• Tidak ada hasil yang ditemukan

29 April 5 Mei Tidak Ada Balok Sandungan bagi Orang yang Mengasihi Yehuwa Mei Apakah Saudara Memiliki Hati untuk Mengenal Yehuwa?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "29 April 5 Mei Tidak Ada Balok Sandungan bagi Orang yang Mengasihi Yehuwa Mei Apakah Saudara Memiliki Hati untuk Mengenal Yehuwa?"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

29 April–5 Mei

”Tidak Ada Balok S andungan”

bagi Orang yang

Mengasihi Yehuwa

HALAMAN 3

NYANYIAN: 45, 32

6-12 Mei

Apakah S audara Memiliki

”Hati untuk Mengenal”

Yehuwa?

HALAMAN 13

NYANYIAN: 62, 60

13-19 Mei

S etelah ”Mengenal Allah”

—Apa S elanjutnya?

HALAMAN 23

NYANYIAN: 81, 135

(2)

Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedu-nia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali

The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published

semi-monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis,

Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at addi-tional mailing offices.POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road,Wallkill,

34567

MARCH 15, 2013

Jil. 134, No. 6 Semimonthly INDONESIAN

ARTIKEL PELAJARAN

˝

”Tidak Ada Balok Sandungan”

bagi Orang yang Mengasihi Yehuwa

Semua orang Kristen sedang berlari dalam perlombaan yang hadiah-nya adalah kehidupan abadi. Namun, karena mewarisi dosa, kita semua bisa tersandung. Artikel ini akan membantu kita mengenali lima jenis balok sandungan dan menjelaskan cara menghindarinya sehingga kita bisa memenangkan perlombaan.

˝

Apakah Saudara Memiliki

”Hati untuk Mengenal” Yehuwa?

Kitab Yeremia memberi tahu kita banyak hal tentang hati. Artikel ini akan menjelaskan kepada kita apa artinya ’hati yang tidak bersunat’ dan bagaimana hal itu bisa berbahaya, bahkan bagi orang Kristen. Artikel ini juga membahas bagaimana kita bisa memiliki ”hati untuk mengenal” Yehuwa.—Yer. 9:26; 24:7.

˝

Setelah ”Mengenal Allah”—Apa Selanjutnya?

Langkah-langkah apa saja yang perlu diambil untuk mengenal Allah dan agar dikenal oleh-Nya? Mengapa orang Kristen terus bertumbuh walaupun ia sudah matang secara rohani, dan bagaimana caranya? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

(3)

SEJAK remaja, Mary Decker sudah terkenal sebagai pelari

ke-las dunia. Ia dijagokan akan menyabet medali emas pada

fi-nal lomba lari 3.000 meter di Olimpiade Musim Panas 1984.

Namun, ia tidak pernah melewati garis finis itu. Ia tersandung

kaki pelari lain dan tersungkur hingga keluar lintasan.

Sam-bil berlinang air mata, Mary yang cedera digotong keluar

arena lomba. Tetapi, ia pantang menyerah. Dalam waktu

kurang dari setahun, ia pulih dan ikut berlomba lagi.

Ta-hun 1985, ia memecahkan rekor dunia untuk lomba lari

1.600 meter putri.

1. Bagaimana semangat seorang pelari bisa menggambarkan tekad kita untuk ti-dak menyerah?

”Tidak Ada Balok Sandungan”

bagi Orang yang Mengasihi Yehuwa

”Berlimpahlah kedamaian bagi orang-orang yang mencintai hukummu, dan tidak ada balok sandungan

bagi mereka.”—MZ. 119:165.

APA JAWABAN SAUDARA?

Orang Kristen ikut dalam perlombaan apa? Apa hadiahnya? Apa saja yang bisa menjadi balok sandungan bagi orang Kristen? Apa maksudnya ”tidak ada balok sandungan” bagi orang yang mengasihi hukum Yehuwa?

(4)

2 Sebagai orang Kristen, kita ikut dalam perlombaan lari

kias-an. Kita berlari dengan tujuan untuk menang. Perlombaan yang kita ikuti bukanlah lari jarak pendek yang mengutamakan kece-patan. Ini juga bukan sekadar lari santai. Tetapi, perlombaan ini bagaikan maraton, yang membutuhkan kegigihan untuk menang. Dalam suratnya kepada sidang di Korintus, kota yang terkenal de-ngan perlombaan atletiknya, rasul Paulus menggunakan perumpa-maan tentang seorang pelari. Ia menulis, ”Tidak tahukah kamu bahwa dalam perlombaan, semua pelari berlari, tetapi hanya satu yang menerima hadiah? Larilah sedemikian rupa agar kamu dapat memperolehnya.”—1 Kor. 9:24.

3 Alkitab menginstruksikan kita untuk ikut dalam perlombaan

lari kiasan ini. (Baca 1 Korintus 9:25-27.) Hadiahnya adalah

ke-hidupan abadi, di surga bagi orang Kristen terurap atau di bumi bagi para peserta lainnya. Berbeda dengan perlombaan atletik lainnya, dalam perlombaan ini semua peserta yang berlari sampai akhir akan mendapat hadiah. (Mat. 24:13) Peserta dinyatakan ka-lah kalau dia tidak mengikuti aturan atau tidak mencapai garis fi-nis. Selain itu, inilah satu-satunya perlombaan yang hadiahnya adalah kehidupan abadi.

4 Berlari sampai ke garis finis itu tidak mudah. Untuk

menca-painya dibutuhkan disiplin dan tekad. Hanya Yesus Kristus yang

2. Orang Kristen ikut dalam perlombaan apa? Apa tujuan kita dalam perlomba-an itu?

3. Bagaimana caranya agar bisa menang dalam perlombaan untuk kehidupan abadi?

(5)

berhasil melewati garis finis tanpa tersandung satu kali pun. Se-dangkan, menurut Yakobus sang murid, semua pengikut Kristus ”sering kali tersandung”. (Yak. 3:2) Benar! Kita semua terimbas oleh ketidaksempurnaan kita sendiri dan orang lain. Jadi, kadang-kadang kita bisa tersandung, terhuyung-huyung, dan melambat. Kita bahkan bisa jatuh; tetapi kita bangkit dan berlari lagi. Ada yang jatuh terjerembap sampai-sampai harus dibantu untuk bang-kit dan kembali berlomba sampai garis finis. Ya, bang-kita memang bisa tersandung atau jatuh, bahkan berulang kali.—1 Raj. 8:46.

SEKALIPUN TERSANDUNG, TERUSLAH BERLOMBA

5 Apa yang kita lakukan sewaktu ”tersandung” atau ”jatuh” bisa

menunjukkan orang macam apa kita. Ada orang-orang yang ter-sandung atau jatuh tetapi bertobat dan terus melayani Allah. Ada juga yang tidak mau bertobat. Amsal 24:16 mengatakan, ”Orang adil-benar mungkin jatuh bahkan tujuh kali, namun ia pasti akan bangkit; tetapi orang-orang fasik akan dibuat tersandung oleh malapetaka.”

6 Orang-orang yang percaya kepada Yehuwa bisa tersandung

atau terjatuh, misalnya karena melemah dalam ibadat atau karena kesukaran. Namun, Yehuwa tidak akan membiarkan mereka terus

terpuruk sehingga tidak dapat pulih. Kita yakin bahwa Yehuwa

akan membantu kita ”bangkit” agar kita dapat terus melayani Dia sebaik mungkin. Jaminan itu tentu menenteramkan hati semua

5, 6. (a) Apa maksudnya ”tidak ada balok sandungan” bagi orang Kristen? Apa yang akan membantunya bangkit? (b) Mengapa ada orang yang tidak ”bangkit” setelah tersandung?

(6)

orang yang dengan tulus mengasihi Yehuwa! Orang fasik tidak me-miliki keinginan untuk bangkit. Mereka tidak berupaya mendapat-kan bantuan dari roh kudus Allah dan umat-Nya, atau mereka me-nolak bantuan yang ditawarkan. Sebaliknya, bagi orang-orang yang ’mencintai hukum Yehuwa’, tidak ada balok sandungan yang dapat menjatuhkan mereka sampai-sampai tidak bisa meneruskan

perlombaan untuk kehidupan.—Baca Mazmur 119:165.

7 Ada orang-orang yang melakukan dosa yang tidak serius,

bahkan berulang kali, karena memiliki kelemahan. Namun, mere-ka tetap adil-benar di mata Yehuwa jimere-ka meremere-ka ”bangkit” lagi, ya-itu dengan tulus bertobat dan berupaya keras untuk terus mela-yani dengan loyal. Hal ini nyata dari cara Allah berurusan dengan orang Israel pada zaman dahulu. (Yes. 41:9, 10) Amsal 24:16 yang dikutip tadi tidak berfokus pada hal negatif—saat kita ”ja-tuh”—tetapi berfokus pada hal positif, yaitu saat kita ”bangkit”

dengan bantuan Allah kita yang berbelas kasihan. (Baca Yesaya

55:7.) Allah Yehuwa dan Yesus yakin bahwa kita akan melakukan

yang terbaik. Maka, mereka dengan baik hati memotivasi kita un-tuk ”bangkit”.—Mz. 86:5; Yoh. 5:19.

8 Sekalipun seorang pelari tersandung atau terjatuh dalam

lom-ba lari maraton, ia masih punya waktu untuk mencapai garis finis jika ia segera bangkit. Dalam perlombaan untuk kehidupan abadi, kita tidak tahu ”hari dan jamnya” perlombaan akan berakhir. (Mat. 24:36) Akan tetapi, semakin jarang kita tersandung, sema-kin besar kemungsema-kinannya kita bisa berlari dengan kecepatan

(7)

konstan hingga garis finis. Jadi, bagaimana caranya agar kita ti-dak tersandung?

SANDUNGAN YANG DAPAT MENGHAMBAT KEMAJUAN

9Mari kita bahas lima balok sandungan yang mungkin kita

alami—kelemahan pribadi, keinginan daging, perlakuan tidak adil dari rekan seiman, kesengsaraan atau penganiayaan, dan ketidak-sempurnaan orang lain. Namun, ingatlah bahwa sekalipun kita mungkin tersandung, Yehuwa sangat sabar dan tidak akan lang-sung mencap kita tidak loyal.

10 Kelemahan pribadi dapat disamakan dengan batu-batu yang

ada di lintasan. Dengan memerhatikan kejadian-kejadian dalam kehidupan Raja Daud dan rasul Petrus, kita bisa melihat dua ma-cam kelemahan, yaitu kurangnya pengendalian diri dan takut akan manusia.

11 Raja Daud menunjukkan bahwa ia punya kelemahan dalam

mengendalikan diri. Hal ini terlihat dari perbuatannya dengan Bat-syeba dan reaksi kerasnya terhadap penghinaan Nabal. Ya, ia kurang mengendalikan diri, tetapi ia tidak menyerah dalam ber-upaya menyenangkan Yehuwa. Dengan bantuan orang lain, ia bisa pulih lagi secara rohani.—1 Sam. 25:5-13, 32, 33; 2 Sam. 12:1-13.

12 Petrus punya kelemahan yaitu takut akan manusia, dan

kadang hal ini membuatnya tersandung; namun, ia tetap loyal

9. Balok sandungan apa saja yang akan kita bahas? 10, 11. Daud harus berjuang melawan kelemahan apa? 12. Sekalipun tersandung, bagaimana Petrus terus berlomba?

(8)

kepada Yesus dan Yehuwa. Misalnya, ia menyangkal Majikannya di hadapan umum, bukan hanya sekali melainkan tiga kali. (Luk. 22:54-62) Pada kesempatan lain, Petrus memperlakukan orang Kristen non-Yahudi seolah-olah mereka tidak sebaik orang Kris-ten Yahudi yang bersunat. Namun, rasul Paulus tahu bahwa tidak boleh ada pembedaan golongan dalam sidang. Jadi, sikap Petrus itu keliru. Agar tindakan Petrus tidak memecah-belah persauda-raan, Paulus langsung menasihati Petrus dengan terus terang. (Gal. 2:11-14) Apakah Petrus merasa tersinggung lalu berhenti dari perlombaan untuk kehidupan? Tidak. Ia menanggapi nasihat Paulus dengan serius, menerapkannya, dan terus berlomba.

13 Problem kesehatan juga termasuk kelemahan pribadi yang

bisa menjadi balok sandungan. Hal ini bisa mengganggu kita da-lam perlombaan rohani dan bahkan membuat kita goyah dan le-lah. Misalnya, setelah 17 tahun dibaptis, seorang saudari di Jepang sakit parah. Ia begitu sibuk mengurusi penyakitnya sampai-sam-pai melemah secara rohani. Belakangan, ia menjadi tidak aktif. Dua penatua datang mengunjunginya. Kata-kata mereka yang baik hati membangkitkan semangat saudari ini. Ia pun mulai berhim-pun lagi. Ia mengenang, ”Saya sangat terharu dan mencucurkan air mata karena saudara-saudara menyambut saya dengan hangat.” Saudari kita ini kembali berlomba.

14 Keinginan daging telah membuat banyak orang tersandung. 13. Bagaimana kelemahan jasmani bisa membuat seseorang tersandung?

14, 15. Tindakan tegas apa yang dibutuhkan ketika timbul keinginan yang salah? B erikan contoh.

(9)

Sewaktu keinginan seperti itu menggoda kita, kita perlu bertindak dengan tegas agar bisa tetap bersih secara mental, moral, dan ro-hani. Ingatlah nasihat Yesus untuk secara kiasan ’membuang’ apa pun yang dapat membuat kita tersandung, bahkan mata atau ta-ngan kita. Bukankah hal itu mencakup pikiran dan tindakan yang amoral, yang telah membuat beberapa orang berhenti dari

perlom-baan?—Baca Matius 5:29, 30.

15 Seorang saudara yang dibesarkan dalam keluarga Kristen

me-nulis bahwa sejak dulu ia harus berjuang melawan homoseksuali-tas. Ia berkata, ”Saya selalu merasa canggung. Rasanya saya lain sendiri.” Pada umur 20 tahun, ia sudah menjadi perintis biasa dan hamba pelayanan di sidang. Lalu, ia membuat kesalahan serius se-hingga mendapat disiplin dan mendapat bantuan dari para pena-tua. Ia bisa bangkit dan kembali berlomba secara rohani dengan berdoa, belajar Firman Allah, dan sibuk membantu orang lain. Bertahun-tahun kemudian, ia mengakui, ”Hasrat-hasrat itu ka-dang muncul lagi. Tetapi, saya tidak mau dikendalikan olehnya. Saya tahu bahwa Yehuwa tidak akan membiarkan kita digoda me-lampaui kesanggupan kita. Jadi, saya percaya bahwa Allah yakin saya bisa berhasil.” Saudara ini mengakhiri kisahnya, ”Semua per-juangan saya akan terbayar di dunia baru. Itu yang saya inginkan! Sementara itu, saya akan terus berjuang.” Ia bertekad untuk terus berlomba.

16 Perlakuan tidak adil dari rekan seiman bisa membuat 16, 17. (a) Apa yang telah membantu seorang saudara yang merasa telah diper-lakukan dengan tidak adil? (b) Apa yang perlu kita ingat agar tidak tersandung?

(10)

tersandung. Di Prancis, seorang saudara yang pernah menjadi pe-natua merasa bahwa ia telah diperlakukan tidak adil sehingga ia menjadi getir. Akibatnya, ia berhenti berhimpun dan menjadi ti-dak aktif. Dua penatua mengunjungi dia. Mereka dengan sabar mendengarkan dia menceritakan apa yang menurutnya ia alami. Mereka menganjurkan dia untuk melemparkan bebannya kepada Yehuwa dan menandaskan bahwa yang terpenting adalah menye-nangkan Allah. Ia mendengarkan nasihat mereka dan segera ak-tif lagi dalam kegiatan sidang. Dengan demikian, ia kembali berlomba.

17 Semua orang Kristen hendaknya ingat bahwa Yesus

Kristus-lah Kepala sidang yang AlKristus-lah lantik, maka mereka tidak perlu me-musingkan apa yang dilakukan manusia yang tidak sempurna. Yesus, yang matanya ”bagaikan api yang bernyala-nyala”, lebih tahu dan lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi di sidang. (Pny. 1:13-16) Misalnya, bisa jadi kita menganggap ada ketidak-adilan di sidang, tetapi sebenarnya kita tidak memahami sepenuh-nya apa yang terjadi dan alasan di baliksepenuh-nya. Sedangkan, Yesus me-ngetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ia akan menangani problem di sidang dengan cara terbaik dan pada waktu yang tepat. Jadi, kita hendaknya tidak tersandung oleh tindakan atau keputusan rekan seiman kita.

18 Dua balok sandungan lainnya adalah kesengsaraan atau

18. Bagaimana kita bisa bertahan menghadapi ujian iman dan situasi-situasi yang menyusahkan hati?

(11)

penganiayaan dan ketidaksempurnaan orang lain di sidang.

Dalam perumpamaannya tentang penabur, Yesus mengatakan ada orang-orang yang tersandung sewaktu mengalami ”kesengsaraan atau penganiayaan” karena menjadi umat Allah. Penganiayaan bisa datang dari keluarga, orang lain, atau kalangan pemerintah. Hal itu bisa berdampak buruk khususnya atas orang yang ’tidak membiarkan benih itu berakar dalam dirinya’, yaitu orang yang le-mah imannya. (Mat. 13:21) Namun, jika kita bertekad untuk te-tap setia, benih Kerajaan akan bertumbuh dan berakar kuat dalam diri kita sehingga iman kita semakin kuat. Sewaktu menghadapi penganiayaan, berupayalah untuk merenungkan hal-hal ”yang

pa-tut dipuji”. (Baca Filipi 4:6-9.) Dengan kekuatan dari Yehuwa,

kita akan mampu bertahan menghadapi ujian iman dan tidak tersandung oleh situasi-situasi yang menyusahkan hati.

19 Sayangnya, beberapa orang berhenti dari perlombaan karena

tersandung oleh ketidaksempurnaan orang lain. Perbedaan penda-pat dalam hal-hal yang menyangkut hati nurani telah menjadi ba-lok sandungan bagi mereka. (1 Kor. 8:12, 13) Jika seseorang me-nyinggung perasaan kita, apakah kita akan membesar-besarkan persoalannya? Alkitab menasihati orang Kristen agar berhenti menghakimi orang lain, rela mengampuni, dan tidak memaksakan hak pribadi. (Luk. 6:37) Sewaktu menghadapi batu sandungan, re-nungkanlah, ’Apakah saya menghakimi orang lain berdasarkan

19. Bagaimana agar kita tidak tersandung sewaktu orang lain menyinggung pe-rasaan kita?

(12)

selera pribadi? Saya tahu saudara-saudari saya tidak sempurna, jadi apakah saya akan berhenti dari perlombaan untuk kehidupan ka-rena ketidaksempurnaan mereka?’ Kaka-rena mengasihi Yehuwa, kita akan bertekad untuk tidak membiarkan apa pun yang orang lain lakukan menghalangi kita mencapai garis finis.

TERUSLAH BERLARI DAN HINDARI SANDUNGAN

20 Apakah Saudara bertekad untuk ”berlari di lintasan sampai

garis akhir”? (2 Tim. 4:7, 8) Kalau begitu, Saudara harus belajar pribadi. Gunakanlah Alkitab dan publikasi teokratis kita untuk melakukan riset, merenung, dan mengenali balok-balok sandung-an ysandung-ang mungkin Saudara hadapi. Berdoalah memohon roh suci agar Saudara memiliki stamina rohani yang kuat. Ingatlah, seka-lipun seorang pelari sesekali tersandung atau terjatuh, ia tetap bisa menang. Ia bisa bangkit dan kembali berlomba. Ia bahkan bisa menjadikan sebuah batu sandungan sebagai batu loncatan, mak-sudnya menarik pelajaran dari ujian iman apa pun yang ia alami.

21 Menurut Alkitab, kita harus aktif dalam perlombaan untuk

kehidupan itu. Ini bukan seperti naik bus yang akan membawa

kita ke garis finis. Kita sendiri yang harus berlari dalam

perlom-baan untuk kehidupan. Dengan melakukannya, ’kedamaian yang limpah’ dari Yehuwa akan mendorong kita maju. (Mz. 119:165) Kita bisa yakin bahwa Yehuwa akan selalu memberkati kita seka-rang. Dan, Ia akan memberikan berkat abadi kepada semua yang menyelesaikan perlombaan.—Yak. 1:12.

(13)

BANYAK orang suka makan buah ara, baik yang segar maupun yang dikeringkan. Orang Yahudi pada zaman dahulu pun menyu-kainya. (Nah. 3:12; Luk. 13:6-9) Buah ara mengandung banyak serat, antioksidan, dan mineral; maka, banyak orang mengatakan bahwa buah ara bagus untuk jantung.

2 Dalam perkataan-Nya melalui Yeremia, Yehuwa pernah

me-ngaitkan buah ara dengan hati. Allah tidak sedang membicarakan khasiat buah ara. Kata-kata-Nya bermakna kiasan. Firman-Nya itu memiliki pengaruh besar atas hati kita dan hati orang-orang yang kita kasihi. Sambil membahas apa yang Ia katakan, mari kita pikirkan pelajaran apa yang dapat kita tarik sebagai orang Kristen.

1, 2. Mengapa buah ara menarik perhatian banyak orang?

Apakah Saudara Memiliki

”Hati untuk Mengenal” Yehuwa?

”Aku akan memberi mereka hati untuk mengenal aku, bahwa akulah Yehuwa; mereka akan menjadi umatku.”—YER. 24:7.

APA JAWABAN SAUDARA?

Banyak orang Yahudi pada zaman Yeremia ”tidak bersunat hatinya”. Apa artinya hal itu?

Mengapa kita semua hendaknya memeriksa hati kita?

(14)

3 Pertama-tama, mari kita perhatikan apa yang Allah sampaikan

tentang buah ara pada zaman Yeremia. Pada tahun 617 SM, bang-sa Yehuda terpuruk secara rohani. Allah memberi tahu apa yang akan terjadi di masa depan dengan memberikan penglihatan ten-tang dua macam buah ara, ”yang sangat baik” dan ”yang sangat

jelek”. (Baca Yeremia 24:1-3.) Buah ara yang jelek

memaksud-kan Raja Zedekia dan orang-orang seperti dia yang amemaksud-kan disiksa oleh Raja Nebukhadnezar dan pasukannya. Tetapi, bagaimana de-ngan Yehezkiel, Daniel dan ketiga sahabatnya yang sudah berada di Babilon, serta sejumlah orang Yahudi yang juga akan segera di-bawa ke sana? Mereka bagaikan buah ara yang baik. Beberapa dari antara mereka akan pulang untuk membangun kembali Yerusalem dan baitnya. Belakangan, itu benar-benar tergenap.—Yer. 24:8-10; 25:11, 12; 29:10.

4 Mengenai orang-orang yang digambarkan oleh buah ara yang

baik, Yehuwa berkata, ”Aku akan memberi mereka hati untuk me-ngenal aku, bahwa akulah Yehuwa; mereka akan menjadi umat-ku.” (Yer. 24:7) Inilah ayat tema untuk artikel ini. Ayat tersebut benar-benar membesarkan hati kita! Allah bersedia memberikan ”hati untuk mengenal” Dia. Dalam pembahasan ini, hati berkait-an dengberkait-an kecenderungberkait-an seseorberkait-ang. Pastilah Saudara ingin me-miliki hati seperti itu dan ingin menjadi umat-Nya. Untuk itu, Sau-dara perlu mempelajari dan menerapkan Firman-Nya, bertobat dan berbalik, membaktikan diri kepada Allah, dan dibaptis dalam

3. Apa yang digambarkan oleh buah-buah ara dalam Yeremia pasal 24?

(15)

nama Bapak, Putra, dan roh kudus. (Mat. 28:19, 20; Kis. 3:19) Saudara bisa jadi telah mengambil langkah-langkah itu atau sudah rutin menghadiri perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa dan sedang mengambil langkah-langkah itu.

5 Meskipun kita sudah mengambil langkah-langkah itu, kita

tetap perlu memerhatikan sikap dan tingkah laku kita. Meng-apa? Alasannya dapat kita temukan dalam kata-kata Yeremia ten-tang hati. Beberapa pasal dalam buku Yeremia berbicara tenten-tang bangsa-bangsa di sekitarnya, tetapi sebagian besarnya adalah ten-tang bangsa Yehuda sendiri selama pemerintahan lima rajanya. (Yer. 1:15, 16) Ya, Yeremia khususnya menulis tentang pria, wani-ta, dan anak-anak yang sudah dibaktikan kepada Yehuwa. Nenek moyang mereka telah dengan sukarela memilih untuk menjadi bangsa yang dibaktikan itu. (Kel. 19:3-8) Dan pada zaman Yere-mia, bangsa itu sendiri meneguhkan pembaktian mereka kepada Allah. Mereka mengatakan, ”Kami datang kepadamu, sebab eng-kaulah Allah kami, oh, Yehuwa.” (Yer. 3:22) Namun, menurut Saudara, bagaimana keadaan hati mereka?

SUNAT HATI—APAKAH DIPERLUKAN?

6 Dokter-dokter zaman sekarang bisa menggunakan peralatan

canggih untuk memeriksa organ-organ di dalam tubuh kita untuk mengetahui apakah kita sehat. Namun, Yehuwa dapat memeriksa jauh lebih dalam lagi, yaitu manusia batiniah kita. Ia mengatakan, ”Hati lebih licik daripada apa pun juga dan nekat. Siapakah yang

5. Yeremia khususnya berbicara tentang hati siapa?

(16)

dapat mengetahuinya? Aku, Yehuwa, menyelidiki hati, . . . untuk memberikan kepada masing-masing sesuai dengan jalan-jalannya, se-suai dengan buah perbuatannya.” (Yer. 17:9, 10) Allah dapat melihat keinginan, pikiran, kecenderungan, sikap, dan cita-cita kita. Allah akan ”menyelidiki hati” Saudara. Namun hingga taraf tertentu, Sau-dara pun bisa berupaya untuk memeriksa hati SauSau-dara sendiri.

7 Sebelum melakukan pemeriksaan ini, kita dapat menanyai diri,

’Bagaimana kondisi hati kebanyakan orang Yahudi pada zaman Ye-remia?’ Perhatikan jawabannya dalam kata-kata Yeremia yang aneh

ini, ”Seluruh keturunan Israel tidak bersunat hatinya.” Ia tidak

memaksudkan sunat yang biasa dilakukan atas laki-laki Yahudi, karena ia mengatakan, ” ’Lihat! Masanya akan datang,’ demikian ucapan Yehuwa, ’dan aku akan mengadakan perhitungan dengan

setiap orang yang bersunat tetapi sebenarnya tidak bersunat.’ ”

Jadi, orang-orang Yahudi yang bersunat ternyata Yehuwa anggap ”tidak bersunat hatinya”. (Yer. 9:25, 26) Apa artinya hal ini?

8 Kita bisa memahami arti dari ”tidak bersunat hatinya” dengan

memerhatikan perintah Allah kepada orang Yahudi, ”Hai, orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, . . . singkirkan kulit khitan dari

hatimu, agar kemurkaanku tidak keluar . . . karena buruknya

per-buatan-perbuatanmu.” Tetapi, dari mana asalnya semua

perbuat-an buruk mereka itu? Dari dalam hati mereka. (Baca Markus 7:

20-23.) Ya, melalui Yeremia, Allah dengan tepat menunjukkan 7. Bagaimana Yeremia menggambarkan kondisi hati kebanyakan orang Yahudi pada zamannya?

8, 9. Sehubungan dengan kondisi hati mereka, apa yang perlu dilakukan oleh ke-banyakan orang Yahudi?

(17)

sumber perbuatan buruk orang-orang Yahudi. Hati mereka keras dan suka memberontak. Yehuwa tidak berkenan akan motif dan

pikiran mereka. (Baca Yeremia 5:23, 24; 7:24-26.) Kepada

me-reka, Allah mengatakan, ”Sunatlah dirimu bagi Yehuwa, dan sing-kirkan kulit khitan dari hatimu.”—Yer. 4:4; 18:11, 12.

9 Maka, orang-orang Yahudi pada zaman Yeremia perlu

’menyu-nat hati mereka’, seperti yang pernah dilakukan pada zaman Musa. (Ul. 10:16; 30:6) ’Menyingkirkan kulit khitan dari hati mereka’ berarti menyingkirkan hal-hal yang membuat hati mereka tidak tanggap, yaitu pikiran, hasrat, atau motif mereka yang bertentang-an dengbertentang-an perintah Allah.—Kis. 7:51.

”HATI UNTUK MENGENAL” DIA DEWASA INI

10 Betapa bersyukurnya kita karena Allah membantu kita

me-miliki pemahaman tentang hati! Namun, ada yang mungkin ber-tanya, ’Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini perlu memikirkan soal hati mereka?’ Ini tidak berarti bahwa kebanyakan orang Kris-ten di sidang menempuh jalan yang salah atau menjadi ”buah ara yang jelek”, sebagaimana orang-orang Yahudi dahulu. Sebaliknya, hamba-hamba Allah dewasa ini adalah umat yang bersih dan ber-bakti. Akan tetapi, renungkanlah permohonan Daud kepada

Yehu-wa ini, ”Selidikilah aku dengan cermat, oh, Allah, dan

kenali-lah hatiku. Periksakenali-lah aku, dan kenalikenali-lah pikiran-pikiranku yang

menggelisahkan, dan lihat apakah ada jalan yang menyakitkan pada diriku.”—Mz. 17:3; 139:23, 24.

(18)

11 Yehuwa ingin agar kita masing-masing mendapatkan

perke-nan-Nya dan mempertahankan itu. Tentang orang-orang yang adil-benar, Yeremia mengatakan, ”Oh, Yehuwa yang berbala tentara, engkau memeriksa orang yang adil-benar; engkau melihat ginjal dan hati.” (Yer. 20:12) Jika hati orang yang adil-benar saja dipe-riksa oleh Yang Mahakuasa, tidakkah kita sendiri perlu

memerik-sa diri dengan jujur? (Baca Mazmur 11:5.) Sewaktu

melakukan-nya, kita mungkin mendapati adanya sikap, cita-cita, atau perasaan dalam batin yang perlu diperbaiki. Kita mungkin menyadari bah-wa ada sesuatu yang membuat hati kita kurang tanggap, seolah-olah ada ’kulit khitan pada hati kita’, yang perlu kita singkirkan. Itu berarti kita perlu menyunat hati. Jika Saudara merasa perlu memeriksa hati, apa saja yang akan Saudara cermati? Dan, ba-gaimana Saudara dapat membuat penyesuaian yang dibutuhkan? —Yer. 4:4.

12 Satu hal yang pasti, Yehuwa tidak akan memaksa kita untuk

berubah. Tentang ”buah ara yang baik”, Yehuwa mengatakan

bah-wa Ia akan ”memberi mereka hati untuk mengenal” Dia. Ia tidak

mengatakan bahwa Ia akan mengubah hati mereka secara paksa. Mereka perlu memiliki keinginan untuk memiliki hati yang tang-gap, yang menunjukkan bahwa mereka mengenal Allah. Tidakkah hal ini juga berlaku atas diri kita?

13 Yesus mengatakan, ”Dari hati keluar pikiran yang fasik,

11, 12. (a) Mengapa kita masing-masing perlu memeriksa hati? (b) Apa yang ti-dak akan Allah lakukan?

(19)

pembunuhan, perzinaan, percabulan, pencurian, kesaksian palsu, hujah.” (Mat. 15:19) Jelaslah, jika hati seorang saudara tidak tang-gap sehingga ia melakukan perzinaan atau percabulan dan tidak mau bertobat, ia bisa kehilangan perkenan Allah untuk selamanya. Tetapi, sekalipun perbuatan salah seperti itu tidak dilakukan, se-seorang mungkin membiarkan hasrat yang salah menjadi semakin

kuat dalam hatinya. (Baca Matius 5:27, 28.) Dalam situasi

se-perti inilah kita perlu memeriksa hati kita. Jika Saudara meneliti hati Saudara, apakah ada perasaan yang tidak patut terhadap la-wan jenis, yaitu keinginan tersembunyi yang tidak diperkenan Allah dan yang perlu disingkirkan?

14 Atau, seorang saudara mungkin tidak benar-benar

melaku-kan ”pembunuhan”, tetapi bisa jadi ia membiarmelaku-kan kemarahan meracuni hatinya sampai-sampai ia membenci rekan Kristennya. (Im. 19:17) Apakah ia akan mengerahkan upaya untuk menying-kirkan perasaan itu, yang bisa membuat hatinya tidak tanggap? —Mat. 5:21, 22.

15 Syukurlah, sebagian besar orang Kristen tidak membiarkan

hasrat-hasrat yang salah berkembang dalam hati mereka. Namun, Yesus juga menyebutkan tentang ”pikiran yang fasik”. Ini memak-sudkan pandangan atau sikap yang bisa berdampak buruk atas ber-bagai aspek kehidupan. Misalnya, seseorang mungkin memiliki keloyalan yang salah kepada keluarganya. Memang, orang Kristen

15, 16. (a) B erikan contoh bagaimana seorang Kristen bisa ”tidak bersunat ha-tinya”. (b) Menurut Saudara, mengapa Yehuwa tidak berkenan atas orang yang ”tidak bersunat hatinya”?

(20)

ingin memiliki ”kasih sayang alami” terhadap keluarga, tidak se-perti banyak orang yang tidak menunjukkan kasih sayang sese-perti itu pada ”hari-hari terakhir” ini. (2 Tim. 3:1, 3) Namun, kita bisa saja menunjukkan kasih sayang itu dengan cara yang berlebih-an. Banyak orang berpendapat bahwa ”darah lebih kental daripa-da air”. Jadi, mereka tidaripa-dak bisa terima sewaktu adaripa-da anggota ke-luarga yang disakiti, sehingga mereka berpihak kepada keke-luarga mereka dan membelanya mati-matian. Coba pikirkan kemarahan yang hebat yang ada di balik perbuatan saudara-saudara Dina. (Kej. 34:13, 25-30) Dan, bayangkan apa yang ada dalam hati Absalom, yang mendorongnya untuk membunuh saudara tirinya, Amnon. (2 Sam. 13:1-30) Bukankah penyebab semua itu adalah ”pikiran yang fasik”?

16 Memang, orang Kristen dewasa ini tidak sampai membunuh.

Namun, mungkinkah mereka memendam perasaan negatif

terha-dap saudara atau saudari yang menyakiti, atau yang mereka pikir

telah menyakiti, keluarga mereka? Mereka mungkin tidak mau me-nerima undangan dari orang yang mereka pikir telah menyakiti ke-luarga mereka. Atau, mereka pun mungkin tidak mau mengundang orang tersebut ke rumah mereka. (Ibr. 13:1, 2) Perasaan nega-tif yang berlebihan dan keengganan untuk bergaul tersebut me-nunjukkan kurangnya kasih, dan itu tidak boleh dianggap sepe-le. Ya, jika Sang Pemeriksa hati mendapati hal-hal itu dalam hati seseorang, Ia akan menganggap dia ”tidak bersunat hatinya”. (Yer. 9:25, 26) Dan, ingatlah bahwa Yehuwa mengatakan, ”Sing-kirkan kulit khitan dari hatimu.”—Yer. 4:4.

(21)

MENDAPATKAN DAN MEMPERTAHANKAN ”HATI UNTUK MENGENAL” ALLAH

17 Sewaktu Saudara memeriksa hati, bagaimana jika ternyata

hati Saudara kurang tanggap terhadap nasihat Yehuwa dan hingga taraf tertentu ”tidak bersunat”? Dalam hati Saudara mungkin ada rasa takut akan manusia, hasrat untuk mendapatkan kedudukan atau kekayaan, atau bahkan kecenderungan untuk bersikap keras kepala dan memberontak. Namun, bukan hanya Saudara yang mengalaminya. (Yer. 7:24; 11:8) Yeremia menulis bahwa orang-orang Yahudi yang tidak setia pada zamannya memiliki ”hati yang suka melawan dan memberontak”. Ia menambahkan, ”Mereka ti-dak mengatakan dalam hati, ’Biarlah kita takut kepada Yehuwa, Allah kita, Pribadi yang memberi hujan deras dan hujan musim gugur.’ ” (Yer. 5:23, 24) Jadi, tidakkah itu berarti bahwa kita per-lu memupuk rasa takut dan penghargaan kepada Yehuwa jika kita ingin ’menyingkirkan kulit khitan dari hati’ kita? Rasa takut yang sehat seperti itu dapat membantu kita memiliki hati yang lebih tanggap terhadap apa yang Allah minta dari kita.

18 Jika kita terus mengerahkan upaya, Yehuwa akan memberi

kita ”hati untuk mengenal” Dia. Justru inilah yang Ia janjikan ke-pada kaum terurap yang berada dalam perjanjian baru. Ia menga-takan, ”Aku akan menaruh hukumku dalam diri mereka, dan

17. Mengapa rasa takut kepada Yehuwa dapat membantu kita memiliki hati yang lebih tanggap?

18. Apa yang Yehuwa janjikan kepada orang-orang yang berada dalam perjanjian baru?

(22)

dalam hati mereka aku akan menuliskannya. Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatku.” Ia menambah-kan, ”Mereka tidak lagi akan mengajar rekan dan saudaranya, de-ngan mengatakan, ’Hendaklah kamu mengenal Yehuwa!’ sebab me-reka semua akan mengenal aku, dari yang paling kecil sampai yang paling besar di antara mereka . . . Sebab aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.”

—Yer. 31:31-34.1

19 Kita menantikan berkat abadi dari perjanjian baru itu, baik

di surga ataupun di bumi. Karena itu, kita hendaknya ingin me-ngenal Yehuwa dan menjadi umat-Nya. Berkat-berkat tersebut bisa kita dapatkan hanya jika dosa kita diampuni atas dasar tebusan Kristus. Karena Saudara bisa diampuni, Saudara hendaknya terge-rak untuk mengampuni orang lain juga, termasuk orang-orang yang rasanya sulit diampuni. Saudara akan memiliki hati yang baik jika Saudara rela menyingkirkan perasaan-perasaan negatif dari hati Saudara. Dengan demikian, Saudara membuktikan bahwa Saudara tidak hanya ingin melayani Yehuwa, tetapi juga berupaya mengenal-Nya dengan lebih baik. Saudara akan menjadi seperti orang-orang yang Yehuwa sebutkan ini, ”Kamu akan mencari aku dan menemukan aku, sebab kamu akan mencari aku dengan segenap hatimu. Dan aku akan membiarkan diriku ditemukan olehmu.”—Yer. 29:13, 14.

1 Perjanjian baru ini dibahas dalam buku Firman Allah untuk Kita

me-lalui Yeremia, pasal 14.

(23)

SEBELUM menerbangkan sebuah pesawat, seorang pilot perlu me-lakukan inspeksi dengan bantuan sebuah daftar periksa. Jika ia ti-dak memeriksa dengan cermat semua yang tercantum dalam daftar itu, risiko kecelakaan akan semakin besar. Apakah Saudara tahu pi-lot mana yang khususnya perlu diingatkan untuk mengisi daftar pe-riksa setiap kali ia akan terbang? Pilot-pilot yang sangat berpeng-alaman! Pilot yang punya jam terbang tinggi bisa bersikap terlalu percaya diri sehingga tidak menginspeksi semua yang ada dalam daf-tar periksanya sebelum lepas landas.

2 Seperti seorang pilot yang mengutamakan keselamatan,

Sauda-ra juga bisa menggunakan daftar periksa untuk memastikan bahwa iman Saudara bisa diandalkan saat dibutuhkan. Entah Saudara baru

1. Mengapa pilot menginspeksi pesawat dengan menggunakan daftar periksa se-belum lepas landas?

2. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan orang Kristen?

Setelah ”Mengenal Allah”

—Apa Selanjutnya?

’Kamu telah mengenal Allah.’—GAL. 4:9.

APA JAWABAN SAUDARA?

Mengapa kita perlu secara rutin meninjau daftar periksa rohani kita? Mengapa orang Kristen yang matang perlu terus bertumbuh

secara rohani?

Mengapa kita hendaknya merenungkan iman dan pembaktian kita kepada Yehuwa?

(24)

dibaptis atau telah melayani Allah selama bertahun-tahun, sangatlah penting untuk memeriksa seberapa dalam iman dan pengabdian Sau-dara kepada Allah Yehuwa. Jika kita tidak rajin melakukan pemerik-saan secara teratur, kita bisa celaka secara rohani. Alkitab memper-ingatkan kita, ”Biarlah ia yang berpikir bahwa ia sedang berdiri, berhati-hati agar ia tidak jatuh.”—1 Kor. 10:12.

3 Orang Kristen di Galatia perlu memeriksa seberapa dalam iman

mereka dan perlu menghargai kemerdekaan mereka secara rohani. Dengan memberikan tebusan, Yesus membuka jalan bagi orang-orang yang beriman kepadanya untuk mengenal Allah dengan cara baru. Mereka bisa menjadi putra-putra Allah! (Gal. 4:9) Agar terus menikmati hubungan itu, orang Galatia perlu menolak ajaran kaum Yudais, yang berkukuh bahwa Hukum Musa harus tetap dijalankan. Malah, orang non-Yahudi dalam sidang jemaat sebenarnya tidak per-nah berada di bawah Hukum! Baik orang Yahudi maupun non-Ya-hudi perlu membuat kemajuan rohani. Ini berarti mereka perlu menyadari bahwa menjalankan Hukum Musa tidak lagi menjadi per-syaratan untuk dinyatakan adil-benar oleh Allah.

LANGKAH-LANGKAH AWAL UNTUK MENGENAL ALLAH

4 Nasihat rasul Paulus kepada orang Galatia dicatat dalam

Alki-tab untuk suatu tujuan: mengingatkan semua orang Kristen agar tidak meninggalkan kebenaran Alkitab dan kembali kepada per-kara-perkara di belakang. Yehuwa mengilhami sang rasul untuk

3. Apa yang perlu dilakukan orang Kristen di Galatia?

4, 5. Nasihat apa yang Paulus berikan kepada orang Galatia? Mengapa hal itu juga penting bagi kita?

(25)

memotivasi semua penyembah-Nya, bukan hanya anggota sidang

Galatia, untuk tetap setia.

5 Kita semua sebaiknya mengingat kembali bagaimana dulu kita

dibebaskan dari perbudakan secara rohani dan menjadi seorang Saksi Yehuwa. Pikirkan dua pertanyaan ini: Ingatkah Saudara lang-kah-langkah apa yang telah Saudara ambil agar memenuhi syarat un-tuk dibaptis? Ingatkah Saudara bagaimana Saudara mengenal Allah dan dikenal oleh Dia sehingga menikmati kemerdekaan sejati secara rohani?

6 Pada dasarnya, ada sembilan langkah yang kita ambil.

Langkah-langkah itu, yang bagaikan daftar periksa rohani, disebutkan dalam kotak, ”Langkah-Langkah untuk Bisa Dibaptis dan Terus Bertum-buh”. Dengan sering mengingat kembali sembilan langkah tersebut, kita akan dikuatkan untuk melawan keinginan untuk kembali kepa-da perkara-perkara dunia. Pilot yang berpengalaman akan selalu ter-bang dengan aman jika ia selalu menginspeksi pesawat dengan ban-tuan daftar periksanya sebelum terbang. Demikian pula, Saudara akan bisa melayani dengan setia jika Saudara selalu menggunakan daftar periksa rohani Saudara dengan teliti.

ORANG YANG DIKENAL ALLAH TERUS BERTUMBUH

7 Daftar periksa seorang pilot akan mengingatkan dia bahwa ada

kebiasaan rutin yang harus ia lakukan setiap kali akan terbang. Kita pun dapat secara berkala memeriksa diri kita dan kebiasaan yang kita lakukan sejak dibaptis. Paulus menulis kepada Timotius, ”Teruslah

6. Daftar periksa apa yang akan kita bahas? 7. Pola apa yang perlu kita ikuti, dan mengapa?

(26)

pegang pola perkataan yang sehat yang engkau dengar dariku dengan iman dan kasih yang berhubungan dengan Kristus Yesus.” (2 Tim. 1:13) ”Perkataan yang sehat” itu terdapat dalam Firman Allah. (1 Tim. 6:3) Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”pola” seca-ra harfiah beseca-rarti sketsa seoseca-rang seniman. Dari sketsa seoseca-rang seni-man, kita bisa membayangkan bagaimana gambar itu nantinya. De-mikian pula, ’pola kebenaran’ bagaikan sketsa yang bisa membantu kita memahami kehendak Allah dan menjalankannya. Jadi, mari kita perhatikan langkah-langkah yang kita ambil untuk bisa dibaptis dan memeriksa apakah kita sedang berpegang pada pola kebenaran.

8 Langkah pertama dalam daftar periksa kita adalah perlunya

mendapatkan pengetahuan. Lalu, kita dapat memupuk iman kita.

Namun, pengetahuan dan iman kita perlu terus bertumbuh. (2 Tes. 1:3) Pertumbuhan mencakup serangkaian perubahan. ”Bertumbuh” berarti bertambah, atau semakin besar. Jadi, setelah dibaptis, kita perlu terus bertumbuh secara rohani agar tidak menjadi bantut.

9 Pertumbuhan rohani kita dapat diumpamakan dengan

pertum-buhan pohon. Sebuah pohon dapat bertumbuh menjadi sangat be-sar, khususnya jika akarnya dalam dan menjalar ke mana-mana. Sebagai contoh, beberapa pohon aras Lebanon yang indah dapat tumbuh sampai setinggi lebih dari 30 meter, dengan akar yang kuat dan dalam, dan ukuran lingkar batangnya bisa mencapai 12 meter. (Kid. 5:15) Setelah beberapa waktu, sebuah pohon mungkin tam-paknya tidak bertumbuh lagi, tetapi sebenarnya pertumbuhannya

8, 9. (a) Sehubungan dengan iman dan pengetahuan, apa yang perlu kita laku-kan? (b) Ilustrasikan pentingnya pertumbuhan rohani dan mengapa itu hendaknya tidak berhenti.

(27)

masih berlangsung, hanya saja tidak terlalu kentara. Tahun demi ta-hun, batang pohon semakin melebar dan akarnya semakin dalam dan menyebar. Hasilnya adalah pohon yang sangat kokoh. Demikian pula dengan pertumbuhan rohani seorang Kristen. Sewaktu kita baru belajar Alkitab dan kemudian dibaptis, kita tampak bertumbuh dengan cepat secara rohani. Saudara-saudari di sidang sangat senang melihat kemajuan kita. Kita bahkan mungkin memenuhi syarat un-tuk menjadi perintis atau unun-tuk menerima hak istimewa lainnya. Pada tahun-tahun selanjutnya, pertumbuhan rohani kita tidak terla-lu kentara. Akan tetapi, kita masih perterla-lu terus bertumbuh dalam iman dan pengetahuan sampai ”menjadi manusia dewasa, mencapai tingkat pertumbuhan yang merupakan ciri dari kepenuhan Kristus”. (Ef. 4:13) Jadi, kita bertumbuh seolah-olah dari tunas yang kecil menjadi orang Kristen yang matang, yang bagaikan pohon besar yang kokoh.

10 Namun, pertumbuhan kita hendaknya tidak berhenti sampai di

situ. Pengetahuan kita perlu terus diperluas dan iman kita perlu te-rus diperdalam. Dengan demikian, kita akan berakar kuat dalam Fir-man Allah. (Ams. 12:3) Di dalam sidang, ada banyak saudara-sau-dari yang telah melakukannya. Misalnya, seorang saudara yang telah menjadi penatua selama lebih dari 30 tahun berkomentar bahwa ia masih terus bertumbuh secara rohani. Ia mengatakan, ”Pengharga-an saya terhadap Alkitab semakin besar. Selalu saja ada kesempat”Pengharga-an untuk menerapkan prinsip dan hukum Alkitab dengan berbagai cara. Saya juga semakin menghargai dinas saya.”

(28)

SEMAKIN AKRAB DENGAN ALLAH

11 Pertumbuhan kita juga mencakup mendekat kepada Sahabat

dan Bapak kita, Yehuwa. Ia ingin agar kita merasa dikasihi dan aman bagaikan perasaan seorang anak yang berada dalam pelukan orang tuanya, atau perasaan seseorang yang didampingi sahabat sejatinya. Seperti yang Saudara ketahui, persahabatan dengan Yehuwa tidak ter-jalin hanya dalam semalam. Butuh waktu untuk bisa mengenal dan mengasihi Dia. Maka, agar bisa mengenal Yehuwa dengan lebih ak-rab, sisihkanlah waktu untuk membaca Firman-Nya setiap hari.

Dan, bacalah setiap terbitan Menara Pengawal dan Sedarlah! serta

publikasi Alkitab lainnya.

12 Doa yang tulus dan pergaulan yang sehat dapat membantu

sahabat-sahabat Allah bertumbuh secara rohani. (Baca Maleakhi

3:16.) ’Telinga Yehuwa tertuju kepada permohonan mereka.’ (1 Ptr.

3:12) Bagaikan orang tua yang pengasih, Yehuwa mendengarkan se-waktu kita berseru meminta bantuan dalam doa. Karena itu, kita perlu ’bertekun dalam doa’. (Rm. 12:12) Kita bisa tetap menjadi orang Kristen yang matang hanya kalau kita mendapat bantuan Allah. Tekanan dunia ini begitu besar sehingga kita tidak mungkin menghadapinya dengan kekuatan sendiri. Jika kita berhenti berdoa, kita tidak bisa mendapat kekuatan yang sebenarnya ingin Allah be-rikan. Dalam doa, apakah Saudara berbicara kepada Allah seperti ke-pada seorang sahabat? Apakah masih ada hal-hal yang perlu diting-katkan dari doa Saudara?—Yer. 16:19.

11. Bagaimana caranya agar kita bisa mengenal Yehuwa dengan lebih akrab? 12. Agar dikenal Yehuwa, apa yang perlu kita lakukan?

(29)

13 Yehuwa senang kepada orang-orang yang ”mencari

perlindung-an kepadperlindung-anya”; maka, setelah mengenal Allah pun, kita perlu terus bergaul dengan saudara-saudari di sidang yang juga mengenal Dia. (Nah. 1:7) Karena dunia ini sering mengecewakan kita, kita perlu berada di antara saudara-saudari yang bisa menguatkan kita. Meng-apa? Karena saudara-saudari di sidang akan menggerakkan Saudara ”kepada kasih dan perbuatan yang baik”. (Ibr. 10:24, 25) Kasih tim-bal tim-balik yang Paulus katakan kepada orang-orang Ibrani hanya bisa diwujudkan dalam suatu persaudaraan, yaitu para penyembah Yehu-wa yang sepikiran. Ini hanya ada dalam sidang. Untuk menunjukkan kasih semacam itu, kita perlu bergaul dengan rekan-rekan Kristen kita. Secara berkala, tinjaulah daftar periksa Saudara, dan centang-lah aspek ini: kehadiran dan partisipasi di perhimpunan.

14 Pada waktu kita baru menjadi orang Kristen, kita harus

berto-bat dan berbalik dari dosa-dosa kita. Namun, pertoberto-batan harus

di-lakukan terus-menerus. Karena kita tidak sempurna, dosa masih mengintai dalam diri kita bagaikan ular yang siap menyerang. (Rm. 3:9, 10; 6:12-14) Marilah kita selalu waspada dan tidak mengabai-kan kesalahan kita. Syukurlah, Yehuwa bersabar terhadap kita sera-ya kita dengan sungguh-sungguh berjuang melawan kelemahan kita dan membuat perubahan yang dibutuhkan. (Flp. 2:12; 2 Ptr. 3:9) Sa-lah satu caranya adaSa-lah dengan menggunakan waktu dan sum-ber daya kita dengan bijaksana; tidak terus mengejar kepenting-an diri sendiri. Seorkepenting-ang saudari menulis, ”Saya dibesarkkepenting-an dalam

13. Mengapa pergaulan dengan rekan-rekan Kristen sangat penting bagi pertum-buhan rohani kita?

(30)

kebenaran, tetapi setelah dewasa, pandangan saya tentang Yehuwa agak berbeda dari pandangan orang lain. Saya merasa bahwa Ia ha-rus ditakuti, dan bahwa saya tidak akan pernah bisa menyenangkan Dia.” Belakangan, saudari itu ”terombang-ambing secara rohani” karena melakukan kesalahan-kesalahan. ”Bukannya saya tidak me-ngasihi Yehuwa,” sambung saudari itu, ”saya hanya tidak mengenal Dia dengan baik. Namun, setelah saya sering berdoa dengan khu-syuk, saya mulai berubah.” Ia menambahkan, ”Saya jadi merasa se-perti anak kecil yang dituntun Yehuwa. Ia dengan lembut memban-tu saya melewati rintangan demi rintangan dan menunjukkan apa yang perlu saya lakukan.”

15 ”Teruslah berbicara kepada orang-orang” tentang kabar baik.

Inilah kata-kata malaikat Allah kepada Petrus dan rasul-rasul lain-nya setelah mereka secara mukjizat dibebaskan dari penjara. (Kis. 5:19-21) Ya, ikut serta dalam dinas setiap minggu adalah salah satu aspek dalam daftar periksa kita. Yesus dan Bapaknya memerhatikan iman dan dinas kita. (Pny. 2:19) Penatua yang disebutkan sebelum-nya mengatakan, ”Dinas itu sudah makanan kita sehari-hari.”

16 Renungkanlah pembaktian Saudara. Milik Saudara yang

pa-ling berharga adalah hubungan Saudara dengan Yehuwa. Ia tahu

si-apa saja yang adalah milik-Nya. (Baca Yesaya 44:5.) Doakan dan

periksalah seberapa akrab dan seberapa kuat hubungan Saudara

de-ngan Dia. Ingatlah juga tanggal pembaptisan Saudara. Hal ini akan

mengingatkan Saudara bahwa Saudara telah mengambil keputusan terpenting dalam kehidupan sewaktu dibaptis.

15. Apa yang diperhatikan oleh Yesus dan Bapaknya?

(31)

TETAPLAH DEKAT DENGAN YEHUWA MELALUI KETEKUNAN

17 Sewaktu menulis kepada orang Galatia, Paulus menekankan

pentingnya ketekunan. (Gal. 6:9) Hal ini juga penting bagi orang Kristen dewasa ini. Saudara akan menghadapi cobaan, tetapi Yehu-wa akan membantu Saudara. Teruslah berdoa meminta roh kudus. Saudara akan merasa lega saat Yehuwa mengganti dukacita dengan sukacita, dan keresahan dengan ketenangan. (Mat. 7:7-11) Renung-kan hal ini: Jika burung-burung saja dipeduliRenung-kan oleh Yehuwa, tidak-kah Ia akan lebih peduli lagi terhadap Saudara karena Saudara me-ngasihi Dia dan membaktikan diri kepada-Nya? (Mat. 10:29-31) Tidak soal seberapa sulit problem Saudara, jangan pernah mundur, jangan menyerah. Dikenal oleh Yehuwa benar-benar menghasilkan berkat yang limpah!

18 Jadi, jika Saudara baru mengenal Yehuwa dan dibaptis, apa

se-lanjutnya? Teruslah berupaya mengenal Yehuwa dengan lebih baik dan bertumbuh ke arah kematangan rohani. Dan, jika Saudara telah dibaptis bertahun-tahun yang lalu, apa selanjutnya? Saudara juga ha-rus teha-rus menambah pengetahuan tentang Yehuwa dan memperda-lamnya. Semoga kita tidak pernah berpuas diri atas hubungan yang sudah kita miliki dengan-Nya. Kita hendaknya meninjau kembali daftar periksa rohani kita secara berkala untuk memastikan bahwa kita terus mempererat hubungan dengan Yehuwa—Bapak, Sahabat,

dan Allah kita yang pengasih.—Baca 2 Korintus 13:5, 6.

17. Mengapa ketekunan dibutuhkan agar kita tetap dekat dengan Yehuwa? 18. Setelah ”mengenal Allah”, apa yang sekarang ingin Saudara lakukan?

(32)

www.jw.org/id

LANGKAH-LANGKAH UNTUK BISA DIBAPTIS

DAN TERUS BERTUMBUH

1

Pertama-tama, kita ”memperoleh

pengetahuan”

tentang Yehuwa dan Putra-Nya, Yesus Kristus.

—Yoh. 17:3

2

Iman kita bertambah kuat seiring dengan

bertambahnya pengetahuan kita.—Yoh. 3:16

3

Kita secara rutin berseru kepada Yehuwa dalam

doa.—Kis. 2:21

4

Kita menyadari pentingnya

bergaul dengan

rekan seiman.—Ibr. 10:24, 25

5

Kita

bertobat dari dosa-dosa kita.—Kis. 17:30

6

Kita

berbalik, dan membenci perbuatan yang

salah.—Kis. 3:19

7

Iman menggerakkan kita untuk

berbicara kepada orang lain tentang kebenaran.

—2 Kor. 4:13

8

Kita

membaktikan diri kepada Yehuwa agar

dapat meniru Yesus dengan sungguh-sungguh.

—1 Ptr. 4:2

9

Kita melambangkan pembaktian kita dengan

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, pada tahun kedua penelitian, telah dikaji pula bagaimana pengaruh efek proksimitas pada konfigurasi vortex bahan superkonduktor berbentuk geometri

Gelombang yang terukur selama penelitian di perairan Delta Bodri, Kabupaten Kendal pada umumnya mempunyai sudut datang yang bervariasi, terutama jika membandingkannya antara

Sedangkan [Valderrama and Arriola, (2005)] menganalisa keadaan terikat deuteron pada potensial OPEP. Penelitian yang diusulkan ini merupakan kelanjutan penelitian

Dalam hal sarana penyebab utama kecelakaan kereta api disebabkan oleh sistem pengereman tidak bekerja dengan baik dan kerusakan pada as dan roda... Kerusakan pada

Ketika berada dalam kondisi antara mendapat fitnah dan pujian, kita harus mengenal dengan jelas bahwa azas Tzu Chi adalah semangat “cinta kasih universal”,

Berikut adalah mekanisme atau cara kerja dari alat rotary sample devider1 "ara kerja dari alat ini yaitu menggunakan prinsip getaran yang berasal dari tenaga elektrik

Tujuan dalam penelitian ini adalah memprediksi pertumbuhan penumpang 5 tahun kedepan berdasarkan pertumbuhan penduduk yang berpengaruh terhadap

2. Gambarkan tanda dan geala yang biaa m4n64l pada penyakit, dengan 6ara yang tepat.. Berikan penilaian tentang tingkat pengeta14an paien tentang  proe penyakit