• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL HASIL PENELITIAN SKRIPSI PENERAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ARTIKEL HASIL PENELITIAN SKRIPSI PENERAP"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL HASIL PENELITIAN SKRIPSI

PENERAPAN PERMAINAN GEOMETRI UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

KELOMPOK A TK KRIDA PUTRA PURWODADI

KABUPATEN MALANG

Oleh: Ima Siswati 109154425257

Off B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH PRODI S1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh IMA SISWATI telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada April 2013.

Pembimbing I

Drs. Usep Kustiawan, M.Sn NIP. 19620510 198802 1 001

Pembimbing II

Wuri Astuti

NIP. 19830524 200801 2 009

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Skripsi oleh IMA SISWATI ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada April 2013.

Dewan Penguji

1. Drs. Abdul Huda, M.Pd NIP.

Ketua

2. Drs. Usep Kustiawan, M.Sn NIP. 19620510 198802 1 001

Anggota

3. Wuri Astuti, S.Pd

NIP. 19830524 200801 2 009

Anggota

Ketua Jurusan KSDP FIP

Drs. Sutrisno, S.Pd, M.Pd NIP. 19530312 198203 1 003

Dekan FIP

(3)

PENERAPAN PERMAINAN GEOMETRI UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A TK KRIDA PUTRA PURWODADI KABUPATEN MALANG

Ima Siswati

Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No. 5 Malang

Jl. Terusan Surabaya 88A Malang 085755174260

ima_siswati@ymail.com

Abstrak: Pembelajaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan karakteristik dan kemampuan anak. Kenyataannya pembelajaran yang dilakukan tidaklah sesuai dengan harapan. Akibatnya kemampuan anak tidak berkembang dengan maksimal khususnya pada kemampuan kognitif. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana penerapan permainan geometri dan apakah permainan geometri dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak TK kelompok A. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian, anak kelompok A TK Krida Putra. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif anak kelompok A. Hal ini terbukti dari meningkatnya kemampuan kognitif yang terjadi dari siklus I dan siklus II sebesar 13,9%. Berdasarkan hal tersebut, maka disarankan bagi guru dan kepala sekolah untu memfasilitasi dan memberikan pembelajaran yang lebih menarik bagi anak.

Kata Kunci: Anak TK, Kemampuan Kognitif, Permainan Geometri

Usia dini merupakan usia yang sangat penting dan menentukan bagi perkembangan anak, sehingga dapat dikatakan pada masa ini merupakan masa golden age. Semua aspek perkembangan anak pada saat ini mengalami

perkembangan yang sangat pesat, baik itu perkembangan fisik maupun psikis. Perkembangan anak pada usia dini merupakan pondasi anak di masa mendatang. Perkembangan ini demikian penting sehingga pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

(4)

185). Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman (dalam Patmonodewo, 1995: 19), pada usia 4-6 tahun biasanya anak diikutkan program taman kanak-kanak. Menurut Mansur (2009: 127) taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang diselenggarakan untuk anak usia 4 sampai 6 tahun.

Perkembangan anak usia dini sangatlah kompleks dan penting yang tidak dapat dipandang sederhana. Orang dewasa harus memfasilitasi semua yang dibutuhkan oleh anak di masa tersebut. Namun fasilitas tersebut juga haruslah sesuai dengan tumbuh dan kembang anak. Hal ini berlaku pula untuk para tenaga pendidik di suatu lembaga pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya untuk pemberian rangsangan kepada anak dari usia 0 – 6 tahun untuk mengembangkan segala aspek perkembangannya memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Hariwijaya, 2009: 18). Rangsangan yang diberikan berupa pembelajaran yang telah dirancang untuk diberikan kepada anak usia dini. Namun tentunya pembelajaran tersebut haruslah sesuai dengan

kebutuhan tumbuh kembang anak. Pembelajaran yang sesuai dengan anak usia dini adalah pembelajaran yang mengutamakan bermain sambil belajar. Menurut Anggani Sudono (2000:1), bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang menggunakan ataupun tidak menggunakan alat yang menimbulkan rasa senang, informasi, dan mengembangkan imajinasi anak.

(5)

Proses pembelajaran yang telah dilakukan, beberapa kemampuan – kemampuan anak usia dini yang harus dikembangkan. Meliputi, kemampuan bahasa anak, kemampuan kognitif, fisik-motorik, sosial emosional anak, serta kemampuan moral dan nilai-nilai agama. Kognitif merupakan salah satu kemampuan anak yang harus dikembangkan. Kemampuan kognitif merupakan suatu proses pembentukan struktur berpikir untuk menangkap pengetahuan dan kemudian mengolahnya dan mengingatnya untuk dipahami dan dianalisis untuk meghasilkan kesimpulan serta penilaian.

Orang dewasa perlu memfasilitasi perkembangan anak dengan

menciptakan kondisi yang memungkinkan anak berkembang dengan optimal. Namun kenyataannya penciptaan kondisi yang dilakukan oleh orang dewasa masih memprihatikan. Kenyataan di lapangan saat ini banyak terjadi pembelajaran yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Cara mengajar guru yang monoton, tidak menggunakan media yang bervariasi, menyebabkan kebosanan terhadap anak. Hal tersebut mengekibatkan kemampuan yang dimiliki anak tidak berkembang dengan pesat. Salah satunya kemampuan konitif anak, khususnya kemampuan mengenal konsep bentuk geometri.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti mencoba menggunakan permainan yang menyenangkan dan efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak, khususnya dalam indikator indikator menyebutkan bentuk – bentuk geometri, mengelompokkan bentuk geometri yang sama dan tidak sama, serta menunjukkan ciri-ciri bentuk-bentuk geometri. Penggunaan permainan Geometri diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Menggunakan permainan Geometri diharapkan anak lebih tertarik dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan permainan Geometri yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A TK Krida Putra di Desa Purwodadi dan apakah penerapan permainan Geometri dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A TK Krida Putra di Desa Purwodadi.

(6)

pembelajaran yang lebih menarik bagi anak; (3) Bagi lembaga pendidikan anak usia dini dengan adanya hasil penulisan diharapkan dapat menjadi acuan untuk memilih permainan yang tepat dalam upaya memfasilitasi kebutuhan masing-masing anak terhadap permainan yang dibutuhkan.

METODE

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui 2 siklus, dengan subjek penelitian anak kelompok A TK Krida Putra Purwodadi Kabupaten Malang yang berjumlah 9 anak. Data penelitian diperoleh melalui pengamatan atau observasi, dan dokumentasi. Sumber data penelitian diperoleh dari anak dan guru kelas

kelompok A TK Krida Putra. Hasil kemampuan kognitif anak diperoleh dari data anak melalui pengamatan oleh guru kelas. Hasil penerapan permainan Geometri diperoleh dari pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas.

Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpul data melalui pengamatan dan dokumentasi. Data yang berkaitan dengan proses penerapan permainan Geometri disusun dan dilaksanakan oleh peneliti, guru yang menilai dan

mengumpulkan dengan menggunakan lembar observasi guru dalam melaksanakan permainan Geometri. Data yang berkaitan dengan kemampuan kognitif anak kelompok A dilakukan dengan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi penilaian kemampuan kognitif anak.

Analisis data diawali dengan menelaah data, dimana peneliti mempelajari atau memeriksa kembali secara menyeluruh data yang sudah dikumpulkan. Teknik analisis data yang digunakan peneliti untuk mengolah data yang dihasilkan dari penilaian perkembangan anak melalui permainan Geometri untuk

(7)

Penelitian ini terbagi atas 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan tahap pelaksanaan penelitian. Penelitian pendahuluan dilaksanakan dalam 2 minggu yakni tanggal 10 Desember sampai 22 Desember 2012. Sedangkan pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam 2 minggu dengan tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

HASIL

Berdasarkan penelitian penerapan permainan Geometri pada anak kelompok A TK Krida Putra Purwodadi Kabupaten Malang, diperoleh data tabel sebagai berikut.

N

o Nama SI.PI SI.PII

Skor per

Anak Ketercapaian

1 Jovan 50.0 58.3 54.2 Belum tercapai

2 Dana 58.3 66.7 62.5 Belum Tercapai

3 Erik 75.0 83.3 79.2 Tercapai

4 Kanza 75.0 83.3 79.2 Tercapai

5 Marsya 58.3 66.7 62.5 Belum Tercapai

6 Nabila 75.0 83.3 79.2 Tercapai

7 Fida 58.3 66.7 62.5 Belum Tercapai

8 Meme 41.7 50.0 45.8 Belum Tercapai

9 Putri 41.7 75.0 58.3 Belum Tercapai

Jumlah 533.3 633.3 583.3

Rata-rata 59.3 70.4 64.8

Presentase 59.30% 70.40% 64.80% 33.3%

Dari analisa data hasil kemampuan kognitif dalam bermain Bowling Geometri dan bermain tebak bentuk, maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus I, skor rata-rata diperoleh dari seluruh skor per anak mencapai 64.8%. Rata-rata ketercapaiandari seluruh anak yaitu 33.3%. Pada tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa dari 9 anak terdapat 3 anak (33.3%) yang mampu mencapai ketercapaian, ada 6 (66.7%) anak yang belum mencapai ketercapaian.

No Nama SII.PI SII.PII Skor per

Anak Ketercapaian

1 Jovan 66.7 83.3 75.0 Tercapai

2 Dana 75.0 91.7 83.3 Tercapai

3 Erik 83.3 83.3 83.3 Tercapai

(8)

5 Marsya 66.7 83.3 75.0 Tercapai

6 Nabila 75.0 91.7 83.3 Tercapai

7 Fida 66.7 83.3 75.0 Tercapai

8 Meme 66.7 83.3 75.0 Tercapai

9 Putri 75.0 83.3 79.2 Tercapai

Jumlah 650.0 766.7 708.3

Rata-rata 72.2 85.2 78.7

Persentase 72.2% 85.2% 78.7% 100%

Dari analisa data hasil kemampuan kognitif dalam bermain bowling geometri dan bermain tebak bentuk, maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus II skor rata-rata diperoleh dari seluruh skor per anak mencapai 78.7%.Rata-rata ketercapaian dari seluruh anak yaitu 100%.

No Nama SI SII Peningkatan

1 Jovan 54.2 75.0 20.8

2 Dana 62.5 83.3 20.8

3 Erik 79.2 83.3 4.2

4 Kanza 79.2 79.2 0.0

5 Marsya 62.5 75.0 12.5

6 Nabila 79.2 83.3 4.2

7 Fida 62.5 75.0 12.5

8 Meme 45.8 75.0 29.2

9 Putri 58.3 79.2 20.8

Jumlah 1041,8 708.3% 124.9

Rata-rata 64.8 78.7 13.9

Persentase 64.8% 78.7% 13.90%

Pada tabel di atas diperoleh data kemampuan kognitif anak kelompok A TK Krida Putra di Desa Purwodadi. Disimpulkan bahwa skor kemampuan kognitifanak pada siklus I mencapai 64.8% dan mengalami peningkatan pada siklus II mencapai 78.7%. Jadi diperoleh rata-rata persentase peningkatan per anak mencapai 13.9%.

PEMBAHASAN

(9)

dan pertemuan II pada tanggal 19 Maret 2013 menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif anak meskipun belum tampak secara jelas.

Pelaksanaan pertemuan pertama anak diajak untuk bermain Bowling Geometrid an Tebak Bentuk. Permainan Bowling Geometri, anak disuruh utnuk menggelindingkan bola pada tumpukan geometri. Kemudian, anak mengambil bentuk geometri yang terjatuh dan menyebutkan bentuknya untuk kemudian menggambarnya pada kertas yang telah disediakan. Permainan yang kedua yaitu bermain Tebak Bentuk, anak disuruh untuk memejambakan matanya. Setelah itu, anak mengambil bentuk-bentuk geometri untuk diraba-raba dan menyebutkan bentuk geometri yang dipegang oleh anak. Pada saat memegang bentuk geometri anak tidak boleh membuka matany utnuk kemudian menggambarkannya lagi pada kertas yang disediakan.

Pada pertemuan II, anak diajak untuk bermain Lempar Gelang dan mewarnai bentuk geometri. awalnya guru menunjukkan media yang akan digunakan serta lembar kegiatan siswa. Anak memperhatikan penjelasan guru tentang tata cara permainan lempar gelang. Pertama anak disuruh untuk berdiri 1 meter dari media yang digunakan. Kemudian melempar gelang yang sudah disiapkan tepat mengenai kaleng pada media. Setelah itu, anak melihat bentuk apa yang terdapat pada gelang yang dilempar tadi dan menyebutkannya. Kemudian anak bermain sendiri secara bergantian. Setelah selesai, anak kembali

memperhatikan guru tentang penjelasan mewarnai bentuk geometri. Guru menyediakan empat bentuk gambar geometri dan anak mewarnainya dengan warna yang berbeda-beda tiap bentuknya. Hasil dari kegiatan yang telah dilakukan terlihat anak masih kesulitan untuk menyebutkan bentuk-bentuk geometri,

mengelompokkan bentuk geometri yang sama dan tidak sama,serta menyebutkan ciri-ciri bentuk geometri.

Aspek yang dinilai pada permainan geometri ini yaitu anak mampu menyebutkan bentuk-bentuk geometri, anak mampu menunjukkan bentuk geometri yang sama dan tidak sama, dan menyebutan ciri-ciri bentuk geometri. Pada pertemuan pertama terlihat nilai anak dari hasil kegiatan permainan

(10)

belum mencapai ketuntasan. Dari data tersebut, terlihat hasil yang baik. Hal itu terbukti dari hasil nilai anak dari pertemuan I dan pertemuan II memiliki

perbedaan yang baik, yang tadinya hanya 3 anak yang mencapai keteuntasan pada pertemuan I, ada 5 anak yang mencapai ketuntasan pada pertemuan II.

Pelaksanaan kegiatan pada siklus II dilakukan dalam 2 kali petemuan. Pelaksanaan pertemuan I dilakukan pada tanggal 27 Maret 2013 dan pertemuan II pada tanggan 28 Maret 2013. Selama melakukan kegiatan, anak tampak antusias dan bersemangat bahkan anak merasa tidak sabar untuk segera melakukan kegiatan permainan Geometri. Pada siklus II, anak diajak untuk bermain boling geometri, tebak bentuk, dan lempar gelang. Pada siklus II ini, peneliti

menambahkan hal-hal yang kurang pada siklus I. Misalnya, pada siklus I pada kegiatan tebak bentuk, banyak anak yang mengintip saat menyebutkan bentuk geometri. Pada siklus II peneliti menyediakan penutup mata sehingga kegiatan dapat berjalan dengan yang siinginkan. Berdasarkan temuan yang ada, dapat dibuat perbandingan penigkatan kemampuan kognitif yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan pada pertemuan I dan pertemuan II secara keseluruhan sebagai berikut.

Aspek yang dinilai pada permainan Geometri ini yaitu anak mampu menyebutkan bentuk-bentuk geometri, anak mampu menunjukkan bentuk geometri yang sama dan tidak sama, dan menyebutan ciri-ciri bentuk geometri. Pada pertemuan pertama terlihat nilai anak dari hasil kegiatan permainan

Geometri, dari 9 anak hanya 5 anak yang mencapai ketuntasan, dan 4 anak belum mencapai ketuntansan. Sedangkan pada pertemuan II sudah terlihat perbedaan yang signifikan. Terlihat 9 dari 9 anak sudah mencapai ketuntasan, yang artinya seluruh anak mencapai ketercapaian. Dari data tersebut, terlihat hasil yang baik. Hal itu terbukti dari hasil nilai anak dari pertemuan I dan pertemuan II memiliki perbedaan yang baik, yang tadinya hanya 5 anak yang mencapai keteuntasan pada pertemuan I, ada 9 anak yang mencapai ketuntasan pada pertemuan II.

(11)

melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang mengembangkan kemampuan dirinya.

Dari data-data pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dalam permainan Geometri belum menunjukkan peningkatan kemampuan yang jelas. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan anak mengenal konsep geometri kurang berkembang, anak masih meniru teman yang bisa menyebutkan bentuk geometri. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak menurut Ramli (2005: 185) yaitu masa usia TK adalah masa yang berada dalam usia prasekolah, masa prakelompok, masa meniru, masa bermain, dan anka usia TK memiliki keberagaman. Anak meniru teman yang mampu menyebutkan bentuk geometri meskipun yang disebutkan salah.

Dari data yang diperoleh pada siklus I kemampuan kognitif masih terlihat belum berkembang secara baik. Masih ada anak yang belum mencapai ketuntasan, sehingga dilakukan siklus II. Pada siklus II terlihat hasil kemampuan kognitif anak sudah meningkat dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pada siklus I dengan presentase keberhasilan sebesar 64,8% dengan kriteria baik dan presentase keberhasilan anak pada siklus II mencapai 78,7%. Dari data ini maka diperoleh hasil perbandingan sebesar 13,9%. Dari temuan data yang ada ini, menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak semakin meningkat. Hal ini tampak dari kemampuan anak dalam mengenal konsep bentuk geometri. Sesuai dengan pendapat dari Susanto (2009: 58-59) tentang

karakteristik kognitif anak TK yiatu “….mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk, atau ukuran, memasangkan dan menyebutkan benda yang sama”. Menurut Caplan dan Caplan (dalam Ramli, 2005: 196) kemampuan kognitif anak TK yaitu, “....dapat memisah-misahkan benda berdasarkan ukuran, warna, bentuk, dan lain-lain.” Berdasarkan hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa, permainan ini dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak TK kelompok A khususnya dalam memahami bentuk-bentuk geomteri. Permainan ini mengharuskan anak untuk menyebutkan bentuk geometri, mengelompokkan bentuk yang sama dan tidak sama, serta menyebutkan ciri-ciri bentuk geometri.

(12)

Kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) pada penerapan permainan geometri untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A TK Krida Putra di Desa Purwodadi pada tahun ajaran 2012/2013 ini telah menunjukkan peningkatan yang optimal. Sesuai dan sejalan dengan materi dalam rumusan masalah dan hipotesis tindakan, dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) Penerapan permainan Geometri anak kelompok A TK Krida Putra di Desa Purwodadi, dengan langkah-langkah pembelajaran antara lain: a) Anak mendengarkan

penjelasan berkaitan dengan permainan Geometri; b) Anak melakukan permainan geometri dengan tiga jenis permainan, pertama bermain Bowling Geometri, kedua bermain Tebak Bentuk, dan ketiga bermain Lempar Gelang. Peneliti

melaksanakan kegiatan permainan Geometri sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. (2) Kegiatan berjalan dengan lancar dan baik, anak sangat antusias melaksanakan kegiatan permainan Geometri tersebut. Kemampuan kognitif anak meningkat setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan permainan Geometri yang dilakukan dalam dua siklus.

Saran

Berpijak pada pengalaman singkat peneliti melakukan kegiatan penelitian (PTK) peningkatan kemampuan kognitif pada anak kolompok A TK Krida Putra di Desa Purwodadi tahun ajaran 2012/2013 ini, peneliti memiliki saran kepada beberapa pihak, sebagai berikut; (1) Bagi kepala sekolah, disarankan agar dapat memberikan fasilitas dalam sosialisasi penerapan permainan Geometri ini dalam pembelajaran, sejalan dengan signifikasi hasil yang dilakukan peneliti; (2) Bagi guru, setelah penelitian ini dilakukan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru untuk lebih memvariasikan pembelajaran yang ada di TK dan dapat menciptakan permainan-permainan yang bisa menjadi sumber belajar yang menyenangkan untuk anak; (3) Bagi orang tua dan wali murid diharapkan

mempunyai kepedulian yang tinggi dan proaktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah; (4) Bagi peneliti selanjutnya agar dapat lebih

(13)
(14)

DAFTAR RUJUKAN

Akbar, Sa’dun. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: PT. Cipta Media Aksara

Arikunto, Suharsimi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Dahlan, Djawad, 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Rosdakarya

Hariwijaya. M. 2009. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Yogyakarta: Mahadhika Publishing

Mansur. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Patmonodewo, Soemarti. 1995. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik

Ramli, M, 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

Santrock, John, 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Erlangga

Santrock, John, 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika

Slavin, Robert, 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks

Sudijiono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Sudono, Anggani, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Grasindo

Sujiono, Yuliani, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks

Sujiono, Yuliani, 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks

Tedjasaputra, Mayke, 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarata : PT.Gramedia Widiasarana Indonesia

Wiriaatmadja, Rochiati, 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.Rosdakarya

Wahyuti. 2010. Model Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, (Online),

Referensi

Dokumen terkait

Ho : Tidak ada hubungan antara karakteristik responden (jenis kelamin, umur, tingkat semester, jalur masuk IPB, dan keaktifan pada organisasi) mahasiswa kedokteran hewan IPB

Pengujian koefisien korelasi ini bertujuan untuk membuktikan bahwa nilai kofisien korelasi yang telah didapat dapat menjadi acuan untuk menentukan apakah peubah

Vegetasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk keberlanjutan hidup kupu- kupu, faktor vegetasi terhadap kenekaragaman jenis kupu-kupu akan berkorelasi positif

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT

[r]

Selain itu semua responden yang menjual aneka minuman (13.33%) mengalami penurunan omzet usaha. Kondisi diatas diduga karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa kredit

Departemen Agribisnis IPB menjalankan pengabdian kepada masyarakat salah satunya melalui inisiatif program Mitra Agribisnis yang merupakan penyaluran kredit modal,

Pretreatment kolagen kulit ikan tongkol diperoleh perlakuan terbaik yaitu dengan perendaman larutan NaOH 0,05 M selama 12 jam dengan nilai konsentrasi protein non-kolagen