• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN STRUKTUR BIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN STRUKTUR BIDANG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR BIDANG

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk para penambang sudah menjadi hal yang biasa jika suatu saat menemukan kejadian-kejadian alam yang tak biasa misalnya pergeseran tanah atau kejadian lempeng tektonik lainnya. Mungkin untuk masyarakat umum hal tersebut adalah hal yang sudah biasa atau biasa-biasa saja, namun bagi seorang explorer hal tersebut sudah menjadi topic utama dalam melakukan pekerjaan sehingga hal untuk dalam mendalami hal tersebut akan di bahas dalam ilmu geologi struktur.

Secara geometri, unsur struktur geologi dianggap sebagai bidang-bidang dan garis-garis. Garis atau bidang tidak selalu merupakan bidang batas dari suatu batuan, tetapi merupakan unsur yang mewakili batuan atau satuan batuan. Didalam prinsip geometri, suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai kedudukan (attitude) atau orientasi yang pasti di dalam ruang, dan hubungan antara satu dan lainnya dapat dideskripsikan. Dalam hal ini, suatu bidang atau garis harus mempunyai komponen kedudukan, yang pada umumnya dinyatakan dalam koordinat grafis, arah (bearing atau azimuth), dan kecondongan (inclination).

Pada peraktikum ini menjelaskan tentang struktur bidang, yang dimana struktur bidang merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perlipatan bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang rekahan, bidang sesar, bidang belahan (cleavage), dan sebagainya. Adapun penjelasan dari Jurus (Strike) Struktur BidangSebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang.Sebuah garis jurus pada suatu struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan antara dua buah bidang adalah sebuah garis). Dan Kemiringan (Dip) Struktur BidangKemiringan sebenarnya (true

dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut antara struktur

(2)

STRUKTUR BIDANG

bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada bidang vertikal tertentu.Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang tepat tegak lurus dengan garis jurus.Pada sebuah struktur bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus.Arah kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope). Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada lembar berikutnya.

I.2 Maksud Dan Tujuan

I.2.1 Maksud

Adapun maksud dari pratikum struktur bidang ini adalah dapat mengenali atau mengetahui kedudukan batuan baik itu jurus (strike) maupun dip direction serta kejadian-kejadian semu lainnya yang telah diamati dan diproyeksikan dalam bidang datar.

I.2.2 Tujuan

Adapun tujuan diadakan pratikum ini yaitu : 1. memahami struktur bidang

2. Menggambarkan jurus/kemiringan pada batuan di bidang datar. 3. Mengaplikasikan pada kejadian sebenarnya dilapangan.

I.3 Alat Dan Bahan

I.3.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini yaitu sebagai berikut : a. Alat tulis menulis

b. Papan tulis

c. Mistar

d. Busur 360 °

e. Penghapus pensil I.3.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada saat pratikum yaiku :

(3)

STRUKTUR BIDANG

a. Kertas grafik A4

b. Buku penuntun pratikum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Geologi Struktur

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.

Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun yang terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan maupun patahan/sesar. Dalam ilmu geologi struktur dikenal berbagai bentuk perlipatan batuan, seperti sinklin dan antiklin. Jenis perlipatan dapat berupa lipatan simetri, asimetri, serta lipatan rebah (recumbent/overtune), sedangkan jenis-jenis patahan adalah patahan normal (normal fault), patahan mendatar (strike slip fault), dan patahan naik (trustfault).

(4)

STRUKTUR BIDANG

Proses yang menyebabkan batuan-batuan mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja pada batuan batuan tersebut. Pertanyaannya adalah dari mana gaya tersebut berasal ? Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam teori “Tektonik Lempeng” dinyatakan bahwa kulit bumi tersusun dari lempeng-lempeng yang saling bergerak satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa pergerakan yang saling mendekat (konvergen), saling menjauh (divergen), dan atau saling berpapasan (transform). Pergerakan lempeng-lempeng inilah yang merupakan sumber asal dari gaya yang bekerja pada batuan kerak bumi. Berbicara mengenai gaya yang bekerja pada batuan, maka mau tidak mau akan berhubungan dengan ilmu mekanika batuan, yaitu suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik batuan yang terkena oleh suatu gaya.

Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan-batuan penyusunan kerak bumi. Akibat sedimentasi dan deformasi. berdasarkan kejadiannya, struktur geologi dapat dibedakan menjadi :

a. Struktur primer b. Struktur sekunder

Struktur primer adalah struktur geologi yang terbentuk pada saat pembentukan batuan. Misalnya, struktur sedimen (silang siur,

flute cast, dan lain-lain); struktur kekar akibat pendinginan magma

(columnar joint dansheeting joint) dan struktur perlapisan.

Struktur sekunder adalah struktur geologi yang mempelajari danmembahas bentuk-bentuk deformasi kerak bumi dan gejala-gejala penyebabpembentukannya. Dibedakan dengan geotektonik atau tektonik, geologi strukturmempunyai ruang lingkup yang lebih sempit, yang meliputi deformasi-deformasipada isi cekungan, sedangkan tektonik menyangkut skala yang lebih luas dari ini,misalnya proses pembentukan pegunungan (orgenesa) dsb.Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputikekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

Adapun geometri unsur struktur yaitu sebagai berikut: a. Pengertian Unsur Struktur

(5)

STRUKTUR BIDANG

Prinsip geometri suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai kedudukan atau orientasi yang pasti di dalam ruang dan hubungan antara satu dan lainnya dapat di deskripsikan. Suatu bidang atau garis harus mempunnyai komponen kedudukan(attitude), yang umumnya dinyatakan dalam kordinat grafis, arah dan besaran kecondongan(inklinasi). Unsur struktur geologi didasarkan geometri dibedakan : struktur bidang (planar) misalnya: bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang rekahan, bidang sesar, bidang belahan(cleavage) dsb dan Struktur garis (linear) misalnya : lineasi, sumbu lipatan, gores-garis dan sebagainya.

b. Deskripsi Geometri

Diskripsi geometri merupakan cara pemecahan problema garis dan bidang di dalam ruang secara grafis. Cara yang digunakan yaitu dengan memproyeksikan bentuk dan posisi suatu obyek dalam ruang menjadi gambaran datar pada suatu bidang. Dalam penyelesaian masalah geometri struktur dikenal jenis proyeksi diantaranya proyeksi perpektif, proyeksi ortografi dan proyeksi steriografi.

2.2. Pengertian Struktur Bidang

Struktur bidang dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi “struktur bidang rill” dan “struktur bidang semu”.Struktur bidang rill,artinya bentuk dan kedudukannya dapat diamati secara langsung dilapangan antara lain adalah bidang perlapisan,bidang ketidakselarasan,bidang sesar,bidang foliasi dan bidang sayap lipatan.Bidang yang disebut terakhir ini sebenarnya merupakan kedudukan bidang yang terlipat.Struktur bidang semu artinya bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui atau didapatkan dari hasil analisa struktur bidang rill yang yang lain, contohnya adalah bidang poros lipatan. Dikaitkan dengan penggolongan struktur menurut waktu pembentukkannya, maka dapat dibedakan menjadi struktur primer dan struktur sekunder. Bidang-bidang yang termasuk dalam struktur bidang primer adalah bidang perlapisan,bidang foliasi,bidang rekah kerut(mud crack),bidang kekar kolom pada batuan beku dan lain sebagainya sedangkan yang termasuk dalam struktur bidang sekunder adalah bidang kekar,bidang sesar,bidang sayap lipatan dan struktur bidang pada umumnya dinyatakan dengan istilah-istilah yaitu jurus(strike,baca “straik”) dan kemiringan(dip).Dari hal diatas dinyatakan bahwa struktur bidang adalah struktur yang memiliki bidang dan kedudukan yang dapat

(6)

STRUKTUR BIDANG

diamati secara langsung atau hanya didapatkan dari hasil-hasil analisa dari struktur bidang.(Petunjuk Pratikum Geologi Struktur UPN Yogyakarta halaman 8-9).

Pembahasan mengenai struktur bidang antara lain yaitu:

a. Kedudukan(attitude) adalah batasan umum untuk orientasi dari bidang atau garis didalamruang umumnya dihubungkan dengan koordinat geografi dan bidang horizontal , danterdiri komponen arah dan kemiringan.

b. Arah(trend) adalah arah dari suatu bidang horizontal, umumnya dinyatakan denganazimuth atau besaran sudut horizontal dengan garis tertentu(Bearing). c. Kecondongan(inclination) adalah sudut vertikal yang diukur kearah bawah dari

bidang horizontal ke suatu bidang atau garis dan apabila diukur pada bidang yang tidak tegaklurus strike disebut kemiringan semu(Apperent dip).

2.3. Unsur-Unsur Struktur Geologi

Secara umum dalam geologi ada tiga jenis struktur geologi yang terobservasi dari lapangan yaitu bidang kontak, struktur primer dan struktur sekunder.

a. Bidang kontak

Bidang kontak adalah batas antara jenis batuan yang mencerminkan suatu proses geologi bidang kontak ini yang berupa kontak sedimentasi (normal),ketidakselarasan,kontak intrusi,kontak tektonik berupa bidang sesar atau zona sesar atau shear zone.

b. Struktur Primer

Struktur primer adalah struktur dalam batuan yang berkembang pada saat atau bersamaan dengan proses pembentukkannya tersebut.

c. Struktur Sekunder

Struktur sekunder adalah adalah struktur yang terbentuk akibat gaya (force) setelah proses pembentukkan batuan tersebut baik itu batuan beku,batuan sedimen maupun batuan metamorf.

Struktur sekunder terdiri dari frantures antara lain joint, shear fracture (kekar gerus), suckenliaes (gores-garis) vein, fault (sesar), fold (perlipatan), cleavage, foliasi, dan lineasi. Struktur sekunder bidang kekar, bidang sesar, bidang sayap lipatan atau biasa disebut dengan istilah jurus yaitu strike dan kemiringan (dip). (Prinsip Dasar Geologi Struktur Halaman 2-3).

2.4. Struktur Bidang

(7)

STRUKTUR BIDANG

Kedudukan sebuah struktur bidang dapat diwakili oleh sepasang angka. Terdapat dua cara penulisan yang dapat digunakan untuk menuliskan sepasang angka tersebut, yaitu :

1. Cara penulisan jurus (strikedan kemiringan dip).

2. Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip direction).

Sebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang. Sebuah garis jurus pada suatu struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan antara dua buah bidang adalah sebuah garis). (Penuntun Pratikum Geologi struktur Halaman 4).

Di beberapa lokasi tertentu di lapangan, garis jurus dapat dilihat secara langsung, misalnya di tebing-tebing yang berada di pinggir laut yang tenang. Perpotongan antara permukaan laut dengan permukaan tebing merupakan garis jurus pada permukaan tebing tersebut.

Gambar 2.1. Perpotongan antara permukaan laut (bidang horizontal) dan permukaan tebing adalah garis pantai. Garis pantai ini dapat mewakili garis jurus pada permukaan tebing tersebut. Tebing A memiliki jurus N-S, Tebing B memiliki jurus NE-SW, and Tebing C memiliki jurus E-W*.

Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis jurus dengan utara sebenarnya dengan kata lain jurus adalah sudut antara garis horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya.Jurus merupakan besaran sudut

(8)

STRUKTUR BIDANG

yang diukur dalam satuan derajat (o) dengan menggunakan kompas disebut arah

(bearing atau azimuth). (Penuntun Geologi Struktur Halaman 5).

Arah dibagi ke dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW) yang masing-masing kuadran memiliki besar 90o (Gambar 2.1), dan jurus ditentukan dengan

memberikan angka dalam derajat yang mewakili besar sudut (bisa ke arah barat atau timur) antara garis jurus dengan utara sebenarnya. Beberapa contoh penentuan dan penulisan jurus dalam konvensi kuadran adalah sebagai berikut :

a. Jika garis jurus pada suatu struktur bidang tepat berarah N-S, dalam konvensi kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N 00 E atau N 00 W, dan dibaca

"north nol derajat east" atau "north nol derajatwest".

b. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NW-SE, dalam konvensi kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N 450 W atau S 450 E dan dibaca

"north empat puluh lima derajat west" atau "south empat puluh lima derajat east". c. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NE-SW, dalam konvensi

kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N 45o E atau S 450 W dan dibaca

"north empat puluh lima derajat east" atau "south empat puluh lima derajat west".

Gambar 2.2 . Konvensi untuk mendeskripsikan jurus. (a) Konvensi kuadran. (b) Konvensi Azimuth.

Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah utara selalu memiliki pasangan yang sama dengan penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah selatan. Hal

(9)

STRUKTUR BIDANG

ini disebabkan karena tidak ada keharusan untuk membedakan titik-titik ujung dari sebuah garis horizontal. Namun, jika konvensi kuadran harus digunakan, telah menjadi kebiasaan bagi para ahli geologi untuk selalu menulis dan menyebut jurus dengan mengacu terhadap arah utara.

Cara kedua untuk mendeskripsikan jurus dikenal sebagai konvensi azimuth. Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi ke dalam 3600, dengan arah

utara ditetapkan memiliki nilai 00 atau 3600(Gambar 2.2). Karena pengukuran jurus

selalu berputar dari arah utara ke timur (searah jarum jam), maka jurus dalam konvensi azimuth sebenarnya dapat dideskripsikan secarakeseluruhan dalam angka, tanpa harus menyebutkan singkatan mata angin. Namun, untuk membedakan pengukuran jurus dengan pengukuran besaran lainnya yang menggunakan satuan derajat, dalam konvensi azimuth

singkatan mata angin tetap disertakan dalam penulisan jurus. Sebagai contoh : a. Jika garis jurus tepat berarah N-S, maka jurusnya adalah N 0o E atau N 180 oE.

b. Jika garis jurus tepat berarah E-W, maka jurusnya adalah N 900 E atau N 2700 E.

c. Jika garis jurus tepat berarah NW-SE, maka jurusnya adalah N 1350 E atau N 315o

E.

d. Jika garis jurus tepat berarah NE-SW, maka jurusnya adalah N 45O E atau N 2250

E.

e. Kemiringan DIP

Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada bidang vertikal tertentu.Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang tepattegak lurus dengan garis jurus (Gambar 2.3). Pada sebuah struktur bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus. Arah kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope).

(10)

STRUKTUR BIDANG

Gambar 2.3. Diagram blok yang memperlihatkan arti dari kemiringan. (a) Kemiringan sebenarnya(δ), dengan arah panah menunjukkan arah kemiringan. (b) kemiringan semu (α).Kemiringan yang diukur pada bidang vertikal yang tidak tegak lurus garis jurusdisebut sebagai kemiringan semu (apparent dip) (Gambar 2.3b). Besar kemiringan semu harus selalu lebih kecil dari pada besar kemiringan sebenarnya. Besar kemiringan semu yang diukur pada bidang vertikal yang mengandung garis jurus adalah nol derajat (00). (Penuntun Geologi Struktur Halaman

6-7).

2.5 Kemiringan Sebenarnya dan Kemiringan Semu

Pada beberapa kasus di lapangan, kemiringan sebenarnya dari sebuah struktur bidang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi kemiringan semunya dapat diukur. Sebagai contoh, Gambar 2.4 memperlihatkan daerah penambangan (quarry) di mana korok (dike) yang miring tersingkap pada dinding vertikal. Sudut yang dibentuk oleh korok dan garis horizontal pada bidang penambangan yangtidak tegak lurus jurus merupakan kemiringan semu. Jika bidang penambangansejajar dengan jurus korok, maka kemiringan semu = 00.

(11)

STRUKTUR BIDANG

Gambar 2.4. Perpotongan antar korok (garis tebal) dengan dinding penambangan.

Jurus koroktidak tegak lurus dinding penambangan, karena itu sudut yang dibentuk oleh jejak (trace) korokpada dinding penambangan dengan garis horizontal adalah kemiringan semu. φ adalahkemiringan sebenarnya, μ adalah kemiringan semu pada bidang penambangan berarah E-W, danδ adalah kemiringan semu pada bidang penambangan berarah N-S.

BAB III

PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja dalam pratikum batuan struktur bidang ini yaitu

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian menggambar lingkaran 3600 dengan menggunakan busur derajat dan bantuan penggaris setelah itu

menentukan nilai azimuth maupun kuadran yang telah tentukan sesuai besar derajat yang terbentuk serta menetukan strike ( arah penyebaran ) yang telah tegak lurus terhadap besarnya deraja nilai azimuth kemudian menentukan dip ( kemiringan ) denga dengan cara melihat tegak lurusnya arah strike yang searah dengan jarum jamsetelah itu menentukan nilai kuadran dengan melihat arah strike yang masuk kekuadran berapa, setealah itu ditambah atau dikurangi dari nilai azimuth untuk mendapatkan nilai kuadran sehingga arah penyebaranya juga berubah kemudian melakukan berulang (tertib).

(12)

STRUKTUR BIDANG

4.2 Pembahasan

4.2.1 Struktur Bidang 1

Dari Hasil penyelidikan geologi disuatu daerah, diketahui bahwa lapisan lempung tersingkap pada 3 lokasi:

a. Lokasi A, sebagai titik referensi memiliki ketinggian 350m

b. Lokasi B, 500 m dari titik A dengan arah N250O E, ketingggian 350m

c. Lokasi C, 900m dari titik A dengan arah N 100O E, ketinggianya 600m

Tentukan kedudukan lapisan batuan di daerah ini dengan metode grafis, denga skala 1:10000. Dik: A: 350m A-B = 500 m A-C = 900 m A-B Arahnya N 235O E

(13)

STRUKTUR BIDANG A-C Arahnya N 100O E Elevasinnya : A: 350m B: 475 C: 600 Dit: Kedudukannya

Jadi Kesimpulannya di dapatkan kedudukan : N 76O E/34O

4.2.2 Struktur Bidang 2

Dari dua lokasi singkapan yang berdekatan dan pada batuan yang sama, hanya dapat di ukur besar dana arah kemiringan semu yaitu: lokasi 1 30o , N60O E dan lokasi

2 50o, S 45O . Tentukan kedudukan dari singkapan tersebut!

Dik:

Lokasi I: N60O E/30O

Lokasi II: S45OE/50O

Dit: Kedudukan

Jadi kedudukan yang di dapatkan adalah N32O E/52O

4.2.3 Struktur Bidang 3

Tentukan kemiringan sebenarnya dari suatu lapisan batuan apabila diketahui jurus: N80OE, dan kemiringan semu pada arah: N 155OE/30O

Dik: Jurus: N80OE

Dip Semua: N 155OE/30O

Dit: Dip Direction

Jadi dip direction sebenarnya sebesar 31o

4.2.4 Struktur Bidang 4

Tentukan kemiringan semu dari suatu lapisan batuan apabila diketahui jurus N 135OE/25O pada arah S 15OW

Dik:

Jurus N 135OE/25O

Pada Arah S 15OW

(14)

STRUKTUR BIDANG

Dit: Dip Semu? Penyelesaian:

Jadi, dip semunya adalah 23o

4.2.5 Struktur Bidang 5

Tentukan kemiringan semu dari suatu lapisan batuan apabila diketahui jurus S 40OE/38O pada arah N 80OW

Dik:

Jurus S 40OE/38O

Pada Arah N 80OW

Dit: Dip Semu? Penyelesaian:

Jadi, dip semunya adalah 21o

4.2.6 Struktur Bidang 6

Dari dua lokasi singkapan yang berdekatan dan pada batuan yang sama, hanya dapat diukur besar dana rah kemiringan semu yaitu: lokasi 1 18o, N 10OE dan lokasi

2 37o, N 44OE. Tentukan kedudukan dari singkapan tersebut!

Dik:

Lokasi I: N10O E/18O

Lokasi II: N44OE/37O

Dit: Kedudukan

Jadi kedudukan yang di dapatkan adalah N170O E/42O

4.2.7 Struktur Bidang 7

Dari hasil penyelidikan geologi disuatu daerah, diketahui bahwa lapisan batupasir tersingkap pada 3 lokasi:

a. Lokasi A, sebagai titik referensi memiliki ketinggian 100m

b. Lokasi B, 300m dari titik A dengan arah S 15OW, ketinggiannya 50 m

c. Lokasi C, 200m dari titik A dengan arah N 45O, ketinggiannya 25 m

Tentukan kedudukan lapisan batuan di daerah ini dengan metode grafis, dengan skala 1: 5000

Dik: A: 100m A-B = 300 m

(15)

STRUKTUR BIDANG A-C = 200 m A-B Arahnya S 15O W A-C Arahnya N 45O E Elevasinnya : A: 100 m B: 50 m C: 25 m Dit: Kedudukannya

Jadi Kesimpulannya di dapatkan kedudukan : N23OE/46O

4.2.8 Struktur Bidang 8

Tentukan kemiringan sebenarnya dari suatu lapisan batuan apabila diketahui jurus: N15OE, dan kemiringan semu pada arah: N 95OE/20O

Dik:

Jurus: N 15OE

Dip Semua: N 95OE/20O

Dit: Dip Direction sebenarnya

Jadi dip direction sebenarnya sebesar 21o

4.2.9 Struktur Bidang 9

Tentukan kemiringan semu dari suatu lapisan batuan apabila diketahui jurus S 30OE/10O Pada arah N 105OW

Dik:

Jurus S 30OE/10O

Pada Arah N 105OW

Dit: Dip Semu? Penyelesaian:

Jadi, dip semunya adalah 8o

4.2.10 Struktur Bidang 10

Tentukan kemiringan sebenarnya dari suatu lapisan batuan apabila diketahui jurus: N 295O, dan kemiringan semu pada arah N 230E/25O

Dik:

Jurus: N 295OE

Dip Semua: N 230OE/25O

(16)

STRUKTUR BIDANG

Dit: Dip Direction

Jadi dip direction sebesar 26o

4.2.11 Struktur Bidang 11

Dari dua lokasi singkapan yang berdekatan dan pada batuan yang sama, hanya dapat diukur besar dana rah kemiringan semu yaitu: 1 28o, S 30OE dan lokasi 2 48o, N

233OE. Tentukan kedudukan dari singkapan tersebut!

Dik:

Lokasi I: S 30O E/28O

Lokasi II: N233OE/48O

Dit: Kedudukan

Jadi kedudukan yang di dapatkan adalah N122O E/49OE

4.2.12 Struktur Bidang 12

Dari dua lokasi singkapan yang berdekatan dan pada batuan yang sama hanya dapat di ukur besar dana arah kemiringan semu:

a. Lokasi pertama : 20o, N 80OW

b. Lokasi kedua : 40O, 45OE

Tentukan kedudukan garis singkapan tersebut: Dik:

Lokasi I: 20O /N 80OW

Lokasi II: 40O/S 45OW

Dit: Kedudukan

Jadi kedudukan yang di dapatkan adalah 290O E/59O

4.2.13 Struktur Bidang 13

Dari suatu penyelidikan geologi disuatu daerah diketahui bahwa lapisan serpih, berada diatas konglomerat dan mempunyai hubungan kontak selaras daerah ini tidak mengalami perlipatan bidang kontak antara konglomerat dan serih tersebut dijumpai pada singkapan di 3 lokasi sebagai berikut:

a. Lokasi A, sebagai titik referensu ketinggiannya 700 m

b. Lokasi B, 700 m dari A dengan arah N 50O W ketinggiannya 400 m

c. Lokasi C, 800 m dari A dengan arah N 10O Ketinggiannya 500m

Tentukan kedudukan lapisan batuan di daerah ini dengan menggunakan metode 3 titik skala 1:10.000

(17)

STRUKTUR BIDANG

Jadi kedudukan lapisan batuan di daerah ini yaitu N46oE/23O

4.2.14 Struktur Bidang 14

Tentukan kemiringa sebenarnya suatu lapisan batuan berdasarkan data berikut: Jurus N 315OE, dip direction semu N 280OE/18o

Maka di dapatkan kemiringan sebenarnya suatu lapisan batuan adalah 30o

4.2.15 Struktur Bidang 15

Dari dua lokasi singkapan yang berdekatan dan pada batuan yang sama hanya dapat di ukur besar dana arah kemiringan semu:

c. Lokasi pertama : 25o, N240OE

d. Lokasi kedua : 20O, N170OE

Tentukan kedudukan garis singkapan tersebut: Dik:

Lokasi I: N240OE/25o

Lokasi II: N170OE/20O

Dit: Kedudukan

Jadi kedudukan yang di dapatkan adalah N123O E/27O

4.2.16 Struktur Bidang 16 Dik: N183OE/12O

Dit: konversi ke kuadran?

Penyelesaian: kuadran S3OW/12O

4.2.17 Struktur Bidang 17 Dik: N154OE/18O

Dit: konversi ke kuadran?

Penyelesaian: kuadran S26OW/18O

4.2.18 Struktur Bidang 18 Dik: S50OW/21O

Dit: konversi ke azimuth?

Penyelesaian: azimuth N230OE/21O

4.2.19 Struktur Bidang 19 Dik: S20,5OE/30O

Dit: konversi ke azimuth?

(18)

STRUKTUR BIDANG

Penyelesaian: azimuth N159,5OE/30O

4.2.20 Struktur Bidang 20 Dik: N234,5OE/19O

Dit: konversi ke kuadran?

Penyelesaian: kuadran S54OW/19O

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah saya lakukan dapat daya simpulakan bahwa sanya yaitu :

a. Azimuth adalah putaran arah derajat 3600 dari utara hingga kembali keutara

b. Kuadran adalah arah putaran yang dimulai dari sudut 00 sampai dengan 900 yang

mana patokannya dari arah utara dan selatan

c. Nilai dari azimuth berbanding terbalik terhadap nilai kadran begitu pula dengan arah penyebaran yang saling bergantung satu sama lain.

V.2 Saran

Sebaiknya dalam penetuan jadwal pratikum sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pratikan agar pratikan pada saat melakukan pratikum tidak bersamaan dengan mata kulia yang berlangsung.

(19)

STRUKTUR BIDANG

DAFTAR PUSTAKA

Endarto,Danang.2005.pengantar geologi dasar.universitas sebelas maret Surakarta.jawa tengah

Sapiie,B.dan Harsolumakso,A.2011.prinsip dasar geologi struktur.ITB.Bandung Tim Penyusun,1993.petunjuk pratikum geologi struktur.UPN.Yogyakarta Tim Penyusun.2013.penuntun geologi struktur.UMI.makassar

http://geodynamics.gc.itb.ac.id/

Gambar

Gambar 2.1. Perpotongan antara permukaan laut (bidang horizontal) dan permukaan tebing   adalah   garis   pantai
Gambar   2.2   .  Konvensi   untuk   mendeskripsikan   jurus.   (a)  Konvensi   kuadran
Gambar   2.3.   Diagram   blok   yang   memperlihatkan   arti   dari   kemiringan.   (a) Kemiringan sebenarnya(δ), dengan arah panah menunjukkan arah kemiringan
Gambar 2.4. Perpotongan antar korok (garis tebal) dengan dinding penambangan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada metode pertama, diukur waktu tempuh untuk panjang lintasan ( s ) yang bervariasi pada sudut kemiringan (  ) tetap, dan hasil percobaan dengan tiga sudut kemiringan kecil hingga

Tetapi pada umumnya keadaan bidang refleksi tidak horizontal melainkan memiliki sudut kemiringan tertentu akan membentuk kemiringan sehingga pasangan titik tembak

Tetapi pada umumnya keadaan bidang refleksi tidak horizontal melainkan memiliki sudut kemiringan tertentu akan membentuk kemiringan sehingga pasangan titik tembak

Sebuah bidang miring yang memiliki sudut kemiringan θ terhadap horizontal diletakkan di atas permukaan bidang datar licin.. Sebuah bola elastis menumbuk bidang miring yang

Bidang-bidang yang termasuk dalam struktur bidang primer adalah bidang perlapisan, bidang foliasi bidang rekah kerut ( Mud Crack ), bidang kekar kolom ( Colomnar Joint ) pada

Kemiringan lereng mengacu pada sudut yang dibentuk oleh selisih ketinggian (relief) permukaan tanah yang terletak di antara bidang horizontal dengan bidang datar,

Ditinjau dari kedalaman, sudut kemiringan lereng dan sudut kemiringan bidang gelincir lintasan 1 dan lintasan 3 dapat diketahui bahwa potensi bahaya longsor yang

Sebuah bidang miring yang memiliki sudut kemiringan θ terhadap horizontal diletakkan di atas permukaan bidang datar licine. Sebuah bola elastis menumbuk bidang miring yang