• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Kardinalitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3 Kardinalitas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

13 13

BAB 3

BAB 3

KARDINALI

KARDINALITA

TAS

S (URUTA

(URUTAN)

N)

3

3..11.. KKEESSAAMMAAAAN DN DUUA A HHIIMMPPUUNNAANN

Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya, Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya, setiap anggota B adala

setiap anggota B adalah anggota A.h anggota A.

atau atau

Defini

Definisi di si di atas sangat berguna untuk membuatas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunaktikan bahwa dua himpunann  A A  dan  dan B B  adalah  adalah sam

sama. a. PerPertamatama, , bukbuktiktikan an dahdahuluulu A A adalah subadalah subhimhimpunpunanan  B B, , kemkemudiudian buktian buktikan bahwkan bahwaa  B B adalah subhimpunan

adalah subhimpunan A A..

3

3..22.. KKAARRDDIINNAALLIITTAASS

ardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya elemen yang ardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya elemen yang d

diikkaanndduunng g oolleeh h hhiimmppuunnaan n tteerrsseebbuutt. . BBaannyyaakknnyya a eelleemmeen n hhiimmppuunnaann !

!apel apel ,, jeruk  jeruk ,,manggamangga,, pisang  pisang " adalah #. Himpunan !" adalah #. Himpunan ! p,,q pq,,r r ,, s s" juga memiliki elemen sejumlah #." juga memiliki elemen sejumlah #. Be

Berararti rti kekedudua a hihimpmpununan an tetersersebubut t ekeki$i$alealen n satsatu u samsama a lalainin, , ataatau u didikakatatakakan n memmemiliilikiki kardinalitas yang sama.

kardinalitas yang sama.

3

3..33.. KKOONNSSEP EP KKAARRDDIINNAALLIITTAASS

Bila A ekui$alen dengan B, yaitu A % B maka

Bila A ekui$alen dengan B, yaitu A % B maka dikatakan bahwa A dan B mempunyai bilangandikatakan bahwa A dan B mempunyai bilangan kardinal yang sama atau kardinalitasnya sama.

kardinal yang sama atau kardinalitasnya sama.

&ntuk menyatakan bilangan kardinal dari A ditulis '(A). *adi '(A) + '(B) bila dan hanya bila &ntuk menyatakan bilangan kardinal dari A ditulis '(A). *adi '(A) + '(B) bila dan hanya bila A % B. Bila A  B maka dikatakan A mempunyai kardinalitas lebih ke-il dari B atau A % B. Bila A  B maka dikatakan A mempunyai kardinalitas lebih ke-il dari B atau kardinalitas B lebih besar dari A, dengan kata lain 

kardinalitas B lebih besar dari A, dengan kata lain  '(A)  '(B) bila

'(A)  '(B) bila dan hanya bila A  Bdan hanya bila A  B '(A) / '(B) bila

'(A) / '(B) bila dan hanya bila Adan hanya bila A ≤≤ B B 0lustrasi

0lustrasi Du

Dua a bubuah ah hihimpmpununanan  A A  d  daann  B B memmemilikiliki i karkardindinalitalitas as yanyang g samsama, a, jikjika a terterdapdapat at funfungsigsi koresp

korespondenondensi si satusatsatusatu u yang memetakayang memetakann A A  pa  padada B B. arena dengan mudah kita membuat. arena dengan mudah kita membuat fungsi

fungsi yang yang memetakan memetakan satusatu

satu dan kepada himpunan

satu dan kepada himpunan A A ke ke B B, maka kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang, maka kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang sama.

(2)

1# 3.4. HIMPUNAN DENUMERABEL

*ika sebuah himpunan eki$alen dengan himpunan , yaitu himpunan bilangan asli, maka himpunan tersebut disebut denumerabel. ardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas .

Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel, karena memiliki korespondensi satusatu antara himpunan tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang dinyatakan oleh .

3.5. HIMPUNAN BERHINGGA

*ika sebuah himpunan memiliki kardinalitas yang kurang dari kardinalitas , maka himpunan tersebut adalah himpunan berhingga.

3.6. HIMPUNAN TERCACAH

Himpunan disebut ter-a-ah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau denumerabel. 3.7. HIMPUNAN NON-DENUMERABEL

Himpunan yang tidak ter-a-ah disebut himpunan nondenumerabel. 2ontoh dari himpunan ini adalah himpunan semua bilangan riil. ardinalitas dari himpunan jenis ini disebut sebagai kardinalitas . Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan  pembuktian diagonal.

Himpunan bilangan riil dalam inter$al (,1) juga memiliki kardinalitas , karena terdapat korespondensi satusatu dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh bilangan riil, yang

salah satunya adalah .

3.8. POSET ( P!"#$$% O!&'!'& S'" ) . HIMPUNAN TERURUT PARSIAL

 Definisi 

4uatu relasi biner dinamakan sebagai suatu relasi pengurutan tak lengkap atau relasi  pengurutan parsial ( partial ordering relation ) jika ia bersifat reflexive,antisymmetric, dan

transitive.

Pengurutan parsial paling terkenal adalah relasi ≤ dan pada himpunan 5 dan 6. &ntuk  alasan ini, ketika berbi-ara se-ara umum tentang sebuah pengurutan parsial 6 pada himpunan A kita akan sering menggunakan symbol ≤ atau untuk 6.

Dengan kata lain,

6elasi ≤ dalam himpunan A disebut terurut parsial pada himpunan A bila dan hanya bila untuk setiap a, b, - ∈ A berlaku

(#) a ≤ a

(##) Bila a≤ b dan b a maka a + b. (###)  Bila a≤ b dan b - maka a -.

(3)

17

Himpunan A dengan terurut parsial dilambangkan dengan (A, ≤).  Ilustrasi I:

8unjukan bahwa relasi 9:; merupakan relasi terurut pada 5 <

arena a ≤ a untuk setiap a ∈ 5, maka relasi 9≤; bersifat refleksi. *ikaa : b dan b : a berarti a +a. *adi relasi 9:; bersifat antisimetri. *ikaa : b dan b : c berarti a : c.*adi relasi 9:; bersifat transitif. Dengan demikian relasi 9:; merupakan relasi terurut pada 5.  Ilustrasi II 

=isalkan A sebuah himpunan bilangan bulat positif dan 6 sebuah relasi biner pada A sedemikian rupa sehingga ( a,b ) ada di dalam 6 jika a membagi habis b.

arena jika a membagi habis b berarti b tidak membagi habis a ke-uali a + b, 6  adalah sebuah relasi antisymmetri-.

arena setiap bilangan bulat membagi habis dirinya sendiri, 6 merupakan suatu relasi refle>i$e.

arena jika a membagi habis b, dan b membagi habis -, maka a membagi habis -, 6  adalah sebuah relasi transiti$e.

Dengan demikian 6 adalah sebuah relasi pengurutan parsial.

4e-ara intuitif, didalam suatu relasi pengurutan parsial, dua benda saling berhubungan. *ika salah satunya lebih ke-il ( lebih besar ) daripada atau lebih pendek ( lebih tinggi ) daripada lainnya menurut sifat atau kriteria tertentu.

=emang istilah pengurutan (ordering ) berarti bahwa bendabenda di dalam himpunan itu diurutkan menurut sifat atau kriteria tersebut. Akan tetapi, juga ada kemungkinan bahwa dua benda di dalam himpunan itu tidak berhubungan dalam relasi pengurutan parsial. Dalam hal demikian, kita tak dapat membandingkan keduanya dan tidak mengidentifikasi mana yang lebih ke-il atau lebih rendah. 0tulah alasannya digunakan istilah “ pengurutan  parsial ( partial ordering ) ”.

HimpunanS bersamasama dengan suatu relasi pengurutan parsial R  pada A dinamakan himpunan terurut parsial (  Partially Ordered Set  ) atau disingkat sebagai P'", dilambangkan dengan ( S* R ).

C+", 3.1

1. Himpunan 5?  adalah himpunan bilangan bulat positif. 6elasi   (kurang atau sama dengan) adalah sebuah parsial order pada 5? . Hal ini berlaku pula untuk relasi . *awab  Bila (a,b) ada didalam 6 jika a ≤ b.

arena setiap bilangan bulat + dirinya sendiri  refleksi$e arena a≤ b dan b a ke-uali a + b  antisymmetris *ika a≤ b dan b - maka a -  transiti$e.

2. 6elasi himpunan bagian ⊂ adalah terurut parsial didalam suatu kelas dari himpunan himpunan, karena

(4)

a d - b e 1@

Bila A ⊂ B dan B A, maka A + B  antisymmetris

Bila A ⊂ B dan B 2, maka A 2  transiti$e.

Bila a ≤ b didalam himpunan terurut, maka dikatakan bahwa a pendahulu atau lebih ke-il

dari b, dan b disebut pengikut atau penguasa atau lebih besar dari a. a  b, bila a ≤ b tetapi a≠ b.

4uatu himpunan terurut bagian A disebut terurut total  (terurut linear) bila setiap a, b ∈ A maka a ≤ b atau b a. 2ontohnya adalah himpunan bilangan real 6 dengan urutan natural

> ≤ y.

Bila suatu relasi 6 dalam himpunan A adalah terurut parsial, maka relasi in$ers  R−1 juga terurut parsial dan disebut urutan in$ers.

. HIMPUNAN BAGIAN DARI HIMPUNAN TERURUT.

=isal A adalah himpunan bagian dari himpunan terurut parsial , maka di dalam , A adalah terurut dengan ketentuan

Bila a, b ∈ A maka a b sebagai unsurunsur dalam A bila dan hanya bila a  b sebagai unsurunsur di dalam .

Bila 6 terurut parsial dalam , maka relasi  R A = R∩( AxA), disebut restriksi  6 pada A

adalah terurut parsial dalam A. Himpunan terurut ( A, R A) disebut himpunan bagian dari

himpunan terurut (, 6).

C+", 3.2

=isal terurut parsial dalam  + !a, b. -, d, e" didefinisikan oleh diagram berikut

Himpunanhimpunan !a, -, d" dan !b, e" adalah himpunanhimpunan bagian terurut total.

(5)

a  b -d e a  b -d e 1C

. ELEMEN PERTAMA DAN TERAKHIR.

=isal  adalah himpunan terurut. 4uatu elemen a ∈   adalah elemen pertama  atau

elemen terke-il dari  bila dan hanya bila a ≤ >, untuk semua > ∈ . 4uatu elemen b

 adalah elemen terakhir  atau elemen terbesar dari  bila dan hanya bila > ≤ b, untuk 

semua > ∈ .

C+", 3.3 /

1. Bilangan bulat positif  dengan urutan biasa mempunyai elemen pertama 1.

Himpunan semua bilangan bulat B dengan urutan biasa tak mempunyai elemen terke-il dan terbesar.

=isal + !a, b, -, d, e" terurut seperti diagram berikut 

Dari gambar diatas, diperoleh bahwa a adalah elemen terakhir, karena a merupakan unsur   berikutnya dari tiap unsur yang lain.  tidak mempunyai elemen pertama. d bukan

elemen pertama karena d tak mendahului e.

&. ELEMEN MAKSIMAL DAN MINIMAL

=isal  adalah himpunan terurut, suatu elemen a ∈  adalah maksimal bila dan hanya

 bila a ≤ > maka > + a, yaitu bila tidak ada elemen berikutnya dari a ke-uali elemen itu

sendiri. 4uatu elemen b ∈  adalah minimal  bila dan hanya bila >  b maka > + b, yaitu

 bila tidak ada elemen yang mendahului b ke-uali elemen itu sendiri.

C+", 3.4/

(6)

-d e

f g

a b

1E

=aka d dan e adalah elemenelemen minimal, sedangkan a adalah elemen maksimal. F. =isal A+!a1, aF, a3, ...., am" adalah himpunan terhingga yang terurut total. =aka A

mempunyai tepat satu elemen minimal dan satu elemen maksimal yang berturut+turut ditulis oleh min!a1,aF,a3, ... ,am" dan maks !a1, aF,a3,...,am".

'. BATAS ATAS DAN BATAS BA0AH

=isal A himpunan bagian dari terurut parsial . Glemen m ∈  adalah batas bawah dari

A bila dan hanya bila m ≤  >, untuk semua > A. aitu bila m mendahului tiaptiap

elemen dalam A. Bila sebarang batas bawah dari A didahului oleh setiap batas bawah dari A, maka batas bawah tersebut disebut batas bawah terbesar  dari A atau infimum dari A, ditulis 0nf (A).

Glemen = ∈  adalah batas atas dari A bila dan hanya bila >  =, untuk semua > A,

yaitu bila = didahului oleh tiap elemen dalam A. Bila sebarang batas atas dari A mendahului oleh setiap batas dari A, maka batas atas itu disebut batas atas terkecil  dari A atausupremum dari A ditulis sup(A).

A disebut terbatas di atas bila A mempunyai batas atas dan A disebut terbatas di bawah

 bila A mempunyai batas bawah. Bila A mempunyai batas atas dan batas bawah maka A disebut"'!".

C+", 3.5 /

1. =isal +!a, b, -, d, e, f, g" adalah terurut oleh diagram berikut 

=isal B+!-,d,e", maka a, b dan - adalah batasbatas atas dari B, dan f adalah batas  bawah dari B, sedangkan g bukan batas bawah dari B karena g tidak mendahului d.

4elanjutnya - + 4up (B) termasuk kedalam B dan f +0nf (B) bukan anggota dari B. F. =isal I adalah himpunan semua bilangan rasional dan

(7)

Referensi

Dokumen terkait

 Agar mahasiswa mampu mencari hasil operasi himpunan yang diterapkan pada himpunan bilangan.. Bilangan bulat dan bilangan riil  Agar

Sementara itu, trigonometri rasional membahas tentang garis dan segitiga pada berbagai lapangan, misalnya lapangan himpunan bilangan riil, lapangan himpunan bilangan

Interval atau selang adalah suatu himpunan bagian tidak kosong dari himpunan bilangan riil R yang memenuhi suatu ketidaksamaan

Sementara itu, trigonometri rasional membahas tentang garis dan segitiga pada berbagai lapangan, misalnya lapangan himpunan bilangan riil, lapangan himpunan bilangan

Misalkan A adalah himpunan fuzzy dalam semesta himpunan semua bilangan riil R, maka A disebut bilangan fuzzy jika memenuhi empat sifat diantaranya yaitu: himpunan fuzzy

Pada diagram panah berikut, lengkapi dengan membubuhkan anak panah sehingga terdapat korespondensi satu-satu antara domain (himpunan A) dan kodomain (himpunan B)..

Untuk kardinalitas relasii 1-1, maka relasi tidak diimplementasi menjadi tabel tetapi atribut pada relasi akan yang mewakili salah satu dari kedua himpunan

Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas misalnya A dan B dapat berupa :  Satu ke satu one to one/ 1-1 Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi