• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strike Dan Dip 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strike Dan Dip 2"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

GEOLOGI STRUKTUR 1 A. Strike Dan Dip

Dalam penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan

batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan

batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut dinamakan Strike dan Dip. Apa

itu Strike Dip?

Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar

dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah derajat yang

dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari

garis strike. Apa itu bidang planar? Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya

ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, dll.

Strike Dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). Tapi

juga ditemukan pada batuan metamorf yang berstrukturfoliasi.

Penulisan strike dan dip yaitu:

N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip)

(2)

GEOLOGI STRUKTUR 2

Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas

Geologi. Kompas Geologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer

juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan

dan Bulls eye adalah tabung isi gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas

geologi agar menjadi horizontal.

Langkah-langkah dalam mengukur strike dan dip adalah:

1) Mencari arah jurus pada bidang (strike)

a) Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.

b) Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada bidang

yang akan kita ukur.

c) Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara pada

bull eyes berada di tengah.

d) Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah

angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.

(3)

GEOLOGI STRUKTUR 3

a) Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang bertanda "W"

(sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.

b) Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di tengah.

c) Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip.

B. Struktur Garis dan Struktur Bidang

Geometri Unsur Struktur

Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua unsur geometris

yaitu :

1) Geometris Bidang/ Struktur Bidang

- Bidang perlapisan

- Kekar

- Sesar

- Foliasi

- Sumbu lipatan, dll.

2) Geometris Garis/ Struktur Garis

- Gores-garis

- Perpotongan dua bidang

- Liniasi, d1l.

Pemecahan masalah-masalah yang berhubungan dengan geometri struktur bidang dan

struktur garis seperti :

 Masalah besaran arah dan sudut, jarak dan panjang dari struktur bidang dan struktur garis, misalnya ; menentukan panjang dari segmen garis, sudut antara dua garis, sudut

antara dua bidang, sudut antara gars dan bidang, jarak titik terhadap bidang, jarak titik

(4)

GEOLOGI STRUKTUR 4

Kelemahan dari metode ini adalah ketelitiannya sangat tergantung pada faktor-faktor:

 Skala penggambaran, ketelitian alas gambar dan tingkat keterampilan sipengambar.Namun dibandingkan dengan metode-metode proyeksi yang lain

(proyeksi perspektif dan proyeksi seterografi), metode ini lebih cepat untuk

memecakan masalah struktur bidang dan struktur garis, karena secara langsung

berhubungan dengan kenampakan tiga dimensi, sehingga mullah dipahami.

Didalam metode grafis ini, struktur bidang dan struktur garis digambarkan pada bidang

proyeksi (bidang horisontal dan vertikal) dengan cara menarik garis¬-garis proyeksi yang

tegak lurus terhadap bidang proyeksi dan saling sejajar satu sama lain.

Definisi istilah-istilah dalam proyeksi orothogmfi

 Image Plane (IP) adalah bidang yang tegak lurus garis pandang, terletak antara mata si pengamat dengan objek yang akan digambar.

 Line Of Sight (LS) adalah suatu garis yang berasal dari mata si pengamat sampai kesuatu titik tertentu dalam obyek, dan sifatnya saling sejajar.

 Horizontal Plane (HP) adalah bidang khayal yang kedudukannya horisontal dan merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama Garis

proyeksi dari suatu titik sifatnya akan vertikal dan tegak lurus terhadap bidang ini.

 Front Plane (FP) adalah bidang khayal yang kedudukannya vertikal dan tegak lurus terhadap bidang horisontal. Garis proyeksi yang ditarik dari suatu titik sifatnya

horisontal dan tegak lurus terhadap bidang ini.

 Profile Plane (PP) adalah bidang khayal yang kedudukannya vertikal dan tegak lurus terhadap "Horizontal Plane" (HP) dan "Front Plane" (FP). Garis vertikal yang ditarik

(5)

GEOLOGI STRUKTUR 5  Folding Line (FL) adalah garis khayal yang merupakan perpotongan dua bidang proyeksi. Garis ini berfungsi sebagai sumber putar bidang proyeksi vertikal sehingga

kedudukannya menjadi horisontal. Prinsip ini merupakan salah satu dasar dari

proyeksi orthografi yang merubah gambaran tiga dimensi menjadi dua dimensi.

1. Struktur Bidang

Struktur bidang dalam geologi, struktur dapat dibedakan menjadi "Struktur Bidang

Rill " dan "Struktur Bidang Semu ".

1) Struktur bidang riil artinya bentuk dan kedudukan dapat diamati secara langsung

dilapangan, antara lain adalah

• Bidang perlapisan. • Bidang ketidakselarasan. • Bidang sesar.

• Foliasi.

• Bidang sayap lipatan. Bidang yang disebut terakhir ini sebenarnya merupakan kedudukan bidang yang terlipat.

2) Struktur bidang semu artinya bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui atau

didapatkan dari hasil analisa struktur bidang riil yang lain, contohnya adalah :

• Bidang poros lipatan.

Dikaitkan dengan penggolongan struktur menurut waktu pembentukannya, maka

dibedakan menjadi struktur bidang primer dan struktur bidang sekunder.

Bidang-bidang yang termasuk dalam struktur Bidang-bidang primer adalah Bidang-bidang perlapisan, Bidang-bidang

foliasi bidang rekah kerut ( Mud Crack ), bidang kekar kolom ( Colomnar Joint ) pada

batuan beku, dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam struktur bidang

(6)

GEOLOGI STRUKTUR 6

Pada umumnya struktur bidang dinyatakan istilah-istilah, yaitu

1) Jurus ( Strike)

2) Kemiringan (Dip).

Definisi Istilah-istilah Struktur Bidang.

a. Jurus (Strike) adalah Arah dan gars horizontal yang merupakan perpotongan antara

bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal.

b. Kemiringan (Dip) adalah Sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang

miring dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus.

c. Kemiringan Semu (Apparent Dip) adalah Arah tegak lurus jurus sesuai dengan arah

miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dan arah utara.

Keterangan :

A – L : Struktur garis pada bidang ABCD

A – K : Arah Penunjaman (Trend)

A-K / K-A : Arah Kelurusan (Bearing) = Azimuth NAK

β : Penunjaman (Plunge) т : Rake (Pitch)

Cara Penulisan ( Notasi ) dan Simbol Struktur Bidang Untuk menyatakan kedudukan

suatu struktur bidang secara tertulis agar dengan mudah dan cepat dipahami, dibutuhkan

suatu cara penulisan dan simbol pada pets geologi.

Penulisan ( Notasi ) struktur bidang dinyatakan dengan :

- Jurus / Kemiringan

(7)

GEOLOGI STRUKTUR 7

a. Jurus / Kemiringan

 Sistem Azimuth, hanya mengenal satu tulisan yaitu N X°E/Y°, Besarnya X° antara 0° – 360° dan besarnya Y° antara 0° – 90°.

 Sistem Kwadran , penulisan tergantung kepada posisi kwadran yang diinginkan sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya:

 Sistem Azimuth, N 145° E/30°, maka menurut sistem kwadrannya adalah : N 35° W/30° SW atau S 35° E/30° SW.

 Sistem Azimuth , N 90° E/45°, maka menurut sistem kwadrannya adalah : N 90° E/45° S atau N 90° W/45° S atau N 90° E/45° S atau S 90° W/45° S.

b. Besar Kemiringan, Arah Kemiringan (Dip,Dip Direction)

Misalnya : Sistem azimuth N 145°E/30°, maka penulisan berdasarkan sistem "Dip, Dip

deriction ", adalah : 30°, N 235°E.

Penggambaran Simbol Struktur Bidang :

1. Garis jurus hasil pengukuran diplot dengan tepat sesuai arah pembacaan kompas di

titik lokasi dimana struktur bidang tersebut diukur.

2. Tanda arah kemiringan digambarkan pada tengah-tengah den tegak lurus garis jurus

searah jarum jam atau harga jurus ditambah 90° searah jarum jam. Panjang tanda

kemiringan ini kurang lebih sepertiga panjang garis jurus.

3. Tulis besar kemiringan pada ujung tanda kemiringan.

Cara Mengukur Struktur Bidang dengan Kompas Geologi.

1. Pengukuran Jurus

Bagian sisi kompas (sisi "E") ditempelkan pada bidang yang diukur.

(8)

GEOLOGI STRUKTUR 8

Bull's Eye Level ), maka hargayang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga jurus

bidang yang diukur. Benlah tanda garis pada bidang tersebut sesuai dengan arah jurusnya.

2. Pengukuran Kemiringan.

Kompas pada posisi tegaktempelkan sisi 'W' kompas pada bidang yang diukur dengan

posisi yang tegak lurus jurus pada garis jurus yang telah dibuat pada butir (1). Kemudian

Dinometer dieter sehingga gelembung udaranya tepat berada ditengah (Posisi Level). Harga

yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala klinometer adalah besarnya sudut kemiringan

dari bidang yang diukur.

3. Pengukuran Arah Kemiringan.

Tempelkan sisi "S" kompas pada bidang yang diukur. Posisikan kompas, sehingga.

horizontal (nivo "mata lembu" level), baca angka yang ditunjuk oleh jarum utara kompas.

Harga ini merupakan arah kemiringan (dip direction) dari bidang yang diukur.

Aplikasi Metode Grafis I untuk Struktur Bidang

Aplikasi yang diuraikan disini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur bidang, antara

lain :

1. Menentukan kemiringan semu.

2. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian yang

sama.

3. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian yang

berbeda.

4. Menentukan Kedudukan Bidang berdasarkan problems tiga titik (Three Point

Problems).Maksudnya menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang diketahui

posisi dan ketinggiannya, dimana titik tersebut terletak pada bidang rata yang sama.

Dan bidang tersebut tidak terlipat / terpatahkan serta ketiga titik tersebut

(9)

GEOLOGI STRUKTUR 9 2. Struktur Garis

Seperti halnya struktur bidang, struktur garis dalam geologi struktur dapat dibedakan

menjadi dua yaitu:

 Struktur garis rill adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung dilapangan misalnya gores garis yang erdapat pada bidang sesar.

 Struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari onentasi unsur- unsur struktur yang membentuk kelurusan atau

laniasi.

Berdasarkan seat pembentukanya struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur

garis primer dan stn&w garis sekunder dari contoh-contoh struktur garis yang disebutkan

diatas yang termasuk struktur garis primer adalah liniasi atau penjajaran mineral - mineral

pada batuan beku tertentu ,arah liniasi struktur sedimen dan yang termasuk struktur garis

sekunder adalah gores-garis , liniasi memanjang fragmen breksi sesar.garis poros lipatan dan

kelurusan -kelurusan topografi, sungai, dsb.

Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah – istilah:

1. Arah penujaman (Trend) penunjaman (Plunge).

2. Arah kelurusan (Bearing) dan Rake atau Pitch.

Definisi Istilah – istilah dalam struktur garis.

 Arah penujaman (Trend) adalah jurus dari bidang vertical yang melalui garis dan menunjukan arah penunjaman garis tersebut ( hanya menunjukkan suatu arah

tertentu).

 Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari bidang vertical yang melahn gar's tetapi tidak menunjukan arah penunjaman garis tersebut (menunjukkan arah – arah dimana,

(10)

GEOLOGI STRUKTUR 10  Rake (Pith) adalah besar sudut antara garis dengan garis horisontal, yang diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat besamya rake sama dengan atau lebih kecil 90 .

Cara Penulisan (Notes) dan Simbol Strukur Garis

Untuk menyatakan kedudukan suatu sruktur garis secara, tertulis dan suatu cara

penulisan simbol pada peta geologi.

Penulisan notes' sruktur garis dinyatakan dengan

 "Plunge, Trend ( arah penujaman)".

 Sistem Azimuth , hanya mengenal satu penulisan yaitu Y°,N X° E.

 Xo adalah "Trend',besarnya = 0° - 360°

 Y° adalah "Plunge", besarnya = 0° - 90° (sudut vertikal).

 Sistem Kwadran, Penulisan tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan sehingga, mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya:

a. Sistem azimuth, 30°,N 45° E, make menurut sistem kwadrannya adalah 45°,N

45° E.

b. Sistem azimuth, 45°,N 90° E, maka menurut sistem kwadrannya adalah 45°, N

90° E, atau 45° S 90°E.

Cara Pengukuran Struktur Garis dengan Kompas Geologi

a. Pengukuran struktur garis yang mempunyai "Trend”

Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada bidang sesar, arah arus

pembentukan struktur sedimen dan garis sumbu lipatan.

 Pengukuran Arah "Trend".

1. Tempelkan alat Bantu (buku lapanganl"Dipboard') pada posisi tegak dan sejajar

dengan struktur garis yang akan diukur.

2. Tempelkan sisi "W' atau "E" kompas pada posisi kanan atau kiri alat Bantu dengan

(11)

GEOLOGI STRUKTUR 11

3. Levelkan/horisontalkan kompas (Nivo Mata Sapi, dalam keadaan horisontal),

make harga yang ditunjuk oleh jarum utara, kompas adalah harga arah

penunjamannya ("Trend").

 Pengukuran "Plunge" ( Sudut Penunjaman ).

1. Tempelkan sisi "W" kompas pada sisi etas alat bantu yang masih dalam keadaan

vertikal.

2. Levelkan "Dinometer" dan baca besaran sudut vertikal yang ditunjukkan oleh

penunjuk pada skala "Dinometer".

 Pengukuran "Pitch"( Rake ).

1. Buat garis horizontal pada bidang dimana sturktur garis tersebut terdapat (sama

dengan jurus bidang tersebut) yang memotong struktur garis yang akan diukur "Rake

" -nya.

2. Ukur besar sudut lancip yang dibentuk oleh garis horisontal, butir (1) dengan

struktur garis tersebut mengguna-k-an busur derajat.

b. Pengukuran Struktur Garis yang tidak Mempunyai "Trend"(Horisontal).

Adapun yang termasuk dalam struktur garis ini pada umumnya berupa arah¬arah kelurusan

(arah limasi fragmen breksi sesar, arah kelurusan sungai, arah kelurusan gawir sesar, d1l).

Jadi yang perlu diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja.

 Pengukuran "Bearing".

1. Arah visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang akan

diukurmisalnya sumbu memanjang fragmen breksi sesar.

2. Pada posisi butir (1) levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horisontal),

make harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah"Bearing"-nya.

Aplikasi metoda grafis I untuk struktur garis

(12)

GEOLOGI STRUKTUR 12

lain :

1. Menentukan "Plunge" dan "Rake" sebuah garis pada suatu bidang.

2. Menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan dua bidang.

C. Korelasi

Korelasi adalah sebuah bagian fundamental dari stratigrafi, dan lebih lagi merupakan

usaha dari stratigraphers dalam membuat unit stratigrafi yang formal yang mengarah pada

penemuan praktis dan metode yang dapat dipercaya untuk korelasi unit ini dari suatu area

dengan lainnya (Boggs, 1987).

Dalam korelasi stratigrafi, pemahaman kita tentang korelasi sangat dipengaruhi oleh prinsip

dasar, konsep baru dan peralatan analisa (analytical tools) sehingga bisa dihasilkan metode

baru dalam korelasi.

1) Definisi dan Prinsip Korelasi

Korelasi ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan

stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Startigrafi Indonesia, 1996).

Menurut North American Stratigrafi Code (1983) ada tiga macam prinsip dari korelasi:

1. Lithokorelasi, yang menghubungkan unit yang sama lithologi dan posisi stratigrafinya.

2. Biokorelasi, yang secara cepat menyamakan fosil dan posisi biostratigrafinya.

3. Kronokorelasi, yang secara cepat menyesuaikan umur dan posisi kronostratigrafi.

Korelasi dapat dipandang sebagai suatu yang langsung (direct)(formal) ataupun tidak

langsung (indirect) (informal) (B.R.Shaw,1982). Korelasi langsung adalah korelasi yang

tidak dapat dipungkiri secara fisik dan tegas. Pelacakan secara fisik dari kemenerusan unit

stratigrafi adalah hanya metode yang tepat untuk menunjukkan persesuaian dari sebuah unit

dalam suatu lokal dengan unit itu di lokal lain. Korelasi tidak langsung dapat menjadi tidak

(13)

GEOLOGI STRUKTUR 13

well logs, rekaman pembalikan polaritas,atau kumpulan fosil; meskipun demikian, seperti

pembandingan mempunyai perbedaan derajat reabilitas dan tidak pernah secara keseluruhan

tegas (tidak meragukan).

Tabel Hubungan dari Korelasi Langsung, Korelasi Tidak Langsung dan Matching

Correlation Formal Physical tracing of stratigraphic unit

Indirect Arbitary Systematical

Visual comparisons Monothetic Polythetic Numeric Equivalence Statistical Equivalence

Matching Comparisons of nonstrtigraphic units

Lithokorelasi merupakan metode yang digunakan untuk korelasi strata (lapisan)

dengan dasar lithologi.

2) Pelacakan Kemenerusan Lateral dari Unit Litostratigrafi

Pelacakan kemenerusan secara langsung dari sebuah unit lithostratografi dari suatu

local ke local lain adalah satunya metode korelasi yang dapat menetapkan kesamaan dari

sebuah unit tanpa keraguan. Metode korelasi ini dapat digunakan hanya jika lapisan secara

menerus atau mendekati menerus tersingkap. Jika singkapan dari lapisan tersela oleh daerah

yang luas yang tertutup tanah dan vegetasi lebat, atau lapisan terhenti oleh erosi, atau

dipotong lembah yang besar, atau tersesarkan, penelusuran secara fisik pada lapisan menjadi

tidak mungkin. Dalam keadaan itu, teknik korelasi lainnya (tidak langsung) harus digunakan

(Boggs, 1987).

3) Kesamaan Litologi dan Posisi Stratigrafi

Pelacakan lateral secara langsung dari unit startigrafi dapat menjadi tidak berhasil

(14)

GEOLOGI STRUKTUR 14

singkapan. Geologist bekerja pada suatu area harus mempercayai korelasi unit lithostratigrafi

dengan metode yang meliputi matching lapisan dari suatu area ke lainya dengan dasar

kesamaan lithologi dan posisi stratigrafi (Boggs, 1987).

Persamaan litologi dapat tidak dipungkiri atas dasar suatu macam properties batuan.

Meliputigross lithology (batupasir,serpih, atau batugamping, sebagi contoh), warna,

kelompok mineral berat atau kelompok mineral khusus, struktur sedimen utama seperti

perlapisan dan laminasi silang-siur, dan ketebalan rata-rata, dan karakteristik pelapukan.

Lebih banyak macam properties yang dapat dipakai untuk menetapakan sebuah kesuaian

antar strata maka semakin kuat kemungkinan menuju sebuah kesesuaian yang benar (Boggs,

1987).

Penyesuaian lapisan dengan dasar lithologi merupakan tidak sebuah garansi atas

kebenaran dari korelasi. Lapisan dengan karakteristik litologi yang sangat sama dapat

terbentuk dalam lingkungan pengendapan yang sama dengan luas dipisahkan dalam waktu

(time) atau tempat (space) (Boggs, 1987).

Selain atas dasar kesamaan litologi, Individual formasi dapat dikorelasikan juga oleh posisi

dalam sikuennya (Boggs, 1987).

4) Korelasi Dengan Instrumen Well Logs

Log adalah suatu terminologi yang secara original mengacu pada hubungan nilai

dengan kedalaman, yang diambil dari pengamatan kembali (mudlog). Sekarang itu diambil

sebagai suatu pernyataan untuk semua pengukuran kedalam lubang sumur (Mastoadji, 2007).

Secara prinsip pengunaan dari well logs adalah untuk:

1. Penentuan lithologi

2. Korelasi stratigrafi

3. Evaluasi fluida dalam formasi

(15)

GEOLOGI STRUKTUR 15

5. Korelasi dengan data seismik

6. Lokasi dari faults and fractures

7. Penentuan dip dari strata

Syarat untuk dapat dilakukannya korelasi well logs antara lain adalah :

1. Deepest

2. Thickest

3. Sedikit gangguan struktur (unfaulted)

4. Minimal ada 2 data well log pada daerah pengamatan

Pada sikeun sand-shale yang tebal, itu mungkin menjadi petunjuk kecil dari bentuk

kurva untuk zona batuan untuk korelasi zona. Regional dip superimposed pada cross section

sumur akan membantu. Unit pasir yang individual mungkin akan tidak menerus sepanjang

lintasan, tetapi garis korelasi memberikan petunjuk tentang possible time sikuen stratigrafi

(Crain, 2008).

(16)

GEOLOGI STRUKTUR 16 Sequence Boundary (SB) merupakan batas atas dan bawah satuan sikuen stratigrafi adalah

bidang ketidak selarasan atau bidang-bidang keselarasan padanannya (Sandi Stratigrafi

Indonesia, 1996).

Maximum flooding surface teridentifikasi oleh adanya maximum landward onlap dari

lapiasan marine pada batas basin dan mencerminkan kenaikan maksimum secara relatif

dari sea level(Armentout, 1991).

Gambar Kandidat Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MSF)

(Possamentier & Allen 1999)

Untuk sikeun stratigrafi, biasanya dipakai Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding

Surface (MSF) untuk korelasi. Hal ini dikarenakan pelamparan SB dan MSF yang

luas. Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MFS) ini menandakan suatu

proses perubahan muka air laut yang terjadi secara global. Sehingga Sequence Boundary (SB)

dan Maximum Flooding Surface (MFS) ini sering digunakan untuk korelasi antar sumur. Dari

data Well logs, adanya Sequence Boundary (SB) biasanya ditandai dengan adanya perubahan

(17)

GEOLOGI STRUKTUR 17

Sedangkan Maximum Flooding Surface (MFS) dari data log ditunjukkan dari adanya

akumulasi shale yang banyak, dan MSF merupakan amplitude dari log yang daerah shale.

Gambar Stratigraphic correlation of CSDP well Yaxcopoil-1 and PEMEX wells of the northern Yucatan Peninsula. Mesozoic are based on lithology, correlative fossil zones, and electric-log characteristics. (modified from Ward et al. 1995).

(18)

GEOLOGI STRUKTUR 18 D. Kesimpulan Umum

Kesimpulan yang di dapatkan adalah sebagai berikut :

1) Penulisan strike dan dip yaitu:

N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip)

2) Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang

planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara.

3) Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal

yang arahnya tegak lurus dari garis strike.

4) Struktur bidang dalam geologi, struktur dapat dibedakan menjadi "Struktur

Bidang Rill " dan "Struktur Bidang Semu ".

5) struktur garis dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua yaitu

"Struktur Bidang Rill " dan "Struktur Bidang Semu ".

6) Korelasi adalah sebuah bagian fundamental dari stratigrafi, dan lebih lagi

merupakan usaha dari stratigraphers dalam membuat unit stratigrafi yang

formal yang mengarah pada penemuan praktis dan metode yang dapat dipercaya

Gambar

Tabel Hubungan dari Korelasi Langsung, Korelasi Tidak Langsung dan Matching   Correlation  Formal  Physical tracing of stratigraphic unit
Gambar  Kandidat  Sequence  Boundary  (SB)  dan  Maximum  Flooding  Surface  (MSF)  (Possamentier & Allen 1999)
Gambar  Stratigraphic  correlation  of  CSDP  well  Yaxcopoil-1  and  PEMEX  wells  of  the  northern  Yucatan  Peninsula

Referensi

Dokumen terkait

Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.  Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang

Sudut antara dua bidang α dan β adalah sudut lancip yang terbentuk oleh garis l pada α dan garis k pada β, di mana l dan k memotong tegak lurus pada garis potong kedua bidang (α, β)

Hal ini berdasarkan pemutaran bidang polarisasi, dimana sukrosa dan glukosa akan memutar bidang polarisasi ke kanan dan fruktosa akan memutar sudut polasrisasi kekiri yang

bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang, sudut datang sama dengan sudut pantul.. bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu

Keterbasahan diukur dari sudut kontak antara garis terluar perekat dengan permukaan bidang rekat menggunakan Metode Cosinus Sudut Kontak/CSK ( Cosine-Contact Angle =CCA) atau

Menurut Ricketts dalam pengukuran sudut dan garis-garis sefalometri, nilai normal dari sudut yang dibentuk oleh gigi insisivus sentralis atas terhadap bidang palatal adalah 70 ˚ ±

Ketiga , gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dari ketinggian tertentu dengan sudut θ terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada

Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada