Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
SERAH TERIMA DIGESTER
TERNAK DAN IPAL TAHU
Oleh :
Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA
Menteri Negara Lingkungan Hidup
Kabupaten Semarang, 1 Juni 2012
Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Gedung B, Lantai 4 Jl. D.I Panjaitan Kav. 24 Jakarta Timur 13410 Telp. (021) 8580107, Fax. (021) 8580107
Berdasarkan data BPS tahun 2007, usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia mencakup 99,99 % dari keseluruhan unit usaha di Indonesia. Dalam hal tenaga kerja, UKM menyerap sebesar 97,3% dari seluruh tenaga kerja di Indonesia. Dalam pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2007 yang sebesar 6,3 persen, sumbangan usaha kecil 2,4 persen, 1,2 dari usaha menengah dan 2,7 sumbangan usaha besar. Disamping itu, usaha kecil memberikan kontribusi terhadap PDB nasional tahun 2007 sebesar 37,81%, usaha menengah 15,79%, usaha besar 46,40%.
Namun demikian, Usaha Skala Kecil (USK) juga memberikan kontribusi negatif dikarenakan kurangnya permodalan, lemahnya pengetahuan dan pemahaman para pengusaha serta minimnya pembinaan dari pemerintah menjadikan USK berpotensi memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pencemaran lingkungan (air, udara lokal maupun global). Permasalahan tersebut pada gilirannya sering mengakibatkan konflik sosial antar masyarakat.
Gambaran Umum
Berdasarkan data BPS tahun 2007, usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia mencakup 99,99 % dari keseluruhan unit usaha di Indonesia. Dalam hal tenaga kerja, UKM menyerap sebesar 97,3% dari seluruh tenaga kerja di Indonesia. Dalam pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2007 yang sebesar 6,3 persen, sumbangan usaha kecil 2,4 persen, 1,2 dari usaha menengah dan 2,7 sumbangan usaha besar. Disamping itu, usaha kecil memberikan kontribusi terhadap PDB nasional tahun 2007 sebesar 37,81%, usaha menengah 15,79%, usaha besar 46,40%.
Namun demikian, Usaha Skala Kecil (USK) juga memberikan kontribusi negatif dikarenakan kurangnya permodalan, lemahnya pengetahuan dan pemahaman para pengusaha serta minimnya pembinaan dari pemerintah menjadikan USK berpotensi memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pencemaran lingkungan (air, udara lokal maupun global). Permasalahan tersebut pada gilirannya sering mengakibatkan konflik sosial antar masyarakat.
Gambaran Umum
SERAH TERIMA DIGESTER
TERNAK DAN IPAL TAHU
1. Prinsip Kerja Biodigester
2. Model Biodigester
a. Biodigester bahan fiber untuk kotoran ternak
Gambar 1. Prinsip Kerja Teknologi Biogas
b. Biodigester dan IPAL bahan semen untuk air limbah tahu
c. Biodigester bahan plastik
1. Prinsip Kerja Biodigester
2. Model Biodigester
a. Biodigester bahan fiber untuk kotoran ternak
2 |
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup| 3
Gambar 1. Prinsip Kerja Teknologi Biogas
b. Biodigester dan IPAL bahan semen untuk air limbah tahu
c. Biodigester bahan plastik
Perhitungan Biaya Investasi Biodigester dan IPAL
1 Kg kedelai menghasilkan air limbah 20 Liter, Biogas 30 Liter1 Ekor sapi menghasilkan limbah 12 Kg, Biogas 40 Liter
Estimasi Investasi Kontruksi IPAL Biogas Tahu dan Biodigester Sapi
Data Gabungan Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (GAKOPTINDO) Tahun 2008 menunjukan bahwa pemanfaatan kedelai untuk industri tahu dan tempe skala kecil dan menengah (IKM) di seluruh Indonesia sekitar 850 ribu ton per tahun.Sementara itu jumlah sapi (dewasa dan bakalan) di Indonesia menurut data Dirjen Peternakan, Kementerian Pertanian Tahun 2009 sebanyak 13 juta ekor.
(Sumber: Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP), 2010)
Biaya Tipe Teknologi
IPAL Biogas Industri Tahu
Biodigester ternak per 4,5 m3
Semen Ferro
Semen
Fiber Estimasi
Biaya (Rp)
12 juta 10 juta 5 juta
Plastik 3 juta Jumlah penggunaan kedelai (kg/hr) X 0,02 m3 X 4 hari X Rp. 2 juta
Perhitungan Potensi Beban
Pencemaran, Emisi Gas Rumah Kaca
(GRK) dan Manfaat Ekonomi Biogas
Jenis USK Potensi penurunan beban pencemaran (kg per hari) Potensi penurunan emisi gas rumah kaca (kg per hari)
Potensi Manfaat Ekonomi
BOD CO2 Subtitusi bahan bakar (LPG) kg per hari Rupiah (juta) per hari Industri Tahu Penggunaan kedelai per hari x 0,05 x 80% Penggunaan kedelai per hari x 0,0294 x 25 Penggunaan kedelai per hari x 0,03 x 0,46 Penggunaan kedelai per hari x 0,03 x 0,46 x 5.000 Ternak Sapi Perah Jumlah sapi X 0,292 x 30% Jumlah sapi x 0,008 x 25 Jumlah sapi x 12 X 0,04 x 0,46 Jumlah sapi x 12 X 0,04 x 0,46 x 5.000 Ternak Sapi Potong Jumlah sapi X 0,292 x 30% Jumlah sapi x 0,003 x 25 Jumlah sapi x 12 X 0,04 x 0,46 Jumlah sapi x 12 X 0,04 x 0,46 x 5.000
Rumus Perhitungan Potensi Beban Pencemaran,
emisi gas rumah kaca dan manfaat ekonomi dari
penggunaan teknologi biogas
4 |
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup| 5
Perhitungan Biaya Investasi Biodigester dan IPAL
1 Kg kedelai menghasilkan air limbah 20 Liter, Biogas 30 Liter1 Ekor sapi menghasilkan limbah 12 Kg, Biogas 40 Liter
Estimasi Investasi Kontruksi IPAL Biogas Tahu dan Biodigester Sapi
Data Gabungan Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (GAKOPTINDO) Tahun 2008 menunjukan bahwa pemanfaatan kedelai untuk industri tahu dan tempe skala kecil dan menengah (IKM) di seluruh Indonesia sekitar 850 ribu ton per tahun.Sementara itu jumlah sapi (dewasa dan bakalan) di Indonesia menurut data Dirjen Peternakan, Kementerian Pertanian Tahun 2009 sebanyak 13 juta ekor.
(Sumber: Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP), 2010)
Biaya Tipe Teknologi
IPAL Biogas Industri Tahu
Biodigester ternak per 4,5 m3
Semen Ferro
Semen
Fiber Estimasi
Biaya (Rp)
12 juta 10 juta 5 juta
Plastik 3 juta Jumlah penggunaan kedelai (kg/hr) X 0,02 m3 X 4 hari X Rp. 2 juta
Perhitungan Potensi Beban
Pencemaran, Emisi Gas Rumah Kaca
(GRK) dan Manfaat Ekonomi Biogas
Jenis USK Potensi penurunan beban pencemaran (kg per hari) Potensi penurunan emisi gas rumah kaca (kg per hari)
Potensi Manfaat Ekonomi
BOD CO2 Subtitusi bahan bakar (LPG) kg per hari Rupiah (juta) per hari Industri Tahu Penggunaan kedelai per hari x 0,05 x 80% Penggunaan kedelai per hari x 0,0294 x 25 Penggunaan kedelai per hari x 0,03 x 0,46 Penggunaan kedelai per hari x 0,03 x 0,46 x 5.000 Ternak Sapi Perah Jumlah sapi X 0,292 x 30% Jumlah sapi x 0,008 x 25 Jumlah sapi x 12 X 0,04 x 0,46 Jumlah sapi x 12 X 0,04 x 0,46 x 5.000 Ternak Sapi Potong Jumlah sapi X 0,292 x 30% Jumlah sapi x 0,003 x 25 Jumlah sapi x 12 X 0,04 x 0,46 Jumlah sapi x 12 X 0,04 x 0,46 x 5.000
Rumus Perhitungan Potensi Beban Pencemaran,
emisi gas rumah kaca dan manfaat ekonomi dari
penggunaan teknologi biogas
Potensi Penurunan Beban Pencemaran dan Emisi
GRK serta Keuntungan Ekonomi Se Indonesia
Potensi Penurunan Beban Pencemaran dan Emisi
GRK Serta Keuntungan Ekonomi Se Jawa Tengah.
Tabel Bantuan KLH Tahun 2011 dan Manfaatnya
Tabel Manfaat IPAL Tahu
Bantuan Kementerian Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2011
di Jawa Tengah
(Sumber: Hasil Perhitungan KLH, 2011) Perkiraan biaya investasi yang diperlukan untuk membangun sarana fisik
biodigester ternak menggunakan bahan ferro semen di seluruh indonesia tersebut sebesar Rp.32,7 triliun. Sedangkan investasi yang diperlukan untuk membangun kontruksi IPAL biogas industri tahu diperkirakan Rp.340 Triliun. Biaya sebesar itu belum termasuk pemipaan, yang perhitungannya didasarkan pada jumlah industri tahu di sentra dan jarak antara rumah produksi dengan lokasi IPAL biogas.
Ket.
Kab. Wonogiri : 3 Digester Kab. Sragen : 5 Digester
Tabel Potensi Manfaat Biogas Industri Tahu di Provinsi Jawa Tengah Tabel Potensi Manfaat Biogas Ternak Sapi di Provinsi Jawa Tengah (Sumber: Hasil Perhitungan KLH, 2010)
Ternak Sapi 418,5 2,3 milyar 15, 6 juta 5,3 triliun 3.141.637
Industri Tahu 32,9 24,7 juta 0,6 juta 56,7 milyar 33.796
Potensi Penurunan Beban Pencemaran BOD (ton/th) Jenis USK Biogas yang dihasilkan (m3/th) Reduksi Emisi GRK setara CO2 (ton/th) Keuntungan Ekonomi (rupiah/th) Jumlah keluarga yang memanfaatkan biogas (KK) No Jumlah Biodigester Tahun
Anggaran (kab/Kota)Lokasi
Potensi Penurunan Beban Pencemaran BOD (kg/hr) Emisi GRKReduksi setara CO2 (kg/hr) Potensi Manfaat Biogas (m3/hr) Substitusi Energi (LPG) (kg/hr) Ekonomi (rupiah/ hr) Jumlah
Keluarga BantuanNilai (Rp.) (KK) 1 2011 Blora 16,27 26,91 99,36 45,71 228.528 2 2011 Kab. Demak 9,43 15,60 57,60 26,50 132.480 3 2011 Kab. Jepara 16,51 27,30 100,80 46,37 231.840 4 2011 Kab. Kudus 18,39 30,42 112,32 51,67 258.336 5 2011 Kab. Semarang 9,43 15,60 57,60 26,50 132.480 6 2011 Kab. Karanganyar 21,69 35,88 132,48 60,94 301.704 7 2011 Kab. Brebes 9,43 15,60 57,60 26,50 132.480 8 2011 Kab.Tegal 9,43 15,60 57,60 26,50 132.480 9 2011 Kab. Sukoharjo Total 50 40 70 78 40 92 40 40 50 11,79 19,50 72,00 33,12 165.600 500 122,37 202,41 747,36 343,79 1.718.928 494.950.000 453.850.000 779.740.000 883.109.000 408.248.000 485.865.000 411.487.000 444.630.000 488.881.000 5.210.760.000 50 40 70 78 40 92 40 40 50 500
No AnggaranTahun (kab/Kota)Lokasi KapasitasProduksi (kg/hr) Jumlah IPAL Potensi Penurunan Beban Pencema-ran BOD (kg/hr) Potensi Reduksi Emisi GRK setara CO2 (kg/hr) Potensi Manfaat Biogas (m3/hr) Substitusi Energi (LPG) (kg/hr) Ekonomi (rupiah/hr) Jumlah Nilai Bantuan (Rp.) Keluarga (KK) 1 2011 Wonogiri 2.000 80 1.470 60 27,6 138.000 21 2 2011 Sragen 3.000 120 2.205 90 41,4 207.000 28 Total 5.000 1 5 6 200 3.675 150 69 335.000 545.937.000 823.482.000 1.369.419.000 49 1 No 2009 Tahun Jawa Tengah Provinsi 1.664.812 Jumlah Potensi Penurunan Beban Pencemaran (kg/hari) 130.854 Reduksi GRK (kg/hari) 145.837.531 Biogas m3/hari 799.110 Konversi LPG (kg/hari) 367.590 Potensi Manfaat Ekonomi (Rupiah per hari) 1.837.952.448 Jumlah keluarga 399.555 1 No 2008 Tahun Jawa Tengah Provinsi Potensi Penurunan Beban Pencemaran (kg/hari) 20.155 Kapasitas Produksi (kg kedelai /hari) 503.885 Emisi Setara CO2 (kg/hari) 370.355 Substitusi Energi (LPG) 6.954 Biogas (m3/hari) 15.117 Potensi Manfaat Ekonomi (Rupiah per hari) 34.768.033 Jumlah keluarga 7.558
Potensi Penurunan Beban Pencemaran dan Emisi
GRK serta Keuntungan Ekonomi Se Indonesia
Potensi Penurunan Beban Pencemaran dan Emisi
GRK Serta Keuntungan Ekonomi Se Jawa Tengah.
Tabel Bantuan KLH Tahun 2011 dan Manfaatnya
Tabel Manfaat IPAL Tahu
Bantuan Kementerian Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2011
di Jawa Tengah
6 |
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan| 7
(Sumber: Hasil Perhitungan KLH, 2011) Perkiraan biaya investasi yang diperlukan untuk membangun sarana fisik
biodigester ternak menggunakan bahan ferro semen di seluruh indonesia tersebut sebesar Rp.32,7 triliun. Sedangkan investasi yang diperlukan untuk membangun kontruksi IPAL biogas industri tahu diperkirakan Rp.340 Triliun. Biaya sebesar itu belum termasuk pemipaan, yang perhitungannya didasarkan pada jumlah industri tahu di sentra dan jarak antara rumah produksi dengan lokasi IPAL biogas.
Ket.
Kab. Wonogiri : 3 Digester Kab. Sragen : 5 Digester
Tabel Potensi Manfaat Biogas Industri Tahu di Provinsi Jawa Tengah Tabel Potensi Manfaat Biogas Ternak Sapi di Provinsi Jawa Tengah (Sumber: Hasil Perhitungan KLH, 2010)
Ternak Sapi 418,5 2,3 milyar 15, 6 juta 5,3 triliun 3.141.637
Industri Tahu 32,9 24,7 juta 0,6 juta 56,7 milyar 33.796
Potensi Penurunan Beban Pencemaran BOD (ton/th) Jenis USK Biogas yang dihasilkan (m3/th) Reduksi Emisi GRK setara CO2 (ton/th) Keuntungan Ekonomi (rupiah/th) Jumlah keluarga yang memanfaatkan biogas (KK) No Jumlah Biodigester Tahun
Anggaran (kab/Kota)Lokasi
Potensi Penurunan Beban Pencemaran BOD (kg/hr) Emisi GRKReduksi setara CO2 (kg/hr) Potensi Manfaat Biogas (m3/hr) Substitusi Energi (LPG) (kg/hr) Ekonomi (rupiah/ hr) Jumlah
Keluarga BantuanNilai (Rp.) (KK) 1 2011 Blora 16,27 26,91 99,36 45,71 228.528 2 2011 Kab. Demak 9,43 15,60 57,60 26,50 132.480 3 2011 Kab. Jepara 16,51 27,30 100,80 46,37 231.840 4 2011 Kab. Kudus 18,39 30,42 112,32 51,67 258.336 5 2011 Kab. Semarang 9,43 15,60 57,60 26,50 132.480 6 2011 Kab. Karanganyar 21,69 35,88 132,48 60,94 301.704 7 2011 Kab. Brebes 9,43 15,60 57,60 26,50 132.480 8 2011 Kab.Tegal 9,43 15,60 57,60 26,50 132.480 9 2011 Kab. Sukoharjo Total 50 40 70 78 40 92 40 40 50 11,79 19,50 72,00 33,12 165.600 500 122,37 202,41 747,36 343,79 1.718.928 494.950.000 453.850.000 779.740.000 883.109.000 408.248.000 485.865.000 411.487.000 444.630.000 488.881.000 5.210.760.000 50 40 70 78 40 92 40 40 50 500
No AnggaranTahun (kab/Kota)Lokasi KapasitasProduksi (kg/hr) Jumlah IPAL Potensi Penurunan Beban Pencema-ran BOD (kg/hr) Potensi Reduksi Emisi GRK setara CO2 (kg/hr) Potensi Manfaat Biogas (m3/hr) Substitusi Energi (LPG) (kg/hr) Ekonomi (rupiah/hr) Jumlah Nilai Bantuan (Rp.) Keluarga (KK) 1 2011 Wonogiri 2.000 80 1.470 60 27,6 138.000 21 2 2011 Sragen 3.000 120 2.205 90 41,4 207.000 28 Total 5.000 1 5 6 200 3.675 150 69 335.000 545.937.000 823.482.000 1.369.419.000 49
Kementerian Lingkungan Hidup
1 No 2009 Tahun Jawa Tengah Provinsi 1.664.812 Jumlah Potensi Penurunan Beban Pencemaran (kg/hari) 130.854 Reduksi GRK (kg/hari) 145.837.531 Biogas m3/hari 799.110 Konversi LPG (kg/hari) 367.590 Potensi Manfaat Ekonomi (Rupiah per hari) 1.837.952.448 Jumlah keluarga 399.555 1 No 2008 Tahun Jawa Tengah Provinsi Potensi Penurunan Beban Pencemaran (kg/hari) 20.155 Kapasitas Produksi (kg kedelai /hari) 503.885 Emisi Setara CO2 (kg/hari) 370.355 Substitusi Energi (LPG) 6.954 Biogas (m3/hari) 15.117 Potensi Manfaat Ekonomi (Rupiah per hari) 34.768.033 Jumlah keluarga 7.558
8 |
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran LingkunganCatatan.
SERAH TERIMA DIGESTER
TERNAK DAN IPAL TAHU
Oleh :
Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA
Menteri Negara Lingkungan Hidup
Kabupaten Semarang, 1 Juni 2012
Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Gedung B, Lantai 4 Jl. D.I Panjaitan Kav. 24 Jakarta Timur 13410 Telp. (021) 8580107, Fax. (021) 8580107