BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Laringitis akut pada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut Laringitis akut pada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut ((Common cold)Common cold) atau merupakan manifestasi dari radang saluran nafas bagian atas. atau merupakan manifestasi dari radang saluran nafas bagian atas. Pa
Pada da ananak ak larlarynyngigititis s akakut ut dadapapat t memeninimbmbululkakan n susumbmbataatan n salsalururan an jajalan lan nanafasfas,, sedangkan pada orang dewasa tidak secepat pada anak.
sedangkan pada orang dewasa tidak secepat pada anak.1,2,31,2,3
Biasany
Biasanya a larynglaryngitis itis akut menyerang pada akut menyerang pada indiindiidu yang idu yang berusiberusia a 1!"#1!"#$ $ ta%unta%un.. &n
&nakak"an"anak ak titidadak k tetermrmasuasuk k daldalam am kakatetegogori ri stustudi di tetersersebubut, t, dadan n tetermarmasusuk k dadalalamm obserasi laryngitis akut dimana usianya 3 ta%un dan diatsnya.
obserasi laryngitis akut dimana usianya 3 ta%un dan diatsnya.11
Laringitis akut biasanya biasanya sembu% sendiri dan diobati dengan terapi Laringitis akut biasanya biasanya sembu% sendiri dan diobati dengan terapi kon
konserseratifatif, , mormorbidbiditaitas s dan dan mormortalitalitas tas tidtidak ak dapdapat at dipdiper%ier%ituntungkagkan.pn.pasieasien n dendengangan laringitis akut yang bersala dari etiologi infeksi daripada yang disebabkan ole% trauma laringitis akut yang bersala dari etiologi infeksi daripada yang disebabkan ole% trauma ocal pada ak%irnya dapat melukai plika okalis. 'etidaksempurnaan produksi suara ocal pada ak%irnya dapat melukai plika okalis. 'etidaksempurnaan produksi suara pada
pada pasien pasien dengan dengan laringitis laringitis akut akut dapat dapat diakibatkan diakibatkan ole% ole% penggunaan penggunaan kekuatankekuatan aduksi yang besar atau tekanan untuk mengimbangi penutupan yang tidak sempurna aduksi yang besar atau tekanan untuk mengimbangi penutupan yang tidak sempurna dari
dari glottiglottis s selama episode selama episode laringlaringitis itis akut. eakut. ekanan ini kanan ini selanjuselanjutnya menegangktnya menegangkanan lipatan
lipatan"lipatan (plika) ocal "lipatan (plika) ocal dan dan mengmengurangi produsi suara. urangi produsi suara. Pada ak%irnya menundaPada ak%irnya menunda kembalinya fonasi normal.
kembalinya fonasi normal.11
Laringitis akut memiliki onset yang cepat dan biasanya sembu% sendiri. *ika Laringitis akut memiliki onset yang cepat dan biasanya sembu% sendiri. *ika pasien
pasien memiliki memiliki gejala gejala laringitis laringitis lebi% lebi% dari dari 3 3 minggu, minggu, keadaan keadaan ini ini diklasifikasikandiklasifikasikan sebagai laringitis kronik. +tiologi larigitis akut dapat berupa penyala%gunaan suara, sebagai laringitis kronik. +tiologi larigitis akut dapat berupa penyala%gunaan suara, pemaparan
pemaparan dengan dengan agen agen yang yang berba%aya berba%aya atau atau agen agen infeksius infeksius lainnya lainnya yangyang meny
menyebabebabkan kan infinfekseksi i tratraktuktus s resprespirairasi si bagbagian ian ataatas. s. &g&gen en infinfeksieksius us palpaling ing banbanyayak k adala% irus, akan tetapi kadang"kadang bakteri.
adala% irus, akan tetapi kadang"kadang bakteri.##
Biasanya laringitis akut dapat sembu% spontan dalam beberapa %ari. erak Biasanya laringitis akut dapat sembu% spontan dalam beberapa %ari. erak dapat menetap bila sekresi normal belum puli%. Beberapa pasien cenderung menderita dapat menetap bila sekresi normal belum puli%. Beberapa pasien cenderung menderita afonia fungsioal setela% laringitis akut. Pemeriksaan tindak lanjut menunjukkan laring afonia fungsioal setela% laringitis akut. Pemeriksaan tindak lanjut menunjukkan laring yang normal, akan tetapi %ampir tanpa suara. -ujukan kepada a%li patologi suara akan yang normal, akan tetapi %ampir tanpa suara. -ujukan kepada a%li patologi suara akan dapat mengatasi keadaan tersebut.
dapat mengatasi keadaan tersebut.##
ari Penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk memba%as laporan kasus ari Penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk memba%as laporan kasus yang berjudul /Laringitis &kut0.
yang berjudul /Laringitis &kut0.
BAB II BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Defnisi 2.1. Defnisi
Laringitis akut adalah radang akut laring yang disebabkan oleh virus Laringitis akut adalah radang akut laring yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya dan bakteri yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya diseba
disebabkan oleh bkan oleh infeksinfeksi i virusvirus infuenzainfuenza (tipe A dan B),(tipe A dan B), parainfuenza parainfuenza (tipe(tipe 1
1,,22,,33)),, rhinovirusrhinovirus d daann adenovirusadenovirus. . enenyyeebbaab b llaaiin n aaddaalalahh HaemolusHaemolus inf
infueuenznzaeae, , BraBranhnhamamellellaa cacatatarrrrhahalilis, s, StStrereptptococococcucus s pypyogogeneneses,, Staphylococcus aureus
Biasanya laringitis akut merupakan suatu fase infeksi virus pada saluran nafas atas yang dapat sembuh sendiri, fa!tor prediposisi dapat berupa rhinitis kronik, penyalah gunaan al!ohol, tembakau serta pemakaian suara yang berlebihan."
2.2. Etiologi
enyakit ini sering disebabkan oleh virus. Biasanya merupakan perluasan radang saluran nafas bagian atas oleh karena bakteri Haemophilus Infuenzae, Staphylococcus, streptococcus, atau pneumococcus. #imbulnya penyakit ini sering dihubungkan dengan perubahan !ua!a atau suhu, gi$i yang kurang%malnutrisi, imunisasi yang tidak lengkap dan pemakaian suara yang berlebihan.1,3,&
'nfeksi 'nfeksi virus dari saluran pernafasan atas astroesophageal re*uks disease +vironmental insults (olusi)
o!al trauma -onsumsi al!ohol berlebihan
Alergi
enggunaan suara berlebihan
'ritasi bahan kimia atau bahan lainnya #abel 1 +tiologi Laringitis akut
2.3. Anatomi dan Fisiologi 2.3.1. Anatomi
Laring merupakan bagian terbaah dari saluran nafas bagian atas. Berikut ini akan ditampilkan laring se!ara anatomi.
Gama! 1. Anatomi laring/
erakan laring dilakukan oleh kelompok otot0otot ekstrinsik dan intrisik. tot ekstinsik bekera pada laring se!ara keseluruhan yang terdiri dari otot ekstrinsik suprahioid (m.digastrikus, m.geniohioid, m.stilohioid dan m.milohioid) yang berfungsi menarik laring ke atas. otot ekstinsik infrahioid (m.sternihioid, m.omohioid, m.tirohioid). tot intrisik laring menyebabkan gerakan antara berbagai struktur laring sendiri, seperti otot vokalis dan tiroaritenoid yang membentuk tonolan pada korda vokalis dan berperan dalam membentuk teganngan korda
vokalis, otot krikotiroid berfungsi menarik kartilago tiroid kedepan,
meregang dan menegangkan korda vokalis.
Laring disara4 oleh !abang0!abang nervus vagus yakni nervus laringeus superior dan nervus laringeus inferior (n.laringeus rekurens). -edua saraf ini merupakan !ampuran saraf motorik dan sensorik. erdarahan pada laring terdiri dari dua !abang yakni arteri laringeus superior dan ateri laringeus inferior yang kemudian akan bergabung
dengan vena tiroid superior dan inferior.2,3
2.3.2. Fisiologi
Laring berfungsi sebagai proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi dan fonasi. 5ungsi laring untuk proteksi adalah untuk men!egah agar makanan dan benda asing masuk kedalam trakea dengan alan menutup aditus laring dan rima glotis yang se!ara bersamaan. Benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dan sekret yang berasal dari paru uga dapat dikeluarkan leat re*ek batuk. 5ungsi respirasi laring dengan mengatur mengatur besar ke!ilnya rima glotis. 6engan teradinya perubahan tekanan udara maka didalam traktus trakeo0bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah tubuh. leh karena itu laring uga mempunyai fungsi sebagai alat pengatur sirkulasi darah. 5ungsi laring dalam proses menelan mempunyai tiga mekanisme yaitu gerakan laring bagian baah keatas, menutup aditus laringeus, serta mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk kedalam laring. Laring mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi seperti berteriak, mengeluh, menangis dan lain0lain yang berkaitan dengan fungsinya untuk fonasi dengan membuat suara serta mementukan tinggi
rendahnya nada.
2.". Patofsiologi
Laringitis akut merupakan in*amasi dari mukosa laring dan pita suara yang berlangsung kurang dari 3 minggu. arain*uen$a virus, yang merupakan penyebab terbanyak dari laringitis, masuk melalui inhalasi dan menginfeksi sel dari epitelium saluran nafas lokal yang bersilia, ditandai dengan edema dari lamina propria, submukosa, dan adventitia, diikuti dengan in4trasi selular dengan histosit, limfosit, sel plasma dan lekosit polimoronuklear (78). #eradi pembengkakan dan kemerahan dari
saluran nafas yang terlibat, kebanyakan ditemukan pada dinding lateral dari trakea dibaah pita suara. -arena trakea subglotis dikelilingi oleh kartilago krikoid, maka pembengkakan teradi pada lumen saluran nafas dalam, menadikannya sempit, bahkan sampai hanya sebuah !elah. 7embran pelindung plika vokalis biasanya merah dan membengkak. un!ak terendah pada pasien dengan laringitis berasal dari penebalan yang tidak beraturan sepanang seluruh plika vokalis. Beberapa penulis per!aya baha plika vokalis mengeras daripada menebal. engobatan konservatif seperti yang disebutkan sebelumnya biasanya !ukup mengatasi in*amasi laring dan mengembalikan aktivitas vibrasi plika vokalis.1
2.#. Ge$ala Klinis
ada laringitis akut ini terdapat geala radang umum, seperti demam, malaise, geala rinofaringitis. eala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai suara yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang biasa % normal dimana teradi gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan sehingga menimbulkan suara menada parau bahkan sampai tidak bersuara sama sekali (afoni).9
1. :esak nafas dan stridor
2. 8yeri tenggorokan seperti nyeri ketika menelan atau berbi!ara. 3. eala radang umum seperti demam, malaise
&. Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental
". eala commmon cold seperti bersin0bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari 39 deraat !elsius.
/. eala infuenza seperti bersin0bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu yang sangat berarti yakni lebih dari 39 deraat !elsius, dan adanya rasa lemah, lemas yang disertai dengan nyeri diseluruh tubuh.1;
2.%. Diagnosis
6iagnosis ditegakkan berdasarkan geala klinis, pemeriksaan 4sik dan pemeriksaan penunang.
ada pemeriksaan 4sik, dapat ditemukan suara yang serak, !ory$a, faring yang meradang dan frekuensi pernafasan dan denyut antung yang meningkat, disertai pernafasan !uping hidung, retraksi suprasternal, infrasternal dan inter!ostal serta stridor yang terus menerus, dan anak bisa sampai megap0megap (air hunger). Bila teradi sumbatan total alan nafas maka akan didapatkan hipoksia dan saturasi oksigen yang rendah. Bila hipoksia teradi, anak akan menadi gelisah dan tidak dapat beristirahat, atau dapat menadi penurunan kesadaran atau sianosis. 6an kegelisahan dan tangisan dari anak dapat memperburuk stridor akibat dari penekanan dinamik dari saluran nafas yang tersumbat. 6ari penelitian didapatkan baha frekuensi pernafasan merupakan petunuk yang paling baik untuk keadaan hipoksemia. ada auskultasi suara pernafasan dapat normal tanpa suara tambahan ke!uali perambatan dari stridor. -adang0 kadang dapat ditemukan mengi yang menandakan penyempitan yang parah, bronkitis, atau kemungkinan asma yang sudah ada sebelumnya.2
2.%.1. Peme!i&saan Pen'n$ang
emeriksaan dengan laringoskop direk atau indirek dapat membantu menegakkan diagnosis. 6ari pemeriksaan ini plika vokalis berarna merah dan tampak edema terutama dibagian atas dan baah glottis.
:ebetulnya pemeriksaan rontagen leher tidak berperan dalam penentuan diagnosis, tetapi dapat ditemukan gambaran staplle sign (penyempitan dari supraglotis) 5oto rontgen leher A bisa tampak pembengkakan aringan subglotis (Steeple sign). #anda ini ditemukan
pada ";< kasus pada foto A dan penyempitan subglotis pada foto
lateral, alaupun kadang gambaran tersebut tidak didapatkan. emeriksaan laboratorium tidak diperlukan, ke!uali didapatkan eksudat di orofaring atau plika suara, pemeriksaan kultur dapat dilakukan.6ari darah didapatkan lekositosis ringan dan limfositosis.1
2.(. Penatala&sanaan
=mumnya penderita penyakit ini tidak perlu masuk rumah sakit, namun ada indikasi masuk rumah sakit apabila
• =sia penderita dibaah 3 tahun
• #ampak toksik, sianosis, dehidrasi atau ahausted • 6iagnosis penderita masih belum elas
• eraatan dirumah kurang memadai
Pe!a)atan Um'm
1. 'stirahat berbi!ara dan bersuara selama 203 hari 2. >ika pasien sesak dapat diberikan 2 2 l% menit
3. 7enghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri % minyak mint bila ada mun!ul sumbatan dihidung atau penggunaan larutan garam 4siologis (saline ;,? <) yang dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal spray
Pe!a)atan K*'s's #erapi 7edikamentosa
1. Antibiotik golongan penisilin
Anak "; mg%kg BB dibagi dalam 3 dosis 6easa 3 @ ";; mg perhari.3
7enurut evei$ L, ardona A5, spina + dari hasil penelitiannya menelaskan dari penggunaan penisilin dan eritromisin pada 1;; psien didapatkan antibioti! yang lebih baik yaitu eritromisin karena dapat mengurangi suara serak dalamsatu minggu dan batuk yang sudah dua minggu.1;
2. -ortikosteroid diberikan untuk mengatasi edema laring.1
Pen+ega*an ,
>angan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara, minum banyak air karena !airan akan membantu menaga agar lendir yang terdapat pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk
dibersihkan, batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk men!egah tenggorokan kering. angan berdehem untuk membersihkan tenggorokan karena berdehem akan menyebabkan teradinya vibrasi abnormal pada pita suara, meningkatkan pembengkakan dan berdehem uga akan menyebabkan tenggorokan memproduksi lebih banyak lendir.9
2.-. P!ognosis
rognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama satu minggu. 8amun pada anak khususnya pada usia 103 tahun penyakit ini dapat menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi alan nafas dan bila hal ini teradi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal.9
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas Pasien
ama assanuddin &m%eka 4mur #5 ta%un
*enis 'elamin Laki"laki Pekerjaan 6iraswasta tatus Perkawinan 7erai
&gama 8uslim
&lamat Link 4ma 9unung empidi anggal Pemeriksaan $3 :ebruary 2$1;
3.2. Anamnesis (autoanamnesis, tanggal $3 :ebruary 2$1;) Keluhan Utama Batuk, sakit tenggorokan, suara serak Riwaat Pena!it Se!a"an#$
Pasien datang dengan kelu%an batuk, sakit tenggorokan dan suara serak kurang lebi% sejak 1 bulan yang lalu. 'elu%an diawali dengan batuk berda%ak berwarna puti% dan suara serak sepanjang %ari dan tidak membaik. Pada
tanggal # *anuary 2$1;, pasien datang ke poliklinik -4P angla% dan di berikan obat rawat jalan. 2 minggu kemudian, pasien datang kontrol dengan kelu%an dirasakan membaik, tetapi masi merasa suara serak dan ada da%ak di tenggorokan. <bat rawat jalan di lanjutkan dan pasien datang kontrol %ari ini 3 :ebruary 2$1;. 'elu%an dirasakan ada perbaikan %anya pasien masi mengelu% dengan rasa tidak nyaman pada tenggorokan. yeri di tenggorokan dan menelan, batuk dan pilek, demam, munta% disangkal ole% pasien.
Riwaat Pena!it Dahulu$ idak ada riwayat penyakit da%ulu dan riwayat penyakit juga disangkal ole% pasien.
Riwaat Pena!it Kelua"#a$ idak ada anggota keluarga pasien yang mengalami kelu%an yang sama dengan pasien. -iwayat penyakit dalam keluarga pasien juga disangkal ole% pasien.
Riwaat Ale"#i$ Pasien tidak ada riwayat alergi. Riwaat Pen#%&atan$
-4P angla% 7efadro=il 2=>$$mg, &mbro=ol 3=3$mg, <mepra?ole 2=2$mg, 8et%yl Prednisolone 2=1;mg (# *anuary 2$1;).
-4P angla% 7efadro=il 2=>$$mg, &mbro=ol 3=3$mg, <mepra?ole 2=2$mg (1@ *anuary 2$1;).
Riwaat P"i&adi dan S%sial$ Pasien adala% seorang guru ocal dan penyanyi ocal yang berkerja di perusa%aan swasta. Pasien mengakui sering memakai suara untuk mengajar dan bernyanyi di lingkungan tempat bekerjanya.
3.3 Peme"i!saan 'isi! ()* +anua" 2)1,-'eadaan 4mum Baik
'esadaran 7ompos 8entis ekanan ara% 12$A!$ mmg adi !$ kali A menit
u%u 3;,2 o7
-espirasi 2$ kali A menit Status ene"al
'epala ormocep%ali
8ata &nemis " A " , ikterus " A " , %iperemis " A " , pupil 2 mm refleks A isokor
sesuai status lokalis
Le%er pembesaran kelenjar limfe "A", pembesaran kelenjar parotid "A", tiroid dalam batas normal, bruit ("), stridor (")
%ora= 7or tidak diperiksa
Pulmo simetris, suara napas bronc%ial di daera% suprasternal,
bronc%oesikular di daera% medial, esicular di daera% lateral. -onc%ii"A" C 6%ee?ing "A"
+kstrimitas %angat dan tidak ditemukan oedem di keempat ekstrimitas.
Status /H/ /elin#a
Peme"i!saan !anan !i"i
&urikula eformitas ("), %iperemis ("), edema (")
eformitas ("), %iperemis ("), edema (")
aera% preaurikula
iperemis ("), edema ("), fistula ("), abses ("), nyeri
tekan tragus (")
iperemis ("), edema ("), fistula ("), abses ("), nyeri
tekan tragus (") aera%
retroaurikula
iperemis ("), edema ("), fistula ("), abses ("), nyeri
tekan (")
iperemis ("), edema ("), fistula ("), abses ("), nyeri
tekan (") 8eatus akustikus erumen ("), edema ("), %iperemis ("),furunkel("), otorea("),corpus alienum(") erumen ("), edema ("), %iperemis ("),furunkel("), otorea("),corpus alienum(")
8embran timpani Dntak Dntak
Hidun# dan Sinus Pa"anasal
Peme"i!saan Kanan Ki"i
idung Luar Bentuk (), Dnflamasi ("), nyeri tekan ("), deformitas ("). Bentuk (), Dnflamasi ("), nyeri tekan ("), deformitas ("). Eestibulum
'aum nasi Lapang Lapang
eptum eiasi (")
isc%arge (") (")
8ukosa
umor (") (")
'onka +utrofi +utrofi
aera% sinus frontalis idak ada kelainan, nyeri tekan (")
idak ada kelainan, nyeri tekan (") aera% sinus
maksilaris
idak ada kelainan, nyeri tekan (")
idak ada kelainan, nyeri tekan (")
0ulut dan /en##%"%!
Peme"i!saan !anan !i"i
&rcus :aring 6arna mera% muda, %iperemis ("), oedem (") 4lula 6arna mera% muda, berada di garis median
onsil iperemis ("A"), ukuran 1A1, detritus ("A") Laring
(Laringoskopi indirek)
iperemis (), oedem (), massaA nodul (")
3.*. Resume
eorang laki"laki, #1 ta%un datang ke poliklinik -4P angla% dengan kelu%an batuk, sakit tenggorokan dan suara serak kurang lebi% sejak 1 bulan yang lalu. etela% berobat, kelu%an sempat dirasakan membaik ole% pasien namun masi terasa tidak nyaman di tenggorokan. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi. Pasien bekerja sebagai guru ocal dan penyanyi. Pada anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan laringoskopi indirek didapatkan adanya gejala oedem dan %iperemis pada mukosa laring yang menyebabkan kelu%an suara serak dan sakit tenggorokan dengan batuk berda%ak.
Dia#n%sis Ke"a
Laringitis &kut Penatala!sanaan
on 8edikamentosa
" 8enganjurkan pasien untuk beristira%at dan tidak banyak bicara " 8enganjurkan pasien untuk menjau%i factor pemicu
" 8akan makanan bergi?i dan %indari goring"gorengan dan makanan berminyak
" 'ontrol ke poliklinik 8edikamentosa
" 7efadro=il 2=>$$mg i.o " &mbro=ol 3=3$mg i.o
" 8et%yl Prednisolo 2=1;mg i.o " <mepra?ole 2=2$mg i.o
P"%#n%sis