• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pasti membutuhkan apa yang dinamakan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya, karena manusia adalah “Homo Educandum” atau makhluk yang selalu membutuhkan pendidikan, hal itu dikarenakan diantara makhluk Allāh Swt. hanya manusia yang dikaruniai akal dan pikiran. Dengan adanya akal itulah manusia bisa berkembang dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa yaitu dengan melalui pendidikan, yang intinya adalah bahwa pendidikan itu sangat penting bagi seluruh manusia.

Sejalan dengan hal yang telah diuraikan di atas, Syahidin (2009: 23) menyebutkan bahwa:

Manusia diciptakan Allāh dilengkapi dengan berbagai kelengkapan sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sehingga ia dapat menata kehidupan di muka bumi dengan baik. Segala kelengkapan itu bersifat potensial. Melalui berbagai tahapan waktu dan perkembangannya, ia akan mampu hidup mandiri. Setelah manusia dilahirkan ke dunia, ia akan sangat bergantung pada bantuan pihak lain dalam menggunakan dalam menggunakan dan mengembangkan potensinya itu. Untuk mencapai tahap tertentu dalam perkembangannya, manusia memerlukan upaya orang lain yang mampu dan rela memberikan bimbingan ke arah kedewasaan, paling tidak bantuan dari sang ibu. Upaya itu adalah proses pendidikan.

Suatu negara dapat dikatakan maju apabila penduduknya memiliki pendidikan yang bagus dan berkualitas tinggi. Melihat begitu pentingnya pendidikan bagi umat manusia, banyak pandangan manusia yang mewajibkan masyarakat untuk menjaga keberlangsungan pendidikan.

Pendidikan yang dicita-citakan oleh seluruh manusia adalah pendidikan yang dapat menjadikan manusia yang sesungguhnya dengan kata lain bahwa pendidikan dapat memanusiakan manusia, artinya segala potensi dan daya pikir

(2)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang dimiliki oleh manusia benar-benar dikembangkan dengan sangat baik sehingga dapat menghasilkan manusia yang berpikir, kreatif serta memiliki integritas yang tinggi.

Dalam sistem pendidikan persekolahan terdapat dua istilah yaitu pendidikan dan pengajaran. Terhadap kedua istilah di atas para praktisi pendidikan lebih cenderung ke arah pengajaran bukan pendidikan. Menurut Syahidin (2009: 2):

Pendidikan bukan sekedar transfer informasi tentang ilmu pengetahuan dari guru kepada murid, melainkan suatu proses pembentukan karakter. Ada tiga misi utama pendidikan yaitu pewarisan pengetahuan (transfer of

knowledge), pewarisan budaya (transfer of culture), dan pewarisan nilai

(transfer of value). Sebab itu pendidikan bisa dipahami dengan transformasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Sedangkan pengajaran lebih berorientasi pada pengalihan pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh keahlian khusus atau spesialisasi yang terkurung dalam ruang spesialisasinya yang sempit tetapi sangat mendalam.

Setiap proses pendidikan berpusat pada kemampuan setiap individu dalam meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan

output yang baik, sebuah lembaga pendidikan merupakan miniatur dari suatu

masyarakat yang luas. Guru sebagai salah satu komponen lembaga pendidikan yang tidak bisa terpisah dari keberadaan siswa terutama dilingkungan belajar mengajar, karena guru setiap saat berinteraksi dengan siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Djamarah (2005: 31) mengemukakan bahwa dalam pengertian sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.

Untuk mencapai suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien, seorang guru harus memberikan variasi pengajaran yang tepat, disesuaikan dengan kondisi karakteristik siswa dan materi yang ada. Jadi, seorang guru harus pintar dalam memilih metode dan media pembelajaran yang digunakan.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) merupakan suatu pelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan

(3)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islām sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allāh Swt.serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islām merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan pada setiap jenjang pendidikan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 menyatakan bahwa materi-materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) SMP terdiri dari lima aspek yang harus disampaikan kepada peserta didik, kelima aspek itu adalah:

1. Al-Qur`ān/Hadiś; menekankan pada kemampuan membaca,menulis, dan menterjemahkan dengan baik dan benar;

2. Keimanan; menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan, serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma’ul husna sesuai dengan kemampuan peserta didik; 3. Akhlak; menekankan pada pengamalan sikap terpuji dan menghindari

akhlak tercela;

4. Fiqih/Ibadah; menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu’amalah yang baik dan benar; dan

5. Tarikh; menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran (`ibrah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islām), meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islām.

Salah satu materi yang sulit untuk dipahami dan dihafal dalam mata pelajaran PAI adalah materi yang termasuk ke dalam aspek al-Qur`ān yang salah satu materinya adalah mengenai hukum tajwīd. Pembelajaran Pendidikan Agama

Islām (PAI) diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan

rendah hingga pendidikan tinggi yaitu dari mulai SD/SMP/SMA yang bisa dihitung hampir sudah 12 tahun belajar Pendidikan Agama Islām (PAI) seharusnya setiap siswa sudah dapat membaca al-Qur`ān dengan baik dan benar sesuai dengan hukum tajwīd, namun pada kenyataannya banyak siswa yang belum mampu membaca al-Qur`ān dengan baik dan benar.

(4)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Al-Qur`ān adalah kitab suci umat Islām yang tidak saja harus diimani, namun juga harus dibaca, dikaji dan diamalkan. Menurut Arifin (2009: 14) menyebutkan bahwa hal yang terpenting ialah, al-Qur`ān harus dibaca dengan bacaan/tilawah yang sebenarnya (harus mengikuti aturan-aturan dalam membacanya). Sebagaimana Firman Allāh dalam QS. Al-Baqarah ayat 121 yang berbunyi:

ُنِمْؤُـي َكِئـَلْوُأ ِهِتَوَلاِت َّقَح ُهَنوُلْـتَـي َباَتِكْلا ُمُهاَنْـيَـتآ َنيِذَّلا

ُمُه َكِئـَلْوُأَف ِهِب ْرُفْكَي نمَو ِهِب َنو

َنوُرِساَخْلا

Artinya : “Orang-orang yang telah kami berikan kitab kepadanya, mereka

membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka

itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah [2]: 121)1

Indonesia merupakan Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islām. Namun, melihat kenyataan yang ada di kalangan umat Islām Indonesia yang sebagian besar tidak dapat membaca al-Qur`ān sesuai kaidah tajwīd, atau bahkan ada yang tidak dapat membaca al-Qur`ān atau tulisan huruf Arab sama sekali.

Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan oleh UKM BAQI (Baca Al-Qur`ān Intensif) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada semester ganjil tahun 2012/2013 menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1

Presentasi Hasil Pretest UKM BAQI UPI Semester Ganjil 2012/2013

FAKULTAS NILAI TES BACA AL-QUR`ĀN Jumlah

TPD 1 TPD 2 TD TT TM FIP 10 124 349 134 44 661 FPIPS 16 141 339 134 43 673 FPBS 35 131 359 171 39 735 D3 Keperawatan 2 5 13 2 - 22 1

Seluruh teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins Al-Qur`ān dan disesuaikan dengan Al-Qur`ān dan Terjemahnya. (2002). Penerjemah: Tim Penerjemah Depag RI. Jakarta: Depag RI.

(5)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jumlah 63 401 1060 441 126 2091

Jumlah Keseluruhan

Tingkat Kelulusan 1524 567 2091

Persentase Keseluruhan

Tingkat Kelulusan 72,9% 27,1% 100%

Keterangan Belum Lulus

Tes BAQI

Lulus Tes BAQI

Sumber: UKM BAQI UPI

Berdasarkan tabel presentasi hasil pretes UKM BAQI UPI menunjukkan bahwa 72,9% belum memenuhi kriteria lulus baca al-Qur`ān dan 27,1% telah memenuhi kriteria lulus bacaQur`ān. Kriteria minimal kelulusan tes baca al-Qur`ān menurut UKM BAQI UPI adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Kategorisasi Tingkat Kemampuan Baca Al-Qur`ān UKM BAQI UPI

TINGKAT

KEMAMPUAN CIRI UTAMA KETERANGAN

TPD 1

(Tingkat Pra Dasar 1)

 Tidak Mengenal Huruf Hijāiyah bersyakal mandiri

 Bisa baca huruf hijāiyah mandiri, tapi masih tertukar

 Bisa baca huruf hijāiyah mandiri

Belum Lulus Tes BAQI

TPD 2

(Tingkat Pra Dasar 2)

 Bisa membaca huruf hijāiyah sambung

 Membacanya lambat atau terbata-bata

 Membaca huruf hijāiyah sambung, makhrajnya kurang tepat

Belum Lulus Tes BAQI

TD

(Tingkat Dasar)

 Membaca huruf hijāiyah sambung lancar

 Tajwīd praktisnya banyak yang salah

Belum Lulus Tes BAQI

(6)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

TT

(Tingkat Terampil)

 Membaca denganlancar

 Tajwīd praktisnya relatif benar  Teori tajwīd tidak tahu/sedikit

tahu

Lulus Tes BAQI

TM

(Tingkat Mahir)

 Membaca dengan taḥsīn  Tajwīd praktisnya benar  Menguasai teori tajwīd

Lulus Tes BAQI

Sumber: UKM BAQI UPI

Berdasarkan hasil pretes UKM BAQI UPI, menunjukkan bahwa salah satu yang menjadi bagian penting dalam baca al-Qur`ān yang baik dan benar adalah terletak pada tajwīdnya. Menurut Abdurohim (2007: 3) mengemukakan bahwa:

Definisi tajwīd secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu,

tajwīdan yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Secara

istilah tajwīd ialah ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf (ḥaqqul ḥarf) maupun hukum-hukum baru yang timbul

setelah hak-hak huruf (mustaḥaqqul ḥarf) dipenuhi, yang terdiri atas

sifat-sifat huruf, hukum-hukum madd, dan lain sebagainya.

Al-Qur`ān merupakan firman Allāh yang agung, yang dijadikan pedoman hidup oleh seluruh kaum Muslimin. Membacanya bernilai ibadah dan mengamalkannya merupakan kewajiban yang diperintahkan dalam agama. Seorang muslim harus mampu membaca ayat-ayat al-Qur`ān dengan baik sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullāh Saw. inilah salah satu tujuan mempelajari ilmu tajwīd.

Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam atau di luar kelas dibutuhkan suatu media yang cocok dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sebenarnya tidak ada suatu jenis media yang paling baik untuk semua situasi termasuk materi pembelajaran. Tetapi pada dasarnya semua media itu baik dan bagus, tapi penggunaannya yang disesuaikan dengan materi, waktu yang harus dicapai sehinnga kegiatan belajar berjalan dengan lancar, sukses dan memuaskan.

Untuk mendukung proses pembelajaran PAI agar menjadi lebih baik dan tidak membosankan dibutuhkan media yang cocok agar pembelajaran pendidikan agama dapat menyenangkan dan dapat diserap dengan baik oleh siswa. Media

(7)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menjadi sarana komunikasi antara guru dan siswa dalam menyampaikan materi-materi ajar kepada siswa dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi dalam pembelajaran.

Media merupakan perantara komunikasi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswa. Hamalik (Arsyad, 2011: 15) mengemukakan bahwa:

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Sejalan dengan uraian tersebut, Ramayulis (2010: 203) berpendapat bahwa: Dengan adanya alat/media maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai alat/media pengajaran. Dengan tersedianya alat/media pengajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan ia pakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara murid-muridnya. Bahkan alat/media pengajaran ini selanjutnya membantu guru “membawa” dunia ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan samar-samar (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh murid. Bila alat/media ini dapat difungsikan secara tepat, maka murid akan banyak terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pengalaman belajar anak dapat ditingkatkan.

Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa mampu menyerap materi-materi yang telah disampaikan oleh guru dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memanfaatkan seluruh alat inderanya. Semakin banyak alat bantu yang digunakan maka semakin banyak pula rangsangan yang diberikan oleh guru kepada siswa yang bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan menerima dan mengolah informasi menjadi pelajaran yang dapat dimengerti dan dipahami serta dapat dipertahankan dalam ingatan siswa tersebut.

(8)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience)(Sadiman, 2008: 8).

Gambar 1.1

Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Media pembelajaran diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap pelajaran dengan baik, sehingga tujuan yang dicita-citakan dalam proses pembelajaran ini dapat berhasil dengan baik. Mengingat pentingnya media dalam suatu proses pembelajaran, peneliti memfokuskan penelitian mengenai efektivitas penggunaan media pembelajaran interaktif flash card untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap hukum tajwīd, dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII (delapan) di SMP Negeri 51 Bandung pada sub bahasan hukum bacaan madd dan

waqaf. Flash card merupakan salah satu media berbasis visual. Dalam pengertian

sederhana Arsyad (2011: 119) mengemukakan bahwa:

Flash card adalah suatu kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda

simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang Sumber: Kerucut Pengalaman Edgar Dale [Photo] (n.d.). diakses pada

(9)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berhubungan dengan gambar itu. Flash card biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi.

Karena flash card merupakan media visual sehingga alat indera utama yang digunakan adalah indera penglihatan yang disebut dengan mata yang banyak berkontribusi dalam membantu siswa dalam menangkap pelajaran yang disampaikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas media pembelajaran interaktif flash card untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap hukum tajwīd?”

Masalah di atas dapat dirinci melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kondisi awal siswa kelas eksperimen dalam memahami

hukum tajwīd sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media flash card?

2. Bagaimanakah kondisi awal siswa kelas kontrol dalam memahami hukum tajwīd sebelum melaksanakan pembelajaran?

3. Apakah terdapat perbedaan atau persamaan rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol?

4. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan media flash card? 5. Bagaimanakah tingkat pemahaman siswa kelas eksperimen terhadap materi

hukum tajwīd dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) setelah terjadi pembelajaran menggunakan media pembelajaran interaktif flash

card?

6. Bagaimanakah tingkat pemahaman siswa kelas kontrol terhadap materi hukum tajwīd dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) setelah terjadi pembelajaran?

7. Apakah terdapat perbedaan atau persamaan rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol?

(10)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8. Bagaimana efektivitas media pembelajaran interaktif flash card dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi hukum tajwīd?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran interaktif flash card untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap hukum tajwīd. Adapun tujuan di atas dapat dirinci sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi awal siswa kelas eksperimen dalam memahami

hukum tajwīd sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media flash card.

2. Untuk mengetahui kondisi awal siswa kelas kontrol dalam memahami hukum tajwīd sebelum melaksanakan pembelajaran.

3. Untuk mengetahui perbedaan atau persamaan rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan media flash

card.

5. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas eksperimen terhadap materi hukum tajwīd dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) setelah terjadi pembelajaran menggunakan media pembelajaran interaktif

flash card.

6. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas kontrol terhadap materi hukum tajwīd dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) setelah terjadi pembelajaran.

7. Untuk mengetahui perbedaan atau persamaan rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(11)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8. Untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran interaktif flash card dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi hukum tajwīd.

D. Manfaat/Signifikasi Penelitian

Penelitian ini akan lebih bermakna apabila memberikan manfaat, baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi masyarakat. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan teurtama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) sebagaimana upaya peningkatan pemahaman belajar siswa terhadap hukum tajwīd, sehingga adanya peningkatan prestasi siswa dalam pembelajaran ini. Serta dapat merubah pandangan kebanyakan orang terhadap mata pelajaran PAI sebagai mata pelajaran yang menjenuhkan menjadi mata pelajaran yang menyenangkan bagi siapa saja yang mempelajarinya.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, yaitu untuk mendapatkan hasil yang jelas mengenai fakta di lapangan yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran interaktif

(12)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mata pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) khususya pada pembahasan hukum tajwīd.

2. Bagi guru, yaitu memberikan tambahan referensi dalam membuat media pembelajaran, sehingga belajar PAI bukan menjadi hal yang membosankan. 3. Bagi siswa, yaitu memberikan tambahan wawasan serta dapat

mengembangkan kemampuan dan kualitas siswa dalam pembelajaran PAI dan juga dapat membantu dalam memahami mata pelajaran PAI khususnya materi tentang hukum tajwīd.

4. Bagi sekolah, yaitu untuk lebih mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan kualitas sekolahnya melalui pengembangan program pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta dapat meningkatkan mutu sekolah dengan melahirkan generasi yang unggul baik secara lahir maupun batin.

5. Bagi prodi IPAI, yaitu untuk meningkatkan lulusan yang profesional dan bermutu, sehingga dapat bermanfaat di lingkungan masyarakat luas serta dapat menyusun standar lulusan yang berkualitas baik.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, meliputi: 1) Latar Belakang Masalah, 2) Rumusan Masalah, 3) Tujuan Penelitian, 4) Manfaat/Signifikasi Penelitian, 5) Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II berisi Kajian Pustaka. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka ditunjukkan “the state of the art” dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, yang meliputi: 1) Media Pembelajaran, 2) Flash Card, 3) Ilmu Tajwīd, 4) Efektivitas, 5) Pemahaman Belajar Siswa, 6) Penelitian Terdahulu yang Relevan; Kedua, Kerangka Pemikiran; dan Ketiga Hipotesis Penelitian.

(13)

Reka Destiany Endah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasan Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bab III Metodologi Penelitian, meliputi: 1) Lokasi Penelitian, 2) Populasi dan Sampel Penelitian, 3) Metode Penelitian, 4) Definisi Operasional, 5) Instrumen Penelitian, 6) Prosedur Penelitian, 7) Teknik Pengumpulan Data, 8) Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan mengenai kondisi awal pemahaman siswa terhadap hukum tajwīd pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, proses belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran interaktif

flash card, kondisi akhir pemahaman siswa terhadap hukum tajwīd pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah terjadi pembelajaran, efektivitas media pembelajaran interaktif flash card untuk meningkatkan pemahaman siswa pada hukum tajwīd.

Bab V Penutup, meliputi: Kesimpulan yang merupakan penyajian penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Studi Kandungan Mineral Kalium, Natrium, dan Magnesium pada Selada (Lactuca sativa L.) Hidroponik dan Non- Hidroponik Secara Spektrofotometri Serapan Atom.. Medan; Fakultas

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komposit Fe 3 O 4 dan Kopolimer Cangkok Biner Asam Akrilat dan Akrilamida pada Onggok Sebagai Penjerap Logam

Proses pembuatan jamu yang dilakukan oleh ketiga penjual jamu di wilayah Ngawen dapat dikatakan sebagian besar prosedur pembuatannya telah sesuai dengan Cara Pembuatan

2.1 Bagan Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas Tentang “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Media Video untuk Meningkatkan Karakter

terapi musik instrumental 82% depresi ringan, 18% depresi berat, 2) setelah melakukan terapi musik instrumental 88% tidak depresi dan 12% depresi ringan, 3) hasil

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada

When you hear the four statements, look at the picture on your test paper and choose the statement that best describes what you see in the picture.. Then, on your answer sheet, find

2Ol4 yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Angaran Bagian lGsra Setda llabupaten Musi Banyuasin Nomor : 03g Tahun 2014 tangal 27 Januar'i 2014, Mengumumkan