• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Diploma IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Diploma IV"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAMPAK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA

KREATIVITAS KARYAWAN : PERAN ORIENTASI

PEMBELAJARAN

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Diploma IV

Oleh:

HENDRY SETIAWAN 4111301001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS

POLITEKNIK NEGERI BATAM

2017

(2)

ii

DAMPAK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA

KREATIVITAS KARYAWAN : PERAN ORIENTASI

PEMBELAJARAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Program Diploma IV pada Program Studi Akuntansi Manajerial Jurusan Manajemen Bisnis

Politeknik Negeri Batam Oleh:

HENDRY SETIAWAN 4111301001 Batam, (27 Juli 2017)

Pembimbing,

Adi Irawan Setiyanto, S.E., M.Ec.Dev. NIK. 114128

Ketua Penguji,

Ely Kartikaningdyah, S.E., M.Si. NIK : 109058

Anggota Penguji,

Hanny Oktaria S.E. MSA., Ak NIK : 99 00000 475

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: (Dampak Kepemimpinan Transformasional Pada Kreativitas Karyawan : Peran

Orientasi Pembelajaran)

Yang dimajukan untuk diuji pada 27 Juli 2017, adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, -atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja atau tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan batal saya terima

Batam, 27 juli 2017 Yang memberi pernyataan

(4)

iv

ABSTRAK

Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, kepemimpinan tidak dapat terpisahkan dengan organisasi. Dengan kata lain, suatu organisasi memerlukan seorang pemimpin yang berperan sebagai penentu kearah mana organisasi akan berjalan. Gaya kepemimpinan yang baik tentunya akan memberikan dampak yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari gaya kepemimpinan transformasional pada kreatifitas karyawan. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis PLS-SEM (Partial Least Squares-Structural Equation Modeling). Populasi yang dijadikan sebagai sampel adalah karyawan bagian teler yang bekerja diperusahaan jasa perbankan dikota Batam. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 75 karyawan dengan menyebarkan kuesioner. Hasil pengujian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kreatifitas karyawan dan orientasi pembelajaran moderat berpengaruh terhadap kepemimpinan transformasional dan kreativitas karyawan. Dengan demikian, karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan akan cenderung kreatif apabila dipimpin oleh pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional.

(5)

v

ABSTRACT

L

eadership holding a very important role in an organization, leadership is not can indivisible with an organization. In other words , an organization need a leader acting as the best which way organization will walk. Good leadership style will certainly provide a good impact anyway. Research aims to understand the impact of or influence of style leadership transformational on creativity employees. The analysis used in this study is the analysis techniques-SEM PLS (Partial Least Squares-Structural Equation Modeling). The population was used as the sample is concerned with service employees working in Batam. Sample chosen by using the method purposive sampling.Sample used in this research is 75 employees by spreading the questionnaire. The results of testing shows that style leadership transformational influential on the creativity employees. Thus , an employee who works on an enterprise would tend to creative if led by a leader who has the style of transformational leadership.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Nabi

Muhammad SAW. Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Dampak Kepemimpinan Transformasional Pada Kreativitas Karyawan : Peran Orientasi Pembelajaran”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program pendidikan diploma IV pada program studi Akuntansi Manajerial

jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengakui bahwa masih terdapat

banyak kekurangan dalam penyusunannya, sehingga penulis mengharapakan

masukan dan saran atas penelitian ini yang akan dijadikan pertimbangan

penelitian selanjutnya. Skripsi ini dibuat tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,

saran, doa serta semangat dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan

hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Kedua orang tua penulis, ayah Ateni dan ibu Rudiyah tercinta yang senantiasa

selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT sehingga dapat merawat,

membesarkan, mendidik, memberikan motivasi dan memberikan seluruh kasih

(7)

vii

lakukan, salah satunya dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Keluarga penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi, dan juga

memberikan hiburan disaat penulis merasa lelah dan putus asa, yaitu untuk

adek Putry, adek Pitra dan adek Zidan.

3. Bapak Dr. Eko Priyono Sanyoto, selaku Direktur Utama Politeknik Negeri Batam.

4. Ibu Dwi Kartikasari, S.T., M.B.A selaku Kepala Jurusan Manajemen Bisnis

Politeknik Negeri Batam.

5. Bapak Seto Sulaksono Adi Wibowo, SE, M.Sc. selaku Kepala Program Studi

Akuntansi Manajerial Politeknik Negeri Batam.

6. Bapak Adi Irawan Setiyanton, S.E., M.Ec. DEV. selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak bantuan kepada penulis

untuk membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Dosen penguji yang telah menguji dalam seminar proposal hingga sidang skripsi

yang telah memberikan masukan dan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik lagi dalam penyusunannya.

8. Ibu Ely Kartikaningdyah, S.E., M.Si. selaku dosen wali yang telah membantu

dalam menyelesaikan permasalahan jika penulis memiliki masalah dalam

perkuliahan dan memberikan nasehat-nasehat sebelum UTS dan UAS di setiap

(8)

viii

9. Seluruh dosen Politeknik Negeri Batam khususnya dosen jurusan Manajemen

Bisnis yang tidak lelah untuk memberikan banyak ilmu kepada penulis dalam

proses perkuliahan.

10.Seluruh staf dan laboran Politeknik Negeri Batam yang telah membantu penulis

selama waktu perkuliahan.

11.Sahabat-Sahabat yang penulis cintai, yaitu sahabat Abenk yang beranggotakan

Kiki Yeyen Masturoh, Novita Agata Rendra, Robie Gustianto, Aidil Juadri, septian

Dwi, Jalil Wijaya, Rio, Fadli Saputra yang selalu main bareng namun selalu

mberikan dukungan, semangat, motivasi, hiburan disaat penulis merasa lelah

dan ingin menyerah.

12.Teman-teman yang penulis cintai, yang beranggotakan Murwanto, Perwira Jaya,

Zamri, Fadil, Kadeli, Suni, Ariff yang telah menemani penulis di masa-masa

perkuliahan selama tiga setengah tahun sehingga meninggalkan banyak

kenangan indah yang walaupun sama-sama dalam proses mengerjakan skripsi

tetapi selalu ada untuk menemani, memberikan dukungan, semangat, motivasi,

hiburan disaat penulis merasa lelah dan ingin menyerah.

13.Teman-teman perempuan yaitu Tri Indriani Sucipto, Annisa Asriati, Audina,

Gusvita, Ade Selvira Putri, Elsa Fitri, Jamaiyah dan Rita Ariskasari yang telah

membantu, memberikan dukungan dan selalu meghibur penulis selama masa

(9)

ix

14.Seluruh teman sekelas yaitu AM B yang selama tiga setengah tahun menemani

masa-masa perkuliahan penulis.

15.Seluruh teman seangkatan Politeknik Negeri Batam khususnya jurusan

Manajemen Bisnis program studi Akuntansi Manajerial yang sama-sama dalam

proses penyusunan skripsi semoga dapat lulus tahun ini tanpa terkecuali.

16.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis baik selama masa perkuliahan maupun selama proses penyusunan

skripsi ini.

Penulis berharap semoga semua pihak yang telah membantu penulis selama ini

dicatat semua kebaikannya sebagai amal shalih serta mendapat limpahan rahmat

dari Allah SWT. Penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Penulis

meminta maaf atas segala kekurangan yang masih tertera di dalam skripsi ini, dan

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Batam, Juni 2017

Penulis

(10)

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4 1.5 Batasan Masalah ... 5

BAB II Kajian Teori, Literatur dan Pengembangan Hipotesis ... 6

2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Teori Kepemimpinan Transformasional ... 6

2.2 Kajian Literatur ... 9

2.2.1 Kepemimpinan Transformasional ... 9

2.2.2 Kreativitas Karyawan ... 10

2.2.3 Orientasi Pembelajaran ... 10

2.2.4 Dampak Kepemimpinan Transformasional pada Kreativitas Karyawan ... 11

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 12

2.3.1 Kepemimpinan Transformasional dan Kreativitas Karyawan ... 12

2.3.2 Kepemimpinan Transformasional, Orientasi Pembelajaran dan Kreativitas Karyawan ... ...14

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

(11)

xi

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran ... 17

3.2.1 Kepemimpinan Transformasional ... 17

3.2.2 Kreativitas Karyawan ... 19

3.2.3 Orientasi Pembelajaran Moderat ... 19

3.3 Instrumen penelitian ... 21

3.4 Lokasi dan Obyek Penelitian ... 21

3.5 Teknik Penetapan Jumlah Sample... 22

3.6 Teknik Penarikan Sampel ... 23

3.7 Teknik pengumpulan Data ... 23

3.8 Teknik Pengolahan Data ... 23

3.9 Teknik Analisis Data ... 24

3.9.1 Uji Kualitas Data ... 24

3.9.2 Statistik Deskriptif ... 24

3.9.3 Model Pengukuran (Outlet Model) ... 25

3.9.4 Uji Validitas ... 25

3.9.5 Uji Reliabilitas (Reliability Test) ... 26

3.9.6 Model Struktural (Inner Model) ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 28

4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 28

4.2 Uji Pilot ... 31

4.3 Statistik Deskriptif ... 33

4.4 Mengevaluasi Model Pengukuran (Outer Model) ... 37

4.5 Mengevaluasi Model Struktural (Inner Model) ... 44

4.6 Hasil Uji Hipotesis ... 45

4.7 Analisis Data ... 48

BAB V PENUTUP ... 51

5.1 Simpulan ... 51

5.2 Keterbatasan ... 52

(12)

xii

5.4 Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 57

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian ... 13 Gambar 2.2 Model Penelitian ... 16 Gambar 4.1 Model Penelitian ... 42

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Metode Penyebaran Kuesioner ... 29

Tabel 4. 2 Karakteristik Responden ... 29

Tabel 4. 3 Skor Nilai AVE dan Communality Pada Uji Pilot ... 31

Tabel 4. 4 Perbandingan Akar AVE Dan Korelasi Variabel Laten Pada Uji Pilot ... 32

Tabel 4. 5 Perbandingan Cronbach’ Alpha dan Composite Reliability Pada Uji Pilot ... 32

Tabel 4. 6 Menggambarkan Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Orientasi Pembelajaran Moderat (OP) ... 33

Tabel 4. 7 Menggambarkan Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Kepemimpinan Transformasional (KT) ... 35

Tabel 4. 8 Menggambarkan Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Kreativitas karyawan (KK) ... 36

Tabel 4. 9 Faktor Loading Indikator ... 37

Tabel 4. 10 Uji Validitas Konvergen ... 40

Tabel 4. 11 Uji Validitas Diskriminan ... 41

Tabel 4. 12 Uji Reliabilitas ... 43

Tabel 4. 13 Nilai R Squere ... 44

Tabel 4. 14 Hasil Koefisien Jalur dan T-Statistics ... 45

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 57 Lampiran 2 Hasil Output SmartPLS ... 61

(16)
(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini perusahaan sudah menjadi konstan untuk menjalankan organisasi

yang lancar, efektif dan efisien, sumber daya yang paling penting dan diperlukan

dalam organisasi ialah sumber daya manusia mereka (Mosadeghrad, 2003).

Keberhasilan suatu organisasi tergantung pada kerja keras manajer dan keterlibatan

karyawan. Baik buruknya karyawan sebagian besar bergantung pada kualitas

kepemimpinan (Bushra et al., 2011). Kepemimpinan menciptakan ikatan yang baik

dalam bekerja sama untuk orang-orang (Shibru dan Darshan 2011), organisasi saat

ini, lebih peduli tentang pemahaman, mengembangkan dan meningkatkan potensi

para pemimpin mereka (Bushra et al., 2011). Kepemimpinan transformasional

adalah pendekatan modern yang terlihat dalam organisasi harus maju, dan

menentukan bagaimana menangani perubahan internal dan eksternal yang

karyawan perlu dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pasar global khususnya di lingkungan yang dinamis, banyak organisasi telah

menggeser paradigma kepemimpinan mereka dari transaksional untuk gaya

transformasional untuk memenuhi strategi dan mencapai tujuan mereka (Bass, 1999

; Hakim dan Piccolo 2004 ; Barling et al., 2010). Pemimpin transformasional memiliki

(18)

serta bawahan mereka untuk merangkul perubahan, mengerahkan upaya ekstra

untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkatkan persaingan (Ahangar.,

2009). Pemimpin dengan pola pikir transformasional cenderung untuk mengambil

pengikut mereka di luar dari kepentingan mereka sendiri untuk manfaat dari

kelompok mereka baik di organisasi atau masyarakat (Ergeneli et al., 2007). Mereka

dapat mengubah tim atau organisasi dengan berkomonikasi dan menginspirasi

karyawan untuk mencapai misi yang dimaksud (Mcshane dan Glinow 2003). Ini

adalah pendorong utama kreativitas karyawan dan sangat mempengaruhi hasil

bisnis seperti efesiensi, efektifitas, kinerja, keberhasilan, kelangsungan hidup dan

keberlanjutan.

Ide untuk penelitian ini dihasilkan oleh temuan sebelumnya bahwa

kepemimpinan transformasional mempengaruhi kreativitas baik secara langsung

maupun tidak langsung, sehingga dalam penelitian ini penulis menyelidiki hubungan

antara kepemimpinan transformasional, kreativitas karyawan dan orientasi belajar.

Brahmasari & Suprayetno (2008) menguji pengaruh kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja karyawan dengan responden karyawan PT Pei Hai International

Wiratama Indonesia di Surabaya dan Jombang sebanyak 325 orang. Hasilnya

menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

(19)

3

pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan, maka akan berdampak pada

penurunan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.

Penelitian merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Jyoti dan

Manisha (2015). Di Indonesia sudah ada yang meneliti tentang gaya kepemimpinan

namun penelitian ini menggunakan variabel yang berbeda. Perbedaan yang

signifikan pada penelitian ini terletak pada pemilihan sampelnya, penelitian

sebelumnya mengambil populasi dan sampel dari karyawan yang bekerja di

perusahaan jasa, call center di India. Sementara itu, penelitian ini akan fokus pada

populasi dan sampel para karyawan di perusahaan jasa, tidak hanya call center di

Indonesia. Penulis memakai populasi dan sampel yaitu karyawan jasa perbankan

tepatnya pada karyawan teller bank yang ada di Batam, di mana dalam hal

kreativitas berdasarkan peran dari teller sudah ada SOP yang mengaturnya. Namun,

dalam beberapa kasus menunjukkan bahwa tidak semua teller memahami isi SOP

tersebut, mengingat banyaknya tindakan maupun prilaku-prilaku yang akan dihadapi

para teller terhadap nasabah yang akan dilayani. khususnya bank BNI, BCA dan

Mandiri, karena bank-bank tersebut memiliki banyak cabang di Batam pemilihan

populasi dan sampel yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat mengetahui

bagaimana peran orientasi pembelajaran pada kepeminpinan transformasional dan

(20)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas tujuan dari penelitian

ini untuk mengetahui apakan kepemimpinan transformasional berdampak pada

kreatifitas karyawan dan untuk mempelajari peran orientasi belajar dalam hubungan

antara kepemimpinan transformasional dan kreativitas karyawan, oleh karena itu

penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul penelitian “Dampak Kepemimpinan Transformasional Pada Kreativitas Karyawan : Peran Orientasi Pembelajaran”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) Pengaruh kepemimpinan

transformasional dalam meningkatkan kreativitas. (2) Belajar moderet orientasi

berhubungan antara kepemimpinan transformasional dan kreativitas karyawan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengekplorasi dampak dari

kepemimpinan transformasional terhadap kreativitas karyawan, serta untuk menguji

apakah orientasi pembelajaran berperan penting dalam pembentukan

kepemimpinan dan kreativitas karyawan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berbagai peneliti dan sarjana telah dijelaskan kepemimpinan transformasional

(21)

5

imbalan intristik dan kebutuhan pisikologis yang lebih tinggi, seperti aktualisasi yang

tinggi dan mengembangkan komitmen dan dengan pengikut.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini ada 4 (empat) variabel yaitu

kepemimpinan transformasional, kreativitas karyawan, orientasi pembelajaran dan

16 variabel manifes. Diukur menggunakan kuesioner 5 (lima) poin skala likert,

menggunakan kuesioner yang diadopsi dari peneliti Jyoti and Manisha (2015). Kuesioner yang akan disebar ke perusahaan jasa dengan responden karyawan jasa.

(22)

6

BAB II

KAJIAN TEORI, LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam suatu

organisasi, kepemimpinan tidak dapat terpisahkan dengan organisasi. Dengan kata

lain, suatu organisasi memerlukan seorang pemimpin yang berperan sebagai

penentu kearah mana organisasi akan berjalan. Hempphill & Coon (1957), dalam

Yuki (2009) mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan prilaku individu yang

mengarahkan aktivitas kelompok untuk mencapai sasaran bersama.

Definisi tentang kepemimpinan juga dikemukakan oleh Rauch & Behling

(1984), dalam Yuki (2009), yaitu kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

akrivitas kelompok yang terorganisir untuk mencapai tujuan. Menurut House et.al.,

(1999) dalam Yuki (2009), kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk

mempengaruhi, memotivasi, dan membantu orang lain mampu memberikan

konstribusi demi evestivitas dan keberhasilan organisasi. Dari beberapa definisi

diatas, Yuki (2009) menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses untuk

mempengaruhi orang lain untuk mempengaruhi orang lain, untuk memahami dan

(23)

7

efektif serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai

tujuan bersama.

Teori gaya kepemimpinan transformasional pertama kali dikemukakan oleh

Burns (1978). Burns membedakan antara kepemimpinan transformasional dengan

kepemimpinan transaksional, Bernard Bass (stone et al., 2004) mengatakan sebagai

berikut: “Transformational leader transfrom the personal values of followers to

support the vision and goals of the organizational by fastering on enviranment where relationships can be formed and by establishing a climate of trust in which visions can be shered”. Berdasarkan definisi tersebut, pemimpin transformasional

merubah nilai personal dan bawahan untuk mendukung visi dan tujuan dari

organisasi dengan memelihara lingkungan dimana hubungan dapat dibentuk dan

dengan membangun iklim kepercayaan dimana visi dapat dibagi. Selanjutnya, secara

operasional Bass (2010) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut:

“leadership and performance beyond expectations”. Berdasarkan definisi tersebut,

kepemimpinan trasnformasional merupakan kepemimpinan dan kinerja melampaui

harapan.

Dari beberapa pengertian tersebut kepemimpinan transformasional

merupakan gaya kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yamg

(24)

transformasional nilai-nilai tersebut, hubungan baik antar anggota organisasi dapat

dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi.

Dengan kepemimpinan transformasional, bawahan memiliki kepercayaan,

kekaguman, dan rasa hormat terhadap pimpinan, dan mereka akan melakukan lebih

dari apa yang diharapkan. Pemimpin transformasional mentransformasi dan

memotivasi bawahan dengan (1) membuat mereka lebih menyadari akan

pentingnya hasil akhir dari sebuah pekerjaan, (2) mendorong bawahan untuk

melampau pribadi mereka sendiri demi kepentingan organisasi atau tim, dan (3)

mengaktifkan higher-order need mereka.

Karakteristik kepemimpinan transformasional menurut Yang (2012) adalan

sebagai berikut :

1. Idealuized influence (pengaruh ideal) merupakan elemen karismatik dari

kepemimpinan transformasional, dimana pemimpin menjadi role model yang

dikagumi, dihormati dan ditiru oleh bawahannya. Konsekuensinya, bawahan

menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pemimpin.

2. Intellectual stimulation (stimulasi intelektual) merupakan karakter seorang

pemimpin transformasional yang mampu mendorong bawahannya untuk

menyelesaikan pemasalahan dengan cermat dan rasional. Melalui proses

simulasi ini akan terjadi penuingkatan kemampuan bawahan dalam memahami

(25)

9

3. Inspirational motivation (motivasi inspirasional) memberikan inspirasi dan

motivasi kepada bawahannya dengan menyediakan makna dan tantangan

terhadap pekerjaan bawahannya. Pemimpin transformasional membangun

hubungan dengan bawahannya melalui komunikasi yang interaktif. Pemimpin

menginspirasi bawahannya untuk melihat masa depan yang lebih baik dengan

mengkonsumsikan harapan dan menunjukkan komitmen terhadap tujuan dan

visi yang disebarkan.

4. Individualzed consideration (perhatian individu) berarti karakter seorang

pemimpin yang mampu memahami perbedaan individu para bawahannya.

Pemimpin transformasional menerapkan individual consideration dengan

mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan perhatian yang lebih

dekat kepada kebutuhan bawahannya untuk berprestasi dan berkembang

dengan bertindak sebagai mentor dan pelatih dan mendorong mereka untuk

lebih bertanggung jawab.

2.2 Kajian Literatur

2.2.1 Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi

sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang

(26)

seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk

mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara sederhana kepemimpinan

transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan

mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang

didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan

terhadap para bawahan.

2.2.2 Kreativitas Karyawan

Kreativitas berasal dari individu akumulasi kereatif berfikir, keterampilan dan

keahlian berdasarkan pendidikan formalnya dan pengalaman masa lalu.

Kreativitas karyawan dapat berkontribusi untuk keuntungan kompetitif bagi

organisasi. Oleh karena itu, dianggap sebagai salah satu aspek paling signifikan

dari lingkungan organisasi

2.2.3 Orientasi Pembelajaran

Orientasi pembelajaran moderat dikonseptualisasikan sebagai seperangkat

nilai-nilai yang mempengaruhi sejauh mana suatu organisasi puas dengan

teori-teori itu digunakan. Orientasi belajar terdiri dari empat dimensi, yaitu komitmen

untuk belajar, tujuan bersama, keterbukaan pikiran dan sebagai pengetahuan

(27)

11

2.2.4 Dampak Kepemimpinan Transformasional pada Kreativitas Karyawan

Berdasarkan bukti empiris bahwa kepemimpinan transformasional

memberikan dampak pada kreativitas karyawan. Kaihatu & Rani (2007) menguji

pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan akan kualitas

kehidupan kerja dengan responden sebanyak 465 orang guru pada Sekolah

Menengah Umum di Kota Surabaya. Hasilnya menunjukkan bahwa

kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh signifikan terhadap

kualitas kehidupan kerja. Hal tersebut bermakna bahwa kinerja seseorang akan

meningkat ketika kualitas kehidupan kerja dari individu berada pada posisi yang

tinggi.

Brahmasari & Suprayetno (2008) menguji pengaruh kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja karyawan dengan responden karyawan PT Pei Hai International

Wiratama Indonesia di Surabaya dan Jombang sebanyak 325 orang. Hasilnya

menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan. Hal tersebut bermakna bahwa semakin tinggi

pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan, maka akan berdampak pada

penurunan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.

Mariam (2009) menguji pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan

kerja dengan responden karyawan PT Asuransi Jasa Indonesia Kantor Pusat

(28)

berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Selain itu, Mariam (2009) juga menguji

pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Hasilnya menunjukkan

bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap karyawan.

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Kepemimpinan Transformasional dan Kreativitas Karyawan

Studi tentang kepemimpinan telah mengungkapkan hubungan positif antara

kepemimpinan dan prilaku kreatif karyawan. Menyarankan bahwa bawahan

pemimpin transformasional banyak memiliki kepercayaan diri dan kepercaayaan

terhadap pemimpin mereka. Kepercayaan ini ahirnya akan mendorong mereka

untuk mengambil risiko dalam pemenuhan tugas-tugas organisasi. Mayer et al.,

Melaporkan bahwa pemimpin transformasional merangsang pemikiran kritis dan

mendorang bawahan untuk mengambil risiko dan inisiatif sebagian besar waktu.

Pemimpin transformasional memastikan bahwa bawahan memiliki dukungan

mereka untuk prilaku pengambilan risiko dan mereka memiliki konsekuensi dari

tindakan bawahan mereka. Dukungan ini mengubah sikap pekerja dan mendorong

mereka untuk melibatkan diri dalam proses kerja (Hartog, 2003). Pemimpin

transformasional mengembangkan pola-pola baru untuk pemenuhan kerja untuk

menghadapi lebih banyak dan lebih besar tantangan, yang mengembangkan

(29)

13

(Mumford et al., 2002; Jung et al., 2003). Motivasi diantara bawahan mendesak

mereka untuk lebih berupaya dalam penyelesaian masalah dan mereka melibatkan

diri dalam prilaku kerja kreatif. Hubungan antara gaya kepemimpinan

transformasional dan kreativitas karyawan karena gaya kepemimpinan menantang

karyawan dan memberi energi mereka untuk mencari pendekatan baru untuk

pekerjaan mereka (Yunus dan Anuar 2012). Sosik et al., (1999) menemukan bahwa,

dibandingkan dengan bentuk lain dari kepemimpinan, kepemimpinan

transformasional lebih efektif untuk mendorong bawahannya untuk berfikir lebih

divergently dan mengadopsi proses berfikir generatif dan eksplorasi yang menghasilkan lebih banyak ide kreatif dan solusi. Literatur diatas menyebabkan

penciptaan dari hipotesis berikut :

H1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kreativitas karyawan.

Gambar 2.1 Model Penelitian Sumber : Penulis

kreativitas karyawan Kepemimpinan

(30)

2.3.2 Kepemimpinan Transformasional, Orientasi Pembelajaran dan Kreativitas Karyawan

Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan

orientasi pembelajaran (Janssen dan Van Yperen, 2004) merupakan penentu

kreativitas ditempat kerja. Dalam studi ini orientasi pembelajaran telah diusulkan

sebagai moderator potensial antara kepemimpinan transformasional dan kreativitas

karyawan karena orientasi pembelajaran membantu karyawan mengembangkan

pemahaman mereka tentang strategi yang tepat, memotivasi mereka untuk bekerja

cerdas dan keras. Orientasi pembelajaran, sebagai moderator, menjelaskan

batas-batas yang berhubungan dengan kepemimpinan transformasional dan kreativiitas

karyawan yang terjadi. Ini memberikan dorongan tambahan untuk hubungan positif

yang diharapkan antara kepemimpinan transformasional dan kreativitas karyawan.

Budaya belajar menekankan pertukaran informasi terbuka dan ide-ide yang

memfasilitasi pembelajaran dan aplikasi kreatif.

Pemimpin transformasional memberikan dukungan penting untuk

pembelajaran dan pembangunan karyawan mereka dengan pemodelan prilaku

belajar, serta mendorong orang untuk menyumbangkan ide-ide baru dan

memastikan penyebaran pengetahuan yang mempromosikan kreativitas. Pemimpin

transformasional menyambut dan mempromosikan ide-ide baru, serta berbagi

(31)

15

biasa ketika mencari solusi untuk penyelesaian masalah. Pemimpin memberikan

dukungan penting untuk pembelajaran dan pengembangan bawahan. Para

pemimpin transformasional juga mampu memotivasi bawahannya mereka secara

interistik (Joo dan Lim, 2009) terhadap belajar konsep-konsep baru, ide-ide dan

teknologi, yang setiap hasil prilaku kreatif. Dengan demikian, kepemimpinan

transformasional, bila dkaitkan dengan orientasi pembelajaran, membantu untuk

meningkatkan tingkat kreativitas, sebagai pemimpin transformasional menciptakan

lingkungan belajar yang berorientasi melalui motivasi inspirasional, pengaruh ideal,

pertimbangan individual dan stimulasi intelektual (Arendt, 2009), yang mendorong

bawahan untuk mencapai hal-hal yang luar biasa, mengembangkan preferensi untuk

tugas-tugas yang menantang dan menuntut, yang sendiri menghasilkan kegiatan

yang lebih kreatif oleh karena itu, orientasi belajar melengkapi upaya pemimpin

transformasional, yang perhatian tentang menyediakan kesempatan belajar bagi

bawahannya dan membantu untuk meningkatkan kreativitas karyawan. Jadi,

(32)

H2. Orientasi pembelajaran moderat berpengaruh terhadap kepemimpinan transformasional dan kreatifitas karyawan.

Gambar 2.2 Model Penelitian Sumber : Pemikiran penulis

Kepemimpinan transformasional Kreativitas karyawan Belajar orientasi Moderet

(33)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Alasan penulis menggunakan metode pendekatan penelitian kuantitatif,

karena tujuan dari penelitian ini untuk mengekplorasi dampak kepemimpinan

terhadap kreativitas karyawan dan juga menguji apakah orientasi pembelajaran

berperan penting antara kepemimpinan dan kreativitas karyawan. Sumber data

yang digunakan penulis berasal dari data primer dengan menyebarkan kuesioner ke

perusahaan jasa yang berada di Batam, Indonesia.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran 3.2.1 Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional telah menjadi konsep populer dalam

lliteratur manajemen karena gaya motivasi dan relasional disebut sebagai gagasan

kepemimpinan transformasional, ia membedakan antara karakteristik

kepemimpinan transformasional dan transaksional. Pemimpin transformasional

memotivasi karyawan untuk bekerja selama berjam-jam lebih lama dan

(34)

bawahan mereka secara paternalistik, membimbing mereka dalam segala situasi,

membantu mereka bila diperlukan, memberikan pengetahuan kepada mereka,

memoles keterampilan mereka dan memperlakukan mereka sama (Aula et al.,

2008). Pemimpin transformasional adalah mereka yang ingin mengembangkan

potensi penuh bawahan mereka, kebutuhan yang lebih tinggi, sistem nilai yang baik,

moralitas dan motivasi. Kepemimpinan transformasional dibagi menjadi 4 (empat)

komponen :

1. Motivasi Inspirasional: didefinisikan inspirasi kapasitas seorang pemimpin untuk

bertindak sebagai model untuk bawahannya. Motivasi inspirational mengacu

pada cara pemimpin mengambil solusi untuk para bawahannya untuk mencapai

kedua tujuan pribadi dan organisasi.

2. Ideal dipengaruhi: komponen ini menggecu pada tindakan karismatik pemimpin

yang fokus pada nilai-nilai, keyakinan dan gambaran dari misi (Antonakis et al.,

2003). Tindakan karismatik ini termasuk berbicara tentang nilai yang paling

penting dan keyakinan dan menekankan misi kolektif dan tujuan, serta

mempertimbangkan implikasi etis darikeputusannya. (Avolio, 2005).

3. Pertimbangan individu: hal ini mengacu pada mengobati bawahan sebagai

indivudu, bukan hanya sebagai anggota kelompok (Dionne et al., 2004).

(35)

19

memperhatikan kebutuhan masing-masing dan memotivasi mereka untuk

mengembangkan diri.

4. Stimulasi intelektual: stimulasi intelektual adalah bahwa karakteristik pemimpin

yang menantang ide-ide dan nilai-nilai bawahan mereka ketika memecahkan

masalah. Mengklaim bahwa stimulasi intelektual mendorong pengikutnya untuk

mempertannyakan nilai-nilai mereka sendiri, asumsi dan keyakinan dan bahkan

orang-orang dari pemimpin mereka.

3.2.2 Kreativitas Karyawan

Kreativitas berasal dari individu akumulasi kereatif berfikir, keterampilan dan

keahlian berdasarkan pendidikan formalnya dan pengalaman masa lalu (Gong et al.,

2009). Kreativitas karyawan dapat berkontribusi untuk keuntungan kompetitif bagi

organisasi. Oleh karena itu, dianggap sebagai salah satu aspek paling signifikan dari

lingkungan organisasi (Sosik et al., 1999). Melaporkan bahwa sikap kreatif karyawan

akan menambah nilai suatu organisasi.

3.2.3 Orientasi Pembelajaran Moderat

Orientasi pembelajaran moderat dikonseptualisasikan sebagai seperangkat

nilai-nilai yang mempengaruhi sejauh mana suatu organisasi puas dengan teori-teori

(36)

belaja, tujuan bersama, keterbukaan pikiran dan sebagai pengetahuan dalam

organisasi.

1. Komitmen untuk belajar:

Organisasi berkomitmen menggangap belajar sebagai investasi yang sangat

penting untuk kelangsungan hidup ( Calantone et al., 2002). Komitmen untuk

belajar menyangkut dedikasi organisasi untuk memperoleh pengetahuan baru

melalui karyawan ( Tajeddini, 2009 ).

2. Tujuan bersama:

Konsep tujuan bersama dalam teori pembelajaran berdasarkan komunikasi

internal melalui berbagai devisi didorong untuk mengatasi hambatan komunikasi

lintas-fungsional untuk meningkatkan aliran informasi dan mengkoordinasikan

tindakan dengan depertemen lain.

3. Keterbukaan pikiran:

Ini adalah evaluasi kritis dari operasi sehari-hari organisasi dan penerimaan

ide-ide. Dengan kata lain , itu adalah sebuah proses melalui mana suatu organisasi

terlibat dalam mengkaji yang ada pengetahuan yang ada atau asumsi-asumsi

lama dan kebiasaan ( Nguyen dan Berrett, 2006).

4. Berbagai pengetahuan dalam organisasi:

Ini adalah keyakinan kolektif atau rutin prilaku terkait dengan penyebaran

(37)

21

pengetahuan dan informasi yang dikumpul dari berbagai sumber hidup dan

berfungsi sebagai titik referensi untuk tindakan masa depan (Calatone et al.,

2002).

Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner yang di adopsi dari (Jyoti and

Manisha., 2015).

3.3 Instrumen penelitian

Instumen yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Penulis akan mengambil daftar pertanyaan dari kuesioner penelitian terdahulu yaitu

penelitian yang dilakukan oleh (Jyoti dan Manisha., 2015). Penulis memilih kuesioner

terdahulu seperti yang dijelaskan di atas karena, isi kuesioner sangat jelas dan dapat

mengukur variabel penelitian ini. Setelah kuesioner telah teruji validitas dan

reabilitasnya, maka penulis akan menyebarkan kuesioner ke para responden.

Penulis menggunakan metode skala rating dengan metode skala likert. Penulis

akan menggunakan 5 ( lima ) poin skala likert, dengan rincian 1. Sangat Tidak Setuju

( SST ) 2. Tidak Setuju ( TS ) 3. Netral ( N) 4. Setuju ( S ) 5. Sangat Setuju ( SS).

3.4 Lokasi dan Obyek Penelitian

Objek penelitian ini berada di kota Batam, Indonesia. Objek penelitian adalah

(38)

Bank BNI, BCA dan Mandiri karena bank ini memiliki banyak cabang di Batam.

Sumber data yang akan diambil berupa data primer dengan menyebarkan kuesioner.

3.5 Teknik Penetapan Jumlah Sample Teknik Penetapan Jumlah Sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus slovin (Sujarweni,

2008) sebagai berikut : Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = batas kesalahan eror (eror tolerance)

maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah :

n = 93/(1+93x0,052)

n = 93/1,2325

(39)

23

3.6 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan

kriteria karyawan yang bekerja di perusahaan jasa Perbankan. Karyawan yang

menjadi responden bekerja di bagian teller.

3.7 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

penelitian kepada responden yaitu para karyawan yang bekerja di perusahaan jasa

perbankan di kota Batam khususnya bagian teller.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Peneliti melakukan langkah-langkah dalam mengolah data penelitian yang

Berasal dari hasil kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh responden dan telah

dikumpulkan oleh penulis, yaitu (1) Melakukan pengecekan jumlah data kuesioner

yang balik ke penulis dan kelengkapan data pada isi kuesioner yang telah diterima

dan sesuai dengan kriteria sampel penelitian yang dilakukan; (2) Merekap semua

data yang telah diperoleh dengan memasukkan data ke Microsoft Excel; (3)

Mengolah data menggunakan fasilitas komputer dengan aplikasi program Smart-PLS

(40)

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Kualitas Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis

PLS-SEM (Partial Least Squares-Structural Equation Modeling). PLS sebagai model

prediksi tidak mengasumsikan distribusi tertentu untuk mengestimasi parameter

dan memprediksi hubungan kausalitas, karena teknik parametrik untuk menguji

signifikansi parameter tidak diperlukan, dan model evaluasi untuk prediksi bersifat

non-parametrik. Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model

dan inner model (Jogiyanto, 2011).

3.9.2 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran atau deskriptif empiris atas

data yang dikumpulkan dalam penelitian (Jogiyanto, 2011). Data penelitian didapat

dari jawaban-jawaban responden yang ada pada kuesioner, dan akan diperoleh

dengan cara dikelompokkan dan ditabulasikan kemudian diberi penjelasan. Statistik

deskriptif juga ditujukan untuk memberikan gambaran tentang demografi

responden penelitian dan gambaran tentang variabel-variabel penelitian untuk

mengetahui distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata (mean)

kisaran aktual, penyimpangan baku (standard deviation), dan kecenderungan

(41)

25

3.9.3 Model Pengukuran (Outlet Model)

Outer model atau model pengukuran menggambarkan hubungan antara blok indikator dengan variabel latennya. Kriteria di dalam penggunaan teknik analisa data

dengan SmartPLS untuk mengevaluasi model pengukuran yaitu melalui uji validitas

konstruk (construct validity test) dan uji reliabilitas (reliability test). Uji validitas

dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang

seharusnya diukur (Jogiyanto, 2011). Pada uji reliabilitas digunakan untuk mengukur

konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan

untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam

kuesioner atau instrumen penelitian (Jogiyanto, 2011).

3.9.4 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrument penelitian

mengukur apa yang seharusnya diukur (Jogianto, 2011).

3.9.4.1 Uji Validitas Konstruk (Construct Validity Test)

Uji validitas konstruk terdiri atas dua parameter yaitu uji validitas konvergen

(convergent validity test) dan uji validitas diskriminan (discriminant validity test). Uji

validitas konvergen dalam PLS dengan indikator refleksif dinilai berdasarkan loading

faktor (korelasi antara skor item / skor komponen dengan

skor konstruk) indikator-indikator yang mengukur konstruk tersebut (Jogiyanto,

(42)

masing-masing harus bernilai diatas 0,5. Artinya, probabilitas indikator di suatu

konstruk masuk ke variabel lain lebih rendah (kurang 0,5) sehingga probabilitas

indikator tersebut konvergen dan masuk dikonstruk yang dimaksud lebih besar,

yaitu di atas 50 persen.

Berikut ini adalah tabulasi parameter uji validitas dalam PLS.

Tabel 3.1 Parameter Uji Validitas dalam PLS

Uji validitas Parameter Rule of Thumbs

Konvergen Faktor loading Lebih dari 0,7

Average variance extracted (AVE)

Lebih dari 0,7 Communality Lebih dari 0,5 Diskriminan Akar AVE dan korelasi

variable laten

Akar AVE > Korelasi variable laten

Cross loading Lebih dari 0,7 dalam satu variable

Sumber : Diadaptasi dari Chin (1995) dalam Jogiyanto (2011:71)

3.9.5 Uji Reliabilitas (Reliability Test)

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengukur konsistensi internal

alat ukur yang digunakan. Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan

ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran (Jogiyanto, 2011). Uji

reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua metode, yaitu Cronbach’s Alpha dan

nilai Composite Reliability. Cronbach’s Alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas

suatu konstruk sedangkan Composite Reliability mengukur nilai sesungguhnya

(43)

27

reliable, maka nilai Cronbach’s Alpha harus > 0,6 dan nilai Composite Reliability

harus > 0,7 (Jogiyanto, 2011).

3.9.6 Model Struktural (Inner Model)

Model struktural atau Inner model dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan

R2 (R Square) untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap jalur

untuk uji signifikansi antarkonstruk dalam model struktural. Nilai R2 (R Square)

digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap

variabel dependen. Semakin besar nilai R2 (R Square) berarti semakin baik model

prediksi dari model penelitian yang diajukan. Nilai koefisien inner model

menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor koefisien inner

model yang ditunjukkan oleh T-statistic, harus di atas 1,96 untuk hipotesis dua ekor (two-tailed) dan di atas 1,64 untuk hipotesis satu ekor (one-tailed) untuk pengujian

(44)

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1Hasil Pengumpulan Data

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Bank khususnya bagian

teller di kota Batam. Penyebaran kuesioner dilakukan dari pertengahan bulan Mei

2017 sampai akhir bulan Juni 2017. Karyawan yang menjadi responden dalam

penelitian ini adalah karyawan bank bagian teller baik perempuan maupun laki-laki

dengan usia, lama bekerja. Pada penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner

melalui dua cara yaitu: pertama, secara langsung dengan mendatangi dan

membagikan kuesioner dalam bentuk hard copy ke responden dan kedua,

menggunakan link google form yang disebarkan melalui social media.

Penulis menyebarkan kuesioner secara langsung sebanyak 80 kuesioner, dari

penyebaran tersebut kuesioner yang terkumpul sebanyak 65 kuesioner, namun ada

3 kuesioner yang tidak diisi secara lengkap sehingga total pengumpulan kuesioner

secara langsung yaitu sebanyak 62 kuesioner. Selain itu, penulis menyebarkan

kuesioner melalui google form dan terkumpul sebanyak 13 kuesioner. Oleh karena

itu, dalam penelitian ini keseluruhan kuesioner yang terkumpul dan digunakan yaitu

sebanyak 75 kuesioner. Penyebaran kuesioner yang telah dijelaskan di atas diuraikan

(45)

29

Tabel 4. 1 Metode Penyebaran Kuesioner

Keterangan Jumlah

a. Kuesioner yang disebarkan secara langsung 80

Kuesioner yang tidak kembali (15)

Kuesioner yang kembali 65

Kuesioner yang tidak diisi lengkap (3) Kuesioner yang langsung kepada karyawan 62 b. Kuesioner yang terkumpul melalui google form 13 Jumlah kuesioner yang terkumpul dan lengkap 75 Sumber: Data diolah sendiri

Setiap responden yang telah mengisi kuesioner dikategorikan berdasarkan

karekteristik responden penelitian ini berupa asal bank tempat responden bekerja,

jenis kelamin, lamanya bekerja dan usia responden. Karakteristik responden

digambarkan dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Karakteristik

Sampel Jumlah Persentasi

Bank

BNI 28 karyawan 37%

MANDIRI 31 karyawan 41%

BCA 16 Karyawan 21%

Jenis Kelamin Laki-laki 17 23%

Perempuan 58 77% Lama Bekerja Bawah 1 tahun 11 15% 1-2 tahun 35 47% 2-3 tahun 21 28% atas 3 tahun 8 11% Usia 20-30 Tahun 55 73% 30-40 Tahun 18 24% 40-50 Tahun 2 3% atas 50 Tahun 0 0%

(46)

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa responden yang bekerja di bank BNI

sebanyak 28 karyawan atau sebesar 37%. Reponden yang bekerja di bank Mandiri

sebanyak 31 karyawan atau sebesar 41%. Responden yang bekerja di bank BCA

sebanyak 16 karyawan atau sebesar 21%. Jadi, dalam penelitian ini reponden yang

bekerja di bank Mandiri lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan responden

yang bekerja di bank BNI dan BCA.

Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 17

orang atau sebesar 23%. Reponden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak

58 orang atau sebesar 77%. Ini berarti dalam penelitian ini responden perempuan

lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan responden laki-laki.

Berdasarkan data lama bekerja responden yang bekerja dibawah 1 tahun

sebanyak 11 orang dengan persentase 15%. Responden yang bekerja sekitar 1-2

tahun sebanyak 35 orang dengan persentase 47%. Responden yang bekerja sekitar

2-3 tahun sebanyak 21 orang dengan persentase 28%. Dan responden dengan lama

bekerja >3 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 11%. Jadi, kesimpulannya

bahwa data responden paling banyak didapat pada lama bekerja selama 1-2 tahun

yaitu dengan jumlah35 responden.

Selanjutnya dari tabel 4.2 di atas berdasarkan usia diketahui bahwa responden

(47)

31

yang berusia 30-40 tahun sebanyak 18 orang dengan persentase 24%. Responden

yang berusia 40-50 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 3%. Dan tidak ada

responden dengan usia>50 tahun. Dapat disimpulkan bahwadata responden paling

banyak didapat pada usia 20-30 tahun yaitu dengan jumlah55 responden.

4.2Uji Pilot

Uji pilot dilakukan dengan tujuan untuk menguji pemahaman terhadap setiap

item kuesioner dan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut

sebelum kuesioner disebarkan kepada para responden penelitian. Uji pilot dilakukan

dengan menggunakan sebanyak 31 sampel. Pengujian sampel menggunakan

SmartPLS v.3, karena penelitian ini menggunakan konstruk reflektif.

Pada uji validitas konvergen, seluruh indikator reflektif memiliki nilai AVE dan

Communality di atas 0,5, dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4. 3 Skor Nilai AVE dan Communality Pada Uji Pilot

KONSTRUK AVE COMMUNALITY

Orientasi Pembelajaran Moderat (OP) 0.728 0.728

Kepemimpinan Transformasional (KT) 0.833 0.833

Kreativitas karyawan (KK) 0.853 0.853

Sumber: Pengolahan data dengan SmartPLS

Berdasarkan tabel 4.3, terlihat bahwa skor AVE dan Communality berada di

atas 0,5 jadi kesimpulannya bahwa skor AVE dan Communality dinyatakan

(48)

Pada uji validitas diskriminan, seluruh indikator harus memiliki nilai akar AVE

yang lebih tinggi daripada korelasi variabel, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Perbandingan Akar AVE Dan Korelasi Variabel Laten Pada Uji Pilot

KONSTRUK

AKA R AVE

KORELASI VARIABEL LATEN Orientasi Pembelajaran Moderat (OP) Kepemimpinan Transformasional (KT) Kreativitas karyawan (KK) Orientasi Pembelajaran Moderat (OP) 0.853 1.000 Kepemimpinan Transformasional (KT) 0.913 0.758 1.000 Kreativitas karyawan (KK) 0.924 0.844 0.827 1.000 Sumber: Pengolahan data dengan SmartPLS

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa nilai akar AVE lebih tinggi daripada

korelasi variabel laten, sehingga indikator penelitian dikatakan valid.

Uji reliabilitas konstruk dapat dilihat dari nilai Cornbach’s alpha dan Composite

Reliability. Uji reliabilitas diperoleh hasil seluruh konstruk memiliki nilai Cornbach’s

alpha lebih besar dari 0,6 dan nilai Composite Reliability lebih besar dari 0,7, dapat

dilihat pada table 4.5.

Tabel 4. 5 Perbandingan Cronbach’ Alpha dan Composite Reliability Pada Uji Pilot

KONSTRUK CRONBACH' ALPHA COMPOSITE RELIABILITY

Orientasi Pembelajaran

Moderat (OP) 0.883 0.814

Kepemimpinan

Transformasional (KT) 0.884 0.882

Kreativitas karyawan (KK) 0.864 0.895

(49)

33

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari nilai Cornbach’s alpha dan nilai Composite

Reliability, indikator dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil uji pilot yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh konstruk dinyatakan valid dan

reliabel.

4.3Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini menggambarkan data penelitian per

konstruk penelitian. Berikut adalah statistik deskriptif yang diperoleh dari penelitian

ini.

Tabel 4. 6 Menggambarkan Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Orientasi Pembelajaran Moderat (OP)

Konstruk Indokator Skor jawaban Total 1 2 3 4 5 F % F % F % F % F % Orientasi Pembelajar an Moderat (OP) OP1 0 0% 1 1% 1 1% 28 37% 45 60% 75 OP2 0 0% 0 0% 2 3% 44 59% 29 39% 75 OP3 0 0% 0 0% 0 0% 58 77% 17 23% 75 OP4 0 0% 0 0% 2 3% 65 87% 8 11% 75 OP5 0 0% 0 0% 7 9% 54 72% 14 19% 75 OP6 0 0% 0 0% 11 15% 56 75% 8 11% 75 OP7 0 0% 1 1% 1 1% 61 81% 12 16% 75 OP8 0 0% 0 0% 2 3% 54 72% 19 25% 75 OP9 0 0% 0 0% 3 4% 66 88% 6 8% 75 OP10 0 0% 0 0% 5 7% 56 75% 14 19% 75 OP11 0 0% 0 0% 4 5% 53 71% 18 24% 75 OP12 0 0% 0 0% 4 5% 49 65% 22 29% 75

(50)

Konstruk Indokator Skor jawaban Total 1 2 3 4 5 F % F % F % F % F % OP13 0 0% 1 1% 4 5% 56 75% 14 19% 75 OP14 0 0% 0 0% 4 5% 56 75% 15 20% 75 OP15 0 0% 0 0% 8 11% 57 76% 10 13% 75 OP16 0 0% 0 0% 10 13% 51 68% 14 19% 75 OP17 0 0% 0 0% 3 4% 64 85% 8 11% 75 OP18 0 0% 1 1% 2 3% 66 88% 6 8% 75 OP19 0 0% 1 1% 8 11% 59 79% 7 9% 75 OP20 0 0% 0 0% 8 11% 61 81% 6 8% 75 OP21 0 0% 0 0% 11 15% 58 77% 6 8% 75 OP122 0 0% 1 1% 11 15% 53 71% 10 13% 75 OP23 0 0% 1 1% 7 9% 54 72% 13 17% 75 OP24 0 0% 0 0% 5 7% 53 71% 17 23% 75 OP25 0 0% 1 1% 8 11% 49 65% 17 23% 75 OP26 0 0% 0 0% 7 9% 54 72% 14 19% 75 OP27 0 0% 1 1% 3 4% 56 75% 15 20% 75 OP28 0 0% 0 0% 3 4% 55 73% 17 23% 75 OP29 0 0% 1 1% 3 4% 56 75% 15 20% 75 OP30 0 0% 0 0% 5 7% 57 76% 13 17% 75

Sumber: Data Diolah Sendiri

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, variabel orientasi pembelajaran moderat

diukur dengan 30 indikator dan dapat diketahui bahwa secara umum responden

(51)

35

terlihat dari jawaban para responden yang cenderung setuju dengan pertanyaan

mengenai orientasi pembelajaran moderat.

Tabel 4. 7 Menggambarkan Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Kepemimpinan Transformasional (KT) Konstruk Indokator Skor jawaban Total 1 2 3 4 5 F % F % F % F % F % Kepemimpi nan Transforma sional (KT) KT1 0 0% 0 0% 11 15% 56 75% 8 11% 75 KT2 0 0% 0 0% 7 9% 61 81% 7 9% 75 KT3 0 0% 0 0% 9 12% 61 81% 5 7% 75 KT4 0 0% 1 1% 4 5% 65 87% 5 7% 75 KT5 0 0% 1 1% 2 3% 64 85% 8 11% 75 KT6 0 0% 1 1% 9 12% 49 65% 16 21% 75 KT7 0 0% 1 1% 8 11% 55 73% 11 15% 75 KT8 0 0% 0 0% 9 12% 56 75% 10 13% 75 KT9 0 0% 0 0% 11 15% 58 77% 6 8% 75 KT10 0 0% 0 0% 9 12% 56 75% 10 13% 75 KT11 0 0% 1 1% 6 8% 61 81% 7 9% 75 KT12 0 0% 1 1% 10 13% 54 72% 10 13% 75 KT13 0 0% 1 1% 7 9% 55 73% 12 16% 75 KT14 0 0% 0 0% 10 13% 59 79% 6 8% 75 KT15 0 0% 0 0% 6 8% 57 76% 12 16% 75 KT16 0 0% 1 1% 12 16% 48 64% 14 19% 75 KT17 0 0% 1 1% 8 11% 53 71% 13 17% 75 KT18 0 0% 0 0% 12 16% 53 71% 10 13% 75 KT19 0 0% 0 0% 14 19% 45 60% 16 21% 75

Sumber: Data Diolah Sendiri

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, variabel kepemimpinan transformasional

(52)

mempersepsikan bahwa variabel kepemimpinan transformasional diterima dengan

baik. Hal ini terlihat dari jawaban para responden yang cenderung setuju dengan

pertanyaan mengenai kepemimpinan transformasional.

Tabel 4. 8 Menggambarkan Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Kreativitas karyawan (KK) Konstruk Indokator Skor jawaban Total 1 2 3 4 5 F % F % F % F % F % Kreativitas karyawan (KK) KK1 0 0% 0 0% 7 9% 56 75% 12 16% 75 KK2 0 0% 0 0% 4 5% 60 80% 11 15% 75 KK3 0 0% 0 0% 6 8% 64 85% 5 7% 75 KK4 0 0% 0 0% 5 7% 62 83% 8 11% 75 KK5 0 0% 1 1% 4 5% 58 77% 12 16% 75 KK6 0 0% 0 0% 10 13% 56 75% 9 12% 75 KK7 0 0% 1 1% 7 9% 58 77% 9 12% 75 KK8 0 0% 1 1% 5 7% 58 77% 11 15% 75 KK9 0 0% 0 0% 9 12% 57 76% 9 12% 75 KK10 0 0% 1 1% 3 4% 62 83% 9 12% 75 KK11 0 0% 0 0% 5 7% 57 76% 13 17% 75 KK12 0 0% 0 0% 4 5% 57 76% 14 19% 75

Sumber: Data Diolah Sendiri

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, variabel kreatifitas karyawan diukur dengan 12

indikator dan dapat diketahui bahwa secara umum responden mempersepsikan

bahwa variabel kreatifitas karyawan diterima dengan baik. Hal ini terlihat dari

jawaban para responden yang cenderung setuju dengan pertanyaan mengenai

(53)

37

4.4Mengevaluasi Model Pengukuran (Outer Model) A. Uji Validitas Konstruk

Uji validitas konstruk secara umum dapat diukur dengan parameter skor loading di model penelitian (Rule of Thumbs > 0,7) namun untuk penelitian pada tahap awal jika ada nilai yang berada di atas 0,5 atau 0,6 masih dianggap memadai dan bisa digunakan (Ghozali, 2014) dengan menggunakan parameter Average Variance Extracted (AVE) >0,50 dan Communality > 0,50. Adapun hasil output korelasi antar indikator dengan konstruk lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 9 Faktor Loading Indikator

KONSTRUK ITEM INDIKATOR

FAKTOR LOADING Orientasi

Pembelajaran Moderat (OP)

OP1 Kemampuan Organisasi untuk belajar adalah kunci untuk keunggulan kompetitif.

0.661

OP2

Belajar adalah kunci untuk perbaikan. 0.687

OP3

Pembelajaran karyawan adalah investasi, bukan beban. 0.736

OP4

Belajar diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup organisasi. 0.799

OP5

Jika Anda berhenti belajar, Anda membahayakan masa depan Anda. 0.733

OP6

Baru dan lebih baik cara untuk melakukan pelanggan pegangan 0.519

OP7

Kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan perbaikan. 0.744

OP8

Inovasi dan kreativitas didorong dan dihargai. 0.693

OP9 Pembelajaran karyawan bukanlah prioritas utama dalam organisasi

ini.

0.662

OP10

Dihargai inisiatif individu. 0.593

OP11 Karyawan serta manajemen bersemangat untuk mencapai tujuan

organisasi.

0.686

OP12

Libatkan anggota tim dalam menetapkan dan mencapai target tim. 0.642

OP13

Ada kesepakatan tentang visi organisasi di semua tingkatan. 0.645

OP14

Karyawan berkomitmen untuk tujuan organisasi. 0.688

OP15 Up-to-date informasi mengenai tarif panggilan disediakan untuk

anggota tim.

(54)

KONSTRUK ITEM INDIKATOR

FAKTOR LOADING

OP16 Kami tidak memiliki visi didefinisikan dengan baik untuk seluruh

organisasi.

0.565

OP17 Target yang ditetapkan oleh manajemen puncak dikomunikasikan

kepada anggota tim.

0.609

OP18 Karyawan melihat diri mereka sebagai mitra dalam memetakan arah

unit bisnis.

0.734

OP19

Berupaya kecil dalam berbagi pelajaran dan pengalaman. 0.608

OP20

Manajer mendorong karyawan untuk berpikir di luar kotak. 0.701

OP21

Penekanan pada inovasi terus-menerus. 0.664

OP12

2 Ide-ide asli sangat dihargai. 0.507

OP23

Unit bisnis kami menempatkan nilai tinggi pada terbuka - pikiran. 0.704

OP24

Mendorong mencari cara-cara baru untuk melakukan sesuatu. 0.568

OP25

Aplikasi Selamat dari konsep-konsep baru. 0.541

OP26

Terus menilai kualitas keputusan dan kegiatan. 0.671

OP27

Kegiatan organisasi Kegagalan benar dianalisis. 0.718

OP28

Pelajaran dikomunikasikan secara luas. 0.674

OP29

Memiliki mekanisme tertentu berbagi pelajaran dari tim ke tim. 0.662

OP30 Manajemen puncak berulang kali menekankan pentingnya berbagi pengetahuan di perusahaan kami.

0.665

Kepemimpinan Transformasion

al (KT)

KT1

Saya merasa bangga dikaitkan dengan pemimpin tim saya.

0.687

KT2 Saya memiliki keyakinan penuh pemimpin tim saya. 0.703

KT3 Pemimpin tim saya memiliki rasa misi yang ia / dia kirimkan ke saya. 0.778

KT4 Pemimpin tim selalu menyatakan kepuasan ketika / nya dia harapan terpenuhi.

0.835

KT5 Saya memiliki keyakinan yang kuat dalam bukunya / keyakinan dan nilai-nilainya.

0.556

KT6 Pemimpin tim saya menetapkan standar yang tinggi untuk pekerjaan

saya.

0.721

KT7 Pemimpin tim saya adalah panutan bagi saya. 0.737

KT8 Pemimpin tim saya mengembangkan cara untuk mendorong saya. 0.752

KT9 Dia berbicara optimis tentang masa depan. 0.845

KT10 Saya memiliki keyakinan dalam dirinya / dirinya. 0.782

KT11 Pemimpin tim saya selalu menunjukkan bagaimana melihat masalah

lama dengan cara baru.

0.7

KT12 Pemimpin tim saya selalu menekankan penggunaan saya kecerdasan

untuk mengatasi hambatan.

(55)

39

KONSTRUK ITEM INDIKATOR

FAKTOR LOADING

KT13 Pemimpin tim saya membuat saya cadangan pendapat saya dengan alasan yang baik.

0.756 KT14 Pemimpin tim saya selalu memobilisasi rasa kolektif misi. 0.697

KT15 Pemimpin tim saya menunjukkan cara-cara baru menyelesaikan tugas yang diberikan.

0.609

KT16 Pemimpin tim saya memberikan perhatian pribadi kepada saya ketika saya tampaknya diabaikan.

0.627

KT17 Pemimpin tim saya tahu apa yang saya inginkan dan membantu saya

untuk mendapatkannya.

0.723

KT18 Pemimpin tim saya menghargai ketika saya melakukan pekerjaan

yang baik.

0.756

KT19 Pemimpin tim saya menghabiskan waktu dalam pembinaan dan mengajar setiap anggota staf.

0.731

Kreativitas karyawan (KK)

KK1

Menyarankan cara-cara baru untuk mencapai tujuan atau sasaran. 0.573 KK2 Menunjukkan ide-ide baru dan praktis untuk meningkatkan kinerja. 0.693

KK3 Mencari tahu proses baru dan teknik. 0.841

KK4 Menyarankan cara-cara baru untuk meningkatkan kualitas. 0.841

KK5 Merupakan sumber yang baik dari ide-ide kreatif 0.818

KK6 Tidak takut untuk mengambil risiko. 0.756

KK7 Mempromosikan dan juara ide kepada orang lain. 0.826

KK8 Kreativitas pameran pada pekerjaan, ketika diberi kesempatan. 0.826

KK9 Mengembangkan rencana yang memadai dan jadwal untuk pelaksanaan ide-ide baru.

0.768

KK10 Sering memiliki ide baru dan inovatif untuk berurusan dengan pelanggan.

0.85 KK11 Dilengkapi dengan solusi kreatif untuk masalah pelanggan. 0.73 KK12 Seringkali memiliki pendekatan segar untuk permintaan pelanggan. 0.745

Sumber: Pengolahan data dengan SmartPLS

Berdasarkan tabel 4.9, dapat disimpulkan bahwa 61 item indikator

pertanyaan memiliki nilai > 0,50 sehingga seluruh item yang ditampilkan pada tabel

dinyatakan valid. Terdiri atas 30 item indikator dari variabel Orientasi Pembelajaran

Moderat, 19 item indikator dari variabel Kepemimpinan Transformasional, dan 12

Gambar

Gambar 2.1 Model Penelitian  Sumber : Penulis
Gambar 2.2 Model Penelitian  Sumber : Pemikiran penulis
Tabel 3.1 Parameter Uji Validitas dalam PLS
Tabel 4. 1 Metode Penyebaran Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan program, penjaminan mutu pendidikan,

Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan program, penjaminan mutu pendidikan,

Maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan afiliasi industri terhadap profitabilitas perusahaan

Berdasarkan surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia selaku Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas No: S-348/M.EKON/12/2016

penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah

file-file tersebut adalah video iklan official introduction iPhone 5s' touch id, identity sensor pada bagian pengenalan produk dengan menggabungkan video real life

Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, bimbingan, pengendalian pengembangan teknis penyusunan

Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, bimbingan, pengendalian, pengembangan teknis