• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Garis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struktur Garis"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III STRUKTUR GARIS

3.1. Tujuan

Tujuan dari praktikum struktur garis kali ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagian-bagian dan istilah struktur garis. 2. Mengetahui simbol-simbol pada struktur garis.

3. Menyelesaikan permasalahan struktur garis dengan metode grafis.

3.2. Dasar Teori

Struktur garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan, garis sesar dan lain sebagainya. Garis merupakan unsur dari bidang sehingga kedudukannya dapat mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri sebagai struktur garis. Struktur garis dalam geologi struktur dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu struktur garis riil dan struktur garis semu

Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati secara langsung di lapangan, misalnya gores yang terdapat pada bidang sesar.

*Sumber : Artikel Geologi Struktur Affardi, 2013 Gambar 3.1

(2)

Struktur garis semu adalah struktur garis yang arah serta kedudukannya ditafsirkan dari orientasi suatu unsur struktur yang membentuk pada satu kelurusan atau liniasi. Liniasi adalah keadaan dimana mineral-mineral prismatik membentuk kenampakan penjajaran pada batuan seperti genggaman pensil. Contohnya pada suatu fragmen breksi besar, mineral-mineral pada batuan beku, arah liniasi pada struktur batuan, kelurusan sungai, topografi dan sebagainya.

*Sumber : http://www.pitt.edu, 2013 Gambar 3.2 Fragmen Breksi Besar

Berdasarkan pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Struktur Garis Primer

Struktur garis primer meliputi liniasi atau penjajaran dari mineral yang terdapat pada batuan beku tertentu dan arah liniasi dari struktur sedimen.

(3)

*Sumber : http://4.bp.blogspot.com, 2013

Gambar 3.3

Lapisan - lapisan Sedimen Graded Bedding 2. Struktur Garis Sekunder

Struktur garis sekunder meliputi gores garis liniasi memanjang fragmen breksi sesar, kelurusan dari sungai, garis poros lipatan, topografi dan lain-lain.

Dalam mempelajari struktur garis, ada beberapa istilah-istilah yang digunakan dan harus dipahami, agar mempermudah dalam menggambarkannya. Istilah-istilah yang digunakan tersebut, yaitu :

1. Arah Penunjaman (Trend)

Arah penunjaman atau trend adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut. Trend hanya menunjukkan suatu arah tertentu.

2. Penunjaman (Plunge)

Plunge adalah suatu sudut vertikal yang diukur dari arah bawah pada suatu bidang vertikal di antara garis horizontal.

3. Arah Kelurusan (Bearing)

Bearing adalah suatu jurus bidang vertikal yang melalui suatu garis tetapi tidak menunjukkan suatu arah daripada penunjaman garis itu atau menunjukkan arah dimana salah satu arahnya merupakan suatu sudut pelurus.

4. Rake (Pitch)

Rake adalah suatu besar sudut yang terletak di antara dua garis horizontal yang diukur pada bidang dimana garis tersebut berada, besarnya sama dengan atau lebih kecil.

(4)

*Sumber : http://upload.wikimedia.org, 2013 Gambar 3.4 Contoh Rake (Pitch)

D A *Sumber :http://3.bp.blogspot.com, 2013 Gambar 3.5 Struktur Garis Keterangan :

AE = Struktur garis pada bidang ABCD AL = Arah Penunjaman (trend)

α = Rake (pitch)

θ = Penunjaman (plunge)

Penulisan (notasi) struktur garis dapat dinyatakan dengan plunge dan trend. Sedangkan pada sistem azimuth hanya mengenal satu cara penulisan, yaitu : N XoE, Yo dimana :

Yo = plunge yang besarnya 0o – 90o

(5)

Untuk sistem kwadran penulisannya tergantung posisi kwadran yang diinginkan, seperti halnya pada struktur bidang, dimana :

Sistem Kwadran = S 45o E, 20o maka Sistem Azimuth = N 135o E, 20o

Sistem Kwadran = N 45o W, 25o maka Sistem Azimuth = N 315o E, 25o

Dalam garis trend hasil dari pengukuran yang dituliskan dengan tepat sesuai dengan arah pembacaan kompas, dan pada satu titik dimana ada struktur garis yang akan diukur diberikan tanda panah pada ujung-ujung garis tersebut sesuai dengan arah yang ditunjukkannya. Untuk itu perlu dituliskan besar penunjaman pada ujung tanda anak panah tersebut.

: Trend and plunge of line : Horizontal line

: Double line

: Attitude of elongated pebble : Attitude of mineral grains : Or the bed

*Sumber : http://3.bp.blogspot.com, 2013 Gambar 3.6 Simbol Struktur Garis

Adapun cara pengukuran struktur garis dengan kompas geologi antara lain sebagai berikut :

1. Pengukuran struktur garis yang mempunyai Trend

Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada bidang sesar, arah arus pembentukan struktur sedimen dan garis sumbu lipatan.

(6)

a. Pengukuran Arah Trend

1) Tempelkan alat bantu (dapat berupa buku lapangan atau (clipboard) pada posisi tegak dan sejajar dengan struktur garis yang akan diukur.

2) Tempelkan sisi W atau E kompas pada posisi kanan atau kiri alat bantu dengan visir kompas (sighting arm) mengarah ke penunjaman struktur garis tersebut.

3) Levelkan atau horizontalkan kompas (bull’s eye level dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah penunjamannya (trend).

b. Pengukuran Plunge (Sudut Penunjaman)

1) Tempelkan sisi W kompas pada sisi atas alat bantu yang masih dalam keadaan vertikal.

2) Levelkan dinometer dan baca besaran sudut vertikal yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala dinometer.

*Sumber :http://2.bp.blogspot.com, 2013 Gambar 3.7

Mengukur Plunge Menggunakan Kompas

1. Pengukuran struktur garis yang tidak mempunyai trend (horisontal) Adapun yang termasuk dalam struktur garis ini pada umumnya berupa arah-arah kelurusan (arah liniasi fragmen breksi sesar, arah kelurusan sungai, arah kelurusan garis sesar). Jadi yang perlu diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja.

(7)

1) Buat garis horizontal pada bidang dimana struktur garis tersebut berada (sama dengan jurus bidang tersebut) yang memotong struktur garis yang akan diukur rake-nya.

2) Ukur besar sudut lancip yang dibentuk oleh garis horizontal, dengan struktur garis tersebut menggunakan busur derajat. Pengukuran struktur garis yang tidak mempunyai trend (horizontal).

b. Pengukuran Bearing

1) Arah visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang akan diukur, misalnya sumbu memanjang fragmen breksi besar.

2) Pada posisi dalam langkah pertama, levelkan kompas (bull’s eye level dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah bearing-nya.

*Sumber :http://ekobudiarta.files.wordpress.com, 2013 Gambar 3.8

Mengukur Bearing Menggunakan Kompas

Penentuan tebal dan kedalaman dalam geologi struktur pada dasarnya merupakan aplikasi dari metode grafis dan geometris. Tebal merupakan jarak tegak lurus antara dua bidang yang sejajar, yang merupakan batas lapisan batuan.

Secara garis besar, masalah–masalah penentuan ketebalan dapat dibedakan berdasarkan cara perhitungannya, yaitu :

1. Perhitungan Berdasarkan Pengukuran Langsung

Perhitungan secara langsung dapat dilakukan di lapangan dengan syarat kemiringan lereng tegak lurus dengan kemiringan lapisan, seperti :

(8)

a. Medan datar atau tidak berelief dengan lapisan relatif tegak. b. Medan vertikal dengan lapisan relatif horizontal.

2. Perhitungan Berdasarkan Pengukuran Tidak Langsung

Perhitungan secara tidak langsung ini dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

a. Keadaan Topografi adalah keadaan bentuk muka bumi pada daerah tertentu.

*Sumber :http://1.bp.blogspot.com, 2013 Gambar 3.9 Peta Topografi

b. Kedudukan Lapisan Batuan adalah perbedaan disetiap lapisan batuan yang d bedakan menurut umurnya.

*Sumber : http://daoezy.files.wordpress.com, 2013 Gambar 3.10

(9)

Pada gambar (a) aliran lava membakar lapisan dibawahnya, dan lapisan 5 mengandung inklusi dari aliran lava, sehingga lapisan 4 lebih muda dari lapisan 3, namun lebih tua dari lapisan 5 dan 6. Pada gambar (b) lapisan batuan dibawah dan diatas sill (lapisan 3) terbakar, menunjukkan bahwa sill tersebut lebih muda daripada lapisan 2 dan 4, namun umur lapisan 5 terhadap sill tidak dapat ditentukan.

*Sumber : http://3.bp.blogspot.com, 2013 Gambar 3.11

Kedudukan Lapisan Batuan

Dari gambar di atas, dapat diamati pada gambar (a) granit lebih muda daripada batupasir karena batupasir terpanggang pada bidang kontaknya dengan granit dan granit mengandung inklusi batupasir. Pada gambar (b) Inklusi granit di dalam batupasir menunjukkan granit lebih tua daripada batupasir.

Unsur-unsur yang dijumpai di lapangan yang dipakai sebagai data perhitungan geometri adalah:

1. Lebar singkapan

2. Kedudukan ataupun kemiringan lapisan batuan 3. Besar sudut lintasan arah jurus lapisan

4. Besar sudut kemiringan lereng (slope)

Kedalaman merupakan jarak vertikal dari ketinggian tertentu (permukaan air laut) ke arah bawah terhadap suatu titik, garis atau bidang.

(10)

Secara garis besar, masalah–masalah penentuan kedalaman dapat dibedakan atau dibagi berdasarkan cara perhitungannya menjadi dua, yaitu :

1. Perhitungan berdasarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan.

2. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak tegak lurus jurus lapisan. Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang tergambarkan dalam peta geologi . Dalam pembuatan peta geologi, dilakukan dengan cara mengamati singkapan-singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan singkapan batuan biasanya dilakukan dengan mengambil jalur di sekitar aliran sungai di sepanjang aliran sungai inilah dapat dijumpai singkapan batuan dengan baik.

Pengamatan yang dilakukan, yaitu :

1. Data singkapan dari flap lokasi pengamatan diplotkan pada peta dasar (peta topografi) berupa simbol, tanda, warna.

2. Batas litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapat berupa garis penuh (tegas) bila diketahui dengan pasti atau berupa garis putus-putus jika diperkirakan.

3. Legenda peta diurutkan sesuai dengan urutan stratigrafi (hukum superposisi).

4. Penyebaran satuan batuan (pola singakapannya dapat ditarik batasnya diantara satuan batuan yang bersama dengan memperhatikan hukum V). Aturan-aturan hukum V adalah sebagai berikut :

a. Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti pola garis kontur.

b. Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf V yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.

c. Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.

d. Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemungkinan lapisan lebih besar daripada kemiringan lereng

(11)

akan membentuk pola singkapan dengan huruf V searah dengan arah kemiringan lereng.

e. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng, maka pola singkapannya akan membentuk huruf V yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng atau lembah.

f. Lapisan yang kemiringannya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng atau lembah, maka pola singkapan tampak.

Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:

1. Tebal Lapisan

Ketebalan lapisan batuan bervariasi, mulai dari yang tipis sampai yang tebal. Kemampuan menghitung ketebalan lapisan batuan sangat diperlukan dalam dunia pertambangan.

*Sumber : http://www.lp.itb.ac.id, 2013 Gambar 3.12

Peta Geologi yang Menampakkan Tebal Lapisan

(12)

Topografi merupakan peta dasar yang sering dipakai untuk memetakan peta lainnya. Dalam peta ini ada satu komponen utama yaitu ketinggian atau topografi yang memperlihatkan morfologi luar.

*Sumber : http://musnajamusn.files.wordpress.com, 2013 Gambar 3.13

Contoh Peta Topografi atau Morfologi 3. Besar Kemiringan (Dip) Lapisan

Kemiringan (dip) lapisan batuan adalah kecondongan suatu garis pada sudut lereng terbesar dari suatu bidang miring, diukur tegak lurus jurus (strike).

*Sumber : http://dc350.4shared.com, 2013 Gambar 3.14 Besar Kemiringan Lapisan

4. Bentuk Struktur Lipatan

Struktur lipatan merupakan salah satu struktur geologi yang paling umum dijumpai pada batuan sedimen klastik dan sering pula ditemukan pada batuan vulkanik dan metamorf.

(13)

*Sumber :http://4.bp.blogspot.com, 2013 Gambar 3.15 Struktur Lipatan

Suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan geologi secara vertikal, sehingga diketahui hubungan satu dengan lainnya. Dalam pembuatan penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu sedemikian rupa, sehingga dapat memperlihatkan dengan jelas semua keadaan geologinya secara vertikal. Dalam hal ini dipilih atau dibuat suatu jalur yang arahnya tegak lurus terhadap jurus umum lapisan batuan, sehingga dalam penampang akan tergambarkan keadaan kemiringan lapisan yang asli (true dip). Namun pembuatan penampang terkadang juga melalui jalur yang tidak tegak lurus terhadap jurus lapisan batuan maka disini penggambaran besar kemiringan lapisannya adalah merupakan kemiringan lapisan semu (apparent dip) yang besarnya sesuai dengan arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan.

Adapun Rekonstruksinya pembuatan penampang geologi, yaitu : 1. Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan (tegak

lurus atau tidak).

2. Buat base line yang panjangnya sama dengan panjang garis penampang peta geologi.

3. Buat end line dan berikan angka–angka yang menunjukkan ketinggian sesuai dengan skalanya.

4. Buat profile line dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang terpotong garis penampang dan kemudian hubungkan.

5. Gambarkan keadaan geologinya, meliputi batas lapisan, batas struktur dan lainnya yang terpotong oleh garis penampang.

(14)

Penamaan dari suatu sesar adalah tergantung dari dasar klasifikasi yang digunakan, berdasarkan orientasi pola tegasan utama yang menyebabkannya antara lain :

1. Thrust fault, jika tegasan utama maksimum dan intermediet adalah horizontal.

*Sumber : http://homepage.ufp.pt, 2013 Gambar 3.16 Thrust Fault

2. Normal fault, jika pola tegasan utama maksimum adalah vertikal.

*Sumber : http://www.artinaid.com, 2013 Gambar 3.17 Normal Fault

3. Wrench fault (strike slip fault), jika pola tegasan utama maksimum dan minimum adalah horizontal.

(15)

*Sumber : http://www.kgs.ku.edu Gambar 3.18 Wrench Fault

Lipatan merupakan basil perubahan bentuk dan suatu bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dan lengkungan pada unsur garis atau bidang di dalam bahan tersebut.

Mekanisme gaya yang menyebabkan ada dua macam :

1. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan permukaan lempeng.

*Sumber : http://2.bp.blogspot.com, 2013 Gambar 3.19 Buckling

2. Bending (pelengkungan), disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak lurus permukaan lempeng.

(16)

*Sumber : http//aero103.blogspot.com, 2013 3.20

Bending

Berdasarkan proses lipatan dan jenis batuan yang terlipat dapat di bedakan menjadi 4 macam lipatan, yaitu :

1. Flexure atau competent folding termasuk di dalamnya parallel fold adalah

Daerah yang berstruktur lipatan, kubah dan struktur patahan, pada dasarnya disebabkan oleh tenaga endogen. Hanya saja tenaga endogen pembentuk ketiga daerah struktur lipatan, kubah, dan patahan tidak sama. Pada daerah berstruktur lipatan, disebabkan oleh tenaga endogen yang arahnya mendatar berupa tekanan, sehingga batuan sedimen yang letak lapisan-lapisannya mendatar berubah menjadi terlipat atau bergelombang.

*Sumber : geology.cwru.edu

Gambar 3.21

Similar fold

2. Flow atau incompetent folding termasuk di dalamnya similar fold adalah

(17)

dengan bentuk-bentuk yang sama sampai kedalam. Antiklin maupun sinklin ukurannya tidak banyak berubah kedalam maupun keatas.

*Sumber : http://hypocentre.files.wordpress.com Gambar 3.22

Incompetent Folding

3. Shear folding adalah pada proses buckling terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terja ditegasan kompresi.

*Sumber : sciencedirect.com

(18)

Shear folding

4. Aexure and flow folding adalah lipatan yang terbentuk akibat bekas aliran, biasanya menunjukan aliran lipat, lipatan tersebut juga merupakan fitur dari banyak instrusi batuan beku dan glasier.

(Anonim, 2013)

*Sumber : http://upload.wikimedia.org Gambar 3.24 Flow Folding

3.3. Alat dan Bahan 3.3.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum struktur garis ini adalah : a. Clipboard b. Pensil Mekanik c. Pulpen d. Penggaris e. Busur f. Jangka g. Milipen h. Pensil Warna i. Penghapus 3.3.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum struktur garis ini adalah kertas A4S dan lembar kerja.

(19)

Gambar

Gambar 3.2 Fragmen Breksi Besar
Gambar 3.4 Contoh Rake (Pitch)
Gambar 3.6 Simbol Struktur Garis
Gambar 3.9 Peta Topografi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Ciri yang menunjukkan dua atau tiga garis (terletak pada satu bidang datar) saling sejajar jika jarak antar garis yang sejajar selalu sama dan tidak pernah berpotonganB. Perhatikan

Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis yang terbentuk dari perpotongan dua struktur bidang suatu mineralisasi pada suatu zona atau garis lurus, yang

Mengidentifiasi ieduduian sudut yang terjadi jiia dua garis dipotong garis lain.. Menemuian ieduduian dua garis sejajar dipotong garis

Jadi sudut antara sebuah garis g dan sebuah bidang H dapat digambarkan sebagai sudut antara garis g dan sebuah garis pada bidang H yang mewakili bidang H

Jika A dan B dua garis bersilangan, maka besar sudut antara kedua garis sama de-ngan besar sudut ant ar a a ′ yang sebidang dengan B dan sejajar a, dengan b ,

memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain.Dengan memodelkan sendirikedudukan dua garis

Hubungan antara titik dan garis dapat terjadi dalam dua kondisi. Pertama, titik terletak pada garis dan kedua, titik terletak di luar garis. Titik disebut terletak pada garis

Sudut perpotongan dua lingkaran adalah sudut antara garis singgung- garis singgung pada salah satu titik potong ke dua lingkaran itu, atau sudut antara