• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI KEBERADAAN OBJEK WISATA (STUDI KASUS THE UNIQUE PART WATERBOOM) DI KENAGARIAN MUARO KALABAN KOTA SAWAHLUNTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI KEBERADAAN OBJEK WISATA (STUDI KASUS THE UNIQUE PART WATERBOOM) DI KENAGARIAN MUARO KALABAN KOTA SAWAHLUNTO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI KEBERADAAN OBJEK WISATA (STUDI KASUS THE UNIQUE PART WATERBOOM)

DI KENAGARIAN MUARO KALABAN KOTA SAWAHLUNTO Lisa Destaria1 Fachrina2 Faishal Yasin3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Establishment of tourism development in an area can improve people's lives, because of the many available jobs and could open up new ventures, associated with reality in lapanagan in the know that the founding attraction Waterboom Muaro Kalaban social and economic impacts after the waterboom. The purpose of this study is to describe how social and economic impacts after the waterboom attractions in the Village District Muaro Kalaban Silungkang Sawahlunto.

This study used a qualitative approach and descriptive bertipekan, collecting data by interviewing multiple informants are people and community leaders such as village head Muaro Kalaban, Head of Dusun Sawah Mine, merchants around waterboom and in the parking area and the existing waterboom around objects waterboom tour. No informant Pemeilihan this study using purposive sampling technique. Types of data used are primary data and secondary data. Method of data collection was done in three ways (1) observation, (2) in-depth interviews, and (3) documentation. The unit of analysis is the group. Used data analysis is divided into three, namely (1) data reduction, (2) The presentation of the data, and (3) Conclusion.

The results revealed that after the founding of attraction Waterboom Muaro Kalaban social and economic impacts. Social impacts arising divided into two, namely positive and negative impacts, while the negative impact that imitate the dress and behavior of swimming, religious values people have started to fade. While the positive impact of increased education and better relations interaction. Economic impacts arising that is the creation of jobs for the people, rising incomes, a community initiative ntuk build shophouses, increased facilities and infrastructure such as roads.

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009 2

Pembimbing I dan Dosen Universitas Andalas 3

(2)

PENDAHULUAN

Menurut Budiman (1995:1), pembangunan adalah kemajuan yang dicapai oleh sebuah masyarakat dibidang ekonomi. Sedangkan menurut Harun dan Elviharo (2011:3), pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa.

Secara umum tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, menjaga kestabilan harga, mengatasi masalah pengangguran, menjaga keseimbangan neraca pembayaran, dan pendistribusian yang lebih adil dan merata. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan dibandingkan dengan negara-negara industri maju dalam pembangunan ekonominya yang masih mengharuskan pemerintah untuk mengambil peranan sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi nasional.

Salah satu pembangunan ekonomi yang bisa merubah dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik misalnya mengembangkan sektor pariwisata. Berkembangnya sektor pariwisata masyarakat bisa menikmati keindahan alam

suatu daerah yang barang kali tidak terdapat di daerahnya dan tercapainya keinginan berlibur dan beristirahat setelah bekerja keras secara kontiniu agar kesegaran jasmani dan rohani dapat dipulihkan kembali.

Dengan berdirinya pembangunan pariwisata dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat karena banyaknya tersedia lapangan pekerjaan dan masyarakat tersebut bisa mengembangkan usaha-usaha yang mereka rencanakan (Dinas Pariwisata Sawahlunto).

Kota Sawahlunto juga memiliki beragam tempat pariwisata, yang mana antara lain seperti: Museum Kereta Api Sawahlunto, Museum Gudang Ransum Sawahlunto, Lubang Kalam Sawahlunto, Kain Tenun Silungkang Sawahlunto, Danau Kandi Sawahlunto, Taman Satwa Kandi, Waterboom Muaro Kalaban, tetapi yang memiliki keindahan alam salah satunya adalah objek wisata Waterboom Muaro Kalaban dan Danau Kandi Sawahlunto. Selain bisa menikmati rasa makanan yang dulunya banyak dikenal oleh masyarakat seperti dendeng batokok, dan soto Muaro Kalaban.

Berdasarkan observasi awal berdirinya Waterboom Muaro Kalaban tersebut diasumsikan bisa merubah kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar objek wisata Waterboom. Salah satunya meningkatkan penghasilan, pendidikan, dan peluang pekerjaan bagi masyarakat di sana.

(3)

Dahulunya masyarakat tersebut hanya seorang petani saja bahkan ada yang tidak memiliki pekerjaan, sekarang setelah berdirinya Waterboom bisa membuka lapangan pekerjaan bagi mereka dengan berjualan yang bisa menghasilkan pendapatan yang meningkat dari sebelumnya. Pendapatan tersebut digunakan untuk biaya pendidikan anaknya, yang mana sebelum adanya Waterboom masyarakat mayoritas menyekolahkan anaknya sampai ke Sekolah Menengah Atas (SMA), sekarang masyarakat tersebut bisa mewujudkan keinginan anaknya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Itu semua karena pendapatan orang tuanya yang begitu meningkat dari sebelumnya. Tidak hanya itu selain bisa menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi, hasil dari pendapatan tersebut bisa juga untuk membeli peralatan mewah seperti mobil, dan perabot rumah tangga.

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana dampak sosial dan ekonomi setelah adanya objek wisata The Unique Part Waterboom di Kenagarian Muaro Kalaban Kota Sawahlunto.

Studi relevan yang pertama adalah Skripsi Ismi Indriyani dengan judul “Perkembangan Wisata Bahari di Kepulauan Sikakap Kabupaten Mentawai: Studi Perubahan Sosial-Ekonomi (2003-2009).

Berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini ada keterkaitan permasalahan yang penulis lakukan yakni sama meneliti tentang objek wisata dan sama-sama melihat kondisi sosial- ekonominya, namun bedanya penelitian yang penulis lakukan lebih melihat dampak sosial dan dampak ekonomi setelah adanya objek wisata The Unique Part Waterboom.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari bulan Juli – September tahun 2013. Penelitian dilaksanakan di Kenagarian Muaro Kalaban Kota Sawahlunto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dianggap mampu menggambarkan suatu kenyataan/fenomena yang ada dilapangan dan bisa menjelaskan masalah yang akan diteliti secara mendalam. Tipe penelitian ini adalah deskriptif yang mana menurut Arikunto (2006:291) menyatakan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksud untuk menguji hipotesa tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi wawancara dan dokumentasi, yang mencari data secara komplek. Model analisis data penelitian ini adalah interaktif dari Milles Huberman.

(4)

HASIL PENELITIAN

1. Dampak sosial setelah adanya objek wisata Waterboom Muaro Kalaban

a. Cara berpakaian dan perilaku berenang

Dari hasil penelitian di lapangan setelah adanya objek wisata Waterboom Muaro Kalaban, cara berpakaian masyakat khususnya para remaja sudah berubah. Sekarang para remaja sering memakai pakaian yang kurang sopan seperti memakai jelana pendek dan baju ketat keluar rumah. Para remaja tidak memikirkan kalau mereka akan dikucilkan oleh masyarakat lain karena para remaja telah melanggar norma khusunya norma kesopanan. Seperti pendapat Maryati (2006:44) norma kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku dimasyarakat seperti cara berpakaian, cara bersikap dalam pergaulan, dan berbicara. Begitupun dengan perilaku berenang, antara laki-laki dan perempuan bercampur dalam satu kolam yang sama. Atau dengan kata lain waterboom tidak membedakan antara kolam laki-laki dan kolam perempuan. Pada saat mereka berenang, para remaja memperlihatkan kelakuan yang tidak wajar seperti saling bersentuhan dengan lawan jenis, yang mana kadang-kadang disengaja oleh remaja tersebut terutama remaja laki-laki.

b. Nilai keagamaan sudah mulai luntur

Dari hasil penelitian di lapangan, setelah adanya waterboom nilai kegamaan masyarakat Muaro Kalaban sudah muai luntur, terutama para pedagang. Kalau waktu sholat datang banyak para pedagang yang tidak melaksanakan sholat padahal di waterboom telah disediakan mushalla untuk tempat beribadah bagi pengunjung dan pedagang yang ada di area waterboom. Berbeda dengan dahulu masyarakat yang ada di sekitar waterboom hari-hari mereka diisi dengan hal-hal yang positif seperti gotong royong satu kali dalam seminggu dan sholat berjama’ah ke mushalla. Akan tetapi hal positif tersebut tidak semua masyarakat yang melakukannya.

c. Meningkatnya pendidikan

Dari hasil penelitian di lapangan sebelum adanya waterboom, banyak masyarakat Muaro Kalaban yang tidak sekolah atau yang putus sekolah itu semua disebabkan karena kemalasan anak untu sekolah dan kurang tegasnya orang tua dalam mendidik anak. Dibandingkan dengan sekarang setelah adanya waterboom sudah ada peningkatan, masyarakat suadah banyak yang melanjutkan pendidikan anaknya keperguruan tinggi. Itu disebabkan karena pendapatan masyarakat sudah meningkat karena adanya objek wisata waterboom.

(5)

d. Terjalinnya hubungan interaksi yang baik

Dari hasil di lapangan setelah adanya waterboom hubungan interaksi pedagang dengan pedagang, maupun pedagang dengan masyarakat sudah lebih membaik sebelum adanya waterboom dilihat dari kekerabatan antara sesama pedangang. Seperti di dalam berdagang terjadi persaingan antara sesame pedagang, tetapi persaingan yang terjadi adalah pesaingan sehat. Para pedagang tidak pernah memperlihatkan rasa iri hatinya kepada pedagang lain yang jual belinya lebih banyak. Bahkan ketika pedagang tidak memiliki barang yang diminta pembeli, pedagang itu menunjukkan kepada pembeli bahwa di tempat pedagang lain ada memiliki barang yang diminta oleh pembeli. Kalau dilihat kerja sama antara pedagang yaitu sama-sama menolong ketika pedagang lain meminta pertolongan seperti mengangkat barang yang terlalu berat

2. Dampak ekonomi setelah adanya objek wisata waterboom Muaro Kalaban a. Terciptanya lapangan pekerjaan

Dari hasil di lapangan bahwa berdirinya objek wisata waterboom bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar objek wisata waterbom seperti menjadi karyawan waterboom dan sebagian masyarakat juga menjual cinderamata dan makanan di area

waterboom. Banyak masyarakat yang menjadi karyawan di waterboom khususnya pemuda dan pemudi yang ada di sekitar waterboom, yang mana dulunya sebelum adanya waterboom pemuda dan pemudi tidak memiliki pekerjaan dan banyak yang menjadi pengangguran. Akan tetapi setelah dibangunnya waterboom Muaro Kalaban ini lapangan pekerjaan terbuka bagi pemuda dan pemudi yang ada di Desa Muaro Kalaban seperti menjadi karyawan waterboom.

b. Meningkatnya pendapatan masyarakat

Dari hasil di lapangan, bahwa setelah berdirinya objek wisata waterboom peng hasilan masyarakat Muaro Kalaban sudah meningkat terutama masyarakat yang tinggal di sekitar waterboom. Dulunya masyarakat seperti ibu-ibu hanya seorang ibu rumah tangga saja dan hanya menerima uang dari suaminya, tetapi setelah berdirinya waterboom para ibu-ibu berinisiatif untuk berjualan di area waterboom, dengan penhasilannya tersebut bisa membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak selebihnya masyarakat gunakan untuk membeli perabotan rumah tangga dan kendaraan.

(6)

c. Adanya inisiatif masyarakat untuk membangun ruko-ruko

Dari hasil di lapangan, bahwa terlihatnya peningkatan atau inisiatif masyarakat untuk mendirikan bangunan seperti rumah makan, toko pakaian, dan menjual makanan dan minuman di sepanjang jalan tepatnya di sekitar objek wisata waterboom. Itu disebabkan oleh banyaknya pengunjung yang datang ke waterboom. Berbeda dengan dahulu sebelum berdirinya waterboom tidak ada inisiatif masyarakat untuk mendirikan bangunan tersebut.

d. Meningkatnya sarana dan prasarana seperti jalan

Dari hasil di lapangan, bahwa setelah berdirnya objek wisata waterboom sarana dan prasarana seperti jalan sudah di perbaiki terutama jalan di depan waterboom. Yang mana dulu sebelum adanya waterboom jalan yang ada di depan objek wisata waterboom kelihatan sempit dan rusak banyak jalan yang terlihat berlobang, akan tetapi setelah berdinya waterboom jalan lintas Sumatera ini khususnya yang ada di sekitar objek wisata waterboom sudah di perbaiki dan di perbesar. Akan tetapi di saat banyaknya pengunjung yang datang ke waterboom seperti lebaran, tahun baru atau hari libur sekolah jalan di dapan waterboom ini terlihat macet. Kemacetan yang terjadi tidak meresahkan masyarakat di sekitar waterboom, tetapi

malah menguntungkan. Karena pada saat banyaknya pengunjung yang datang waterboom, masyarakat banyak yang berjualan di sekitar waterboom dan meningkatkan pendapatannya, walaupun dalam keadaan macet masyarakat tidak merasa diresahkan.

KESIMPULAN

Dampak sosial dan ekonomi keberadaan objek wisata waterboom dapat disimpulkan sebagai berikut:

Dampak sosial

a. Masyarakat Muaro Kalaban telah meniru cara berpakaian dan perilaku berenang wisatawan.

b. Nilai keagamaan masyarakat Muaro Kalaban sudah muai luntur.

c. Meningkatnya pendidikan masyarakat Muaro Kalaban.

d. Terjalinnya hubungan interaksi yang baik anta sesame pedagang maupun pedagang dengan masyarakat.

Dampak ekonomi

a. Terciptanya lapangan pekerjaan b. Meningkatnya pendapatan

masyarakat di sekitar waterboom. c. Adanya inisiatif masyarakat untuk

membangun ruko-ruko dan warung-warung di sekitar waterboom.

(7)

d. Meningkatnya sarana dan prasarana seperti jalan yang ada di depan objek wisata waterboom.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Budiman Arif. 1995. Teori Pembangunan

Dunia Ketiga. Jakarta. PT Gramedia

Pustaka Utama.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2006.

Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas X.

Jakarta: Esis PT Gelora Aksara Pratama.

Andriyani, Ismi. 2012. Perkembangan Wisata Bahari di Kepulauan Sikakap Kabupaten Mentawai: Studi

Perubahan Sosial-Ekonomi (2003-2009). Skripsi. Pendidikan Geografi: STKIP PGRI Sumatra Barat.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

A set of column specimens collared by light structural angle steel sections was tested to study their behaviors under axial compression and to confirm that the

suatu bahan pengikat (bonding agent). Penelitian ini memilih zeolite alam sebagai bonding agent, karena ketersediannya cukup banyak di Indonesia, sedangkan penggunaanya masih

Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah membuat Aplikasi Repair Schedule secara periodik dan otomatis dengan pemberian

There is a high value for additional water availability, associated with the supply of wild foods, firewood, crop production and carbon sequestration, suggesting that efforts

[r]

All

[r]

In this paper the earnings reported by recent college graduates and the earnings expected by college seniors from their first job after graduation are successfully esti- mated