i
TRANSFORMASI
KISAH NABI DAN RASUL
DALAM HIKAYAT RAJA BANJAR
DAN KOTA WARINGIN
DR. M. RAFIEK, S. PD., M. PD.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA, FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BEKERJA SAMA DENGAN ASWAJA PRESSINDO
YOGYAKARTA 2011
ii
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI: KATALOG DALAM TERBITAN (KDT)
TRANSFORMASI KISAH NABI DAN RASUL
DALAM HIKAYAT RAJA BANJAR DAN KOTA WARINGIN
Penulis: Dr. M. Rafiek, S. Pd., M. Pd. Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang memperbanyak isi buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk
fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin dari penerbit x+ 94 halaman, 15,5 x 23 cm
Editor:
Raudhatun Nisa, M. Pd. Rancang Sampul:
Agvenda dan Penata Isi: Lusiana Susanti Cetakan I, Mei 2011 ISBN: 979-26-8575-8
Dicetak dan diterbitkan oleh: CV. ASWAJA PRESSINDO
Jl. Plosokuning V/73, Minomartani, Ngaglik Sleman, Yogyakarta
Telp. (0274) 4462377
E-mail: aswajapressindo@yahoo.com aswajapressindo@gmail.com
iii
KATA PENGANTAR
Buku referensi berupa karya ilmiah yang ada di tangan Anda saat ini adalah hasil penelitian tentang Transformasi Kisah Nabi dan Rasul dalam Hikayat Raja Banjar danKota Waringin. Buku referensi ini sangat berguna bagi mahasiswa yang ingin memperdalam kajian sastra bandingan. Di dalam buku ini disajikan tentang sekilas teori sastra bandingan dan bagaimana proses menganalisis dalam sastra bandingan. Sekalipun buku ini terasa sangat sederhana namun tetap berupaya menyajikan kajian sastra bandingan yang mudah dipahami oleh semua orang termasuk orang yang bukan berasal dari mahasiswa sastra atau berlatar pendidikan sastra.
Penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah Swt. yang telah memberikan sedikit ilmu pengetahuan untuk bisa berbagi ilmu dengan yang lain melalui buku ini. Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada kedua orang tua, anak dan istri, mertua, keluarga besar, guru-guru dan dosen-dosen, para mahasiswa, dan seluruh civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat, atas dukungannya selama ini. Buku referensi ini dapat tersaji sedemikian rupa setelah mengalami beberapa kali proses pembacaan (proofreader) dan penyuntingan oleh Raudhatun Nisa, M. Pd. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya.
Buku referensi ini sangat baik untuk digunakan sebagai bahan ajar sastra bandingan karena di dalamnya terdapat cara praktis bagaimana menganalisis sastra bandingan. Selain itu, buku ini dimaksudkan sebagai upaya pemasyarakatan sastra Melayu di Indonesia yang merupakan aset
iv
yang harus didokumentasikan bagi kepentingan pembinaan dan pengembangan sastra nasional.
Buku Transformasi Kisah Nabi dan Rasul dalam Hikayat Raja Banjar dan Kota Waringin ini, penulis akui masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan isi pada cetakan yang akan datang. Terima kasih kepada penerbit Aswaja Pressindo Yogyakarta yang sudi untuk menerbitkan dan menyebarluaskan ke seluruh Indonesia. Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca.
Banjarmasin, Mei 2011 Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR SINGKATAN... ix
BAB I PENDAHULUAN (PENTINGNYA MEMBANDINGKAN HIKAYAT RAJA BANJAR DAN KOTA WARINGIN DENGAN KISAH NABI DAN RASUL)... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.4 Manfaat Penelitian ... 7 1.5 Asumsi ... 7 1.6 Penegasan Istilah ... 7 BAB II KERANGKA TEORI (DARI TRANSFORMASI HINGGA SASTRA BANDINGAN)... 9
2.1 Transformasi dalam Sastra ... 9
2.1.1 Pengertian Transformasi ... 9
vi
a. Transformasi Nama Tokoh ... 10
b. Transformasi Alur ... 10
c. Transformasi Latar ... 10
2.2 Kisah Nabi dan Rasul ... 10
2.2.1 Kisah Nabi dan Rasul dalam Kitab Keagamaan ... 10
2.2.2 Kisah Nabi dan Rasul dalam Sastra Melayu Klasik ... 11
2.2.3 Pengaruh Kisah Nabi dan Rasul dalam Sastra Melayu Klasik ... 12
2.3 Hikayat Raja Banjar dan Kota Waringin ... 14
2.4 Sastra Bandingan ... 16
2.4.1 Pengertian Sastra Bandingan ... 16
2.4.2 Ruang Lingkup Kajian Sastra Bandingan ... 17
2.4.3 Cara Menganalisis dalam Sastra Bandingan ... 18
BAB III METODE PENELITIAN (STRATEGI DAN TEKNIK MEMBANDINGKAN HIKAYAT RAJA BANJAR DAN KOTA WARINGIN DENGAN KISAH NABI DAN RASUL)... 19
3.1 Metode Penelitian ... 19
3.2 Data dan Sumber Data ... 19
3.3 Instrumen Penelitian ... 20
3.4 Teknik Penelitian ... 20
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 21
3.4.2 Teknik Analisis Data ... 21
3.5 Langkah Kerja Penelitian ... 21
3.6 Pengecekan Keabsahan Temuan ... 22
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN (TRANSFORMASI KISAH NABI DAN RASUL DALAM HIKAYAT RAJA BANJAR DAN KOTA WARINGIN)... 23
vii 4.1 Transformasi Kisah Nabi Nuh dalam Cerita Empu Jatmaka
mencari Tanah Hangat dan Berbau Harum ... 23 4.2 Transformasi Kisah Nabi Yusuf dalam Cerita Raden
Samudera Begitu Disayangi oleh Kakeknya yang
Bernama Maharaja Sukarama ... 28 4.3 Transformasi Kisah Nabi Yunus dalam Cerita Raden
Putra Terjun ke Laut karena Kapal si Prabayaksa
tidak Bisa Bergerak ... 31 4.4. Transformasi Kisah Nabi Yunus dalam Cerita Marhum
Panembahan Terjun ke Laut untuk Melepaskan Jaring ... 35 4.5 Transformasi Kisah Nabi Musa dalam Cerita Raden
Samudera dihanyutkan dan Peperangannya
dengan Pamannya ... 38 4.6 Transformasi Kisah Nabi Musa dalam Cerita Pangeran
Suryanata Mendengar Suara Gaib yang Memberinya
Mahkota yang Jatuh dari Langit ... 53 4.7 Transformasi Kisah Nabi Musa dalam Cerita Cucu
Raja Bali Dihanyutkan di Selat Bali ... 55 4.8 Transformasi Kisah Nabi Musa dalam Cerita Marhum
Panembahan Bisa Mengalahkan Belanda Seorang Diri ... 57 4.9. Transformasi Kisah Nabi Isa dalam Cerita Putri Huripan
bisa Berbicara setelah Dilahirkan ... 58 4.10 Transformasi Kisah Nabi Sulaiman dalam Cerita Marhum
Panembahan Menyuruh Orang Mengangkat Kerajaannya .... 63 4.11 Transformasi Kisah Nabi Muhammad dalam Cerita
Maharaja Sukarama menyayangi dan menunjuk Cucunya sebagai Calon Penggantinya ... 65 4.12. Transformasi Kisah Nabi Muhammad dalam Cerita
Pangeran Suryanata Menerima Mahkota yang Jatuh
dari Langit ... 68
viii BAB V PENUTUP ... 71 5.1 Kesimpulan ... 71 5.2 Saran ... 72 DAFTAR RUJUKAN... 73
LAMPIRAN: RINGKASAN ISI TEKS HRB EDISI RAS (1968)... 79
ix
DAFTAR SINGKATAN
HRBKW : Hikayat Raja Banjar dan Kota Waringin
1
BAB I
PENDAHULUAN
PENTINGNYA MEMBANDINGKAN
HIKAYAT RAJA BANJAR DAN KOTA WARINGIN
DENGAN KISAH NABI DAN RASUL
1.1 Latar Belakang Masalah
Hikayat Raja Banjar dan Kota Waringin1 (selanjutnya disingkat
HRBKW) adalah salah satu karya sastra Melayu klasik berbentuk prosa yang ada di Kalimantan Selatan. HRBKW ini merupakan naskah karya sastra yang banyak meminjam motif cerita dari karya sastra Melayu klasik lainnya. HRBKW juga banyak dipengaruhi oleh mitologi Yunani, In-dia, dan kisah nabi dan rasul. Hal itu diperkuat oleh temuan Rafiek (2010) dalam disertasinya yang berjudul Mitos Raja dalam Hikayat Raja Banjar. Dalam disertasinya itu, Rafiek menemukan bahwa terdapat proses kreatif penulis HRBKW dalam mengubah kisah nabi dan rasul menjadi kisah Raja Banjar dan keluarganya. Rafiek menyatakan bahwa proses kreatif penulis HRBKW itu terlihat dari caranya yang mampu mengadaptasi kisah nabi dan rasul sedemikian rupa sehingga pembaca hikayat tersebut tidak menyadari bahwa cerita itu dibuat dari kisah pinjaman. Dalam kesempatan ini, peneliti akan membahas tentang transformasi kisah nabi dan rasulnya saja. Hal itu karena dalam HRBKW
banyak ditemukan cerita-cerita yang bersangkut paut dengan kisah nabi dan rasul yang sudah disamarkan dengan kisah lain.
Kisah nabi dan rasul kelihatannya digunakan oleh penulis HRBKW
dalam kaitannya untuk mengagungkan kedudukan Raja Banjar sebagai
1 HRB merupakan tradisi negeri Banjar dengan menyajikan riwayat pendirian
kerajaannya dan asal-usul para rajanya, sampai pada raja-raja yang terakhir (Soeratno, dalam Zuchdi & Nurgiyantoro, 1992: 158).
9
KERANGKA TEORI
DARI TRANSFORMASI HINGGA SASTRA
BANDINGAN
2.1 Transformasi dalam Sastra
2.1.1 Pengertian Transformasi
Transformasi adalah perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya) (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1484). Transformasi bisa terjadi karena proses adaptasi atau penyesuaian yang dilakukan oleh pengarang. Pengarang dengan daya imajinasinya dapat mengolah karya sastra “asing atau luar” sedemikian rupa untuk kemudian menyesuaikan atau mencocokkannya dengan sastra atau budaya setempat. Dalam proses transformasi, pengarang tidak harus mengubah atau memperbaharui keseluruhan isi cerita tetapi cukup mengganti nama tokohnya saja dan menyesuaikan dengan cerita setempat.
Sutrisno (dalam Hellwig & Robson, (Eds.), 1986: 121) menyatakan bahwa proses transformasi itu terjadi karena adanya kontak budaya dengan bangsa asing. Namun begitu, unsur kepribadian Melayu tetap merupakan landasan dasar dan menyeluruh pada tiap karya sastra Melayu. Menurut Sutrisno lebih lanjut, unsur dari luar itu dicerna dan dipadukan dengan bahan milik sendiri guna memperlebar dan memperluas cakrawala sastra Melayu.
Menurut Roolvink (dalam The Encyclopaedia of Islam, 1971: 1230-1235), proses transformasi sastra ini terjadi karena adanya usaha-usaha penerjemahan, pengolahan kembali, dan adaptasi karya-karya Arab dan Parsi yang bermaksud mendidik dan membangun masyarakat, terutama dalam bidang kerohanian. Melalui ketiga cara itulah, proses transformasi kisah-kisah nabi dan rasul masuk ke dalam sastra Melayu klasik. Khusus terkait dengan HRBKW, kiranya usaha pengolahan kembali dan adaptasi
19
BAB III
METODE PENELITIAN
STRATEGI DAN TEKNIK MEMBANDINGKAN
HIKAYAT RAJA BANJAR DAN KOTA WARINGIN
DENGAN KISAH NABI DAN RASUL
3.1 Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan perbandingan cerita yang terdapat dalam HRBKW dengan kisah nabi dan rasul yang memiliki persamaan. Dengan metode deskriptif diharapkan dapat dijelaskan secara lebih rinci tentang kesamaan cerita yang ada dalam HRBKW dengan kisah nabi dan rasul.
3.2 Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa kutipan alinea dalam HRBKW yang mengandung kisah nabi dan rasul. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah HRBKW yang ada dalam disertasi Ras (1968), sedangkan kisah nabi dan rasul yang digunakan sebagai pembanding adalah Qishashul Anbiya’ karangan Ibnu Katsir (2008, Terjemahan) dan
Anbiya Allah (Nabi-Nabi Allah) karangan Ahmad Bahjat (2008, Terjemahan). HRBKW berasal dari Kalimantan Selatan, Indonesia, sedangkan dua karya pembanding berasal dari Arab yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Kedua karya pembanding itu berdasarkan hasil observasi di toko-toko buku dan pembacaan yang terus-menerus oleh peneliti menunjukkan kisah yang lebih akurat dan dapat dipedomani karya ditulis oleh ulama dan bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits.
23
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
TRANSFORMASI KISAH NABI DAN RASUL
DALAM HIKAYAT RAJA BANJAR DAN
KOTA WARINGIN
4.1 Transformasi Kisah Nabi Nuh dalam Cerita Empu Jatmaka mencari Tanah Hangat dan Berbau Harum
Dalam HRBKW, kisah Empu Jatmaka mencari tanah hangat dan berbau harum itu diawali dengan nasihat ayahnya yang bernama Saudagar Mangkubumi sebelum meninggal dunia. Ayahnya itu berpesan agar dia segera mencari tempat tinggal yang baru di luar negeri Kaling. Adapun bunyi pesan ayahnya itu dapat dibaca pada kutipan di bawah ini.
.... Maka kata Saudagar Mangkubumi: “Hai Ampu Jatmaka, sepeninggalku mati pagi baik-baik kamu diam di negeri Kaling ini, karena banyak orang yang besar-besar. Ingat-ingat dan tahu-tahu akan diri kalau kamu dibenci orang pada lakumu. Lamun kamu masih diam di negeri Kaling ini tiada kamu menjadi orang besar. Baik kamu lari dari negeri Kaling ini mencari tempat lain. Adapun lamun kamu hendak berdiam pada tempat lain dari sini, cari tanah itu maka tabuk kira-kira sepencaluk di tangah malam itu. Ambil sekepal tanah itu, lamun rasanya hangat serta bau harum itu baik tempat berdiam, banyak berkatnya pada bumi itu; barang ditanam menjadi, penyakit pun jauh, orang dagang banyak datang, seteru pun jauh; sukar ia mengira-ngirakan menyerang, berkat tuah tanah itu; banyak makmur sedikit yang sukar. Adapun tanah itu baunya harum, tetapi dingin, kurang berkat tanah itu, sama jahat sama timbang dengan baiknya itu. Manakala tanah hangat tiada harum baunya, banyak jahat sedikit baiknya. Manakala tanah itu dingin,
71
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian tentang transformasi kisah nabi dan rasul dalam HRBKW
berisi kesimpulan, yaitu transformasi kisah nabi dan rasul dalam HRBKW
meliputi kisah Nabi Nuh, Yusuf, Yunus, Musa, Isa, Sulaiman, dan Muhammad. Transformasi kisah Nabi Nuh terdapat dalam cerita Empu Jatmaka mencari tanah hangat dan berbau harum. Transformasi kisah Nabi Yusuf terdapat dalam cerita Raden Samudera begitu disayangi oleh kakeknya yang bernama Maharaja Sukarama. Transformasi kisah Nabi Yunus terdapat dalam cerita Raden Putra terjun ke laut karena Kapal si Prabayaksa tidak bisa bergerak. Transformasi kisah Nabi Yunus terdapat dalam cerita Marhum Panembahan terjun ke laut untuk melepaskan jaring. Transformasi kisah Nabi Musa terdapat dalam cerita Raden Samudera dihanyutkan dan peperangannya dengan pamannya. Transformasi kisah Nabi Musa terdapat dalam cerita Pangeran Suryanata mendengar suara gaib dan menerima mahkota yang jatuh dari langit. Transformasi kisah Nabi Musa terdapat dalam cerita Cucu Raja Bali dihanyutkan di Selat Bali. Transformasi kisah Nabi Musa terdapat dalam cerita Marhum Panembahan bisa mengalahkan Belanda seorang diri. Transformasi kisah Nabi Isa terdapat dalam cerita Putri Huripan bisa berbicara setelah dilahirkan. Transformasi kisah Nabi Sulaiman terdapat dalam cerita Marhum Panembahan menyuruh orang mengangkat kerajaannya. Transformasi kisah Nabi Muhammad terdapat dalam cerita Maharaja Sukarama menyayangi dan menunjuk cucunya sebagai calon penggantinya. Transformasi kisah Nabi Muhammad terdapat dalam cerita Pangeran Suryanata menerima mahkota yang jatuh dari langit. Kisah
72
nabi dan rasul yang paling banyak ditransformasikan dalam HRBKW
adalah kisah Nabi Musa.
5.2 Saran
Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian mengenai pengaruh kisah nabi dan rasul dalam
HRBKW terhadap kehidupan masyarakat Banjar, nilai didaktis dalam kisah yang mirip kisah nabi dan rasul dalam HRBKW, proses transformasi sastra Arab ke dalam sastra Banjar, dan hubungan dunia Islam di Timur Tengah dengan Kerajaan Banjar.
73
DAFTAR RUJUKAN
Al-’Areifi, Muhammad ibn Abdurrahman. 2006. Di dalam Perut Ikan Paus. Terjemahan oleh Betti Mauli Rosa. Jakarta: Qisthi Press. Al-Usairy, Ahmad. 2009. Sejarah Islam, Sejak Zaman Nabi Adam Hingga
Abad XX. Terjemahan oleh Samson Rahman. Jakarta: Akbar
Media.
Bahjat, Ahmad. 2008. Nabi-Nabi Allah. Karya Referensial, International Best
Seller. Terjemahan oleh Muhtadi Kadi & Musthofa Sukawi.
Jakarta: Qisthi Press.
Baried, Siti Baroroh, Syakir, M., Masjkoer, Moeh., Suratno, Siti Chamamah, & Sawu. 1985. Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Bucaille, Maurice. 2007. Firaun dalam Bibel dan Al-Quran: Menafsirkan Kisah
Historis Firaun dalam Kitab Suci Berdasarkan Temuan Arkeologi.
Terjemahan oleh Muslikh Madiyant. Bandung: Mizania.
Budiman, Manneke. 2005. Tentang Sastra Bandingan. Kalam 22, Jurnal Kebudayaan, hal. 3-9.
De Graaf, H. J. & Pigeaud, Th. 1989. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Dewanto, Nirwan. 2005. Pembacaan Dekat atau Jauh? Melintasi Sastra dan Seni Rupa. Kalam 2, Jurnal Kebudayaan, hal. 11-32.
74
Dipodjojo, Asdi S. 1981. Kesusasteraan Indonesia Lama pada Zaman Pengaruh
Islam I. Yogyakarta: Lukman.
Gert van Dijk. 1892. TBG XXXV. Gert van Dijk. 1893. TBG XXXVI.
Hamid, Ismail. 1983. Kesusasteraan Melayu Lama dari Warisan Peradaban
Islam. Petaling Jaya: Fajar Bakti.
Hamidi, Muhammad. 2003. Mitos-Mitos dalamHikayat Syekh Abdulkadir
Jailani. Jakarta: Yanassa dan Yayasan Obor Indonesia.
Hasjim, Nafron. 1991. Kisasu l-Anbiya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hasjim, Nafron. 1993. Kisasu l-anbiya: Karya Sastra yang Bertolak dari Quran
serta Teks Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Jakarta: Intermasa.
Hassan, Hamdan. 1980. Sastra Melayu dan Islam. Dalam Kesusastraan
Melayu dan Islam (hal. 144-176). Kuala Lumpur: Sarjana
Enter-prise.
Hassan, Hamdan. 1982. Kisah Al-Anbiya dalam Sastera Melayu. Dalam
Dewan Sastera, 15 Februari 1982. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
dan Pustaka.
Hussein, Ismail. 1974. The Study of Traditional Malay Literature: with A
Se-lected Bibliography. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Hussein, Ismail. 1984. Antara Dunia Melayu dengan Dunia Indonesia. Kuala Lumpur: Bintang.
Ikram, Achadiati. 2004. Bab VI Ketunggalan dan Keanekaan: Tema dan Motif. Dalam Edi Sedyawati, Dendy Sugono, Abdul Rozak Zaidan, Edward Djamaris, dan Achadiati Ikram. Sastra Melayu Lintas
Daerah (hal. 383-391). Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional.
Istanti, Kun Zachrun. 2010. Transformasi dan Integrasi dalam Kesusastraan Nusantara: Perbandingan Teks Amir Hamzah Melayu dan Jawa.
Humaniora, Volume 22, No. 3 Oktober, 241-249.
Jones, Russel. 1986. The Origins of The Malay Manuscript Tradition. Dalam C. D. Grijns dan S. O. Robson (Eds.), Cultural Contact and Textual
Interpretation (hal. 121-143).
75
Jost, Francois. 1974. Introduction to Comparative Literature. New York: Bobs-Merrill Company.
Katsir, Ibnu. 2008. Qishashul Anbiya’ (Kisah Para Nabi). Terjemahan oleh Moh. Syamsi Hasan. Surabaya: Amelia.
Latif, Yudi. 2009. Menyemai Karakter Bangsa, Budaya Kebangkitan Berbasis
Kesastraan. Jakarta: Kompas.
Liaw Yock Fang. 1982. Sejarah Kesusasteraan Melayu Klassik. Singapura: Pustaka Nasional.
Liaw Yock Fang, 1991. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik 1. Jakarta: Erlangga.
Maharsi. 2009. Kamus Jawa Kawi-Indonesia. Yogyakarta: Pura Pustaka. Mangunsuwito, S. A. 2009. Kamus Lengkap Bahasa Jawa, Jawa,
Jawa-Indonesia, Indonesia-Jawa. Bandung: Yrama Widya.
Mun’im, Ahmad Rabi’ Abdul. 2009. Pesona Ratu Bilqis, The Queen of Saba. Terjemahan oleh Yasir Maqosid dan Andi Muhammad Syahril. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Murad, Mushthafa. 2008. Misteri 7 Bayi yang Berbicara, Mengeja Tanda demi
Tanda Kekuasaan Allah di Alam Semesta. Jakarta: Mirqat.
Pichois, Cl. & Rousseau, A. M. 1967. La Littérature Comparée. Paris: A. Colin, Coll. U2.
Poli, Sumarwati K. 2005. Realisme dalam Sastra Dunia: Kajian Sastra Bandingan. Susastra, Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya. 1(1): 65-100.
Prawiroatmojo, S. 1981. Bausastra Jawa-Indonesia Jilid I. Jakarta: Gunung Agung.
Purwadi. 2009. Sejarah Sastra Jawa Klasik. Yogyakarta: Panji Pustaka. Rafiek, Muhammad. 2010. Mitos Raja dalam Hikayat Raja Banjar. Disertasi
tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rahimsyah, ARB., MB. Tanpa tahun. Kisah Nyata 25 Nabi dan Rasul
Bergambar. Surabaya: Terbit Terang.
Rahimsyah. 2003. Kisah Walisongo, Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa. Surabaya: Amelia.
76
Ras, J. J. 1968. Hikajat Bandjar, A Study in Malay Historiography. The Hague: Martinus Nijhoff.
Roolvink, R. 1971. Literature di bawah kata Indonesia. Dalam Lewis, et. al. (Ed.), The Encyclopedia of Islam jilid III. Leiden: E. J. Brill. Soeratno, Siti Chamamah. 1992. Tradisi sebagai Aset Karya Sastra Kasus
Karya Sastra Melayu. Dalam Darmiyati Zuchdi & Burhan Nurgiyantoro (Eds.), Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indone-sia (hlm. 155-166). Yogyakarta: UPP IKIP.
Stokes, Jane. 2007. How To Do Media and Cultural Studies, Panduan untuk
Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya.
Terjemahan oleh Santi Indra Astuti. Yogyakarta: Bentang. Sudarmanto. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Jawa, Jawa-Indonesia,
Indone-sia-Jawa. Semarang: Widya Karya.
Sutrisno, Sulastin. 1986. Studi Sastra Melayu di Indonesia. Dalam C. M. S. Hellwig & S. O. Robson (Eds.), A Man of Indonesian Letters,
Essays in Honour of Professor A. Teeuw (hal. 116-131).
Dordrecht-Holland/Cinnaminson-U.S.A.: Foris Publications.
Sutrisno, Sulastin. 1991. Classical Malay Literature and Its Heirs. Dalam J. J. Ras & S. O. Robson (Eds.), Variation, Transformation, and
Mean-ing, Studies on Indonesian Literatures in Honour of A. Teeuw (hal.
37-52). Leiden: KITLV Press.
Syatra, Nuni Yusvavera. 2010. Misteri Banjir dan Perahu Nuh, Menyingkap
Selubung Gelap yang Tersimpan Rapat Selama Ini. Yogyakarta:
Bening.
Teeuw, A. 1961. A Critical Survey of Studies on Malay and Bahasa Indonesia. ’s-Gravenhage: Nijhoff [KITLV, Bibliographical Series 5]. Teeuw, A. 1986. Translation, Transformation, and Indonesian Literary
His-tory. Dalam C. D. Grijns dan S. O. Robson (Eds.), Cultural
Con-tact and Textual Interpretation (hal. 190-203). Dordrecht-Holland/
Cinnaminson-U.S.A.: Foris Publications.
Usman, Zuber. 1963. Kesusasteraan Lama Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. Wellek, Rene & Warren, Austin. 1993. Teori Kesusasteraan. Terjemahan
77
Winstedt, R. O. 1969. A History of Classical Malay Literature. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Yusuf, Suhendra. 1995. Leksikon Sastra. Bandung: CV Mandar Maju. Zaidan, Abdul Rozak, Rustapa, Anita K., Hani’ah. 2000. Kamus Istilah Sastra.
Jakarta: Balai Pustaka.
Zaini, Za, Mohammad & Kafanjani, Abd. Rochim. Tanpa tahun. Kisah
Wali Songo dan Perjuangan di Tanah Jawa. Surabaya: Bintang Terang
99.
Zepetnek, Steven T t sy de. 1998. Comparative Literature, Theory, Method,
Application. Amsterdam-Atlanta, GA: Rodopi.
Zulkarnain, A. Fatchurrohim. Tanpa tahun. Kisah Nyata 25 Nabi dalam
Al-Qur’an. Surabaya: Nidya Pustaka.
93 memerintah daerah Kota Waringin dan sekitarnya hingga dia harus kembali ke Banjar karena Ratu Agung meninggal dan harus segera ada penggantinya. Pangeran Kesuma Alam dilantik menjadi raja dengan segala kebesaran istana. Dia bergelar Sultan Saidullah atau Ratu Anom. Ratu Kota Waringin memperjelas kedudukan raja sebagai kepala negara yang langsung dipegang oleh Ratu Anom dan kedudukan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang langsung dipegang Pangeran di-Darat sebagai Panembahan di-Darat. Panembahan di-Darat meninggal dunia dan digantikan Ratu Kota Waringin yang bergelar Ratu Begawan. Kedua orang kepala pemerintahan itu memerintah selama lima tahun. Akhirnya, Ratu Begawan pun mengundurkan diri.
Ratu Anom meminta persetujuan bawahannya untuk menjadikan Dipati Tapasana sebagai kepala pemerintahan. Mereka pun setuju mengangkatnya menjadi kepala pemerintahan dengan gelar Dipati Mangkubumi. Kehidupan keluarga Ratu Anom hingga dirinya meninggal dunia. Setelah terlebih dahulu Ratu Begawan meninggal. Atas saran Ratu Hayu dan pembesar istana lainnya, Raden Halit (Pangeran Mangkubumi) dilantik menjadi raja menggantikan Ratu Anom yang wafat dengan gelar Sultan Riayatullah atau Pangeran Ratu. Pangeran Mas Dipati menjadi kepala pemerintahan. Terjadinya perkawinan antara Raden Subangsa dengan Mas Surabaya, anak raja Silaparang dan memperoleh anak bernama Raden Mataram. Raden Mataram yang piatu ini kawin dengan Mas Penghulu, anak raja Silaparang juga yang tinggal di Sumbawa dan beroleh anak bernama Raden Bantan.
Setelah memperbaiki perahunya, Pangeran Dipati Anom menyuruh Raden Panjang Jiwa dan Kiai Sutajaya untuk minta bantuan Biaju menyerang Banjar karena Pangeran Ratu hendak menyerahkan kerajaan kepada Raden Bagus. Hingga terjadi perbedaan pendapat dan pandangan dalam menyikapi keinginan Pangeran Dipati Anom yang ingin secepatnya menghendaki pemindahan kekuasaan dari Pangeran Ratu kepada Raden Bagus. Silsilah keturunan raja-raja Kota Waringin itu berasal dari kerabat raja Banjar sejak raja Marhum Panembahan hingga Ratu Agung (Pangeran Dipati Tuha atau Sultan Hinayatullah).