam PI X Bulan = ………. bulan

200 Ej TM 1 Keterangan : Ej TM = Estimasi jam TM Ej PS = Estimasi jam PS Ej PI = Estimasi jam PI Ej PS 2 Ej PI 4 + +

(29)

Kompetensi Keahlian : Halaman 29 Teknik Gambar Bangunan

800 jam X bulan = 4 bulan 200

d. Menghitung jumlah kebutuhan jam terstruktur untuk praktik di industri sbb : Total jam PI X jam = ………. jam

4

800 X jam = 200 jam 4

Jumlah jam 200 akan diambil dari jumlah jam terstruktur mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044).

10 . Alokasi Jam Mata Pelajaran Program Produktif

Program Produktif terdiri dari beberapa mata pelajaran yang dikelompokkan ke dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan Kompetensi Kejuruan (KK), dengan alokasi jam 140 jam untuk DKK dan 1044 jam untuk KK. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mendistribusikan jam DKK dan KK dengan menggunakan tabel 4 berikut

Tabel 4. : Format Distribusi Jam Kompetensi Kejuruan

No Mata Pe-l j Standar Kompe-t i ∑ jam / per-t

per-temu- Total Jam

Alokasi Waktu Jam Ter-t kTer-t

TM PS PI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penjelasan Tabel tabel di atas : Kolom 1 : Diisi dengan nomor urut

Kolom 2 : Diisi dengan nama mata pelajaran (hasil analisis pengelompokan kompetensi yang ditetapkan oleh Direktorat PSMK)

Keterangan :

Nilai 200 diperoleh dari 4 x 50 (angka 4 adalah jumlah minggu/bulan; angka 50 adalah jumlah jam kerja/minggu @ 45 menit)

(30)

Kompetensi Keahlian : Halaman 30 Teknik Gambar Bangunan

Kolom 3 : Diisi dengan sejumlah stándar kompetensi mata pelajaran dimaksud (kolom 2)

Kolom 4 : Diisi dengan jumlah kebutuhan jam per pertemuan (berdasarkan empirik dan hasil analisis silabus).

Kolom 5 : Diisi dengan prediksi jumlah / frekuensi pertemuan Kolom 6 : Diisi dengan hasil perkalian kolom 4 dan 5

Kolom 7 dan 8 : Diisi dengan alokasi jam untuk TM, PS yang merupakan distribusi dari Total jam (kolom 6)

Kolom 9 : Diisi dengan estimasi jam untuk PI

Kolom 10 : Diisi dengan hasil perhitungan jam TM, PS, PI dengan perbandingan 1:2:4 Selanjutnya kolom 4 dan 5 dari tabel 3 diatas digunakan untuk menyusun jadwal pelajaran. Penyusunan jadwal kompetensi per mata pelajaran harus memperhatikan urutan kompetensi yang tertera pada diagram pencapaian kompetensi. Pelaksanaan sistem blok juga tetap dapat dilakukan karena total jam TM dan PS sudah diperoleh, tinggal membagi dengan blok waktu yang diinginkan.

Sedangkan kolom 10 merupakan alokasi jam yang akan tertera pada struktur kurikulum.

b. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan Pembelajaran di SMKN 1 Majalengka menggunakan Kurikulum SMKN 1 Majalengka tahun 2008 untuk kelas XI dan kelas XII. Sedangkan kelas X menggunakan kurikulum SMK Negeri 1 Majalengka tahun 2010. Adapun materi pembelajaran dan durasi waktu selama 3 tahun sebagai berikut :

1. Mata pelajaran normatif diberikan selama 3 tahun ( 104 minggu ) dengan total waktu 896 JP, sehingga bobot mata pelajaran normatif sebanyak ( 986 JP : 104 minggu ) = 9, 39 JP ≈ 10 JP tiap minggu. Jadi bobot setiap mata pelajaran normatif adalah 2 JP tiap minggu.

2. Mata pelajaran adaptif diberikan selama 3 tahun ( 104 minggu ) dengan total waktu 2138 JP, sehingga bobot mata pelajaran adaptip sebanyak ( 2138 JP : 104 minggu ) = 20, 36 JP ≈ 20 JP tiap minggu. Jadi bobot setiap mata pelajaran adaptif adalah 2 JP tiap minggu. Namun sehubungan dengan SMKN 1 Majalengka menjadi SMK RSBI sehingga terjadi penambahan jam pelajaran, yaitu : Matematika menjadi 6 JP, Bahasa Inggris menjadi 4 JP dan Biologi, Fisika, Kimia masing-masing 2 JP.

(31)

Kompetensi Keahlian : Halaman 31 Teknik Gambar Bangunan

3. Mata Pelajaran Produktif kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan dengan rincian sebagai berikut :

Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) terdiri dari 5 Standar Kompetensi yang dijabarkan menjadi 31 Kompetensi Dasar. Sedangkan Kompetensi Kejuruan (KK) terdiri dari 19 Standar Kompetensi yang dijabarkan menjadi 103 Kompetensi Dasar.

Total waktu untuk DKK sebanyak 140 JP dan total waktu Kompetensi Kejuruan 1044 JP. Jadi Mata pelajaran Produktif di Teknik Gambar Bangunan diberikan selama 3 tahun ( 104 minggu ) dengan total waktu 1184 JP, sehingga bobot mata pelajaran Produktif sebanyak ( 1184 JP : 104 minggu ) = 11, 38 JP ≈

12 JP tiap minggu. Sedangkan untuk mengantisipasi pada Ujian Nasional Teori Kejuruan diadakan penambahan Jam untuk teori produktif 4 Jam Pelajaran. Sehingga total rata-rata bobot semua mata pelajaran adalah 42 JP tiap minggu. Sedangkan Pengembangan diri dilaksanakan di tingkat I dengan jadwal khusus di hari Jum’at, jam 13.00 – 16.30.

Pelaksanaan Proses Kegiatan Pembelajaran dalam satu minggu selama maksimal 42 jam pelajaran dengan pembagian Senin s/d Kamis dan Sabtu maksimum 10 JP untuk teori dan praktek maksimum 12 JP perhari, Jum’at maksimum 4 JP dan maksimum 12 Praktek serta kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari Jum’at siang.Waktu pembelajaran dimulai pada pukul 07.00 s/d 13.45 untuk teori dan praktek 07.30 s/d 16.00. Dengan dua kali istirahat pada pukul 10.00 selama 15 menit dan istirahat kedua pukul 11.45 s/d 12.15 untuk melaksanakan sholat dzuhur secara berjamaah.

Perhatikan distribusi waktu untuk teori dan praktek :

T P T P T P T P 1 07.00 ‐ 07.45 2 07.45 ‐ 08.30 3 08.30 ‐ 09.15 4 09.15 ‐ 10.00 10.00 ‐ 10.15 5 10.15 ‐ 11.00 6 11.00 ‐ 11.45 11.45 ‐ 12.15 7 12.15 ‐ 13.00 8 13.00 ‐ 13.45 9 13.45 ‐ 14.30 10 14.30 ‐ 15.15 11 15.15 ‐ 16.00 12 16.00 ‐ 16.45 WAKTU Ja m Ke ISTIRAHAT ISTIRAHAT

Selasa Rabu Kamis Sabtu

T P T P 0 0 7 .0 0 ‐ 0 7 .4 5 1 0 7 .4 5 ‐ 0 8 .3 0 2 0 8 .3 0 ‐ 0 9 .1 5 3 0 9 .1 5 ‐ 1 0 .0 0 4 1 0 .0 0 ‐ 1 0 .4 5 1 0 .4 5 ‐ 1 1 .0 0 5 1 1 .0 0 ‐ 1 1 .4 5 6 1 1 .4 5 ‐ 1 2 .3 0 1 2 .3 0 ‐ 1 3 .0 0 7 1 3 .0 0 ‐ 1 3 .4 5 8 1 3 .4 5 ‐ 1 4 .3 0 9 1 4 .3 0 ‐ 1 5 .1 5 1 0 1 5 .1 5 ‐ 1 6 .0 0 1 1 1 6 .0 0 ‐ 1 6 .4 5 1 2 1 6 .4 5 ‐ 1 7 .3 0 J a m K e S e n i n Ju m 'a t IS TIR A H A T IS TIR A H A T TUB O P S IH W A K TU

(32)

Kompetensi Keahlian : Halaman 32 Teknik Gambar Bangunan

Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan.

Kegiatan Pengembangan diri dilaksanakan di tingkat I dengan jadwal khusus di hari Jum’at, jam 13.00 – 16.30.

Kegiatan Pembelajaran di Industri ( Prakerin ) dilaksanakan pada semester 4 ( kelas XI ) selama 2,5 bulan dengan sistem dua paroh, yaitu setengah jumlah kelas tingkat II dilaksanakan 3 bulan pertama dan setengahnya lagi dilaksanakan 3 bulan berikutnya.

(33)

Kompetensi Keahlian : Halaman 33 Teknik Gambar Bangunan

DURASI WAKTU  ( 3 THN ) ( JP ) 1 2 3 5 6 NORMATIF 1 Pendidikan Agama 192 2 2 2 2 2 2 2 Pendidikan Kewarganegaraan 192 2 2 2 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 192 2 2 2 2 2 2

4 Penjas, Olahraga & Kesehatan 192 2 2 2 2 2 2

5 Seni Budaya 128 2 2 2 2 ADAPTIF 6 Bahasa Inggris 440 4 4 4 4 6 6 7 Matematika 516 4 4 6 6 6 6 8 Fisika 276 2 2 2 2 4 4 9 Kimia 192 2 2 2 2 2 2 10 Biologi 192 2 2 2 2 2 2 11 IPS 128 2 2 2 2 12 KKPI 202 2 2 2 2 2 2 13 Kewirausahaan 192 2 2 2 2 2 2 PRODUKTIF 14 Dasar Kejuruan 140 2 2 15 Kompetensi Kejuruan 1044 6 6 6 6 6 6 MUATAN LOKAL 16 Bahasa Sunda 64 2 2

17 Pendidikan Lingkungan Hidup 64 2 2

18 Bahasa Jepang 32 2

19 Ilmu Ukur Tanah 32 2

PENGEMBANGAN DIRI 192

40 40 40 40 50 40 40

JUMLAH JAM PEMBELAJARAN PER MINGGU

STRUKTUR KURIKULUM DAN JAM PEMBELAJARAN 

TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

NO MATA PELAJARAN SEMESTER

4 SMK NEGERI 1 MAJALENGKA PRA K TE K   KE RJ A   IN D U ST R I   (P R A KERI N )

2.7 Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal ( KKM )

KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator kompetensi normatif dan adaptif adalah 75%.

(34)

Kompetensi Keahlian : Halaman 34 Teknik Gambar Bangunan

a. KKM Kompetensi Normatif dan Adaptif

KKM kompetensi normatif dan adaptif ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut :

1) Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik • Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3 • Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2 • Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1 2) Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi

• Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3 • Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2 • Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1

3) Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan) • Dukungan tinggi, diberi skor 3

• Dukungan sedang, diberi skor 2 • Dukungan rendah, diberi skor 1 b. KKM Program Produktif

KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator pada KD program produktif pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang mencapai kompetensi minimal diberi skor 75. Penentuan nilai ketuntasan belajar program produktif dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1) Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar kompetensi mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.

2) Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator yang dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan kemampuan minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika memenuhi persyaratan minimal berikut :

(35)

Kompetensi Keahlian : Halaman 35 Teknik Gambar Bangunan

- Keterampilan dan sikap : sesuai dengan indikator yang dijabarkan menjadi aspek penilaian pada lembar observasi.

3) Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan menggabungkannya sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.

Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 75. Gradasi nilai hanya diberikan kepada peserta didik yang telah dinyatakan kompeten, yang berarti nilai 75 telah dimiliki peserta didik. Jika peserta didik memiliki performansi/unjuk kerja melebihi standar minimal yang ditetapkan dalam aspek penilaian seperti : Lebih cepat, lebih presisi, lebih indah, lebih kreatif, lebih bersih, dan lebih teliti, maka peserta didik dapat memperoleh nilai lebih dari 75.

Ketuntasan belajar kompetensi keahlian ditetapkan mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja. Berikut adalah tabel Nilai Batas KKM tiap mata pelajaran tahun pelajaran 2010/2011 :

Tabel 5. : Nilai Batas KKM Tiap Mata Pelajaran

NO MATA PELAJARAN KKM RINCIAN SEMESTER Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 NORMATIF PRAKTEK KERJA INDUST R I (PRAKERIN) 1 Pendidikan Agama 75 75 75 75 75 75 75 2 Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 75 75 75 75 75 3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75 75

4 Penjas, Olahraga &

Kesehatan 75 75 75 75 75 75 75 5 Seni Budaya 75 75 75 75 75 ADAPTIF 6 Bahasa Inggris 75 75 75 75 75 75 75 7 Matematika 75 75 75 75 75 75 75 8 IPA 75 75 75 75 75 75 75 9 Fisika 75 75 75 75 75 75 75 10 Kimia 75 75 75 75 75 75 75 11 IPS 75 75 75 75 75 12 KKPI 75 75 75 75 75 75 75 13 Kewirausahaan 75 75 75 75 75 75 75

(36)

Kompetensi Keahlian : Halaman 36 Teknik Gambar Bangunan

NO MATA PELAJARAN KKM RINCIAN SEMESTER Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 PRODUKTIF 14 Dasar Kejuruan 75 75 75 15 Kompetensi Kejuruan 75 75 75 75 75 75 75 MUATAN LOKAL 16 Bahasa Sunda 75 75 75 17 PLH 75 75 75 18 Bahasa Jepang 75 75

19 Ilmu Ukur Tanah 75

c. KKM Kelompok Mata Pelajaran

Keriteria ketuntasan minimal kelompok mata pelajaran, ditentukan berdasarkan perhitungan rata-rata kelopok mata pelajaran. Berikut adalah tabel 6 Nilai Batas KKM Kelompok pelajaran tahun pelajaran 2011/2012 :

Tabel 6. : Nilai Batas KKM Kelompok Mata Pelajaran

No Kelompok Mata Pelajaran Mata Pelajaran Terkait KKM 1. Agama dan Akhlak

Mulia Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Penjaskes, Seni Budaya, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, IPS, Kewirausahaan, KKPI, Kompetensi Kejuruan, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri.

75

2. Kewarga-negaraan dan Kepribadian

Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Penjaskes, Seni Budaya, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, IPS, Kewirausahaan, KKPI, Kompetensi Kejuruan, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri.

75

3. Ilmu Penge-tahuan dan Teknologi

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, IPS,

Kejuruan, KKPI, dan Muatan Lokal. 75 4. Estetika Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni

Budaya, KKPI, Kejuruan dan Muatan Lokal.

75 5. Jasmani, Olahraga

(37)

Kompetensi Keahlian : Halaman 37 Teknik Gambar Bangunan

2.8 Penilaian Peserta Didik 2.8.1 Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada SMK Negeri 1 Majalengka didasarkan pada prinsip-prinsip :

1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur

2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektifitas penilai.

3. Adil, bearti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender.

4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5. Terbuka, berati prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai tekinik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara sistematis dengan mengukuti langkah-langkah yang baku.

8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan padaukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

2.8.2 Teknik dan Instrumen Penilaian

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan atau diluar kegiatan pembelajaran.

(38)

Kompetensi Keahlian : Halaman 38 Teknik Gambar Bangunan

3. Teknik penugasan baik perorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.

4. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai. (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis seusai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

5. Instrumen penilaian yang digunakan oleh SMK Negeri 1 Majalengka dalam bentuk ujian sekolah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.

6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi pesrsyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun.

2.8.3 Mekanisme dan Prosedur Penilaian

1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannnya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi SMK Negeri 1 Majalengka.

4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan ahalak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh SMK Negeri 1 Majalengka melalui ujian sekolah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari SMK Negeri 1 Majalengka.

(39)

Kompetensi Keahlian : Halaman 39 Teknik Gambar Bangunan

5. Penilaian akhir hasil belajar oleh SMK Negeri 1 Majalengka untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.

6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh SMK Negeri 1 Majalengka melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah.

7. Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah-langkah (a) menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen (c) melaksanakan ujian (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

8. Penilaian ahlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.

9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain yang relevan.

10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan.

11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan Kepala SMK Negeri 1 Majalengka.

12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.

Gambar

Tabel 2.  :  Struktur Kurikulum SMK
Tabel 3. : Struktur Kurikulum Teknik Gambar Bangunan
Tabel 4.  :  Format Distribusi Jam Kompetensi Kejuruan  No  Mata   Pe-l j Standar Kompe-ti ∑ jam / per-t ∑ per-temu- Total  Jam
Tabel 5.  :  Nilai Batas KKM Tiap Mata Pelajaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan jaringan distribusi di Komplek Batununggal Indah Bandung dengan 280 pelanggan ini menggunakan metode two stage 1:4 pada ODC 1:8 pada ODP, dengan metode ini

So, using the martingale property of M we see that N is a local martingale. The equivalence between i) and ii) in the above proposition corresponds to a well known

Menunjuk Surat Ketua Panitia/Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dengan Tugas Unit Layanan Pengadaan Dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Prov Kalimantan Barat Nomor : 180/ULP-CK.1ITAP/2011

Maksudnya, diskursus yang dilangsungkan masih terperangkap dalam paradigma konvensional yakni mengutamakan aspek ide atau kepercayaan (belief). Padahal, terafirmasinya sebagai

Bahasa I ndonesia dit et apkan sebagai Bahasa Negara dalam Undang- Undang Dasar kit a.. Jika t idak segera diberant as, peredaran narkoba akan sem ak in m

Peranan seorang sekretaris di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Semarang antara lain: (1) sebagai perantara atau saluran komunikasi dan

Dar i r umah pot ong hewan, sebanyak 44 sampel hat i dar i 44 ekor hewan sapi dan ker bau yang nampak sehat akan di uj i kadar kandungan t oksi nnya... Dal am eval uasi uj i ELI SA

Tempat : Kelompok Kerja-ULP (Pokja) I Jasa Konsultansi Dinas Pekerjaan Umum d/a Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab.Kepulauan Anambas.. Jl.Raya Batu Tambun - Rintis No.7